Oleh :
ARTINI
NIM: PO.71.34.1.18.086RPL
1
GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN HBsAg PADA IBU HAMIL DI
PUSKESMAS KELAPA KAMPIT KABUPATEN BELITUNG TIMUR
TAHUN 2019
Oleh :
ARTINI
NIM: PO.71.34.1.18.086RPL
2
3
4
HALAMAN PERSEMBAHAN
MOTTO : Hiduplah seakan kamu akan mati besok, Belajarlah seakan kamu
yang telah memberikan rahmat dan ridhonya sehingga karya tulis ini dapat
Suamiku tercinta Didi Rusdianto dan putri kecilku Aaqila Zahwa Firjani
Kedua orang tuaku tercinta M. Yusuf Idin dan Hayana yang telah
Yang tercinta ibunda Robiah terima kasih yang telah memberikan dorongan
Kakak, adik dan keponakan terima kasih atas dorongan semangat dan doa
nya.
5
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
Karya Tulis Ilmiah, Juli 2019
ARTINI /PO.71.34.1.18.086
ABSTRAK
6
MINISTRY OF HEALTH OF REPUBLIC INDONESIA
HEALTH POLYTECNIC OF PALEMBANG
MEDICAL LABORATORY TECHNOLOGY DEPARTEMEN
Paper,July 2019
ARTINI /PO.71.34.1.18.086
ABSTRACT
7
8
9
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
Kelapa Kampit Kabupaten Belitung Timur Tahun 2019” yang merupakan salah
satu syarat untuk untuk memperoleh syarat untuk memperoleh gelar sebagai Ahli
Palembang.
Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini penulis telah banyak menerima
harganya bagi penulis. Untuk itu pada kesempatan ini, perkenankanlah dengan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan Karya
Kesehatan Palembang
10
4. Herry Hermansyah, AMAK, SKM.,M.Kes selaku pembimbing II yang
Kesehatan Palembang.
merupakan keterbatasan dari penulis. Untuk itu atas segala kekurangan yang
terdapat dalam karya tulis ilmiah ini, penulis mengharapkan informasi, kritik
Penulis
11
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 5
1.3 Pertanyaan Penelitian ......................................................................... 5
1.4 Tujuan Penelitian ................................................................................ 5
1.4.1 Tujuan Umum ............................................................................ 5
1.4.2 Tujuan Khusus .......................................................................... 6
1.5 Mamfaat Penelitian ............................................................................ 6
1.6 Ruang Lingkup Penelitian ................................................................. 7
12
1.4 Tehnik Sampling ................................................................................ 23
1.5 Metode Pemeriksaan, Prinsip Pemeriksaan dan Bahan Pemeriksaan. 24
1.6 Alur Penelitian ................................................................................... 25
1.7 Interprestasi Hasil................................................................................ 25
1.8 Analisa Data ........................................................................................ 26
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1. Agenda Bimbingan
2. Surat Izin Penelitian
3. Prosedur Pengambilan Darah Vena
4. Prosedur Pemeriksaan HbsAg
5. Photo Dokumentasi
6. Data Penelitian
7. Peraturan Menteri Kesehatan Replublik Indonesia Nomor 52 Tahun 2017
8. Profil Penulis
13
DAFTAR TABEL
2.1 Tabel Indeks Kehamilan Risiko Tinggi Berdasarkan Umur Menurut Fartney
A dan E W Whiteenhorne
4.1 Tabel Tenaga Kesehatan Wilayah Kerja Puskesmas Kelapa kampit Tahun
2018
4.2 Tabel Distribusi Frekuensi Hasil Pemeriksaan HbsAg pada Ibu Hamil di
Puskesmas Kelapa Kampit
4.3 Tabel Distribusi Frekuensi Hasil Pemeriksaan HbsAg pada Ibu Hamil di
Puskesmas Kelapa Kampit Berdasarkan Umur Ibu
4.4 Tabel Distribusi Frekuensi Hasil Pemeriksaan HbsAg pada Ibu Hamil di
Puskesmas Kelapa Kampit Berdasarkan Usia Kehamilan
4.5 Tabel Distribusi frekuensi Hasil Pemeriksaan HbsAg pada Ibu Hamil di
Puskesmas Kelapa Kampit Berdasarkan Paritas
14
DAFTAR GAMBAR
15
DAFTAR LAMPIRAN
5. Lampiran 5 Dokumentasi
16
BAB I
PENDAHULUAN
seluruh organ lain di dalam tubuh.Oleh karena lokasi yang sangat strategis dan
hepatitis.(1)
hepatitis C. Jika tidak tertangani dengan baik hepatitis saat hamil bisa
menyebabkan penyakit parah, kerusakan hati bahkan kematian. Ibu juga bisa
menyebarkan virus ke bayinya. (2). Hepatitis B dan C adalah jenis hepatitis yang
