Anda di halaman 1dari 8

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN HEPATITIS B DI

PUSKESMAS BERINGIN KECAMATAN LUBAI KOTA PALEMBANG

Zulfian1, Octa Reni Setiawati2, Anisa Sapitia3

1
Departemen Patologi Klinik, Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin
2
Prodi Psikologi Fakultas Kedokteran, Universitas Malahayati
3
Prodi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran, Universitas Malahayati

ABSTRAK

Hepatitis B merupakan salah satu penyakit menular berbahaya yang menyebabkan Kejadian
Luar Biasa (KLB) dan kematian. Pemberian Kelengkapan imunisasi dasar pada anak seperti
hepatitis B dipengaruhi oleh banyak faktor seperti tingkat pengetahuan dan dukungan
keluarga. Penelitian ini merupakan penelitian bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan
cross-sectional yang dilakukan terhadap 52 responden. Analisis data menggunakan uji Chi-
Square dengan program SPSS 16.0. diperoleh ada hubungan yang bermakna antara tingkat
pengetahuan dengan kejadian hepatitis B dengan nilai p-value = 0,021. Ada hubungan yang
bermakna antara tingkat pengetahuan dengan kejadian hepatitis B (p-value=0.021).

Kata Kunci : Tingakt Pengetahuan, Ibu hamil, Hepatitis B

Latar Belakang menunjukkan gejala yang jelas, hanya


Tingkat pengetahuan sangatlah sedikit warna kuning pada mata dan kulit
penting untuk mencegah terjadinya disertai lesu. Penderita sering tidak sadar
Hepatitis B terhadap ibu maupun bayi itu bahwa sudah terinfeksi Virus Hepatitis B dan
sendiri. Karena diketahui Hepatitis B tanpa sadar pula menularkan kepada orang
merupakan penyakit berbahaya yang dapat lain (Misnadiarly, 2007). Penyebaran
menyebabkan kejadian luar biasa (KLB) dan penyakit Hepatitis B sangat mengerikan.
kematian. Oleh karena itu ibu harus Infeksi Virus Hepatitis B (VHB) merupakan
meningkatkan pengetahuan mengenai masalah kesehatan mayor di seluruh dunia
penyakit Hepatitis B ini sedini mungkinuntuk karena mempunyai tingkat morbiditas dan
mencegah terjadinya hepatitis B dan demi mortalitas yang tinggi. Hepatitis B
kelangsungan hidup ibu dan bayi itu sendiri, merupakan penyakit endemik di banyak
karena itu dibutuhkan tingkat pengetahuan kawasan di seluruh dunia terutamanya di
yang tinggi untuk mencegah terjadinya negara-negara berkembang (Sufianto,
hepatitis B dan penularan secara vertikal. 2002).
Hepatitis merupakan penyakit hepar World Health Organization (WHO) tahun
yang paling sering mengenai wanita hamil. 2002 memperkirakan bahwa satu biliun
Hepatitis virus merupakan komplikasi yang individu yang hidup telah terinfeksi Hepatitis
mengenai 0,2 % dari seluruh kehamilan. B, sehingga lebih dari 200 juta orang di
Kejadian abortus, IUFD dan persalinan seluruh dunia terinfeksi, dan 1-2 juta
preterm merupakan komplikasi yang paling kematian setiap tahun dikaitkan dengan
sering terjadi pada wanita hamil dengan VHB. Pada tahun 2008 jumlah orang
infeksi hepatitis (Soewignjo, 2008). terinfeksi VHB sebanyak 2 miliar, dan 350
Hepatitis adalah peradangan atau juta orang berlanjut menjadi pasien dengan
infeksi pada sel-sel hati. Penyebab hepatitis infeksi Hepatitis B kronik (Sufianto, 2002).
yang paling sering virus, yang dapat Ibu hamil dengan Virus Hepatitis B
menyebabkan pembengkakan dan di Indonesia berkisar antara 1-5 %.
pelunakan hati. Penyakit Hepatitis B Kehamilan tidak akan memperberat infeksi
disebabkan oleh Virus Hepatitis B yang virus hepatitis, akan tetapi, jika terjadi
bersifat akut atau kronik dan termasuk infeksi akut pada kehamilan bisa
penyakit hati yang paling berbahaya mengakibatkan hepatitis fulminan yang
dibanding dengan penyakit hati yang lain dapat menimbulkan mortalitas tinggi pada
karena penyakit Hepatitis B ini tidak ibu dan bayi. Jika terjadi penularan vertikal

Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, Volume 5, Nomor 3, Juli 2018 224
Virus Hepatitis B 60-90 % akan menjadi balita dapat menimbulkan karier HBsAg
pengidap kronik Virus Hepatitis B dan 30 % pada 20-30% kasus. Karier HBV akan
kemungkinan akan menderita kanker hati berkembang menjadi hepatitis kronis,
atau sirosis hati sekitar 40 tahun kemudian. sirosis dan karsinoma sel hati (Widjaya et
Jika penularan Virus Hepatitis B dapat al., 2000). Angka prevalensi karier HBsAg di
dicegah, berarti mencegah terjadinya dunia bervariasi mulai kurang dari 0,5% di
kanker hati secara primer. penularan Eropa Barat dan Amerika Utara hingga 10-
vertikal dipengaruhi antara lain titer DNA 15% di Afrika dan beberapa negara Asia. Di
Virus Hepatitis B tinggi pada ibu (makin Asia, 8% - 15% penduduk dewasa
tinggi titer makin tinggi kemungkinan bayi mengidap infeksi hepatitis B kronis.
tertular), terjadinya infeksi akut pada Indonesia termasuk dalam kelompok negara
kehamilan trimester ketiga, persalinan lama dengan endemisitas HCVsedang sampai
dan mutasi Virus Hepatitis B. (Gede, 2008). tinggi, disebabkan status sosioekonomi
Terdapat tiga kemungkinan jalur masyarakat yang rendah, kurangnya
transmisi infeksi Hepatitis B dari ibu ke bayi, fasilitas kesehatan dan kurangnya
yaitu : transmisi transplasental Hepatitis B kesadaran masyarakat awam tentang
in utero, transmisi natal selama proses penyakit hepatitis B. Di Indonesia,
persalinan atau transmisi postnatal selama prevalensi infeksi HBV pada donor darah
perawatan bayi atau melalui Air Susu Ibu. sekitar 2,4-9,1% (Budihusodo et al., 1991),
(Dwivedi et al, 2011., Guo et al, 2010., tetapi di beberapa daerah seperti Nusa
Muljono, 2011). Tenggara, prevalensinya mencapai 17%.
Laporan tahun 2009 menunjukkan Prevalensi infeksi diantara pendonor darah
bahwa di Indonesia terdapat 4 genotip berkisar antara 0,1-0,3% di Eropa Barat dan
(dengan 14 subgenotip) VHB yaitu genotip Amerika Utara dan 1,2% di Jepang dan
A,B, C dan genotip D. Dari 899 sampel di 28 Eropa Selatan. Di Indonesia prevalensi HCV
kota dari berbagai pulau di Indonesia, pada pendonor bervariasi antara 0,5-3,4%
didapatkan genotip B paling dominan (66 (Budihusodo etal., 1991).Data dari Dinas
%), diikuti oleh genotip C (26 %), genotip D Kesehatan Propinsi Sumatera Selatanjumlah
(7 %) dan genotip A (0,8 %). (Mulyanto, kasus Hepatitis B paling banyak dilaporkan
2009) pada tahun 2007 yang berjumlah 3.492
Faktor risiko utama terjadinya kasus, dimana penyakit ini merupakan
infeksi hepatitis B intrauterin adalah kasus yang terus meningkat dari 5 tahun
positivitas serum HbeAg, dan adanya sebelumnya, yaitu mulai dari tahun 2003
kerusakan pada plasenta, khususnya pada sampai dengan tahun 2007 (Dinas
kapiler sel endotel. Transmisi intrauterin ini Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan,
meningkat secara linear dengan titer serum 2008).
HbsAg maternal dan konsentrasi DNA Virus Resiko terinfeksi Hepatitis B terjadi
Hepatitis B. Mekanisme transmisi Virus secara berkesinambungan tergantung pada
Hepatitis B masih belum jelas, tetapi infeksi umur sewaktu terinfeksi. Lebih dari 90%
kemungkinan terjadi saat intrapartum atau bayi baru lahir (neonatus), 50% anak-anak
intrauterin. DNA Virus Hepatitis B dan dan 5%-10% orang dewasa yang terinfeksi
HbsAg dapat ditemukan dalam cairan VHB berkembang menjadi Hepatitis B
amnion, sel-sel palsenta, dan sekresi vagina kronis. Semakin muda usia seseorang
dari wanita hamil dengan HbsAg positif dan terinfeksi VHB semakin besar resiko untuk
pada darah tali pusat bayi. Transmisi menjadi karier kronis, sehingga resiko
transplasental jarang terjadi. Transmisi komplikasi jangka panjang (sirosis, kanker
postpartum terjadi melalui paparan hati) meningkat (Departemen Kesehatan RI,
terhadap darah ibu yang infeksius, air liur, 2002).
feses, urin, atau Air Susu Ibu. Cara Penularan HBV dapat melalui cairan
persalinan (pervaginam ataupun seksio tubuh seseorang yang terinfeksi seperti
sesarea) tidak mempengaruhi risiko infeksi cairan semen, ludah, darah atau bahan
perinatal Virus Hepatitis B. (Caserta, 2009., yang berasal dari darah, lendir kemaluan
Chowdury et al, 2009) wanita, darah menstruasi, dan cairan tubuh
Infeksi Virus Hepatitis B (HBV) pada lainnya. Mereka yang beresiko adalah bayi
neonatus sebagian akan berakibat yang baru lahir, hubungan seksual tidak
penderitanya menjadi karier dengan HBsAg aman, penggunaan pisau, jarum suntik,
(+), sedang infeksi yang terjadi pada usia tindik, tato, sikat gigi, juga minum dari

Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, Volume 5, Nomor 3, Juli 2018 225
gelas yang sama secara bergantian dari Interferon kontraindikasi diberikan
gelas yang sama. Dalam jumlah kecil HBsAg saat hamil, dapat digunakan pada wanita
dapat juga ditemukan dalam air susu ibu usia subur karena biasanya diberikan pada
atau ASI, air liur, air seni, tinja, cairan periode tertentu (48-96 minggu). Pemberian
eksudat seperti pada ascites, cairan amnion, interferon direkomendasikan diberikan
cairan lambung dan cairan sendi yang bersama penggunaan kontrasepsi selama
sangat kecil peranannya dalam penularan pengobatan (Ho V., 2012, Godbole et al,
HBsAG. Transmisi horisontal HBV terjadi 2013).
karena kontak erat akibat pemakaian
bersama perlengkapan pribadi merupakan Agen antivirus oral seperti
faktor yang dapat menjelaskan perbedaan nukleosida atau anolog nukleosida bekerja
angka ini (Sudoyo, 2009). dengan menginhibisi polymerase virus,
Bila infeksi VHB terjadi pada biasanya digunakan dalam jangka waktu
kehamilan trimester I atau permulaan yang lama. Obat ini dapat mempengaruhi
trimester II, maka gejala-gejalanya akan replikasi DNA mitokondria sehingga
sama dengan gejala infeksi VHB pada berpotensi untuk menyebabkan toksisitas
wanita tidak hamil. Sedangkan infeksi VHB pada mitokondria yang berpengaruh
yang terjadi pada ibu hamil trimester III, terhadap perkembangan fetus (Ho V., 2012,
akan menimbulkan gejala-gejala yang lebih Godbole et al, 2013).
berat bahkan dapat menunjukkan gejala- Pada tahun 2016 jumlah kasus
gejala hepatitis fulminant. Hal ini hepatitispada ibu hamil di Puskesmas
disebabkan karena pada kehamilan Beringin Kecamatan Lubai Kota Palembang
trimester III terdapat defisiensi faktor sebanyak 23(17,9%) kasus dari 128 ibu
lipotrofik disertai kebutuhan janin akan hamil.
nutrisi yang meningkat. Hal ini Berdasarkan pada uraian di atas,
menyebabkan ibu mudah jatuh ke dalam maka hal ini mendorong peneliti untuk
akut hepatik nekrosis. Angka kejadian mengetahui lebih jauh mengenai tingkat
hepatitis fulminant pada wanita hamil pengetahuan ibu hamil tentang hepatitis B
berkisar 10-20%, terutama terjadi pada di Puskesmas Beringin Kecamatan Lubai
kehamilan trimester III (Borgiaet al, 2012). Kota Palembang.
Penanganan infeksi VHB pada
kehamilan harus mempertimbangan semua
resiko dan keuntungan pada ibu dan fetus. Metode Penelitian
Masalah utama pada fetus adalah mengenai
bahaya teratogenik dari obat saat Penelitian ini merupakan penelitian bersifat
embryogenesis. Tujuh obat yang telah deskriptif analitik dengan pendekatan cross-
disetujui oleh Food and Drug Administration sectional yang dilakukan terhadap 52
(FDA) untuk pengobatan hepatitis B adalah responden dengan kriteria Inklusi yaitu:
PEG-interferon alpha 2a, Interferon alpha Semua ibu hamil di Puskesmas Beringin
2b, lamivudine, adefovir, entecavir, Kecamatan Lubai Kota Palembang, Rekam
telbivudine dan tenofovir (Ho V., 2012, medis lengkap, dan Bersedia menjadi
Godbole et al, 2013). responden.

