PUSKESMAS S.PARMAN
BANJARMASIN
Oleh:
Pembimbing :
dr. Nika Sterina S, M.Kes
Halaman Judul............................................................................................................................i
Daftar Isi......................................................................................................................................ii
BAB I. Pendahuluan..............................................................................................1
Daftar Pustaka............................................................................................................................36
Lampiran......................................................................................................................................37
ii
BAB I
PENDAHULUAN
berdasarkan komitmen nasional, regional dan global serta yang mempunyai daya
wajib ini harus diselenggarakan oleh setiap puskesmas yang ada di wilayah
upaya kesehatan lingkungan, upaya kesehatan ibu dan anak serta keluarga
1
berencana, upaya perbaikan gizi masyarakat, upaya pencegahan dan
pengembangan dipilih dari daftar upaya kesehatan pokok puskesmas yang telah
ada yaitu upaya kesehatan sekolah, upaya kesehatran oleh raga, upaya perawatan
kesehatan masyarakat, upaya kesehatan kerja, upaya kesehatan gigi dan mulut,
upaya kesehatan jiwa, upaya kesehatan mata, upaya kesehatan usia lanjut dan
Kesehatan Gigi dan Mulut (UKGM) dan Pos Kesehatan Desa (Poskesdes)/ Pos
1.2 Tujuan
a. Tujuan umum
b. Tujuan khusus
2
1. Memberikan gambaran kegiatan pelaksanaan Upaya Promosi Kesehatan pada
serta Keluarga Berencana pada daerah kerja Puskesmas S. Parman tahun 2020.
tahun 2020.
1.3 Manfaat
harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, antara lain
Puskesmas S.Parman.
3
c. Manfaat Bagi Masyarakat
4
BAB II
GAMBARAN UMUM
PONED.
Tengah dengan membawahi dua kelurahan yakni Kelurahan Pasar Lama dan
5
puskesmas keliling, 11 buah posyandu bayi/ balita, dan 3 buah posyandu lansia
c) Ibukota Provinsi : ya
6
2.3 DATA GEOGRAFIS
Gambar 2.1. Peta Wilayah Kerja Puskesmas S. Parman (Kelurahan Pasar Lama)
Gambar 2.2. Peta Wilayah Kerja Puskesmas S. Parman (Kelurahan Antasan Besar)
7
Secara geografis Puskesmas terletak antara 3°18´19˝ derajat lintang selatan
dan 114°35´25.9˝ derajat lintang pada ketinggian 0,16 m di bawah permukaan laut
Luas wilayah kerja Puskesmas S. Parman 2,70 Km2 yang terbagi 2 Rukun
warga (RW) dan 44 Rukun Tetangga (RT). Wilayah kerja Puskesmas S. Parman
Timur
b. Kelurahan Antasan Besar
Pasar Lama
- Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kelurahan Teluk Dalam dan
8
Wilayah kerja Puskesmas S. Parman berbatasan dengan sungai sehingga
masih banyak penduduk yang tinggal di tepian sungai yang menggunakan air
sungai sebagai sarana transportasi dan sumber air untuk keperluan MCK (mandi,
cuci, dan kakus), perilaku memanfaatkan air sungai sebagai sumber untuk MCK
inilah yang menyebabkan rawannya terjadi water borne disease seperti penyakit
pengaruh musim hujan dan musim kemarau sehingga iklimnya bersifat tropis.
perbulan, dengan jumlah hari hujan 156 hari selama satu tahun.
Pada waktu air pasang hampir seluruh wilayah digenangi air sehingga
waterborne lainnya.
