Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH KEPERAWATAN JIWA STRATEGI PELAKSANAAN

TINDAKAN KEPERAWATAN DIAGNOSA HARGA DIRI RENDAH,


HALUSINASI, DAN PERILAKU KEKERASAN

DOSEN PEMBIMBING
Ns. Bagja Angga Sukma S, MAN

Disusun Oleh:
Anggi nuraeni fadilah
E 0105 18 004

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


STIKES BUDI LUHUR CIMAHI
2019/2020

1
STRATEGI PELAKSANAAN
HARGA DIRI RENDAH

STRATEGI PELAKSANAAN 1 (SP 1)


A. Kondisi Klien
DO :
Klien tampak lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif tindakan, ingin
mencederai diri/ mengahiri kehidupan, poduktifitas menurun, cemas dan takut
DS :
Klien mengatakan : saya tidak bisa, tidak mampu, bodoh/ tidak tahu apa-apa, mengkritik
diri sendiri., klien mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri, klien
mengungkapkan rasa bersalah terhadap sesuatu/ seseorang
B. Diagnosa Keperawatan: harga diri rendah
C. Tujuan
1. Pasien dapat mengidentifikasi kemampuan dengan aspek positif yang dimiliki
2. Pasien dapat menilai kemampan yang dapat digunakan
3. Pasien dapat menetapkan kegiatan yang sesuai kemampuan
4. Pasien dapat melatih kegiatan yang sudah dipilih, sesuai kemampuan
5. Pasien dapat menyusun jadwal untuk melakukan kegiatan yang sudah dilatih
D. Tindakan Keperawatan
1. Mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien,
2. Membantu pasien menilai kemampuan yang masih dapat digunakan
3. Membantu pasien memilih/menetapkan kemampuan yang akan dilatih
4. Melatih kemampuan yang sudah dipilih dan menyusun jadwal pelaksanaan
kemampuan yang telah dilatih dalam rencana harian.
E. Strategi Pelaksanaan
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Selamat pagi, assalamualaikum………….. Boleh Saya kenalan dengan Mas?
Nama Saya………….. boleh panggil Saya……… Saya Mahasiswa Akper
Muhammadiyah Kendal, Saya sedang praktik di sini dari pukul 08.00 WIB
sampai dengan pukul 13.00 WIB siang. Kalau boleh Saya tahu nama Mas siapa
dan senang dipanggil dengan sebutan apa?”
b. Evaluasi/validasi
“Bagaimana perasaan Mas hari ini? Bagaimana tidurnya tadi malam? Ada keluhan
tidak?”

2
c. Kontrak
“Bagaimana , kalau kita bercakap-cakap tentang kemampuan dan kegiatan yang
pernah T lakukan?Setelah itu kita akan nilai kegiatan mana yang masih dapat T
dilakukan di rumah sakit. Setelah kita nilai ,kita akan pilih satu kegiatan untuk
kita latih “
“Dimana kita duduk untuk bincang-bincang? bagaimana kalau di ruang tamu
Berapa lama? Bagaimana kalau 10 menit saja?

2. Kerja
“ Mas ,apa saja kemampuan yang T miliki ? Bagus ,apa lagi?
Saya buat daftarnya ya! Apa pula kegiatan rumah tangga yang biasa Mas lakukan ?
Bagaimana dengan merapikan kamar? Menyapa? Mencuci piring ……….dst”.
“Wah ,bagus sekali ada lima kemampuan dan kegiatan yang Mas miliki”.
“ Mas dari lima kegiatan kemampuan ini ,yang mana yang masih dapat dikerjakan di
rumah sakit ?
Coba kita lihat ,yang pertama bisakah ,yang kedua………sampai 5 (misalnya ada 3
yang masih bisa dilakukan).Bagus sekali ada 3 kegiatan yang masih bisa kerjakan di
rumah sakit ini.
“Sekarang ,coba Mas pilih satu kegiatan yang masih bisa dikerjakan di rumah sakit
ini”. “O yang nomor satu ,merapikan tempat tidur? Kalau begitu,bagaimana kalau
sekarang kita latihan merapikan tempat tidur Mas”.Mari kita lihat tempat tidur Mas
ya.
Coba lihat ,sudah rapikah tempat tidurnya?”
“Nah kalau kita mau merapikan tempat tidur ,mari kita pindahkan dulu bantal dan n
selimutnya.bagus!Sekarang kita angkat spreinya dan kasurnya kita
balik.”Nah,sekarang kita pasang lagi spreinya ,kita mulai dari atas ya bagus! Sekarang
sebelah kaki ,tarik dan masukkan ,lalu sebelah pinggir masukkan .Sekarang ambil
bantal,rapikan dan letakkan di sebelah atas kepala. Mari kita lipat selimut ,nah
letakkan sebelah bawah kaki ,bagus!”
“Mas sudah bisa merapikan tempat tidur dengan baik sekali .Coba perhatikan bedakah
dengan sebelum dirapikan ?Bagus”
“ Coba Mas lakukan dan jangan lupa memberi tanda M (mandiri) kalau Mas lakukan
tanpa disuruh , tulis B(bantuan ) jika diingatkan bisa melakukan ,dan T ( tidak)
melakukan .

