Anda di halaman 1dari 9

JURNAL PRAKTIKUM

FITOFARMAKA
Pembuatan Ekstrak Rimpang Kaempferia galanga

Disusun Oleh :
Nama : Novia Eka Puriani
NIM : 201610410311150
Kelompok : 6 (Enam)

PRODI S1 FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2019
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ekstraksi merupakan kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut sehingga
terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair. Ekstrak adalah sediaan kental
yang diperoleh dengan mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia nabati atau simplisia
hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut
diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian hingga memenuhi
baku yang tela ditetapkan.
1.2 Tujuan
Mahasiswa mengetahui cara melakukan ekstraksi dengan metode ekstraksi maserasi
kinetika.
1.3 Manfaat
Mahasiswa mampu melakukan ekstraksi dengan metode ekstraksi maserasi kinetika.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Tanaman (Kaempferia galanga L.)


2.1.1 Taksonomi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsoda
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Subfamili : Zingiberoideae
Genus : Kaempferia (sumber : itis.gov)
Spesies : Kaempferia Galanga

2.1.2 Deskripsi Tanaman (Kaempferia galanga L.)


Morfologi kencur adalah memiliki batang berbentuk basal yang memiliki ukuran
kurang lebih 20 cm yang tumbuh dalam rumpun. Kemudian kencur memiliki daun berwarna
hijau berbentuk tunggal yang pinggir daunnya berwarna merah kecoklatan. Bentuk dari daun
kencur menjorong ada yang menjorong lebar dan ada juga yang berbentuk bundar, untuk
ukurannya daun kencur memiliki panjang 7-15 cm, lebar 2-8 cm, dengan ujung daun runcing
pangkai berkeluk dan tepi daun rata. Untuk permukaan daun bagian atas tidak mempunyai
bulu tetapi pada bagian bawah memiliki bulu yang halus. Kemudian untuk tangkai daun
sedikit pendekmemiliki ukuran berkisar antara 3-10 cm yang terbenam didalam tanah,
mempunyai panjang berkisar 2-4 cm yang memiliki warna putih. Jumlah daun pada kencur
tidak lebih dari 2-3 lembar dengan susunan yang saling berhadapan. (Haryudin 2016).
Kencur mempunyai Bungan yang tunggak yang berbentuk seperti terompet dengan
panjang bunga 3-5 cm. Kencur mempunyai benang sari berwarna kuning yang memiliki
panjang 4 mm, untuk putik kencur memiliki warna putih agak keunguan. Kemudian untuk
bunganya tersusun setengah duduk dengan jumlah mahkota bunga 4-12 buah dengan warna
yang dominan yaitu warna putih. Kencur memiliki perbedaan dengan family yang lainnya
pada bagian daun yang menjalar dipermukaan tanah, dengan batang kencur yang pendek dan
serabut akar yang memiliki warna coklat agak kekuningan. Adapun untuk rimpangnya
memiliki ukuran yang pendek berbentuk seperti jari yang tumpul dengan warna coklat lalu
pada bagian kulit rimpang kemcur memiliki warna coklat yang mengkilat, dengan bau khas
yang dikeluarkan oleh rimpang kencur. Kemudian pada bagian dalam kencur memiliki warna
putih dengan tekstur seperti daging yang tidak berserat. (Ibrahim, 1999)

2.1.4 Kandungan Zat Kimia Tanaman (Kaempferia galanga L.)


Hampir seluruh bagian tanaman kencur mengandung minyak atsiri. Zat-zat kimia
yang telah banyak diteliti adalah pada rimpangnya, yakni mengandung minyak atsiri 2,4%-
3,9%, cinnamal, aldehida, asam motil p-cumarik, asam cinamat, etil ester dan pentadekan
(Rukmana, 2013).
Hasil yang diperoleh dari Gas Chromatography/ Mass Spectrometry (GC/MS) ada
sembilan komponen senyawa kimia yang terkandung pada minyak atsiri kencur yaitu :

Dari Tabel tersebut terlihat dua komponen senyawa kimia terbesar yang terkandung
dalam minyak atsiri kencur yaitu Etil sinamat (65,98%) dan Etil p-metoksi sinamat (23,65
(Lely, N. and Rahmanisah, D.2017).
2.2 Metode Ekstraksi
Ekstraksi dapat dilakukan dengan beberapa cara, pembagian metode ekstraksi
menurut Ditjen POM (2000) yaitu :
2.2.1 Cara dingin
a. Maserasi
Maserasi adalah proses penyarian simplisia menggunakan pelarut dengan perendaman
dan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada temperatur ruangan (kamar). Cairan
penyari akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat
aktif yang akan larut, karena adanya perbedaan kosentrasi larutan zat aktif didalam sel dan
diluar sel maka larutan terpekat didesak keluar. Proses ini berulang sehingga terjadi
keseimbangan konsentrasi antara larutan didalam dan diluar sel. Cairan penyari yang
digunakan dapat berupa air, etanol, metanol, etanol-air atau pelarut lainnya. Remaserasi
berarti dilakukan penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat pertama, dan
seterusnya. Remaserasi berarti dilakukan penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan
maserat pertama, dan seterusnya. Keuntungan cara penyarian dengan maserasi adalah cara
pengerjaan dan peralatan yang digunakan sederhana yang mudah diusahakan (Ditjen POM,
2000).
b. Perkolasi
Perkolasi adalah cara penyarian yang dilakukan dengan mengalirkan cairan penyari
melalui serbuk simplisia yang telah dibasahi. Proses perkolasi terdiri dari tahapan
pengembang bahan, tahap maserasi antara, tahap perkolasi sebenarnya
(penetesan/penampungan ekstrak), terus menerus sampai diperoleh ekstrak (perkolat) (Ditjen
POM, 2000).
2.2.2 Cara panas
a. Refluks
Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur tititk didihnya, selama waktu
tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan dengan adanya pendingin balik
(Ditjen POM, 2000).
b. Sokletasi
Sokletasi adalah ekstraksi dengan menggunakan pelarut yang pada umumnya
dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi kontinu dan dan jumlah pelarut relatif
konstan dengan adanya pendingin balik (Ditjen POM, 2000).
c. Digesti
Digesti adalah maserasi kinetik (dengan pengadukan kontinu) pada temperatur yang
lebih tinggi dari temperatur ruangan, yaitu secara umum dilakukan pada temperatur 40-50 C.
d. Dekok Dekok adalah infus pada waktu yang lebih lama dan temperatur sampai titik didih
air, yakni 30 menit pada suhu 90-100 C (Ditjen POM, 2000).
BAB 3
ALAT , BAHAN dan PROSEDUR KERJA