transportasi darat. Kondisi jalan di wilayah kelurahan Pasar Lama dan Antasan
Besar ini relatif baik. Hampir seluruh wilayah kerja dapat dilalui dengan
kendaraan roda empat maupun roda dua yang dimana kondisi jalan wilayah
menggunakan alat transportasi darat maupun jalur air dengan alat transportasi
9
perahu kecil atau kelotok. Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa
10
penduduk/km2. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa kepadatan penduduk
Hal ini sangat berhubungan dengan tingkat sanitasi, tingkat kesehatan dan
Jumlah Penduduk
Jumlah
No Kelurahan Laki-Laki Perempuan (jiwa)
1 Pasar Lama 3.828 4.327 8.156 jiwa
2 Antasan Besar 3.440 3.657 7.097 jiwa
Jumlah 7.268 7.984 15.253 jiwa
(Sumber: Profil Puskemas S. Parman tahun 2020)
Tabel 2.5 Komposisi Penduduk Menurut Golongan Umur dan Beban Tanggungan
di Wilayah Kerja Puskesmas S.Parman tahun 2014 S/D 2019
Tahun 0 – 14 Th 15 – 64 Th > 65 Th
2014 3.440 10.775 717
2015 3.240 10.973 461
2016 3.785 11.065 357
2017 3.795 10.779 633
2018 3.913 10.062 932
2019 4.091 10.530 610
Dilihat dari tabel diatas jumlah penduduk berdasarkan umur paling banyak
pada kelompok umur 15-64 tahun dimana ini adalah usia produktif. Usia
produktif dalam suatu produktif yang dapat dihitung dengan rumus berikut:
11
P15−64
Usia Produktif = x 100 %
JumlahPenduduk
Keterangan:
P15-64 = Penduduk usia produktif (15-64 tahun)
adalah 69,13% yang artinya lebih dari setengah penduduk berada di dalam usia
rumus berikut:
P65+¿
Dependency ratio=P0−14 + x 100 % ¿
P15−64
Keterangan:
P0-14 = Penduduk usia muda (0-14 tahun)
P65+ = Penduduk usia lanjut (65 tahun ke atas)
P15-64 = Penduduk usia produktif (15-64 tahun)
Dependency ratio di wilayah kerja puskesmas S. Parman menurut rumus di
atas adalah 39,43% yang artinya setiap 100 orang kelompok produktif harus
termasuk dalam rasio ketergantungan sedang karena berada di antara 30-40. Rasio
ketergantungan tinggi jika rasio lebih dari 40, sedangkan rasio ketergantungan
dikatakan rendah jika rasio kurang dari 30. Makin besar rasio ketergantungan
berarti makin besar beban tanggungan bagi kelompok usia produktif dan semakin
12
2.5 GAMBARAN SOSIAL BUDAYA DAN PENDIDIKAN
besar sangat dipengaruhi oleh budaya suku Banjar yang merupakan penduduk
asli, diikuti Jawa, Dayak, Madura, Bugis, dan lainnya. Penduduk kota
Selain itu dapat diketahui faktor risiko penularan penyakit tertentu seperti rabie
pada golongan agama tertentu terkait hewan peliharaan anjing. Tokoh agama
2.5.2 Pendidikan
satu indikatornya yaitu meningkatnya jumlah penduduk yang melek huruf. Oleh
Persentase buta huruf banyak ditemukan pada usia tua, sedangkan pada usia muda
jarang ditemukan yang buta huruf. Data ini berpengaruh terhadap upaya
melek huruf untuk penduduk 15 tahun keatas di Kota Banjarmasin, dapat dilihat
13
Gambar 2.3 Persentase Penduduk Melek Huruf Usia 15 tahun keatas Di Wilker
Puskesmas S.Parman Tahun 2014-2016
3000
2500
2000
1500
1000
500
VISI :
14
Visi Puskesmas S. Parman yaitu Menjadikan Puskesmas S.PARMAN
Sebagai Pusat Pelayanan Kesehatan BLUD Yang Bermutu Dan Bermartabat Serta
MISI :
berkeadilan.
Puskesmas S. Parman.
3. Ruang Konseling.
4. Ruang Laktasi.
5. Ruang Loket.
6. Ruang Apotek.
15
7. Ruang Gudang Apotek.
21. Mushola.
22. Aula.
23. Gudang.
24. WC Karyawan.
25. WC Pasien.
16
Gambar 2.5 Denah Ruangan Puskesmas S. Parman
Tata letak di Puskesmas S. Parman sudah cukup baik, dimana loket berada
didepan, poli berada di tengah, dan apotek berada tepat berseberangan dengan
loket sehingga setelah mendapatkan obat dari dokter maka akan segera pulang.
