Anda di halaman 1dari 51

DATA DEMOGRAFI

PUSKESMAS S.PARMAN
BANJARMASIN

Oleh:

Septiyan Dimas Putra Akbar NIM. 1830912310082


Aldiya Jamila NIM. 1830912320065
Kurniawati NIM. 1830912320061

Pembimbing :
dr. Nika Sterina S, M.Kes

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
Februari, 2021
DAFTAR ISI

Halaman Judul............................................................................................................................i

Daftar Isi......................................................................................................................................ii

BAB I. Pendahuluan..............................................................................................1

BAB II. Gambaran Umum.....................................................................................................5

BAB III. Analisis SWOT........................................................................................................30

BAB IV. Penutup......................................................................................................................35

Daftar Pustaka............................................................................................................................36

Lampiran......................................................................................................................................37

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berdasarkan Permenkes No. 43 tahun 2019 tentang Puskesmas, Puskesmas

atau Pusat Kesehatan Masyarakat merupakan fasilitas kesehatan tingkat pertama

(FKTP) milik pemerintah yang ada di setiap kecamatan. Puskesmas adalah

fasyankes yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya

kesehatan perseorangan tingkat pertama dengan lebih mengutamakan upaya

promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang

setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.

Upaya Kesehatan menurut undang – undang kesehatan No.23 Tahun 1992

adalah setiap kegiatan untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan yang

dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat. Untuk mewujudkan derajat

kesehatan yang optimal bagi masyarakat, diselenggarakan upaya kesehatan

dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan

penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif), pemulihan kesehatan

(rehabilitatif) yang secara menyuluruh, terpadu dan berkesinambungan.

Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang ditetapkan

berdasarkan komitmen nasional, regional dan global serta yang mempunyai daya

ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan

wajib ini harus diselenggarakan oleh setiap puskesmas yang ada di wilayah

Indonesia. Upaya kesehatan wajib tersebut adalah upaya promosi kesehatan,

upaya kesehatan lingkungan, upaya kesehatan ibu dan anak serta keluarga

1
berencana, upaya perbaikan gizi masyarakat, upaya pencegahan dan

pemberantasan penyakit menular serta upaya pengobatan.

Sedangkan upaya kesehatan pengembangan puskesmas adalah upaya yang

ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat

serta disesuaikan dengan kemampuan puskesmas. Upaya kesehatan

pengembangan dipilih dari daftar upaya kesehatan pokok puskesmas yang telah

ada yaitu upaya kesehatan sekolah, upaya kesehatran oleh raga, upaya perawatan

kesehatan masyarakat, upaya kesehatan kerja, upaya kesehatan gigi dan mulut,

upaya kesehatan jiwa, upaya kesehatan mata, upaya kesehatan usia lanjut dan

upaya pembinaan pengobatan tradisional.

Puskesmas S. Parman merupakan unit pelaksana teknis kesehatan Dinas

Kesehatan Kota Banjarmasin. Dalam melakukan kegiatan-kegiatan, Puskesmas

melaksanakan koordinasi lintas sektor, bermitra dengan pelayanan kesehatan

tingkat pertama lainnya dan didukung dengan jaringan pelayanan kesehatan

seperti Puskesmas Pembantu (Pustu), Posyandu Balita, Posyandu Lansia, Unit

Kesehatan Gigi dan Mulut (UKGM) dan Pos Kesehatan Desa (Poskesdes)/ Pos

Kesehatan Kelurahan (Poskeskel).

1.2 Tujuan

a. Tujuan umum

Memberikan gambaran kegiatan pelaksanaan upaya pokok pada daerah

kerja Puskesmas S. Parman tahun 2020.

b. Tujuan khusus

Tujuan khusus makalah ini adalah sebagai berikut:

2
1. Memberikan gambaran kegiatan pelaksanaan Upaya Promosi Kesehatan pada

daerah kerja Puskesmas S. Parman tahun 2020.

2. Memberikan gambaran kegiatan pelaksanaan Upaya Kesehatan Lingkungan

pada daerah kerja Puskesmas S. Parman tahun 2020.

3. Memberikan gambaran kegiatan pelaksanaan Upaya Kesehatan Ibu dan Anak

serta Keluarga Berencana pada daerah kerja Puskesmas S. Parman tahun 2020.

4. Memberikan gambaran kegiatan pelaksanaan Upaya Perbaikan Gizi pada

daerah Puskesmas S. Parman tahun 2020.

5. Memberikan gambaran gambaran kegiatan pelaksanaan Upaya Pencegahan dan

Pemberantasan Penyakit Menular pada daerah kerja Puskesmas S. Parman

tahun 2020.

1.3 Manfaat

a. Manfaat Bagi Dokter Muda

1. Menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh saat di kuliah.

2. Melatih serta mempersiapkan diri dalam mengatur suatu program.

3. Mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dalam mengambil langkah yang

harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, antara lain

perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan.

b. Manfaat Bagi Puskesmas yang Dievaluasi

1. Mengetahui masalah-masalah yang timbul dalam program-program

Puskesmas S.Parman.

2. Memperoleh masukan dari saran-saran yang diberikan, sebagai umpan balik

yang positif, agar mencapai keberhasilan program di masa mendatang.

3
c. Manfaat Bagi Masyarakat

1. Terciptanya pelayanan kesehatan yang bermutu.

2. Dengan tercapainya keberhasilan program, diharapkan dapat meningkatkan

taraf kesehatan masyarakat.

4
BAB II
GAMBARAN UMUM

2.1. IDENTITAS PUSKESMAS

1. Kategori Puskesmas Berdasarkan Karakteristik Wilayah

Kategori Puskesmas berdasarkan karakteristik Wilayah adalah Puskesmas

S. Parman berada di Kawasan Perkotaan.

2. Kategori Puskesmas Berdasarkan Kemampuan Penyelenggaraan

Kategori Puskesmas Berdasarkan Kemampuan Penyelenggaraan adalah

Non Rawat Inap.

3. Kategori Puskesmas Berdasarkan PONED / Non PONED

Kategori Puskesmas Berdasarkan PONED / Non PONED adalah Non

PONED.

4. Nama dan alamat

Tabel 2.1 Nama dan Alamat Puskesmas


HAL KETERANGAN
a. Nama Puskesmas Puskesmas S. Parman
b. Jalan / Komplek Jl. Antasan Kecil Barat RT 13 No. 22
c. Kelurahan Pasar Lama
d. Kab / Kota Banjarmasin Tengah / Banjarmasin
e. Provinsi Kalimantan Selatan
f. Kode Pos 70115
g. Telpon 0511 - 3363467
h. Email Tidak ada

2.2. DATA UMUM


Secara geografis Puskesmas S. Parman terletak di Kecamatan Banjarmasin

Tengah dengan membawahi dua kelurahan yakni Kelurahan Pasar Lama dan

Kelurahan Antasan Besar, mempunyai 1 buah puskesmas pembantu, 8 buah

5
puskesmas keliling, 11 buah posyandu bayi/ balita, dan 3 buah posyandu lansia

dengan luas wilayah kerja adalah 2,70 km2.

