Anda di halaman 1dari 83

GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN HBsAg PADA IBU HAMIL DI

PUSKESMAS KELAPA KAMPIT KABUPATEN BELITUNG TIMUR


TAHUN 2019

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh :
ARTINI
NIM: PO.71.34.1.18.086RPL

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN JURUSAN ANALIS KESEHATAN
PALEMBANG
2019

1
GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN HBsAg PADA IBU HAMIL DI
PUSKESMAS KELAPA KAMPIT KABUPATEN BELITUNG TIMUR
TAHUN 2019

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar


Ahli Madya Analis Kesehatan

Oleh :
ARTINI
NIM: PO.71.34.1.18.086RPL

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN JURUSAN ANALIS KESEHATAN
PALEMBANG
2019

2
3
4
HALAMAN PERSEMBAHAN

MOTTO : Hiduplah seakan kamu akan mati besok, Belajarlah seakan kamu

akan hidup selamanya

Alhamdulillahhirabbil’alamin puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT

yang telah memberikan rahmat dan ridhonya sehingga karya tulis ini dapat

diselesaikan dan ku persembahkan untuk :

 Suamiku tercinta Didi Rusdianto dan putri kecilku Aaqila Zahwa Firjani

yang senantiasa mengharapkan keberhasilan dan tiada hentinya

memberikan dorongan semangat dan doa yang tulus

 Kedua orang tuaku tercinta M. Yusuf Idin dan Hayana yang telah

membesarkan dengan penuh kasih sayang, mendidik, mendoakanku,

memberikan dorongan, semangat dan telah berkorban lahir batin

 Yang tercinta ibunda Robiah terima kasih yang telah memberikan dorongan

semangat dan mendoakannku.

 Kakak, adik dan keponakan terima kasih atas dorongan semangat dan doa

nya.

 Pimpinan dan rekan- rekan kerja di Pusksmas Kelapa Kampit serta

sahabat-sahabat seperjuangan lokus Babel yang selalu bersama dalam

suka maupun duka.

5
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
Karya Tulis Ilmiah, Juli 2019

ARTINI /PO.71.34.1.18.086

GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN HBSAG PADA IBU HAMIL DI


PUSKESMAS KELAPA KAMPIT KABUPATEN BELITUNG TIMUR
TAHUN 2019
xvi +40 halaman + 8 tabel+8 lampiran

ABSTRAK

Berdasarkan data statistik WHO, virus hepatitis B telah menginfeksi sejumlah 2


milyar orang didunia, sekitar 240 juta orang diantaranya mengidap hepatitis B
kronis.Di Indonesia berdasarkan RIKESDAS HbsAg reaktif pada ibu hamil antara
2,7 % maka setiap tahun diperkirakan terdapat 150 ribu bayi yang 95%nya
berpotensi mengalami hepatitis kronis pada 30 tahun mendatang. Di provinsi
Kepulauan Bangka Belitung prevalensi hepatitis berdasarkan riwayat diagnosis
dokter adalah 0,2%. Skrining pada ibu hamil adalah langkah tepat untuk
mencegah terjadinya penularan hepatitis B dari ibu ke bayi yang akan dilahirkan.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran pemeriksaan HbsAg pada ibu
hamil di Puskesmas Kelapa Kampit Kabupaten Belitung Timur tahun 2019. Jenis
penelitian yang dilakukan adalah deskriptif dengan menggunakan data sekunder
yaitu data rekam medik Sampel yang digunakan seluruh populasi ibu hamil yang
melakukan pemeriksaan antenatal di Puskemas Kelapa Kampit Kabupaten
Belitung Timur.Sampel yang diambil dari bulan Juni-Desember 2018. Hasil yang
didapat pemeriksaan HbsAg positif 2,2% dan negatif 97,8%. Ibu hamil positif
HbsAg berdasarkan umur pada kelompok umur 26-30 tahun 1,5%,kelompok umur
31-35 tahun 0,75%. Ibu hamil Positif HbsAg berdasarkan usia kehamilan pada
trimester I 1,5% trimester II 0,7%. Ibu hamil positif HbsAg berdasarkan paritas
2,2% pada secundigravida.

Kata Kunci : Hepatitis B, HBsAg, ibu hamil


Kepustakaan : 35 (2002-2018)

6
MINISTRY OF HEALTH OF REPUBLIC INDONESIA
HEALTH POLYTECNIC OF PALEMBANG
MEDICAL LABORATORY TECHNOLOGY DEPARTEMEN
Paper,July 2019

ARTINI /PO.71.34.1.18.086

THE DESCRIPTION OF HBSAG EXAMINATION RESULTS IN


PREGNANT WOMEN IN KELAPA KAMPIT EAST BELITUNG IN 2019
xvi +40 pages + 8 tabels + 8 appendix

ABSTRACT

Based on statistical data WHO,The Hepatitis B virus has infected a total of 2


billion people in the world,around 240 million of them suffer from chronic
Hepatitis B.In indonesia based on the RIKESDAS HbsAg reactive in pregnant
women between 2,7%.So,every years there is an estimated 150 thousand babies
whose 95% have the potential to experience chronic Hepatitis in the next 30
years.In Bangka Belitung province the prevalence of Hepatitis based on a
doctor’s diagnosis is 0,2%.Screening for pregnant women is the right step to
prevent transmission Hepatitis B from mother to baby to the born.The purpose of
this study is to find out the descriptive of HbsAg examination in pregnant women
in the Kelapa Kampit health center East Belitung regency in 2019.Type of this
study is descriptive using secondary data that is sample medical records used by
the entire population of pregnant women to do antenatal examinations in Kelapa
Kampit health center East Belitung regency.The sample taken from June to
December 2018.The results obtained of examination HbsAg positive 2,2% and
negative 1,5%,Age group 31-35 years 0,75%.Positive pregnant women are based
on gestational age in the 1st trimester 1,5% 2nd trimester 0,7% positive pregnant
HbsAg based on parity 2,2% on secundigravida.

Keyword : Hepatitis B ,HbsAg ,Pregnant women


Literature : 35 (2002- 2018 )

7
8
9
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatulahi wabarakatuh

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini

dengan judul “ Gambaran Pemeriksaan HBsAg Pada Ibu Hamil di Puskesmas

Kelapa Kampit Kabupaten Belitung Timur Tahun 2019” yang merupakan salah

satu syarat untuk untuk memperoleh syarat untuk memperoleh gelar sebagai Ahli

Madya Analis Kesehatan di Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan

Palembang.

Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini penulis telah banyak menerima

bantuan baik sumbangan pemikiran,fasilitas, maupun tenaga yang tak ternilai

harganya bagi penulis. Untuk itu pada kesempatan ini, perkenankanlah dengan

segala kerendahan hati dan penuh rasa syukur,penulis menyampaikan ucapan

terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan Karya

Tulis Ilmiah ini khususnya kepada yang terhormat :

1. Muhammad Taswin, S.Si., Apt., MM, M.Kes., selaku Direktur Politeknik

Kesehatan Palembang

2. Nurhayati, Amd, S.Pd., SKM,. M.Kes., selaku Ketua Jurusan Analis

Kesehatan Politeknik Kesehatan Palembang.

3. Asori, AMAK, S.Pd., MM selaku pembimbing I yang telah memberikan

bantuan, bimbingan, motivasi dan pengarahan selama proses penyusunan

Karya Tulis Ilmiah.

10
4. Herry Hermansyah, AMAK, SKM.,M.Kes selaku pembimbing II yang

telah memberikan bantuan,bimbingan, motivasi dan pengarahan selama

proses penyusunan Karya Tulis Ilmiah.

5. Karneli, AMAK, S.PD., M.Kes selaku pembimbing akademik yang telah

memberikan bantuan, bimbingan, motivasi dan pengarahan selama proses

penyusunan Karya Tulis Ilmiah.

6. Seluruh dosen dan staff pengajar di Jurusan Analis Kesehatan Politeknik

Kesehatan Palembang.

7. Hernawati, Amd dan Hj Mainar, S.sos selaku pustakawan Jurusan Analis

Kesehatan Politeknik Kesehatan Palembang.

8. Teman-teman sejawat Jurusan Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan

Palembang, yang telah memberikan bantuan, semangat dan motivasi

dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan karya tulis ilmiah ini

masih sangat jauh dari kesempurnaan. Segala kekurangan yang terjadi

merupakan keterbatasan dari penulis. Untuk itu atas segala kekurangan yang

terdapat dalam karya tulis ilmiah ini, penulis mengharapkan informasi, kritik

dan saran yang membangun dari pembaca.

Wassalamualaikum Warahmatulahi Wabarakatuh

Palembang, Juli 2019

Penulis

11
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i


HALAMAN SUB JUDUL.................................................................................. ii
HALAMAN PERSETUJUAN .......................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... v
ABSTRAK ........................................................................................................ vi
ABSTRACT .......................................................................................................vii
PERNYATAAN ................................................................................................ viii
PERNYATAAN PUBLIKASI .......................................................................... ix
KATA PENGANTAR ....................................................................................... x
DAFTAR ISI ..................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 5
1.3 Pertanyaan Penelitian ......................................................................... 5
1.4 Tujuan Penelitian ................................................................................ 5
1.4.1 Tujuan Umum ............................................................................ 5
1.4.2 Tujuan Khusus .......................................................................... 6
1.5 Mamfaat Penelitian ............................................................................ 6
1.6 Ruang Lingkup Penelitian ................................................................. 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Hepatitis B ........................................................................................ 8
2.1.1 Defenisi Etiologi ............................................................................ 8
2.1.2 Epidemiologi ............................................................................. 9
2.1.3 Penularan dan Faktor risiko ....................................................... 10
2.1.4 Patogenesis ................................................................................ 11
2.1.5 Manifestasi Klinis ..................................................................... 13
2.1.6 Diagnosis ................................................................................... 14
2.1.7 Metode Diagnosis ...................................................................... 14
2.2 Kehamilan ........................................................................................... 16
2.2.1 Skrining HbsAg Pada Ibu Hamil ................................................. 16
2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi HbsAg Pada Ibu Hamil .............. 17
2.4 Kerangka Konsep ................................................................................ 21
2.5 Definisi Operasional ............................................................................ 22

BAB III METODE PENELITIAN


1.1 Jenis Penelitian ................................................................................... 23
1.2 Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................................. 23
1.3 Populasi dan Sampel ........................................................................... 23

