Anda di halaman 1dari 134

LABORATORIUM BOTANI FARMASI

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR

LAPORAN LENGKAP

PRAKTIKUM BOTANI FARMASI

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK : 3 (TIGA)

NAMA : ISMAIL ANWAR D1B120214

KRISNA SURYA D1B120226

PRATIKA SRI DAMAYANI D1B120193

ASA ANNISA D1B120172

SITI HARDIANATY D1B120272

KELAS : B/05 ALIH JENJANG S1 FARMASI

KOORDINATOR LABORATORIUM : ANDI JUAELLA YUSTISI,


S.Farm., M.Si., Apt.

UNIVERSTAS MEGAREZKY

FAKULTAS FARMASI

2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas

berkatdan Rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan “Laporan Lengkap

Praktikum Botani Farmasi"dengan baik. Penulis berterimakasih kepada Ibu Dosen

pembimbing yang telah membimbing selama Praktikum Mata kuliah Kimia

Klinik ini.

Laporan “Praktikum Botani Farmasi" ini dibuat demi memenuhi tugas kami

di semester ini. Laporan ini berisi mengenai praktikum yang dijalankan selama

semester ini mengenai (Pengenalan devisi tumbuhan, morfologi dan anatomi

daun, morfologi dan anatomi batangmorfologi dan anatomi akar, morfologi dan

anatomi buah / biji, dan morfologi dan anatomi bunga). Laporan ini akan

memberikaninformasi mengenai hasil praktikum serta prosedur dan prinsip kerja

yang digunakan dalam praktikum.

Penulis sadar bahwa tulisan ini masih jauh dari kata Sempurnakarena itu

kritik serta saran dari Bapak dan Ibu Dosen serta para pembimbing Laboratorium

kiranya dapat menyempurnakan tulisan ini. Akhir kata penulis mengungkapkan

Terimakasih untuk semua yang sudah membantudan mendukung selama proses

perkuliahan di semester ini.

Penulis

Kelompok 3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................

DAFTAR ISI.......................................................................................................

Percobaan 1 Pengenalan Devisi Tumbuhan ........................................................

Percobaan 2 Morfologi Dan Anatomi Daun .......................................................

Percobaan 3 Morfologi Dan Anatomi Batang.....................................................

Percobaan 4 Morfologi Dan Anatomi Akar ........................................................

Percobaan 5 Morfologi Dan Anatomi Buah/Biji ................................................

Percobaan 6 Morfologi Dan Anatomi Bunga ..........................................................


LABORATORIUM BOTANI FARMASI

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR

LAPORAN PERCOBAAN 1

PENGENALAN DIVISI TUMBUHAN

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK : 3 (TIGA)

KELAS B/05 ALIH JENJANG S1 FARMASI

KOORDINATOR LABORATORIUM : ANDI JUAELLA YUSTISI,


S.Farm., M.Si., Apt.

UNIVERSTAS MEGAREZKY

FAKULTAS FARMASI

2020/2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dunia tumbuhan menjadi hal yang tak terpisahkan dari kelangsungan

kehidupan di muka bumi ini. Keanekaragaman tumbuhan yang tersebar di

seluruh penjuru dunia membuat para ahli tumbuhan melakukan klasifikasi

atau pengelompokan. Tujuannya adalah untuk mempermudah dalam

mengenali, membandingkan, serta mempelajari sifat dan ciri khas dari

tumbuhan itu sendiri (Intan Pariwara 2002).

Tumbuhan (kingdom Plantae) adalah golongan makhluk hidup eukariota

multiselular yang memiliki kemampuan untuk memberi makan diri sendiri

(autotrof). Mereka memiliki kloroplas yang di dalamnya terdapat pigmen

klorofil (kebanyakan mengandung klorofil a dan b serta karotin). Selain itu,

tumbuhan juga memiliki struktur tubuh yang sudah terdiferensiasi

membentuk jaringan dan organ tubuh. Kelompok makhluk hidup yang

termasuk dalam kingdom Plantae antara lain adalah tumbuhan lumut,

tumbuhan paku, dan tumbuhan berbiji.

Tumbuhan disusun dalam kelompok-kelompok besar yang disebut divisi.

Dunia tumbuhan mempunyai 2 divisi yaitu tumbuhan yang memiliki jaringan

pembuluh dan yang tidak berpembuluh. Divisi ini kemudian dibagi lebih jauh

menjadi kategori-kategori yang lebih kecil, utamanya berdasarkan pada

struktur perkembangbiakan tumbuhan yaitu divisi Bryophyta (tumbuhan

lumut), divisi Pterydophyta (Tumbuhan Paku), dan divisi Spermatophyta


(Tumbuhan Berbiji). Tumbuhan berbiji terbagi menjadi 2 klasifikasi yakni

tumbuhan berbiji terbuka atau yang biasanya disebut dengan Gymnospermae

dan tumbuhan berbiji tertutup atau yang biasa disebut dengan angiospermae.

B. Tujuan Percobaan

Tujuan dari percobaan ini adalah

1. untuk mengetahui dan mengamati beberapa Divisi pada Tumbuhan.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Divisi Tumbuhan

Secara umum, tumbuhan disusun dalam kelompok-kelompok besar yang

disebut divisi. Berikut beberapa divisi yang ada pada tumbuhan antaralain,

sebagai berikut:

Tumbuhan disusun dalam kelompok-kelompok besar yang disebut divisi.

Dunia tumbuhan mempunyai 2 divisi yaitu tumbuhan yang memiliki jaringan

pembuluh dan yang tidak berpembuluh. Divisi ini kemudian dibagi lebih jauh

menjadi kategori-kategori yang lebih kecil, utamanya berdasarkan pada

struktur perkembangbiakan tumbuhan.

1. Tumbuhan Tidak Berpembuluh (Thallophyta)

Tumbuhan tidak berpembuluh (tumbuhan non-vaskuler)

adalah tumbuhan tanpa sistem pengangkut yang terdiri dari pembuluh

kayu dan pembuluh tapis. Meskipun tumbuhan non-vaskuler tidak

memiliki jaringan pengangkut tersebut, tetapi mereka memiliki jaringan

sederhana yang khusus untuk transport air internal.


a. Tumbuhan Lumut (Bryophyta)

Tumbuhan darat yang tubuhnya tidak memiliki pembuluh

pengangkut serta akar, batang, dan daun sejati. Lumut adalah

peralihan dari tumbuhan bertalus (Thallophyta) dan tumbuhan

berkormus (Cormophyta) yang memiliki akar, batang, dan daun

sejati. Sebagian bentuknya masih berupa talus. Lumut merupakan

tumbuhan makroskopis. Lumut mengalami pergantian generasi

dengan siklus hidup, yaitu gametofit dan sporofit, disebut

metagenesis.

Tumbuhan lumut sangat mudah ditemukan di kehidupan sehari-

hari. Terutama di berbagai tempat yang lembab seperti tembok,

tanah, bebatuan lapuk bahkan menempel di kulit pohon. Tumbuhan

lumut menyukai tempat yang lembab. Ini dikarenakan saat

bereproduksi tumbuhan lumut membutuhkan air untuk melakukan

pembuahan. Ketiadaan air, meyebabkan sel kelamin jantan tidak bisa

membuahi sel kelamin betina. Bagian tubuh pada lumut yang

memiliki kemiripan dengan akar disebut Rizoid. Rizoid memiliki

fungsi untuk menyerap air dan garam mineral serta sebagai alat

perlekatan pada habitatnya.

1) Ciri-ciri tumbuhan lumut :

a) Tidak memiliki jaringan pengangkut

b) Tidak memiliki akar, batang, dan daun sejati (talus)

c) Mengalami pergiliran keturunan (gametofit-sporofit)


d) Reproduksi seksual dan aseksual ( spora)

e) Habitat yang di tempat yang lembab

f) Berukuran hidup kecil dan berkoloni

2) Siklus Hidup Lumut

Lumut mengalami siklus hidup diplobiontik dengan

pergantian generasi heteromorfik. Kelompok tumbuhan ini

menunjukkan pergiliran generasi gametofit dan sporofit yang

secara morfologi berbeda. Generasi yang dominan adalah

gametofit, sementara sporofitnya secara permanen melekat dan

tergantung pada gametofit. Generasi sporofit selama hidupnya

mendapat makanan dari gametofit.

Pada siklus hidup tumbuhan lumut, sporofit menghasilkan

spora yang akan berkecambah menjadi protonema. Selanjutnya

dari protonema akan muncul gametofit. Generasi gametofit

mempunyai satu set kromosom (haploid) dan menghasilkan

organ sex (gametangium) yang disebut archegonium(betina)

yangmenghasilkan sel telur dan antheredium (jantan) yang

menghasilkan sperma berflagella (antherezoid dan

spermatozoid). Gametangium biasanya dilindungi oleh daun-

daun khusus yang disebut bract (daun pelindung) atau oleh tipe

struktur pelindung lainnya. Gametangium jantan (antheredium)

berbentuk bulat atau seperti gada, sedangkan gametogonium

betinanya (arkegonium) berbentuk seperti botol dengan bagian


lebar disebut perut dan bagian yang sempit disebut leher.

Gametangia jantan dan betina dapat dihasilkan pada tanaman

yang sama(monoceous) atau pada tanaman berbeda (dioceous).

3) Klafikasi Lumut

Jenis lumut yang teridentifikasi ada 16.000 spesies yang

terdiri dari 3 kelas, yaitu:

a) Lumut daun (Bryopsida)

Lumut daun merupakan tumbuhan lumut yang paling

terkenal. Hamparan lumut daun terdiri dari satu tumbuhan

lumut daun yang tumbuh dalam kelompok yang padat,

sehingga satu sama lainnya bisa saling menyokong dan

menguatkan. Hamparan ini memiliki sifat seperti karet busa

yang bisa menyerap dan menahan air. Contoh lumut daun

adalah Sphagnum sp. (lumut gambut), Bryum sp. (hidup di

tembok atau batuan yang lembab), dan Aerobrysis

longissima (hidup sebagai epifit di hutan).

b) Lumut Hati (Hepaticopsida)

Lumut hati merupakan lumut yang kurang menyolok

penampilannya bila dibandingkan dengan lumut daun.

Tubuh masih berupa lembaran (talus) yang terbagi atas

beberapa lobus. Bentuknya akan mengingatkan pada lobus

hati pada hewan. Karena itu, lumut ini dinamakan lumut


hati. Contoh lumut hati adalah Marchantia polymorpha dan

Porella sp.

c) Lumut Tanduk (Anthocerotopsida)

Lumut tanduk mempunyai kemiripan dengan lumut

hati, yakni pada gametofitnya. Bedanya, lumut tanduk

memiliki sporofit yang berupa kapsul yang memanjang dan

tumbuh seperti tanduk dari hamparan gametofit. Contoh

lumut tanduk adalah Anthoceros laevis dan Notothylus.

4) Manfaat Bryophyta (Lumut)

Tumbuhan lumut jenis tertentu dapat dimanfaatkan untuk

dekorasi ruangan (ornamen tata ruang). jenis lumut lainnya

dapat dijadikan bahan obat, sedangkan manfaat tumbuhan lumut

yang hidup di hutan dapat menyerap air di musim kemarau dan

membantu menahan erosi sehingga dapat mencegah

banjir. Selain manfaat tadi, tumbuhan lumut juga dapat

dijadikan indikator biologi untuk mengetahui degradasi

lingkungan di sekitarnya. Berdasarkan hasil penelitian yang

dilakukan di negera China, terbukti lebih dari 40 jenis lumut

telah digunakan masyarakat China sebagai bahan obat-obatan

seperti untuk mengobati gatal-gatal dan penyakit lain yang

disebabkan oleh bakteri dan jamur.


Beberapa tumbuhan lumut tersebut antara lain:

a) Marchantia polymorpha dikenal juga dengan lumut hati,

jenis tersebut dapat digunakan sebagai obat hepatitis,

menghilangkan racun akibat gigitan ular.

b) Conocephalum conicum, juga termasuk lumut hati,

berfungsi sebagai antibakteri, antifungi, mengobati luka

bakar dan luka luar.

c) Frullania tamarisci, merupakan lumut hati yang dapat

digunakan sebagai obat antiseptik.

2. Tumbuhan Berpembuluh (Tracheophyta)

Kelompok tumbuhan yang telah memiliki pembuluh. Pembuluh

memiliki fungsi sebagai pengangkut air, mineral, dan sari-sarimakanan

sehingga pengangkutan (transportasi) tidak melalui antar sel lagi.

Pembuluh tersebut terdiri atas pembuluh kayu (xilem) dan pembuluh tapis

(floem).Pembuluh kayu (xilem) berfungsi sebagai pengangkut air

sertamineral yang berasal dari penyerapan yang dilakukan oleh akar. Dan

pembuluh tipis (floem) berfungsi sebagai pengangkut sari-sari makanan

hasil fotosintesis dari daun keseluruh bagian tumbuhan (Ade dkk, 2011).

a. Tumbuhan Paku (Pterydhophyta) (Try, 2017)

Tumbuhan paku termasuk golongan tumbuhan yang telah

berkormus dan merupakan kelompok tumbuhan berpembuluh yang

paling sederhana. Kurang lebih 550 juta tahun yang lalu (Zaman

karbon), hutan paku raksasa mendominasi permukaan bumi.


Susunan daun tumbuhan paku menyirip seperti bulu. Selain itu

tumbuhan paku juga dapat hidup dimana saja terutama di tempat yang

lembab seperti di air, permukaan batu, tanah, hutan hujan tropis

bahkan menempel di kulit pohon. Tumbuhan paku memiliki bentuk

yang bervariasi seperti lembaran, perdu atau berbentuk seperti tanduk

rusa. nama lain dari tumbuhan paku yaitu Pakis.

1) Ciri-ciri tumbuhan paku

Semua anggota divisi tumbuhan paku memiliki empat strukur

penting, yaitu sebagai berikut :

a) Memiliki jaringan pengangkut (xilem dan floem)

b) Secara umum telah dapat dibedakan akar, batang dan

daunnya.

c) Alat reproduksi aseksual berupa spora.

d) Spora dihasilkan oleh sporofil (daun fertil).

e) Mengalami metagenesis (Fase sporofit lebih dominan dari

fase gametofit)

2) Daur hidup Tumbuhan paku (Pteridophyta)

Tumbuhan paku bereproduksi secara vegetatif dengan rizom.

Rizom tumbuh menjalar ke segala arah membentuk koloni-koloni

tumbuhan paku. Tumbuhan paku mengalami pergiliran keturunan

atau metagenesis dengan dua generasi, yaitu generasi sporofit dan

generasi gametofit.
3) Klafikasi tumbuhan paku

Tumbuhan Paku diklasifikasikan berdasarkan perbedaan

Morfologi tubuh. Berdasarkan hal tersebut, tumbuhan paku dibagi

menjadi empat divisi, yaitu:

a) Psilophyta (paku purba / paku telanjang)

Jenis paku ini sebagian besar telah punah, tumbuhan ini

belum berdaun dan berakar, batang telah mempunyai berkas

pengangkut, bercabang cabang menggarpu dengan

sporangium pada ujung cabang-cabangnya. Sporofil

menghasilkan satu jenis spora (homospora). Contoh : Rhynia

major dan Psilotum sp.

b) Lycophyta (Paku kawat / paku rambat)

Tumbuhan paku ini berdaun kecil, tersusun spiral,

sporangium terkumpul dalam strobilus dan muncul di ketiak

daun, batang seperti kawat. Contoh: Selaginella sp (paku

rane), sebagai tanaman hias, Lycopodium sp.(paku kawat),

sebagai tanaman hias, Lycopodium clavatum, sebagai bahan

obat-obatan.

c) Equisetophyta / Sphenophyta

Tumbuhan paku ini memiliki daun mirip kawat serta

daunnya tersusun dalam satu lingkaran. Bentuk batangnya

mirip dengan ekor kuda. Oleh karenanya, divisio ini disebut

paku ekor kuda. Contoh: Equisetum debile, memiliki batang


yang keras karena mengandung silika. Sporangium terdapat

pada suatu struktur berbentuk kerucut yang disebut strobilus.

d) Pterophyta / Felicinae (paku sejati)

Telah memiliki akar, batang, dan daun sejati. Daun

umumnya berukuran besar atau disebut juga megafil.

Batangnya dapat tumbuh di bawah tanah (seperti rhizoma)

ataupun batangnya tumbuh di atas tanah.

Contoh: Adiantum cuneatum (suplir), Adiantum

farleyense (ekor merak), Asplenium nidus (paku sarang

burung), Platycerium bifurcatum(paku tanduk rusa), Marsilea

crenata (semanggi), Azolla pinnata (paku air), Salvinia

natans (paku sampan), Alsophilla glauca (paku tiang).

4) Manfaat Tumbuhan paku (pteridophyta).

a) Sebagai tanaman hiasan: Platycerium nidus (paku tanduk

rusa) yang bentuknya seperti tanduk rusa dan sering ditanam

dengan ditempelkan pada pohon, Asplenium nidus (paku

sarang burung), Adiantum cuneatum (suplir), danSelaginella

wildenowii (paku rane).

b) Sebagai bahan penghasil obat-obatan: Asipidium filix-

mas dan Lycopodium clavatum.

c) Sebagai sayuran: Marsilea crenata (semanggi) dan Salvinia

natans (paku sampan = kiambang). Beberapa tumbuhan paku

ada yang diambil daunnya yang masih muda untuk sayur.


b. Tumbuhan Berbiji (Spermathophyta)

Istilah Spermatophyta berasal dari bahasa Yunani, sperma berarti

biji dan phytaberarti tumbuhan.

1) Ciri-ciri tumbuhan berbiji

a) Struktur perkembangbiakan yang khas adalah biji yang

dihasilkan oleh bunga ataupun rujung. Setiap biji mengandung

bakal tumbuhan, yaitu embrio yang terbentuk oleh suatu proses

reproduksi seksual. Sesudah bertunas, embrio ini tumbuh

menjadi tumbuhan yang dewasa.

b) Sperma atau sel kelamin jantan menuju ke sel telur atau sel

kelamin betina melalui tabung serbuk sari yang hanya terdapat

pada tumbuhan biji.

c) Tumbuhan biji mempunyai jaringan pembuluhan yang rumit.

Jaringan ini merupakan saluran untuk mengangkut air, mineral,

makanan,dan bahan – bahan lain.

d) Tumbuhan biji mempunyai pigmen hijau (klorofil) yang

penting untuk fotosintesis, yaitu proses dasar pembuatan

makanan pada tumbuh- tumbuhan.

2) Klafikasi tumbuhan berbiji

Spermathophyta di bedakan menjadi 2 golongan (sub divisi),

yaitu :

a) Gymnospermae (Tumbuhan biji terbuka)


Gymnospermae adalah tumbuhan yang memiliki biji

terbuka. Gymnospermae berasal dari bahasa Yunani, yaitu

gymnos yang berarti telanjang dan sperma yang berarti biji,

sehingga gymnospermae dapat diartikan sebagai tumbuhan

berbiji terbuka. Gymnospermae memiliki ciri-ciri sebagai

berikut:

i. Bakal biji tidak terlindungi oleh daun buah.

ii. Mempunyai akar, batang, dan daun sejati.

iii. Bentuk perakaran tunggang.

iv. Daun sempit, tebal dan kaku.

v. Tulang daun tidak beraneka ragam.

vi. Tidak memiliki bunga sejati.

vii. Alat kelamin terpisah, serbuk sari terdapat dalam strobilus

jantan dan sel telur terdapat dalam strobilus betina.

Organ reproduksi pada gymnospermae disebut konus

atau strobilus. Tumbuhan berbiji terbuka tidak memiliki bunga,

sporofil terpisah-pisah atau membentuk srobilus jantan dan

betina. Makrosporofil dan makrosporangium yang tampak

menempel pada strobilus betina.