paling umum terjadi selama kehamilan. Hepatitis B adalah bentuk hepatitis yang
paling sering ditularkan dari ibu ke bayi di seluruh dunia dengan peningkatan
resiko yang lebih besar dinegara berkembang. Hepatits B sulit dikenali karena
gejala-gejalanya tidak langsung terasa dan bahkan ada yang tidak muncul. Karena
itulah banyak orang yang tidak menyadari bahwa dirinya telah terinfeksi. Virus ini
biasanya berkembang selama 1-5 bulan sejak terjadi pajanan terhadap virus
17
secara vertikal virus hepatitis B dari ibu ke bayinya terjadi selama proses
18
2
Pada masa kehamilan ibu menularkan VHB melalui tali pusat (plasenta) atau
karena bayi meminum air ketuban didalam kandungan ibu (cairan amnion). Besar
kecilnya risiko tertular VHB tergantung dua hal, pertama faktor satus infeksi VHB
( akut atau kronis ) dan kedua apakah status penyakit yang diderita ibu merupakan
virus tersebut ke bayi mereka. Sekitar 10-20% wanita dengan infeksi hepatitis B
akan menyebarkan ke bayi mereka. Resiko penyebaran penyakit dari ibu ke anak
juga terkait dengan seberapa banyak jumlah virus (virus load) dalam tubuh ibu
virus hepatitis B telah menginfeksi sejumlah 2 milyar orang didunia, sekitar 240
dunia diperkirakan sebesar 170 juta orang. Sebanyak 1,5 juta penduduk dunia
diperkirakan 100 juta orang hidup dengan hepatitis B kronis dan 30 juta orang
menyebabkan hampir 1,4 juta kasus baru dan 300.000 kematian. Sementara
hepatitis C menyebabkan sekitar 500.000 kasus baru dan 160.000 kematian. (5)
(RIKESDAS (HbsAg) reaktif pada ibu hamil antara 2,7 % maka setiap tahun
diperkirakan terdapat 150 ribu bayi yang 95%nya berpotensi mengalami hepatitis
3
kronis (sirosis atau kanker hati ) pada 30 tahun kedepan. (4). Sedangkan di provinsi
hepatitis pada ibu hamil di kabupatenBulu Kumba oleh Ernawati ,Syam, Maysitha
kelompok kasus maupun kontrol paling banyak berada pada rentang umur 31-35
tahun sebesar 23,3 %, bersasarkan usia kehamilan pada kelompok kasus dan
kontrol paling banyak pada trimester 2 yaitu masing-masing 46,7% dan 58,3%,
(40,8%).(6)
Semarang, dari 89 kasus ibu hamil/bersalin dengan HbsAg positif rerata umur ibu
adalah 29,1±5,87 dengan jumlah terbanyak pada kelompok umur 20-35 tahun
sebesar 84,3 %. Rerata umur kehamilan pada saat persalinan adalah 38,3 ± 3,33
minggu, dimana 86,5 % adalah persalinan cukup bulan. Persalinan prematur yang
jelas berhubungan secara langsung dengan infeksi VHB pada ibu tampak pada 1
kasus dengan hepatitis fulminan. Paritas tertinggi ibu bersalin dengan infeksi
VHB adalah paritas 9 dengan rerata paritas 1.2 ±1.59. Ibu dengan paritas tertinggi
adalah ibu dengan umur tertua dalam kelompok HbsAg (+) yaitu 45 tahun. (7)
4
Prevalensi dan Karakteristik Ibu Hamil dengan HbsAg Positif sebagai Penanda
Serologis Dalam Upaya Penapisan Hepatitis B di RSKD Ibu dan Anak Pertiwi
berdasarkan umur ibu hamil dengan HbsAg positif sebanyak 1 orang dari 84
sampel pada kelompok umur 15-19 tahun dengan presentase 1,2%. Selanjutnya
pada umur 20-24 tahun terdapat 19 dari 84 orang ibu hamil dengan HbsAg positif
presentasenya adalah 22,6%. Terdapat 22 orang dari 84 sampel pada retan umur
25-29 dengan presentase 26,2 %, begitupun pada retan umur 30-34 tahun juga
terdapat juga terdapat 22 orang ibu hamil dari 84 sampel dengan positif HbsAg
positif dengan presentase sama yaitu 26,2 %. Selanjutnya pada kelompok umur
35-39 tahun terdapat 12 orang dengan presentase 14,3%. Dan terakhir pada
kelompok umur 40-44 tahun terdapat 8 orang ibu hamil dengan HbsAg positif
presentasinya adalah 9,5%. Distribusi usia kehamilan pada ibu hamil dengan
HbsAg positif tertinggi pada trimester III yaitu 77 sampel (91,7%) disusul
trimester I yaitu 7 sampel (8,3%). Berdasarkan paritas prevalensi ibu hamil yang
pemeriksaan akan tetapi ditemukan 4 pemeriksaan yang positif. Dan pada tahun
Skrining pada ibu hamil adalah langkah tepat untuk mencegah terjadinya
penularan hepatitis B dari ibu kebayi yang akan dilahirkannya. Penelitian ini
(Antenatal care) ANC, selama 6 bulan pemeriksaan HbsAg data yang didapat dari
134 ibu hamil yang melakukan pemeriksaan 3 orang diantaranya positif HbsAg.
