Anda di halaman 1dari 12

BAB II

PEMBAHASAN

1.1Koperasi dan Tujuan Ekonomi


Pada saat ini perkembangan koperasi kurang mendapat perhatian karena
koperasi menunjukkan kinerja yang kurang dan citra yang lebih baik dari
sebelumnya. Situasi ini merupakan salah satu bukti bahwa komitmen
pemerintah masih kurang dalam pembangunan dan pengembangan koperasi.
Pembangunan adalah proses yang harus berkelanjutan dan tersistem.
Pertanyaan berikutnya prospek bagaimana koperasi di masa depan.
Jawabannya sangat prospektif, jika koperasi yang memiliki identitas.
Koperasi yang mempraktekkan prinsip-prinsip koperasi dalam organisasi
dan bisnis. Koperasi sebagai badan usaha, organisasi dan kegiatanusaha
harus didasarkan pada prinsip-prinsip koperasi.Karena prinsip kerjasama
adalah garis membimbing oleh koperasi untuk melaksanakannilai-nilai
mereka ke dalam praktek seperti keanggotaan sukarela dan terbuka, kontrol
demokratis oleh anggota, partisipasi ekonomi anggota, pendidikan, pelatihan
dan informasi,kerjasama antar koperasi dan kepedulian terhadap masyarakat.
Peran koperasi dalam perekonomian Indonesia dapat dilihat dari :
 Posisinya sebagai pemain utama dalam kegiatan ekonomi di berbagai
sektor.
 Penyedia terbesar lapangan kerja.
 Pemain penting dalam pengembangan kegiatan ekonomi lokal dan
pemberdayaan masyarakat.
 Pencipta pasar baru dan sumber inovasi.
 Berkontribusi dalam menjaga neraca pembayaran melalui kegiatan
ekspor.Peran koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah sangat strategis
dalam perekonomian Indonesia, sehingga perlu menjadi fokus
pembangunan ekonomi nasional di masadepan.Pemberdayaan koperasi !
ersktuktur dan secara berkala diharapkan akandapat menyelaraskan
struktur perekonomian nasional, mendorong dan mempercepat
pertumbuhan ekonomi nasional, dan dapat mengurangi tingkat
pengangguran, mengurangikemiskinan, mendinamisasi sektor riil, dan
memperbaiki distribusi pendapatan masyarakat.Pemberdayaan koperasi
juga akan meningkatkan pencapaian sasaran di bidang
pendidikan,kesehatan, dan indikator lain dari kesejahteraan rakyat
Indonesia
1.2 Sistem Ekonomi Koperasi
Terdiri dari dua kata yaitu “ekonomi” dan “koperasi”. Kata “ekonomi”
berasal dari bahasa Yunani yaitu “oikos” yang berarti keluarga atau rumah
dan “nomos” yang berarti aturan. Jadi secara ekonomi dapat diartikan
sebagai “aturan rumah tangga”, Sehingga ekonomi adalah suatu ilmu yang
mempelajari tentang perilaku manusia dalam memilih dan menciptakan
kemakmuran.
Sedangkan koperasi adalah sebuah badan usaha bersama yang dibangun
dengan modal bersama semua anggotanya. Semua modal yang dimiliki oleh
badan koperasi berasal dari simpanan pokok, simpanan wajib, dan
penyisihan sisa hasil usaha dari semua anggotanya, namun ada juga bantuan
modal dari pihak luar, seperti pemerintah ataupun swasta. Koperasi
merupakan suatu organisasi yang bersifat terbuka dan sukarela. Tujuan
koperasi yaitu meningkatkan kesejahteraan anggotanya dan untuk mencapai
tujuan tersebut anggota koperasi mempunyai kewajiban, yakni membayar
iuran simpanan pokok dan simpanan wajib.
Jadi bisa disimpulkan bahwa Ekonomi Koperasi adalah suatu organisasi
bersama yang berasaskan kekeluargaan yang bertujuan untuk mencari profit
atau keuntungan baik untuk anggota itu sendiri dan juga untuk masyarakat
umum yang ada disekitarnya.
 Ciri Khas Ekonomi Koperasi
Ada beberapa ciri khas yang di miliki koperasi yang tidak ada di
perekonomian umum adalah :
1) Sistem Permodalan Gotong Royong
Maksudnya adalah setiap anggota koperasi di berikan suatu kewajiban
untuk membayar simpanan wajib dan simpanan pokok yang sudah di
tentukan bersama
2) Sistem Pengelolaan dan Operasional Dilaksanakan dan Dipertanggung
jawabkan Pada Anggota.
Artinya kepemilikan koperasi adalah milik semua anggota, bukan hanya
milik anggota tertentu saja, sehingga memiliki kesetaraan dalam
kedudukan pengelolaan dalam pengelolaan kegiatan operasional koperasi.
3) Diperuntukkan dan Diprioritaskan Untuk Kepentingan Anggotanya
Maksudnya adalah dalam rangka untuk memenuhi kepentingan
anggotanya.
 Prinsip ekonomi koperasi
Di Indonesia sendiri telah dibuat UU no. 25 tahun 1992 tentang
Perkoperasian. Prinsip koperasi menurut UU no. 25 tahun 1992 adalah:
1. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka
2. Pengelolaan dilakukan secara demokrasi
3. Pembagian SHU dilakukan secara adil sesuai dengan jasa usaha masing-
masing anggota
4. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal
5. Kemandirian
6. Pendidikan perkoperasian
7. Kerjasama antar koperasi