Proses Penyerbukan dan Pembuahan, Penyerbukan yang

terjadi pada tumbuhan berbiji terbuka selalu dengan cara

anemogami (penyerbukan dengan bantuan angin). Serbuk sari

jatuh langsung pada bakal biji. Selang waktu antara


penyerbukan sampai pembuahan relatif panjang. Pembuahan

yang terjadi pada gymnospermae disebut pembuahan tunggal

(setiap inti generatif melebur dengan inti sel telur). Mikropil

terdedah ke udara bebas. Pembuahan pada gymnospermae

disebut pembuahan tunggal, karena tiap-tiap inti sperma

membuahi satu sel telur. Gymnospermae dibedakan menjadi 4

kelompok, yaitu:

i. Kelas cycadophyta. Tumbuhan ini merupakan tumbuhan

biji yang primitif, hidup di daerah tropis dan subtropis.

ii. Kelas ginkgophyta. Sebagian besar sudah punah yang ada

ginko biloba. Ginkgo(gingko biloba) merupakan

spesies tunggal dari salah satu divisio anggota tumbuhan

berbiji terbuka yang pernah tersebar luas di dunia.

iii. Kelas peniphyta. Memiliki daun berbentuk jarum dan

selalu berwarna hijau sepanjang tahun. Contoh: Taxus

baccata, Agathis alba, atau Caria cunninghamii.

iv. Kelas Gnetophyta. Berupa pohon dengan banyak cabang

dan dengan daun tunggal juga memiliki bunga majemuk.

Contoh: Melinjo dan ephedra altissima.

b) Angiospermae (Tumbuhan berbiji tertutup)

Tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae) berasal dari

kata angio yang berarti bunga dan spermae yang berarti

tumbuhan berbiji, jadi Angiospermae adalah tumbuhan berbiji


yang tertutup. Mengapa dikatakan tumbuhan berbiji tertutup,

karena bijinya selalu diselubungi oleh suatu badan yang

berasal dari daun-daun buah yang disebut dengan bakal buah.

Tumbuhan berbiji tertutup memiliki karakteristik pembeda

antara lain sebagai berikut:

i. Memiliki bungan yang sesungguhnya.

ii. Daun pipi, lebar dengan susunan tulang daun beraneka

ragam.

iii. Bakal biji atau biji tidak tampak dari luar karena

terbungkus oleh suatu badan yang berasal dari daun buah

yaitu putik.

iv. Mengalami pembuahan ganda.

v. Selisih waktu antara penyerbukan dan pembuahan relatif

pendek
BAB III

METODOLOGI KERJA

A. Alat

Alat yang digunakan pada percobaan ini :

1. Kamera

2. Pensil

3. Pensil warna

B. Bahan

Bahan yang digunakan pada percobaan ini:

1. Tanaman Pakis

C. Cara Kerja

1. Disiapkan alat dan bahan

2. Digambar Tumbuhan Pakis

3. Dideskripsikan masing-masing tumbuhan sesuai dengan klasifikasi/devisi


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Nama Indonesia : Tumbuhan Pakis Klasifikasi :

Nama Latin : Pteridophyta Kingdom : Plantae

Gambar Tanaman : Divisi : Pteridophyta

Super Divisi: Embryophyta

Kelas : Psilotopsida

Equisetopsida

Marotriopsida

Polypodiopsida

Deskripsi : Kegunaan :

Tumbuhan pakis termasuk dalam kelompok Pakis kaya akan antioksidan

tumbuhan berpembuluh (Tracheophyta). seperti vitamin A dan C. Pakis

Tumbuhan pakis termasuk golongan tumbuhan juga dapat melindungi tubuh

Paku-pakuan (Pteridophyta). dari infeksi ataupun kerusakan

akibat dari radikal bebas.


B. Pembahasan

Tumbuhan pakis adalah sekelompok tumbuhan dengan sistem

pembuluh sejati (Tracheophyta) tetapi tidak pernah menghasilkan biji untuk

reproduksi seksualnya. Kelompok tumbuhan ini melepaskan spora sebagai

alat penyebarluasan dan perbanyakannya menyerupai kelompok organisme

seperti lumut dan fungi.

Tumbuhan Pakis merupakan tumbuhan autotrof yang memiliki

kemampuan untuk menyusun zat makanannya secara mandiri maupun untuk

organisme lainnya. Tumbuhan ini juga memiliki batang, akar dan daun tetapi

ada sebagian jenisnya berukuran kecil. Persebaran tumbuhan pakis hampir

diseluruh dunia terutama daerah tropis.

Berdasarkan hasil pengamatan Tumbuhan pakis termasuk dalam

kelompok tumbuhan berpembuluh (Tracheophyta).Tumbuhan berpembuluh

(Tracheophyta) merupakan tumbuhan yang memiliki pembuluh angkut

memiliki bagian-bagian tubuh yang terdiri dariakar, batang, dan daun sejati.

Tumbuhan berpembuluh (Trachaeophyta) adalah kelompok tumbuhan yang

telah memiliki sistem-sistem pembuluh yang jelas dan khas untuk

menyalurkan hara/nutrien dari tanah oleh akar ke bagian tajuk serta untuk

menyalurkan hasil fotosintesis dan metabolisme dari daun ke bagian-bagian

lain tubuhnya. Tumbuhan pakis termasuk tumbuhan berpembuluh golongan

Paku-pakuan (Pteridophyta).Golongan tumbuhan Paku-pakuan

(Pteridophyta)tidak menghasilkan biji, tetapi menghasilkan spora. Spora

terdapat di dalam kotak spora atau sporangium. Kotak-kotak spora tersebut


terkumpul dalam sorus. Sorus-sorus ini kemudian berkumpul di permukaan

bawah dari helaian daun.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa Tumbuhan

pakis termasuk dalam kelompok tumbuhan berpembuluh (Tracheophyta).

Tumbuhan pakis termasuk golongan tumbuhan Paku-pakuan (Pteridophyta).

Tumbuhan Pakis kaya akan antioksidan seperti vitamin A dan C. Pakis juga

dapat melindungi tubuh dari infeksi ataupun kerusakan akibat dari radikal

bebas.

B. Saran

Sebaiknya praktikum atau percobaan dilakukan di laboratorium agar

kegiatan pembelajaran lebih efektif dan efisien dengan menggunakan alat

laboratorium sesuai prosedur laboratorium.


DAFTAR PUSTAKA

Lestari, Ade. 2011. Tumbuhan Berpembuluh. Dipublikasikan februari 2011.

https://www.scribd.com/doc/49083764/TUMBUHAN-BERPEMBULUH.

Lestari, Ika. 2020. Tumbuhan Tinggi Divisi Pinophyta. Universitas Islam Negeri

Antasari. Fakulas Tarbiyah Dan Keguruan. Banjarmasin.

Silalahi, Mariana. 2016. Pengetahuan Mahasiswa Terhadap Keanekaragaman

Tumbuhan Di Lingkungan Kampus (Studi Kasus Prodi Pendidikan Biologi

Uki). Al-Kauniyah Jurnal Biologi, 9(1) : 19-20.

Wahyudi, Try. 2017. Kingdom Plantae. SMAN 4 Watampone. Dipublikasikan 20

desember 2017. https://nanangadress.blogspot.com/2017/12/makalah-

kingdom-plantae-2_20.html.
LABORATORIUM BOTANI FARMASI

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR

LAPORAN PERCOBAAN 2

MORFOLOGI DAN ANATOMI

DAUN

DISUSUN OLEH

: KELOMPOK : 3 (TIGA)

KELAS : B/05 ALIH JENJANG S1 FARMASI

KOORDINATOR LABORATORIUM : ANDI JUAELLA YUSTISI,


S.Farm., M.Si., Apt.

UNIVERSTAS MEGAREZKY

FAKULTAS FARMASI

2020/2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Daun merupakan struktur pokok tumbuhan yang tak kalah pentingnya

dengan akar. Setiap tumbuhan pada umumnya memiliki daun. Daun dikenal

dengan nama ilmiah folium. Secara umum, daun memiliki struktur berupa

helaian, berbentuk bulat atau lonjong dan berwarna hijau (Rosanti, 2013).

Daun sesungguhnya adalah cabang atau ranting yang mengalami

modifikasi. Pada tumbuhan tingkat tinggi daun merupakan tempat penting

untuk fotosinteis. Daun merupakan salah satu organ pokok pada tumbuhan.

Daun memilki fungsi antara lain sebagai resorpsi. Dalam hal ini helaian

daun bertugas menyerap zat-zat makanan dan gas. Daun juga berfungsi

mengolah makanan melalui fotosintesis. Selain itu daun juga berfungsi

sebagai alat transportasi atau pengangkutan zat makanan hasil fotosintesis

keseluruh tubuh tumbuhan. Dan yang tak kalah penting daun berfungsi

sebagai alat transpirasi (penguapan air) dan respirasi (pernapasan dan

pertukaran gas) (Rosanti, 2013).

Dengan kemampuan membedakan setiap komponen penyusun struktur

daun, dapat dijadikan sebagai dasar ilmu taksonomi, dengan cara

mengelompokkan tumbuhan berdasarkan karakteristiknya tersebut. Dengan

mengenal stuktur daun, dapat ditelaah komponen-komponen setiap struktur

secara lebih terperinci, mulai dari bangunnya, ujung, pangkal, tepi, daging,

system pertulangan, warna, dan permukaannya, dan dapat membedakan


struktur daun antara satu jenis tumbuhan dengan tumbuhan lainnya yang

ditemukan di dalam kehidupan sehari-hari(Rosanti, 2013).

Tumbuhan pepaya (Carica pepaya L.) adalah salah satu tanaman yang

habitat aslinya hutan tropis, uniknya tanaman ini dapat tumbuh subur dengan

baik di daerah tropis ataupun sub-tropis, di daerah basah hingga kering,

ataupun dataran rendah maupun pegunungan. Untuk wilayah Indonesia

sendiri, tanaman ini menyebar hampir di seluruh wilayah indonesia. Pepaya

merupakan salah satu buah introduksi yang telah lama dikenal berkembang

luas di Indonesia(Rosanti, 2013).

Tumbuhan papaya memiliki beberapa jenis berdasarkan buah dan

bunga. Batang papaya biasanya tidak bercabang dan tingginya dapat

mencapai sepuluh meter. Daunnya merupakan daun tunggal dan berukuran

besar, tangkai daun berukuran panjang dan berongga. Bunganya terdiri dari

tiga jenis yaitu: bunga jantan, bunga betina dan bunga sempurna. Bentuk buah

beragam dari yang bentuknya bulat sampai lonjong. Selain morfologinya

pada tumbuhan pepaya juga terdapat anatomi yang terdiri dari fungsi struktur

dan jaringan serta bagian-bagiannya. Dengan demikian, kita perlu

mempelajari lebih banyak sejarah, klasifikasi, morfologi dan anatomi

tumbuhan pepaya.(Rosanti, 2013).

B. Tujuan

1. Membedakandauntunggal dan daunmajemuk

2. Mengamatiperbedaandaunlengkap dan tidaklengkap.

3. Menentukan tata letakdaun pada batang


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian daun

Daun merupakan organ tumbuhan yang sangat penting dan pada

umumnya merupakan bagian yang terbanyak pada tumbuhan. Daun terdapat

pada batang. Bagian batang tempat duduknya daun atau tempat melekatnya

daun disebut dengan buku-buku (nodus) batang, dan tempat diatasnya daun

merupakan sudut antara batang dengan tangkai daun disebut dengan ketiak

daun (axilla). (Silalahi & Adinugraha, 2019)

Secara umum, daun berbentuk pipih melebar dan berwarna hijau.Warna

hijau dalamdaun disebabkan oleh klorofil yang terdapat dalam kloroplas.

Warna hijau yang terdapat dalam daun akan membuat tumbuhan-tumbuhan

atau daerah yang ditempati tumbuhan terlihat hijau. Akan tetapi bagian tubuh

tumbuhan memiliki usia yang terbatas, sehingga ketika daun sudah sampai

pada waktunya untuk gugur maka warnanya akan menguning kecoklatan dan

lepas dari batangnya. (Sasmita & dkk, 2014)

Daun yang gugur akan digantikan dengan munculnya daun baru

pada tunas terminal (tunas utama) atau tunas ketiak. Pada umumnya daun

yang baru muncul jauh lebih banyak jumlahnya dibandingkan dengan

daun yang gugur. Pada tanaman tertentu pada musim kemarau sering

menggugurkan daun seperti pada tanaman ketapang (Terminalia catappa),

namun pada tumbuhan yang hidup didaerah temperata hampir setiap

tanaman menggugurkan daunnya menjelang musim gugur. Hal tersebut


dilakukan sebagi efisiensi terhadap pengurangan penguapan atau adaptasi

terhadap kekurangan air. Pada tanaman ketapang, sebelum daun gugur

didahului dengan perubahan warna daun menjadi kuning kemerahan.

(Silalahi, Bahan Ajar Morfologi Tumbuhan, 2015)

Secara umum daun merupakan organ yang berperan sebagai penyerap,

pengangkut, pengolahan dan penimbunan zat-zat makanan. Berikut ini

merupakan fungsi daun secara umum (Silalahi, Bahan Ajar Morfologi

Tumbuhan, 2015):

1. Menyimpan cadangan makanan misalnya pada umbi lapis bawang

merah (Allium cepa)

2. Mengambil zat-zat makanan (resorbsi)

3. Pengolahan zat-zat makanan (fotosintesis)

4. Penguapan (transpirasi)

5. Pernapasan (respirasi)

B. Bagian-bagian Daun

Terdapat bagian-bagian inti pada daun, yaitu (Sasmita & dkk, 2014) :

1. Upih atau Pelepah daun (Vagina)

2. Tangkai daun (Petiolus)

3. Helaian Daun (lamina)

Daun lengkap umumnya banyak ditemukan pada tumbuhan

monokotil (Liliopsida) seperti pada pisang (Musa paradisiaca), pinang

(Areca catechu), tebu (Saccharum officinarum). Walaupun demikian bila

dilihat dari jumlah spesies tumbuhan yang memiliki daun lengkap jumlahnya
jauh lebih kecil dibadingkan dengan jenis lainnya. Sebagain besar tumbuhan

kehilangan salah satu bagian daunnya seperti upih atau tangkai, namun

paling banyak yang mengelami kehilangan upih. Daun tersebut disebut

dengan daun tidak lengkap. Daun tidak lengkap ditemukan pada terong

(Solanum melogena), singkong (manihot utilissima), dan durian (Durio

zibethinus).

Daun yang tidak lengkap akan memiliki beberapa kemungkinan seperti:

1. Hanya memiliki tangkai dan helaian daun saja sehingga sering

disebut sebagai daun bertangkai. Susunan daun seperti ini merupakan

yang paling banyak ditemukan. Seperti pada tanaman mangga

(Mangifera indica), cabe (Capsicum annuum), ketapang (Terminalia

catappa).

2. Daun yang terdiri dari upih dan helaian saja sehingga disebut daun

3. berupih atau daun berpelepah. Daun seperti ini banyak ditemukan

pada tamanan dari famili Poaceaae (rumput-rumputan) dan Cyperaceaae

(teki-tekian). Sebagai contoh pada tanaman jagung (Zea mays), padi

(Oriza sativa), tebu (Sacharum officinarum), rumput teki (Cyperus

rotundus), sanggar (Paspalum conjugatum).

4. Hanya terdiri dari helaian saja tanpa upih atau tangkai, setelah

helaian daun kelihata seperti memeluk batang. Daun yang demikian

disebut dengan daun duduk (sessilis) seperti pada Sonchus arvensis,

biduri (Calotropis gigantea). Daun yang memiliki helaian saja memiliki

bagian basal daun jauh lebih lebar dibandingkan bagian apeksnya. Daun
seperti ini bisanya akan memeluk batang sehingga disebut daun

memeluk batang (amplexicaulis).

5. Daun yang hanya terdiri dari tangkai saja. Pada tanaman seperti ini

tangkai daun menjadi pipih sehingga menyerupai helain daun

sehingga merupakan suatu helaian semu atau palsu yang dikenal

dengan nama filodia. Sebagai contoh daun acasia (Acacia

auculiformis).

C. Bangunan daun (circumscriptio)

Bangun daun merupakan istilah yang digunakan untuk menunjukkan

bentuk daun, sshingga dikenal dengan istilah bentuk-bentuk seperti

segitiga, lonjong, bulat, dan lain-lain. Beragamnya bentuk daun maka untuk

menyederhanakannya salah satu bagian yang penting diamati adalah posisi

bagian helaian daun yang terlebar. erdasarkan letak bagian daun yang

melebar, daun dibedakan menjadi (Silallahi.2015):

1. Bagian terlebar terletak dibagian tengah-tengah helaian daun. Bangun

daun tumbuhan tersebut berupa :

a. Bulat/ bundar (orbicularis). Daun seperti merupakan daun dengan

perbandingan panjang: leber atau P : L = 1,0 : 1,0. Sebagai cnth pada

tanaman teratai (Nelumbium nelumbo).

b. Perisai (peltatus). Daun yang biasanya bentuknya bulat, namum

memiliki tangkai yang tidak tertanaman pada pangkal daun. Sepeti

pada teratai besar dan jarak.


c. Jorong (ovalis / ellipticus) Merupakan daun yang memiliki

perbandingan panjang : lebar atau P : L = 1,5 – 2,0 : 1,0. Daun

ini dimiliki oleh tumbuhan nangka (Artocarpu heterophylla),

nyamplung (Callophyllum inophyllum). pada tipe ini bagian tengah

dari helaian lebar dan makin menyemit ke arah ujung seperti jambu

biji atau guava (Pisidium guajava).

d. Memanjang (oblongus) Merupakan daun yang memiliki

perbandingan P : L = 2,5 – 3,0 : 1,0. Seperti pada tanaman sirsak

(Annona muricata), dan srikaya (Annona squamosa), pisang (Musa

paradisiaca).

e. Lanset (lanceolatus) Merupakan daun yang memiliki perbandingan P

: L = 3,0 – 5,0 : 1,0. Seperti pada tanaman kamboja (Plumeria

acuminata), dan oleander (Nerium oleander). Helaian daun yang

meruncing pada bagian ujung sedang bagian tengahnya melebar

misalnya pada bambu (Bambusa sp.) dan Nerium oleander.

f. Acicular : helaian daun panjang seperti jarum seperti terdapat pada

Pinus merkussii.

g. Linear helaian daun panjang dan sempit seperti terdapat pada

rumput (Graminae).

h. Ovate merupakan pada tipe ini lamina daun berbentuk bulat telu,

bagian basal melebar dan bagian ujung menyempit. Misalnya

terdapat pada kemangi (Ocimum), Mawar (Rosa sp.).


i. Cordate merupakan memiliki bentuk seperti hati seperti pada sirih

(Piper nigrum).

j. Sagittate merupakan helaian daun berbentuk segitiga seperti

Sagittaria

k. Spathulate merupakan helaian lebar berbentuk seperti sendok seperti

pada Calendula Oblique pada tipe ini tulang daun membagi dua

helaian daun menjadi bentuk yang tidak sama seperti ditemukan pada

Bignonia, Neem (Nimba).

2. Bagian terlebar terletak di bawah, tengah – tengah helaian daun

Dibedakan atas 2 golongan (Silalahi, Bahan Ajar Morfologi

Tumbuhan, 2015) :

a. Pangkal Daun Tidak Bertoreh

1) Bulat telur (ovatus): seperti pada kembang sepatu (Hibiscus

rosa-sinensis); cabe rawit (Capsicum annuum).

2) Segi tiga (triangularis); seperti yang ditemukan pada bunga

pukul empat (Mirabilis jalappa).

3) Delta (deltoideus) seperti yang ditemukan pada Air mata

Pengantin.

4) Belah ketupat (rhomboideus) seperti yang ditemukan pada

Anak daun pada Bangkuwang

b. Bagian terlebar terletak di atas, tengah – tengah helaian daun

1) Bulat telur sungsang (obovatus) seperti yang ditemukan pada

Sawo kecik.
2) Jantung sungsang (obcordatus) seperti yang ditemukan pada

Sidaguri(Sida rhombifolia).

3) Segitiga terbalik (cuneatus) seperti yang ditemukan pada

Anak daun semanggi (Marsilea creanata).