3. Terminasi :

3
“Bagaimana perasaan T setelah kita bercakap-cakap dan latihan merapikan tempat
tidur ? yach?, Mas ternyata banyak memiliki kemampuan yang dapat dilakukan di
rumah sakit ini.
Salah satunya , merapikan tempat tidur , yang sudah Mas praktekkan dengan baik
sekali
Coba ulangi bagaimana cara merapikan tempat tidur tadi, Bagus sekali..
“Sekarang ,mari kita masukkan pada jadual harian . Mas,Mau berapa kali sehari
merapikan tempat tidur. Bagus ,dua kali yaitu pagi-pagi jam berapa? Lalu sehabis
istirahat ,jam 16.00”
“ Coba Mas lakukan dan jangan lupa memberi tanda M (mandiri) kalau Mas lakukan
tanpa disuruh , tulis B(bantuan ) jika diingatkan bisa melakukan ,dan T ( tidak)
melakukan .
“Besok pagi kita latihan lagi kemampuan yang kedua. Mas masih ingat kegiatan apa
lagi yang mampu dilakukan di rumah sakit selain merapikan tempat tidur? Ya
bagus,cuci piring …. Kalau begitu kita akan latihan mencuci piring besok ya jam
08.00 pagi di dapur sehabis makan pagi
Sampai jumpa ya…Assalamu’alaikum

STRATEGI PELAKSANAAN 2 (SP 2)


A. Kondisi
DO : Klien tampak tenang, sudeh mau menghargai dirinya sendiri.
DS : Klien menyatakan sudah mau berinteraksi dengan lingkungannya.
B. Diagnosa Keperawatan: Harga Diri Rendah
C. Tujuan
Klien dapat melakukan kegiatan yang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki yang lain
(yang belum dilakukan)
D. Tindakan Keperawatan.
Klien dapat merencanakan kegiatan yang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
1. Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai
kemampuan.
2. Beri contoh pelaksanaan kegiatan yang dapat dilakukan
3. Minta klien untuk memilih satu kegiatan yang mau dilakukan dirumah sakit
4. Bantu klien melakukannya, kalau perlu beri contoh
5. Beri pujian atas kegiatan dan keberhasilan klien

4
6. Diskusikan jadwal kegiatan harian atau kegiatan yang telah dilatih
E. Strategi Pelaksanaan
1. Orientasi :
“assalammua ‘laikum, Mas… masih ingat saya??? baguss
Bagaimana perasaan Mas pagi ini ? Wah tampak gembira”
“ Bagaimana Mas, sudah dicoba merapikan tempat tidur sore kemarin tadi pagi ?
Bagus ( kalau sudah dilakukan, kalau belum bantu lagi ),
Sekarang kita akan latihan kemampuan kedua, masih ingat apa kegiatan itu Mas “Ya
benar kita akan latihan memcuci piring didapur ruangan ini”
“Waktunya 10 menit, mari kita ke dapur”

2. Kerja :
“Mas, sebelum kita memcuci piring kita perlu siapkan dulu perlengkapanya, yaitu
serabut tepes untuk membersikan piring, sabun khusus untuk mencuci piring, dan air
untuk membilas, Mas bisa mneggunakan air yang mengalir dari kran ini, oh ya jangan
lupa sediakan tempat sampah untuk membuang sisa – makanan.
“sekarang saya perlihatkan dulu ya caranya”
“setelah semuanya perlengkapan tersedia, Mas ambil satu piring koto, lalu buang dulu
sisa makanan yang ada dipiring tersebut ketemapat sampah, kemudian Mas bersikan
piring tersebut dengan menggunakan sabut tepes yang sudah diberikan sabun pencuci
piring, setelah selesai disabuni bilas dengan menggunakan air bersih sampai tidak ada
busa sabun sedikitpun di piring tersebut, setelah itu Mas bisa mengkeringkan piring
yang sudah bersih tadi di rak yang sudah tersedia didapur, nah selesai
“sekarang coba Mas yang melakukan”
“Bagus sekali, Mas dapat mempraktekkan cuci piring dengan baik, sekarang dilap
tanganya
3. Terminasi :
“bagaimana perasaan Mas setelah latihan cuci piring”
Coba ulangi cara mencuci piring…baguss
“ bagaimana kalau kegiatan cuci piring ini dimasukan menjadi kegiatan sehari – hari
Mas. mau berapa kali Mas mencuci piring ? bagus sekali Mas mencuci piring tiga
kali setelah makan”
“besok kita akan latihan untuk kemampuan ke tiga, setelah merapikan tempat tidur
dan cuci piring. Masih ingat kegiatan apakah itu ? ya benar kita akan latihan
mengepel”
“mau jam berapa? Sama dengan sekarang ?
sampai jumpa…Assalamu’alaikum

5
CATATAN:
Strategi pelaksanaan selanjutnya, sama dengan SP 2 dengan kegiatan yang dimiliki
sesuai kemampuan pasien lainnya (yang belum dilatih)