Hasil Penelitian
Distribusi Frekuensi Ibu Hamil Berdasarkan Usia

Tabel 1 Distribusi Frekuensi Ibu Hamil Berdasarkan Usia di Puskesmas Beringin


Kecamatan Lubai Kota Palembang tahun 2017
Usia Jumlah Persentase
<20 Tahun 4 7.7
20-34 Tahun 45 86.5
>34 Tahu 3 5.8
Jumlah 52 100

Dari tabel 1 dapat dilihat sebagian besar Lubai Kota Palembang tahun 2017 berusia
ibu hamil di Puskesmas Beringin Kecamatan 20 – 34 tahun sebanyak 45 orang (86.5 %).

Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, Volume 5, Nomor 3, Juli 2018 226
Distribusi Frekuensi Ibu Hamil Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tabel 2 Distribusi Frekuensi Ibu Hamil Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Puskesmas


Beringin Kecamatan Lubai Kota Palembang tahun 2017
Pendidikan Jumlah Persentase
SD 27 51.9
SMP 13 25.0
SMA 9 17.3
PT 3 5.8
Jumlah 52 100

Dari tabel 2 dapat dilihat sebagian besar berpendidikan SD sebanyak 27 orang (51.9
ibu hamil di Puskesmas Beringin Kecamatan %).
Lubai Kota Palembang tahun 2017
Distribusi Frekuensi Ibu Hamil Berdasarkan Tingkat Pengetahuan

Tabel 3 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil di Puskesmas Beringin


Kecamatan Lubai Kota Palembang tahun 2017
Tingkat Pengetahuan Jumlah Persentase
Kurang Baik 37 71.2
Baik 15 28.8
Jumlah 52 100

Dari tabel 3 dapat dilihat sebagian besar tingkat pengetahuan tentang hepatitis B
ibu hamil di Puskesmas Beringin Kecamatan adalah kurang baik sebanyak 37 orang
Lubai Kota Palembang tahun 2017 memiliki (71.2 %).

Distribusi Frekuensi Ibu Hamil Berdasarkan Kejadian Hepatitis B

Tabel 4 Distribusi Frekuensi Kejadian Hepatitis B Pada Ibu Hamil di Puskesmas


Beringin Kecamatan Lubai Kota Palembang tahun 2017
Kejadian Hepatitis B Jumlah Persentase
Ya 16 30.8
Tidak 36 69.2
Jumlah 52 100

Dari tabel 4 dapat dilihat sebagian besar mengalami hepatitis B sebanyak 36 orang
ibu hamil di Puskesmas Beringin Kecamatan (69.2 %).
Lubai Kota Palembang tahun 2017 tidak
Hubungan Tingkat Pengetahuan Pada Ibu Hamil dengan Kejadian Hepatitis B

Tabel 5 Hubungan Tingkat Pengetahuan Pada Ibu Hamil dengan Kejadian Hepatitis B di
Puskesmas Beringin Kecamatan Lubai Kota Palembang tahun 2017
Hepatitis B
Tingkat P OR
Tidak Ya Total %
Pengetahuan value (CI95%)
n % n %
Kurang Baik 22 59.5 15 40.5 37 100
9.545
(1.13-
Baik 14 93.3 1 6.7 15 100 0.021
80.50)