Parman. Puskesmas S. Parman juga sudah menyediakan jalur evakuasi dan titik
kumpul bila suatu saat terjadi kebakaran. Awalnya poli umum dan poli anak
berada di lantai atas, tetapi semenjak masa pandemi poli umum dan poli anak
Salah satu kekurangan dari tata letak ruangan di puskesmas S. Parman adalah
Poli KIA-KB berada di lantai yang berbeda dengan poli gizi dan ruang laktasi
- Jumlah Pustu
17
Jumlah Posyandu Balita diwilayah kerja Puskesmas S. Parman sebanyak
11 Posyandu Balita.
3 Posyandu Lansia.
Dari data di atas jumlah posyandu balita dan lansia disesuaikan dengan
jumlah balita dan lansia yang ada di wilayah kerja Puskesmas. Jumlah posyandu
ideal menurut Departemen Kesehatan yaitu 1 posyandu untuk 100 balita atau
lansia. Data terakhir terkait jumlah balita dan lansia di wilayah kerja puskesmas S.
Parman adalah sebanyak 1352 balita dan 610 lansia sehingga posyandu yang
tersedia masih belum ideal jika disesuaikan dengan literatur dari Depkes tentang
posyandu.
Tabel 2.8 Sarana dan Prasarana Kegiatan Puskesmas S. Parman Tahun 2020
18
No. Nama Sarana dan Jumlah Kondisi
Prasarana Baik Rusak Rusak Berat
Ringan
1 Ambulance 1 1 - -
2 Gedung Induk 1 1 -
Puskesmas
3 Sepeda Motor 2 2 - -
Dari data di atas sarana dan prasarana yang dimiliki Puskesmas S. Parman
sudah cukup lengkap untuk melakukan kegiatan puskesmas luar gedung. Tempat
yang sulit dijangkau kendaraan roda empat dapat menggunakan kendaraan roda
dua. Sarana pendukung yang kurang menurut Permenkes No. 75 tahun 2014
kesehatan untuk menjadi rumah jabatan tenaga kesehatan dan berjumlah paling
sedikit 2 unit. Hal ini dapat menyulitkan tenaga kesehatan Puskesmas S. Parman
yang tidak memiliki tempat tinggal di wilayah kota Banjarmasin karena harus
lengkap sesuai dengan Permenkes No. 75 tahun 2014 untuk ketentuan minimum
alat dan bahan habis pakai yang harus dimiliki oleh puskesmas non rawat inap.
Berikut data dari persedian terakhir alat dan bahan sekali pakai di puskesmas S.
Parman:
19
7 Surgical Glove Non steril uk M Pcs 410 300
8 Surgical Glove No. 7 pcs 181 163
9 Aquadest steril botol 10 8
10 Blood Lancet Pcs 800 600
11 Coverplast pcs 600 400
Tabel 2.9 Persediaan Terakhir Alat dan Bahan Sekali Pakai di Puskesmas S.
Parman
berikut:
Parman dari komposisi tenaga kerjanya masih kurang untuk tenaga kesehatan
20
masyarakat dan tenaga administrasi sesuai dengan standar ketenegaan puskesmas
untuk puskesmas kawasan perkotaan non rawat inap yang diatur oleh Permenkes
organisasi puskesmas yang diatur oleh Permenkes No. 75 tahun 2014 yang
sedikitnya terdiri atas kepala puskesmas, kepala sub bagian tata usaha,
mempunyai masa kerja di Puskesmas lebih dari 2 tahun dan telah mengikuti
pelatihan manajemen Puskesmas sehingga hal ini sesuai dengan ketentuan kepala
21
Gambar 2.6 Struktur Organisasi Puskesmas S. Parman
22
2.6.5 Sumber Dana
Anggaran Pendapatan Belanja Nasional yang terdiri dari sumber dana APBD,
23
Perumahan Baik