umur ibu?
kehamilan?
paritas?
6
kesehatan serta hasil dari penelitian dapat dijadikan acuan untuk penelitian
selanjutnya.
Sebagai bahan informasi bagi ibu hamil tentang bahaya virus hepatis B
plasma darah EDTA. Penelitian ini bersifat deskriftif yang bertujuan untuk
Kelapa Kampit pada bulan Juli s/d Desember 2018. Penelitian dilakukan hanya
enam bulan dikarenakan pada bulan Januari s/d Juni 2018 mengalami kekosongan
rapid test. Populasi adalah semua ibu hamil yang melakukan pemeriksaan HbsAg
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hepatitis B
yang disebabkan oleh virus hepatitis B. Virus hepatitis B merupakan jenis virus
DNA untai ganda, famili hepadnavirus dengan ukuran sekitar 42 nm yang terdiri
dari 7 nm lapisan luar yang tipis dan 27 nm inti didalammya. Masa inkubasi virus
ini antara 30-180 hari rata-rata 70 hari. Virus hepatitis B dapat tetap infektif ketika
disimpan pada 30-32 °C selama paling sedikit 6 bulan dan ketika dibekukan pada
sumber: www.biomedika.co.id
Virus ini memiliki tiga antigen spesifik yaitu antigen surface, envelope,
dan core. Hepatitis B surface antigen (HbsAg) merupakan komplek antigen yang
ditemukan pada permukaan VHB, dahulu disebut dengan Australia (Au) antigen
8
9
atau hepatitis assosiated antigen (HAA). antigen ini menunjukan infeksi akut
atau karier kronis yaitu lebih dari 6 bulan. Hepatitis B core antigen (HbcAg)
Antigen ini tidak terdeteksi secara rutin dalam serum penderita infeksi
Antigen ini bersikulasi sebagai protein yang larut diserum. Antigen ini timbul
bersamaan atau segera setelah HbsAg dan hilang beberapa minggu sebelum
HbsAg hilang(9)
2.1.2 Epidemiologi(10)
Pada tahun 2004, diperkirakan 350 juta orang terinfeksi diseluruh dunia.
Prevalensi nasional dan regional berkisar dari lebih dari 10% di Asia hingga
kehidupan (gigitan, lesi, dan kebiasaan sanitasi), dan penularan horizontal orang
Serikat dan Eropa Barat, penyalahgunaan narkoba suntikan dan hubungan seks
tanpa kondom adalah metode utama, meskipun faktor-faktor lain juga mungkin
Jepang, tempat 2-7% populasi terinfeksi kronis, penyakit ini sebagian besar
dan Asia Tenggara, penularan saat persalinan adalah yang paling umum,
meskipun didaerah lain dengan endemisitas tinggi seperti Afrika, penularan pada
Afrika Timur Jauh. Pada 2010, Cina memiliki 120 juta orang yang terinfeksi,
diikuti oleh India dan Indonesia dengan masing-masing 40 juta dan 12 juta.