4) Sudip/spatel/solet (spathulatus) seperti yang ditemukan pada

Daun tapak liman (Elephantophus scaber).

c. Bagian pangkal sampai ujung daun sama besarnya dibedakan

menjadi:

1) Bangun garis (linearis) seperti yang ditemukan pada Rumput-

rumputan (Poaceae).

2) Bangun pita (ligulatus) seperti yang ditemukan pada Jagung

(Zea mays) Bangun pedang (ensiformis) seperti yang

ditemukan pada daun nenas sebrang (Agave sp.).

3) Paku/dabus (subulatus) seperti yang ditemukan pada Araucaria

sp.

4) Bangun jarum (acerosus) seperti yang ditemukan pada Pinus

merkusi

3. Bagian yang terlebar di atas tengah helaian daun

4. Tidak ada bagian yang terlebar

D. Morfologi Daun Pepaya

Tanaman pepaya umumnya tumbuh tidak terlalu tinggi, hanya berkisar 5

meter hingga 10 meter. Bahkan pada beberapa jenis hanya tumbuh kurang

dari 2 meter namun telah berbuah.


Pada daunnya memiliki morfologi memiliki lamina serta petiolus. Tulang

daunya memiliki 5 Costa atau ibu tulang yang disertai dengan nervus

lateralis atau yang disebut cabang tulang dan Urat daun atau yang

disebut vena. Daun ini termasuk daun dengan toreh yang tidak merdeka dan

termasuk jenis tepi daun yang bertoreh bercangap menjari

atau palmatifidus tiap Apex folii atau ujung daun ialah Acutus atau runcing.

(Anonim, Wikipedia, 2020)

Daun dari pepaya memmiliki bentuk seperti daun tunggal yang besar dan

cukup kokoh. Permukaan dari daun ini memiliki jari – jai yang sangat

panjang dan bergerigi. Daunnnya sendirir memiliki tanggaki daun dan sedikit

meruncing di bagian ujungnya. Warna daun pepaya hiaju pekat dan licin.

(Anonim, 2019).

E. Klasifikasi Daun Pepaya (Anonim, Ensiklopedia, 2008)

Divisio : Spermathophyta

Subdivision : Angiospermae

Class : Dicotyledonae

Sub Class : Sympetalae

Ordo : Cystales/Parietales

Famili : Caricaceae

Genus : Carica

Spesies : Carica papaya L.


BAB III

METODOLOGI PENGUJIAN

A. Alat

Alat yang digunakan pada percobaan ini:

1. Mikroskop

2. Dek glass

3. Objek glass

4. Silet

5. Pipet tetes

6. Tissu

B. Bahan

Bahan yang digunakan pada praktikum ini:

1. Daun Pepaya

C. Cara Kerja

1. Disiapkan alat dan sampel.

2. Deskripsikan masing-masing sampel sesuai dengan literature.

3. Amati morfologi sampel (bentuk helaian daun, ujung daun, pangkal daun

dll).

4. Gambar morfologi sampel lengkap dengan ket.bagian sampel.

5. Amati anatomi sampel dengan menyayat secara membujur setipis mungkin

kemudian diletakkan pada objek glass dan ditetesi dengan aquades

sebanyak 2-3 tetes, setelah itu ditutup dengan deck glass.


6. Setelah itu amati dibawah mikroskop sampai didapatkan tipe stomata pada

daun.

7. Setelah itu gambar tipe stomata pada daun


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Morfologi Tumbuhan

Nama indonesia : Daun papaya Gambar Daun:

Nama latin : Carica Payapa Folium

Tipe daun: Daun Lengkap

Bentuk Helaian Daun : Helaiannya

Berhadapan

Bentuk Ujung Daun : Runcing [acutus]

Bentuk Pangkal Daun : Berletuk

Bentuk Tepi Daun : Bergerigi/ Bercangkap

Permukaan Daun : Berjama Hijau, Kasar

(scaber)

Pertulangan Daun : Menjari (palminerfis)

Tata Letak Daun : Sejajar

Deskripsi Daun:

Daun pepaya memiliki bentuk seperti daun

tunggal yang besar dan cukup

kokoh.permukaan daun pepaya memiliki

jari-jari yang sangat panjang dan bererigi.

Daunnya sendiri memiliki tanggaki daun


dan sedikit meruncing dibagian ujungnya.

Warnanya hijau

Klasifikasi : daun pepaya

Kingdom : plantae

Divisio : magoliophyta

Kelas : magnoliopsida

Ordo : violales

Famili : carica ceace

Genus : carica

Spesies : carica pepaya L.

2. Anatomi tumbuhan

Nama Indonesia : Daun Pepaya Keterangan gambar :

Nama Latin : Carica papaya folium Stomato tipe parasitik yaitu jumlah

sel tetangga dua, bidang

persekutuannya segaris dengan celah

stomata

Deskripsi :

Tipe stomata Daun Pepaya [carica papaya folium] yaitu stomata anisosik.

Dimana anisosik yaitu stomata dengan jumlah sel tetangga umumnya 3 sel
tetangga, salah satu lrbih kecil / lebih besar dari yang lain

B. Pembahasan

Daun atau folium merupakan salah satu organ tumbuhan. Daun dapat

ditemukan pada batang. Bentuk daun biasanya tipis melebar dan berwarna

hijau, meskipun demikian pada beberapa tumbuhan daunnya tidak berwarna

hijau. Warna daun yang tampak oleh mata tergantung dari zat warna

terbanyak di dalamnya, contoh warna hijau pada daun disebabkan oleh

kandungan klorofil. Daun sebagai organ tumbuhan tersusun oleh tulang daun

dan daging daun. Susunan ini memberikan dampak pada bentuk-bentuk daun

atau disebut juga bangun daun.

Pepaya adalah monodioecious (berumah tunggal sekaligus berumah dua)

dengan 3 kelamin : tumbuhan jantan, betina dan banci (hermafrodit).

Tumbuhan jantan dikenal sebagai "pepaya gantung", yang walaupun jantan

kadang - kadang dapat menghasilkan buah pula secara "parthenogenesis.

Daun pepaya (Carica papaya L.) merupakan daun tunggal, berukuran

besar. Daun pepaya memiliki bentuk helaian daun yang saling berhadapan,

bentuk ujung daun pepaya meruncing (acutus) dan memiliki bentuk pangkal

daun yang berlekuk. Daun pepaya memiliki bentuk tepi daun yang bergerigi

atau bercangkap. Pada permukaan daun pepaya berwarna hijau, kasar

(scaber) dan pertulangan daunnya adalah menjari (palminerfis). Daun pepeya

terletak daun sejajar. Pada daun pepaya juga terdapat tangjai tangkai sebagai

tempat beradanya daun.


Stomata ditemukan pada daun tumbuhan, ditemukan dalam epidermis

daun dan mencakup hampir 1-12% dari permukaan daun. Stomata terdapat di

kedua sisi atau hanya pada satu sisi daun. Ketika stomata yang terdapat di

kedua sisi daun maka mereka disebut amphistomatic, jika hanya terdapat pada

sisi atas maka disebut epistomatic, dan jika hanya terdapat di sisi bawah maka

mereka disebut hypostomatic.

Stomata pada daun terbagi menjadi enam stomata antara lain yaitu tipe

anomositik (Ranunculaceae), tipe anisositik (Cruciferae), tipe diasitik

(Caryophyllaceae), tipe parasitik (Rubiaceae), tipe aktinositik dan tipe

bidiasitik.

Pada daun pepaya terdapat tipe stomata anisositik. Stomata tipe anisositik

yaitu sel penutup dikelilingi oleh tiga buah sel tetangga yang tidak berukuran

sama. Tipe ini dapat anda temukan pada stomata tumbuhan anggota keluarga

Solanaceae dan Cruciferae. Stomata parasitik. tipe sel penutup yang

didampingi oleh satu se l tetangga atau lebih dengan sumbu panjang sel

tetangga sejajar dengan sumbul sel penutup serta celah. Tipe ini dapat anda

perhatikan pada stomata tumbuhan anggota keluarga Mimosaceae,

Magnoliaceae, dan Rubiceae.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Tumbuhan papaya (Carica papaya) merupakan tumbuhan spermatophyte

dan memiliki daun tunggal, yang besar dan cukup kokoh. Permukaan daun

papaya memiliki jari-jari yang sangat panjang dan bergerigi. Daunnya sendiri

memiliki bentuk ujung yang meruncing. Warna daunnya adalah hijau. Tata

letak daunya itu sejajar dan pertulangan daun menjari. Tipe stomata daun

papaya (Carica papaya folium) yaitu stomata anisositik. Dimana anisositik

yaitu stomata dengan jumlah sel tetangga umumya tiga sel tetangga, salah satu

lebih kecil/lebih besar dari yang lain.

B. Saran

Sebaiknya dalam mengamati morfologi dan anatomi tumbuhan sebaiknya

dilakukan dengan teliti agar didapatkan hasil yang maksimal.


DAFTAR PUSTAKA

Anonim.(2008, Agustus 20). Ensiklopedia. Retrieved from Ensiklopedia:

https://ccrc.farmasi.ugm.ac.id/?page_id=477

Anonim. (2019). Angrotek. Retrieved from Angrotek.ID:

https://agrotek.id/morfologi-dan-klasifikasi-tanaman-

pepaya/#:~:text=Morfologi%20Daun,pepaya%20hiaju%20pekat%20dan%2

0licin.

Anonim. (2020, Agustus 2). Wikipedia. Retrieved from Wikipedia:

https://id.wikipedia.org/wiki/Pepaya

Sasmita, A. E., & dkk. (2014). Makalah Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

MI Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga.

Silalahi, M. (2015). Bahan Ajar Morfologi Tumbuhan. Jakarta: Uki Press.

Silalahi, M., & Adinugraha, F. (2019). Penuntun Praktikum Morfologi

Tumbuhan.

Jakarta: Uki Press.


LABORATORIUM BOTANI FARMASI

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR

LAPORAN PERCOBAAN 3

MORFOLOGI DAN ANATOMI BATANG

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK : 3 (TIGA)

KELAS B/05 ALIH JENJANG S1 FARMASI

KOORDINATOR LABORATORIUM : ANDI JUAELLA YUSTISI,


S.Farm., M.Si., Apt.

UNIVERSTAS MEGAREZKY

FAKULTAS FARMASI

2020/2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia dikenal sebagai negara dengan keanekaragaman hayati terbesar

kedua di dunia, bahkan mungkin nomor satu jika keanekaragaman hayati laut

diperhitungkan.Perlu dipahami bahwa Keanekaragaman hayati tidak hanya

terbatas pada flora, fauna, tetapi juga termasuk keragaman mikroba dan

manusia. Saat ini sebagian besar pemetaan keanekaragaman hayati di

Indonesia dilakukan dengan mempelajari keragaman fenotip atau bentuk

(morfologi), dan proses metabolisme/biokimia dan metabolit yang

dihasilkannya. (Amin Soebandrio, 2017).

Morfologi tumbuhan adalah ilmu yang mempelajari bentuk dan susunan

tubuh tumbuhan.Morfologi tumbuhan juga menguraikan tentang fungsi

masing-masing bagian dari bentuk dan susunan tumbuhan.Salah satu bagian

dari tumbuhan yaitu batang.Batang merupakan bagian tubuh tumbuhan yang

amat penting bagi tumbuhan yang berada diatas permukaan tanah.Mengingat

tempat dan kedudukannya bagi tubuh tumbuhan, batang dapat disamakan

dengan sumbuh tubuh tumbuhan.Oleh karena itu untuk mempertahankan

fungsinya, batang melakukan berbagai adaptasi terhadap lingkungan dimana

tumbuhan tersebut tumbuh. (Al Hidayat, 2012).

Kangkung darat (Ipomoea reptana Poir) tergolong sayur yang sangat

populer, karena banyak peminatnya.Bagian tanaman kangkung yang paling

penting adalah batang muda dan pucuk-pucuknya sebagai bahan sayur-mayur.


Kangkung memiliki rasa yang enak dan kandungan gizi cukup tinggi, vitamin

A, B dan vitamin C serta bahan mineral terutama zat besi yang berguna

kesehatan (Perdana, 2009).

B. Maksud Percobaan

Maksud percobaan ini adalah untuk mengetahui tipe tumbuhan

berbatang, bentuk, arah dan percabangan pada batang, organ dan jaringan

penyusun pada batang, dan tipe-tipe berkas pempuluh pada batang.

C. Tujuan Percobaan

Tujuan dari percobaan ini adalah :

1. Menentukan tipe tumbuhan berbatang

2. Menentukan bentuk, arah tumbuh dan percabangan pada batang

3. Mengamati organ dan jaringan penyusun pada batang

4. Menentukan tipe-tipe berkas pembuluh pada batan


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Batang Tumbuhan

Batang merupakan bagian tubuh tumbuhan yang amat penting, dan

mengingat tempat serta kedudukan batang bagi tubuh tumbuhan.Batang dapat

disamakan dengan sumbu tubuh tumbuhan.Bagian-bagian batang menurut

kegunaanya dapat digolongkan menjadi 4 bagian. Batang adalah bagian dari

tubuh tanaman yang menghasilkan daundan struktur reproduktif. Daerah pada

batang yang menumbuhkan daun disebut nodus (buku), sedangkan daerah

antara dua nodus disebut internodium (ruas). Berdasarkan kenampakan

batang, tumbuhan dibedakan menjadi tumbuhan yang tidak berbatang (Planta

acaulis), seperti lobak (Rhapanus sativus L.), dan sawi (Brassica juncea L.),

dan tumbuhan yang jelas berbatang, yang terdiri atas batang basah

(herbaceus), batang berkayu (lignosus), batang rumput (calmus), dan batang

mendong (calamus).

Pada umumnya batang mempunyai sifat-sifat sebagi berikut:

1. Umumnya berbentuk panjang bulat seperti silinder atau dapat pula

umumnya bentuk lain, akan tetapi selalu bersifat aktinomorf. Artinya

dapat dengan sejumlah bidang dibagi menjadi dua bagian yang setangkup.

2. Terdiri atas ruas-ruas yang masing-masing dibatasi oleh buku-buku, dan

pada buku-buku inilah terdapat daun.

3. Tumbuhanya biasanya keatas. menuju cahaya atau matahari (bersifat

fototrop atau heliotrop).


4. Selalu bertambah panjang diujungnya, oleh sebab itu sering dikatakan.

bahwa batang mempunyai pertumbuhan yang tidak terbatas.

5. Mengadakan percabangan dan selama hidupnya tumbuhan tidak

digugurkan. Kecuali kadang-kadang cabang atau ranting yang kecil.

6. Umumnya tidak berwarna hijau. Kecuali tumbuhan yang umurnya masih

pendek, misalnya rumput dan waktu batang masih muda. (Sri Mulyani,

2006).

B. Manfaat Batang Pada Tumbuhan

Fungsi batang sebagai bagian dari tubuh tumbuhan antara lain :

1. Mendukung bagian-bagian tumbuhan yang ada diatas tanah, yaitu : daun,

bunga, dan buah.

2. Dengan percabanganya memperluas bidang asimilasi, dan menempatkan

bagian-bagian tumbuhan didalam ruang sedemikian rupa. Hingga dari segi

kepentingan tumbuhan bagian-bagian tadi terdapat dalam posisi yang

paling menguntukan.

3. Jalan pengangkutan air dan zat-zat makanan dari bawah keatas dan jalan

pengangkutan hasil-hasil asimilasi dari atas ke bawah

4. Menjadi tempat penimbunan zat-zat makanan cadangan. (Sri Mulyani,

2006).

C. Klasifikasi Batang

1. Berdasarkan struktur batang dibedakan menjadi:

a. Tumbuhan tidak berbatang jelas merupakan tumbuhan yang tidak

mempunyai batang sesungguhnya, karena sangat pendek, daun seakan


akan keluar dari bagian atas akar. Contoh: lobak (Raphanus sativus).

b. Tumbuhan berbatang jelas merupakan tumbuhan yang mempunyai

batang sesungguhnya. Cabang dan daun keluar dari batang di bagian

atas permukaan tanah. Tumbuhan berbatang jelas dibedakan :

1) Batang basah (herbaceus) lunak dan berair. Contohnya Bayam

(Amaranthus sp.)

2) Batang berkayu (lignosus) keras dan kuat Contoh Durian (Durio

zibethinus)

3) Batang rumput (calmus) tidak keras, punya ruas-ruas yang nyata,

sering berongga. Contoh: padi (Oriza sativa)

4) Batang mendong (calamus) seperti batang rumput tetapi ruas-

ruasnya lebih panjang. Contoh: rumput teki (Cyperus rotundus)

(Marina Silalahi, 2006)

2. Berdasarkan bentuk penampang melintang batang dibedakan :

a. Bulat (teres) Seperti pada: Bambu (Bambusa sp.), kelapa (Cocos

nucifera)

b. Bersegi (angularis). Misalnya pada Markisah (Passiflora edulis)

c. Pipih, biasanya menyerupai daun, misalnya Kaktus (Opuntia sp.)

3. Permukaan batang

Permukaan batang merupakan bagian terluar dari batang yang menutupi

seluruh permukaan batang. Berdasarkan permukaan batang dibedakan

menjadi:

a. Licin (leavis)Misalnya pada Jagung (Zea mays)


b. Berusuk (costatus) permukaan ada rigi-rigi yang membujur. Misalnya

pada Iler

c. Beralur (sulcatus), terdapat alur-alur. Misalnya pada

Cereus peruvianus

d. Bersayap (alutus), pada batang yang bersegi, sudut-sudut terdapat

pelebaran yang tipis. Misalnya pada Markisah (Passiflora edulis)

e. Berambut (pilosus). Misalnya pada Tembakau (Nicotiana tabacum)

f. Berduri (spinosus). Misalnya pada Mawar (Rosa sp.), jeruk nipis

(Citrus xaurantium)

g. Memperlihatkan berkas daun. Misalnya pada Pepaya (Carica papaya)

h. Memperlihatkan berkas daun penumpu. Misalnya pada Nangka

(Artocarpus heterophylla)

i. Memperlihatkan banyak lenti sel. Misalnya pada Sengon

(Paraserianthes falcataria L.Nielsen)

j. Memperlihatkan lepasnya kerak. Misalnya pada Jambu biji (Psidium

guajava).

4. Arah tumbuh batang

Arah tumbuh batang merupakan posisi arah pertumbuhan batang

terhadappermukaan tanah. Berdasarkan arah tumbuh batang tumbuhan

dibedakan menjadi:

a. Tegak lurus (erectus). Misalnya pada Pepaya (Carica papaya)

b. Mengantung (dependens), yang tumbuh di lereng, sebagai epifit.

Misalnya pada Anggrek (Dendrobium sp.)


c. Berbaring (humifusus) terletak dipermukaan tanah ujung saja yang ke

atas. Misalnya pada Semangka

d. Menjalar/ merayap(respen), batang diatas permukaan tanah , setiap

buku keluar akar. Misalnya pada Ubi jalar (Ipomoea batatas); Kacang

tanah (Arachishypogea)

e. Mengangguk (nutan), batang tumbuh tegak lurus keatas tetapi

ujungnya membekok lagi kebawah. Misalnya pada Bunga matahari

(Helianthus annuus)

f. Memanjat (scandens).

g. Membelit (volubillis), batang sendiri naik dengan melilit tiang panjat.

5. Percabangan Batang

Percabangan pada batang dapat dibedakan menjadi:

a. Monopodial, batangb pokok selalu tampak jelas,lebih besar dan

panjang dari cabang-cabangnya.Misalnya pada Cemara (Casuarina

sp.)

b. Simpodial, batang pokok sulit ditentukan, dalam pertumbuhan

danperkembangan kadang-kadang lebih cepat dan lamabat dari

cabangnyaMisalnya pada Sawo manila

c. Menggarpu/dichotom, pada batang yang setiap batangnya tumbuh

cabangmenjadi dua yang sama besar. Misalnya pada Cabai (Capsicum

annuum).

(Marina Silalahi, 2016).


