BAB I
PENDAHULUAN
Sanjaya (2007:1) Persoalan tentang kurikulum bukan hanya persoalan guru dan
tenaga kependidikan lainnya saja, akan tetapi merupakan persoalan seluruh masyarakat.
Hal ini dapat dibuktikan, setiap terjadi perubahan kurikulum, maka komentar-komentar
tentang perubahan tersebut bukan hanya dating dari kalangan guru dan tenaga
kependidikan lainnya saja, akan tetapi juga dari kalangan masyarakat luas. Hal ini
memang wajar, sebab kurikulum merupakan salah satu komponen yang sangat penting
dilaksanakan untuk mencapai sejumlah tujuan pendidikan tertentu. Oleh karena itu,
setiap ada perubahan tujuan atau faktor lain yang mempengaruhi tercapainya tujuan,
kurikulum pun akan mengalami perubahan. Mengingat kondisi masyarakat yang selalu
berubah, maka kurikulum harus tepat untuk mengalami penyesuaian sesuai dengan
sudah ada, supaya hasilnya maksimal. Kalau dilihat dari sifatnya, pengembangan bersifat
masyarakat dimana kurikulum itu dikembangkan. Untuk keperluan ini banyak faktor
BAB II
PEMBAHASAN
Kurikulum memiliki peranan penting dalam sistem pendidikan. Oleh sebab itu,
pengembangan kurikulum harus didasarkan pada landasan yang kuat dan prinsip-prinsip
yang sesuai agar tidak terjadi kesalahan dan kekeliruan dalam implementasi pendidikan.
isi dan bahan pelajaran yang harus dipelajari serta bagaimana cara mempelajarinya”.
(Sanjaya: 2010: 30). ”Proses ini berhubungan dengan seleksi dan pengorganisasian
kegiatan, sumber, dan alat pengukur pengembangan kurikulum yang mengacu pada
kreasi sumber sumber unit, dan garis pelajaran kurikulum ganda lainnya, untuk
Seller dan Miller dalam Sanjaya (2010: 32) mengemukakan bahwa proses
dimulai dari menentukan orientasi kurikulum yang berupa kebijakan kebijakan umum
seperti arah dan tujuan pendidikan, pandangan tentang hakikat belajar dan peserta didik,
penerapan kurikulum tadi dijadikan masukan untuk menentukan orientasi, dan begitu
seterusnya. ”Dengan demikian, maka pengembangan kurikulum memiliki dua sisi yang
4
sama pentingnya, sisi kurikulum sebagai pedoman dan sisi kurikulum sebagai
Ada dua hal yang harus dipertimbangkan dalam menentukan isi pengembangan
kurikulum, yaitu:
paling luas yaitu rancangan kebijakan kurikulum yang berisi tentang apa yang harus
diajarkan dan sebagai pedoman bagi para pengembang kurikulum lebih lanjut.
Menetapkan kebijakan kurikulum perlu dikaji secara hati hati dan komprehensif.
tujuan, urutan serta kedalaman materi dalam bidang studi. Setelah itu dirancanglah
program pengajaran yang mencakup aktivitas belajar dalam setiap bidang studi
untuk satu tahun, satu semester, atau satu caturwulan. Selain merancang program,
bahan pengajaran, seperti menyusun buku teks, modul, program program film,
Tujuan kelembagaan harus sejalan dengan visi dan misi sekolah. Setiap
sekolah memiliki visi dan misi yang berbeda. Misalnya visi dan misi sekolah umum
lebih tinggi sedangkan visi dan misi sekolah kejuruan mempersiapkan siswa untuk
memasuki dunia kerja. Dengan demikian, isi kurikulum harus disesuaikan dengan
tujuan kelembagaan agar pengalaman belajar yang didapat siswa di sekolah dapat
yaitu: relevansi, fleksibilitas, kontinuitas, praktis, dan efektivitas. Prinsip tersebut juga
diajukan oleh Abdullah idi (2007: 179-182) dan Asep Herry Hernawan dkk (dalam
dalam dua kelompok: (1) prinsip-prinsip umum (sama dengan Herdawan dkk); dan (2)
berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan, prinsip berkenaan dengan pemilihan proses
belajar mengajar, prinsip berkenaan dengan pemilihan media dan alat pelajaran, dan
prinsip berkenaan dengan pemilihan kegiatan penilaian). Berikut ini adalah uraian lebih
lanjut dari prinsip-prinsip tersebut dengan mengikuti alur klasifikasi yang di ajukan oleh
Nana Syaodih.