1.3Koperasi Dalam Ekonomi Makro


Secara umum diketahui bahwa didirikannya Koperasi adalah dimaksudkan
untuk kepentingan anggota khususnya dalam meningkatkan taraf kehidupan
ekonominya. Dalam Pasal 3 UU No. 25 Tahun 1992 dikatakan bahwa
”Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian
nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan
makmur berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.” Selanjutnya dalam Pasal 4
UU No. 25 Tahun 992 dinyatakan tentang fungsi dan peran Koperasi, yaitu:
1. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan
ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk
meningkatkan kesejahteraan ekonomi sosialnya.
2. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas
kehidupan manusia dan masyarakat
3. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan
ketahanan perekonomian nasional dengan Koperasi sebagai sokogurunya.
4. Berusaha mewujudkan dan mengambangkan perekonomian
nasional yang merupakan usaha bersama berdasarkan atas asas
kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.

Dari bunyi Pasal 3 dan 4 UU No. 25 Tahun 1992 di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa Koperasi memiliki tujuan dan peran secara mikro
maupu makro.
a. Secara Mikro, Koperasi berusaha untuk mensejahterakan anggotanya.
Hal ini harus dimaklumi karena Koperasi didirikan ”dari, oleh dan
untuk kepentingan anggota”. Sudah sepantasnya manajemen Koperasi
dalam hal ini pengurus melakukan kegiatan usaha yang berorientasi
pada pelayanan pemenuhan kebutuhan anggota, khususnya kebutuhan
yang benar-benar dirasakan anggota (felt needs).
b. Secara Makro, Koperasi turut memberi kontribusi dalam
perekonomian nasional, yaitu melalui sumbangan dalam Pendapatan
Nasional (PDB).Walaupun diakui kontrinbusi Koperasi terhadap
Pendapatan Nasional masih sangat rendah bila dibandingkan dengan
dua pelaku ekonomi lainnya di tanah air (BUMN dan BUMS), namun
keberadaan Koperasi masih sangat diperlukan dalam mengangkat
derajat kehidupan ekonomi masyarakat.
Oleh karena itu, dikenal ada dua konsep pengembangan Koperasi modern,
yaitu:
1) Konsep Mikro, yaitu konsep yang mendasarkan pada pendapat bahwa
orang-orang yang sosial ekonominya lemah hendaknya secara kooperatif
mendirikan perusahaan yang dimiliki sendiri, sehingga akan memberikan
manfaat pelayanan yang diperlukan untuk meningkatkan kondisi sosial
ekonominya.
2) Konsep Makro, yaitu konsep yang bertitik tolak dari prinsip ”dengan
pengembangan Koperasi yang efisien maka akan mempunyai akibat
kepada pengembangan perekonomian nasional dan pengembangan sosial
ekonomi masyarakat pada umumnya.”
Koperasi memiliki nilai-nilai ideologi. Ideologi Koperasi diartikan sebagai cita-
cita yang ingin diwujudkan oleh gerakan Koperasi atau menunjukkan suatu pola
pikir insan Koperasi dalam mewujudkan masyarakat Koperasi. Ideologi