6
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SPTK)

PERILAKU KEKERASAN

A. PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi Pasien

a) Data Subjektif :

Klien mengatakan :

- “Saya mudah marah bila keinginan saya tidak dipenuhi oleh orang tua saya”

- “Saya langsung teriak-teriak dan membanting barang disekitar saya”

- “Saya menjadi jengkel dan barang-barang saya rusak, biasanya saya langsung pergi”

b) Data Objektif :

- Klien mudah tersinggung dan cepet marah

- Nada suara tinggi dan cepat

- Muka merah dan tegang

- Mata melotot/pandangan tajam

- Tangan mengepal

2. Diagnosa Keperawatan

Perilaku Kekerasan

3. Tujuan

a. Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan

b. Klien dapat mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan

c. Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan yang biasa dilakukan

d. Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan

e. Klien dapat mencegah /mengontrol perilaku kekerasannya secara fisik dan terapi
psikofarmaka

7
4. Tindakan Keperawatan

a. SP I :

1) Mengidentifikasi tanda dan gejala perilaku kekerasan


2) Mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan
3) Mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan
4) Melatih latihan fisik 1 (tarik nafas dalam)
5) Melatih latihan fisik 2 (pukul kasur/bantal)
6) Menganjurkan klien memasukkan latihan ke dalam kegiatan harian

b. SP II :

1) Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien


2) Menjelaskan dan melatih klien minum obat dengan prinsip 5
benar (benar nama pasien, benar nama obat, benar cara minum
obat, benar waktu minum obat, dan benar dosis obat)
3) Menjelaskan manfaat / keuntungan minum obat dan kerugian
tidak minum obat
4) Menganjurkan klien memasukkan waktu minum obat ke dalam
jadwal harian

c. SP III :

1) Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien


2) Menjelaskan dan melatih cara mengontrol perilaku kekerasan dengan cara verbal /
bicara baik-baik
3) Menganjurkan klien memasukkan latihan verbal/bicara baik-baik ke dalam jadwal
harian

d. SP IV :

1) Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien


2) Melatih cara mengontrol perilaku kekerasan dengan cara spiritual
3) Menganjurkan klien memasukkan latihan spiritual ke dalam jadwal harian

B. STRATEGI KOMUNIKASI

1. Fase Orientasi

a. Menciptakan hubungan saling percaya antara P – K

• Mengucapkan salam dengan senyum dan ramah

8
“Assalamualaikum wr. wb”

“Selamat pagi”

• Mengingatkan nama perawat dan nama panggilan K

“Perkenalkan nama saya suster ......, mahasiswi keperawatan tangerang yang sedang dinas di
ruangan ini.”

“Nama mba siapa, senangnya dipanggil apa ?”

• Menjelaskan peran P - K (sesuai kebutuhan)

“Hari ini saya yang akan menjaga mba dari jam 07.00-14.00 WIB untuk membantu mengontrol
perasaan marah mba.”

• Menjelaskan kerahasiaan (sesaui kebutuhan)

“Jika ada yang ingin mba ceritakan kepada saya, mba tidak perlu khawatir, saya akan menjaga
rahasia mba terkecuali bila pihak rumah sakit membutuhkannya.”

• Evaluasi tindakan yang lalu

“Sebelumnya jika rasa marah mba muncul, hal apa yang mba lakukan untuk mengatasinya?”

“Apa saja kegiatan yang sudah mba lakukan pagi ini?”

b. Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan

“Mba, sekarang kita akan berbincang-bincang tentang perasaan marah mba dan cara yang baik
untuk mengatasi masalah mba.”

c. Menyatakan tujuan tindakan yang akan dilakukan

“Tujuannya agar mba dapat mengontrol rasa marah mba dengan cara yang baik tersebut.”

d.Menyepakati bersama klien tentang tindakan yang akan dilakukan

“Apakah mba bersedia?”

e.Menyatakan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan tindakan

“Berapa lama mba mau kita mengobrol? Bagaimana kalau 15 menit?”

9
f.Menyatakan tempat yang dibutuhkan untuk melakukan tindakan

“Dimana mba mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di taman?”

g.Mengatur posisi dan ciptakan lingkungan yang aman bagi klien dan perawat

• Berhadapan / sedikit menyamping


• Stimulus minimal bagi klien
• Menjaga privacy

h .Menunjukkan sikap empati, tenang, dan bersahabat serta menatap klien

i.Membuka pembicaraan dengan topik netral

• Menanyakan perasaan dan aktivitas yang telah dilakukan

“Bagaimana perasaan mba hari ini?”

“Apa saja kegiatan yang sudah mba lakukan pagi ini?”

• Memberikan respon yang sesuai

2. Fase Kerja

• SP 1

a) Mengidentifikasi tanda dan gejala perilaku kekerasan

b) Mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan

c) Mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan

d) Melatih latihan fisik 1 (tarik nafas dalam)

e) Melatih latihan fisik 2 (pukul kasur/bantal)

f) Menganjurkan klien memasukkan latihan ke dalam kegiatan harian

“Kalau boleh tau apa yang mba rasakan saat ketika mba sedang marah?”