D. Batang Tumbuhan Dikotil dan Monokotil

1. Struktur Primer Batang Monokotil

Struktur primer batang monokotil terdiri dari epidermis pada bagian

luar, dan pada bagian dalam terdiri atas sklerenkim, parenkim korteks,

ikatanpembuluh, dan parenkim empulur. Ikatan pembuluh pada struktur

primer batang monokotil tersebar acak hingga ke empulur, sehingga batas

korteksdan empulur tidak tampak. Parenkim (bagian yang berwarna hijau)

berfungsi sebagai tempat pertukaran zat dan penyimpanan makanan

cadangan. Jaringan pembuluh memanjang di sepanjang sebuah batang

dalam beberapa untaian disebut berkas pembuluh. Masing-masing berkas

pembuluh batang dikelilingi oleh jaringan dasar. Pada sebagian besar

dikotil, berkas pembuluh tersusun dalam suatu lingkaran dengan empulur

disebelah dalam lingkaran dan korteks yang terletak di sebelah luar

lingkaran.

2. Struktur Primer Batang Dikotil

Struktur primer batang dikotil dibangun oleh sistem jaringan primer

sebagai berikut:

a. Epidermis, jaringan ini terbentuk dari sel-sel pipih yang

berfungsimelindungi jaringan didalamnya; umumnya terdiri dari satu

lapis. Dinding sel epidermis tebal dan dilapisi oleh kitin atau kutikula.

b. Korteks, jaringan ini ada di bawah epidermis yang tersusun dari sel-sel

parenkim, fungsinya untuk menyimpan cadangan makanan.

Padabeberepa jenis tumbuhan, dinding sel-sel parenkimnya


menebalmembentuk kolenkim dan sklerenkim, yang berfungsi

memperkuat batang. (Ayu Shinka Permata Sari, 2014)

E. Morfologi dan Klasifikasi Tanaman Kangkung

Kangkung berasal dari India yang kemudian menyebar ke Malaysia,

Burma, Indonesia, China Selatan, Australia dan bagian negara Afrika.

Kangkung termasuk ke dalam famili convolvulaceae atau kangkung-

kangkungan. Kangkung merupakan sumber vitamin A, vitamin C dan mineral

seperti zat besi, kalsium, kalium, dan fosfor.Kangkung dapat berfungsi

sebagai obat tidur karena dapat menenangkan saraf. Akarnya digunakan untuk

mengobati penyakit wasir sedangkan zat besi yang terkandung didalamnya

berguna untuk pertumbuhan tubuh. Bagian tanaman kangkung yang paling

penting adalah batang muda dan pucuk-pucuknya sebagai bahan sayur-mayur.

Kangkung merupakan tanaman yang tumbuh cepat dan memberikan hasil

dalam waktu 4-6 minggu sejak dari benih. Biasa ditemukan di dataran rendah

hingga 1.000 m di atas permukaan laut. Tanaman kangkung terdiri dari dua

varietas, yakni kangkung darat yang disebut kangkung cina dan kangkung air

yang tumbuh secara alami di sawah, rawa, atau parit.

Dalam sistematika tumbuh-tumbuhan, klasifikasi kangkung adalah:

Kingdom Plantae (tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (berpembuluh)

Superdivisio : Spermatophyta (menghasilkan biji)

Divisio : Magnoliophyta (berbunga)

Kelas : Dicotyledone (berkeping dua/dikotil)


Sub kelas : Asteridae

Ordo : Solanales

Familia : Convolvulaceae (suku kangkung-kangkungan)

Genus : Ipomoea

Spesies : Ipomoea reptans Poir.

Batang tanaman berbentuk bulat panjang, berbuku-buku, banyak

mengandung air (herbaceous), dan berlubang-lubang.Perakaran tanaman

kangkung berpola perakaran tunggang dan cabang akarnya menyebar kesemua

arah, dapat menembus tanah sampai kedalaman 60 – 100 cm.

Kangkung memiliki tangkai daun melekat pada buku-buku batang dan di

ketiak daunnya terdapat mata tunas yang dapat tumbuh menjadi percabangan

baru. Bentuk daun umumnya runcing ataupun tumpul, permukaan daun

sebelah atas berwarna hijau tua, dan permukaan daun bagian bawah berwarna

hijau muda.Bentuk bunga kangkung umumnya berbentuk “terompet” dan

daun mahkota bunga berwarna putih atau merah lembayung.Sedangkan buah

kangkung berbentuk bulat telur yang didalamnya berisi tiga butir biji.Bentuk

buah kangkung seperti melekat dengan bijinya.Warna buah hitam jika sudah

tua dan hijau ketika muda.Buah kangkung berukuran kecil sekitar 10 mm, dan

umur buah kangkung tidak lama.Bentuk biji kangkung bersegi-segi atau tegak

bulat.Berwarna cokelat atau kehitam-hitaman, dan termasuk biji berkeping

dua.Pada jenis kangkung darat biji kangkung berfungsi sebagai alat

perbanyakan tanaman secara generatif.

Kangkung Darat (Ipomoea reptans P) dapat tumbuh pada daerah yang


beriklim panas dan beriklim dingin. Jumlah curah hujan yang baik untuk

pertumbuhan tanaman ini berkisar antara 1500-2500 mm/tahun (Faisal,2016).

Tanaman kangkung dapat tumbuh di dataran rendah sampai dataran tinggi

dengan suhu 20 – 30 OC. Intensitas cahaya matahari yang dibutuhkan

tanaman kangkung tergolong sedang yaitu 200 – 400 footcandels.Sedangkan

untuk kelembaban tergolong tinggi yaitu > 60%.(Eko Mantep Widadi, 2018).

F. Syarat Tumbuh Kangkung

Sumber daya dan ekosistem di wilayah Indonesia sangat bervariasi,

terutama kondisi curah hujan dan temperatur udara.Jumlah curah hujan

berkisar antara 500 – 5000 mm/tahun sedangkan temperatur udara dipengaruhi

oleh ketinggian tempat.Setiap naik 100 meter, maka temperatur udara turun

10C.Di permukaan laut, temperatur rata-rata sekitar 280C dan di dataran tinggi

(pegunungan) 2000 meter dari permukaan laut sekitar 180C.Kangkung dapat

tumbuh dan berproduksi dengan baik jika dibudidayakan pada tempat dengan

ketinggian maksimal 2000 meter diatas permukaan laut.Tanaman ini

membutuhkan tanah yang gembur dan mengandung banyak bahan organik

sebagai tempat tumbuhnya, untuk kangkung darat khususnya tidak menyukai

lahan yang tergenang karena akarnya mudah membusuk, sedang kangkung air

membutuhkan tanah yang selalu tergenang. Kangkung membutuhkan lahan

yang terbuka atau lahan yang mendapatkan sinar matahari yang cukup sebagai

tempat tumbuhnya, karena di lahan yang ternaungi tanaman kangkung akan

tumbuh memanjang. Kangkung merupakan tanaman yang memiliki

kemampuan adaptasi yang tinggi sehingga dapat tumbuh dihampir semua


kondisi lahan, namun jika ditanam pada lahan yang memiliki suhu udara

relatif panas batang tanaman ini akan mengeras. Waktu bertanam yang baik

ialah pada musim hujan untuk kangkung darat atau musim kemarau untuk

kangkung air.Tanaman kangkung membutuhkan lahan yang terbuka atau

mendapat sinar matahari yang cukup. Di tempat yang terlindungi (ternaungi),

tanaman kangkung akan tumbuh memanjang (tinggi) tetapi kurus-kurus.

Kangkung sangat kuat menghadapi panas terik dan kemarau yang

panjang.Apabila tanaman di tanam di tempat yang tegak terlindung, maka

kualitas daun bagus dan lemas sehingga disukai konsumen.(Eko Mantep

Widadi, 2018).
BAB III

METODE KERJA

A. Alat

Alat yang digunakan pada percobaan ini antara lain yaitu:

1. Mikroskop

2. Dek glass

3. Objek glass

4. Silet

5. Pipet tetes

6. Tissu

B. Bahan

Bahan yang digunakan pada percobaan ini antara lain yaitu:

1. Batang Kangkung

C. Cara Kerja

1. Disiapkan alat dan sampel

2. Deskripsikan masing-masing sampel sesuai dengan literature

3. Amati morfologi sampel (bentuk, permukaan batang dll.)

4. Gambar morfologi sampel lengkap dengan ket.bagian sampel

5. Amati anatomi sampel dengan menyayat secara melintang setipis

mungkin kemudian diletakkan pada objek glass dan ditetesi dengan

aguadest sebanyak 2-3 tetes, setelah itu ditutup dengan deck glass

6. Setelah itu amati dibawah mikroskop sampai didapatkan tipe jaringan

pembuluh pada batang


7. Setelah itu gambar anatomi pada batang.
BAB IV

HASIL PENGAMATAN

A. Hasil

1. Morfologi Batang

Nama Indonesia : Batang Kangkung Gambar dan

Nama Latin :Ipomoea aquatica keterangan:

Tipe Tumbuhan/Batang : Batang basah

(Herbaceur)

Permukaan batang : Licin, berambut halus

Arah tumbuh batang : Condong, tegak lurus.

Percabangan pada batang : Monopodial

Arah tumbuh cabang : Lurus (Herbaceur)

Deskripsi batang :

Kangkung termasuk tumbuhan Tracheophyta.

Tumbuham kangkung adalah tumbuhan dengan

batang yang jelas dengan tipe batang basah,

dimana permukaan batang licin dan berambut

halus. Arah tumbuh batang tegak lurus (Arectus)

dengan percabangan batang monopodial,

sedangkan untuk bentuk batangnya yaitu

berbentuk seperti tabung (bulat), arah tumbuh

cabang berupa lurus (Herbaceus).


Klasifikasi : Kegunaan :

Kingdom : Plantae (tumbuhan) 1. Mencegah anemia

Subkingdom : Tracheophyta 2. mengatasi sembelit

Superdivisio : Spermatop dan gangguan

Divisio : Magnoliophyta pencernaan

Kelas : Dicotyledone 3. mencegah diabetes

Ordo : Solanales

Familia : Convolvulaceae

Genus : Ipomoea

Spesies : Ipomoea reptans Poir.

2. Anatomi Batang

Nama Indonesia :Batang Kangkung Keterangan Gambar :

Nama Latin :Ipomoea aquatica Monokotil :

Gambar Anatomi Batang : 1. Floem

2. xylem

3. Empulur

4. Korteks

5. Ikatan pembuluh

6. Epidermis
Dikotil

1. Floem

2. Xilem

3. Epidermis

4. Ikatan pembuluh

5. Jaringan dasar

(parenkim)

Deskripsi :

Perbedaan batang tumbuhan monokotil dan dikotil :

Tumbuhan monokotil umumnya batangnya tidak bercabang, tidak memiliki

cambium serta tumbuh/ terus tumbuh meninggi. Sedangkan batang

tumbuhan dikotil umumnya bercabang serta memiliki cambium pada

perbatasan antara jaringan xylem dan floem

B. Pembahasan

Kangkung termasuk tumbuhan Tracheophyta.Tumbuham kangkung

adalah tumbuhan dengan batang yang jelas dengan tipe batang basah, dimana

permukaan batang licin dan berambut halus.Arah tumbuh batang tegak lurus

(Arectus) dengan percabangan batang monopodial, sedangkan untuk bentuk

batangnya yaitu berbentuk seperti tabung (bulat), arah tumbuh cabang berupa

lurus (Herbaceus).Batang tanaman berbentuk bulat panjang, berbuku-buku,

banyak mengandung air (herbaceous), dan berlubang-lubang. Perakaran

tanaman kangkung berpola perakaran tunggang dan cabang akarnya menyebar


kesemua arah, dapat menembus tanah sampai kedalaman 60 – 100 cm.

Kangkung memiliki tangkai daun melekat pada buku-buku batang dan di

ketiak daunnya terdapat mata tunas yang dapat tumbuh menjadi percabangan

baru.

Perbedaan batang tumbuhan monokotil dan dikotil yaitu :Tumbuhan

monokotil umumnya batangnya tidak bercabang, tidak memiliki cambium

serta tumbuh/ terus tumbuh meninggi. Sedangkan batang tumbuhan dikotil

umumnya bercabang serta memiliki cambium pada perbatasan antara jaringan

xylem dan floem.Kegunaan tumbuhan kangkung (Ipomoea aquatica) yaitu

Mencegah anemiamengatasi sembelit dan gangguan pencernaanmencegah

diabetes.
BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan menunjukan bahwa batang tumbuhan

terdiri atas bantang monokotil dan batang dikotil. Perbedaan batang tumbuhan

monokotil dan dikotil yaitu :Tumbuhan monokotil umumnya batangnya tidak

bercabang, tidak memiliki cambium serta tumbuh/ terus tumbuh meninggi.

Sedangkan batang tumbuhan dikotil umumnya bercabang serta memiliki

cambium pada perbatasan antara jaringan xylem dan floem.Pada tumbuhan

kangkung (Ipomoea aquatica) yang terdiri atas dua macam yaitu kangkung

darat dan kangkung air.Kangkung termasuk tumbuhan

Tracheophyta.Tumbuham kangkung adalah tumbuhan dengan batang yang

jelas dengan tipe batang basah, dimana permukaan batang licin dan berambut

halus.

B. Saran

Sebaiknya dalam mengamati morfologi dari tanaman sebaiknya dilakukan

dengan teliti agar didapatkan hasil yang maksimal.


DAFTAR PUSTAKA

Amin Soebandrio, 2017. Peran Biologi Molekuler Dalam

PemetaanKeanekaragaman Hayati. Lembaga Biologi Molekuler Eijkman

Sari, Ayu Shinka Permata. 2014. Penerapan Model Pembelajaran Berbasis

Masalah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas Viii F

Smpn 11 Kota Bengkulu.Universitas Bengkulu.

Sri Mulyani, Anatomi Tumbuhan, (Jogjakarta: Kanasius, 2006) hal. 76).

SilalahiMarina. 2016. Morfologi Tumbuhan. Universitas Kristen Indonesia

Widadi, Eko Mantep. 2018. Respon Pertumbuhan dan Perkembangan Batang

Tumbuhan. Fakultas Pertanian UMP.


LABORATORIUM BOTANI FARMASI

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR

LAPORAN PERCOBAAN 4

MORFOLOGI DAN ANATOMI AKAR

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK : 3 (TIGA)

KELAS B/05 ALIH JENJANG S1 FARMASI

KOORDINATOR LABORATORIUM : ANDI JUAELLA YUSTISI,


S.Farm., M.Si., Apt.

UNIVERSTAS MEGAREZKY

FAKULTAS FARMASI

2020/2021
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Morfologi tumbuhan merupakan ilmu yang mempelajari bentuk fisik dan

struktur tubuh dari tumbuhan, morfologi berasal dari bahasa Latin morphus

yang berarti wujud atau bentuk, dan logos yang berarti ilmu. Morfologi

tumbuhan berguna untuk mengidentifikasi tumbuhan secara visual, dengan

begitu keragaman tumbuhan yang sangat besar dapat dikenali dan

diklasifikasikan. Sedangkan anatomi tumbuhan adalah ilmu yang secara

khusus mempelajari struktur internal tumbuhan pada tingkat mikroskopis.

(Saputra.2017).

Akar merupakan bagian terpenting ketiga setelah daun dan batang. Akar

merupakan bagian bawah dari sumbu tumbuhan dan umumnya berkembang

di bawah permukaan tanah. Meskipun ada pula akar yang tumbuh di luar

tanah. Akar pertama pada tumbuhan berbiji berkembang dari meristem apeks

di ujung akar embrio dalam biji yang berkecambah. Pada gymnospermae dan

dikotil, akar tersebut berkembang dan membesar menjadi akar primer dengan

cabang yang berukuran lebih kecil.Sistem akar tersebut dinamakan akar

tunggang. Pada monokotil, akar primer tidak lama bertahan dalam kehidupan

tumbuhan dan segera mengering (Anggraini.2016 dan Saputra.2017).

Akar sebagai sebuah organ utama pada tumbuhan yang berfungsi sebagai

penyerap unsur hara dan juga air dari tanah, menegakkan tumbuhan itu

sendiri, dan juga bermetamorfosis menjadi sebuah alat yang memiliki


beranekaragam fungsi, salah satunya sebagai alat penempel ataupun alat

respirasi (Anggraini.2016).

Berdasarkan asal usulnya, terdapat dua tipe akar , yaitu akar tunggang

dan akar serabut (adventitious). Akar tunggang berkembang dari ujung

embrio yang terbatas,sedangkan akar serabut berkembang dari jaringan akar

dewasa atau dari bagian lain tubuh tumbuhan, seperti batang dan daun

(Anggraini.2016).

B. Tujuan

Adapun tujuan dari percobaan ini antara lain, yaitu:

1. Menentukan bagian-bagian akar, sistem perakaran, bentuk, sifat, dan

tugas khusus akar, dan akar khusus hasil metamorphosis dari daun, akar

dan batang.

2. Mengamati jaringan penyusun pada akarmenentukan tipe berkas

pembuluh pada akar


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Umum Akar

Akar merupakan bagian pokok yang nomor penting ketiga di samping

batang dan daun, bagi tumbuhan yang tumbuhnya telah merupakan kormus.

Bagi tumbuhan, akar berfungsi untuk memperkuat berdirinya tumbuhan,

untuk menyerap air dan zat-zat makanan yang terlarut di dalam air tadi dari

dalam tanah, untuk mengangkut air dan zat-zat makanan tadi ke tempat-

tempat pada tubuh tumbuhan yang memerlukan dan kadang-kadang sebagai

tempat untuk penimbunan makanan (Estiti,2008).

Akar memiliki fungsi untuk menentukan posisi tanaman, absorbsi air dan

garam-garam tanaman, tempat penyipanan makanan, tempat penyimpanan

makanan, juga berfungsi untuk membawa air dari dalam tanah menuju batang

dan pada beberapa tanaman sebagian berfungsi untuk fotosisntesis maupun

respirasi (Silalahi.2015).

Akar merupakan organ yang berperan dalam menyerap air dan mineral.

Berdasarkan fungsi tersebut akar memiliki struktur yang efektif dalam

memperluas daerah penyerapan air dan mineral. Struktur akar dapat

dibedakan menurut bagian-bagian berupa leher akar, ujung akar, batang akar,

cabang akar, serabut akar, rambut akar, dan tudung akar (Hasnunidah.2019).

Pada leher akar (collum) merupakan bagian yang langsung

bersambungan dengan pangkal batang, ujung akar (apex radicis) merupakan

bagian yang paling muda dan akan terus mengalami pertumbuhan, dan
diantara leher dan ujung akar terdapat batang akar (corpus radicis). Juga

terdapat cabang akar (radix lateralis) yang merupakan bagian yang muncul

dari akar pokok tetapi tidak langsung bersambungan dengan pangkal batang.

Dan cabang akar yang halus terksturnya disebut dengan serabut akar (fibrilla

radicalis). Selanjutnya adalah bulu-bulu akar atau rambut-rambut akar (pilus

radicalis) yang merupakan bagian akar yang merupakan penonjolan sel-sel

kulit luar akar yang panjang. Bentuknya seperti bulu atau rambut. Rambut

akar ini dapat berfungsi untuk memperluas bidang penyerapan sehingga

lebih banyak air dan zat-zat makanan yang dapat dihisap. Dan bagian yang

terakhir yaitu tudung akar (calyptra), yaitu bagian akar paling ujung dan

terdiri dari jaringan yang bermanfaat melindungi ujung akar yang masih

muda serta lemah (Hasnunidah.2019 dan utami.2008).

Selain bagian-bagian akar tersebut juga terdapat bagian lain sepeti daerah

pembelahan (meristematic zone) yang merupakan bagian akar tempat

pembelahan sel. Daerah ini ditandai dengan sel-sel yang kecil-kecil dan

dinding sel yang tipis. Sel-sel dibagian ini membelah secara berulangulang

sehingga meningkatkan jumlah sel-sel. Lalu daerah pemanjangan (elongation

region) berada disebelah atas dari zona meristematik. Pada bagian ini sel-sel

mengalami pertumbuhan dan pemanjangan maupun perbesaran sehingga

bertanggung jawab untuk pertumbuhan akar. Dan Daerah pematangan

(maturation region) berada pada bagian atas zona pemanjangan. Pada bagian

ini sel-sel berdifrensiasi menjadi sel-sel dewasa (Sillahi.2015)

Sistem perakaran pada tumbuhan dapat dibedakan berdasarkan


perkembangan dari akar lembaga (radicula). Secara umum sistem perakaran

tumbuhan, terbagi menjadi dua yaitu akar tunggang dan akar serabut. Kedua

sistem perakaran ini akan mengalami percabangan untuk memperluas

penyerapan unsur hara dan memperkuat berdirinya batang. Pada tanaman

dikotil, akar tunggang akan terbentuk bila tanaman diperbanyak secara

generatif, tetapi tidak bila diperbanyak secara vegetatif (stek dan cangkok)

(Hasnunida.2019 dan Silalahi.2015).