maka ada sejumlah prinsip dalam proses pengembangannya. Di bawah ini akan
A. Prinsip Relevansi
Kurikulum merupakan rel-nya pendidikan untuk membawa siswa agar dapat hidup
sesuai dengan nilai-nilai yang ada di masyarakat serta membekali siswa baik dalam
bidang pengetahuan, sikap maupun keterampilan sesuai dengan tuntutan dan harapan
kurikulum harus relevan dengan kebutuhan masyarakat. Inilah yang disebut dengan
prinsip relevansi. Prinsip relevansi adalah prinsip kesesuaian. Ada dua macam
relevansi, yaitu :
6
1. Relevansi internal
Relevansi internal adalah bahwa setiap kurikulum harus memiliki keserasian antara
materi atau pengalaman belajar yang harus dimiliki siswa, strategi atau metode yang
digunakan serta alat penilaian untuk melihat ketercapaian tujuan. Relevansi internal
2. Relevansi eksternal
Relevansi eksternal berkaitan dengan keserasian antara tujuan, isi, dan proses belajar
siswa yang tercakup dalam kurikulum dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat.
Bisa diartikan bahwa proses pengembangan dan penetapan isi kurikulum hendaklah
disesuaikan dengan kondisi lingkungan sekitar siswa. Contohnya untuk siswa yang
keramaian dan rambu-rambu lalu lintas; tata cara dan pelayanan jasa bank, kantor
pos, dan lain sebagainya. Demikian juga untuk sekolah yang berada di daerah pantai,
b. Relevan dengan perkembangan zaman baik sekarang maupun dengan yang akan
datang
Bisa diartikan bahwa relevansi harus sesuai dengan tuntutan ilmu pengetahuan dan
situasi dan kondisi yang sedang berkembang. Selain itu juga apa yang diajarkan
kepada siswa harus bermanfaat untuk kehidupan siswa pada waktu yang akan datang.
Misalkan untuk kehidupan yang akan datang, penggunaan komputer dan Internet
akan menjadi salah satu kebutuhan, maka dengan demikian bagaimana cara
berbahasa. Pada masa yang akan datang ketika pasar bebas seperti persetujuan APEC
mulai berlaku, maka masyarakat akan dihadapkan kepada persaingan merebut pasar
kerja dengan orang-orang asing. Oleh karenanya keterampilan berbahasa asing sudah
c. Relevan dengan tuntutan dunia pekerjaan dan tuntutan dan potensi peserta didik
(relevansi psikologis)
Artinya bahwa apa yang diajarkan di sekolah harus mampu memenuhi dunia kerja.
dilatih bagaimana agar siswa mampu menggunakan mesin tik sebagai alat untuk
keperluan surat-menyurat, maka sekarang mesin tik sudah tidak banyak digunakan,
akan tetapi yang lebih banyak digunakan komputer. Dengan demikian, keterampilan
sebelum ditentukan apa yang menjadi isi dan model kurikulum yang bagaimana yang
metode dan pendekatan seperti melakukan survei kebutuhan dan tuntutan masyarakat;
atau melakukan studi tentang jenis-jenis pekerjaan yang dibutuhkan oleh setiap
B. Prinsip Fleksibilitas
Prinsip fleksibilitas artinya bahwa kurikulum itu harus lentur dan tidak kaku,
agar apa yang dihasilkan memiliki sifat luwes, lentur dan fleksibel dalam
situasi dan kondisi tempat dan waktu yang selalu berkembang, serta kemampuan dan
Apa yang diharapkan dalam kurikulum ideal kadang-kadang tidak sesuai dengan
kondisi kenyataan yang ada. Bisa saja ketidaksesuaian itu ditunjukkan oleh
kemampuan guru yang kurang, latar belakang atau kemampuan dasar siswa yang
rendah, atau mungkin sarana dan prasarana yang ada di sekolah tidak memadai.
Kurikulum harus bersifat lentur atau fleksibel. Artinya, kurikulum itu harus bisa
dilaksanakan sesuai dengan kondisi yang ada. Kurikulum yang kaku atau tidak
1. fleksibel bagi guru, yang artinya kurikulum harus memberikan ruang gerak
yang ada.