Total 36 69.2 16 30.8 52 100

Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, Volume 5, Nomor 3, Juli 2018 227
Dari tabel 5 di atas dapat dilihat dari Kejadian Hepatitis B Pada Ibu Hamil
37 responden yang memiliki tingkat
pengetahuan kurang baik, 22 orang Dari tabel 4.3 dapat dilihat dari 52 ibu
(59.5%) tidak mengalami hepatitis B dan hamil yang dijadikan sebagai sampel
15 orang (40.5%) mengalami hepatitis B. penelitian, ada 16 orang (30.8%)
Sedangkan dari 15 responden yang memiliki terdiagnosa mengalami hepatitis B.
tingkat pengetahuan baik, 14 orang Hepatitis merupakan penyakit hepar
(93.3%) tidak mengalami hepatitis B dan 1 yang dapat mengenai wanita hamil.
orang (6.7%) mengalami hepatitis B. Pada Hepatitis virus merupakan komplikasi yang
uji chi square didapatkan p-value= 0.021 < mengenai 0,2 % dari seluruh kehamilan.
0,05, artinya ada hubungan yang bermakna Kejadian abortus, IUFD dan persalinan
antara tingkat pengetahuan dengan preterm merupakan komplikasi yang paling
kejadian hepatitis B dan didapatkan nilai OR sering terjadi pada wanita hamil dengan
sebesar 9.545 dengan Interval kepercayaan infeksi hepatitis (Soewignjo, 2008).
1.13 – 80.50, yang artinya tingkat Ibu hamil dengan virus hepatitis B di
pengetahuan ibu hamil yang kurang baik Indonesia berkisar antara 1-5 %. Kehamilan
berpeluang 9.54 kali dapat meningkatkan tidak akan memperberat infeksi virus
kejadian hepatitis B pada ibu hamil. hepatitis, akan tetapi, jika terjadi infeksi
akut pada kehamilan bisa mengakibatkan
hepatitis fulminan yang dapat menimbulkan
Pembahasan mortalitas tinggi pada ibu dan bayi. Jika
terjadi penularan vertikal virus hepatitis B
Tingkat Pengetahuan 60-90 % akan menjadi pengidap kronik
virus hepatitis B dan 30 % kemungkinan
Dari tabel 4.2 dapat dilihat dari 52 ibu akan menderita kanker hati atau sirosis hati
hamil yang dijadikan sebagai sampel sekitar 40 tahun kemudian. Jika penularan
penelitian sebagian besar ibu hamil di virus hepatitis B dapat dicegah, berarti
Puskesmas Beringin Kecamatan Lubai Kota mencegah terjadinya kanker hati secara
Palembang tahun 2017 berpendidikan SD primer. penularan vertikal dipengaruhi
sebanyak 27 orang (51.9 %) dengan antara lain titer DNA virus hepatitis B tinggi
sebagian besar memiliki tingkat pada ibu (makin tinggi titer makin tinggi
pengetahuan mengenai hepatitis B adalah kemungkinan bayi tertular), terjadinya
kurang baik sebanyak 37 orang (71.2 %). infeksi akut pada kehamilan trimester
Dari data diatas dapat disimpulkan ketiga, persalinan lama dan mutasi virus
bahwa pendidikan berperan penting untuk hepatitis B (Gede, 2008).
menambah pengetahuan. Pengaruh Infeksi virus hepatitis B dalam
Menurut Notoatmodjo pengetahuan kehamilan kemungkinan akan menimbulkan
merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi abortus, partus prematurus dan intrauterine
setelah orang melakukan penginderaan deaths. Hal ni terjadi terutama bila terjadi
terhadap suatu objek tertentu. Faktor-faktor dehidrasi atau efek sistemik yang berat.
yang dapat mempengaruhi pengetahuan Kelahiran premature meningkat sebesar 15-
seseorang antara lain pendidikan, informasi, 35%, yang kemungkinan disebabkan karena
sosial budaya dan ekonomi, lingkungan, keadaan penyakitnya yang berat, pengaruh
pengalaman dan usia. Pengetahuan virus pada janin atau plasenta. Diperkirakan
responden juga dapat dipengaruhi oleh bahwa kenaikan kadar asam empedu dan
partisipasi responden terhadap penyuluhan asam lemak bebas bersama dengan
kesehatan. timbulnya ikterus dapat meningkatkan
tonus otot uterus dan memulai persalinan.
Dari penelitian diatas peneliti
(Fagan EA, 1994).
berpendapat bahwa apabila seseorang
Tidak didapatkan adanya efek
memiliki pengetahuan yang baik akan
teratogenik maupun kondisi akut pada jani,
berdampak terhadap terbentuknya perilaku
sehingga dianggap out come bayi yang
yang baik pula.
dilahirkan dari ibu yang terinveksi VHB
sama dengan bayi yang dilahirkan dari ibu
yang tidak terinfeksi. Pada umumnya yang
menjadi permasalahan di sini adalah

Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, Volume 5, Nomor 3, Juli 2018 228
penularan vertikalnya saja. Bila ibu hamil hamil dipengaruhi oleh beberapa faktor,
terinfeksi VHB pada kehamilan trimester I diantaranya faktor predisposisi yaitu
dan II maka maka penularan vertical hanya pengetahuan ibu yang masuk dalam
kurang dari 10%. Tetapi bila infeksi VHB kategori kurang baik belum melakukan
terjadai pada kehamilan trimester III, pencegahan dengan baik dan pengetahuan
penularan vertical menjadi lebih tinggi yaitu tentang penyakit hepatitis B masih minim.
: 76% (Fagan EA, 1994). Selain itu faktor pendorong seperti peran
Infeksi akut VHB pada kehamilan petugas kesehatan setempat belum optimal
trimester III sering berkembang menjadi dalam memberikan penyuluhan tentang
atau menyebabkan hepatitis fulminan dan kesehatan kepada warga atau masyarakat
persalinan premature sedangkan pada sekitar. Sehingga perilaku masyarakat
persalinan dapat menyebabkan perdarahan masih kurang baik.
post partum terutama bila terjadi gangguan Menurut Notoatmodjo pengetahuan
fungsi hati. Diarenakan adanya gangguan adalah merupakan suatu hasil dari tahu
pada fungsi hati maka terjadi perpanjangan sebagian besar pengetahuan manusia
waktu protrombin dan waktu aktivasi parsial diperoleh melalui indera penglihatan dan
trombroplastin yang dapat menyebbkan pendengaran. Apabila suatu tindakan
kecenderungan perdarahan, terutama didasari oleh suatu pengetahuan maka
perdarahan post partum perilaku tersebut akan bersifat langgeng,
(Wisnuwardhani,1997). sebaliknya apabila tidak didasari oleh
Dalam pencegahan tertularnya infeksi pengetahuan dan kesadaran maka tidak
VHB pada semua ibu hamil idealnya akan berlangsung lama.
pemeriksaan skrining petanda serologis Tetapi hasil di atas tidak sejalan
yang dapat menunjukkan apakah pada ibu dengan penelitian di RSUD Karangasem,
tersebut mengidap VHB atau tidak. Bila RSUD Buleleng dan RSUD Negara. Dengan
didapatkan HBsAg positif maka akan menggunakan tehnik random sampling dan
dilanjutkan pemeriksaan tambahan HBeAg, dianalisa dengan menggunakan uji Chi-
anti-HBe dan transaminase serum untuk suqare didapatkan hasil tidak terdapat
mengetahui virulensi VHB serta stadium hubungan yang bermakna antra tingkat
klinis ibu tersebut yaitu sedang terinfeksi pengetahuan ibu dengan kejadian infeksi
akut atau hanya sebagai pengidap saja. virus hepatitis B dengan diperoleh nilai p-
Penanganan untuk hepatitis B akut pada value=0.379).
kehamilan adalah sama dengan pada wanita Peneliti berpendapat adanya
tidak hamil yaitu cukup istirahat, diet tinggi perbedaan hasil penelitian di atas
protein dan karbohidrat. Tetapi bila disebabkan oleh adanya perbedaan latar
gejalanya berat maka jumlah protein harus belakang dari masing-masing responden
dibatasi. Sebagian besar dari mereka tidak seperti perbedaan faktor predisposisi dan
memerlukan perawatan di rumah sakit faktor lingkungan sekitar responden.
kecuali terjadi muntah yang hebat, tidak Dengan adanya perkembangan zaman
dapat makan atau menunjukkan tanda- sehingga kini dipuskesmas sudah dapat
tanda kearah hepatitis yang berat ( melakukan test Heptitis B guna untuk
Soemohardjo.1999, Cohen M.1994) membantu mendeteksi ibu hamil dan
masyarakat sekitar. Pemeriksaan inipun
Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil membantu unuk berjalanya proses
dengan Kejadian Hepatitis B penelitian.

