Anda di halaman 1dari 4

NAMA : ZAHRA ‘AFAF NABILAH DWINANTO

KELAS : 1C
NIM : P1337421020109
PEMASANGAN KETETER PRIA
No. Dokumen : /SOP/UKP/2021
No. Revisi :
Tanggal : 5 Maret 2021
Halaman : 1/2

PLT Kepala Puskesmas


SOP

UPTD PUSKESMAS
KEBUMEN Junaidi. SKM
Nip.196412311989031076
Pengertian Kateterisasi perkemihan adalah tindakan memasukkan selang karet, plastic atau
logam, melalui uretra dan masuk kedalam kandung kemih. Terdapat 2 jenis
kateterisasi perkemihan yaitu : kateter menetap dan intermiten.
Tujuan Menghilangkan ketidak nyamanan karena distraksi kandung kemih
Mendapat urine steril untuk spesement
Mengkaji residu urine
Penatalaksanaan pasien yang dirawat karena trauma medula spinalis, gangguan
neuromuskuler atau inkompeten kemih, serta paskah operasi besar
Mengatasi obstruksi aliran urine
Mengatasi retensi perkemihan
Kebijakan SK Kepala Puskesmas Kebumen
Referensi Pedoman pencegahan dan pengendalian infeksi Rumah Sakit dan Pelayanan
Kesehatan lainnya, Perhimpunan Pengendalian Infeksi Indonesia Tahun 2009
Alat a. Sarung tangan
b. Kateter steril (sesuai dengan ukuran dan jenisnya)
c. Duk steril
d. Minyak pelumas atau jeli
e. Larutan pembersih atau antiseptic
f. Kapas alkohol atau sublimat
g. Sepuit 5cc
h. Perlak
i. Pinset anatomis
j. Bengkok
k. Kantung penampung urine
Prosedur 1. Menjelaskan prosedur
2. Cuci tangan
3. Pasang sampiran
4. Pasang perlak
5. Gunakan sarung tangan steril
6. Pemeriksa berdiri disamping klien
7. Lakukan pembersihan daerah genitalia eksterna dengan betadine
8. Tutuplah daerah sekitar genitalia eksterna dengan duk steril
9. Oleskan minyak pelumas/jeli pada kateter, kemudian isilah sepuit dengan jeli
dan semprotkan sebanyak 5cc
10. Tunggulah 5 menit
11. Pegang penis dengan tangan kiri dimana ibu jari di satu pihak dan telunjuk
jari tengah di pihak lain
12. Bukalah orificium uretha externa dengan ibu jari dan jari telunjuk dan
tariklah penis lurus ke atas agar uretha merenggang
13. Ujung kateter dijepit dengan klem atau pinset yang dipegang dengan tangan
kanan, sedang pangkal kateter dijepit antara jari keempat dan kelima dari
punggung tangan kanan
14. Doronglah kateter perlahan-lahan kedalam uretha dengan tekanan sekecil
mungkin sampai urine keluar
15. Bila menggunakan kateter “non self retaining”, setelah urine keluar, kateter
ditarik pela-pelan sampai urine berhenti mengalir, kemudian didorong pelan-
pelan masuk sampai urine mengalir kembali, kemudian kateter difiksasi pada
penis dengan plester
16. Bila menggunakan kateter “self retaining”, setelah urine keluar, kateter
didorong masuk sampai dekat percabangan kateter. Urine yang mengalir
ditampung pada wadah yang telah disiapkan, balon kateter diisi/disuntikan
dengan air steril/larutan NaCl 0,9% sebanyak 5-20cc tergantung kapasitas
balon, kemudian kateter ditarik keluar sampai tertahan pada balonnya.
17. Bukalah duk yang terpasang
18. Hungkan kateter yang telah terpasang ini dengan penambung urine baik
berupa botol yang sebelumnya telah dimasukkan 5cc larutan antiseptic atau
urine bag
19. Fiksasilah kateter ke kranial pada pangkal paha sampah ke pinggang
20. Berilah zalf antibiotic pada orificium uretha eksterna kemudian ditutup
dengan kasa steril untuk mencegah infeksi

Anda mungkin juga menyukai