Sistem akar tunggang adalah akar lembaga (radicula) yang tumbuh terus

dan menjadi akar pokok yang selanjutnya bercabang-cabang menjadi akar-

akar yang lebih kecil. Akar pokok yang berasal dari akar lembaga, disebut

akar tunggang (radix primaria). Terdapat pada tumbuhan Dicotyledoneae

(berbiji belah) dan tumbuhan Gymnospermae (berbiji telanjang)

(Silallahi.2015 dan Utami.2008).

Berdasarkan percabangan dan bentuk dari akar tunggang, maka akar

tunggang dibedakan menjadi, yaitu:

1. Akar tunggang tidak bercabang

Pada akar tunggang tidak bercabang, cabang hanya berupa serabut

akar yang sangat halus. Dapat dianggap tidak merupakan cabang karena

berfungsi sebagai penyerap air dan unsur hara. Akar tunggang tersebut

berfungsi sebagai tempan penimbun zat cadangan makanan.

Akar tunggang tidak bercabang dibedakan menjadi:

a. Berbentuk tombak (fusiformis)

Pada akar bagian pangkal besar, meruncing ke ujung dengan


percabangan dari serabut-serabut akar. Fungsinya dari akar ini yaitu

sebagai tempat menimbun makanan. Oleh karena bentuknya

demikian maka disebut akar tombak atau akar pena. Akar tombak

dapat dilihat pada wortel (Daucus carota L.) dan lobak (Raphanus

sativus L.) (Utami.2008).

b. Berbentuk gasing (napiformis)

Jika pada bagian pangkal akar besar dan membulat, dan akar-

akar serabut sebagai cabang hanya pada ujung yang sempit

kemudian meruncing. Berdasarkan bentuk dari akar tersebut, maka

disebut dengan akar gasing. Contohnya pada biet (Beta vulgaris L.)

dan bengkuang (Pachyrrhizus erosus Urb.) (Utami.2008).

c. Berbentuk benang (filifomis)

Jika pada akar tunggang kecil, panjang seperti akar serabut dan

percabangannya sedikit sekali. Maka berdasarkan dari bentuknya

disebut dengan akar benang. Contohnya pada kratok (Phaseolus

lunatus L.) (Utami.2008).

2. Akar tunggang yang bercabang

Akar tunggang ini berbentuk kerucut panjang, tumbuh ke bawah,

bercabangcabang banyak dan cabangnya bercabang lagi, sehingga

memperluas daerah perakaran yang dapat menyerap air dan unsur hara.

Tumbuhan dengan sistem perakaran serabut memiliki akar lembaga yang

mati. Lalu pada perkembangan selanjutnya, beberapa akar yang sama besar

muncul pada pangkal batang, karena tidak berasal dari calon akar (radicula).
Akar-akar ini karena tidak berasal dari calon akar yang asli, dinamakan akar

liar yang bentuknya, seperti serabut, disebut akar serabut (radix adventicia).

Pada sistem akar tunggang maupun akar serabut, masing-masing akar dapat

bercabang-cabang dan berguna untuk memperluas bidang penguapan serta

memperkuat berdirinya batang tumbuhan. Sistem perakaran serabut umum

ditemukan pada tumbuhan berbiji tunggal (monocotyledoneae)

(Hasnunidah.2019 dan Utami.2008)

Sistem perakaran serabut juga memiliki bentuk-bentuk yang khas.

Berdasarkan bentuk dan ukuran akar, maka akar serabut dikelompokkan

sebagai berikut:

1. Perakaran disusun oleh akar serabut kecil-kecil berbentuk benang seperti

pada padi (Oryza sativa).

2. Perakaran disusun oleh akar serabut yang kaku dan besar seperti tambang

atau tali. Contohnya pada pohon kelapa (Cocos nucifera).

3. Perakaran disusun oleh akar serabut yang besar seukuran lengan

manusia dan masing-masing tidak memperlihatkan percabangan, seperti

pada pandan (Pandanus tectorius) (Hasnunidah.2019 dan Utami.2008).

Selain akar tunggang dan akarserabut, beberapa tumbuhan juga

mengembangkan sistem perakaran yang unik yang menyesuaikan dengan

kebutuhan dan lingkungannya. Sistem perakaran ini diberi nama berdasarkan

fungsinya bagi tumbuhan (Hasnunidah.2019).

Akar gantung (radix aereus) muncul pada bagian tumbuhan yang berada

di permukaan tanah. Selama menggantung, akar berfungsi menyerap air dan


gas yang penting untuk metabolisme tumbuhan. Memiliki jaringan

penyimpan gas yang dinamakan velamen seperti pada tumbuhan anggrek

kalajengking (Arahnis flosaeris). Ketika akar gantung mencapai tanah, maka

berfungsi sebagaimana akar pada umumnya. Sedangkan bagian akar yang di

permukaan akan berkembang menjadi batang seperti pada beringin (Ficus

benjamina) (Hasnunidah.2019).

Akar hisap (haustorium) dimiliki oleh tumbuhan parasit seperti benalu

(Loranthus). Akar hisap berfungsi menembus bagian kayu pada tumbuhan

inang untuk mengambil nutrisi. Selanjutnya kar lekat (radix adligans) yang

dimiliki oleh tumbuhan pemanjat seperti pada sirih (Piper betle) dan lada

(Piper ningrum). Akar berkembang dari buku-buku batang dan berfungsi

sebagai penunjang tumbuhan (Hasnunidah.2019).

Akar pembelit (cirrhus radicalis) dapat ditemukan pada tumbuhan vanili

(Vanilla planifolia). Akar pembelit tumbuh dari buku-buku batang dan

berfungsi sebagai penunjang. Ukuran akar lebih panjang dari akar lekat pada

sirih, sehingga mampu memeluk batang (Hasnunidah.2019).

Akar napas (pneumatophora) yang dimiliki oleh tumbuhan seperti

Sonneratia dan Avicennia yang biasanya hidup di tempat yang kekurangan

oksigen. Akar napas berkembang secara tegak lurus dari cabang-cabang akar

di dalam tanah. Bagian akar yang berada di permukaan tanah memiliki

banyak celah (pneumathoda) yang berguna untuk masuknya udara

(Hasnunidah.2019).
Akar tunjang dimiliki oleh tumbuhan seperti bakau (Rhizophora

conjugata) dan pandan (Pandanus tectorius). Akar tumbuh dari bagian bawah

batang dan seakan akan seperti menunjang tumbuhan agar tidak rebah. Ada

juga akar lutut yang sebenarnya adalah bagian dari akar yang tumbuh keluar

tanah kemudian masuk lagi ke dalam tanah sehingga berbentuk seperti lutut.

Akar lutut dapat ditemukan pada tumbuhan tanjang (Bruguiera parvifolia)

yang hidup di daerah pantai. Akar lutut juga ada kepentingannya dengan

pernapasan (Hasnunidah.2019).

Akar banir disebut juga akar papan karena berbentuk seperti papan yang

dimiringkan untuk memperkokoh tegaknya tumbuhan. Akar banir dapat

ditemukan pada tumbuhan sukun (Artocarpus communis) dan kenari

(Canarium commune) (Hasnunidah.2019).

Secara umum bagian-bagian anatomi akar tersusun atas jaringan

epidermis, system jaringan dasar berupa korteks, endodermis dan empelur,

serta system berkas pembuluh. Pada akar tumbuhan dikotil dan monokotil,

terdapat perbedaan, pada akar tumbuhan dikotil antara xylem dan floem

terdapat kambium, dan pada akar monokotil di antara xylem dan floen tidak

terdapat kambium (Manik.2016).

Pada akar monokotil, terdapat xylem yang banyak, biasanya bervariasi

antara 10-20. Perisikel yang terdapat pada akar monokotil hanya

menghasilkan akar lateral, tidak memiliki kambium serta tidak terjadi

pertumbuhan sekunder. Empelur berkembang dan membesar. Penampang

melintang melalui akar primer (yang belum mengalami penebalan sekunder)


akan menunjukkan dari luar ke dalam epidermis, korteks, dan silinder pusat

sel epidermis akar berdinding tpis dan biasanya tanpa rotikula (Manik.2016).

Pada monokotil untaian xylem tampak seperti bintang dan irisan

melintang, biasanya sedikit seperti pada akar dikotil, tetapi akar akar lainnya

terdapat banyak untaian pada palmea dan pondanaceae dapat 100 atau lebih.

Pada sejumlah besar monokotil yang tidak melepaskan korteksnya semasa

akar masih hidup banyak sklerenkim yang di bentuk, ruang antar sel yang di

bentuk lisigen atau sizogen sering terdapat pada tumbuhan darat yang

terendam air seperti padi. Parenkim tersebut di anggap berperan dalam

pengangkutan gas dan sebagai modal oksigen yang di perlukan dalam

respirasi jaringan (Manik.2016).

Pada akar dikotil terdapat cambium yang melakukan proses

berlangsungnya pertumbuhan sekunder. Empelur akar dikotil sangat kecil

bahkan tidak ada terlihat. Kambium akar terus membentuk lingkaran karena

pembentukan xylem di dekat floem terjadi lebih dahulu. Kambium ini akan

terus membentuk jaringan sekunder, sehingga xylem primer akan

menyebabkan mengklupasnya perisikle sehingga akhirnya hanya tinggal

lapisan gabus (Manik.2016).

Batas ujung akar pada akar tanaman dikotil tidak tampak jelas, perisikel

hanya terdiri atas satu lapis, empelur nya sempit, letak xylem di dalam dan

floem di luar (dengan kambium sebagai pembatas). Tumbuhan dikotil

memiliki ciri berupa akar tunggang. Bentuk tulang daun menjari, tidak di

temukannya tudung akar, bunga kelipatan 5, dan biji berkeping 2. Sedangkan


pada tumbuhan monokotil memiliki ciri berupa akar serabut, bentuk tulang

daun sejajar, di temukannya tudung akar, bunga kelipatan 3, dan biji

berkeping 1 (Ansorik, 2009)

B. Klasifikasi Bawang Merah

Bawang merah merupakan tanaman Spermatophyta dan berumbi, berbiji

tunggal dengan sistem perakaran serabut. Klasifikasi tanaman bawang merah

(Gopalakrishna.2007, Alfariatna.2017):

Kingdom : Plantae

Sub kingdom : Tracheobionta

Super divisio : Spermatophyta

Divisio : Magnoliophyta

Kelas : Liliopsida

Sub kelas : Liliidae

Ordo : Liliales

Familia : Liliaceae

Genus : Allium

Spesies : Allium cepa L. var. aggregatum

C. Morfologi Bawang Merah

Secara morfologi, bagian tanaman bawang merah dibedakan atas

akar, batang, daun, bunga, buah dan biji. Akar tanaman bawang merah

merupakan akar serabut yang tidak panjang dan tidak terlalu dalam tertanam

dalam tanah sehingga tidak tahan terhadap kekeringan. Akar tanaman

bawang merah terdiri atas akar pokok (primary root) yang berfungsi sebagai
tempat tumbuh akar adventif (adventitious root) dan bulu akar yang berfungsi

untuk menopang berdirinya tanaman serta menyerap air dan zat-zat hara dari

dalam tanah. Akar dapat tumbuh hingga kedalaman 30 cm, berwarna putih,

dan jika diremas berbau menyengat seperti bau bawang merah.

Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut diskus yang berbentuk

seperti cakram, tipis dan pendek sebagai tempat melekatnya akar dan mata

tunas (titik tumbuh), diatas diskus terdapat batang semu yang tersusun dari

pelepah-pelepah daun dan batang semu yang berada di dalam tanah berubah

bentuk dan fungsi menjadi umbi lapis (Aoyama dan Yamamoto.2007).

Daun bawang merah berbentuk silindris kecil memanjang antara 50 – 70

cm, berlubang dan bagian ujungnyaruncing, berwarna hijau muda sampai tua,

dan letak daun melekat pada tangkai yang ukurannya relative pendek

(Aoyama dan Yamamoto.2007).

Tangkai bunga bawang merah keluar dari ujung tanaman (titik tumbuh)

yang panjangnya antara 30-90 cm, dan di ujungnya terdapat 50-200 kuntum

bunga yang tersusun melingkar seolah berbentuk payung. Tiap kuntum bunga

terdiri atas 5 – 6 helai daun bunga yang berwarna putih, benang sari berwarna

hijau atau kekuning-kuningan, 1 putik dan bakal buah berbentuk hampir

segitiga. Bunga bawang merupakan bunga sempurna dan dapat menyerbuk

sendiri atau silang (Aoyama dan Yamamoto.2007).

Buah berbentuk bulat dengan ujungnya tumpul membungkus biji

berjumlah 2 – 3 butir, bentuk biji agak pipih saat muda berwarna bening atau

putih setelah tua berwarna hitam. Biji bawang berwarna merah dapat
digunakan sebagai bahan perbanyakan tanaman secara generatif (Aoyama dan

Yamamoto.2007).
BAB III

METODE PENGUJIAN

A. Alat

Alat yang digunakan pada percobaan ini antara lain yaitu:

1. Mikroskop

2. Dek glass

3. Objek glass

4. Silet

5. Pipet tetes

6. Tissu

B. Bahan

Bahan yang digunakan pada percobaan ini antara lain yaitu:

1. Akar bawang merah

C. Cara Kerja

1. Disiapkan alat dan sampel

2. Deskripsikan masing-masing sampel sesuai dengan literatur

3. Amati morfologi sampel (system perakaran, bentuk akar dll.)

4. Gambar morfologi sampel lengkap dengan ket.bagian sampel

5. Amati anatomi sampel dengan menyayat secara melintang setipis

mungkin kemudian diletakkan pada objek glass dan ditetesi dengan

aguadest sebanyak 2-3 tetes, setelah itu ditutup dengan deck glass

6. Setelah itu amati dibawah mikroskop sampai didapatkan tipe

jaringan/berkas pembuluh pada akar


7. Setelah itu gambar anatomi pada akar
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil’

1. Morfologi Akar

Nama Indonesia : Akar bawang merah Gambar & Keterangan

Nama Latin : Allium cepa L. var. Akar :

Sistem perakaran : Akar serabut (Radix

adventicia)

Bentuk Akar : Akar serabut kecil-kecil.

Akar dengan fungsi khusus : -

Deskripsi akar :

Akar bawang merah termasuk tumbuhan

berpembuluh (Tracheophyta) dan golongan

Spermatphyta, dimana sistem perakarannya

akar tunggang (Radix primaria) dengan

akar berbentuk benang (filifomis).

Kegunaan:
Klasifikasi :
1. Berpotensi mencegah
Kingdom : Plantae
kanker.
Sub kingdom : Tracheobionta
2. Mengatasi
Super divisio : Spermatophyta
peradangan.
Divisio : Magnoliophyta
3. Mendukung
Kelas : Liliopsida
kesehatan saraf dan
Sub kelas : Liliidae otot.

Ordo : Liliales 4. Berpotensi

Familia : Liliaceae meningkatkan sistem

Genus : Allium imun.

Spesies : Allium cepa L. 5. Menyehatkan tulang.

var. aggregatum

2. Anatomi Akar

Nama Indonesia : Akar Bawang Merah Keterangan Gambar:

Nama Latin : Allium cepa L. var. Akar secara umum:

Gambar Anatomi Akar: 1. Epidermis

Akar secara umum 2. Korteks

3. Selinder pusat

4. Pita kaspari

5. Perisikel

6. Floem

7. Xylem

8. Endodermis

Akar dikotil:

1. Epidermis

2. Korteks

3. Endodermis

4. Perisikel

5. Floem
6. Xylem

7. Rambut akar

8. Stele

Akar monokotil:

1. Epidermis

2. Korteks

3. Endodermis

4. Perisikel

5. Inti

6. Floem

7. Xylem

8. Rambut akar

Deskripsi :

Akar monokotil adalah akar serabut dan memiliki batas ujung akar dan

kaliptranya jelas. Perisikel akarnya juga berdinding tebal, berempulur yang

menadi pusat akar, tidak berkambium dan memiliki 12 protoxilem serta

letaknya yang berselingan dengan floem. Sedangkan akar dikotil adalah

akar tunggang dengan batas ujung akar tidak jelas, perisikel akarnya

berdinding satu lapisan saja, tidak berempulur yang menjadi pusat akar,

nerkambium dan letaknya xylem didalamnya floem dengan 2-6 lengan

xilem saja,
B. Pembahasan

Sistem perakaran pada tumbuhan dapat dibedakan berdasarkan

perkembangan dari akar lembaga (radicula). Secara umum sistem perakaran

tumbuhan, terbagi menjadi dua yaitu akar tunggang dan akar serabut. Kedua

sistem perakaran ini akan mengalami percabangan untuk memperluas

penyerapan unsur hara dan memperkuat berdirinya batang.

Bawang merah merupakan tumbuhan yang masuk golongan

berpembuluh atau Tracheophyta dengan golongan spermatophyta. Bawang

merah merupakan salah satu komoditi hortikultura yang termasuk ke dalam

sayuran rempah yang digunakan sebagai pelengkap bumbu masakan guna

menambah citarasa dan kenikmatan masakan. Di samping itu, tanaman ini

juga berkhasiat sebagai obat tradisional, misalnya obat demam, masuk

angin, diabetes melitus, disentri dan akibat gigitan serangga.

Berdasarkan hasil pengamatan, akar pada tumbuhan memiliki jenis akar

yang beragam yang sesuai dengan masing-masing tumbuhannya. Pada

bawang merah, memiliki akar yang masuk dalam jenis. Akar serabut (Radix

adventicia). Akar serabut (adventitious roots) merupakan akar lembaga

yang dalam perkembangan selanjutnya tidak berkembang, tetapi pada

pangkal batang keluar akar yang banyak dengan ukuran relatif sama.

Pada bawang merah memiliki akar serabut yang kecil-kecil dengan

sistem perakaran yang dangkal dan bercabang terpencar, pada kedalaman

antara 15-30 cm. Jumlah perakaran tanaman bawang merah dapat mencapai

20-200 akar. Diameter bervariasi antara 5-25 mm. Akar cabang tumbuh dan
Terbentuk antara 3-5 akar. Untuk memperoleh tumbuhan yang ideal,

tanaman bawang merah harus didukung dengan perakaran yang banyak.

Akar tanaman bawang merah terdiri atas akar pokok (Primary root) yang

befungsi sebagai tempat tumbuh akar adventif dan bulu akar untuk

menopang berdirinya tanaman serta menyerap air dan zat-zat hara dalam

tanah.

Selain berakar serabut, bawang meah memiliki umbi lapis yang

bervariasi. Ada yang berbentuk bulat, ada yang bundar seperti gasing

terbalik sampai pipih. Ukuran umbi yang besar, sedang sampai kecil dan

meiliki warna yang putih, kuning, merah muda hingga merah tua atau merah

keuguan.

Pada akar dikotil yang tampak adalah epidermis, korteks, endodermis,

perisikel, floem, xylem, rambut akar, dan stele. Sedangkan pada akar

monokotil yang tampak yaitu epidermis, korteks, endodermis, perisikel, inti,

floem, xylem dan rambut akar.

Berdasarkan hasil yang telah didapatkan perbedaan akar monokotil dan

dikotil terletak pada susunan berkas pembuluhnya. Pada akar dikotil berkas

pembuluh xilem memencar seperti jari-jari dari pusat roda hal ini dapat

diartikan bahwa letak pembuluh angkut pada akar dikotil ini tersebar.