1. Karakteristik Wilayah yang terdapat di wilayah Puskesmas :


a) Perumnas : ada

b) Kawasan transmigrasi : tidak ada

c) Kawasan Perkebunan Inti Rakyat : tidak ada

d) Kawasan nelayan : tidak ada

e) Kawasan industri : tidak ada

f) Kawasan pariwisata : tidak ada

g) Kawasan kepulauan : tidak ada

h) Kawasan perbatasan negara : tidak ada

2. Lokasi Gedung Puskesmas

a) Ibukota Kecamatan : tidak

b) Ibukota Kabupaten / Kota : ya

c) Ibukota Provinsi : ya

d) Kota Metropolitan : tidak

e) Bukan ibukota kecamatan : ya

3. Jarak Pemukiman terjauh Ke Puskesmas : 2 km

4. Waktu tempuh terlama Masy. Ke Puskesmas : 30 menit

5. Akses jalan depan gedung puskesmas : Aspal

6. Status jalan raya terdekat menuju puskesmas : Jalan kota/Kab

7. Kendaraan yg dpt melalui jalan depan puskesmas : Roda 4 (empat)

8. Puskesmas dengan pelayanan kesehatan gigi : ada

9. Puskesmas dengan Pelayanan Kesehatan Bergerak ( PKB ) : ada

10. Jumlah Puskesmas Pembantu : 1 buah

6
2.3 DATA GEOGRAFIS

Gambar 2.1. Peta Wilayah Kerja Puskesmas S. Parman (Kelurahan Pasar Lama)

Gambar 2.2. Peta Wilayah Kerja Puskesmas S. Parman (Kelurahan Antasan Besar)

2.3.1 Letak Wilayah

7
Secara geografis Puskesmas terletak antara 3°18´19˝ derajat lintang selatan

dan 114°35´25.9˝ derajat lintang pada ketinggian 0,16 m di bawah permukaan laut

dengan kondisi daerah berpaya-paya dan relatif datar.

2.3.2 Luas Wilayah

Luas wilayah kerja Puskesmas S. Parman 2,70 Km2 yang terbagi 2 Rukun

warga (RW) dan 44 Rukun Tetangga (RT). Wilayah kerja Puskesmas S. Parman

terdiri dari 2 (dua) Kelurahan, yaitu:

a. Kelurahan Pasar Lama : 0,65 Km2

b. Kelurahan Antasan Besar : 2,05 Km2

Batas wilayah masing-masing kelurahan diwilayah kerja Puskesmas S.

Parman sebagai berikut :

a. Kelurahan Pasar Lama

- Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kelurahan Belitung Utara


- Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kelurahan Seberang Mesjid
- Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kelurahan Mawar dan

Kelurahan Antasan Besar


- Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kelurahan Antasan Kecil

Timur
b. Kelurahan Antasan Besar

- Sebelah Utara : Berbatasan dengan kelurahan Belitung Selatan dan

Pasar Lama
- Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kelurahan Teluk Dalam dan

Kelurahan Kertak Baru


- Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kelurahan Teluk Dalam dan

Kelurahan Belitung Selatan


- Sebelah Timur : Berbatasan dengan Sungai Martapura

8
Wilayah kerja Puskesmas S. Parman berbatasan dengan sungai sehingga

masih banyak penduduk yang tinggal di tepian sungai yang menggunakan air

sungai sebagai sarana transportasi dan sumber air untuk keperluan MCK (mandi,

cuci, dan kakus), perilaku memanfaatkan air sungai sebagai sumber untuk MCK

inilah yang menyebabkan rawannya terjadi water borne disease seperti penyakit

saluran pencernaan dan gangguan gigi.

2.3.3 Keadaan Tanah dan Iklim

Kondisi tanah sebagian terdiri dari rawa-rawa tergenang air, di samping

pengaruh musim hujan dan musim kemarau sehingga iklimnya bersifat tropis.

Suhu rata-rata antara 25 sampai 38 derajat, curah hujan rata-rata 277,9 mm

perbulan, dengan jumlah hari hujan 156 hari selama satu tahun.

Pada waktu air pasang hampir seluruh wilayah digenangi air sehingga

memudahkan penyebaran penyakit dengan vektor nyamuk atau penyakit

waterborne lainnya.

2.3.4 Jangkauan Transportasi

Jalan memiliki peranan yang penting bagi transportasi khususnya

transportasi darat. Kondisi jalan di wilayah kelurahan Pasar Lama dan Antasan

Besar ini relatif baik. Hampir seluruh wilayah kerja dapat dilalui dengan

kendaraan roda empat maupun roda dua yang dimana kondisi jalan wilayah

puskesmas S. Parman berupa jalan aspal. Waktu tempuh dari kelurahan ke

Puskesmas berkisar 10 menit.

Wilayah kerja puskesmas S. Parman dapat dijangkau dengan

menggunakan alat transportasi darat maupun jalur air dengan alat transportasi

9
perahu kecil atau kelotok. Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa

transportasi menuju Puskesmas S. Parman mudah dijangkau.

2.4 DATA DEMOGRAFI

Data Penduduk pada tahun 2020, Di Wilayah Kerja Puskesmas S. Parman

menurut laporan Badan Pusat Statistik Banjarmasin, adalah sebagai berikut:

Tabel 2.2 Data Penduduk Wilayah Kerja Puskesmas S. Parman


Kelurahan Jumlah
Pasar Lama 8.156 jiwa
Antasan Besar 7.097 jiwa
Total 15.253 jiwa
(Sumber: Profil Puskemas S. Parman tahun 2020)

Kepadatan penduduk dapat dihitung dengan jumlah penduduk yang dibagi

atas luas wilayah sehingga di dapat jumlah penduduk tiap 1 Km 2. Menurut

Undang-undang No.5 Tahun 1960, tingkat kepadatan penduduk di suatu daerah

dapat dikelompokkan menjadi empat kategori, yaitu :

a. Tidak padat : kepadatan penduduk mencapai 50 orang/km2


b. Kurang padat : kepadatan penduduk mencapai 51 - 250 orang/km2
c. Padat : kepadatan penduduk mencapai 250 - 400 orang/km2
d. Sangat padat : kepadatan penduduk melebihi 401 orang/km2
Konverter dari satuan Ha kedalam satuan Km2 adalah 1Ha sama dengan 0,01Km2.
Tabel 2.3 Kepadatan Penduduk di Wilayah Kerja Puskesrnas S. Parman tahun
2020
No Kelurahan Luas (km2) Jumlah Penduduk Kepadatan (/km2)
1 Pasar Lama 0,65 8.156 12.523,08
2 Antasan Besar 2,05 7.097 3.459,02
Total 2,70 15.253 15.982,1
(Sumber: Kantor Statistik Banjarmasin tahun 2020)

Berdasarkan undang-undang di atas, kepadatan penduduk di wilayah kerja

Puskesmas S. Parman pada tahun 2020 kepadatannya mencapai 15.982,1

10
penduduk/km2. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa kepadatan penduduk

di wilayah kerja Puskesmas S. Parman termasuk kedalam kategori sangat padat.

Hal ini sangat berhubungan dengan tingkat sanitasi, tingkat kesehatan dan

penyebaran penyakit di wilayah Puskesmas S. Parman.

Tabel 2.4 Distribusi Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Wilayah Kerja


Puskesmas S. Parman

Jumlah Penduduk
Jumlah
No Kelurahan Laki-Laki Perempuan (jiwa)
1 Pasar Lama 3.828 4.327 8.156 jiwa
2 Antasan Besar 3.440 3.657 7.097 jiwa
Jumlah 7.268 7.984 15.253 jiwa
(Sumber: Profil Puskemas S. Parman tahun 2020)

Dari data diatas dapat disimpulkan Kelurahan Pasar lama mempunyai

jumlah penduduk yang lebih banyak dibandingkan dengan Kelurahan Antasan

Besar yaitu 8.156 jiwa.

Tabel 2.5 Komposisi Penduduk Menurut Golongan Umur dan Beban Tanggungan
di Wilayah Kerja Puskesmas S.Parman tahun 2014 S/D 2019
Tahun 0 – 14 Th 15 – 64 Th > 65 Th
2014 3.440 10.775 717
2015 3.240 10.973 461
2016 3.785 11.065 357
2017 3.795 10.779 633
2018 3.913 10.062 932
2019 4.091 10.530 610

Dilihat dari tabel diatas jumlah penduduk berdasarkan umur paling banyak

pada kelompok umur 15-64 tahun dimana ini adalah usia produktif. Usia

produktif dalam suatu produktif yang dapat dihitung dengan rumus berikut:

11
P15−64
Usia Produktif = x 100 %
JumlahPenduduk
Keterangan:
P15-64 = Penduduk usia produktif (15-64 tahun)

Usia produktif di wilayah kerja puskesmas S.Parman menurut rumus di atas

adalah 69,13% yang artinya lebih dari setengah penduduk berada di dalam usia

yang produktif. Hal ini dapat berpengaruh dalam pembentukan kader-kader

kesehatan di wilayah kerja puskesmas S. Parman.