C. Prinsip Kontinuitas
antar jenjang pendidikan, maupun antara jenjang pendidikan dengan jenis pekerjaan.
9
Prinsip ini mengandung pengertian bahwa perlu dijaga saling keterkaitan dan
kesinambungan antara materi pelajaran pada berbagai jenjang dan jenis program
pendidikan. Dalam penyusunan materi pelajaran perlu dijaga agar apa yang
diperlukan untuk mempelajari suatu materi pelajaran pada jenjang yang lebih tinggi
telah diberikan dan dikuasai oleh siswa pada waktu mereka berada pada jenjang
sebelumnya.
Prinsip ini sangat penting bukan hanya untuk menjaga agar tidak terjadi
tidak efektif dan efisien, akan tetapi juga untuk keberhasilan siswa dalam menguasai
Untuk menjaga agar prinsip kontinuitas itu berjalan, maka perlu ada kerja sama
pengembang pendidikan pada jenjang sekolah dasar, jenjang SLTP, jenjang SLTA,
D. Prinsip Efektifitas
Prinsip efektivitas merujuk pada pengertian kurikulum itu selalu berorientasi pada
tujuan tertentu yang ingin dicapai. Kurikulum bias dikatakan sebagai instrument
untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, jenis dan karakteristik tujuan apa yang ingin
dicapai harus jelas. Kejelasan tujuan akan mengarahkan pada pemilihan dan
penentuan isi, metode dan system evaluasi serta model kurikulum apa yang akan
mencapai tujuan tanpa kegiatan yang mubazir, baik secara kualitas maupun kuantitas.
10
disusun. Sebagai contoh, apabila guru menetapkan dalam satu caturwulan atau satu
kurikulum, ternyata dalam jangka waktu tersebut hanya dapat menyelesaikan 4 atau 5
program saja, berarti dapat dikatakan bahwa pelaksanaan program itu tidak efektif.
Efektivitas kegiatan siswa berhubungan dengan sejauh mana siswa dapat mencapai
tujuan yang telah ditentukan sesuai dengan jangka waktu tertentu. Sebagai contoh
apabila ditetapkan dalam satu caturwulan siswa harus dapat mencapai sejumlah tujuan
pembelajaran, ternyata hanya sebagian saja dapat dicapai siswa, maka dapat dikatakan
E. Prinsip Efisiensi
mendayagunakan waktu, biaya, dan sumber-sumber lain yang ada secara optimal,
Prinsip efisiensi berhubungan dengan perbandingan antara tenaga, waktu, suara, dan
biaya yang dikeluarkan dengan hasil yang diperoleh. Kurikulum dikatakan memiliki
tingkat efisiensi yang tinggi apabila dengan sarana, biaya yang minimal dan waktu yang
terbatas dapat memperoleh hasil yang maksimal. Betapa pun bagus dan idealnya suatu
11
kurikulum, manakala menuntut peralatan, sarana dan prasarana yang sangat khusus serta
mahal pula harganya, maka kurikulum itu tidak praktis dan sukar untuk dilaksanakan.
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta
didik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis pendidikan, tanpa membedakan agama,
suku, budaya dan adat istiadat, serta status sosial ekonomi dan gender. Kurikulum
dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
berkembang secara dinamis, dan oleh karena itu semangat dan isi kurikulum
kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan
dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan
nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan
dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
tampaknya sering kali terabaikan. Karena prinsip-prinsip itu boleh dikatakan sebagai ruh
atau jiwanya kurikulum. Dalam mensikapi suatu perubahan kurikulum, banyak orang
lebih terfokus hanya pada pemenuhan struktur kurikulum sebagai jasad dari kurikulum .