Sedangkan pada akar monokotil letak pembuluh floem dan xilemnya

bergantian didalam stele yang dapat diartikan bahwa letak pembuluh pada

akar monokotil adalah teratur. Pada korteks akar tumbuhan monokotil

biasanya terdapat skelerenkim.


BAB V

PRNUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang didapat dari percobaan ini antara lain yaitu bawang

merah memiliki jenis akar serabut (Radix adventicia) dengan jenis akar

serabut kecil-kecil. dengan sistem perakaran yang dangkal dan bercabang

terpencar, pada kedalaman antara 15-30 cm. Jumlah perakaran tanaman

bawang merah dapat mencapai 20-200 akar. Diameter bervariasi antara 5-25

mm. Pada akar dikotil yang tampak adalah epidermis, korteks, endodermis,

perisikel, floem, xylem, rambut akar, dan stele. Pada akar monokotil yang

tampak yaitu epidermis, korteks, endodermis, perisikel, inti, floem, xylem

dan rambut akar. Perbedaan akar dikotil dan akar monokotil terletak pada

susunan berkas pembuluhnya. Pada akar dikotil berkas pembuluh xilem

memencar seperti jari-jari dari pusat roda. Pada akar monokotil letak

pembuluh floem dan xilemnya bergantian didalam stele yang dapat diartikan

bahwa letak pembuluh pada akar monokotil adalah teratur.

B. Saran

Diperlukan penelitian yang lebih efektif untuk mendapatkan hasil

penelitian yang lebih baik dan maksimal


DAFTAR PUSTAKA

Alfariatna, Lika.2017. Karakter Fisiologi Dan Morfologi M1 Bawang Merah

(Allium Ascalonicum L.) Hasil Induksi Mutasi Fisik Beberapa Dosis

Iradiasi Sinar Gamma.Fakultas Peternakan Dan Pertanian.Universitas

Diponegoro:Semarang.

Anggraini,Nelly.2016.Laporan Praktikum Akar (Radix). Jurusan Biologi. Fakultas

Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam.Universitas Pgri:Palembang

Aoyay maa, S., dan Yamamoto, Y. 2007. Antioxidant Activity anand FlFlavavono

oid d Content of Welsh Onion (Allium fistulosum) and the Effecct of

Thehermr ala Treatment. Food Science and Technology Research, 13, 67–

772.

Estiti. 2008. Struktur Akar Tumbuhan. Panerama Swadaya: Jakarta

Hasnunidah,Neni Dan Wisnu J. Wiono.2019.Botani Tumbuhan Tinggi.Graha

Ilmu:Bandar Lampung.

Manik A. D. Sejahtera.2016. Anatomi Akar Monokotil Dan Dikotil.Laboratorium

Botani.Fakultas Pertanian.Universitas Sumatera Utara.

Saputra,Iksan.2017. Laporan Mingguan Praktikum Botani “Morfologi Akar Dan

Batang”.Fakultas Pertanian.Universitas Halu Oleo:Kendari

Silalahi,Marina.2015. Morfologi Tumbuhan. Prodi Pendidikan Biologi.Fakultas

Keguruan Dan Ilmu Pendidikan.Universitas Kristen Indonesia:Jakarta.

Utami, Debora.2008.Struktur Tumbuhan “Struktur Dasar Dan Terminologi

Tumbuhan Berbiji”. Universitas Terbuka:Jakarta


LABORATORIUM BOTANI FARMASI

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR

LAPORAN PERCOBAAN 5

MORFOLOGI DAN ANATOMI BUAH/BIJI

DISUSUN OLEH

: KELOMPOK : 3 (TIGA)

KELAS : B/05 ALIH JENJANG S1 FARMASI

KOORDINATOR LABORATORIUM : ANDI JUAELLA YUSTISI,


S.Farm., M.Si., Apt.

UNIVERSTAS MEGAREZKY

FAKULTAS FARMASI

2020/2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu tumbuhan telah mengalami perkembangan yang cukup pesat. Salah

satu dari ilmu tersebut adalah ilmu tentang morfologi tumbuhan. Morfologi

tumbuhan adalah ilmu yang mempelajari organ dan bentuk luar tubuh

tumbuhan. Ilmu ini mempelajari tumbuhan baik dari segi bentuk maupun

fungsi-fungsinya, namun tidak sampai membahas jaringan-jaringan dalam

tumbuhan, karena bahasan tersebut sudah termuat dalam anatomi tumbuhan.

Secara umum organ tumbuhan terdiri atas akar, daun,batang, bunga dan buah.

Istilah Morfologi berasal dari kata Morphologi (Morphe: bentuk, logos:

ilmu) berarti ilmu yang mempelajari bentuk-bentuk luar dari tumbuhan,

khususnya tumbuhan berbiji mengenai organ-organ tubuhnya dengan segala

variasinya.

Morfologi merupakan ilmu pengetahuan yang mendasari pemahaman

tentang sistematika tumbuhan. Banyak istilah yang kita jumpai dalam

morfologi sebagai identitas nama atau penunjuk utama dari suatu divisio,

anak division, kelas, anak kelas, bangsa/ordo, keluarga/famili, marga/genus,

maupun penunjuk spesies/jenis tumbuhan.

Dalam pandangan botani, buah adalah organ pada tumbuhan berbunga.

Pada banyak species tumbuhan, yang disebut buah mencakup bakal buah

yang telah berkembang lanjut beserta dengan jaringan yang mengelilinginya.

Bagi tumbuhan berbunga, buah adalah alat untuk menyebar luaskan biji-
bijinya; adanya biji di dalam dapat mengindikasikan bahwa organ tersebut

adalah buah, meski ada pula biji yang tidak berasal dari buah. Dalam batasan

tersebut, variasi buah bisa sangat besar, mencakup buah mangga, buah apel,

buah tomat, cabai, dan lain-lain. Namun juga bulir (kariopsis) padi, 'biji' (juga

merupakan bulir) jagung, 'biji' bunga-matahari, 'biji' lada, atau polong kacang

tanah. Sementara, dengan batasan ini, buah jambu monyet atau buah nangka

tidak termasuk buah sejati .

Buah adalah organ pada tumbuhan berbunga yang merupakan

perkembangan lanjutan dari bakal buah (ovarium). Buah biasanya

membungkus dan melindungi biji. Aneka rupa dan bentuk buah tidak terlepas

kaitannya dengan fungsi utama buah, yakni sebagai pemencar biji tumbuhan.

B. Tujuan Percobaan

Tujuan dari percobaan ini adalah :

1. Menentukan bagian-bagan buah dan biji.

2. Mengamati organ dan jaringan penyusun pada buah dan biji


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Buah/ Biji

Buah adalah hasil dari peristiwa pembuahan (fertilisasi) pada bakal buah

berkembang. Secara morfologi buah yang terbentuk hanya pada bagian bakal

buah saja disebut buah sejati atau buah sungguh, dan jika tidak memiliki

struktur tambahan disebut buah telanjang (fructus nuda). Bila buah yang

terjadi selain pada bakal buah tetapi juga terbentuk dari bagian bunga yang

lain, maka disebut buah palsu atau semu (fructus spurius). (Eka & dkk, 2014)

Buah (Fructus) adalah organ pada tumbuhan berbunga yang merupakan

perkembangan lanjutan dari bakal buah (ovarium). Buah biasanya

membungkus dan melindungi biji. Aneka rupa dan bentuk buah tidak terlepas

kaitannya dengan fungsi utama buah, yakni sebagai pemencar biji tumbuhan

(Virgiawan, 2018).

Bakal buah (avarium) yang telah dibuahi (fertilisasi) dan matang disebut

dengan buah. Buah memiliki bagian-bagian yang disebut dengan (i) pericarp

(kulit buah), (ii) seed (biji). Biji dilindungi di dalam bauh. Pericarp: setelah

buah matang, maka ovarium berubah menjadi pericarp. (Silalahi &

Adinugraha, 2019).

Pericarp dibedakan menjadi 3 lapisan yaitu:

1. Epicarp : merupakan lapisan luar yang disebut dengan kulit buah.

2. Mesocarp : merupakan lapisan tengah.

3. Endocarp : merupakan lapisan pailing dalam.


Bagian bunga yang dapat berkembang dan ikut menyusun buah antara

lain: (Eka & dkk, 2014)

1. Daun pelindung, misalnya klobot tanaman jagung,

2. Daun kelopak, misalnya tanaman terong,

3. Tangkai putik, misal pada buah jagung,

4. Kepala putik, misalnya buah manggis,

5. Tangkai bunga, misalnya jambu monyet,

6. Perhiasan bunga, misalnya nangka,

7. Dasar bunga, misalnya tanaman elo.

Bagian-bagian buah :

1. Biji

2. Daging buah

3. Kulit buah

Biji memiliki bagian-bagian antara lain (Eka & dkk, 2014):

1. Kulit biji (spermodermis), berasal dari selaput bakal biji (integumentum).

Pada tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae) kulit biji terdiri atas 2

lapis, yaitu lapisan luar (testa) keras dan lapisan dalam (tegmen) sebagai

kulit ari. Pada tumbuhan berbiji telanjang umumnya tersusun dari kulit

luar (sarcotesta), kulit tengah (scierotesta) dan kulit dalam (endotesta).

Alat tambahan pada kulit biji antara lain:

a. Sayap (alae), yaitu alat tambahan pada kulit luar, digunakan untuk

pemencaran biji.
b. Bul (coma), berasal dari sel kulit biji bagian terluar, menjadi

rambut atau bulu halus, digunakan untuk pememncaran.

c. Salut biji (arillus), pertumbuhan tali pusar atau penggantung biji

(funiculus).

d. Salut biji semu (ariflodium) berasal dan pertumbuhan bagian liang

bakal biji (micropyle).

e. Pusar biji (hilus), bekas pelekatan dengan tali pusar dengan warna

kekasaran yang berbeda.

f. Tulang biji (raphe) terusan dari tali pusar pada biji.

2. Tali pusar (foenikus), sering disebut penggantung biji, dapat memiliki

bentuk yang berfariasai, bila biji tua maka tali pusar umumnya

mengering dan lepas.

3. Inti atau isi biji (nucheus seminis) terdiri atas lembaga (embrio) dan

putih lembaga (ahbumen) yang berisikan cadangan makanan untuk

pertumbuhan kecambah, sebelum memiliki kemampuan mencari makan

sendiri.

Pada tumbuhan biji lembaga memperlihatkan tiga bagian utama tubuh

tumbuhan yaitu:

1. Akar lembaga (calon akar atau radicula) bagian ini tumbuh hipokotil

(hypocotyhe), di ujungny aakan tumbuh akar primer (radix primarius),

yang pada tumbuhan Dicotyledone membentuk sistem akar tunggang,

pada monocotyledone akar primer mereduksi sehingga terbentuk sistem

akar serabut.
2. Daun lembaga (cotyhedo), merupakan daun pertama, pada dicotyledone

berjumlah dua sedangkan pada monocotyledone berjumlah satu.

Batang lembaga (caulicula), merupakan cikal bakalnya batang yang

memiliki ruas (internodes) dan buku (node), dapat dibedakan antara ruas

batang di atas daun lembaga (internodium epicotylum) dan ruas di bawah

daun lembaga (internodium hypocotylum). (Eka & dkk, 2014)

B. Penggolongan Buah

Buah pada tumbuhan umumnya dapat dibedakan dalam dua golongan,

yaitu : (Tjitrosoepomo, 2003).

1. Buah semu atau buah tertutup

Buah smu atau buah tertutup yaitu buah terbentuk dari bakal buah

beserta bagian-bagian lain bunga, yang perlahan menjadi bagian utama

buah ini, sedang buah yang sesungguhnya kadang-kadang tersembunyi

Buah semu dapat dibedakan atas : (Tjitrosoepomo, 2003).

a. Buah semu tunggal, yaitu buah terjadi dari satu bunga dengan satu

bakal buah. Pada buah ini selain bakal buah ada bagian lain bunga

yang ikut membentuk buah, misalnya : tangkai bunga, pada buah

jambu monyet dan kelopak bunga pada buah ciplukan.

b. Buah semu ganda, jika pada satu bunga terdapat lebih dari satu

bakal buah yang bebas satu sama lain, dan kemudian masing-

masing dapat tumbuh menjadi buah, tetapi disamping itu ada

bagian lain pada bunga itu yang ikut tumbuh, dan merupakan
bagian buah yang mencolok (dan seringkali yang berguna),

misalnya pada buah arbe (Fragraria vesca L.)

c. Buah semu majemuk, ialah buah semu yang terjadi dari bunga

majemuk, tetapi seluruhnya dari luar tampak seperti satu buah

saja, misalnya buah nangka (Artocarpus integra Merr.), dan

keluwih (Artocarpus communis Forst.), yang terjadi dari ibu

tangkai bunga yang tebal dan berdaging, beserta daun-daun tenda

bunga yang pada ujungnya berlekatan satu sama lain, hingga

merupakan kulit buah semu ini

2. Buah sejati atau buah telanjang

Buah sejati atau buah telanjang yang melulu terjadi dari bakal

buah, dan jika ada bagian bunga lainnya yang masih tinggal bagian ini

tidak merupakan bagian buah yang berarti.

Buah sejati terdapat 3 golongan, yaitu : (Rifai, 1976).

a. Buah sejati tunggal, ialah buah sejati yang terjadi dari satu bunga

dengan satu bakal buah saja. Buah ini dapat berisi satu biji atau

lebih, dapat pula tersusun dari satu atau banyak daun buah dengan

satu atau banyak ruangan, misalnya :

1) Buah mangga (Mangifera indica L.), mempunyai satu ruang

dengan satu biji.

2) Buah pepaya (Carica papaya L.), terjadi dari beberapa daun

buah dengan satu ruang dan banyak biji.


3) Buah durian (Durio zibethinus Murr.), yang terdiri atas

beberapa daun buah, mempunyai beberapa ruang, dalam tiap

ruangnya terdapat beberapa biji.

b. Buah sejati ganda, terjadi dari satu bunga dengan beberapa bakal

buah yang bebas satu sama lain, dan masing-masing bakal buah

menjadi satu buah, misalnya pada cempaka (Michelia champaka

Bail.).

c. Buah sejati majemuk, yaitu buah yang berasal dari suatu bunga

majemuk, yang masing-masing bunganya mendukung satu bakal

buah, tetapi setelah menjadi buah tetap berkumpul, sehingga

seluruhnya tampak seperti buah saja, misalnya pada pandan

(Pandanus tectorius Sol.)

C. Buah Sejati

Buah sejati merupakan buah yang berkembang dari bakal buah. Buah

seperti ini ditemukan pada buah mangga dan kelapa (Cocos nucifera),

alpukat (Persea americana). Buah palsu (pseudocarp) dalam bebarapa buah,

letak bakal buah strukturnya mirip dengan bunga seperti pada thalamus,

inflorescence, calyx merupakan modifikasi dari sebagian buah. Buah seperti

ini disebut dengan buah palsu seperti pada buah apple, strawberry, pear.

(Silalahi & Adinugraha, 2019).

Buah dikelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu (Silalahi & Adinugraha,

2019) :

1. Buah sederhana
2. Bauh aggregate

3. Buah majemuk

Buah sederhana (simple fruit) (Silalahi M. .., 2015)

1. Buah sederhana berkembang dari bakal buah tunggal

(monocarpellary ovary) atau bakal buah yang multicarpellary

syncarpous. Hanya satu buah yang dibentuk oleh gynoecium.

2. Buah sederhana dibedakan menjadi dua yaitu buah berdaging dan

buah kering.

3. Buah berdaging (fleshy fruit) merupakan buah yang berkembang dari

gynoseum syncarpous superior atau inferior. Buah ini mungkin beruang

satu (unilocular) atau beruang banyak (multilocular). Buah seperti ini

disebut dengan indehiscent. Penyebaran biji umumnya terjadi setelah

kulit buah (pericarp) rusak. Buah berdaging dibedakan menjadi

beberapa tipe yaitu:

a. Buah drupa (drupe fruit): merupakan buah yang berkembang dari

satau atau banyak karpel, syncarpous, dan superior ovary. Dalam

buah ini endocarp keras dan membatu sehingga disebut juga dengan

buah batu (stony fruits). Sebagai contoh ditemukan pada mangga

(Mangifera indica), kelapa (Cocos nucifera), almond, walnut, plum.

Pada buah batu ditemukan jaringan brachysclereids pada bagian

endocarpnya. Pada buah mangga bagian berdaging merupakan bagian

yang bisa dimakan adalah mesokarpnya dan bagian dimana biji

dilindungi disebut dengan endocarp. Pada buah Ber, epicarp dan


mesocarp kedua bagiannya bisa dimakan. Kulit buah almond dan

walnut adalah endocarp dan bagaian yang dapat dimakan adalah

bijinya. Pada kelapa epikarpnya keras dan tipis sedangkan

mesokarpnya tebal dan banyak mengandung serat. Endokarpnya

keras dan biji dilindungi di dalamnya. Bagian kelapa yang dapat

dimakan adalah endosperm.

b. Buah berry merupakan buah yang berkembang dari satu atau

banyak karpel yang sinkarpus. Bakal buah bisa superior atau inferior,

dengan tipe plasenta yang parietalis. Pada bagian epicarp tipis dan biji

melekat pada bagian yang berdaging. Pada awalnya biji melekat

melalui plasenta ke dalam buah, namun setelah matang terpisah

dengan plasenta dan menyebar secara acak di dalam buah yang

berdaging. Buah berry yang dihasilkan dari bakal buah yang

superior seperti pada tanaman tomato (Solanum lycopersicum),

anggur. Buah berry yang dihasilkan dari bakal buah yang inferior

seperti jambu biji (Psidium guajava), pisang (Musa paradisiaca).

Pada kurma hanya memiliki satu biji dalam buah berry. Perikarp buah

tersebut dibedakan menjadi epicarp, mesocarp dan endocarp. Epicarp

merupakan jaringan tipis, halus sedangkan mesocarp tebal dan

berdaging, sedangkan endocarp tipis seperti membrane. Pada pinang

satu biji di dalam buah berry yang berserat. Ketika serat tebal

dilepaskan akan terlihat biji yang keras.


c. Buah pepo merupakan buah yang berkembang dari tricarpellary,

syncarpous dan inferior ovary. Buah ini bersifat unilocular dan

memiliki plasenta parietal. Buah ini berdaging dan berongga,

terkadang buah ini rasanya pahit karena tetracyclic triterpine di dalam

daging buah seperti ditemukan pada buah famili Cucurbitaceae

seperti timun (Cucumis sativus).

d. Buah pome merupakan buah yang berkembang dari bi atau

multicarpellary syncarpous inferior ovary. Kulit buah dan daging

buah yang lunak terbuat dari thalamus. Bagian utama dari bakal buah

keras, dan sisanya di bagaian dalam adalah buahnya. Seperti terlihat

pada buah apple (Malus domestica), pear (Pyrus sp).

e. Buah hesperidium merupakan buah ini berkembang dari

multicarpellary, syncarpous, superior ovari. Buah ini khusus

ditemukan pada tanaman dari famili Rutaceae seperti pada buah

orange, lemon, dan Citrus spp. Epicarp terbuat dari kulit buah

yang tebal yang di dalam kulitnya banyak mengansung kelenjar

minyak. Mesocarp berserat bewarna putih yang melekat dengan

epicarp. Membran endocarp melipat ke dalam dan membentuk

banyak ruang. Pada buah ini banyak ditemukan rambut-rambut

kelenjar yang berada disebelah dalam dari endocarp. Rambut-

rambut kelenjar (glandular hairs) inilah bagian yang dapat dimakan.

f. Buah balausta merupakan buah dengan multilocular dengan

banyak biji yang berkembang dari inferior ovary. Pericarp dari


buah ini keras. Kalik tetap ada (persistent) yang tersusun seperti

mahkota. Biji tersusun tidak teratur pada plasenta. Endocarp

keras. Testa berdaging dan merupakan bagian yang dapat

dimakan seperti ditemukan pada pomegranate (Punica granatum).

g. Amphisarca merupakan buah yang bersifat multicarpellary

dengan banyak ruang yang berkembang dari superior ovary.