Pengawasan Sanitasi TTU 81,00 Baik
1. Inspeksi sanitasi TTU 86,00 Baik
2. Sanitasi TTUmemenuhi syarat 75,00 Baik
Pengamanan Tempat
50,00 Kurang
Pengolahan Pestisida
1. Inspeksi sanitasi sarana
100,00
Pengelolaan pestisida Baik
2. Pembinaan tempat Kurang
0,00
Pengelolaan pestisida
Klinik Sanitasi 40,00 Kurang
1. Kunjungan ke Klinik Sanitasi 40,00 Kurang
CAKUPAN KESEHATAN IBU DAN ANAK
89,00
TERMASUK KB Baik
Kesehatan Ibu 78,00 Baik
1. Pelayanan Kesehatan Bagi Bumil sesuai Standart utk
99,00
Kunjungan Lengkap Baik
2. Drop out K4 - K1 - -
3. Pelayanan persalinan oleh Nakes yg
100,00
mempunyai kompetensi kebidanan Baik
4. Pelayanan Nifas lengkap (ibu dan 100,00
Neonatus ) sesuai standar ( KN3 ) Baik
5. Pelay dan /rujukan bumil risti/kompl 100 Baik
Kesehatan Bayi 76,00 Baik
1. Penanganan dan atau rujukan neonatus 95
resiko tinggi Baik
2. Cakupan BBLR ditangani/di MTBM 1,3 kurang
3. Cakupan Kunjungan Neonatus ( KN ) 100 Baik
4. Cakupan Kunjungan Bayi 100 Baik
Upaya Kes Balita dan Anak Pra Sekolah 99,00 Baik
1. Pelayanan deteksi dan stimulasi dini
100
tumbuh bang Balita (kontak pertama) Baik
2. Pelayanan deteksi dan stimulasi dini
98
tumbuh kembang Anak Pra Sekolah Baik
Upaya Kes Anak Usia Sekolah & Remaja 95,00 Baik
1. Pelayanan Kes Anak SD oleh Nakes / tenaga 55
terlatih/guru UKS/dokter kecil Baik
2. Cakupan Pelayanan kesehatan remaja 100 Baik
3. Penjaringan Anak Sekolah
a. Jml Murid Kls 1 SD UKS yang diperiksa 100 Baik
100
b. Jml Murid Kls 1 SMP/SMA UKS yang diperiksa Baik
Pelayanan Keluarga Berencana 99,00 Baik
1. Akseptor KB Aktif di Puskesmas (CU) 99 Baik
2. Akseptor Aktif MKET di Puskesmas -
UPAYA PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN
95,00 Baik
PENAKIT MENULAR
TB Paru 93,00 Baik
1. C D R 100 Baik
2. Kesembuhan 91 Baik
24
3. Konversi 86 Baik
Kusta 0,00 Kurang
1. Penemuan tersangka penderita kusta 0,00 Kurang
2. Pengobatan penderita kusta 0
3. Pemeriksaan kontak penderita 100,00 Baik
4. Pencegahan dan Pembertasan Penyakit Kusta 0
Pelayanan Imunisasi *) 97,70 Baik
1. Imunisasi DPT 1 pada bayi Baik
100,00
( DPT1 - HB Combo )
2. DO = Campak - DPT Combo 1 88,33 Baik
3. Imunisasi HB - 0 - 7 hari 99,22 Baik
4. Imunisasi Campak pada bayi 100,00 Baik
5. LIL (Lima Imunisasi Dasar Lengkap) 100,00 Baik
6. Imunisasi DT pada anak kelas 1 SD 98,15 Baik
7. Imunisasi TT pada anak SD kelas 2 dan 3 98,20 Baik
Diare 100,00 Baik
1. Penemuan kasus diare di pusk dan kader 100 Baik
2. Kasus diare ditangani oleh Pusk & kader dengan oral
100
rehidrasi Baik
ISPA 55,00 Kurang
1. Penemuan kasus pnemonia dan 11 Baik
pneomonia berat oleh Pusk dan Kader
2. Jumlah kasus pnemonia dan pnemonia berat tangani
100,00
ditangani sesuai standart Baik
Demam berdarah Dengue (DBD) * 95 Baik
1. Angka bebas Jentik (ABJ) 85 Baik
2. Cakupan penyelidikan Epidemologi 100 Baik
3. Kasus DBD yang ditangani 100 Baik
Surveilans 100 Baik
1. Laporan STP 100 Baik
2. Laporan PWS KLB ( W2 ) 100 Baik
3. AFP 0
4. KLB 0
PENCAPAIAN HASIL