Cara penularan VHB pada anak-anak, remaja dan orang dewasa dapat
terjadi melalui beberapa cara, yaitu kontak dengan darah atau komponen darah
dan cairan tubuh yang terkontaminasi melalui kulit yang terbuka seperti
benda yang berkontak dengannya selama kurang lebih satu minggu, seperti ujung
hepatitis B tidak dapat melewati kulit atau membran mukosa, dan sebagian akan
hancur ketika melewati barier. Kontak dengan virus terjadi melalui benda-benda
yang bisa dihinggapi oleh darah atau caiaran tubuh manusia, misalnya sikat gigi,
alat cukur,atau alat pemantau dan alat perawatan penyakit diabetes. Resiko juga
didapatkan pada orang yang melakukan hubungan seks tanpa pengaman dengan
orang yang tertular, berbagi jarum saat menyuntikkan obat, dan tertusuk jarum
bekas.(8,11)
11
saliva,cairan semen , ASI, dan cairan rongga serosa merupakan penyebab paling
penting misalnya ascites. Kebanyakan orang tanpa gejala, namun bisa saja bersifat
infeksius,(8)
Virus hepatitis B adalah virus yang berukuran besar dan tidak dapat melewati
plasenta sehingga tidak menginfeksi janin kecuali jika telah ada kerusakan atau
kelainan pada barier maternal fetal seperti amniosintesis. Namun wanita hamil
yang terinfeksi VHB tetap dapat menularkan penyakit kepada bayinya saat proses
kelahiran. Bila tidak divaksinasi saat lahir akan banyak bayi yang seumur hidup
terinfeksi VHB dan banyak yang berkembang menjadi kegagalan hati dan kanker
2.1.4 Patogenesis
Masa inkubasi infeksi VHB bervariasi, yaitu sekitar 45-120 hari, dengan
rereta 60-90 hari. Variasi tersebut tergantung jumlah virus yang menginfeksi, cara
(8)
penularan, dan faktor host . Sel hati manusia merupakan target organ bagi virus
hepatitis B. Virus ini mula-mula melekat pada reseptor spesifik dimembran sel
DNA membentuk covalently closed circular (ccc) yang disajikan sebagai bahan
(12)
untuk transkripsi . Hasil transkripsi dan translasi virus di dalamhepatosit akan
HbsAg tidak hanya diproduksi dari cccDNA, tetapi juga berasal dari
rentetan DNA VHB pada antigen permukaan open-reading frame (ORF) yang
antigen presenting cell (APC) akan dipresentasikan kepada sel T helper. Sel T
interferon-γ dan tumor necrosis faktor alfa (TNF-α) yang memiliki efek anti virus
yang diberikan oleh tubuh terhadap virus hepatitis B pasca periode akut.
pembersihan virus, pasien sembuh. Kedua, jika tanggapan kekebalan tubuh lemah
maka pasien tersebut akan menjadi karier aktif. Ketiga, jika tanggapan kekebalan
kronis.(14)
Pada Hepatitis B kronik, HbsAg menetap selama lebih dari 6 bulan tanpa
terhadap virus lemah sehingga produksi HbsAg ke sirkulasi berlebihan dan anti-
pada usia pasien yang terinfeksi, status imun, dan derajat penyakit. Fase inkubasi
yang terjadi selama 6-24 minggu, gejala yang timbul pada pasien dapat merasa
tidak baik atau mungkin mual, muntah, diare, anoreksia, dan sakit kepala. Pasien
dapat menjadi kekuningan, demam ringan, dan hilang nafsu makan. Terkadang
infeksi VHB tidak ada kekuningan dan gejala yang nyata yang dapat iidentifikasi
dengan deteksi biokimia atau serologi virus spesifik pada darah penderita. (8)
14
maupun kronis. Hepatitis B akut terjadi jika perjalanan penyakit kurang dari 6
bulan sedangkan hepatitis B kronis bila penyakit menetap, tidak sembuh secara
klinis . atau laboratorium, atau pada gambaran patologi anatomi selama 6 bulan.
Hepatitis B akut memiliki onset yang perlahan yaitu ditandai dengan gejala hilang
nafsu makan, diare dan muntah, letih (malaise), rasa sakit pada otot, tulang sendi,
demam ringan, dan tidak terasa nyaman pada perut bagian atas. (11)
Banyaknya jumlah virus yang menginfeksi dan usia pasien yang terinfeksi
merupakan faktor penting yang menentukan hepatitis B akut atau kronis. Hanya
sedikit proporsi infeksi VHB akut yang terlihat secara klinis. Kurang dari 10%
anak dan 30-50% dewasa dengan infeksi VHB akut yang mengalami penyakit
ikterik. Banyak kasus hepatitis B akut yang subklinik, dan ,<!% kasus yang
spontan setelah 4-8 minggu sakit. Banyak pasien mengalami perbaikan tanpa
2.1.6 Diagnosis
dan penunjang. Dari anammesis umumnya tanpa keluhan, perlu digali riwayat
transmisi seperti pernah transfusi, seks bebas, dan riwayat sakit kuning
pemeriksaan, yaitu serologi dan Polymerase Chain Reaction (PCR). Uji serologi
15
metode deteksi HbsAg yang paling sensitif dan paling spesifik pada tahun 1977.