12
1.4 Tehnik Sampling ................................................................................ 23
1.5 Metode Pemeriksaan, Prinsip Pemeriksaan dan Bahan Pemeriksaan. 24
1.6 Alur Penelitian ................................................................................... 25
1.7 Interprestasi Hasil................................................................................ 25
1.8 Analisa Data ........................................................................................ 26

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil .................................................................................................. 27
4.2 Pembahasan ....................................................................................... 31

BAB V SIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 36

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
1. Agenda Bimbingan
2. Surat Izin Penelitian
3. Prosedur Pengambilan Darah Vena
4. Prosedur Pemeriksaan HbsAg
5. Photo Dokumentasi
6. Data Penelitian
7. Peraturan Menteri Kesehatan Replublik Indonesia Nomor 52 Tahun 2017
8. Profil Penulis

13
DAFTAR TABEL

2.1 Tabel Indeks Kehamilan Risiko Tinggi Berdasarkan Umur Menurut Fartney
A dan E W Whiteenhorne

2.2 Tabel Indeks Kehamilan Risiko Tinggi Berdasarkan Usia Kehamilan


menurut
Fartney A dan W Whiteenhorne

2.4 Tabel Definisi Operasional

4.1 Tabel Tenaga Kesehatan Wilayah Kerja Puskesmas Kelapa kampit Tahun
2018

4.2 Tabel Distribusi Frekuensi Hasil Pemeriksaan HbsAg pada Ibu Hamil di
Puskesmas Kelapa Kampit

4.3 Tabel Distribusi Frekuensi Hasil Pemeriksaan HbsAg pada Ibu Hamil di
Puskesmas Kelapa Kampit Berdasarkan Umur Ibu

4.4 Tabel Distribusi Frekuensi Hasil Pemeriksaan HbsAg pada Ibu Hamil di
Puskesmas Kelapa Kampit Berdasarkan Usia Kehamilan

4.5 Tabel Distribusi frekuensi Hasil Pemeriksaan HbsAg pada Ibu Hamil di
Puskesmas Kelapa Kampit Berdasarkan Paritas

14
DAFTAR GAMBAR

2.1 Gambar Struktur Virus Hepatitis B

2.2 Gambar Phatogenesis Virus Hepatitis B

2.4 Gambar Kerangka Konsep

3.1 Gambar Alur Penelitian

3.2 Gambar Interprestasi Hasil

15
DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran 1 Agenda Bimbingan

2. Lampiran 2 Izin Penelitian

3. Lampiran Pengambilan Darah Vena

4. Lampiran 3 Prosedur Pemeriksaan HbsAg

5. Lampiran 5 Dokumentasi

6. Lampiran 6 Data Penelitian

7. Lampiran 7 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 52


Tahun 2017

8. Lampiran 8 Profil Penulis

16
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hati merupakan organ yang menopang kelangsungan hidup hampir

seluruh organ lain di dalam tubuh.Oleh karena lokasi yang sangat strategis dan

multi-demensional, hati sangat rentan terhadap datangnya penyakit. Hati akan

merespon berbagai penyakit tersebut dengan meradang, yang disebut dengan

hepatitis.(1)

Ada beberapa jenis virus hepatitis termasuk hepatitis A, hepatitis B dan

hepatitis C. Jika tidak tertangani dengan baik hepatitis saat hamil bisa

menyebabkan penyakit parah, kerusakan hati bahkan kematian. Ibu juga bisa

menyebarkan virus ke bayinya. (2). Hepatitis B dan C adalah jenis hepatitis yang

paling umum terjadi selama kehamilan. Hepatitis B adalah bentuk hepatitis yang

paling sering ditularkan dari ibu ke bayi di seluruh dunia dengan peningkatan

resiko yang lebih besar dinegara berkembang. Hepatits B sulit dikenali karena

gejala-gejalanya tidak langsung terasa dan bahkan ada yang tidak muncul. Karena

itulah banyak orang yang tidak menyadari bahwa dirinya telah terinfeksi. Virus ini

biasanya berkembang selama 1-5 bulan sejak terjadi pajanan terhadap virus

sampai muncul gejala pertama.(1)

Penularan hepatitis dapat terjadi secara vertikal (perinatal) maupun

horizontal. Dinegara dengan tingkat endemisitas infeksi tinggi (termasuk

Indonesia), penularan vertikal menjadi faktor utama penularan VHB. Penularan

17
secara vertikal virus hepatitis B dari ibu ke bayinya terjadi selama proses

kehamilan, saat melahirkan, atau setelah melahirkan.

18
2

Pada masa kehamilan ibu menularkan VHB melalui tali pusat (plasenta) atau

karena bayi meminum air ketuban didalam kandungan ibu (cairan amnion). Besar

kecilnya risiko tertular VHB tergantung dua hal, pertama faktor satus infeksi VHB

( akut atau kronis ) dan kedua apakah status penyakit yang diderita ibu merupakan

hepatitis carrier atau kronis aktif. (3,)

Sekitar 90% wanita hamil dengan infeksi hepatitis B akan “mewarisi”

virus tersebut ke bayi mereka. Sekitar 10-20% wanita dengan infeksi hepatitis B

kronis akan menularkannya. Sekitar 4% ibu hamil yangterinfeksi virus hepatitis C

akan menyebarkan ke bayi mereka. Resiko penyebaran penyakit dari ibu ke anak

juga terkait dengan seberapa banyak jumlah virus (virus load) dalam tubuh ibu

dan apakah dia juga terinveksi HIV.(1)

Berdasarkan data statstik World Health Organization (WHO) penyakit

virus hepatitis B telah menginfeksi sejumlah 2 milyar orang didunia, sekitar 240

juta orang diantaranya mengidap hepatitis B kronis sedangkan untuk hepatitis C di

dunia diperkirakan sebesar 170 juta orang. Sebanyak 1,5 juta penduduk dunia

meninggal setiap tahunnya karena hepatitis. (4). Diwilayah Asia Tenggara

diperkirakan 100 juta orang hidup dengan hepatitis B kronis dan 30 juta orang

hidup dengan hepatitis C kronis. Setiap tahun diwilayah tersebut, hepatitis B

menyebabkan hampir 1,4 juta kasus baru dan 300.000 kematian. Sementara

hepatitis C menyebabkan sekitar 500.000 kasus baru dan 160.000 kematian. (5)

Sementara itu di Indonesia, berdasarkan Riset Kesehatan Dasar

(RIKESDAS (HbsAg) reaktif pada ibu hamil antara 2,7 % maka setiap tahun

diperkirakan terdapat 150 ribu bayi yang 95%nya berpotensi mengalami hepatitis
3

kronis (sirosis atau kanker hati ) pada 30 tahun kedepan. (4). Sedangkan di provinsi

Kepulauan Bangka Belitung prevalensi hepatitis berdasarkan riwayat diagnosis

dokter adalah 0,2 % (RIKESDAS 2018)

Telah dilakukan penelitian sebelummya tentang Faktor resiko infeksi virus

hepatitis pada ibu hamil di kabupatenBulu Kumba oleh Ernawati ,Syam, Maysitha

(2018) berdasarkan umur ibu saat melakukan pemeriksaan HbsAg, distribusi

kelompok kasus maupun kontrol paling banyak berada pada rentang umur 31-35

tahun sebesar 23,3 %, bersasarkan usia kehamilan pada kelompok kasus dan

kontrol paling banyak pada trimester 2 yaitu masing-masing 46,7% dan 58,3%,

berdasarkan paritas kelompok kasus yang paling banyak adalah multipara

(36,7%), sedangkan kelompok kontrol paling banyak merupakan nulipara

(40,8%).(6)

Telah dilakukan penelitian sebelumnya tentang Pengelolaan Hepatitis B

dalam Kehamilan dan Persalinan oleh Vincentia Merry di RSUP Dr Kariadi

Semarang, dari 89 kasus ibu hamil/bersalin dengan HbsAg positif rerata umur ibu

adalah 29,1±5,87 dengan jumlah terbanyak pada kelompok umur 20-35 tahun

sebesar 84,3 %. Rerata umur kehamilan pada saat persalinan adalah 38,3 ± 3,33

minggu, dimana 86,5 % adalah persalinan cukup bulan. Persalinan prematur yang

jelas berhubungan secara langsung dengan infeksi VHB pada ibu tampak pada 1

kasus dengan hepatitis fulminan. Paritas tertinggi ibu bersalin dengan infeksi

VHB adalah paritas 9 dengan rerata paritas 1.2 ±1.59. Ibu dengan paritas tertinggi

adalah ibu dengan umur tertua dalam kelompok HbsAg (+) yaitu 45 tahun. (7)
4

Telah dilakukan penelitian sebelumnya oleh Sri Wahyuni tentang

Prevalensi dan Karakteristik Ibu Hamil dengan HbsAg Positif sebagai Penanda

Serologis Dalam Upaya Penapisan Hepatitis B di RSKD Ibu dan Anak Pertiwi

Makasar Periode 2016/2017., distribusi ibu hamil dengan HbsAg Positif

berdasarkan umur ibu hamil dengan HbsAg positif sebanyak 1 orang dari 84

sampel pada kelompok umur 15-19 tahun dengan presentase 1,2%. Selanjutnya

pada umur 20-24 tahun terdapat 19 dari 84 orang ibu hamil dengan HbsAg positif

presentasenya adalah 22,6%. Terdapat 22 orang dari 84 sampel pada retan umur

25-29 dengan presentase 26,2 %, begitupun pada retan umur 30-34 tahun juga

terdapat juga terdapat 22 orang ibu hamil dari 84 sampel dengan positif HbsAg

positif dengan presentase sama yaitu 26,2 %. Selanjutnya pada kelompok umur

35-39 tahun terdapat 12 orang dengan presentase 14,3%. Dan terakhir pada

kelompok umur 40-44 tahun terdapat 8 orang ibu hamil dengan HbsAg positif

presentasinya adalah 9,5%. Distribusi usia kehamilan pada ibu hamil dengan

HbsAg positif tertinggi pada trimester III yaitu 77 sampel (91,7%) disusul

trimester I yaitu 7 sampel (8,3%). Berdasarkan paritas prevalensi ibu hamil yang

positif HbsAg adalah multigravida dengan 66 dari 84 sampel (78,6%) sedangkan

primigravida sebanyak 18 orang dari 84 sampel (21,4%).