Dependency ratio merupakan angka yang menunjukkan besarnya

tanggungan suatu kelompok usia produktif atas usia kelompok non-produktif.

Dependency ratio atau rasio beban tanggungan dapat dihitung menggunakan

rumus berikut:

P65+¿
Dependency ratio=P0−14 + x 100 % ¿
P15−64

Keterangan:
P0-14 = Penduduk usia muda (0-14 tahun)
P65+ = Penduduk usia lanjut (65 tahun ke atas)
P15-64 = Penduduk usia produktif (15-64 tahun)
Dependency ratio di wilayah kerja puskesmas S. Parman menurut rumus di

atas adalah 39,43% yang artinya setiap 100 orang kelompok produktif harus

menanggung 39 orang  dari kelompok yang tidak produktif.  Rasio tersebut

termasuk dalam rasio ketergantungan sedang karena berada di antara 30-40. Rasio

ketergantungan tinggi jika rasio lebih dari 40, sedangkan rasio ketergantungan

dikatakan rendah jika rasio kurang dari 30. Makin besar rasio ketergantungan

berarti makin besar beban  tanggungan bagi kelompok usia produktif dan semakin

besar tanggungan suatu negara.

12
2.5 GAMBARAN SOSIAL BUDAYA DAN PENDIDIKAN

2.5.1 Sosial Budaya

Kehidupan sosial budaya penduduk di kelurahan pasar lama dan antasan

besar sangat dipengaruhi oleh budaya suku Banjar yang merupakan penduduk

asli, diikuti Jawa, Dayak, Madura, Bugis, dan lainnya. Penduduk kota

kehidupannya bersifat agamis dengan sebagian besar penduduk memeluk agama

Islam. Informasi ini dapat berguna untuk mengetahui perilaku-perilaku golongan

tertentu terkait miskonsepsi maupun larangan penggunaan KB, dan imunisasi.

Selain itu dapat diketahui faktor risiko penularan penyakit tertentu seperti rabie

pada golongan agama tertentu terkait hewan peliharaan anjing. Tokoh agama

dapat dimanfaatkan untuk membantu sosialisasi topik kesehatan tertentu.

2.5.2 Pendidikan

Keberhasilan pembangunan juga dapat dilihat dari segi pendidikan. Salah

satu indikatornya yaitu meningkatnya jumlah penduduk yang melek huruf. Oleh

sebab itu, pemerintah telah mencanangkan program pemberantasan buta huruf.

Persentase buta huruf banyak ditemukan pada usia tua, sedangkan pada usia muda

jarang ditemukan yang buta huruf. Data ini berpengaruh terhadap upaya

penyuluhan dan promosi kesehatan di wilayah kerja puskesmas S. Parman untuk

menyesuaikan media yang digunakan saat melakukan promosi kesehatan agar

memudahkan penyampaian informasi kepada penduduk sekitar. Adapun angka

melek huruf untuk penduduk 15 tahun keatas di Kota Banjarmasin, dapat dilihat

pada grafik berikut :

13
Gambar 2.3 Persentase Penduduk Melek Huruf Usia 15 tahun keatas Di Wilker
Puskesmas S.Parman Tahun 2014-2016

Mayoritas tingkat pendidikan penduduk di wilayah kerja Puskesmas S.

Parman adalah lulusan SMA. Hal ini dapat memungkinkan dilakukannya

pelatihan kader kesehatan untuk membantu pelayanan kesehatan di wilayah kerja

Puskesmas S. Parman. Berikut grafik jumlah penduduk di wilayah kerja

Puskesmas S. Parman berdasarkan tingkat pendidikan:

3000

2500

2000

1500

1000

500

0 Belum Sekolah Belum Tamat SD SD SLTP SLTA D1 D3 S1 S2 S3

Gambar 2.4 Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Di Wilker Puskesmas


S.Parman Tahun 2018

2.6 GAMBARAN PUSKESMAS S. Parman

2.6.1 Visi, Misi dan Motto Puskesmas S. Parman

VISI :

14
Visi Puskesmas S. Parman yaitu Menjadikan Puskesmas S.PARMAN

Sebagai Pusat Pelayanan Kesehatan BLUD Yang Bermutu Dan Bermartabat Serta

Terkemuka Di Kecamatan Banjarmasin Tengah Tahun 2021.

MISI :

Misi Puskesmas S. Parman sebagai berikut:

1. Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata, terjangkau dan

berkeadilan.

2. Membangun profesionalisme dengan memberikan pelayanan kesehatan

yang optimal Baik Bagi Individu, Keluarga Dan Masyarakat

3. Mendorong kemandirian perilaku sehat bagi masyarakat di wilayah

Puskesmas S. Parman.

4. Menggerakan peran aktif masyarakat dalam mewujudkan lingkungan sehat.

5. Membangun Karakter Dan Menanamkan Nilai-Nilai Organisasi Kepada

Seluruh Staf Puskesmas S.Parman

MOTTO : “PROLASMI” Profesional Melayani Sehat Bersama Kami

2.6.2 Sarana Kesehatan Puskesmas S. Parman

Puskesmas S. Parman merupakan tempat pelayanan kesehatan dalam

wilayah kerjanya mempunyai sarana kesehatan masyarakat sebagai berikut :

1. Ruang Kepala Puskesmas.

2. Ruang Tata Usaha.

3. Ruang Konseling.

4. Ruang Laktasi.

5. Ruang Loket.

6. Ruang Apotek.

15
7. Ruang Gudang Apotek.

8. Ruang Poli Umum.

9. Ruang Poli Lansia.

10. Ruang Poli KIA/KB.

11. Ruang Poli Gigi dan Mulut.

12. Ruang Poli Gizi.

13. Ruang Poli Anak/MTBS.

14. Ruang Tindakan.

15. Ruang Laboratorium.

16. Ruang TB Paru.

17. Ruang Imunisasi.

18. Ruang Administrasi Umum.

19. Ruang Kesling.

20. Ruang Tunggu.

21. Mushola.

22. Aula.

23. Gudang.

24. WC Karyawan.

25. WC Pasien.

16
Gambar 2.5 Denah Ruangan Puskesmas S. Parman

Tata letak di Puskesmas S. Parman sudah cukup baik, dimana loket berada

didepan, poli berada di tengah, dan apotek berada tepat berseberangan dengan

loket sehingga setelah mendapatkan obat dari dokter maka akan segera pulang.

Hal ini akan memberikan kenyamanan alur pelayanan pasien di Puskesmas S.

Parman. Puskesmas S. Parman juga sudah menyediakan jalur evakuasi dan titik

kumpul bila suatu saat terjadi kebakaran. Awalnya poli umum dan poli anak

berada di lantai atas, tetapi semenjak masa pandemi poli umum dan poli anak

dipindahkan ke lantai bawah untuk memudahkan mobilisasi pasien.

Salah satu kekurangan dari tata letak ruangan di puskesmas S. Parman adalah

Poli KIA-KB berada di lantai yang berbeda dengan poli gizi dan ruang laktasi

sehingga cukup menyulitkan pasien yang ingin berkonsultasi gizi maupun

menyusui anaknya setelah dari poli KIA-KB.

Sarana Kesehatan dan Sarana Pendukung Pelayanan Kesehatan Puskesmas

dalam menjalankan fungsinya, Puskesmas S. Parman didukung oleh:

- Jumlah Pustu

Jumlah Pustu diwilayah kerja Puskesmas S. Parman sebanyak 1 buah.

Pelayanan setiap hari dan tidak ada dokter, sehingga pelayanan

dilimpahkan ke perawat dan bidan.