“Apa yang menyebabkan mba marah?”

“Apa akibat dari kemarahan mba?”

10
“Menurut mba apakah ada cara lain yang lebih baik untuk mengontrol kemarahan mba?”

“Ada beberapa cara untuk mengontrol kemarahan mba. Salah satunya dengan latihan fisik,
seperti tarik napas dalam dan pukul kasur/ bantal. Sekarang kita pelajari 2 cara tersebut ya mba.

- Yang pertama yaitu tarik nafas dalam, jika tanda-tanda marah mulai mba rasakan maka mba
langsung duduk lalu tarik nafas melalui hidung, tahan sebentar, lalu keluarkan melalui mulut
seperti meniup lilin. Mba bisa melakukannya sebanyak 5 kali atau lebih sampai perasaan mba
lebih tenang. Bagaimana, apa mba mengerti? Coba sekarang mba praktikan.

- Lalu cara yang kedua yaitu dengan memukul kasur atau bantal, jika tanda-tanda marah mulai
mba rasakan, mba langsung ke kamar, ambil bantal, lalu lampiaskan rasa marah tersebut dengan
cara memukul bantal tersebut. Bagaimana, apa mba mengerti? Coba sekarang mba praktikan.”

“Mba kegiatan yang sudah kita lakukan kita masukan kedalam jadwal harian mba ya, mba ingin
latihan napas dalam dan pukul bantalnya setiap jam berapa ?”

• SP 2

a) Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien

b) Menjelaskan dan melatih klien minum obat dengan prinsip 5 benar (benar nama pasien,
benar nama obat, benar cara minum obat, benar waktu minum obat, dan benar dosis obat)

c) Menjelaskan manfaat / keuntungan minum obat dan kerugian tidak minum obat

d) Menganjurkan klien memasukkan waktu minum obat ke dalam jadwal harian

“ Apakah mba sudah latihan napas dalam dan pukul bantal ?”

“Mba, obat yang harus mba minum ada tiga macam, Yang warna orange namanya CPZ
fungsinya agar pikiran mba bisa lebih tenang tenang, yang warna putih namanya THP fungsinya
agar mba tetap rileks, dan yg warna merah muda namanya HLP fungsinya agar pikiran mba
teratur dan rasa marah ibu berkurang.”

“ Sekarang saya akan mempraktekkan bagaimana cara minum obat yang benar. Sebelumnya
siapkan alatnya terlebih dahulu ya bu. Alat-alatnya yaitu obat, cangkir untuk tempat obat, gelas
berisi air putih, dan tissue bersih. Setelah alatnya siap, selanjutnya mba harus cuci tangan terlebih
dahulu agar kuman-kuman yang ada di tangan mba bisa hilang dan tidak masuk ke dalam tubuh
mba. Selanjutnya, mba harus memastikan mengenai ketepatan baik itu waktu untuk minum
obatnya, dosis obat, bagaimana cara minumnya dan tidak lupa juga mba harus membaca terlebih

11
dahulu nama yang tertera pada kemasan obat tersebut. Setelah itu, mba buka kemasan obatnya
dan letakkan obat tersebut ke dalam cangkir obatnya. Lalu mba dekatkan air dan tissuenya.
Setelah semua sudah siap, jangan lupa mba harus membaca doa terlebih dahulu, mba minta pada
Allah SWT. agar mba diberi kesembuhan selanjutnya mba masukan obat tersebut ke dalam mulut
mba dengan tangan kanan, setelah obat masuk kemudian mba ambil air dan dorong obat tersebut
dengan airnya. Setelah semua selesai mba bisa gunakan tissue bila ada air yang berceceran di
mulut mba. Apakah mba sudah mengerti? Coba sekarang mba praktekan?”

“ Mba, keuntungan bila mba minum obat yaitu akan mempercepat penyembuhan mba, selain itu
perasaan mba juga akan menjadi lebih tenang dan rasa marah akan berkurang.”

“ Sedangkan kerugian bila mba tidak minum obat yaitu proses penyembuhannya akan lebih lama,
selain itu perasaan dan pikiran mba juga akan tidak tenang serta perasaan marah mba akan
mudah muncul.”

“ Karena jadwal minum obat mba 3 kali sehari, berarti mba harus minum obatnya jam 7 pagi,
jam 2 siang, dan jam 9 malam. Mba tidak boleh telat minum obatnya karena akan ada efeknya
bila mba telat minum obatnya.”

“Mba... kegiatan minum obat juga jangan lupa yah mba masukan kedalam jadwal harian mba ya,
dan jam meminum obatnya sesuai jadwal yang telah diberikan dokter ya mba”

• SP 3

a) Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien

b) Menjelaskan dan melatih cara mengontrol perilaku kekerasan dengan cara verbal / bicara baik-
baik

c) Menganjurkan klien memasukkan latihan verbal/bicara baik-baik ke dalam jadwal harian

“Apakah mba sudah melakukan tarik nafas dalam, pukul bantal, dan meminum obatnya?”

“Ada beberapa cara berbicara dengan baik-baik untuk mencegah kemarahan mba.