radioisotop, dan reagennya stabil dengan sensitifitas yang cukup baik jika
mata. Tes ini sudah secara luas digunakan dalam mendiagnosis dan skrining
menggunakan rapid test adalah untuk mendeteksi kadar rendah antigen target
yang ada pada darah dengan pasien asimtomatik. Terdapat beberapa jenis rapid
test yang telah diakui keakuratannya, seperti Determine HbsAg yang memiliki
suatusubstansi dalam cairan, biasanya berupa serum darah dengan melihat reaksi
immunoassay yang paling peka dengan ketelitian dan ketepatan analisis yang baik
16
dengan rentang pengukuran yang luas. Metode ini dapat mengukur reaktif HbsAg
pemancaran sinyal cahaya yang sebanding dengan konsentrasi HbsAg dalam jarak
yang luas yaitu 0,05-250 IU/ml. Metode kalibrasi sudah terstandardisasi oleh
awal pemeriksaan yaitu 1 : 100 dilakukan pada seluruh sampel. Sampel dengan
titer HbsAg>250 IU/ml secara manual diencerkan pada 1:500-1:2000 agar dapat
dibaca dalam jarak kalibrasi. Sedangkan jika sampel dengan level HbsAg<0,05
2.2 Kehamilan
dan somatoprin.(17)
Data dari kemenkes tahun 2017, setiap tahun terdapat 5,3 juta ibu hamil.
Hepatitis B (HbsAg) reaktif pada ibu hamil rata-rata 2,7%, maka setiap tahun
diperkirakan terdapat 150 ribu bayi yang 95% berpotensi mengalami hepatitis
kronis (sirosis atau kanker hati) pada 30 tahun kedepan. Sementara itu satu kasus
17
target pada tahun 2018 sebesar 60% kabupaten/kota melakukan deteksi dini
yang saat ini fokus pada pencegahan dan penularan ibu ke anak (PPIA) karena
95% penularan hepatis B adalah secara vertikal yaitu dari ibu yang positif
hepatitis B ke bayi yang dilahirkannya. Sejak tahun 2015 telah dilakukan kegiatan
deteksi dini Hepatitis B ( DDHB) pada ibu hamil di pelayanan kesehatan dasar (
1. Umur Ibu
Normalnya kehamilan terjadi sekitar umur 21-30 tahun. Usia ibu pada
kehamilan juga dapat menjadi resiko tinggi yang menyebabkan ibu hamil dan bayi
Tabel, 2.1
Indeks Kehamilan resiko tinggi, berdasarkan umur ibu menurut Fartney A
dan E W Whiteenhorne
Umur Ibu Nilai Indeks
<16 tahun 2
16-17 tahun 1
18-29 tahun 0
30-34 tahun 1
18
>35 tahun 2
Sumber : Manuaba, IAC., Manuaba, IBG
Kehamilan dan Persalinan, dari 89 kasus ibu hamil/bersalin dengan HbsAg positif
rerata umur ibu adalah 29,1 ± 5,87 dengan jumlah terbanyak pada kelompok umur
kontrol paling banyak berada pada rentang umur 31-35 tahun sebesar 23,3%.(6)
Hamil dengan HbsAg Positif sebagai Penanda Serologi Dalam Upaya Penapisan
hepatitis B di RSDK Ibu dan Anak Pertiwi Makasar Periode 2016/2017, distrbusi
ibu hamil dengan positif HbsAg positif sebanyak 1 orang pada kelompok umur
15-19 tahun dengan presentase 1,2 %, distribusi ibu hamil positif HbsAg umur
paling banyak pada rentan usia 25-29 tahun dan 30-34 tahun masing-masing 22
orang (26,2%). Kemudian kelompok umur 20-24 tahun dengan 19 orang (22,6%),
selanjutnya kelompok umur 35-39 tahun dengan total 12 orang (14,3%) dan
terakhir pada kelompok umur 40-44 tahun terdapat 8 orang ibu hamil dengan
2. Usia Kehamilan
Tabel, 2.2
Indeks kehamilan resiko tinggi, berdasarkan usia kehamilan menurut
Fartney A dan E W Whiteenhorne
Usia Kehamilan Nilai Indeks
20-27 minggu 5
28-35 minggu 4
36-39 minggu 1
40-42 minggu 0
>43 minggu 1
Sumber : Manuaba, IAC.,Manuaba,IBG.