Pada tahun 2016 jumlah pemeriksaan HBsAg pada Puskesmas Kelapa

Kampit sebanyak 316 pemeriksaan ditemukan 3 pemeriksaan yang positif dan

mengalami penurunan pemeriksaan pada tahun 2017 yaitu sebanyak 127

pemeriksaan akan tetapi ditemukan 4 pemeriksaan yang positif. Dan pada tahun

2018 sebanyak 299 pemeriksaan HBsAg ditemukan 6 pemeriksaan yang positif.

(Data diambil dari rekapan kegiatan laboratorium Puskesmas Kelapa Kampit).


5

Skrining pada ibu hamil adalah langkah tepat untuk mencegah terjadinya

penularan hepatitis B dari ibu kebayi yang akan dilahirkannya. Penelitian ini

dilaksanakan di Puskesmas Kelapa Kampit berdasarkan data kunjungan

(Antenatal care) ANC, selama 6 bulan pemeriksaan HbsAg data yang didapat dari

134 ibu hamil yang melakukan pemeriksaan 3 orang diantaranya positif HbsAg.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

tentang “Gambaran Hasil Pemeriksaan HbsAg Pada Ibu Hamil di

Puskesmas Kelapa Kampit Kabupaten Belitung Timur Tahun 2019“

1.2 Rumusan Masalah

Masih ditemukannya hasil pemeriksaan ibu hamil yang positif HBsAg di

Puskesmas Kelapa Kampit Kabupaten Belitung Timur tahun 2018.

1.3 Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimanakah distribusi frekuensi gambaran hasil pemeriksaan

HBsAg pada ibu hamil di Puskesmas Kelapa Kampit?

2. Bagaimanakah distribusi frekuensi gambaran hasil pemeriksaan

HBsAg pada ibu hamil di Puskesmas Kelapa Kampit berdasarkan

umur ibu?

3. Bagaimanakah distribusi frekuensi gambaran hasil pemeriksaan

HBsAg pada ibu hamil di Puskesmas Kelapa Kampit berdasarkan usia

kehamilan?

4. Bagaimanakah distribusi frekuensi gambaran hasil pemeriksaan

HBsAg pada ibu hamil di Puskesmas Kelapa Kampit berdasarkan

paritas?
6

1.4 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Diketahui gambaran hasil pemeriksaan HBsAg pada ibu hamil di

Puskesmas Kelapa Kampit.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Diketahui distribusi frekuensi hasil pemeriksaan HbsAg pada ibu

hamil di puskesmas Kelapa Kampit

2. Diketahui distribusi frekuensi ibu hamil yang melakukan pemeriksaan

HbsAg berdasarkan umur di Puskesmas Kelapa Kampit.

3. Di ketahui distribusi frekuensi ibu hamil yang melakukan pemeriksaan

HbsAg berdasarkan usia kehamilan di Puskesmas Kelapa Kampit.

4. Diketahui distribusi frekuensi ibu hamil yang melakukan pemeriksaan

HbsAg berdasarkan paritas di Puskesmas Kelapa Kampit.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Peneliti

Sebagai tambahan pengetahuan dan pengalaman penulis dalam

mengaplikasikan ilmu pengetahuan imunoserologi.

1.4.2 Bagi Institusi

Sebagai referensi pengetahuan dibidang ilmu pendidikan dan ilmu

kesehatan serta hasil dari penelitian dapat dijadikan acuan untuk penelitian

selanjutnya.

1.4.3 Bagi Masyarakat


7

Sebagai bahan informasi bagi ibu hamil tentang bahaya virus hepatis B

dan langkah pencegahan penularan virus hepatitis B terhadap bayi yang

dikandung maupaun terhadap pasangannya.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini mencakup bidang Imunoserologi yang diperiksa adalah

plasma darah EDTA. Penelitian ini bersifat deskriftif yang bertujuan untuk

mengetahui gambaran pemeriksaan HBsAg pada ibu hamil di Puskesmas Kelapa

Kampit berdasarkan umur, usia kehamilan dan paritas. Penelitian di Puskesmas

Kelapa Kampit pada bulan Juli s/d Desember 2018. Penelitian dilakukan hanya

enam bulan dikarenakan pada bulan Januari s/d Juni 2018 mengalami kekosongan

rapid test. Populasi adalah semua ibu hamil yang melakukan pemeriksaan HbsAg

yang berjumlah 134 orang.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hepatitis B

2.1.1 Defenisi dan Etiologi

Hepatitis B merupakan penyakit inflamasi dan nekrosis dari sel-sel hati

yang disebabkan oleh virus hepatitis B. Virus hepatitis B merupakan jenis virus

DNA untai ganda, famili hepadnavirus dengan ukuran sekitar 42 nm yang terdiri

dari 7 nm lapisan luar yang tipis dan 27 nm inti didalammya. Masa inkubasi virus

ini antara 30-180 hari rata-rata 70 hari. Virus hepatitis B dapat tetap infektif ketika

disimpan pada 30-32 °C selama paling sedikit 6 bulan dan ketika dibekukan pada

suhu -15°C dalam 15 tahun (8)

Gambar 2.1 struktur virus hepatitis B

sumber: www.biomedika.co.id

Virus ini memiliki tiga antigen spesifik yaitu antigen surface, envelope,

dan core. Hepatitis B surface antigen (HbsAg) merupakan komplek antigen yang

ditemukan pada permukaan VHB, dahulu disebut dengan Australia (Au) antigen

8
9

atau hepatitis assosiated antigen (HAA). antigen ini menunjukan infeksi akut

atau karier kronis yaitu lebih dari 6 bulan. Hepatitis B core antigen (HbcAg)

merupakan antigen spesifik yang berhubungan dengan 27 nm inti pada VHB(8)

Antigen ini tidak terdeteksi secara rutin dalam serum penderita infeksi

VHB karena hanya berada di hepatosit. Hepatitis B envelope antigen (HbeAg)

merupakan antigen yang lebih dekat hubungannya dengan nukleokapsid VHB.

Antigen ini bersikulasi sebagai protein yang larut diserum. Antigen ini timbul

bersamaan atau segera setelah HbsAg dan hilang beberapa minggu sebelum

HbsAg hilang(9)

2.1.2 Epidemiologi(10)

Pada tahun 2004, diperkirakan 350 juta orang terinfeksi diseluruh dunia.

Prevalensi nasional dan regional berkisar dari lebih dari 10% di Asia hingga

dibawah 0,5 % di Amerika Serikat dan Eropa Utara.Rute infeksi meliputi

penularan vertikal (seperti melalui persalinan), penularan horizontal awal

kehidupan (gigitan, lesi, dan kebiasaan sanitasi), dan penularan horizontal orang

dewasa (kontak seksual, penggunaan obat intravena)

Metode utama penularan mencerminkan prevalensi infeksi HBV kronis

didaerah tertentu. Didaerah dengan prevalensi rendah seperti benua Amerika

Serikat dan Eropa Barat, penyalahgunaan narkoba suntikan dan hubungan seks

tanpa kondom adalah metode utama, meskipun faktor-faktor lain juga mungkin

penting. Didaerah prevalensi moderat yang meliputi EropaTimur,Rusia dan

Jepang, tempat 2-7% populasi terinfeksi kronis, penyakit ini sebagian besar

menyebar dikalangan anak-anak. Didaerah dengan prevalensi tinggi seperti Cina


10

dan Asia Tenggara, penularan saat persalinan adalah yang paling umum,

meskipun didaerah lain dengan endemisitas tinggi seperti Afrika, penularan pada

masa kanak-kanak merupakan faktor yang sifnifikan. Prevalensi infeksi HBV

kronis didaerah endeminitas tinggi setidakknya 8% dengan prevalensi 10-15% di

Afrika Timur Jauh. Pada 2010, Cina memiliki 120 juta orang yang terinfeksi,

diikuti oleh India dan Indonesia dengan masing-masing 40 juta dan 12 juta.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), diperkirakan 600.000 orang

meninggal setiap tahun terkait infeksi.

2.1.3 Penularan dan Faktor Risiko

Cara penularan VHB pada anak-anak, remaja dan orang dewasa dapat

terjadi melalui beberapa cara, yaitu kontak dengan darah atau komponen darah

dan cairan tubuh yang terkontaminasi melalui kulit yang terbuka seperti

gigitan,sayatan, atau luka memar. Virus dapat menetap diberbagai permukaan

benda yang berkontak dengannya selama kurang lebih satu minggu, seperti ujung

pisau cukur .meja,noda darah,tanpa kehilangan kemampuan infeksinya. Virus

hepatitis B tidak dapat melewati kulit atau membran mukosa, dan sebagian akan

hancur ketika melewati barier. Kontak dengan virus terjadi melalui benda-benda

yang bisa dihinggapi oleh darah atau caiaran tubuh manusia, misalnya sikat gigi,

alat cukur,atau alat pemantau dan alat perawatan penyakit diabetes. Resiko juga

didapatkan pada orang yang melakukan hubungan seks tanpa pengaman dengan

orang yang tertular, berbagi jarum saat menyuntikkan obat, dan tertusuk jarum

bekas.(8,11)
11

Virus dapat diidentifikasi di dalam sebagian besar cairan tubuh seperti

saliva,cairan semen , ASI, dan cairan rongga serosa merupakan penyebab paling

penting misalnya ascites. Kebanyakan orang tanpa gejala, namun bisa saja bersifat

infeksius,(8)

Virus hepatitis B adalah virus yang berukuran besar dan tidak dapat melewati

plasenta sehingga tidak menginfeksi janin kecuali jika telah ada kerusakan atau

kelainan pada barier maternal fetal seperti amniosintesis. Namun wanita hamil

yang terinfeksi VHB tetap dapat menularkan penyakit kepada bayinya saat proses

kelahiran. Bila tidak divaksinasi saat lahir akan banyak bayi yang seumur hidup

terinfeksi VHB dan banyak yang berkembang menjadi kegagalan hati dan kanker

hati dimasa mendatang (8)

2.1.4 Patogenesis

Masa inkubasi infeksi VHB bervariasi, yaitu sekitar 45-120 hari, dengan

rereta 60-90 hari. Variasi tersebut tergantung jumlah virus yang menginfeksi, cara
(8)
penularan, dan faktor host . Sel hati manusia merupakan target organ bagi virus

hepatitis B. Virus ini mula-mula melekat pada reseptor spesifik dimembran sel

hati kemudian mengalami penetrasi kedalam sitoplasma sel hati. Dalam

sitoplasma, VHB melepaskan mantelnya sehingga melepaskan nukleokapsid.