Koperasi dapat pula dianggap sebagai kristalisasi pandangan hidup. Pandangan
hidup satu bangsa berbeda dengan pandangan hidup bangsa lain, namun terkait
dengan ideologi Koperasi umumnya gagasan dasar ideologi Koperasi adalah
sama, antara lain yaitu:
1) Kerjasama adalah lebih baik dari persaingan (cooperation more then
competition)
2) Faktor manusia ditempatkan pada posisi yang lebih tinggi daripada
benda. Hal inilah yang menjadi dasar dari pernyataan bahwa Koperasi
merupakan perkumpulan orang/manusia, bukan perkumpulan
modal/benda.
3) Manusia dihargai sama derajat. Sebagai anggota, masing-masing
memiliki hak suara. Dalam Koperasi dikenal konsep one man one vote
(satu orang satu suara)
4) Manusia disamping sebagai makhluk sosial, juga sebagai makhluk
individu yang berketuhanan. Oleh karena itu perkembangan individu
melalui usaha-usaha pendidikan dan partisipasi anggota sangan dihargai
dan dianjurkan dalam kehidupan berKoperasi. Dari paparan di atas dapat
disimpulkan bahwa baik secara mikro maupun secara makro,
Koperasi perlu dikelola secara profesional sehinga tercapai efisiensi yang tinggi.
Karena tanpa efisiensi mustahil Koperasi dapat memperoleh keuntungan dan
tanpa keuntungan bagaimana pula Koperasi dapat mensejahterakan
anggotanya ? Oleh karena itu dalam operasionalnya, diperlukan aplikasi dari
prinsip-prinsip usaha pada umumnya yaitu prinsip rasionalitas, efektivitas,
efisiensi dan produktivitas. Keempat prinsip usaha tersebut dapat dilaksanakan
dengan menggunakan manajemen Koperasi yang tepat, baik dalam manajemen
sumber daya, manajemen produksi, manajemen pemasaran, manajemen
keuangan dan manajemen lainnya..

1.4Koperasi sebagai SokoGuru Perekonomian


Koperasi Sokoguru Perekonomian Indonesia, Tujuan pembangunan ekonomi
adalah untuk mencapai kemakmuran masyarakat. Ketentuan dasar dalam
melaksanakan kegiatan ini diatur oleh UUD 1945 pasal 33 ayat 1 yang
berbunyi, ”Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas
kekeluargaan.”
Dalam penjelasan pasal 33 UUD 1945 ini dikatakan bahwa ”produksi di
kerjakan oleh semua, untuk semua, di bawah pimpinan atau pemilikan
anggota-anggota masyarakat. Kemakmuran masyarakat yang diutamakan,
bukan kemakmuran orang-seorang. Oleh sebab itu perekonomian disusun
sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan. Bangun
perusahaan yang sesuai dengan itu ialah koperasi.”
Penjelasan pasal 33 UUD 1945 ini menempatkan kedudukan koperasi (1)
sebagai sokoguru perekonomian nasional, dan (2) sebagai bagian integral
tata perekonomian nasional. Menurut Kamus Umum Lengkap karangan
wojowasito (1982), arti dari sokoguru adalah pilar atau tiang. Jadi, makna
dari istilah koperasi sebagai sokoguru perekonomian dapat diartikan koperasi
sebagai pilar atau ”penyangga utama” atau ”tulang punggung”
perekonomian. Dengan demikian koperasi diperankan dan difungsikan
sebagai pilar utama dalam sistem perekonomian nasional.