Kehamilan dan persalinan, rerata umur kehamilan pada saat persalinan adalah
38,3± 3,33 minggu, dimana 86% adalah persalinan cukup bulan. Persalinan
prematur yang jelas berhubungan secara langsung dengan inveksi HBV para ibu
Faktor resiko Infeksi Virus Hepatitis B pada ibu hamil di kab. Bulukumba, usia
kehamilan ibu pada lelompok kasus dan kontrol paling banyak berada pada
Hamil dengan HbsAg positif Sebagai Penanda Serologis Dalam Upaya Penapisan
hepatitis B di RSKD Ibu Dan Anak Pertiwi Makasar Periode 2016/2017, usia
kehamilan pada ibu hamil dengan HbsAg positif tertinggi pada trimester III yaitu
77 sampel (91,7%) disusul trimester I yaitu 7 sampel (8,3%) dan tidak terdapat
3.Paritas
Paritas adalah jumlah kehamilan terdahulu yang telah mencapai batas viabilitas
(mampu hidup) dan telah dilahirkan tanpa mengingat jumlah anak dari wanita
- Multigravida adalah seorang wanita yang hamil untuk lebih dari dua
kalinya.
dalaKehamilan dan persalinan, paritas tertinggi ibu bersalin dengan infeksi VHB
adalah paritas 9 dengan rerata paritas 1.2 ±1.59. Ibu yang tertua dalam kelompok
HbsAg + yaitu 45 tahun. Pada penelitian ini didapat 28,1% ibu pada kelompok
HbsAg positif (+) dan 33,4 % pada kelompok ibu HbsAg negatif.(20)
21
Infeksi Virus Hepatitis B pada Ibu Hamil di Kab. Bulukumba, menurut jumlah
Hamil Dengan HbsAg Positif Sebagai Penanda Serologis Dalam Upaya Penapisan
distribusi ibu hamil positif HBsAg sebanyak 18 orang (21,4%) pada kelompok
Umur Ibu
Hasil Pemeriksaan
Usia Kehamilan
HbsAg (Positif/Negatif)
Paritas
Tabel 2.3
Defenisi Operasional
Variabel Definisi Operasional Cara Alat Hasil ukur Skala
Ukur Ukur ukur
Hepatitis B Hepatitis B kualitatf Dipstick 1.Positif Ordinal
merupakan penyakit (carik celup) 2. Negatif
inflamasi dan
nekrosis dari sel-sel
hati yang disebabkan
oleh virus Hepatitis
Bdinyatakan
Positif (bila terdapat
2 garis merah)
Umur Lamanya waktu wawancara Rekam 1. 15-19 thn Ordinal
hidup yang dimiliki Medik 2. 20-30 thn
ibu sejak dilahirkan 3. 31-40 thn
sampai ulang tahun 4. > 40 thn
terakhir.
mengingat jumlah
anak dari wanita
selama masa
reproduksi
BAB III
METODE PENELITIAN
sectional, yang bertujuan untuk melihat gambaran pemeriksaan HbsAg pada ibu
adalah tehnik pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama dengan populasi
(Sugiono,2007).
23
24
rapid test dapat disebut juga dengan uji strip adalah tes kualitatif imunologi secara
aliran lateral untuk mendeteksi HbsAg poliklonal digaris tes. Selama tes
berlangsung specimen serum atau plasma bereaksi dengan partikel yang dilapisi
sepanjang membran secara kapilaritas dan bereaksi dengan anti HbsAg antibodi
poliklonal pada membran dan menghasilkan garis bewarna. Munculnya garis tes
mengindikasi hasil positif dan jika tidak ada garis tes menandakan hasil negatif.
Bahan pemeriksaan yaitu plasma darah EDTA dari darah vena ibu hamil
Pengambilan dan
Pengolahan specimen
Positif Negatif
Analisa Data
Positif : Muncul dua garis merah yang berbeda. Satu garis dalm daerah
Negatif : Satu garis merah muncul di daerah kontrol (C). Tidak muncul
4.1 Hasil
jawab terhadap wilayah kerja dalam satu ruang ling kecamatan. Puskesmas
a. Lokasi
b. Luas Wilayah
Buding dan desa Cendil dengan Luas Wilayah 49.581 Ha atau kurang
27
28
Dari tabel 4.3 diatas dapat dilihat bahwa tenaga kesehatan yang terbanyak
adalah perawat yaitu 29 (dua puluh sembilan) orang, bidan 11 (sebelas) orang,
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Hasil Pemeriksaan HbsAg pada Ibu Hamil di
Puskesmas Kelapa kampit Kabupaten Belitung Timur
Tahun 2019
Hasil Frekuensi Persentase
Positif 3 2,2
Negatif 131 97,8
Jumlah 134 100
Berdasarkan tabel 4.2 didapatkan hasil dari 134 orang ibu hamil sebannyak 3
orang ( 2,2%) positif HbsAg dan 131 orang (97,8%) negatif HbsAg.