Selanjutnya nokleokapsid akan menembus dinding sel hati (11)

Kemudian DNA VHB ditransfort ke nukleus sel penjamu. Di nukleus

DNA membentuk covalently closed circular (ccc) yang disajikan sebagai bahan
(12)
untuk transkripsi . Hasil transkripsi dan translasi virus di dalamhepatosit akan

memproduksi protein-protein virus seperti protein surface,core,polimerase, dan


12

protein X. Protein tersebut akan dibungkus oleh retikulum endoplsama dan

dikeluarkan dari hepatosit sebagai antigen, salah satunya HbsAg (11)

Gambar 2.2 Phatogenesis Virus Hepatitis B

Sumber: Ejournal. ukrida. Ac. Id

HbsAg tidak hanya diproduksi dari cccDNA, tetapi juga berasal dari

rentetan DNA VHB pada antigen permukaan open-reading frame (ORF) yang

berintegrasi dengan genom hepatosit. HbsAg diproduksi dalam jumlah banyak

bersikulasi di serum pada individu yang terinfeksi (12)

Secara teori cccDNA merupakan indikator terbaik dalam aktivitas

transkripsi VHB di hepatosit. Level HbsAg berhubungan dengan level cccDNA(12)

Antigen VHB diekspresikan pada permukaan hepatosit dan melalui

antigen presenting cell (APC) akan dipresentasikan kepada sel T helper. Sel T

helper yang teraktivasi akan meningkatkan pembentukan sel B yang distimulasi

antigen utama kerusakan hepatosit. Sel T sitotoksik juga dapat menghasilkan


13

interferon-γ dan tumor necrosis faktor alfa (TNF-α) yang memiliki efek anti virus

tanpa menghancuran sel target. (13)

Apabila seseorang terinfeksi virus hepatitis B akut maka tubuh akan

memberikan tanggapan kekebalan. Aada tiga kemungkinan tanggapan kekebalan

yang diberikan oleh tubuh terhadap virus hepatitis B pasca periode akut.

Kemungkinan pertama, jika tanggapan kekebalan tubuhadekuat maka akan terjadi

pembersihan virus, pasien sembuh. Kedua, jika tanggapan kekebalan tubuh lemah

maka pasien tersebut akan menjadi karier aktif. Ketiga, jika tanggapan kekebalan

tubuh bersifat intermediate maka penyakit terus berkembang menjaddi hepatitis B

kronis.(14)

Pada Hepatitis B kronik, HbsAg menetap selama lebih dari 6 bulan tanpa

pembentukan antibodi anti-HBs ialah responimun terutamasel T sitotoksit

terhadap virus lemah sehingga produksi HbsAg ke sirkulasi berlebihan dan anti-

HBs tidak terdeteksi (13)

2.1.5 Manifestasi Klinis

Infeksi VHB memiliki manifestasi klinik yang berbeda-beda bergantung

pada usia pasien yang terinfeksi, status imun, dan derajat penyakit. Fase inkubasi

yang terjadi selama 6-24 minggu, gejala yang timbul pada pasien dapat merasa

tidak baik atau mungkin mual, muntah, diare, anoreksia, dan sakit kepala. Pasien

dapat menjadi kekuningan, demam ringan, dan hilang nafsu makan. Terkadang

infeksi VHB tidak ada kekuningan dan gejala yang nyata yang dapat iidentifikasi

dengan deteksi biokimia atau serologi virus spesifik pada darah penderita. (8)
14

Perjalanan penyakit hepatitis B dapat berkembang menjadi hepatitis akut

maupun kronis. Hepatitis B akut terjadi jika perjalanan penyakit kurang dari 6

bulan sedangkan hepatitis B kronis bila penyakit menetap, tidak sembuh secara

klinis . atau laboratorium, atau pada gambaran patologi anatomi selama 6 bulan.

Hepatitis B akut memiliki onset yang perlahan yaitu ditandai dengan gejala hilang

nafsu makan, diare dan muntah, letih (malaise), rasa sakit pada otot, tulang sendi,

demam ringan, dan tidak terasa nyaman pada perut bagian atas. (11)

Banyaknya jumlah virus yang menginfeksi dan usia pasien yang terinfeksi

merupakan faktor penting yang menentukan hepatitis B akut atau kronis. Hanya

sedikit proporsi infeksi VHB akut yang terlihat secara klinis. Kurang dari 10%

anak dan 30-50% dewasa dengan infeksi VHB akut yang mengalami penyakit

ikterik. Banyak kasus hepatitis B akut yang subklinik, dan ,<!% kasus yang

simptomatik ialah fulminan. Bentuk akut yang sering mengalami perbaikan

spontan setelah 4-8 minggu sakit. Banyak pasien mengalami perbaikan tanpa

akibat yang signifikan dan tanpa rekuren.(8)

2.1.6 Diagnosis

Diagnosis ditegakkan melalui anmmesis, pemeriksaan fisik, laboratorium,

dan penunjang. Dari anammesis umumnya tanpa keluhan, perlu digali riwayat

transmisi seperti pernah transfusi, seks bebas, dan riwayat sakit kuning

sebelumnya. Pada pemeriksaan fisik bisa didapatkan hepatomegali. (11)

2.1.7 Metode Diagnostik HbsAg

Deteksi virus hepatitis B dapat dilakukan dengan beberapa metode

pemeriksaan, yaitu serologi dan Polymerase Chain Reaction (PCR). Uji serologi
15

antara lain menggunakan metode Enzyme Immunoassay (EIA), Enzyme Linked

Immunochromatography Test (ITC) atau rapid test, Radio Immunoassay (RIA),

dan Chemiluminescent Microparticle Immunoassay (CMIA). (15)

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Elise, RIA merupakan yang

metode deteksi HbsAg yang paling sensitif dan paling spesifik pada tahun 1977.

Seiring perkembangan teknologi, dilakukan penelitian dalam mendeteksi HbsAg

menggunakan ELISA yang dibandingkan hasinya dengan RIA. Didapatkan

bahawa ELISA memiliki peralatan yang lebih murah, tidak menggunakan

radioisotop, dan reagennya stabil dengan sensitifitas yang cukup baik jika

dibandingkan dengan RIA.

Rapid test merupakan metode ICT untuk mendeteksi HbsAg secara

kualitatif yang ditampilkan secara manual dan memerlukan pembacaan dengan

mata. Tes ini sudah secara luas digunakan dalam mendiagnosis dan skrining

penyakit infeksi di negara berkembang. Tujuan adanya pemeriksaan HbsAg

menggunakan rapid test adalah untuk mendeteksi kadar rendah antigen target

yang ada pada darah dengan pasien asimtomatik. Terdapat beberapa jenis rapid

test yang telah diakui keakuratannya, seperti Determine HbsAg yang memiliki

sensitifitas 98,92% dan speifitas 100%, serta DRW-HbsAg yang memiliki

sensitifitas 99,46% dan spesifitas 99,2 % (15)

Immunoassay adalah sebuah tes biokimia yang mengukur konsentrasi

suatusubstansi dalam cairan, biasanya berupa serum darah dengan melihat reaksi

antibodi terhadap antigennya. Metode CMIA merupakan salah satu tes

immunoassay yang paling peka dengan ketelitian dan ketepatan analisis yang baik
16

dengan rentang pengukuran yang luas. Metode ini dapat mengukur reaktif HbsAg

secara kuantitatif dan memberikan hasil yang akurat (16)

Architect® HbsAg kuantitatif merupakan metode CMIA yang

menggunakan dua step imunoassay dengan mikropartikel chemiluminescent.

Prosesnya yaitu mencampur sampel dengan manik-manik paramagnetik yang

menyajikan anti-HBs. Kemudian diberikan konjunat dan reaktan serta

pemancaran sinyal cahaya yang sebanding dengan konsentrasi HbsAg dalam jarak

yang luas yaitu 0,05-250 IU/ml. Metode kalibrasi sudah terstandardisasi oleh

WHO Internasional standard dengan durasi 35 menit. Pengenceran manual pada

awal pemeriksaan yaitu 1 : 100 dilakukan pada seluruh sampel. Sampel dengan

titer HbsAg>250 IU/ml secara manual diencerkan pada 1:500-1:2000 agar dapat

dibaca dalam jarak kalibrasi. Sedangkan jika sampel dengan level HbsAg<0,05

IU/ml akan dites ulang tanpa pengenceran (13)

2.2 Kehamilan

Kehamilan adalah proses fisiolosis pada seorang wanita. Kehamilan

berkaitan dengan perubahan tubuh wanita khususnya genitalia eksterna, genitalia

interna sampai payudara, karena adanya peranan hormone estrogen,progesteron,

dan somatoprin.(17)

2.2.1 Skrining HbsAg Pada Ibu Hamil

Data dari kemenkes tahun 2017, setiap tahun terdapat 5,3 juta ibu hamil.

Hepatitis B (HbsAg) reaktif pada ibu hamil rata-rata 2,7%, maka setiap tahun

diperkirakan terdapat 150 ribu bayi yang 95% berpotensi mengalami hepatitis

kronis (sirosis atau kanker hati) pada 30 tahun kedepan. Sementara itu satu kasus
17

sirosis membutuhkan biaya pengobatan 1 miliar dan pengobatan kanker hati 5

miliar dengan angka kesembuhan yang minim.

Dari data tersebut, Kemenkes berupaya mengendalikan Hepatitis dengan

target pada tahun 2018 sebesar 60% kabupaten/kota melakukan deteksi dini

Hepatitis B, dan 90% kabupaten/kota melakukan deteksi dini hepatitis B pada

2019, serta eliminasi Hepatitis pada 2020.