Pericarp keras, sedangkan plasenta berdaging. Bagian dalam dari

perikarp dan plasenta merupakan bagian yang dapat dimakan. Testa

dari biji mucilegenous, seperti terlihat pada apple kayu (Aegle

marmelos), dan apple gajah.

Buah kering sederhana (simple dry fruit)

Pericarp dari buah kering sederhana keras dan kering dan tidak

berdifrensiasi menjadi epicarp, mesocarp dan endocarp, sehingga disebut

juga dengan buah kering. Buah kering sedrhana dikelompokkan menjadi 3

yaitu (Silalahi & Adinugraha, 2019):

1. Indehiscent

2. Dehiscent

3. Schizocarpic

a. Buah indehiscent merupakan buah kering sederhana yang pada

umumnya berukuran kecil dan hanya terdapat satu biji dan pericarp

tidak pecah setalah matang.

b. Buah cypsela merupakan buah kecil, satu buju di dalam buah kering

yang berkembang dari bicarpellary, syncarpous dan inferior ovary.


Pericarp dan kulit biji bebas satu dengan yang lainnya. Dalam buah

ini tandan dari rambut melekat dengan buah yang dikenal dengan

pappus. Pappus membantu buah menyebar seperti ditemukan pada

famili Compositae (Asteraceae) seperti bunga matahari (Helianthus

annuus).

c. Buah caryopsis buah ini kecil, biji tunggal di dalam buah kering.

Buah ini berkembang dari monocarpellary, superior ovary. Pericarp

dari buah ini bergabung dengan kulit biji berabung permukaan luar.

Buah ini umumnya ditemukan pada famili gramineae (rumput-

rumputan). Bulir-bulir gandum (Triticum spp.) dan padi (Oryza

sativa) merupakan contoh dari buah ini.

d. Buah achene merupakan buah yang memiliki biji tunggal di dalam

buah yang berkembang dari monocarpellary superior ovary. Pericarp

buah ini bebas dari kulit biji seperti ditemukan pada bunga pukul

empat Mirabilis jalappa.

e. Buah nut merupakan buah dengan biji tunggal yang berkembang dari

monocarpellary syncarpous superior ovary. Pericarp dari buah ini

keras seperti ditemukan pada Quercus (oak), Anacardium occidentale

(jambu mete). Pada epikarp dan mesokarp Litchi bergabung dan

kelihatan sperti kulit. Endocarp merupakan membran tipis. Kulit biji

sebelah luar tumbuh ke depan dan membenuk kulit tambahan

ddisekeliling biji yang disebut dengan aril. Dalam buah yang sudah

matang aril berdaging dan merupakan bagian yang dapat dimakan.


f. Buah samara merupakan buah kering indehiscent dengan satu biji

yang berbulu. Buah ini berkembang dari dua atau carpellary,

syncarpous dan superior ovary. Karakter utama dari buah ini

memiliki struktur seperti sayap yang berkembang dari pericarp yang

membantu perkembangannya. Buah ini ditemukan seperti pada

Holoptelia. Pada Shorea robusta sayap berkembang dari calyx

daripada pericarp dan buah seperti ini disebut dengan samaroid.

g. Buah dehiscent merupakan buah yang setelah perikap kering dan

pecah biji tersebuar ke luar.

h. Buah legume atau polong merupakan buah ini berkembang dari

monokarpel, unilocular, superior ovary. Pada umumnya buah ini

panjang dan memiliki banyak biji. Pemecahan buah ini terjadi pada

kedua sisi dorsal dan ventral. Pemecahan dimulai dari bagian apeks

hingga ke bagian basal seperti terlihat pada kacang-kacangan. Ketika

hanya terdapat satu atau dua biji di dalam buah maka disebut dengan

pod (polong).

i. Buah follicle merupakan buah yang memiliki banyak biji yang

berkembang dari superior unilocular, monocarpellary ovary tetapi

bidang pemecahan hanya terjadi pada sisi ventral seperti ditemukan

pada cempaka (Michelia sp), Delphinium.

j. Buah siliqua merupakan buah yang berkembang dari bicarpellary,

syncarpous superior ovary dengan plasenta parietal. Pemecahan

terjadi pada sisi dorsal dan ventral mulai dari bagian bawah kemudian
menuju ke arah atas. Oleh karena itu sekat palsu pada ovarium

sehingga terlihat seperti dua ruang (bilocular). Pada sekat palsu, biji

melekat. Tipe buah ini ditemukan pada famili Cruciferae atau

Brassicaceae serti sawi (Brassica sinensis).

k. Buah silicula merupakan buah siliqua yang pendek melebar yang

dikenal dengan nama silicula. Buah ini banyak ditemukan pada famili

Cruciferae seperti Capsella.

l. Buah capsule merupakan buah kering dengan banyak ruang

(multichambered) dengan banyak biji (multiseeded) yang

berkembang dari multicarpellary syncarpus, superior ovary. Dalam

buah ini ditemukan plasenta axile placentation dan pecah dengan

berbagai cara. Buah seperti ini ditemukan pada ganja (Cannabis sp),

dan Datura sp.

m. Buah schizocarpic merupakan buah yang memiliki banyak biji.

Setelah matang buah terbagi menjadi mericarp dan biji datag dari luar

setalah perikarp rusak. Buah berkembang dari mono atau bi atau

multicarpellary superior atau inferior ovary. Mericarp mengandung

satu atau dua biji.

n. Lomentum merupakan buah yang perkembangannya mirip seperti

legume. Buah tertarik (constricted) atau terbagi di dalam merikap

satu biji, dan setelah matang terpisah satu dengan yang lainnya. Buah

seperti ini terdapat pada asam jawa (Tamarind), tali putri (Cassia

fistula), putri malu (Mimosa pudica), Archis hypogea, Desmodium.


o. Buah cremocarp merupakan buah yang mengandung dua buah biji

dan berkembang dari bicarpellary, syncarpous, inferior ovary. Pada

proses pematangan (maturation) buah pecah dari apeks ke bagian

basal seperti arah dua merikap yang terbentuk dan setiap merikap

mengandung satu biji. Merikarp melekat dengan carpophore.

Carpophore merupakan bagian perluasan dari receptacle. Buah

seperti ini ditemukan pada adas (Coriander sp), Foeniculum.

p. Buah regma merupakan buah yang berkembang dari tri hingga

pentacarpellary, syncarpous superior ovary. Di dalam buah terdapat

3 locules dan ketika buah pecah terbagi menjadi tiga bagian dan

setiap bagian mengandung satu biji. Pada ujung sebelah luar perikarp

ditemukan duri. Buah seperti ini ditemukan pada tumbuhan dari

famili Euphorbiaceae (Ricinus comunis) yang memiliki 3 ruang dan

Geranium memiliki 5 ruang (cocci).

q. Buah carcerulus merupakan buah kering yang berkembang dari multi

carpellary atau bicarpellary, syncarpous, superior ovary. Jumlah

mericarp lebih banyak dari lokul karena terbentuknya sekat palsu.

Lokul terbagi menjadi 4 dan setiap lokul mengandung satu biji. Buah

seperti ini terdapat pada Ocimum (kemangi), Salvia. Pada abutilon

(family Malvaceae), tidak ditemukan lokul yang jumlahnya lebih dari

4.

r. Buah utricle merupakan buah yang memiliki satu biji dengan

membran tipisBuah ini berkembang dari bicarpellary, unilocular,


syncarpous, superior ovary. Buah seperti ini ditemukan pada

Achyranthes, Amaranthus.

s. Buah samara ganda merupakan buah yang berkembang dari

bicarpellary yncarpous superior ovary. Pericarp berkembang menjadi

dua sayap. Pada proses pematangan terdapat dua merikarp dengan

masing-masing memiliki satu biji. Contoh ditemukan pada samara,

acer. Buah ini berkembang dari ovarium multicarpellary apocarpous.

Karena di dalam ovarium apocarpous, setiap karpel terpisah satu

dengan yang lainnya sehing terbentuk sebuah fruitlet. Buah ini

terbentuk dari serangkai/ segerombolan buah yang disebut sebagi

etaerio. Buah ganda dibedakan menjadi:

1) Buah etaerio atau follicles : setiap fruitlet merupakan follicle.

Seperti terdapat pada tanaman Calotropis, Catharanthus,

Magnolia.

2) Buah Etaerio achenes : buah ini merupakan buah aggregate

fruit, setiap fruitlet merupakan sebuah achene. Seperti terdapat

pada Rananculus, strawberry, mawar dan lotus atau teratai.

3) Buah berries etaerio merupakan aggregate dari small berries.

Seperti terdapat pada globokan tiang (Polyalthia sp), Annona

squamosa (srikaya). Pada buah annona semua berry tersusun

memadat pada thalamus.


4) rupa majemuk merupakan buah drupa yang yang

tersusun dari drupes yang kecil yang berkembang dari karpel

yang berbeda. Buah ini terdapat pada raspberry (Morus sp).

Semua buah majemuk merupakan buah semu. Tipe buah buah ini

berbeda dengan buah aggregat yang mana dalam ovarium tunggal terdapat

berbagai ovarium dan bagian bunga yang lain yang berkombinasi bersama-

sama untuk membentuk buah. Dalam buah ganda pada umumnya

keseluruhan inflorescence bermodifikasi menjadi buah. Buah majemuk

dibedakan menjadi dua yaitu:

1. Buah sorosis merupakan buah yang berkembang dari spike, spadix

atau cartkin inflorescence. Peduncle menjadi tebal berongga dan

berkayu. Sebagai contoh buah nangka (Artocarpus heterophyllus),

Pandanus sp, nenas (Ananas camosus). Pada buah nangka benang

sari bunga berkembang mengelilingi pedunculus. Dalam buah terbentuk

pericarp berongga dan menyatu. Pada buah nenas baktea pedunkulus

dan dan perianth menjadi berdaging. Oleh karena adanya fusi perianths

bunga maka buah majemuk terbentuk. Pada mulberry perianth menjadi

berdaging dan kalik setiap bunga menjadi tebal, manis, berdaging dan

dapat dimakan.

2. Buah syconus merupakan buah ini berkembang dari hypanthodium

inflorescence. Sebagi contoh pada berbagai speecies Ficus.

3. Buah geocarpic merupakan buah yang berkembang didalam tanah

seperti pada kacang tanah.


D. Morfologi Buah/ Biji Mangga

Mangga adalah anggota kingdom Plantae, Divisi Tracheophyta, klas

Magnoliopsida, ordo Sapindales, dan famili Anacardiaceae. Tanaman ini

berasal dari genus mangifera dengan nama spesies Mangifera indica L. Nama

spesies tanaman mangga memiliki arti “tanaman dari India berbuah mangga”.

Lebih dari 1000 variasi mangga yang diketahui berasal dari dua galur biji

mangga – monoembrionik (embrio tunggal) dan poliembrionik (banyak

embrio). Biji monoembrionik berasal dari India, sedangkan polyembrionik

berasal dari Indochina. (Luqyana & Husni, 2019).

Mangifera indica L. merupakan pohon yang sepanjang tahun terus

memiliki daun hijau dan dapat tumbuh hingga 10-45 m. Tanaman ini

berbentuk kubah dengan dedaunan lebat, dan biasanya memiliki percabangan

berat yang berasal dari batang yang kokoh. Daunnya tersusun secara spiral di

percabangan dengan panjang helai daun sekitar 25 cm dan lebar 8 cm.

terkadang daunnya memiliki warna merah dan lebih tipis ketika masih muda

dan mengeluarkan aroma ketika diremas. Bunga kecil berwarna putih

kemerahan atau hijau kekuningan dan tumbuh di ujung percabangan dengan

jumlah sekitar 3000. Buah tanaman mangga memiliki biji besar dan

memiliki banyak variasi dalam bentuk dan ukuran. Daging buahnya tebal

dan berwarna kuning, memiliki satu biji dan kulit kekuningan ketika

matang (Luqyana & Husni, 2019)

Buah mangga termasuk kelompok buah batu (drupa) yang berdaging,

dengan ukuran dan bentuk yang sangat berubah-ubah bergantung pada


macamnya, mulai dari bulat (misalnya mangga gedong), bulat telur (gadung,

indramayu, arumanis) hingga lonjong memanjang (mangga golek). Panjang

buah kira-kira 2,5–30 cm. Pada bagian ujung buah, ada bagian yang runcing

yang disebut paruh. Di atas paruh ada bagian yang membengkok yang disebut

sinus, yang dilanjutkan ke bagian perut. (Anonim, 2021).

Kulit buah agak tebal berbintik-bintik kelenjar; hijau, kekuningan atau

kemerahan bila masak. Daging buah jika masak berwarna merah jingga,

kuning atau krem, berserabut atau tidak, manis sampai masam dengan banyak

air dan berbau kuat sampai lemah. Biji berwarna putih, gepeng memanjang

tertutup endokarp yang tebal, mengayu dan berserat. Biji ini terdiri dari dua

keping; ada yang monoembrional dan ada pula yang poliembrional. (Anonim,

2021)

E. Klasifikasi Buah/Biji Mangga

Tanaman mangga memiliki klasifikasi yang unik dari tumbuhan lainnya,

diantaranya adalah sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Sub Kingdom : Viridiplantae

Infra Kingdom : Streptophyta

Super Divisi : Embryophyta

Divisi : Tracheophyta

Sub Divisi : Spermatophytina


Kelas : Magnoliopsida

Super Ordo : Rosanae

Ordo : Sapindales

Family : Anacardiaceae

Genus : Mangifera L

Spesies : Mangifera indica L


BAB III

METODE KERJA

A. Alat

1. Mikroskop

2. Dek glass

3. Objek glass

4. Silet

5. Pipet tetes

6. Tissu

B. Bahan

1. Buah/biji Mangga

C. Cara kerja

1. Disiapkan alat dan sampel.

2. Deskripsikan masing-masing sampel sesuai dengan literatur

3. Amati morfologi/anatomi sampel (buah) dengan membelah sampel (Tipe,

golongan buah dll).

4. Setelah itu gambar morfologi/anatomi pada buah

5. Amati morfologi/anatomi sampel (biji) dengan membelah sampel (Tipe

biji).

6. Setelah itu gambar morfologi/anatomi pada biji


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

1. Lembar kerja buah

Nama Indonesia : Mangga Gambar Buah :

Nama Latin :Mangifera Indica

Tipe buah : Tracheophyta

Jenis buah : Buah Sejati

Golongan jenis buah : Buah Sejati Tunggal

Deskripsi buah :

Buah mangga termasuk dalam golongan buah

sejati tunggal yang berdaging karena

mempunyai dinding buah yang menjadi tebal

berdaging dan termasuk tipe buah batu (drupe).

Bijinya berupa biji monoembrionik atau

Poliembrionik

Klasifikasi :

Kingdom : Plantae

Sub Kingdom : Viridiplantae

Infra Kingdom :

Streptophyta Super Divisi :

Embryophyta

Divisi : Tracheophyta
Sub Divisi : Spermatophytina

Kelas : Magnoliopsida

Super Ordo : Rosanae

Ordo : Sapindales

Family : Anacardiaceae

Genus : Mangifera L

Spesies : Mangifera indica L

2. Lembar Kerja Biji

Nama Indonesia : Biji jagung Keterangan Gambar :

Nama Latin : 1. Kulit biji

Gambar Anatomi Biji Monokotil : 2. Endospem

3. Kotiledon (Skutelum)

4. Embryo

5. Koleoptil Jaringan

buah

6. Plumula

7. Radikula

8. Koleoriza

Deskripsi Biji Monokotil :

Biji monokotil berkeping satu, cadangan makanan monokotil terletak pada

endosperma. Pada monokotil pemula dilindungi koleoptil dan radikula

dilindungi koleorhiza
Nama Indonesia : Biji Kacabg Keterangan Gambar :

Nama Latin : 1. Kulit Biji

Gambar Anatomi Biji Dikotil : 2. Kotiledon

3. Embryo

4. Radikula

5. Plumula

6. Epikotil

7. Hipokotil

Deskripsi Biji Dikotil :

Biji dikotil berkeping dua atau lebih, cadangan makanan dikotil terletak pada

kotiledon

B. Pembahasan

Mangga (Mangifera indica) atau mempelam merupakan nama buah

sekaligus nama pohon yang termasuk ke dalam marga Mangifera dan

suku Anacardiaceae serta memiliki sekitar 35-40 anggota. Tanaman mangga

Berasal dari sekitar perbatasan India dengan Burma.

Mangga termasuk tumbuhan tingkat tinggi yang struktur batangnya

(habitus) termasuk kelompok arboreus, yaitu tumbuhan berkayu yang

mempunyai tinggi batang lebih dari 5 m bahkan bisa mencapai 10 sampai 40

m. Buah mangga berbentuk bulat, lonjong, oval, hingga lonjong memanjang,

tergantung varietasnya. Ketika masih muda akan berwarna hijau, ketika tua
berwarna kuning. Buah dari tumbuhan ini berdaging tebal dan berkulit tipis.

Mangga sendiri termasuk kelompok buah batu (drupa) yang berdaging,

dengan ukuran dan bentuk yang berbeda-beda bergantung pada macamnya,

mulai dari bulat (misalnya mangga gedong), bulat telur (gadung, indramayu,

arum manis) hingga lonjong memanjang (mangga golek).

Biji pada tanaman mangga adalah berkeping dua (dicotyledon). Biji buah

mangga berukuran besar, berstruktur keras dan sedikit kasar, berwarnaputih,

berbentuk gepeng memanjang tertutup endokarp yang tebal, mengayu dan

berserat.

Biji umumnya berisi cadangan makanan yang digunakan untuk

pertumbuhan calon individu baru tersebut. Pada angiosperma, biji dapat

dibedakan menjadi 2 jenis yaitu biji dikotil dan biji monokotil. Biji dikotil

adalah biji yang memiliki 2 atau lebih keping biji, sedangkan biji monokotil

hanya memiliki 1 keping biji saja.

Selain dari perbedaan jumlah keping bijinya, perbedaan biji dikotil dan

monokotil dapat dilihat dari struktur jaringan yang terdapat di dalamnya.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Morfologi buah

Buah mangga termasuk kelompok buah batu yang berdaging.

Panjang buah kira-kira 2,5-30 cm.Bentuk buah ada yang bulat, bulat telur

atau memanjang dan ada juga yang bentuknya pipih. Warnanya

bermacam-macam, ada yang hijau, kuning, merah atau campuran. Pada

bagian ujung buah,ada bagian yang runcing yang disebut paruh. Diatas

paruh ada bagian yang membengkok yang disebut sinus, yang

dilanjutkan kebagian perut. Bagian belakang disebut punggung. Kulitnya

tebal dan ada kelenjer, dagingnya tebal dan ada yang kuning tergantung

jenisnya. Daging buah ada yang besar dan ada juga yang tidak besar, ada

yang berair dan ada yang tidak berair, ada yang manis dan ada yang

kurang manis.

2. Anatomi buah

a. Eksocarp merupakan lapisan terluar yang tipis, licin mengkilap

dan kuat sehinga tidak mudah ditembus air.

b. Mesocarp merupakan lapisan tengah yang tebal.

c. Endocarp merupakan lapisan paling dalam yang kuat dan keras

sebagai pelindung embrio.

3. Biji

a. Morfologi
Biji letaknya didalam kulit niji yang keras, besarnya bervariasi.

Biji terdiri dari dua keping, biji ada yang monoembryonal dan ada

yang poliembryonal.

b. Anatomi

1) Embrio

Merupakan bagian biji yang dapat tumbuh menjadi tanaman

baru. Embrio yang berkembang sempurna akan memiliki

bagian-bagian seperti epykotil (calon pucuk), hypokotil

(calon akar) dan plumula (calon daun).

2) Jaringan penyimpan makanan

Pada tanaman dikotil, jaringan penyimpan cadangan makanan di

sebut kotiledon.

3) Pelindung biji

Terdiri dari beberapa bagian yaitu kulit biji, endosperm dan

kadang-kadang bagian dari buah.

B. Saran

Diperlukan praktikum yang lebih nyata untuk mendapatkan hasil yang

lebih baik dan maksimal.


DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2021, Februari 27). Wikipedia. Retrieved from Wikipedia.

https://id.wikipedia.org/wiki/Mangga

Eka, A., & dkk. (2014). Makalah Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam MI 1

Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga.

Luqyana, L., & Husni, P. (2019). Aktivitas Farmakologi Tanaman Mangga

(Mangifera Indica L.): Review. Farmaka Vol.17 No.2, 2.

Silalahi, M. .. (2015). Bahan Ajar Morfologi Tumbuhan. Jakarta: Uki Press.

Silalahi, M., & Adinugraha, &. F. (2019). Penuntun Praktikum Morfologi

Tumbuhan. Jakarta: Uki Press.

Virgiawan, A. (2018). Laporan Praktikum Botani dan Sistematika tanaman

"Morfologi Buah Pada Tanaman". Banten: FK. Pertanian, Univ. Sultan

Ageng Tirtayasa.
LABORATORIUM BOTANI FARMASI

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR

LAPORAN PERCOBAAN 6

MORFOLOGI DAN ANATOMI BUNGA

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK : 3 (TIGA)

KELAS B/05 ALIH JENJANG S1 FARMASI

KOORDINATOR LABORATORIUM : ANDI JUAELLA YUSTISI,


S.Farm., M.Si., Apt.

UNIVERSTAS MEGAREZKY

FAKULTAS FARMASI

2020/2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bunga adalah struktur pembiakan pada tumbuhan berbunga, yaitu

tumbuhan-tumbuhan dalam divisi Magnoliophyta. Bunga mengandung organ-

organ tumbuhan, dan fungsinya ialah untuk menghasilkan biji-biji melalui

pembiakan. Untuk tumbuhan-tumbuhan yang bertaraf lebih tinggi, biji-biji

merupakan generasi berikutnya, dan bertindak sebagai cara yang utama untuk

penyebaran individu-individu spesies secara luas (Lakitan, 2010).

Berdasarkan jumlah bunga, tumbuhan dapat dibedakan menjadi

tumbuhan berbunga tunggal (planta uniflora) dan tumbuhan berbunga banyak

(planta multiflora). Berdasarkan letaknya, bunga dibedakan menjadi bunga

terminal bila letaknya di ujung cabang atau ujung batang dan bunga aksiler

apabila bunga terletak di ketiak daun (Allard, 2011).

Bunga majemuk tidak terbatas dibedakan menjadi bunga majemuk

dengan ibu tangkai tidak bercabang dan bunga majemuk dengan ibu tangkai

bercabang. Contoh yang pertama adalah bunga bulir, tongkol, untai, tandan,

cawan, payung, bongkol, dan bunga periuk. Contoh yang kedua adalah bunga

malai, thyrse, malai rata, bulir majemuk, tongkol majemuk dan payung

majemuk (Muzayyinah, 2008).

Bagian-bagian bunga tunggal terdiri atas tangkai bunga (pedicel), dasar

bunga (receptacle), kelopak (calyx), mahkota (corolla), benang sari (stamen),

dan putik (pistil). Bagian-bagian bunga majemuk terdiri atas ibu tangkai
bunga (peduncle), daun pelindung (bract), daun tangkai (bracteola), tangkai

daun dan bunga (Widya, 2012).

Bunga biasanya mempunyai dua macam alat kelamin, dan justru alat-alat

itulah yang sesungguhnya merupakan bagian-bagian bunga yang terpenting,

karena dengan adanya alat-alat tersebut dapat kemudian dihasilkan alat

perkembangbiakan atau calon tumbuhan baru. Bardasarkan alat-alat kelamin

yang terdapat pada masing-masing bunga, orang membedakan

(Tjitrosoepomo,2007).

Bunga banci atau berkelamin dua (hermaphroditus), yaitu bunga yang

padanya terdapat benang sari (alat kelamin jantan) maupun putik (alat

kelamin betina). Bunga berkelamin tunggal (unisexualis), jika pada bunga

hanya terdapat salh satu dari kedua macam alat kelaminnya. Bunga mandul

atau tidak berkelamin, jika pada bunga tidak terdapat benang sari maupun

putik (Tjitrosoepomo, 2003).

B. Tujuan

Adapun tujuan dari percobaan ini antara lain, yaitu:

1. Mengamati bagian-bagian bunga.

2. Membedakan bunga majemuk, bentuk-bentuk mahkota bunga, letak daun

dalam kuncup bunga.

3. Menentukan rumus bunga dan menggambar diagram bunga.

4. Mengamati jaringan penyusun pada bunga


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Umum Bunga

Bunga (flos) adalah struktur reproduksi sexual pada tumbuhan berbunga.

Bunga hanya dipunyai oleh divisi Magnoliophyta atau Spermatophyta sub

Divisi Angiosprmae.Bunga tidak ditemukan di Gymnosprmae, Pteridophyta

atau Bryophyta. Pada bunga terdapat organ reproduksi yang dinamakan putik

dan benang sari. Bunga secara sehari-hari juga digunakan untuk menyebut

struktur yang secara botani disebut bunga majemuk (Widya, 2012).

Pada bunga terdapat bagian-bagian yang akan menghasilkan buah yang

didalamnya terdapat biji jika terjadi penyerbukan dan pembuahan. Bunga

merupakan modifikasi dari batang dan daun. Bunga umumnya memiliki sifat-

sifat yang menarik. Bagian-bagian penyusun bunga pada setiap bunga dapat

berbeda dapat pula sama. Ada bunga yag memiliki bagian yang lengkap dan

ada bunga yang tidak memiliki salah satu atau salah dua bagin tersebut.

Bunga dikatakan bungan sejati atau bunga lengkap jika memiliki kelopak,

mahkota, putik dan benang sari (Widya, 2012).

Tumbuhan yang hanya menghasilka satu bunga saja dinamakan bunga

tunggal sedangkan bunga yang menghasilkan bunga bayak dinamakan bunga

banyak. Jika tumbuhan hanya memiliki satu bunga saja, biasaya bunga tersbut

berada di ujung batang, jika bunganya banyak, dapat sebagian bunga-bunga

tadi terdapat dalam ketiak-ketiak daun dan sebagian pada ujung batang atau
cabang-cabang. Jadi menurut tempatnya bungan terletak pada ketiak daun dan

juga ujung batang (Tjirosoepomo, 2003).

Suatu bunga majemuk harus dapat dibedakan dari cabang yang

mendukung sejumlah bunga di ketiaknya. Di antara bunga-bunga yang

terdapat pada cabang itu terdapat daun-daun yang berguna untuk berasimilasi.

Sumbu yang mendukung bunga-bunga yang telah berkelompok itu tidak lagi

berdaun, atau jika ada daunnya, daun-daun tadi telah mengalami

metamorfosis dan tidak lagi berguna sebagai alat untuk asimilasi

(Tjirosoepomo, 2003).

Bagian-bagian bunga yang bersifat seperti batang, misalnya ibu tangkai

bunga (peduncle, pedunculus), yakni tangkai utama yang mendukung

keseluruhan bunga majemuk. Bagian ibu tangkai bunga di tengah-tengah

perbungaan, di mana tangkai-tangkai bunga individual melekat, disebut rakis

(rachis), tangkai bunga (pedicel, pedicellus), yakni tangkai masing-masing

kuntum bunga individual, kemudian dasar bunga (receptacle, receptaculum),

yakni ujung tangkai bunga yang mendukung bagian lain dari

bunga (Tjirosoepomo, 2003).

Bagian-bagian bunga yang bersifat seperti daun, misalnya, Daun

pelindung (bract, bractea), yakni daun yang pada ketiaknya muncul ibu

tangkai bunga, lalu daun tangkai (bracteole, bracteola), yakni daun (1–2

helai) yang muncul pada pangkai tangkai bunga, kemudian kelopak bunga

(calyx), yakni pada bunga-bunga tunggal/individual, seludang bunga (spatha),

yakni daun pelindung besar yang menyelubungi seluruh bunga majemuk


sebelum mekar, misalnya pada suku palem-paleman (Arecaceae). Setelah itu,

daun pembalut (involucre, involucrum), yakni sejumlah daun pelindung yang

tersusun dalam lingkaran mengitari dasar bunga majemuk, daun kelopak

tambahan (epicalyx), yakni sejumlah daun pelindung yang tersusun dalam

lingkaran di bawah kelopak bunga. Misalnya pada marga Hibiscus

(Tjirosoepomo, 2003).

Sifat-sifat bunga majemuk antara lain, bunga majemuk tak terbatas

(inflorescentia racemosa), Yaitu bunga majemuk yang ibu tangkainya dapat

tumbuh terus, dengan cabang-cabang yang dapat bercabang lagi atau tidak,

dan mempunyai susunan “acropetal” “(semakin muda semakin dekat dengan

ujung ibu tangkai) dan bunga-bunganya mekar berturut-turut dari bawah ke

atas ( Widya, 2012).

Beberapa bentuk peralihan, ibu tangkai tidak bercabang, tandan

(racemus, botrys), bunga-bunga individual bertangkai tertancap di sepanjang

ibu tangkai bunga yang tak bercabang. Misalnya pada kembang merak

(Caesalpinia pulcherrima Swartz), bulir (spike, spica), tandan dengan bunga-

bunga individual tak bertangkai (duduk). Misalnya pada bunga Jarong

(Stachytarpheta jamaicensis Vahl.). Bunga cawan (corymb, corymbus),

tandan dengan kuntum-kuntum bunga yang tangkainya bervariasi

panjangnya, sehingga permukaan atas mendatar atau agak menggembung.

Bunga cawan lazimnya ada dua macam bunga, yaitu: bunga pita: bunga yang

mandul yang terdapat sepanjang tepi cawan, dinamakan bunga pinggir

(flos marginalis), seringkali mempunyai mahkota yang berbentuk pita


(flos ligulatus), dan bunga tabung: bunga yang terdapat di atas cawannya

sendiri (flos disci), seringkali kecil dan berbentuk tabung. Mempunyai kedua

macam alat kelamin (benang sari dan putik) dan dapat menghasilkan

buah.Bunga cawan dengan bagian-bagian yang lengkap seperti diuraikan di

atas misalnya pada bunga matahari (Helianthus annuus L.). Bunga payung

(umbel, umbella), tandan dengan ibu tangkai bunga yang pendek dan seberkas

kuntum bunga yang tangkai-tangkainya muncul dari ketinggian yang

sama.Bunga payung terdapat pada tumbuhan suku Umbelliferae. Bunga

payung yang bertingkat, lazimnya disebut bunga payung majemuk seperti

terdapat pada wortel (Daucus carota L.). Tongkol (spadix), seperti bulir,

tetapi ibu tangkai besar, tebal, dan seringkali berdaging, misalnya pada

jagung (Zea mays L.), tetapi hanya bunga yang betina (Tjirosoepomo, 2003).

Pada sebuah tongkol, bunga betinanya terdapat dibagian atas, sedangkan

bunga jantan di bagian bawah, dan di antara kedua jenis bunga itu seringkali

terdapat bunga-bunga yang mandul, seperti pada iles-iles dan tumbuhan yang

tergolong suku Araceae pada umumnya. Bongkol (capitulum), bunga

majemuk yang menyerupai bunga cawan, tetapi tanpa daun-daun pembalut,

dan ujung ibu tangkai biasanya membengkak, sehingga bunga majemuk

seluruhnya berbentuk seperti bola. Bunga-bunga yang duduk di bagian yang

membengkak seringkali mempunyai sisik (palea) pada pangkal, jadi sisik itu

terletak pada bongkolnya (ujung ibu tangkai yang membengkak). Umumnya

terdapat pada tumbuhan suku Mimosaceae, misalnya lamtoro (Leucaena

glauca), petai (Parkia speciosa), sikejut (Mimosa pudica L.), dll. Untai atau
bunga lada (amentum), seperti bulir, tetapi ibu tangkai hanya mendukung

bunga-bunga yang berkelamin tunggal, dan runtuh seluruhnya (bunga

majemuk yang mendukung bunga jantan, yang betina menjadi buah),

misalnya pada sirih (Piper betle L.) (Tjirosoepomo, 2003).

B. Klasifikasi Bunga Mawar

Menurut Hidayat (2006), Dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan,

kedudukan tanaman mawar diklasifikasikan sebagai berikut:

Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan)

Divisi : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)

Sub Divisi : Angiospermae (berbiji tertutup)

Kelas : Dicotylodenae (biji berkeping dua)

Ordo : Rosanales

Famili : Rossaceae

Genus : Rossa

Species : Rosa damascena Mill.

C. Morfologi Bunga Mawar

1. Akar

Bunga mawar memiliki akar berbentuk serabut yang memanjang

hingga kebagian bawah. Akar bunga mawar berwarna kecoklatan muda

dan kecoklatan tua.Akar bunga mawar berbentuk membulat dan panjang.

Akar pada bunga mawar memiliki fungsi yang sangat vital yaitu sebagai

penyokong agar tanaman tetap berdiri tegak dan kokoh. Dalam hal ini
juga berguna untuk sebagai penyerap unsur hara dan air yang terkandung

didalam tanah.

2. Batang

Batang bung jenis ini biasanya berbentuk membulat dan panjang

serta tidak beraturan. Pada batang bunga mawar tumbuh duri-duri dan

batangnya bercabang-cabang.Batang tanaman ini berwarna abu-abu,

kecoklatan dan hijau lumut. Batang bunga mawar berfungsi sebagai

penyokong cabang dan bunga pada tanaman bunga mawar.Akan tetapi

bentuk nya yang terbilang kecil menyebabkan batang bunga mawar

mudah rentan saat diserang para predator.

3. Daun

Bunga mawar memiliki sekitar 5 sampai 9 anak daun pada satu

cabang. Bentuknya bulat kecil memanjang memiliki ukuran sekitar 2

sampai 3 cm. Ada yang berbentuk meruncing, ada juga yang berbentu

bergerigi.Daun bunga mawar tumbuh menopang pada batang ,biasanya

terletak pada ujung tangkai dengan ukuran panjang 1 sampai 2 cm. Daun

bunga mawar berwarna hijau muda dan hijau tua.

4. Bunga

Bunga pada tanaman ini berbentuk hampir seperti bulat yang terdiri

dari beberapa lapisan bunga yang berjumlah kurang lebih sekita 20

sampai 26 lapisan bunga bahkan bisa lebih tergantung besar kecilnya

ukuran bunga.Bunga mawar memiliki beberapa variasi warna. Ada yang

berwarna merah, putih dan ada juga yang berwarna kekuningan.


5. Buah

Biji pada bunga mawar terletak pada bagian bunga. Biji bunga

mawar berbentuk oval dan berukuran sangat kecil serta berwarna

keputihan dan kecoklatan pada bagian dalamnya.Baik itu tadi adalah

penjelasan singkat mengenai klasifikasi dan morfologi bunga mawar.

Semoga bermanfaat dan sampai jumpa pada artikel selanjutnya.


BAB III

METODE PENGUJIAN

A. Alat

1. Mikroskop

2. Dek glass

3. Objek glass

4. Silet

5. Pipet tetes

6. Tissu

B. Bahan

1. Bunga mawar

C. Cara kerja

1. Disiapkan alat dan sampel

2. Deskripsikan masing-masing sampel sesuai dengan literatur

3. Amati morfologi sampel (tipe bunga)

4. Gambar morfologi sampel lengkap dengan ket.bagian sampel

5. Amati anatomi sampel dengan menyayat secara mebujur setipis mungkin

pada kelopak/mahkota bunga kemudian diletakkan pada objek glass dan

ditetesi dengan aguadest sebanyak 2-3 tetes, setelah itu ditutup dengan

deck glass

6. Setelah itu amati dibawah mikroskop sampai didapatkan jaringan pada

kelopak/mahkota bunga, Setelah itu gambar anatomi jaringan pada bunga.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Nama Indonesia : Bunga Mawar Gambar & keterangan Bunga :

Nama Latin : Rosa sp.

Tipe Bunga :

Bunga Lengkap

Bunga lengkap adalah bunga yang

mempunyai semua bagian utama bunga

yaitu; kelopak bunga (calyx), mahkota

bunga (corolla), alat kelamin jantan

(androecium) berupa benang sari, alat

kelamin betina (gynoecium) berupa

putik.

Bunga Tidak Lengkap

Bunga tidak lengkap adalah jenis bunga

yang tidak memiliki perhiasan.

Bunga Sempurna

Bunga sempurna adalah bunga yang

memiliki alat kelamin jantan dan alat

kelamin betina dalam satu organ (putik

dan benang sari).

Bunga Tidak Sempurna


Bunga tidak sempurna adalah bunga

yang hanya terdapat satu alat kelamin.

Deskripsi Bunga :

Bunga mawar adalah bunga yang

tergolong tanaman tracheophyta dengan

divisi spermatophyte, dimana bunga

mawar memiliki mahkota bunga yang

terdiri dari lima helai daun mahkota.

Bunga mawar akan menghasilkan buah

yang dinamakan rose hips, dimana

masing-masing putik akan

menghasilkan buah tunggal.

Klasifikasi :

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Superdivision : Spermatophyta

Division : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Sub Kelas : Rosidae

Family : Rosaceae

Genus : Rosa

Spesies : Rosa hybrida


B. Pembahasan

Bunga pada tanaman ini berbentuk hampir seperti bulat yang terdiri dari

beberapa lapisan bunga yang berjumlah kurang lebih sekitar 20 sampai 26

lapisan bunga bahkan bisa lebih tergantung besar kecilnya ukuran bunga.

Bunga mawar memiliki beberapa variasi warna. Ada yang berwarna merah,

putih dan ada juga yang berwarna kekuningan.

Berdasarkan tipenya bunga dibagi menjadi bunga tunggal dan bunga

majemuk. Bunga tunggal, pada satu tangkai hanya mendukung satu bunga,

sedangkan bunga majemuk pada satu tangkai mendukung banyak bunga.

Berdasarkan kelengkapan bagian-bagian bunga, bunga dibagi menjadi dua

yaitu bunga lengkap/bunga sempurna ( biseksual/hermaprodit) dan bunga

tidak lengkap/bunga tidak sempurna (uniseksual).

Berdasarkan hasil pengamatan menunjukan bahwa setiap bunga

memiliki perbedaan yang mencolok. Perbedaan tersebut tergantung pada jenis

tumbuhan apakah yang diamati tersebut.Seperti pada mawar (Rossa sp.) yang

kelengkapan bunganya termasuk bunga lengkap karena memiliki putik,

tangkai, dasar bunga, benang sari, mahkota, dan kelopak. Selain itu bunga ini

berdasarkan kelamin bunganya termasuk bunga sempurna karena memiliki

putik dan benang sari. Kemudian bunga ini bertipe bunga tunggal (planta

uniflora) karena bunganya hanya memiliki satu tangkai saja. Yang terakhir,

jenis penyerbukannya adalah penyerbukan sendiri (Autogamy).


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan menunjukan bahwa setiap bunga

memiliki perbedaan yang mencolok. Perbedaan tersebut tergantung pada jenis

tumbuhan apakah yang diamati tersebut.Seperti pada mawar (Rossa sp.) yang

kelengkapan bunganya termasuk bunga lengkap karena memiliki putik,

tangkai, dasar bunga, benang sari, mahkota, dan kelopak. Selain itu bunga ini

berdasarkan kelamin bunganya termasuk bunga sempurna karena memiliki

putik dan benang sari. Kemudian bunga ini bertipe bunga tunggal (planta

uniflora) karena bunganya hanya memiliki satu tangkai saja.

B. Saran

Sebaiknya dalam mengamati morfologi dari tanaman sebaiknya

dilakukan dengan teliti agar didapatkan hasil yang maksimal.


DAFTAR PUSTAKA

Allard, 2011. Materi Pokok Anatomi dan Fisiologi Tumbuhan, Universitas

Terbuka. Jakarta

Lakitan, 2010. Identifikasi Bunga. PT. Rineka Cipta. Jakarta.

Sulasmi, 2009. Biologi. Erlangga. Jakarta.

Tjitrosoepomo, Gembong. 2003. Morfologi Tumbuhan. UGM Press. Yogyakarta.

Widya. 2012. Morfologi tumbuhan. UGM Press. Yoyakarta

Anda mungkin juga menyukai