- Cara yang pertama yaitu meminta dengan baik tanpa marah dengan suara rendah serta
tidak menggunakan kata- kasar, misalnya yah saya mau minta uang buat beli buku. Bagaimana,
apa mba mengerti? Coba mba praktekan apa yang sudah saya sampaikan.”

- Cara yg kedua yaitu menolak dengan baik, jika ada yang menyuruh dan mba tidak ingin
melakukannya karena sedang ada pekerjaan, katakan maaf saya tidak bisa melalukannya karena
sedang ada pekerjaan. Bagaimana, apa mba mengerti? Coba mba praktekan apa yang sudah saya
sampaikan.

12
- Dan cara yang ketiga, mengungkapkan perasaan kesal, jika ada perlakuan orang lain yang
membuat kesal, mba dapat mengatakan saya menjadi marah karena perkataanmu itu. Bagaimana,
apa mba mengerti? Coba mba praktekan apa yang sudah saya sampaikan.

“Mba kegiatan yang sudah kita lakukan kita masukan kedalam jadwal harian mba ya, mba ingin
latihan berbicara dengan baik-baik setiap jam berapa ?”

• SP 4

a) Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien

b) Melatih cara mengontrol perilaku kekerasan dengan cara spiritual

c) Menganjurkan klien memasukkan latihan spiritual ke dalam jadwal harian

“Apakah mba sudah melakukan tarik nafas dalam, pukul bantal, meminum obatnya, dan
berbicara dengan baik-baik ?”

“Kalau boleh tau kegiatan ibadah apa saja yang biasa mba lakukan?”

“Kalau mba sudah merasa kesal dan sudah melakukan tarik nafas dalam, memukul bantal, tetapi
kekesalan mba belum hilang juga, mba bisa melakukan kegiatan ibadah untuk meredakan
kemarahan mba, ibadah mana yang mau mba coba selama dirumah sakit? Coba mba praktikan
ya”

“Mba... kegiatan ibadahnya juga jangan lupa ya di masukan kedalam jadwal harian mba, dan jam
untuk shalat 5 waktu sesuai jadwal shalat ya”

3. Fase Terminasi

a. Mengingatkan waktu interaksi akan segera berakhir

“Mba, pertemuan kita hari ini sudah berakhir.”

“Mba sudah melakukan (nama kegiatan) dengan sangat baik”

b. Evaluasi respon klien terhadap tindakan

• Evaluasi subyektif : “Bagaimana perasaan Mba setelah kita berbincang-bincang dan


latihan (nama kegiatan)?”

• Evaluasi obyektif : “coba mba sebutkan apa saja yang telah mba pelajari hari ini untuk
mengendalikan rasa marah mba?”

c. Rencana tindak lanjut

13
“Bagaimana kalau kita masukan ke jadwal harian mba?”

“Jika tanda-tanda marah mulai mba rasakan, mba bisa lakukan seperti yang kita sudah lakukan
hari ini ya.”

d. Kontrak yang akan datang

• Topik : “Bagaimana kalau besok pagi kita latihan (nama kegiatan) lagi?”

• Waktu : “Mba ingin berapa lama untuk melakukan latihan (nama kegiatan) ? Bagaimana
kalau 10 menit?”

• Tempat : “Mba ingin latihan dimana? Bagaimana kalau dikamar mba saja?”

e. Mengucapkan salam dengan ramah, sopan, dan bersahabat

“Baiklah besok kita akan melakukan latihan (nama kegiatan, waktu, tempat). Sampai jumpa
Mba, selamat beristirahat, wassalamualaikum”

14
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SPTK)

HALUSINASI PENDENGARAN

STRATEGI PELAKSANAAN 1 (SP 1)

A.HALUSINASI PENDENGARAN

Kondisi

Klien terlihat bicara atau tertawa sendiri, marah-marah tanpa sebab, mendekatkan telinga kea rah
tertentu, dan menutup telinga. Klien mengatakan mendengar suara-suara atau kegaduhan,
mendengar suara yang mengajaknya bercakap-cakap, dan mendengar suara menyuruh melakukan
sesuatau yang berbahaya.

B. Diagnosis Keperawatan

Perubahan Persepsi Sensori: Halusinasi

C. Tujuan

a. Klien dapat membina hubungan saling percaya, dengan criteria sebagai berikut.

1) Ekspresi wajah bersahabat

2) Menunjukkkan rasa senang

3) Klien bersedia diajak berjabat tangan

4) Klien bersedia menyebutkan nama

5) Ada kontak mata

6) Klien bersedia duduk berdampingan dengan perawat

7) Klien bersedia mengutarakan masalah yang dihadapinya.

b. Membantu klien mengenal halusinasinya

c. Mengajarkan klien mengontrol halusinasinya dengan menghardik halusinasi

D. Intervensi Keperawatan

a. Bina hubungan saling percaya dengan prinsip komunikasi terapeutik

1) Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun nonverbal

15
2) Perkenalkan diri dengan sopan

3) Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien

4) Jelaskan tujuan pertemuan

5) Jujur dan menepati janji

6) Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya

7) Beri perhatian kepada klien dan memperhatikan kebutuhan dasar klien.

b. Bantu klien mengenal halusinasinya yang meliputi isi, waktu terjadi halusinasi, frekuensi,
situasi pencetus, dan perasaan saat terjadi halusinasi

c. Latih klien untuk mengontrol halusinasi dengan cara menghardik. Tahapan tindakan yang
dapat dilakukan meliputi hal-hal sebagai berikut.