Progarm nasional dalam pencegahan dan pengendalian virus hepatitis B

yang saat ini fokus pada pencegahan dan penularan ibu ke anak (PPIA) karena

95% penularan hepatis B adalah secara vertikal yaitu dari ibu yang positif

hepatitis B ke bayi yang dilahirkannya. Sejak tahun 2015 telah dilakukan kegiatan

deteksi dini Hepatitis B ( DDHB) pada ibu hamil di pelayanan kesehatan dasar (

Puskesmas) dan jaringannya.(18)

2.3 Faktor-Faktor yang mempengaruhi HBsAg pada Ibu Hamil

1. Umur Ibu

Normalnya kehamilan terjadi sekitar umur 21-30 tahun. Usia ibu pada

kehamilan juga dapat menjadi resiko tinggi yang menyebabkan ibu hamil dan bayi

menjadi sakit dan/atau meninggal.(19)

Tabel, 2.1
Indeks Kehamilan resiko tinggi, berdasarkan umur ibu menurut Fartney A
dan E W Whiteenhorne
Umur Ibu Nilai Indeks

<16 tahun 2
16-17 tahun 1
18-29 tahun 0
30-34 tahun 1
18

>35 tahun 2
Sumber : Manuaba, IAC., Manuaba, IBG

Berdasarkan penelitian Vincentia Merry, Pengelolaan Hepatitis B dalam

Kehamilan dan Persalinan, dari 89 kasus ibu hamil/bersalin dengan HbsAg positif

rerata umur ibu adalah 29,1 ± 5,87 dengan jumlah terbanyak pada kelompok umur

20-35 tahun sebesar 84,3 %.(20

Berdasarkan penelitian Emawati Syam, Ansariadi,Maysitha Muis dalam

Faktor resiko Infeksi Hepatitis B pada Ibu Hamil di kab. Bulukumba,berdasarkan

umur ibu saat melakukan pemerksaan HbsAg,distribusi kelompok kasus maupun

kontrol paling banyak berada pada rentang umur 31-35 tahun sebesar 23,3%.(6)

Berdasarkan penelitian Sri Wahyuni, Prevalensi Dan Karakteristik Ibu

Hamil dengan HbsAg Positif sebagai Penanda Serologi Dalam Upaya Penapisan

hepatitis B di RSDK Ibu dan Anak Pertiwi Makasar Periode 2016/2017, distrbusi

ibu hamil dengan positif HbsAg positif sebanyak 1 orang pada kelompok umur

15-19 tahun dengan presentase 1,2 %, distribusi ibu hamil positif HbsAg umur

paling banyak pada rentan usia 25-29 tahun dan 30-34 tahun masing-masing 22

orang (26,2%). Kemudian kelompok umur 20-24 tahun dengan 19 orang (22,6%),

selanjutnya kelompok umur 35-39 tahun dengan total 12 orang (14,3%) dan

terakhir pada kelompok umur 40-44 tahun terdapat 8 orang ibu hamil dengan

HbsAg positif (9,5%).

2. Usia Kehamilan

Kehamilan biasaya terjadi selama 40 minggu terhitung sejak Hari Pertama


Haid Terakhir (HPHT) hingga persalinan (atau 38 minggu sejak
19

fertilisasi/pembuahan hingga persalinan) dan kehamilan dibagi menjadi tiga


trimester, yaitu (22,2)

1. Trimester satu : 0-12 minggu


2. Trimester dua : 13-28 minggu
3. Trimester tiga : 29-40 minggu

Trimester adalah sistem pembagian waktu kehamilan,kurang lebih tiga bulan

berdasarkan perkembangan fetus (janin) didalam rahim, juga

berdasarkanperubahan fisik dan psikis yang dialami calon ibu.

Tabel, 2.2
Indeks kehamilan resiko tinggi, berdasarkan usia kehamilan menurut
Fartney A dan E W Whiteenhorne
Usia Kehamilan Nilai Indeks
20-27 minggu 5
28-35 minggu 4
36-39 minggu 1
40-42 minggu 0
>43 minggu 1
Sumber : Manuaba, IAC.,Manuaba,IBG.

Berdasarkanpenelitian Vincentia merry dalam Pengelolaan Hepatitis B dalam

Kehamilan dan persalinan, rerata umur kehamilan pada saat persalinan adalah

38,3± 3,33 minggu, dimana 86% adalah persalinan cukup bulan. Persalinan

prematur yang jelas berhubungan secara langsung dengan inveksi HBV para ibu

tampak pada 1 kasus dengan hepatitis fulminan.(20)

Berdasarkan penelitian Emawati Syam, Ansariadi, Masyitha muis dalam

Faktor resiko Infeksi Virus Hepatitis B pada ibu hamil di kab. Bulukumba, usia

kehamilan ibu pada lelompok kasus dan kontrol paling banyak berada pada

trimester 2 yaitu masing-masing sebesar 46% dan 58%.(6)


20

Berdasarkan penelitian Sri Wahyuni, dalam Prevalensi dan Karakteristik Ibu

Hamil dengan HbsAg positif Sebagai Penanda Serologis Dalam Upaya Penapisan

hepatitis B di RSKD Ibu Dan Anak Pertiwi Makasar Periode 2016/2017, usia

kehamilan pada ibu hamil dengan HbsAg positif tertinggi pada trimester III yaitu

77 sampel (91,7%) disusul trimester I yaitu 7 sampel (8,3%) dan tidak terdapat

satupun sampel pada usia kehamilan trimester II.

3.Paritas

Paritas adalah jumlah kehamilan terdahulu yang telah mencapai batas viabilitas

(mampu hidup) dan telah dilahirkan tanpa mengingat jumlah anak dari wanita

selama masa reproduksi.

Seorang wanita hamil disebut juga gravida. Istilah Gravida menunjukkan

adanya kehamilan tanpa mengingat umur kehamilannya. Gravida terbagi menjadi

tiga yaitu :(22)

- Primigravida adalah seorang wanita hamil untuk pertama kalinya.

- Secundigravida adalah seorang wanita yang hamil untuk kedua kalinya.

- Multigravida adalah seorang wanita yang hamil untuk lebih dari dua

kalinya.

Menurut penelitian Vincentia Merry dalam Pengelolaan Hepatitis B

dalaKehamilan dan persalinan, paritas tertinggi ibu bersalin dengan infeksi VHB

adalah paritas 9 dengan rerata paritas 1.2 ±1.59. Ibu yang tertua dalam kelompok

HbsAg + yaitu 45 tahun. Pada penelitian ini didapat 28,1% ibu pada kelompok

HbsAg positif (+) dan 33,4 % pada kelompok ibu HbsAg negatif.(20)
21

Menurut penelitian Emawati Syam, Ansariadi, Masytha Muis dalam faktor

Infeksi Virus Hepatitis B pada Ibu Hamil di Kab. Bulukumba, menurut jumlah

kehamilan/paritas pada kelompok kasus dan kontrol merupakan kehamilan

multigravida berturut-turut sebesar 70,0% dan 59,2 %.(6)

Menurut penelitian Sri Wahyuni dalam Prevalensi Dan Karakteristik Ibu

Hamil Dengan HbsAg Positif Sebagai Penanda Serologis Dalam Upaya Penapisan

Hepatitis B di RSDK Ibu Dan Anak Pertiwi Makasar Periode 2016/2017,

distribusi ibu hamil positif HBsAg sebanyak 18 orang (21,4%) pada kelompok

usia primigravida dan 66 orang(78,6%) pada kelompok multigravida.

2.4 Kerangka Konsep

Umur Ibu

Hasil Pemeriksaan
Usia Kehamilan
HbsAg (Positif/Negatif)

Paritas

Gambar. 2.3 Kerangka Konsep


22

2.5 Definisi Operasional

Tabel 2.3
Defenisi Operasional
Variabel Definisi Operasional Cara Alat Hasil ukur Skala
Ukur Ukur ukur
Hepatitis B Hepatitis B kualitatf Dipstick 1.Positif Ordinal
merupakan penyakit (carik celup) 2. Negatif
inflamasi dan
nekrosis dari sel-sel
hati yang disebabkan
oleh virus Hepatitis
Bdinyatakan
Positif (bila terdapat
2 garis merah)
Umur Lamanya waktu wawancara Rekam 1. 15-19 thn Ordinal
hidup yang dimiliki Medik 2. 20-30 thn
ibu sejak dilahirkan 3. 31-40 thn
sampai ulang tahun 4. > 40 thn
terakhir.

Usia Terhitung sejak hari Wawancara Rekam 1. Trimester Ordinal


kehamilan Pertama Haid Medik satu
Terakhir hingga 2. Trimester
persalinan (atau 38 dua
minggu sejak 3. Trimester
fertilasi/pembuahan tiga
hingga persalinan
yang dibagi
menjaditiga trimester
Paritas Jumlah kehamilan wawancara Rekam 1. Primigravi Ordinal
terdahulu yang telah Medik da
mencapai batas 2. Secundigra
viabilitas (mampu vida
hidup) dan telah 3. Multigravi
dilahirkan tanpa da
23

mengingat jumlah
anak dari wanita
selama masa
reproduksi
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis Penelitian yang dilakukan adalah deskriftif dengan studi cross

sectional, yang bertujuan untuk melihat gambaran pemeriksaan HbsAg pada ibu

hamil di Puskesmas Kelapa Kampit Tahun 2019.(22,23)

3.2 Lokasi dan waktu Penelitan

Penelitian ini di lakukan dilaboratorium Puskesmas Kelapa Kampit pada

bulan 01 Juni tahun 2019.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi Penelitian

Populasi penelitian adalahseluruh ibu hamil yang melakukan pemeriksaan

antenatal (K1) di Puskesmas Kelapa Kampit sebanyak 134 sampel.

3.3.2 Sampel Penelitian

Sampelpenelitianadalahseluruhpopulasi (total populasi) ibu hamil yang

melakukan pemeriksaan antenatal (K1) di Puskesmas Kelapa Kampit pada bulan

Juli s/d Desember tahun 2018.

3.4 Tehnik sampling

Tehnik Sampling yang digunakan adalah total sampling. Total sampling

adalah tehnik pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama dengan populasi

(Sugiono,2007).

23
24

3.5 Metode Pemeriksaan, Prinsip Pemeriksaan dan Bahan Pemeriksaan

3.5.1 Metode Pemeriksaandan Prinsip Pemeriksaan(24)

Metode dipstik (carik celup) dan Prinsip Imunokromatografi test atau

rapid test dapat disebut juga dengan uji strip adalah tes kualitatif imunologi secara

aliran lateral untuk mendeteksi HbsAg poliklonal digaris tes. Selama tes

berlangsung specimen serum atau plasma bereaksi dengan partikel yang dilapisi

dengan anti-HbsAg antibodi monoklonal. Campuran tersebut akan bergerak

sepanjang membran secara kapilaritas dan bereaksi dengan anti HbsAg antibodi

poliklonal pada membran dan menghasilkan garis bewarna. Munculnya garis tes

mengindikasi hasil positif dan jika tidak ada garis tes menandakan hasil negatif.

3.5.3 Bahan pemeriksaan

Bahan pemeriksaan yaitu plasma darah EDTA dari darah vena ibu hamil

yang melakukan pemeriksaan HbsAg.