- Jumlah Posyandu Balita

17
Jumlah Posyandu Balita diwilayah kerja Puskesmas S. Parman sebanyak

11 Posyandu Balita.

- Jumlah Posyandu Lansia

Jumlah Posyandu Lansia diwilayah kerja Puskesmas S. Parman sebanyak

3 Posyandu Lansia.

Tabel 2.6 Strata Posyandu yang terdapat di Puskesmas S. Parman


Puskesmas Pratama Madya Purnama Mandiri
Pasar Lama 0 4 3 0
Antasan Besar 0 1 3 0

Tabel 2.7 Distribusi Sarana/Fasilitas Kesehatan di Puskesmas S. Parman Kota


Banjarmasin Tahun 2020
No Nama Sarana/Fasilitas Jumlah
1 Puskesmas Induk 1 buah
2 Posyandu Balita 11 buah
3 Posyandu Lansia 3 buah
4 Desa Siaga/Poskesdes -
5 Rumah Sakit 0 buah
6 Praktek Dokter Swasta 4 orang
7 Klinik 5 buah
8 Bidan Praktek 4 orang
9 Laboratorium Klinik 1 buah
10 Apotek 1 buah

Dari data di atas jumlah posyandu balita dan lansia disesuaikan dengan

jumlah balita dan lansia yang ada di wilayah kerja Puskesmas. Jumlah posyandu

ideal menurut Departemen Kesehatan yaitu 1 posyandu untuk 100 balita atau

lansia. Data terakhir terkait jumlah balita dan lansia di wilayah kerja puskesmas S.

Parman adalah sebanyak 1352 balita dan 610 lansia sehingga posyandu yang

tersedia masih belum ideal jika disesuaikan dengan literatur dari Depkes tentang

posyandu.

2.6.3 Sarana dan Prasarana Pendukung

Tabel 2.8 Sarana dan Prasarana Kegiatan Puskesmas S. Parman Tahun 2020

18
No. Nama Sarana dan Jumlah Kondisi
Prasarana Baik Rusak Rusak Berat
Ringan
1 Ambulance 1 1 - -
2 Gedung Induk 1 1 -
Puskesmas
3 Sepeda Motor 2 2 - -

Dari data di atas sarana dan prasarana yang dimiliki Puskesmas S. Parman

sudah cukup lengkap untuk melakukan kegiatan puskesmas luar gedung. Tempat

yang sulit dijangkau kendaraan roda empat dapat menggunakan kendaraan roda

dua. Sarana pendukung yang kurang menurut Permenkes No. 75 tahun 2014

adalah Puskesmas S. Parman masih belum memiliki rumah dinas tenaga

kesehatan untuk menjadi rumah jabatan tenaga kesehatan dan berjumlah paling

sedikit 2 unit. Hal ini dapat menyulitkan tenaga kesehatan Puskesmas S. Parman

yang tidak memiliki tempat tinggal di wilayah kota Banjarmasin karena harus

mencari tempat tinggal sendiri.

Alat dan bahan sekali pakai di Puskesmas S. Parman masih kurang

lengkap sesuai dengan Permenkes No. 75 tahun 2014 untuk ketentuan minimum

alat dan bahan habis pakai yang harus dimiliki oleh puskesmas non rawat inap.

Berikut data dari persedian terakhir alat dan bahan sekali pakai di puskesmas S.

Parman:

N Alat Satuan Stok Awal Stok akhir


o
1 Alat suntik 1 ml pcs 300 200
2 Alat suntik 3 ml Pcs 395 295
3 Alat suntik 5 ml pcs 463 463
4 Catgut/benang bedah no 2/0-3/0 pcs 27 27
(plain/chromic)
5 Urine bag pcs 3
6 Surflo 18/20/22 pcs 34 20

19
7 Surgical Glove Non steril uk M Pcs 410 300
8 Surgical Glove No. 7 pcs 181 163
9 Aquadest steril botol 10 8
10 Blood Lancet Pcs 800 600
11 Coverplast pcs 600 400

Tabel 2.9 Persediaan Terakhir Alat dan Bahan Sekali Pakai di Puskesmas S.

Parman

2.6.4 Tenaga Kesehatan

Karyawan Puskesmas S. Parman Berjumlah 36 orang yang terbagi sebagai

berikut:

Tabel 2.10 Jumlah Karyawan Puskesmas S. Parman


Jenis Ketenagaan/Pendidikan Yang ada Kurang
sekarang
Dokter Umum 3 0
Dokter Gigi 1 0
Perawat 6 0
Perawat gigi 2 0
Bidan 6 0
Apoteker 1 0
Asisten apoteker 2 0
Laboratorium 2 0
Gizi 2 0
Verifikator 1 0
Promkes 2 0
Loket 2 1
Sanitarian 2 0
Satpam 1 0
Cleaning service 1 0
Kesmas 1 1
Kepala Tata Usaha 1 0

Dari tabel di atas dapat disimpulkan jumlah tenaga kerja di Puskesmas S.

Parman dari komposisi tenaga kerjanya masih kurang untuk tenaga kesehatan

20
masyarakat dan tenaga administrasi sesuai dengan standar ketenegaan puskesmas

untuk puskesmas kawasan perkotaan non rawat inap yang diatur oleh Permenkes

No. 75 tahun 2014.

Struktur organisasi Puskesmas S. Parman sudah memenuhi ketentuan

organisasi puskesmas yang diatur oleh Permenkes No. 75 tahun 2014 yang

sedikitnya terdiri atas kepala puskesmas, kepala sub bagian tata usaha,

penanggung jawab UKM dan Keperawatan Kesehatan Masyarakat, penanggung

jawab UKP, kefarmasian dan laboratorium, dan penanggung jawab jaringan

pelayanan puskesmas dan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan.

Kepala Puskesmas S. Parman adalah seorang dokter umum yang sudah

mempunyai masa kerja di Puskesmas lebih dari 2 tahun dan telah mengikuti

pelatihan manajemen Puskesmas sehingga hal ini sesuai dengan ketentuan kepala

puskesmas menurut Permenkes No. 75 tahun 2014.

21
Gambar 2.6 Struktur Organisasi Puskesmas S. Parman

22
2.6.5 Sumber Dana

Puskesmas S.Parman selama tahun 2020 mendapat sumber dana dari

Anggaran Pendapatan Belanja Nasional yang terdiri dari sumber dana APBD,

dana BOK, JKN .

2.6.6 Program Kerja Puskesmas

Tabel 2.11 Tabel Upaya Kesehatan Wajib


Pencapaian Hasil
VARIABEL KEGIATAN
(%) Kinerja
PROMOSI KESEHATAN 95,25 Baik 
Penyuluhan PHBS 100 Baik
1. Institusi Pendidikan 100 Baik
2. Institusi Sarana Kesehatan 100 Baik
3. Institusi Rumah Tangga 100 Baik  
4. Institusi Tempat-Tempat Umum 100 Baik 
5. Institusi Tempat-Tempat Kerja 100 Baik 
Penyuluhan 75 Baik  
1. Keliling 50 Baik  
2. Kelompok 100,00 Baik  
Kelurahan Siaga Aktif 100,00 Baik  
Tingkat Kemandirian Posyandu 100 Baik  
1. Posyandu Purnama dan Mandiri 100 Baik  
2. Keaktifan Kader Posyandu 100 Baik  
Pembinaan UKS 100 Baik  
1. Jumlah Sekolah yang melaksanakan UKS 100 Baik  
2. Jumlah Dokter Kecil 100 Baik  
3. Jumlah Dokter Remaja 100 Baik  
4. Jumlah Guru Pembina UKS 100 Baik  
5. Kunjungan Tenaga Kesehatan ke Sekolah 100 Baik  
Kesehatan Lingkungan : Penyehatan Air 94,87 Baik 
1. Inspeksi Sanitasi Sarana Air Bersih 89,75 Baik  
2. Pembinaan kelompok masyarakat -
-
Kelompok Pemakai Air  
3. Pengawasan Kualitas Air Bersih ( PDAM ) 100 Baik  
Hygiene dan Sanitasi Mak Min 100 Baik 
1. Pembinaan tempat pengelolaan makanan 100 Baik  
2. Pengawasan Kualitas Air Minum 100 Baik  
3. Pemeriksaan Sampel Makanan 100 Baik  
Penyehatan tempat pembangunan
100,00
Sampah dan Limbah Kurang 
1. Inspeksi Tempat Pembuangan Sampah 100,00 Baik  
2. Inspeksi Tempat Pembuangan Akhir - - 
Penyehatan Lingk Pemukiman dan Jaga 90,00 Baik 
1. Pemeriks penyehatan lingk pada 90,00  