1) Jelaskan cara menghardik halusinasi

2) Peragakan cara menghardik halusinasi

3) Minta klien memperagakan ulang

4) Pantau penerapan cara ini dan beri penguatan pada perilaku klien yang sesuai

5) Masukkan dalam jadwal kegiatan klien

E. Strategi Pelaksanaan

1. Orientasi

a. Salam Terapeutik

“Selamat pagi, assalamualaikum………….. Boleh Saya kenalan dengan Ibu? Nama


Saya………….. boleh panggil Saya……… Saya Mahasiswa Akper Muhammadiyah Kendal,
Saya sedang praktik di sini dari pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 13.00 WIB siang. Kalau
boleh Saya tahu nama Ibu siapa dan senang dipanggil dengan sebutan apa?”

b. Evaluasi/validasi

“Bagaimana perasaan Ibu hari ini? Bagaimana tidurnya tadi malam? Ada keluhan tidak?”

c. Kontrak

1) Topik

16
“Apakah Ibu tidak keberatan untuk ngobrol dengan saya? Menurut ibu sebaiknya kita ngobrol
apa ya? Bagaimana kalau kita ngobrol tentang suara dan sesuatu yang selama ini Ibu dengar dan
lihat tetapi tidak tampak wujudnya?”

2) Waktu

“Berapa lama kira-kira kita bisa ngobrol? Ibu maunya berapa menit? Bagaimana kalau 10 menit?
Bisa?”

3) Tempat

“Di mana kita akan bincang-bincang ???

Bagaimana kalau di ruang tamu saya ???

2. Kerja

“Apakah Ibu mendengar suara tanpa ada wujudnya?”

“Apa yang dikatakan suara itu?”

“Apakah Ibu melihat sesuatu atau orang atau bayangan atau mahluk?”

“Seperti apa yang kelihatan?”

“Apakah terus-menerus terlihat dan terdengar, atau hanya sewaktu-waktu saja?”

“Kapan paling sering Ibu melihat sesuatu atau mendengar suara tersebut?”

“Berapa kali sehari Ibu mengalaminya?”

“Pada keadaan apa, apakah pada waktu sendiri?”

“Apa yang Ibu rasakan pada saat melihat sesuatu?”

“Apa yang Ibu lakukan saat melihat sesuatu?”

“Apa yang Ibu lakukan saat mendengar suara tersebut?”

“Apakah dengan cara itu suara dan bayangan tersebut hilang?”

“Bagaimana kalau kita belajar cara untuk mencegah suara-suara atau bayangan agar tidak
muncul?”

“Ibu ada empat cara untuk mencegah suara-suara itu muncul.”

“Pertama, dengan menghardik suara tersebut.”

“Kedua, dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain.”

17
“Ketiga, melakukan kegiatan yang sudah terjadwal.”

“Keempat, minum obat dengan teratur.”

“Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan menghardik.”

“Caranya seperti ini:

1) Saat suara-suara itu muncul, langsung Ibu bilang dalam hati, “Pergi Saya tidak mau dengar
… Saya tidak mau dengar. Kamu suara palsu. Begitu diulang-ulang sampai suara itu tidak
terdengar lagi. Coba ibu peragakan! Nah begitu………….. bagus! Coba lagi! Ya bagus Ibu sudah
bisa.”

2) Saat melihat bayangan itu muncul, langsung Ibu bilang, pergi Saya tidak mau
lihat………………. Saya tidak mau lihat. Kamu palsu. Begitu diulang-ulang sampai bayangan
itu tak terlihat lagi. Coba Ibu peragakan! Nah begitu……….. bagus! Coba lagi! Ya bagus Ibu
sudah bisa.”

3. Terminasi

a. Evaluasi subjektif

“Bagaimana perasaan Ibu dengan obrolan kita tadi? Ibu merasa senang tidak dengan latihan
tadi?”

b. Evaluasi objektif

“Setelah kita ngobrol tadi, panjang lebar, sekarang coba Ibu simpulkan pembicaraan kita tadi.”

“Coba sebutkan cara untuk mencegah suara dan atau bayangan itu agar tidak muncul lagi.”

c. Rencana tindak lanjut

“Kalau bayangan dan suara-suara itu muncul lagi, silakan Ibu coba cara tersebut! Bagaimana
kalau kita buat jadwal latihannya. Mau jam berapa saja latihannya?”