25

3.6. Alur Penelitian

Ibu hamil yang datang ke


Laboratorium untuk skrining
HBsAg

Mengisi informed consent

Pengambilan dan
Pengolahan specimen

Tes dipstik ( carik celup)

Positif Negatif

Analisa Data

Gambar 3.1 Alur Penelitian

3.7 Interprestasi Hasil(24)

 Positif : Muncul dua garis merah yang berbeda. Satu garis dalm daerah

kontrol (C) dan satu garis dalam daerah tes (T).


26

 Negatif : Satu garis merah muncul di daerah kontrol (C). Tidak muncul

garis merah atau merah muda diwilayah uji (T).

 Invalid : Garis kontrol tidak muncul

Gambar : 3.2 Interprestasi Hasil

3.8 Analisa Data

Data yang diperoleh akan disajikan dalam bentuk tabel-tabel (tabulasi)

1. Univariat yaitu tabel distribusi frekuensi yang menjelaskan setiap

variabel penelitian, yaitu distribusi frekuensi pemeriksaan HbsAg

pada ibu hamil di Puskesmas Kelapa Kampit

2. Bivariat yaitu tabel yang menjelaskan dua variabel dependen dan

indenpenden, yaitu distribusi frekuensi pemeriksaan HbsAg pada

ibu hamil berdasarkan umur, usia kehamilan dan paritas.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Gambaran umum wilayah kerja puskesmas Kelapa Kampit

Seperti diketahui Puskesmas merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas

(UPTD) yang menyelenggarakan pembangunan kesehatan serta bertanggung

jawab terhadap wilayah kerja dalam satu ruang ling kecamatan. Puskesmas

Kelapa Kampit merupakan Puskesmas yang mempunyai wilayah kerja di

KecamatanKelapa Kampit, secara umum digambarkan sebagai berikut :

a. Lokasi

Puskesmas Kelapa kampit ini terletak di jalan raya manggar desa

senyubuk kecamatan kelapa Kampit yang lokasinya sangat strategis dan

mudah dijangkau oleh masyarakat karena berada di tepi jalan raya.

b. Luas Wilayah

Wilayah kerja Puskesmas Kelapa Kampit meliputi 6 (enam) desa yaitu

desa senyubuk, desa pembaharuan, desa Mentawak, desa Mayang, desa

Buding dan desa Cendil dengan Luas Wilayah 49.581 Ha atau kurang

lebih 498.51 Km.

c. Tenaga Pelayanan Kesehatan

Tenaga kerja Puskesmas Kelapa Kampit termasuk bidan desa berjumlah

72 (tujuh puluh dua ) orang seperti terdapat dalam tabel berikut :

27
28

Tabel 4.1. Tenaga Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Kelapa


Kampit Tahun 2018
No Pegawai Jumlah Keterangan
PNS PTT
1 Kepala Puskesmas 1 orang Eselon IVa
2 Kasubag TU 1 orang Eselon IVb
3 Bendahara 1 orang Merangkap Bidan
4 Pengadmitrasi Kepegawaian 1 orang
5 Pengadmidminitrasi Umum 3 orang 4 orang
6 Penyusun Rencana Kegiatan 1 orang Merangkap
dan Anggaran Promkes
7 Dokter Umum 1 orang 3 orang
8 Dokter gigi 1 orang
9 Penyuluh Kesehatan 1 orang
10 Perawat 21 orang 8 orang
11 Perawat Gigi 2 orang
12 Bidan 10 orang 1 orang
13 Farmasi 1 orang 1 orang
14 Sanitarian 1 orang
15 Nutrisionis 1 orang
16 Pranata Laboratorium 2 orang
17 Kebersihan 2 orang
18 Sopir 3 orang
19 Jaga Kantor 1 orang
20 Juru Masak Pasien 1 orang
Jumlah 47 orang 25 orang

Dari tabel 4.3 diatas dapat dilihat bahwa tenaga kesehatan yang terbanyak

adalah perawat yaitu 29 (dua puluh sembilan) orang, bidan 11 (sebelas) orang,

pengadminisrasian umum 7 (tujuh) orang, sopir 3 (tiga) orang, perawat gigi 2

(dua) orang, Pranata Laboratorium 2 (orang), kebersihan 2 (dua) orang, dokter

umum 4 (empat ) orang, sedangkan tenaga puskesmas lainnya masing-masing

berjumlah 1 (satu) orang.

4.1.2 Hasil Penelitian

1. Distribusi Frekuensi Hasil Pemeriksaan HbsAg pada Ibu Hamil di


Puskesmas Kelapa Kampit Kabupaten Belitung Timur Tahun 2019
29

Hasil penelitian berupa persentase pemeriksaan HbsAg pada ibu hamil di

puskesmas Kelapa Kampit dapat dilihat pada tabel dibawah ini

Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Hasil Pemeriksaan HbsAg pada Ibu Hamil di
Puskesmas Kelapa kampit Kabupaten Belitung Timur
Tahun 2019
Hasil Frekuensi Persentase
Positif 3 2,2
Negatif 131 97,8
Jumlah 134 100

Berdasarkan tabel 4.2 didapatkan hasil dari 134 orang ibu hamil sebannyak 3

orang ( 2,2%) positif HbsAg dan 131 orang (97,8%) negatif HbsAg.

4.1.3 Distribusi Frekuensi Hasil Pemeriksaan HbsAg pada Ibu Hamil di


Puskesmas Kelapa Kampit Kabupaten Belitung Timur Tahun 2019
berdasarkan Umur Ibu

Dari analisis yang dilakukan terhadap pemeriksaan HbsAg pada ibu hamil

di Puskesmas Kelapa Kampit Kabupaten Belitung timur tahun 2019 berdasarkan

umur ibu dapat dilihat pada tabel dibawah ini

Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Hasil Pemeriksaan HbsAg pada Ibu Hamil di
Puskesmas Kelapa Kampit Kabupaten Belitung Timur Tahun 2019
berdasarkan Umur Ibu
Pemeriksaan HBsAg
Umur Jumlah
Ibu Positif Negatif

n % n % N %

15- 19 thn 0 0 12 100 12 100

20-30 thn 2 2,9 67 97,1 69 100


30

31-40 thn 1 2,0 48 98,0 49 100

≥ 40 thn 0 0 4 100 4 100

Total 3 131 134

Berdasarkan tabel 4.3 didapatkan hasil dari 12 orang ibu hamil pada umur 15-19

tahun yang di periksa, sebanyak 12 orang (100%) negatif HbsAg, dari 69 ibu

hamil umur 20-30 tahun yang diperiksa sebanyak 2 orang ( 2,9 %) positif HbsAg

dan sebanyak 67 orang ( 97,1%) negatif HbsAg. Dan dari 49 ibu hamil umur 31-

40 tahun didapat 1 orang (2,0%) positif HbsAg dan 48 orang (98,0%) negatif

HbsAg. Sedangkan dari 4 orang ibu hamil umur ≥40 tahun tidak ada yang positif

HBsAg atau 4 orang (100%) negatif HbsAg.

4.1.4 Distribusi frekuensi Hasil Pemeriksaan HbsAg pada Ibu Hamil di


Puskesmas Kelapa Kampit Kabupaten Belitung Timur Tahun
2019 berdasarkan Usia Kehamilan

Dari analisis yang dilakukan terhadap pemeriksaan HbsAg pada ibu hamil

di Puskesmas Kelapa Kampit Kabupaten Belitung Timur tahun 2019 berdasarkan

usia kehamilan dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.4
Distribusi frekuensi Hasil Pemeriksaan HbsAg pada Ibu Hamil di Puskesmas
Kelapa Kampit Kabupaten Belitung Timur Tahun 2019
berdasarkan Usia Kehamilan
Pemeriksaan HBsAg Jumlah
Positif Negatif
Usia Kehamilan n % n % N %

Trimester I 2 2,8 70 97,2 72 100


Trimester II 1 2,6 38 97,4 39 100
Trimester III 0 0 23 100 23 100
Total 3 131 134
31

Berdasarkan tabel 4.3 didapatkan hasil dari 72 ibu hamil pada trimester I yang di

periksa, sebanyak 2 orang (2,8%) positif HBsAg dan 70 orang ( 97,2%) negatif

HBsAg, dari 39 ibu hamil pada trimester II yang diperiksa sebanyak 1 orang (

2,6%) positif HbsAg dan 38 orang (97,4%) negatif HbsAg dan dari 23 orang ibu

hamil trimester III yang diperiksa HbsAg tidak ditemukan yang positif, dengan

kata lain 23 oramg ( 100%) negatif HbsAg.

4.1.5 Distribusi Frekuensi Hasil Pemeriksaan HbsAg pada Ibu Hamil di


Puskesmas Kelapa Kampit Kabupaten Belitung Timur Tahun 2019
Berdasarkan Paritas

Dari analisis yang dilakukan terhadap pemeriksaan HbsAg pada ibu hamil

di Puskesmas Kelapa Kampit Kabupaten Belitung timur Tahun 2019 berdasarkan

paritas dapat dilihat pada tabel dibawah ini

Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Hasil Pemeriksaan HbsAg pada Ibu Hamil di
Puskesmas Kelapa Kampit Kabupaten Belitung Timur Tahun 2019
berdasarkan Paritas
Pemeriksaan HBsAg Jumlah
Paritas Positf Negatif
n % n % N %
Primigravida 0 0 37 100 37 100
Secundigravida 3 5,1 56 94,9 59 100
Multigravida 0 0 38 100 38 100
Total 3 131 134

Berdasarkan tabel 4.4 didapatkan hasil dari 37 orang ibu hamil Primigravida yang

diperiksa, sebanyak 37 orang (100%) negatif HbsAg, dari 59 orang ibu hamil

Secundigravida yang diperiksa sebanyak 3 orang (5,1%) positif HbsAg, 56 orang

(94,6%) negatif HbsAg dan dari 38 orang ibu hamil Multigravida yang diperiksa

sebanyak 38 orang (100%) negatif HbsAg.


32

4.2. Pembahasan

4.2.1 Distribusi Frekuensi Hasil Pemeriksaan HbsAg pada Ibu Hamil di


Puskesmas Kelapa Kampit Kabupaten Belitung Timur Tahun 2019
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di puskesmas Kelapa

ibu hamil yang diperiksa positif HbsAg, sedangkan 131 orang (97,8 %) negatif

HbsAg.