23
Perumahan Baik  
Pengawasan Sanitasi TTU 81,00 Baik
1. Inspeksi sanitasi TTU 86,00 Baik 
2. Sanitasi TTUmemenuhi syarat 75,00 Baik 
Pengamanan Tempat
50,00 Kurang
Pengolahan Pestisida
1. Inspeksi sanitasi sarana  
100,00
Pengelolaan pestisida Baik  
2. Pembinaan tempat Kurang 
0,00
Pengelolaan pestisida  
Klinik Sanitasi 40,00 Kurang 
1. Kunjungan ke Klinik Sanitasi 40,00 Kurang 
CAKUPAN KESEHATAN IBU DAN ANAK
89,00
TERMASUK KB Baik
Kesehatan Ibu 78,00 Baik
1. Pelayanan Kesehatan Bagi Bumil sesuai Standart utk
99,00
Kunjungan Lengkap Baik  
2. Drop out K4 - K1 - -
3. Pelayanan persalinan oleh Nakes yg
100,00
mempunyai kompetensi kebidanan Baik  
4. Pelayanan Nifas lengkap (ibu dan 100,00
Neonatus ) sesuai standar ( KN3 ) Baik  
5. Pelay dan /rujukan bumil risti/kompl 100 Baik  
Kesehatan Bayi 76,00 Baik  
1. Penanganan dan atau rujukan neonatus 95
resiko tinggi Baik  
2. Cakupan BBLR ditangani/di MTBM 1,3 kurang 
3. Cakupan Kunjungan Neonatus ( KN ) 100 Baik  
4. Cakupan Kunjungan Bayi 100 Baik  
Upaya Kes Balita dan Anak Pra Sekolah 99,00 Baik  
1. Pelayanan deteksi dan stimulasi dini
100
tumbuh bang Balita (kontak pertama) Baik  
2. Pelayanan deteksi dan stimulasi dini
98
tumbuh kembang Anak Pra Sekolah Baik  
Upaya Kes Anak Usia Sekolah & Remaja 95,00 Baik  
1. Pelayanan Kes Anak SD oleh Nakes / tenaga 55
terlatih/guru UKS/dokter kecil Baik  
2. Cakupan Pelayanan kesehatan remaja 100 Baik  
3. Penjaringan Anak Sekolah    
a. Jml Murid Kls 1 SD UKS yang diperiksa 100 Baik  
 
100
b. Jml Murid Kls 1 SMP/SMA UKS yang diperiksa Baik  
Pelayanan Keluarga Berencana 99,00 Baik  
1. Akseptor KB Aktif di Puskesmas (CU) 99 Baik  
2. Akseptor Aktif MKET di Puskesmas -  
UPAYA PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN
95,00 Baik
PENAKIT MENULAR
TB Paru 93,00 Baik
1. C D R 100 Baik 
2. Kesembuhan 91 Baik 

24
3. Konversi 86 Baik 
Kusta 0,00 Kurang  
1. Penemuan tersangka penderita kusta 0,00 Kurang  
2. Pengobatan penderita kusta 0
3. Pemeriksaan kontak penderita 100,00 Baik  
4. Pencegahan dan Pembertasan Penyakit Kusta 0
Pelayanan Imunisasi *) 97,70 Baik  
1. Imunisasi DPT 1 pada bayi Baik  
100,00
( DPT1 - HB Combo )  
2. DO = Campak - DPT Combo 1 88,33 Baik  
3. Imunisasi HB - 0 - 7 hari 99,22 Baik  
4. Imunisasi Campak pada bayi 100,00 Baik  
5. LIL (Lima Imunisasi Dasar Lengkap) 100,00 Baik  
6. Imunisasi DT pada anak kelas 1 SD 98,15 Baik  
7. Imunisasi TT pada anak SD kelas 2 dan 3 98,20 Baik  
Diare 100,00 Baik  
1. Penemuan kasus diare di pusk dan kader 100 Baik 
2. Kasus diare ditangani oleh Pusk & kader dengan oral
100
rehidrasi Baik  
ISPA 55,00 Kurang
1. Penemuan kasus pnemonia dan 11 Baik  
pneomonia berat oleh Pusk dan Kader    
2. Jumlah kasus pnemonia dan pnemonia berat tangani
100,00
ditangani sesuai standart Baik 
Demam berdarah Dengue (DBD) * 95 Baik
1. Angka bebas Jentik (ABJ) 85 Baik
2. Cakupan penyelidikan Epidemologi 100 Baik
3. Kasus DBD yang ditangani 100 Baik
Surveilans 100 Baik
1. Laporan STP 100 Baik
2. Laporan PWS KLB ( W2 ) 100 Baik
3. AFP 0
4. KLB 0

Tabel 2.11 Upaya Kesehatan Pengembangan

PENCAPAIAN HASIL
VARIABEL KEGIATAN
(%) KINERJA
Upaya Kesehatan Usia Lanjut 88 Baik
1 Pembinaan kelomp Usila sesuai standar 100 Baik
2. Pemantauan kes pada anggota Kelomp
75 Baik
Usia Lanjut yang dibina sesuai standar
Upaya Kes Mata/Pencegahan Kebutaan 100 Baik
1. Penemuan kasus penyakit mata di pusk 100 Baik
2. Penemuan kasus buta katarak pd Usia > 45 tahun 100 Baik
Kesehatan Jiwa 100,00 Baik
1. Deteksi & Penanganan kasus jiwa ke Puskesmas 100 Baik
2. Penanganan kasus kesehatan jiwa Rujukan 100 Baik
Pencegahan dan Penanggulangan Peny Gigi 100 Baik
1 UKGS Selektif Tahap III 100,00 Baik
2. Pembinaan dan Sikat Gigi massal pd SD/MI 100 Baik

25
3. Pemeriksaan dan Penyul gigi pada anak 100
Baik
1- 6 tahun di Desa ( Posyandu )/UKGMD  
4. Pemeriksaan dan Penyul Gigi pada Bumil 100 Baik
Perawatan Kesehatan Masyarakat 100 Baik
1. Kegt asuhan keperawatan pada keluarga 100 Baik
Bina Kesehatan Tradisional 100 Baik
1. Jumlah Batra yang dibina 100 Baik
2. Jumlah TOGA perkelurahan 100 Baik
Bina Kesehatan Kerja 100 Baik
1. Pelayanan Kesehatan Kerja 100 Baik
Kes Olah Raga 100 Baik
1. Pembinaan Klpk Potensial/Klub dlm Kes Olah Raga 100 Baik

1. Program Kesehatan Wajib

a. Upaya Promosi Kesehatan


Promosi kesehatan upaya kesehatan wajib di puskesmas dengan paradigma

dekarang dimana promotif dan preventif lebih diutamakan dari kuratif dan

rehabilitatif . dengan upaya promosi kesehatan sekarang diharapkan masyarakat

lebih mengutamakan pencegahan dari pada pengobatan.

Penyuluhan dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) Promosi kesehatan

di puskesmas sekarang ini lebih ditekankan kepada masyarakat terutama

mengenai perilaku hidup bersih dan sehat(PHBS),Baik PHBS di rumah tangga,

sekolah,tempat-tempat kerja, PHBS ini menjadi fokus utama dalam promosi

kesehatan.