13
Padahal jauh lebih penting adalah perubahan kutural (perilaku) guna memenuhi prinsip-
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
lingkungan.
keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis
pendidikan, tanpa membedakan agama, suku, budaya dan adat istiadat, serta
muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu,
serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat
antarsubstansi.
teknologi dan seni berkembang secara dinamis, dan oleh karena itu semangat dan
dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka
Olivia menjelaskan bahwa apa yang kita sebut dengan system pendidikan yang
kondisi yang terjadi pada supra system yaitu masyarakat. Terjadi perubahan kurikulum
merupakan hal yang normal, bahkan perubahan kurikulum itu diperlukan sebagai
konsekwensi dari adanya perubahan lingkungan. Tugas dan tanggung jawab dari para
kurikulum. Dalam hal ini Olivia mengajukan sepuluh prinsip (axiom) pengembangan
kurikulum, yaitu :
a. Perubahan kurikulum adalah sesuatu yang tidak dapat dihindarkan dan bahkan
diperlukan.
c. Perubahan kurikulum masa lalu sering sering terdapat secara bersamaan bahkan
d. Perubahan kurikulum akan terjadi dan berhasil sebagai akibat dan jika ada
Prinsip khusus ini merujuk pada prinsip-prinsip yang digunakan dalam pengembangan
di dalamnya pendidikan.
Survai mengenai persepsi orang tua dan masyarakat tentang kebutuhan mereka
Penelitian.
17
Beberapa pertimbangan yang perlu dilakukan untuk menentukan isi pendidikan atau
kurikulum, yaitu :
Isi bahan pelajaran harus meliputi segi pengetahuan, sikap dan keterampilan.
Unit-unit kurikulum harus disusun dalam urutan yang logis dan sistematis.
Untuk menentukan kegiatan proses belajar mengajar apa yang akan digunakan harus
Metode atau teknik mengajar yang digunakan harus cocok untuk mengajarkan
bahan pelajaran.
Metode atau teknik tersebut harus dapat memberikan kegiatan yang bervariasi
Metode atau teknik tersebut harus dapat memberikan urutan kegiatan yang
bertingkat-tingkat
Metode atau teknik tersebut harus dapat menciptakan pencapaian kea rah
baru.
Metode atau teknik harus menimbulkan jalinan kegiatan belajar di sekolah dan
di rumah.
18
Beberapa prinsip yang bias dijadikan pegangan untuk memilih dan menggunakan
Alat atau media apa yang dibutuhkan dan apakah semuanya sudah tersedia ?
Ada tiga fase yang harus diperhatikan ketika akan membuat alat tes, yaitu :
yangakan di tes ?
sebagai berikut :
sebagai berikut :
Norma penilaian apa yang akan digunakan dalam pengelolaan hasil tes ?
BAB III
KESIMPULAN
tentang isi dan bahan pelajaran yang harus dipelajari serta bagaimana cara mempelajarinya”.
(Sanjaya: 2010: 30). ”Proses ini berhubungan dengan seleksi dan pengorganisasian berbagai
komponen situasi belajar mengajar, antara lain penetapan jadwal pengorganisasian kurikulum
dan spesifikasi tujuan yang disarankan, mata pelajaran, kegiatan, sumber, dan alat pengukur
pengembangan kurikulum yang mengacu pada kreasi sumber sumber unit, dan garis pelajaran
kurikulum ganda lainnya, untuk memudahkan proses belajar mengajar.” (Hamalik: 2008:
183).
yaitu: relevansi, fleksibilitas, kontinuitas, praktis, dan efektivitas. Prinsip tersebut juga
diajukan oleh Abdullah idi (2007: 179-182) dan Asep Herry Hernawan dkk (dalam Rahmat
2009: 22). Sementara Nana Syaodih Sukmadinata (2009: 150-155) mengetengahkan prinsip-
prinsip pengembangan kurikulum dengan membaginya ke dalam dua kelompok: (1) prinsip-
prinsip umum (sama dengan Herdawan dkk); dan (2) prinsip-prinsip khusus, yaitu: prinsip
berkenaan dengan tujuan pendidikan, prinsip berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan,
prinsip berkenaan dengan pemilihan proses belajar mengajar, prinsip berkenaan dengan
pemilihan media dan alat pelajaran, dan prinsip berkenaan dengan pemilihan kegiatan
penilaian).
21
Daftar Pustaka
Sanjaya, Wina. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Susilana, Rudi dkk. 2006. Kurikulum pembelajaran. Bandung : Jurusan Kutekpen FIP UPI.
http://vandha.wordpress.com/kail-pendidikan/artikel-dan-makalah/prinsip-pengembangan-
kurikulum/. Online [1 Maret 2014].
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/31/prinsip-pengembangan-kurikulum/.online.[
1 Maret 2014].
http://sublianto.blogspot.com/2010/02/prinsip-pengembangan/kurikuilum.html.online [01
maret 2014].