(Masukkan kegiatan latihan menghardik halusinasi dalam jadwal kegiatan harian klien, Jika ibu
melakukanya secara mandiri makan ibu menuliskan M, jika ibu melakukannya dibantu atau
diingatkan oleh keluarga atau teman maka ibu buat ibu, Jika ibu tidak melakukanya maka ibu
tulis T. apakah ibu mengerti?).

d. Kontrak yang akan datang

1) Topik

18
“Ibu, bagaimana kalau besok kita ngobrol lagi tentang caranya berbicara dengan orang lain saat
bayangan dan suara-suara itu muncul?”

2) Waktu

“Kira-kira waktunya kapan ya? Bagaimana kalau besok jam 09.30 WIB, bisa?”

3) Tempat

“Kira-kira tempat yang enak buat kita ngobrol besok di mana ya? Sampai jumpa besok.

Wassalamualaikum,……………

STRATEGI PELAKSANAAN 2 (SP 2)

Kondisi klien

DO : Klien tenang

DS : Klien mengatakan mendengar ada suara-suara tapi suara itu tidak jelas

Diagnosa Keperawatan

Gangguan Persepsi Sensori : halusinasi

Tujuan

Ajarkan cara mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain.

Intervensi Keperawatan

Diskusikan dengan klien cara mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap dengan orang lain.

Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

Fase Orientasi :

Salam terapeutik : ” Selamat pagi, mas? Bagaimana kabarnya hari ini? mas masih ingat dong
dengan saya? Ibu sudah mandi belum? Apakah massudah makan?

Evaluasi validasi : ”bagaimana perasaan mas hari ini? Kemarin kita sudah berdiskusi tentang
halusinasi, apakah mas bisa menjelaskan kepada saya tntang isi suara-suara yang mas dengar dan
apakah mas bisa mempraktekkan cara mengontrol halusinasi yang pertama yaitu dengan
menghardik?”

Kontrak :

Topik :

19
”sesuai dengan kontrak kita kemarin, kita akan berbincang-bincang di ruamg tamu mengenai
cara-cara mengontrol suara yang sering mas dengar dulu agar suara itu tidak muncul lagi dengan
cara yang kedua yaitu bercakap-cakap dengan orang lain.

Waktu :

Berapa lama kita akan bincang-bincang, bagaimana kalau 10 menit saja, bagaimana mas setuju?”

Tempat :

”dimana tempat yang menurut mas cocok untuk kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di
ruang tamu? mas setuju?”

Fase kerja

”kalau mas mendengar suara yang kata mas kemarin mengganggu dan membuat mas jengkel.
Apa yang mas lakukan pada saat itu? Apa yang telah saya ajarkan kemarin apakah sudah
dilakukan?”

”cara yang kedua adalah mas langsung pergi ke perawat. Katakan pada perawat bahwa mas
mendengar suara. Nanti perawat akan mengajak mas mengobrol sehingga suara itu hilang dengan
sendirinya.

Fase terminasi

Evaluasi subyektif : ”tidak terasa kita sudah berbincang-bincang lama. Saya senag sekali mas
mau berbincang-bincang denagan saya. Bagaimana perasaan mas setelah kita berbincang-
bincang?”

Evaluasi obyektif : ”jadi seperti yang mas katakan tadi, cara yang mas pilih untuk mengontrol
halusinasinya adalah......

Tindak lanjut : ”nanti kalau suara itu terdengar lagi, mas terus praktekkan cara yang telah saya
ajarkan agar suara tersebut tidak menguasai pikiran mas.”

Kontrak yang akan datang :

Topik :

”bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang lagi tentang cara mengontrol halusinasi dengan
cara yang ketiga yaitu menyibukkan diri dengan kegiatan yang bermanfaat.”

20
waktu :

”jam berapa mas bisa? Bagaimana kalau besok jam .....? mas setuju?”

tempat :

”besok kita berbincang-bincang di sini atau tempat lain? Termakasih mas sudah berbincang-
bincang dengan saya. Sampai ketemu besok pagi.”

STRATEGI PELAKSANAAN 3 (SP 3)

Kondisi klien

DO : Klien tenang

DS : Klien mengatakan sudah lebih mendengar suara-suara yang tidak jelas

Diagnosa Keperawatan : halusinasi

Tujuan

Agar klien dapat memahami tentang cara mengontrol halusinasi dengan melakukan aktifitas /
kegiatan harian.

Intervensi Keperawatan

Ajarkan klien mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktifitas harian klien.

Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

Fase Orientasi :

Salam terapeutik : ” Selamat pagi, bu? Masih ingat saya ?

Evaluasi validasi : ”ibu tampak segar hari ini. Bagaimana perasaannya hari ini ? sudah siap kita
berbincang bincang ? masih ingat dengan kesepakatan kita tadi, apa itu ? apakah mas masih
mendengar suara- suara yang kita bicarakan kemarin

Kontrak

Topik :

”Seperti janji kita, bagaimana kalau kita sekarang berbincang- bincang tentang suara- suara yang
sering mas dengar agar bisa dikendalikan engan cara melakukan aktifitas / kegiatan harian.”

Tempat :

21
”dimana tempat yang menurut mas cocok untuk kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di
ruang tamu? Ibu setuju?”

Waktu :

”kita nanti akan berbincang kurang lebih 10 menit, bagaimana mas setuju?”