Dari analisis yang dilakukan terhadap pemeriksaan HbsAg pada ibu hamil
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Hasil Pemeriksaan HbsAg pada Ibu Hamil di
Puskesmas Kelapa Kampit Kabupaten Belitung Timur Tahun 2019
berdasarkan Umur Ibu
Pemeriksaan HBsAg
Umur Jumlah
Ibu Positif Negatif
n % n % N %
Berdasarkan tabel 4.3 didapatkan hasil dari 12 orang ibu hamil pada umur 15-19
tahun yang di periksa, sebanyak 12 orang (100%) negatif HbsAg, dari 69 ibu
hamil umur 20-30 tahun yang diperiksa sebanyak 2 orang ( 2,9 %) positif HbsAg
dan sebanyak 67 orang ( 97,1%) negatif HbsAg. Dan dari 49 ibu hamil umur 31-
40 tahun didapat 1 orang (2,0%) positif HbsAg dan 48 orang (98,0%) negatif
HbsAg. Sedangkan dari 4 orang ibu hamil umur ≥40 tahun tidak ada yang positif
Dari analisis yang dilakukan terhadap pemeriksaan HbsAg pada ibu hamil
Tabel 4.4
Distribusi frekuensi Hasil Pemeriksaan HbsAg pada Ibu Hamil di Puskesmas
Kelapa Kampit Kabupaten Belitung Timur Tahun 2019
berdasarkan Usia Kehamilan
Pemeriksaan HBsAg Jumlah
Positif Negatif
Usia Kehamilan n % n % N %
Berdasarkan tabel 4.3 didapatkan hasil dari 72 ibu hamil pada trimester I yang di
periksa, sebanyak 2 orang (2,8%) positif HBsAg dan 70 orang ( 97,2%) negatif
HBsAg, dari 39 ibu hamil pada trimester II yang diperiksa sebanyak 1 orang (
2,6%) positif HbsAg dan 38 orang (97,4%) negatif HbsAg dan dari 23 orang ibu
hamil trimester III yang diperiksa HbsAg tidak ditemukan yang positif, dengan
Dari analisis yang dilakukan terhadap pemeriksaan HbsAg pada ibu hamil
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Hasil Pemeriksaan HbsAg pada Ibu Hamil di
Puskesmas Kelapa Kampit Kabupaten Belitung Timur Tahun 2019
berdasarkan Paritas
Pemeriksaan HBsAg Jumlah
Paritas Positf Negatif
n % n % N %
Primigravida 0 0 37 100 37 100
Secundigravida 3 5,1 56 94,9 59 100
Multigravida 0 0 38 100 38 100
Total 3 131 134
Berdasarkan tabel 4.4 didapatkan hasil dari 37 orang ibu hamil Primigravida yang
diperiksa, sebanyak 37 orang (100%) negatif HbsAg, dari 59 orang ibu hamil
(94,6%) negatif HbsAg dan dari 38 orang ibu hamil Multigravida yang diperiksa
4.2. Pembahasan
ibu hamil yang diperiksa positif HbsAg, sedangkan 131 orang (97,8 %) negatif
HbsAg.
sampel yang positif dari 208 ibu hamil yang diperiksa.(28). Berdasarkan hasil
telah dilakukan terhadap 25 sampel menunjukkan hasil 1 orang (4%) positif. (29).
Namun hasil penelitian ini lebih tinggi dibandingkan dengan hasil penelitian Syifa
Mustika, Dian hasyanah pada Prevalensi Infeksi Hepatitis B pada ibu hamil di
Malang dari 156 ibu hamil yang diperiksa didapat 1 orang (1%) yang positif
tahun 2019 berdasarkan umur paling banyak pada rentan usia 20-30 tahun (2,9%)
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Sri wahyu di RSKD Ibu dan Anak
positif terdapat pada kelompok umur 25-29 tahun dan 30-34 tahun yaitu masing-
terdapat pada kelompok umur 30-34 tahun dengan persentase 23,35 yaitu
sebanyak 14 orang dari total 60 orang yang berusia di rentan umur tersebut.
Diikuti kelompok umur terbanyak kedua yaitu 25-29 tahun dengan persentase
sosial yang tertinggi atau dalam hal ini merupakan usia produktif sehingga risiko
menunjukkan hasil yang tidak sejalan dengan penelitian ini yaitu prevalensi ibu
hamil dengan HbsAg positif terbanyak pada kelompok umur <20 tahun yakni 4
orang dari 129 orang pada kelompok usia tersebut dengan presentase 3,1 %.