Upaya Kegiatan :

1) Melakukan penyuluhan dimasyarakat baik perorangan maupun kelompok

dalam rangka meningkatkan cakupan.

2) Meningkatkan peran masyarakat dalam rangka meningkatkan kemampuan

untuk hidup sehat secara mandiri

3) Melakukan pembinaan dan pengembangan posyandu

4) Melakukan penyuluhan di sekolah-sekolah

26
5) Pemebinaan kader posyandu

6) Meningkatkan kerjasama lintas program dan sektor

b. Kesehatan Lingkungan

Program Kesehatan lingkungan berupaya menciptakan kondisi yang

mampu menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan

lingkungan untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia dan bahagia.

Ada 6 upaya dasar yang dilakukan dibidang kesling ;

1) Penyehatan sumber air bersih (SAB)

Kegiatan upaya penyehatan air meliputi ; surveilans kualitas air, inspeksi

sanitasi SAB, pemeriksaan kualitas air, pembinaan kelompok pemakai air.

2) Penyehatan lingkungan pemukiman (Pemeriksaan Rumah)

Sarana sanitasi dasar yang dipantau meliputi jamban keluarga (jaga),

saluran pembuangan air limbah (SPAL), dan tempat pengelolaan sampah

(TPS).

3) Penyehatan tempat-tempat umum (TTU)

Penyehatan tempat-tempat umum meliputi hotel dan tempat penginapan

lain, pasar, kolam renang dan pemandian umum lain, sarana ibadah, salon

dan pangkas rambut, dilakukan upaya pembinaan institusi rumah sakit dan

sarana kesehatan lain, sarana pendidikan dan perkantoran.

4) Penyehatan tempat pengelola makanan (TPM)

Secara umum penyehatan TPM bertujuan untuk melakukan pembinaan

teknis dan pengawasan terhadap tempat penyehatan makanan dan

minuman, kesiap-siagaan dan penanggulangan KLB, keracunan,

kewaspadaan dini serta penyakit bawaan makanan.

27
5) Pemantauan Jentik nyamuk dan PSN (pemberantasan Sarang Nyamuk)

Petugas sanitasi puskesmas melakukan pemeriksaan terhadap tempat yang

mungkin menjadi perindukan nyamuk.

6) Konsultasi kesling klinik sanitasi

Pemberian konsultasi gratis kepada masyarakat/pasien yang menderita

penyakit yang berhubungan dengan lingkungan seperti; diare, kecacingan,

penyakit kulit, TB Paru, dan lainnya.

c. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan Keluarga Berencana

1) Kesehatan Ibu Dan Anak

Kesehatan ibu dan anak (KIA) adalah upaya dibidang kesehatan yang

memeberikan pelayanan dan pemeliharaan kesehatan ibu hamil, ibu melahirkan,

ibu meneyusui, bayi, anak, balita.

Kegiatan KIA di puskesmas s.parman meliputi pemeliharaan ibu hamil,

ibu melahirkan, ibu menyusui, perawatan dan pemeliharaan bayi, balita serta anak

pra sekolah serta pembinaan dukun bayi, pembinaan taman kanak-kanak dan

imunisasi.

Pemantauan wilayah setempat kesehatan ibu dan anak (PWS KIA) adalah

alat manajemen melakukan pemantauan program KIA disuatu wilayah kerja

secara terus menerus, agar dapat dilakukan tindak lanjut yang cepat dan

tepat.Program KIA yang dimaksud meliputi pelayanan ibu hamil, ibu bersalin, ibu

nifas, ibu dengan komplikasi kebidanan, keluarga berencana, bayi baru lahir, byi

dan balita.

Kegiatan PWS KIA terdiri dari pengumpulan,pengolahan, analisis, dan

interprestasi dataseta penyebar luasan informasi kepenyelngaraan program dan

28
pihak atau instansi terkait untuk tindak lanjut. PWS KIA diharapkan cakupan

pelayanan dpat ditingkatkan dengan menjangkau seluruh sasaran disuatu daerah

kerja. Dengan terjangkaunya seluruh sasaran maka diharapkan seluruh kasus

dengan faktor resiko atau komplikasidapat ditemukan sedini mungkinagar dapat

diperoleh penanganan yang memadai.

2) Keluarga Berencana (KB)

Keluarga berencana adalah perencanaan kehamilan, sehingga kehamilan

terjadi pada waktu yang diinginkan.jarak antara kehamilan diperpanjang untuk

membina kesehatan yang sebaik-baiknya, bagi seluruh anggota dan kelahiran

selanjutnya dicegah apabila jumlah anak telah mencapai jumlah yang dikehendaki

untuk menuju norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera.kegiatan keluarga

berencana tidak hanya penjarangan/mengatur kehamilan tetapi termasuk kegiatan

pemberian meningkatan perekonomian dan kesejahteraan keluarga.

Tujuan program Keluarga Berencana yaitu:

1. Meningkatkan kesadaran penduduk, keluarga untuk menggunakan alat

kontrasepsi.

2. Menurunkan jumlah angka kelahiran bayi.

3. Meningkatkan kesadaran dalam pemakaian alat kontrasepsi.

4. Meningkatkan kesehatan dengan cara menjarangkan kelahiran dan mengatur

jumlah anak dalam keluarga.

Sasaran program keluarga berencana yaitu:

1. Pasangan yang seharusnya diberi pelajaran keluarga berencana.

2. Mereka yang ingin cegah kehamilan karena alasan pribadi.

29
3. Mereka yang ingin menjarangkan kelahiran yang baik adalah yang kurang

dari tiga tahun.

4. Mereka yang ingin membatasi jumlah anak.

5. Pasangan usia subur.

Kegiatan program keluarga berencana yaitu :

1.Mengadakan penyuluhan KB, baik pada puskesmas maupun pada saat

mengadakan kunjungan rumah, posyandu, pertemuan dengan kelompok

masyarakat.

2.Menyediakan alat kontrasepsi.

d. Upaya Peningkatan dan Perbaikan Gizi

Pemantauan wilayah setempat gizi adalah alat manajemen gizi untuk

melakukan pemantaun program gizi disuatu wilayah kerja seacara terus menerus

agar dapat dilakukan tindak lanjut yang cepat dan tepat. PWS gizi meliputi

kegiatan:

1) SKDN Balita

2) Distribusi Vitamin A pada bayi, anak balita, dan bufas

3) Distribusi tablet tambah darah pada bumil

4) Prevelensi Bumil KEK

5) Cakupan Balita Gizi Kurang dan gizi buruk

6) Cakupan ASI Eksklusif

7) Penyuluhan Gizi

8) Konseling /Konsultasi gizi

9) Distribusi PMT balita/ bumil KEK

30
10) Pemantauan garam beryodium

11) Pelacakan dan Monotoring Kasus Gizi Buruk

12) Distribusi TTD (Tablet Tambah Darah)

13) Distribusi suplemen gizi Mixaria

e. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular

1) Surveilans

Menurut WHO merupakan pengolahan, analisis dan interpensi data secara

sistematik dan terus menerus serta penyebaran informasi pada unit yang

membutuhkan untuk dapat mengambil tindakan, sehingga dengan dilakukannya

proses tersebut maka diperlukannya penyebaran penyakit dapat diketahui lebih

dini dan terjadinya KLB dapat ditanggulangi. Kegiatan surveilans dibagi menjadi

dua, yaitu : surveilans untuk penyakit menular dan surveilans penyakitt tidak

menular. Tujuan surveilans adalah agar tersedianya data dan infomasi

epidemiologi dasar manejemen kesehatan untuk mengambil keputusan dalam

perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi program kesehatan dan

peningkatan kewaspadaan akan terjadi KLB.