Ditinjau dari sisi badan yusaha atau pelaku bisnis, ada 3 kelompok pelaku
bisnis dalam sistem perekonomian nasional yaitu:

1) Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

2) Badan Usaha Koperasi (BUK)

3) Badan Usaha Milik Swasta (BUMS)

 Koperasi dijadikan sebagai sokoguru perekonomian nasional karena:


1)Koperasi mendidik sikap self-helping.
2)Koperasi mempunyai sifat kemasyarakatan, di mana kepentingan
masyarakat harus lebih diutamakan daripada kepentingan dri atau golongan
sendiri.
3)Koperasi digali dan dikembangkan dari budaya asli bangsa Indonesia.
4)Koperasi menentang segala paham yang berbau individualisme dan
kapitalisme.

Ada 9 asas pembangunan nasional yang harus diperhatikan dalam setiap


pelaksanaan pembangunan (GBHN, 1988) yaitu:

1) Asas Keimanan dan Ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, bahwa
segala usaha dan kegiatan pembangunan nasional dijiwai, digerakkan dan
dikendalikan oleh keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
sebagai nilai luhur yang menjadi landasan spiritual, moral dan etika dalam
rangka pembangunan nasional sebagai pengamalan pancasila.
2) Asas Manfaat, bahwa segala usaha dan kegiatan pembangunan nasional
memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kemanusiaan, bagi
peningkatan kesejahteraan rakyat dan pengembangan pribadi warga negara serta
mengutamakan kelestarian nilai-nilai luhur budaya bangsa dan P elestarian
fungsi lingkungan hidup dalam rangka pembangunan yang berkesinambungan
dan berkelanjutan.
3) Asas Demokrasi Pancasila, bahwa upaya mencapai tujuan pembangunan
nasional yang meliputi seluruh kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara dilakukan dengan semangat kekeluargaan yang bercirikan
kebersamaan, gotong-royong, persatuan dan kesatuan melalui musyawarah
untuk mencapai mufakat.
4) Asas Adil dan Merata, bahwa pembangunan nasional yang diselenggarakan
sebagai usaha bersama harus merata di semua lapisan masyarakat dan di seluruh
wilayah tanah air.
5)Asas Keseimbangan, Keserasian, dan Keselarasan dalam
Perikehidupan,bahwa dalam pembangunan nasional harus ada keseimbangan
antara berbagai kepentingan, yaitu keseimbangan, keserasian, keselarasan antara
kepentingan dunia dan akhirat, jiwa dan raga, individu, masyarakat dana negara,
dan lain-lain.
6) Asas Kesadaran Hukum, bahwa dalam pembangunan nasional setiap warga
negara dan penyelenggara negara harus taat pada hukum yang berintikan
keadilan dan kebenaran, serta negara diwajibkan untuk menegakkan dan
menjamin kepastian hukum.
7) Asas Kemandirian, bahwa dalam pembangunan nasional harus berlandaskan
pada kepercayaan akan kemampuan dan kekuatan sendiri serta bersendikan
kepada kepribadian bangsa.
8) Asas Kejuangan, bahwa dalam penyelenggaraan pembangunan nasional,
penyelenggaraan negara dan masyarakat harus memiliki mental, tekad, jiwa dan
semangat pengabdian serta ketaatan dan disiplin yang tinggi dengan lebih
mengutamakan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi/golongan.
9) Asas Ilmu Pengetahuan dan Teknologi,dalam pembangunan nasional dapat
memberikan kesejahteraan lahir batin yang setinggi-tingginya, penyelenggaraan
nya perlu menerapakan nilai-nilai ilmu pengetahuan dan tekonologi secara
seksama dan bertanggung jawab dengan memperhatikan nilai-nilai agama dan
nilai-nilai luhur budaya bangsa.