Fase Kerja

”cara mengontrol halusinasi ada beberapa cara, kita sudah berdiskusi tentang cara pertama dan
kedua, cara lain dalam mengontrol halusinasi yaitu caar ketiga adalah mas menyibukkan diri
dengan berbagi kegiatan yang bermanfaat. Jangan biarkan waktu luang untuk melamun saja.”

”jika mas mulai mendengar suara-suara, segera menyibukkan diri dengan kegiatan seperti
menyapa, mengepel, atau menyibukkan dengan kegiatan lain.”

Fase Terminasi

Evaluasi subyektif : ”tidak terasa kita sudah berbincang-bincang lama, saya senag sekali mas
mau berbincang-bincang dengan saya. Bagaimana perasaan mas setelah berbincang-bincang?”

Evaluasi obyektif : ”coba mas jelaskan lagi cara mengontrol halusinasi yang ketiga?

Tindak lanjut : ”tolong nanti mas praktekkan cara mengontrol halusinasi seperti yang sudah
diajarkan tadi?

Kontrak yang akan datang

Topik:

”bagaimana mas kalau kita berbincang-bincang lagi tentang cara mengontrol halusinasi dengan
cara yang keempat yaitu dengan patuh obat.”

Waktu :

”jam berapa mas bisa? Bagaimana kalau jam 08.00? ibu setuju?”

Tempat :

”Besok kita berbincang-bincang di sini atau tempat lain? Terimakasih mas sudah mau
berbincang-bincang dengan saya. Sampai ketemu besok pagi.”

STRATEGI PELAKSANAAN 4 (SP 4)

Kondisi klien

DO : Klien tenang

22
DS : Klien mengatakan sudah lebih mendengar suara-suara yang tidak jelas

Diagnosa Keperawatan : halusinasi

Tujuan: Agar klien dapat mengontrol halusinasi dengan patuh obat.

Intervensi Keperawatan

Ajarkan klien mengontrol halusinasi dengan cara patuh obat yaitu penggunaan obat secara teratur
(jenis, dosis, waktu, manfaat, dan efek samping)

Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

Fase Orientasi :

Salam terapeutik : ” Selamat pagi, mas? Masih ingat saya ???

Evaluasi validasi : ”mas tampak segar hari ini. Bagaimana perasaannya hari ini ? sudah siap kita
berbincang bincang ? masih ingat dengan kesepakatan kita tadi, apa itu ? apakah mas masih
mendengar suara- suara yang kita bicarakan kemarin.

Kontrak

Topik :

”Seperti janji kita, bagaimana kalau kita sekarang berbincang- bincang tentang obat-obatan yang
mas minum.”

Tempat :

”dimana tempat yang menurut mas cocok untuk kita berbincang-bincang? Bagaimana kalu di
ruang tamu? mas setuju?”

Waktu :

”kita nanti akan berbincang kurang lebih ..... menit, bagaimana mas setuju?”

Fase Kerja

”ini obat yang harus diminum oleh mas setiap hari. Obat yang warnanya....ini
namanya....dosisnya.....mg dan yang warna.....dosisnya.....mg. kedua obat ini diminum....sehari
siang dan malam, kalau yang warna...minumnya....kali sehari. Obat yang warnanya....ini
berfungsi untuk mengendalikan suara yang sering mas dengar sedangkan yang warnanya putih
agar mas tidak merasa gelisah. Kedua obat ini mempunyai efek samping diantaranya mulut
kering, mual, mengantuk, ingin meludah terus, kencing tidak lancar. Sudah jelas mas? Tolong
nanati mas sampaikan ke dokter apa yang mas rasakan setelah minum obat ini. Obat ini harus

23
diminum terus, mungkin berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Kemudian mas jangan berhenti
minum obat tanpa sepengetahuan dokter, gejala seperti yang mas alami sekarang akan muncul
lagi, jadi ada lima hal yang harus diperhatikan oleh mas pada saat mionum obat yaitu beanr obat,
benar dosis, benar cara, benar waktu dan benar frekuensi. Ingat ya mas..?!!”

Fase Terminasi

Evaluasi subyektif : ”tidak terasa kita sudah berbincang-bincang lama, saya senag sekali mas
mau berbincang-bincang dengan saya. Bagaimana perasaan mas setelah berbincang-bincang?”

Evaluasi obyektif : ”coba mas jelaskan lagi obat apa yang diminum tadi? Kemudian berapa
dosisnya?

Tindak lanjut : ”tolong nanti mas minta obat ke perawat kalau saatnya minum obat.”

Kontrak yang akan datang

Topik:

”bagaimana mas kalau kita akan mengikuti kegiatan TAK (Terapi Aktifitas Kelompok) yaitu
menggambar sambil mendengarkan musik.”

Waktu :

”jam berapa mas bisa? Bagaimana kalau jam .....? mas setuju?”

Tempat :

”Besok kita akan melakukan kegiatan di ruang makan. Terimakasih mas sudah mau berbincang-
bincang dengan saya. Sampai ketemu besok pagi.”

24

Anda mungkin juga menyukai