Sasaraan surveilans disini berdasarkan sasaran penyelengaraan sistem

surveilans epidemiologi kesehatan meliputi masalah-masalah yang berkaitan

dengan program kesehatan yang ditetapkan berdasarkan prioritas

nasional,bilateral, regional dan global, penyakit potensial wabah, bencana dan

komitmen lintas serta sektor serta sasaran spesifik lokal dan daerah. Masalah yang

dihadapi yaitu apabila ada kasus yang berkaitan diwilayah kerja puskesmas,

sehingga sering tidak terkontrol dan ini akan menyebar sehingga menimbulkan

banyak kasus.

31
a. Pemberantasan Penyakit Menular (P2M)

 Tujuan :

- Menemukan kasus penyakit menular sedini mungkin dan mengurangi

berberbagai faktor resiko lingkungan masyarakat yang memudahkan

terjadinya penyebaran penyakit.

- Memberikan Imunisasi sebagai pencegahan penyakit

 Sasaran :

- Semua Masyarakat.

- Ibu hamil, balita, dan anak-anak sekolah untuk kegiatan imunisasi,

lingkungan pemukiman masyarakat dan kelompok tertentu masyarakat

yang berprilaku resiko tinggi.

b. Penyakit Tidak Menular (PTM)

 Tujuan :

Memacu kemandirian masyarakat dalam pencegahan maupun

penanggulangan PTM untuk menurunkan kejadian penyakit tidak menular

(PTM) dan meningkatkan kualitas hidup sehat.

 Sasaran :

Kelompok masyarakat sehat, berisiko dan penyandang PTM berusia 15

tahun ke atas

2. Program Kesehatan Pengembangan

1) Upaya Kesehatan Sekolah

2) Kesehatan Olahraga

3) Kesehatan kerja

4) Kesehatan gigi dan mulut

32
5) Kesehatan jiwa

6) Pengobatan tradisional

7) Upaya Kesehatan Mata/Pencegahan Kebutaan

2.6.7 Data Khusus

Tabel 2.12. Data 10 Penyakit Terbanyak di Puskesmas S. Parman 2020

No Nama Penyakit Jumlah Kasus


1. Hipertensi 1486
2. Lansia 1465
3. Diabetes Mellitus 821
4. ISPA 573
5. Penyakit Pulpa dan Jaringan Apikal 465
6. Dermatitis 388
7. Rhinitis Akut 378
8. Artritis 358
9. Dispepsia 310
10. Batuk 259
(Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas S. Parman Tahun 2020)

Penyakit tertinggi yang dialami pasien di puskesmas S. Parman selama

tahun 2020 adalah hipertensi. Hal ini berkaitan karena tingginya jumlah lansia

(lanjut usia) yang berisiko tinggi terhadap kenaikan tekanan darah & penyakit

pembuluh darah lainnya.

Tabel 2.13. Data 10 Obat Terbanyak yang dikeluarkan Puskesmas S. Parman

No. NAMA OBAT JUMLAH PEMAKAIAN


1. Parasetamol tab 500 mg 61.529
2. Klorfeniramin Maleat (CTM) 24.425
3. Antasida doen tab 21.143
4. Gliseril Guaicolate tab 20.443
5. Thiamin HCl (vit B1) 17.549
6. Piridoksin HCl (vit B6) 17.417
7. Amoxicillin 500mg 17.352
8. Asam askorbat (vit C) 16.857

33
9. Vitamin B komplek 16.523
10. Ibuprofen 200mg 16.123

Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas S. Parman Tahun 2020

Obat yang paling banyak digunakan adalah parasetamol yang meruakan

jenis obat analgesik. Hal ini tidak sebanding dengan laporan penyakit terbanyak

yaitu hipertensi dikarenakan kunjungan kasus hipertensi di Puskesmas S. Parman

mayoritas adalah hipertensi dengan komplikasi sehingga obat yang digunakan

tidak tersedia di apotek puskesmas sehingga pasien harus mengambil obat di

apotek luar. Selain itu, kasus hipertensi di Puskesmas S. Parman juga banyak yang

dirujuk ke fasilitas kesehatan lanjutan untuk mendapatkan terapi lebih lanjut dari

spesialis penyakit dalam.

Tabel 2.14 Jumlah Kunjungan Pasien di Puskesmas S. Parman Tahun 2018


No Jenis Kunjungan Jumlah
1 Kunjungan BPJS 14.475
2 Kunjungan Umum 26.156
Total Kunjungan 39.631
(Sumber: Profil puskemas S. Parman tahun 2018)

Tabel 2.15 Jumlah Kunjungan Pasien di Puskesmas S. Parman Tahun 2020


No Jenis Kunjungan Jumlah
1 Kunjungan BPJS 6.851
2 Kunjungan Umum 1.704
Total Kunjungan 8.555
(Sumber: Profil puskemas S. Parman tahun 2020)

BPJS Umum
Dari

data di atas

dapat
26156

14475

6871

34
1704

2018 2020
disimpulkan jumlah kunjungan pasien di Puskesman S. Parman pada tahun 2020

menurun drastis dari tahun sebelumnya. Hal ini kemungkinan besar diakibatkan

adanya pandemi COVID-19 sehingga banyak penduduk takut memeriksakan diri

ke puskesmas.

Gambar 2.7 Jumlah Kunjungan Pasien di Puskesmas S. Parman


BAB III
ANALISA SWOT PUSKESMAS
BERDASARKAN DATA DEMOGRAFIS DAN TEMUAN DI LAPANGAN

Kekuatan :

 Puskesmas S. Parman memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang

berkualitas, terampil, semangat, dan berprestasi.

 Puskesmas S. Parman telah terakreditasi sejak tahun 2017

 Struktur organisasi sudah sesuai dengan tingkat pendidikan masing-

masing

 Pelayanan di puskesmas pembantu dan posbindu diadakan sesuai jadwal

rutin

 Puskesmas induk dan puskesmas pembantu terletak di daerah yang

strategis dan dekat dengan pemukiman masyarakat, sehingga mudah untuk

dijangkau.

35
 Tersedianya dana dari APBD, BOK, JKN, Dinkes Kota Banjarmasin, dan

dana BOK dari Pusat.

 Tersedianya peralatan yang cukup memadai untuk menunjang kegiatan

pengobatan.

 Terdapat ruangan di Puskesmas yang dapat dimanfaatkan untuk

mendukung kegiatan dalam ruangan.

 Adanya ruangan khusus untuk tindakan kegawat daruratan beserta sarana

dan prasarananya, serta laboratorium sehingga dapat menunjang

penegakkan diagnosis penyakit.

 Tersedianya obat-obatan yang cukup memadai dari Dinkes Kota dan JKN.

Penyusunan obat juga sistematik yang memudahkan pengaturan logistik.

 Terdapat fasilitas pendukung utama promosi kesehatan seperti laptop dan

LCD

 Akses transportasi di wilayah kerja puskesmas tersedia seperti adanya

ambulans yang memudahkan petugas untuk melakukan pelayanan

kesehatan di luar puskesmas.

 Adanya rencana target satuan untuk cakupan kegiatan masing-masing

program serta manajemen untuk mencapai tujuan perencaan serta

penanggung jawab dari masing-masing kegiatan perencanaan.

 Upaya wajib di puskesmas sudah lengkap dan berjalan dengan baik..

 Skema alur pelayanan jelas.

Kelemahan :

 Tidak tersedianya fasilitas puskesdes

36
 Tidak ada dokter untuk memberikan pelayanan di Puskesmas Pembantu

setiap hari.

 Saat ada UKM terkadang kekurangan petugas karena kegiatan yang satu

tabrakan dengan kegiatan lain sehingga petugas mendapat tanggungjawab

lebih dari satu kegiatan.

 Belum semua petugas (dokter dan Perawat) yang mengikuti pelatihan

gawat darurat.

 Tidak tersedianya kantin sehat bagi pegawai dan pengunjung puskesmas

 Pengelolaan ruang IGD yang belum terorganisir.

 Kegiatan Pustu dan posyandu balita belum dilaksanakan sesuai jadwal

rutin.