1.5Koperasi Dalam Trilogi Pembangunan


Trilogi pembangunan yaitu menciptakan pemerataan pembangunan dan
hasil-hasilnya, pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, serta stabilitas
nasional yang dinamis dan strategis yang kemudian juga dijadikan sebagai
misi yang melekat pada masing-masing pelaku ekonomi, baik negara,
swasta, maupun koperasi di dalam sistem ekonomi nasional yang kita
bangun.
Rumusan kedudukan, peranan, dan hubungan antara pelaku ekonomi dapat
digambarkan sebagai berikut:
1) BUMN, koperasi, dan swasta hendaknya ditempatkan pada posisi dan
kedudukan yang setara. Hal ini berarti, setiap pelaku ekonomi baik secara
normatif maupun operasional memiliki hak hidup yang sama, sesuai dengan
misi yang diembannya.
2) BUMN, koperasi, dan swasta hendaknya melakukan peranan masing-
masing dengan memanfaatkan keunggulan komparatif (Comparative
advantage) yang dimilikinya.Keunggulan koperasi yang dimaksud di sini
ialah bahwa masing-masing pelaku ekonomi mempunyai suatu kelebihan di
satu bidang jika dibandingkan dengan pelaku ekonomi lainnya.
Keunggulan komparatif tersebut dapat dilihat dari cita-cita organisasi
masing-masing pelaku ekonomi tersebut. BUMN dimiliki dan dikelola oleh
pemerintah. BUMN bukan merupakan suatu perusahaan yang mengejar
keuntungan sebagai prioritas utama, akan tetapi merupakan alat pemerintah
yang efektif dalam melaksanakan pembangunan nasional. Dengan demikian,
BUMN mengemban tugas melayani kepentingan umum untuk memenuhi
hajat orang banyak.
Berbeda dengan sektor swasta yang dimiliki dan dikelola secara
perseorangan, keluarga, dan atau sekelompok kecil orang yang memiliki
modal untuk mencapai tujuan memberi keuntungan yang semaksimal
mungkin.
Lain halnya sektor koperasi yang merupakan wadah ekonomi rakyat yang
berwatak sosial, beranggotakan orang-orang, dimiliki dan dikelola oleh
anggota untuk kepentingan anggota serta masyarakat secara kekeluargaan.
Bertitik tolak dari ciri-ciri pelaku ekonomi tersebut diatas, maka keunggulan
komparatif yang khas yang berkaitan dengan trilogi pembangunan nasional
adaah sebagai berikut:
1) BUMN cenderung untuk melakukan peran utama sebagai stabilisator
dan perintis perekonomian nasional
2) Swasta cenderung mengarah untuk melakukan peran utama di bidang
pertumbuhan ekonomi nasional.
3) Koperasi mengemban peran utama di bidang pemerataan
pembangunan dan hasil- hasilnya.