Dari analisa hubungan tingkat


pengetahuan ibu hamil dengan kejadian Kesimpulan
Hepatitis B pada ibu hamil dengan 1. Sebagian besar ibu hamil di Puskesmas
menggunakan uji chi square didapatkan Beringin Kecamatan Lubai Kota
hasil terdapat hubungan yang signifikan Palembang tahun 2017 memiliki tingkat
antara tingkat pengetahuan ibu terhadap pengetahuan tentang hepatitis B adalah
kejadian hepatitis B pada ibu hamil (p- kurang baik sebanyak 37 orang (71.2
value= 0.021). %).
Adanya hubungan antara 2. Sebagian besar ibu hamil di
pengetahuan ibu tentang penyakit hepatitis Puskesmas Beringin Kecamatan Lubai
B terhadap kejadian hepatitis B pada ibu Kota Palembang tahun 2017 tidak

Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, Volume 5, Nomor 3, Juli 2018 229
mengalami hepatitis B sebanyak 36 Widjaya,S.,Simon, S. Listiawan, I., &
orang (69.2 %). Rahayu, F., 2000. Hepatitis B dan
hepatitis C Pada Anak dan Remaja
3. Ada hubungan yang bermakna Dengan Strata Ekonomi Lemah. Majalah
antara tingkat pengetahuan dengan Kedokteran Indonesia, 50(4), 169-172
kejadian hepatitis B dan didapatkan nilai
OR sebesar 9.545 dengan interval Notoadmodjo, S. 2010. Pendidikan dan
kepercayaan 1.13 – 80.50, yang artinya Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka
tingkat pengetahuan ibu hamil yang Cipta.
kurang baik berpeluang 9.54 kali dapat
meningkatkan kejadian hepatitis B pada Hidayat. 2008. Metode Penelitian
ibu hamil. Keperawatan dan Teknik Analisa Data.
Jakarta : Salemba Medika.

Rinaldi, P. A., Opod, Pali, C. 2013.


DAFTAR PUSTAKA Hubungan Pengetahuan dengan
Tingkat Kecemasan Ibu yang Anaknya
Budihusodo,U., Sulaiman,HA., Akhbar, HN., di Rawat di RSUP Prof. Dr. R. D.
Lesmana, LA.,Waspodo, AS.,Noer, Kandou Manado. Jurnal e-Biomedik.
HMS., Akahane, Y.,Suzuki, H. 1991. Manado : Universitas Sam Ratulangi 1;
Seroepidemiology of VHB and VHC 3. 1101 -1105.
infection in Jakarta Indonesia.
Gastoenterologia Japonica, 26 (supp Rondonowu, R., Moningka, L., Patani, R.
III),196-201. 2014. Hubungan Pengetahuan dengan
Tingkat Kecemasan pada Klien Pre
Departemen Kesehatan RI, 2002. Pedoman Operasi Katarak di Balai Kesehatan
Penggunaan Uniject Hepatitis B, Mata Masyarakat (BKMM) Manado.
Jakarta. Juiperdo 3 ; 2. 27 – 31.

Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan, Suhaidah, D. 2013. Hubungan Tingkat