Kesempatan:

 Adanya kerjasama dengan pihak pendidikan untuk meningkatkan promosi

kesehatan kepada siswa.

 Adanya kerja sama dengan kepala desa wilayah puskesmas

 Kepadatan penduduk di wilayah kerja termasuk kategori padat sehingga

diharapkan penyebaran informasi kesehatan lebih cepat.

 Perbandingan penduduk laki-laki dan perempuan tidak jauh berbeda,

sehingga program Puskesmas dapat dikembangkan di berbagai bidang,

tidak terfokus pada program tertentu saja seperti KIA.

 Tingginya antusiasme masyarakat untuk memperoleh pelayanan kesehatan

dilihat dari jumlah kunjungan ke Puskesmas oleh masyarakat yang cukup

banyak, hal ini dapat dimanfaatkan untuk meyisipkan program Puskesmas

Ancaman:

37
 Jumlah penduduk wilayah kerja Puskesmas S.Parman termasuk padat, dan

sebagian besar wilayah sungai dan pasar sehingga meningkatkan risiko

penularan penyakit menular.

 Beberapa fasilitas umum yang ada dapat menjadi sumber penularan

penyakit jika tidak diawasi dan dikelola dengan baik seperti pasar.

 Penduduk di wilayah kerja puskesmas S.Parman sebagian besar masih

menggunakan air sungai untuk keperluan mencuci mandi dan memasak.

 Penanganan sampah di tempat umum seperti pasar wilayah kerja

puskesmas S.Parman belum memenuhi standard karena hanya tempat

pembuangan sampah biasa/tempat pembuangan sementara (TPS).

Tabel 3.1 Analisis SWOT


STRENGTH WEAKNESS
ANALISIS SWOT

1. Puskesmas S. Parman 1. Kurangnya tenaga


memiliki pustu, kesehatan yang
pusling, posyandu, bekerja pada
posbindu serta kesehatan lingkungan
transportasi berupa yakni hanya 1 orang
mobil puskesmas pegawai.
keliling sehingga 2. Terdapat program
kegiatan pendataan dan kesehatan lingkungan
pembinaan hingga yang belum tercapai
pengawasan mengenai
kesehatan lingkungan antara lain
dapat dilakukan secara pengawasan sanitasi
menyeluruh. TTU, pembinaan
2. Adanya tenaga tempat pengolahan
kesehatan lingkungan pestisida dan
yang aktif bekerja di
wilayah kerja kurangnya kunjungan
puskesmas ke klinik sanitasi.

38
OPPORTUNITY SO WO
1. Lokasi wilayah
1. Merencanakan 1. Menambah tenaga
puskesmas S. Parman
penyebaran petugas kerja dalam bidang
cukup strategis terletak
kesehatan lingkungan kesehatan
di tengah dan dapat di
dalam kegiaan lingkungan, bisa
jangkau oleh
pendataan, dan berupa pekerja
transportasi darat
penyuluhan kontrak untuk
sehingga memudahkan
berdasarkan wilayah memudahkan
pendataan, pembinaan
penduduk. (S2,O1) pendataan,
dan penyuluhan
2. Memanfaatkan pustu, pembinaan dan
mengenai kesehatan
pusling, dn posyandu penyuluhan
lingkungan
sebagai tempat mengenai kesehatan
2. Mem
melaksanakan lingkungan. (O1,W1)
iliki kader- kader
pembinaan kesehatan 2. Para kader dapat
kesehatan, dokter
lingkungan dipergunakan untuk
cilik, dokter remaja,
masyarakat. (S1,01) membantu dalam
dan guru pembina
UKS di wilayah kerja pencapaian program
Puskesmas S. kesehatan lingkungan
Parman. yang masih belum
tecapai. Khususnya
pengawasaan TTU
dan pengawasan
pestisida yang belum
tercapai. (W2,O2)

THREAT ST WT
1. Lingkungan 1. Tenaga kesehatan 1. Bekerjasama dengan
Puskesmas S. melakukan penyuluhan program promosi
Parman adalah rawa- disesuaikan dengan kesehatan agar dapat
rawa, saat air pasang tingkat pendidikan memberikan
hampir seluruh masyarakat tentang penyuluhan lebih
wilayah digenangi penggunaan air bersih. sering mengenai
air, sehingga saat menggunakan fasilitas penggunaan air bersih
musim hujan transfortasi yang di terutama bagi warga
berisiko terjadi miliki puskesmas (S1, yang rumahnya
banjir. S2,T1,T3) berada di daerah rawa
2. Kelurahan S. 2. Tenaga kesehatan dan pinngiran sungai.
Parman termasuk dapat melakukan (W1, T1,T3)
dalam kategori kerja sama lintas 2. Bekerjasama dengan
sangat padat. Hal ini sektoral seperti tenaga kesehatan
sangat berdampak PDAM untuk lainnya untuk
kepada tingkat mencari solusi bagi memberikan edukasi
sanitasi, tingkat masyarakat yang mengenai sanitasi
kesehatan dan

39
penyebaran penyakit tinggal di daerah dan penyebaran serta
di wilayah rawa yang sulit untuk pencegahan penyakit
Puskesmas S. mendapatkan sumber kepada setiap pasien
Parman. air bersih. (S2,T3) yang datang untuk
3. Wilayah kerja berobat ke fasilitas
puskesmas S.Parman kesehatan.
berbatasan dengan (W1,W2,T1,T2)
sungai sehingga
mayoritas penduduk
masih banyak yang
menggunakan air
sungai untuk
keperluan sehari-
hari

40
BAB IV
PENUTUP

Berdasarkan letak wilayah Puskesmas S.Parman berada di Kecamatan

Banjarmasin Tengah dengan alamat Jl.Antasan Kecil Barat no.22, dengan wilayah

kerja sebanyak 2 kelurahan yaitu yaitu kelurahan Pasar Lama dan kelurahan

Antasan Besar dengan luas wilayah 2,70 km2. Dari data terakhir diketahui jumlah

penduduk adalah 15.253 jiwa.

Puskesmas S.Parman dilengkapi dengan 11 posyandu, 1 puskemas

pembantu, dan 8 puskesmas keliling. Puskesmas S.Parman telah memiliki 5

program pokok puskesmas, dan 8 upaya pengembangan kesehatan yang berjalan

dengan baik. Puskesmas S. Parman memiliki unit-unit kegiatan yang masing-

masing unit tersebut memiliki program kesehatan tersendiri dan masing-masing

unit yang telah melaksanakan program tersebut. Hasil kegiatan pada umumnya

dapat dilaksanakan dengan baik. Hal ini dapat tercapai karena upaya dari petugas

kesehatan yang ditunjang dengan sarana dan prasarana puskesmas yang cukup

baik. Penyakit terbanyak di wilayah kerja Puskesmas S. Parman ialah penyakit

tidak menular seperti hipertensi sedangkan penyakit kedua adalah penyakit lansia.

Pengembangan sarana dan prasarana puskesmas juga diharapkan untuk terus

dilakukan agar dapat memberikan pelayanan kesehatan yang lebih baik lagi.

41
DAFTAR PUSTAKA

1. Profil Puskesmas S. Parman Tahun 2020.

2. Undang Undang dasar Negara Republik Indonesia 1945.

3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 tahun 2019

tentang Puskesmas.

4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 tahun 2014

tentang Puskesmas.

5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun

2009 Tentang Kesehatan.

42
LAMPIRAN

43
Puskesmas S.Parman (Tampak Depan)

Lantai Dasar

44
Loket Apotek IGD

45
Poli Lansia Poli KIA Laboratorium

Poli ISPA

46
Lantai 2

Poli Anak dan MTBS

Poli Umum

Poli Imunisasi

Dapur

dan toilet

Pojok Bermain Anak

47
Poli

Gizi Poli Gigi dan Mulut

Lantai 3

48
Mushola Poli PKPR Bank Data

49

Anda mungkin juga menyukai