KEUNGGULAN KOMPARATIF PELAKU EKONOMI

Pemerataan Koperasi

Pelaku
Trilogi Pembangunan Pertumbuhan BUMS ekonomi

Stabilitas BUMN
N

Dari bagan diatas, dapat disimpulkan bahwa keunggulan pelaku ekonomi


BUMN lebih terfokus dalam bidang stabilitas, sedangkan BUMS lebih
diarahkan untuk mencapi pertumbuhan ekonomi. Badan usaha koperasi, ditinjau
dari aspek prinsip-prinsip organisasinya, lebih menitikberatkan pada asas
pemerataan. Seiring dengan perubahan ruang, waktu, dan nilai dalam
perjalanannya, koperasi juga berperan dalam pencapaian pertumbuhan dan
stabilitas ekonomi nasional.
Ada 9 asas pembangunan nasional yang harus diperhatikan dalam setiap
pelaksanaan pembangunan (GBHN, 1988) yaitu:
 Asas Keimanan dan Ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, bahwa
segala usaha dan kegiatan pembangunan nasional dijiwai, digerakkan dan
dikendalikan oleh keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa sebagai nilai luhur yang menjadi landasan spiritual, moral dan etika
dalam rangka pembangunan nasional sebagai pengamalan pancasila.
 Asas Manfaat, bahwa segala usaha dan kegiatan pembangunan nasional
memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kemanusiaan, bagi
peningkatan kesejahteraan rakyat dan pengembangan pribadi warga
negara serta mengutamakan kelestarian nilai-nilai luhur budaya bangsa
dan elestarian fungsi lingkungan hidup dalam rangka pembangunan yang
berkesinambungan dan berkelanjutan.
 Asas Demokrasi Pancasila, bahwa upaya mencapai tujuan pembangunan
nasional yang meliputi seluruh kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara dilakukan dengan semangat kekeluargaan yang bercirikan
kebersamaan, gotong-royong, persatuan dan kesatuan melalui
musyawarah untuk mencapai mufakat.
 Asas Adil dan Merata,bahwa pembangunan nasional yang
diselenggarakan sebagai usaha bersama harus merata di semua lapisan
masyarakat dan di seluruh wilayah tanah air.
 Asas Keseimbangan, Keserasian, dan Keselarasan dalam Perikehidupan,
bahwa dalam pembangunan nasional harus ada keseimbangan antara
berbagai kepentingan, yaitu keseimbangan, keserasian, keselarasan antara
kepentingan dunia dan akhirat, jiwa dan raga, individu, masyarakat dana
negara, dan lain-lain.
 Asas Kesadaran Hukum, bahwa dalam pembangunan nasional setiap
warga negara dan penyelenggara negara harus taat pada hukum yang
berintikan keadilan dan kebenaran, serta negara diwajibkan untuk
menegakkan dan menjamin kepastian hukum.
 Asas Kemandirian, bahwa dalam pembangunan nasional harus
berlandaskan pada kepercayaan akan kemampuan dan kekuatan sendiri
serta bersendikan kepada kepribadian bangsa.
 Asas Kejuangan, bahwa dalam penyelenggaraan pembangunan nasional,
penyelenggaraan negara dan masyarakat harus memiliki mental, tekad,
jiwa dan semangat pengabdian serta ketaatan dan disiplin yang tinggi
dengan lebih mengutamakan kepentingan bangsa di atas kepentingan
pribadi/golongan.
 Asas Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, dalam pembangunan nasional
dapat memberikan kesejahteraan lahir batin yang setinggi-tingginya,
penyelenggaraannya perlu menerapakan nilai-nilai ilmu pengetahuan dan
tekonologi secara seksama dan bertanggung jawab dengan
memperhatikan nilai-nilai agama dan nilai-nilai luhur budaya
bangsa.
SEMBILAN ASAS PEMBANGUNAN NASIONAL

Keimanan dan Pengelolaan Koperasi


ketaqwaan Tidak terlepas dari unsur
moral, etika dan bisnis

Manfaat Tujuan Koperasi


Kesejahteraan anggota dan
masyarakat

Demokrasi Prinsip Koperasi


Satu orang satu suara

Adil dan Merata Prinsip Koperasi


SHU dibagi secara adil
9 Asas
adil
Pembangunan
Nasional
Keseimbangan Cakupan Koperasi
Koperasi sebagai badan
usaha dan gerakan ekonomi
rakyat

Hukum Status Koperasi


Badan usaha yang tidak
memiliki badan hukum

Kemandirian Prinsip Koperasi


Kemandirian

Kejuangan Asas Koperasi


Perekonomian nasional
merupakan usaha bersama dan
kekeluargaan

IPTEK Usaha Koperasi


Tidak terlepas dari
perkembangan IPTEK

Anda mungkin juga menyukai