2008. Profil Kesehatan Provinsi Pengetahuan dengan Tingkat
Sumatera Selatan. Kecemasan Perempuan dalam
Menghadapi Menopause di Wilayah
Misnadiarly, 2007. Beberapa FaktorYang Kerja Puskesmas Kelurahan. Pulo
Berhubungan Dengan Status Gebang Jakarta Timur. [Skripsi].
Kelengkapan lmunisasi Hepatitis B pada Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah.
Bayi di Puskesmas Lanjas Kabupaten
Barito Utara, Kalimantan Tengah, Bahsoan, H. 2013. Hubungan Mekanisme
MedikIndonesia ; 4:251-7 Koping dengan Kecemasan pada
Pasien Pre Operasi. Jurnal
Sastroasmoro, S., dan S. Ismael. 2011. Keperawatan. Gorontalo : Universitas
Dasar – Dasar Metodelogi Penelitian Negeri Gorontalo.
Klinis. Edisi 4. Jakarta: Sagung Seto
Arikunto S. 2012. Prosedur Penelitian:
Soewignjo, S. 2008. Hepatitis Virus B, Suatu Pendekatan Praktik. Edisi 2.
Mataram: EGC Jakarta: Rineka Cipta.
Sudoyo AW, 2009. Setiyohadi B, Alwi I, Hilman, K. Djajadiredja, H.S, dan
Simadibrata M, Setiati S. Buku Ajar Meilianawati, E.P.
Ilmu Penyakit Dalam Jilid II edisi V. 2002.Penatalaksanaan HepatitisB
Jakarta: Interna Publishing. Kronik. Jurnal Kedokteran Maranatha,
Vol. 2, No. 2
Sufianto,W, 2002. Survey Kerentanan Anak-
anak Lombok Terhadap Infeksi Hepatitis Dienstag, Jules L. Viral Hepatitis. Kasper,
B di Daerah Endemik. Lombok Braunwald, Fauci, et all.2005.In
Harrison’s : Principles of Internal
Sugiyono. 2006. Statistika Untuk Penelitian. Medicine : 1822-37. McGraw-Hill,
Edisi VII. Bandung: CV. Alfabeta. Medical Publishing Division.

Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, Volume 5, Nomor 3, Juli 2018 230
Gede, S. 2008. Penyakit Infeksi. In Abdul, Caserta, M.T. 2009. Neonatal Hepatitis B
S., Rachimchadi, T., Wiknjosastro,G. Virus Infection. USA. available
(Ed.) Ilmu Kebidanan. empat ed. from:www.pub.mmpe/mm.com
Jakarta, PT
Binapustakasarwonoprawirodihardjo Chowdury, S.D., Eapen, C.E. 2009. Perinatal
transmission of Hepatitis B. India.
Dwivedi, M., Misra, S.P., Misra, V., Pandey,
A., Pant, S., Singh, R., Verma, M. Perinatology. 2014. Infections During
2011.Seroprevalence of Hepatitis B Pregnancy. diaksesdarihttp://www.
Infection During Pregnancy and Risk of Perinatology.com
PerinatalTransmission. Indian J
Gastroenterology, 30, 66-71. Muljono DH, Kandun N, Sulaiman A, Gani
RA, Oswari H, Hasan I, et al.
Gou, Y., Liu, J., Meng, L., Meina, H., Yukai, 2012.PedomanPengendalian Hepatitis
D. 2010. Survey of HBsAg-Positive Virus. Jakarta:KementerianKesehatan
PregnantWomen and Their Infants RI;p.1-55.
Regarding Measures to Prevent
Maternal-InfantileTransmission. BMC Borgia G, Carleo MA, Gaeta GB, Gentile I.
infectious disease J. 2012. Hepatitis B in Pregnancy. World
Journal of Gastroenterology.
Muljono, D.H. 2011. Membangun Kapasitas
Riset Kedokteran Melalui Integrasi Soemoharjo S. 2008.Hepatitis Virus B. 2nd
Ilmu Dasar dan Kedokteran Klinik, ed. Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran
Makassar, Universitas hasanuddin. EGC;p.1-22.

Mulyanto. 2009.Epidemiologi hepatitis B di Ho V, Ho W. 2012. Hepatitis B in Pregnancy:


indonesia. In Sulaiman AS; Spesific Issues and Considerations. J
SulaimanBS; Sulaiman A; Loho IM; Antivir Antiretrovir.
Stephanie A (Ed.) Pendekatanterkini
Godbole G, Irish D, Basarab M, Mahungu T,
hepatitis Bdan C dalampraktik klinis
Lewis AF, Thorne C, et al. 2013.
sehari-hari. Jakarta, Sagung seto,33-
Management of hepatitis B in pregnant
37.
women and infants: a multicenter
audit from four London hospitals. BMC
Pregnancy and Childbirth.

Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, Volume 5, Nomor 3, Juli 2018 231

Anda mungkin juga menyukai