3. Parretinal krioterapi.
Parretinal krioterapi digunakan apabila RPR tidak bisa dilakukan karena terhalang oleh
media kekeruhan.
4. Gonioskopi fotokoagulasi.
Teknik ini menggunakan pemakaian langsung dari terapi laser terhadap pembuluh darah
pada kamera okuli anterior. Cara ini efektif bila digunakan pada stadium awal dari
penyakit untuk mencegah progresifitas perubahan sudut yang akhirnya menyebabkan
glaukoma neovaskular yang menetap.2
5. Terapi Pembedahan .
Jika tekanan intra okular tidak dapat diturunkan dengan terapi topikal dan terdapat
ancaman ablasio retina maka langkah yang harus diambil adalah pembedahan.2
Ada beberapa pilihan, yaitu:
a. Aquous drainase
Penggunaaan suatu saluran yang disebut drainage tube shunt dimana tingkat
keberhasilannya sangat tinggt untuk kasus akut atau kasus-kasus dengan PRP yang
tidak menurun atau terdapat pemburukan glaukoma neovaskular iris. Implan dari tube
shunt dilalukan untuk meningkatkan pengeluaran cairan intra okuler.2
b. Prosedur siklodestruktif
Prosedur ini dapat dilakukan ketika tekanan intra okuler penderita glaukoma
neovaskuler gagal di kontrol. 2
c. Pembedahan filter (trabekulektomi)
Trabekulektomi dilalukan pada pasien dengan glaukoma neovaskuler yang sudah
gagal dengan terapi lain dan glaukomanya meningkat secara progresif. Selain itu
adakalanya dilakukan bersamaan dengan operasi katarak.2
Sumber :
1. Ilyas S, Tanzil M. Glaukoma. Dalam Sari Ilmu Penyakit Mata ed 3. Jakarta: balai
Penerbit FKUI. 2006: 212-18
2. Harmen Z. Glaukoma Neovaskuler. Program Pendidikan Dokter Spesialis Mata
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. 2009: 12-4