Presentasi hasil penelitian ini lebih rendah dibandingkan penelitian luuse

et al di ghana yaitu prevalensi sebesar 2,4% angka tersebut diperoleh dari 5

sampel yang positif dari 208 ibu hamil yang diperiksa.(28). Berdasarkan hasil

penelitian Susanti et al 2017 pada puskesmas Abeli pemeriksaan HbsAg yang

telah dilakukan terhadap 25 sampel menunjukkan hasil 1 orang (4%) positif. (29).

Namun hasil penelitian ini lebih tinggi dibandingkan dengan hasil penelitian Syifa

Mustika, Dian hasyanah pada Prevalensi Infeksi Hepatitis B pada ibu hamil di

Malang dari 156 ibu hamil yang diperiksa didapat 1 orang (1%) yang positif

HbsAg.(30). Masih ditemukannya 3 orang ibu hamil yang positif HbsAg di

Puskesmas Kelapa Kampit kemungkinan dikarenakan terpapar VHB sejak lama

(sebelum masa kehamilan).

1.2.3 Distribusi Frekuensi Hasil Pemeriksaan HbsAg pada Ibu Hamil di


Puskesmas Kelapa Kampit Kabupaten Belitung Timur Tahun 2019
berdasarkan umur
Dari penelitian yang dilakukan , didapatkan hasil distribusi ibu hamil

dengan HbsAg positif di puskesmas Kelapa Kampit Kabupaten Belitung Timur

tahun 2019 berdasarkan umur paling banyak pada rentan usia 20-30 tahun (2,9%)

kemudian kelompok umur 31-40 tahun (2,0%).


33

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Sri wahyu di RSKD Ibu dan Anak

Pertiwi Makasar periode 2016/2017 dimana prevalensi terbanyak HbsAg yang

positif terdapat pada kelompok umur 25-29 tahun dan 30-34 tahun yaitu masing-

masing 22 orang (26,2%) dari 84 ibu hamil yang positif HbsAg.(10)

Penelitian lain yang sejalan adalah penelitian yang dilakukan oleh

Kolawole et al di Osogbo Negeria dimana prevalensi terbanyak HbsAg positif

terdapat pada kelompok umur 30-34 tahun dengan persentase 23,35 yaitu

sebanyak 14 orang dari total 60 orang yang berusia di rentan umur tersebut.

Diikuti kelompok umur terbanyak kedua yaitu 25-29 tahun dengan persentase

16,9%. Menurutnya, kelompok umur tersebut merupakan puncak dari aktivitas

sosial yang tertinggi atau dalam hal ini merupakan usia produktif sehingga risiko

transmisi virus melalui kontak seksual juga sangat tinggi. (31)

Dalam penelitian lain yang dilakukan oleh Gunardi et al di Jakarta

menunjukkan hasil yang tidak sejalan dengan penelitian ini yaitu prevalensi ibu

hamil dengan HbsAg positif terbanyak pada kelompok umur <20 tahun yakni 4

orang dari 129 orang pada kelompok usia tersebut dengan presentase 3,1 %.

Sedangkan prevalesi terendah ibu hamil dengan HbsAg positif adalah pada
(32)
kelompok umur 21-25 tahun yaitu 1,4% . Pada penelitian ini juga dipaparkan

bahwa tingginya tinggkat perkawinan usia muda di Jakarta yang mencapai

10.16% dihubungkan dengan hubungan seksual pertama pada para wanita muda

dapat meningkatkan risiko terpapar penyakit menular seksual diantaranya

Hepatitis B.
34

4.2.4 Distribusi Frekuensi Hasil Pemeriksaan HbsAg pada Ibu Hamil di


Puskesmas Kecamatan Kelapa Kampit Tahun 2019 berdasarkan Usia
Kehamilan

Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa distribusi frekueni pemeriksaan

HbsAg pada ibu hami di Puskesmas Kelapa Kampit Kabupaten Belitung Timur

tahun 2019 berdasarkan usia kehamilan dengan HbsAg positif tertinggi pada

trimester I yaitu 2 orang (2,8%) dan disusul pada trimester II sebanyak 1 orang

(2,6%) dan tidak didapatkan satu orang pun pada usia kehamilan trimester III.

Data ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Metaferia et al di

Ethopia yang mendapatkan hasil prevalesnsi tertinggi pada usia kehamilan

trimester I sebanyak 10 dari 21 orang ibu hamil yang positif HbsAg disusul

dengan trimester II sebanyak 6 orang dan trimester III sebanyak 5 orang(33)

Ternyata terdapat penelitian lain yang hasilnya bertentangan dengan

penelitian ini. Penelitian yang dilakukan di Kenya oleh Ngaira et al menyatakan

prevalensi tertinggi pada ibu hamil dengan HbsAg positif adalah pada trimester III

yaitu 4 orang dari total 11 sampel positif HbsAg. (34) Penelitian lain yang juga

bertentangan dengan penelitian ini adalah yang dilakukan oleh Kolawole et al

yang mendapatkan hasil usia trimester III yang terbanyak yaitu 21 orang dari total

33 orang yang positif. Menurutnya hal itu terjadi karena selama proses kehamilan

akan terjadi penurunan sistem kekebalan tubuh sehinggan akan memberikan

kesempatan besar bagi virus untuk melakukan multiplikasi yang ditandai dengan

adanya HbsAg di dalam darah ibu hamil (31)

4.2.4 Distribusi frekuensi Hasil Pemeriksaan HbsAg pada Ibu Hamil di


Puskesmas Kelapa Kampit Kabupaten BelitungTimur Tahun 2019
berdasarkan Paritas
35

Dari hasil penelitian ini diketahui distribusi frekuensi Pemeriksaan HbsAg

pada ibu hamil di Puskesmas Kelapa Kampit kabupaten Belitung Timur tahun

2019 berdasarkan paritas dengan HbsAg positif tertinggi pada sekundigravida

yaitu sebanyak 3 orang (5,1%) dan tidak ditemui ibu hamil dengan HbsAg positif

pada primigravida dan multigravida.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Kolawole et al yang mendapatkan prevalensi tertinggi pada multigravida

sebanyak 23 orang dan primigravida sebanyak 10 orang.

Terdapat penelitian lain yang juga tidak sejalan dengan penelitian ini yaitu

penelitian Cui et al dimana data yang didapatkan 126 orang primigravida dan 14
(35)
orang multigravida . Penelitan yang dilakukan oleh Luuse et al di Gana juga

tidak sejalan diketahui prevalensi primigravida sebesar 3,7% sedangkan

multigravida 1,9%. Menurutnya tidak ada perbedaan yang signifikan dari jumlah

gravida sampel yang diperiksa dengan tingkat positivitas HbsAg (28)


BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai Gambaran Hasil Pemeriksaan

HbsAg pada Ibu Hamil di Puskesmas Kelapa Kampit Tahun 2019 dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut :

1. Pemeriksaan HbsAg postif 2,2 % dan negatif 97,8 %

2. Ibu Hamil positif HbsAg berdasarkan umur lebih banyak ditemukan pada

kelompok umur 20-30 tahun 2,9% dan disusul kelompok umur 31-40

tahun 2,0%

3. Ibu hamil positif berdasarkan usia kehamilan pada trimester I yaitu 2,8%

dan trimester II 2,6 %

4. Ibu hamil positif HbsAg berdasarkan paritas ditemukan pada

secundigravida 5,1%

5.2 Saran

Setelah melakukan penelitian mengenai Gambaran Hasil Pemeriksaan HbsAg

pada Ibu Hamil di Puskesmas Kelapa Kampit Kabupaten Belitung Timur Tahun

2019 saran yang dapat diberikan peneliti adalah :

1. Dengan diketahuinnya distribusi frekuensi ibu hamil yang positif HbsAg,

petugas kesehatan di puskesmas terkait diharapkan untuk dapat lebih

berhati-hati dalam melakukan tindakan.

36
37

2. Dengan diketahuinya distribusi frekuensi ibu hamil yang positif HbsAg

diharapkan dinas terkait bisa memberikan perlindungan dengan cara

memberikan vaksinasi kepada tenaga kesehatan.

3. Dengan diketahuinya distribusi frekuensi ibu hamil yang positif HBsAg

pemerintah dapat lebih menggalakkan program-program preventif untuk

mencegah transmisi HBV.


38

DAFTAR PUSTAKA

1. Wikipedia, Hati, dari https://id.m.wikipedia.org diakses maret 2019

2. Hepatitis B gejala,penyebab dan mengobati dari


https://www.aladokter.com> Hepatitis diakses maret 2019

3. J.B Suharjo B Cahyono. Hepatitis B, Kanikus 2010

4. Indopatin, Situasi dan Analisis Hepatitis


content://com.opera.mini.native.overafile

5. Kementerian Kesehatan Indonesia, Sebagian besar Kematian Akibat


Hepatitis Virus berhubungan dengan Hepatitis B dan C Kronis.
www.Depkes.go,id diakses maret 2019

6. Indofatin, Situasi penyakit Hepatitis B di Indonesia tahun 2017,


www.depkes.go.id >download>Indofatin

7. Faktor Risiko Infeksi Virus Hepatitis B Pada Ibu Hamil di Kabupaten


Bulukumba dari : https://adhydageat-com.cdn.amproject di akses
maret 2019

8. Vincentia Merry, RSUP. Dr Kariadi Semarang, Pengelolaan Hepatitis B


dalam Kehamilan dan Persalinan, dari :
http://eprint.undip.ac.id/12123/I/2001 PPDG697

9. Sri wahyuni, KTI Prevalensi Dan Karakteristik Ibu Hamil Dengan


HbsAg Positif Sebagai Penanda Serologis Dalam Upaya Penapisan
Hepatitis B di RSDK Ibu dan Anak Pertiwi Makasar Periode
2016/2017. Dari
http://digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporari/digitalColection
diakses April 2019

10. World health Organization, Hepatitis B. Departement of Communicable


Diseases Surveilance and Response, 2002

11. Price SA, Wilson LM, Parasitologi : Konsep Klinis Proses-Proses


Penyakit. Edisi ke 6, 2006, Jakarta

12. Hepatitis B-Wikipedia. https://en.m.wikipedia.org/wiki/hepatitis_B

13. Mustofa S.Kurniawaty E, Manajemen Gangguan Saluran Cerna ;


Panduan bagi dokter umum, Bandar Lampung, 2013 Aura printing &
Publising

14. Haziyyanis E.Quantification of HBsAg in Serum of the assays. OA


Hepatologi, 2013
39

15. Lee Hj, Kim sy, Lee SM, Heo J, Kim HH, Chang CL, et al. Elecys
Hepatitis B surface Antigen quantitative. Assay ; Performance
Evaluation and Correlation with hepatitis B virus DNA During 96
weeks of follow-up in chronic hepatitis B patients. Annals of
Laboratory Medicine 2012