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat
No Nama Alat Jumlah
1 Timbangan 1 buah
2 Bejana maserasi 1 buah
3 Batang pengaduk 1 buah
4 Beaker glass 1 buah
5 Stire 1 buah
6 Gelas ukur 1 buah
7 Rotavapour 1 buah
8 Aluminium foil Secukupnya
9 Loyang 1 buah

3.1.2 Bahan
No Nama Bahan Jumlah
1 Serbuk rimpang kencur 400 g
2 Etanol 96% 4L
3 Cab-o-sil 20 g

3.2 Prosedur Kerja


3.2.1 Langkah-Langkah
1. Ditimbang 400 g serbuk rimpang kencur, dimasukkan dalam bejana maserasi.
2. Ditambahkan 1000 ml etanol 96%, aduk sampai serbuk terbasahi.
3. Hasil no. 2 ditambahkan 600 ml etanol 96%, aduk sampai homogen, tutup bagian mulut
bejana dengan aluminium, lakukan pengadukan pada kecepatan tertentu selama 2 jam
4. Hasil maserasi pada nomor 2 disaring. Tampung filtrat dan lakukan kembali maserasi
kinetika dengan 1200 ml etanol 96% pada residu selama 2 jam pada kecepatan yang sama
(perlakuan 3).
5. Hasil maserasi pada nomor 3 disraing. Tamoung filtrat dan lakukan kembali maserasi
kinetika dengan 1200 ml etanol 96% pada residu selama 2 jam pada kecepatan yang sama
(perlakuan 3)
6. Disaring kembali maserasi no 4 kumpulkan semua filtrat menjadi satu.
7. Kalibrasi labu pada rotavapour (berisi ekstrak), berikan tanda pada volume 400 ml.
8. Filtrat yang terkumpul dilakukan pemekatan dengan rotavapour yaitu penguapan dengan
penurunan tekanan hingga volume tersisa kurang lebih 400 ml (tanda kalibrasi) dan
pindahkan hasilnya ke dalam loyang. Ratakan ekstrak pada loyang.
9. Ditambahkan cab-o-sil sebanyak 5% dari ekstrak (20 g) dengan ditaburkan sedikit demi
sedikit secara merata. Kemudian diamkan selama semalam ( sampai kering)
10. Homogenkan dan simpan pada wadah tertutup (botol selai).
3.2.2 Bagan Alir

Ditimbang serbuk kencur Ditambah 1000 ml etanol Ditambah lagi 600 ml


400 g, dimasukkan bejana 96%, diaduk etanol 96%, diaduk, tutup
dengan aluminium foil

Residu (1) ditambah 1200


ml etanol 96%, diaduk Hasil maserasi disaring Diaduk selama 2 jam dgn
selama 2 jam (filtrat 1) kecepatan tertentu

Filtrat (2) ditambah 1200


Hasil maserasi disaring ml etanol 96%, diaduk Hasil maserasi disaring
(filtrat 2) selama 2 jam (filtrat 3)

Ekstrak diratakan di Diuapkan dengan


loyang, ditambhakan cab- rotavapour ad volume Semua filtrat dicampur
o-sil sebanyak 5% dari tersisa 10% volume awal
ekstrak filtrat

Didiamkan semalam ad
Ekstrak disimpan di botol
kering
DAFTAR PUSTAKA

Ditjen POM, Depkes RI, 2000, Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta
Haryudin, W., & Rostiana, O. (2016). Karakteristik Morfologi Bunga Kencur (Kaempferia
galanga L.). Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, 19(2), 109-116.
Ibrahim H. (1999) Kaempferia galanga L. Medicinal and poisonous plants. Plant Resources
of South-East Asia.; 12(1): 334-335.
Lely, N., dan Rahmanisah, D., 2017. Uji Daya Hambat Minyak Atsiri Rimpang Kencur
(Kaemferia galangal L) Terhadap Trichophyton Mentagrophytes dan Trichophyton
Rubrum. Jurnal Penelitian Sains, 19(2).
Rukmana Ibrahim, 2013, Kencur, Yogyakarta, kanisius

Anda mungkin juga menyukai