Sedangkan prevalesi terendah ibu hamil dengan HbsAg positif adalah pada
(32)
kelompok umur 21-25 tahun yaitu 1,4% . Pada penelitian ini juga dipaparkan
10.16% dihubungkan dengan hubungan seksual pertama pada para wanita muda
Hepatitis B.
34
HbsAg pada ibu hami di Puskesmas Kelapa Kampit Kabupaten Belitung Timur
tahun 2019 berdasarkan usia kehamilan dengan HbsAg positif tertinggi pada
trimester I yaitu 2 orang (2,8%) dan disusul pada trimester II sebanyak 1 orang
(2,6%) dan tidak didapatkan satu orang pun pada usia kehamilan trimester III.
trimester I sebanyak 10 dari 21 orang ibu hamil yang positif HbsAg disusul
prevalensi tertinggi pada ibu hamil dengan HbsAg positif adalah pada trimester III
yaitu 4 orang dari total 11 sampel positif HbsAg. (34) Penelitian lain yang juga
yang mendapatkan hasil usia trimester III yang terbanyak yaitu 21 orang dari total
33 orang yang positif. Menurutnya hal itu terjadi karena selama proses kehamilan
kesempatan besar bagi virus untuk melakukan multiplikasi yang ditandai dengan
pada ibu hamil di Puskesmas Kelapa Kampit kabupaten Belitung Timur tahun
yaitu sebanyak 3 orang (5,1%) dan tidak ditemui ibu hamil dengan HbsAg positif
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Terdapat penelitian lain yang juga tidak sejalan dengan penelitian ini yaitu
penelitian Cui et al dimana data yang didapatkan 126 orang primigravida dan 14
(35)
orang multigravida . Penelitan yang dilakukan oleh Luuse et al di Gana juga
multigravida 1,9%. Menurutnya tidak ada perbedaan yang signifikan dari jumlah
5.1 Simpulan
HbsAg pada Ibu Hamil di Puskesmas Kelapa Kampit Tahun 2019 dapat ditarik
2. Ibu Hamil positif HbsAg berdasarkan umur lebih banyak ditemukan pada
kelompok umur 20-30 tahun 2,9% dan disusul kelompok umur 31-40
tahun 2,0%
3. Ibu hamil positif berdasarkan usia kehamilan pada trimester I yaitu 2,8%
secundigravida 5,1%
5.2 Saran
pada Ibu Hamil di Puskesmas Kelapa Kampit Kabupaten Belitung Timur Tahun
36
37
DAFTAR PUSTAKA
15. Lee Hj, Kim sy, Lee SM, Heo J, Kim HH, Chang CL, et al. Elecys
Hepatitis B surface Antigen quantitative. Assay ; Performance
Evaluation and Correlation with hepatitis B virus DNA During 96
weeks of follow-up in chronic hepatitis B patients. Annals of
Laboratory Medicine 2012
16. Ganem D. Prince Am, Hepatitis B virus Infection : Natural History and
Clinical consequences. The New England 2013 journal of Medicine
23. Sindhu, P, Yoga Untuk Kehamilan Sehat, Bahagia dan Penuh Makna.
Qanita, Bandung. 2009
24. Xorn. H.Forse, WR, Ilmu Kebidanan Patologi & Fisiologi Persalinan.
Andy Offset 2010, Yogyakarta
29. Susanti, et al. 2017 Deteksi Penyakit Hepatitis B Pada Ibu Hamil di
Puskesmas Abeli Kota Kendari. Biowallacea,vol 4(1), Hal 572-575
35. Cui, AM, Cheng Xy, Shao JG, et al 2016. Maternal Hepatitis B virus
carrier Status and Precnancy Outcomes : a prospective cohort
Study, BMC Pregnancy and Childbirth (2016) 16 : 87, 2,4,6,8
LAMPIRAN 3
A. Alat
Spuit steril
Tourniquet
Kapas Alkohol
Kapas Kering
B. Prosedur
diambil darah bahwa yang dipakai adalah jarum buru dan steril.
menghadap keatas.
jangan memompa.
pangkal jarum.
dibutuhkan.
11) Letakkan kapas kering pada tempat tusukan lalu keluarkan jarum
perlahan-lahan.
selama1-2 menit.
A. Alat
2. Timer
B. Bahan
1. Plasma / Serum
C. Prosedur
3. Angkat srip dan letakkan pada posisi mendatar dalam rentang waktu
20 menit.
4. Baca hasil :
Bila terdapat 2 garis ( garis tes dan garis control ) maka hasil
dinyatakan positif.
Bila hanya terdapat 1 garis pada control maka hasil dinyatakan negatif.
Lampiran 5