16. Ganem D. Prince Am, Hepatitis B virus Infection : Natural History and
Clinical consequences. The New England 2013 journal of Medicine

17. Hazim A. Tingkat pengetahuan Pasien Hepatitis B Terhadap Penyakit


Hepatitis B di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan
: 2010 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

18. Lin Y, Wang Y, Lova A, Day G, Qiu Y. Nadala EC.et.al. Evaluation of a


new hepatitis B virus surface antigen Rapid test. 2008 With
Improved Sensitvity journal of Chinical mikrobiology

19. Zacher BJ. Mericoni F, Bowden s. Hammond. R Louisirotchnakul.


Phisalprapa P.et.al Multicenter Evaluation of tue elecys, hepatitis B
surface antigen guantitative assay clinical and vaccine Immunologi.
2011

20. Maryuni. A. Biologi Reproduksi dalam Kebidanan. Trans info Media.


Jakarta.2010

21. Sinsin I, Masa Kehamilan dan Persalinan Elex Media Komputindo.


2008 Jakarta

22. Suririah, Buku Pintar Kehamilan & Persalinan. Gramedia Pustaka


Utama. 2008, Jakarta

23. Sindhu, P, Yoga Untuk Kehamilan Sehat, Bahagia dan Penuh Makna.
Qanita, Bandung. 2009

24. Xorn. H.Forse, WR, Ilmu Kebidanan Patologi & Fisiologi Persalinan.
Andy Offset 2010, Yogyakarta

25. Posted by Dini Amanda Metodologi Penelitian : Jenis-Jenis Penelitian,


2018 https://Sharingaddicted.com di akses maret 2019

26. Penelitian Cross Sectional dan Penelitian Longitudinal-sistem


informasi https://efanmauludi.blogspot.com di akses maret 2019

27. Prinsip Pemeriksaan (Indonesian Medical Teknologi ) : Indomedtech.


Blogspot.com di akses maret 2019
40

28. Luuse A. Dassah S. Lokpo, et al 2016. Seroprevalence of Hepatitis B


Surface Antigen Among Pregnant Women In Southern Ethiopia : a
hospital-based cross-sectional study Epidemiologi and Health 38 : 4-5

29. Susanti, et al. 2017 Deteksi Penyakit Hepatitis B Pada Ibu Hamil di
Puskesmas Abeli Kota Kendari. Biowallacea,vol 4(1), Hal 572-575

30. Syifa Mustika, Dian Hasanah.Pebuari 2018 Prevalensi Infeksi Hepatitis


B Pada Ibu Hamil di Malang. Journal kedokteran Brawijaya
vol.30.no 1

31. Kolawele OM. Wahab AA. Adekanle DA et al 2012. Seroprevalence of


Hepatitis B surface Antigenemia and Its Effecs On Hematological
Parameter in Pregnant women in Osogbo-Nigeria. Virology journal
2012 9:317.3-5

32. Gunardi H,Zaimi LF, Soedjatmiko, et al 2014 Current Prevalence of


Hepatitis B Infection Among Parturient Women in Jakarta,
Indonesia Acta Medica Indonesiana- The Indonesian Journal of Internal
Medicine 46 (1): 5-6

33. Metaferia Y. Dessie W, Ali I, et al. Seroprevalence and associated Risk


Factors Of Hepatitis B Virus Among Pregnant Women in Southern
Ethopia. A Hospital-Based cross Sectional study. Epidemiology and
Health 38 : 4-5

34. Ngaira Jam, Kimotho J, Mirigi I, et al 2016 Prevalence Awarenessi and


Risk Factors Associated with Hepatitis B Infection Among
pregnant Women Attending Antenatal Clinic at Mbagathi District
Hospital In Nairobi Kenya Pan African Medical Journal 2016 24 :
315 2-3,6-7

35. Cui, AM, Cheng Xy, Shao JG, et al 2016. Maternal Hepatitis B virus
carrier Status and Precnancy Outcomes : a prospective cohort
Study, BMC Pregnancy and Childbirth (2016) 16 : 87, 2,4,6,8
LAMPIRAN 3

PROSEDUR PENGAMBILAN DARAH VENA

A. Alat

 Spuit steril

 Tourniquet

 Kapas Alkohol

 Botol Vacum EDTA

 Kapas Kering

 Sharp bin contain

B. Prosedur

1) Siapkan spuit sebelum membuka jarum beritahu pasien yang akan

diambil darah bahwa yang dipakai adalah jarum buru dan steril.

2) Letakan lengan pasien lurus diatas meja dengan telapak tangan

menghadap keatas.

3) Tourniquet di pasang 7-10 cm diatas lipat siku pada bagian atas

dari vena yang akan diambil (jangan terlalu kencang)

4) Pasien disuruh mengepal untuk mengisi pembuluh darah namun

jangan memompa.

5) Dengan tangan pasien yang masih mengepal ujung telunjuk kiri

memeriksa/ mencari lokasi pembuluh darah yang akan ditusuk


6) Bersihkan lokasi dengan kapas alkohol 70% dan biarkan sampai

kering, kulit yang sudah dibersihkan jangan dipegang lagi (selama

desinfeksi terniquet harus dilonggarkan).

7) Pegang spuit dengan tangan kanan dan ujung telunjuk pada

pangkal jarum.

8) Tourniquet dikencangkn lalu tusuk perlahan dengan sudut 15 0-300

9) Bila jarum berhasil masuk vena spuit ditarik perlahan-lahan

sehingga darah masuk spuit

10) Sementara itu kepalan tangan dibuka dan ikatan tourniquet

direnggangkan atau dilepas sampai didapat jumlah darah yang

dibutuhkan.

11) Letakkan kapas kering pada tempat tusukan lalu keluarkan jarum

perlahan-lahan.

12) Pasien diminta menekan bekas tusukan dengan kapas kering

selama1-2 menit.

13) Tutup bekas tusukan dengan plester


LAMPIRAN 4

PROSEDUR PEMERIKSAAN HbsAg

A. Alat

1. Rapid Tes /Strip HbsAg

2. Timer

B. Bahan

1. Plasma / Serum

C. Prosedur

1. Siapkam Plasma /Serum

2. Buka Kemasan strip HbsAg lalu celupkan ke dalam Plasma /serum

tanpa melewati garis maksimal selama 20 detik

3. Angkat srip dan letakkan pada posisi mendatar dalam rentang waktu

20 menit.

4. Baca hasil :

Bila terdapat 2 garis ( garis tes dan garis control ) maka hasil

dinyatakan positif.

Bila hanya terdapat 1 garis pada control maka hasil dinyatakan negatif.
Lampiran 5

Foto 1 : Pengambilan data di Poli KIA & KB

Sumber : Dokumentasi Artini, 01 juni 2019

Foto 2 : Pemeriksaan HBsAg

Sumber : Dokumentasi Artini, 01 Juni 2019


LAMPIRAN 6
DATA PENELITIAN
No usia Umur Paritas sampel kehamilan
sampel kehamilan 41 2 2 3
1 2 3 1 42 3 2 2
2 3 2 2 43 2 1 1
3 3 2 3 44 2 3 2
4 2 3 2 45 3 1 3
5 3 3 3 46 2 1 2
6 3 2 2 47 2 1 2
7 2 1 2 48 3 2 3
8 1 3 1 49 3 1 2
9 2 3 1 50 2 1 1
10 2 1 4 51 3 2 3
11 4 1 1 52 2 1 3
12 3 3 3 53 2 1 1
13 3 3 3 54 1 1 1
14 4 2 3 55 2 1 1
15 2 3 1 56 1 1 1
16 2 3 2 57 3 1 3
17 1 2 1 58 4 1 3
18 4 1 3 59 3 1 3
19 3 3 2 60 2 1 2
20 2 2 2 61 2 3 1
21 3 1 2 62 1 3 1
22 3 1 2 63 3 1 3
23 3 2 3 64 2 3 2
24 3 3 3 65 2 3 2
25 2 2 2 66 2 1 1
26 2 3 2 67 2 1 2
27 2 1 1 68 2 2 1
28 3 2 3 69 2 2 1
29 3 3 3 70 2 2 2
30 3 2 3 71 2 2 2
31 3 2 2 72 2 3 2
32 2 2 3 73 2 3 2
33 3 2 1 74 1 1 1
34 2 3 3 75 2 1 2
35 2 1 1 76 2 1 3
36 2 2 1 77 3 1 2
37 2 2 3 78 3 1 2
38 3 2 2 79 3 1 2
39 2 2 3 80 3 2 2
40 2 2 2 81 3 1 3
No usia Umur Paritas
82 3 1 3 105 2 3 2
83 3 1 1 106 2 1 1
84 3 2 2 107 1 1 1
85 3 1 2 108 3 1 2
86 3 1 2 109 2 2 2
87 2 1 2 110 1 2 1
88 2 1 2 111 4 1 3
89 2 1 2 112 2 1 3
90 2 3 1 113 3 3 2
91 2 1 2 114 2 2 2
92 3 1 3 115 3 2 2
93 2 1 2 116 1 1 1
94 2 1 2 117 3 1 3
95 2 1 2 118 3 1 2
96 2 2 1 119 2 3 2
97 3 1 3 120 3 1 2
98 2 1 2 121 3 1 3
99 3 1 3 122 3 1 3
100 2 1 2 123 2 1 1
101 3 2 2 124 2 1 1
102 3 2 2 125 3 1 3
103 2 2 1 126 3 1 3
104 2 1 2 127 2 1 2
128 1 1 1 132 2 1 3
129 3 1 3 133 1 1 1
130 2 1 3 134 2 1 2
131 3 1 3

Keterangan Umur : 1. 15-19 tahun


2. 20-30 tahun
3. 31-40 tahun
4. > 40 tahun
Usia Kehamilan : 1. Trimester I
2 Trimester II
3 Trimester III
Keterangan :
Umur : 1. 15-19 tahun
2. 20-30 tahun
3. 31-40 tahun
4. > 40 tahun
Usia Kehamilan : 1. Trimester I
2. Trimester II
3. Trimester III
Paritas : 1. Primigravida
2. Secundigravida
3. Multigravida
Lampiran 8

Anda mungkin juga menyukai