VARIABEL KEGIATAN
(%) KINERJA
Upaya Kesehatan Usia Lanjut 88 Baik
1 Pembinaan kelomp Usila sesuai standar 100 Baik
2. Pemantauan kes pada anggota Kelomp
75 Baik
Usia Lanjut yang dibina sesuai standar
Upaya Kes Mata/Pencegahan Kebutaan 100 Baik
1. Penemuan kasus penyakit mata di pusk 100 Baik
2. Penemuan kasus buta katarak pd Usia > 45 tahun 100 Baik
Kesehatan Jiwa 100,00 Baik
1. Deteksi & Penanganan kasus jiwa ke Puskesmas 100 Baik
2. Penanganan kasus kesehatan jiwa Rujukan 100 Baik
Pencegahan dan Penanggulangan Peny Gigi 100 Baik
1 UKGS Selektif Tahap III 100,00 Baik
2. Pembinaan dan Sikat Gigi massal pd SD/MI 100 Baik
25
3. Pemeriksaan dan Penyul gigi pada anak 100
Baik
1- 6 tahun di Desa ( Posyandu )/UKGMD
4. Pemeriksaan dan Penyul Gigi pada Bumil 100 Baik
Perawatan Kesehatan Masyarakat 100 Baik
1. Kegt asuhan keperawatan pada keluarga 100 Baik
Bina Kesehatan Tradisional 100 Baik
1. Jumlah Batra yang dibina 100 Baik
2. Jumlah TOGA perkelurahan 100 Baik
Bina Kesehatan Kerja 100 Baik
1. Pelayanan Kesehatan Kerja 100 Baik
Kes Olah Raga 100 Baik
1. Pembinaan Klpk Potensial/Klub dlm Kes Olah Raga 100 Baik
dekarang dimana promotif dan preventif lebih diutamakan dari kuratif dan
Penyuluhan dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) Promosi kesehatan
kesehatan.
Upaya Kegiatan :
26
5) Pemebinaan kader posyandu
b. Kesehatan Lingkungan
(TPS).
lain, pasar, kolam renang dan pemandian umum lain, sarana ibadah, salon
dan pangkas rambut, dilakukan upaya pembinaan institusi rumah sakit dan
27
5) Pemantauan Jentik nyamuk dan PSN (pemberantasan Sarang Nyamuk)
Kesehatan ibu dan anak (KIA) adalah upaya dibidang kesehatan yang
ibu melahirkan, ibu menyusui, perawatan dan pemeliharaan bayi, balita serta anak
pra sekolah serta pembinaan dukun bayi, pembinaan taman kanak-kanak dan
imunisasi.
Pemantauan wilayah setempat kesehatan ibu dan anak (PWS KIA) adalah
secara terus menerus, agar dapat dilakukan tindak lanjut yang cepat dan
tepat.Program KIA yang dimaksud meliputi pelayanan ibu hamil, ibu bersalin, ibu
nifas, ibu dengan komplikasi kebidanan, keluarga berencana, bayi baru lahir, byi
dan balita.
28
pihak atau instansi terkait untuk tindak lanjut. PWS KIA diharapkan cakupan
selanjutnya dicegah apabila jumlah anak telah mencapai jumlah yang dikehendaki
kontrasepsi.
29
3. Mereka yang ingin menjarangkan kelahiran yang baik adalah yang kurang
masyarakat.
melakukan pemantaun program gizi disuatu wilayah kerja seacara terus menerus
agar dapat dilakukan tindak lanjut yang cepat dan tepat. PWS gizi meliputi
kegiatan:
1) SKDN Balita
7) Penyuluhan Gizi
30
10) Pemantauan garam beryodium
1) Surveilans
sistematik dan terus menerus serta penyebaran informasi pada unit yang
dini dan terjadinya KLB dapat ditanggulangi. Kegiatan surveilans dibagi menjadi
dua, yaitu : surveilans untuk penyakit menular dan surveilans penyakitt tidak
komitmen lintas serta sektor serta sasaran spesifik lokal dan daerah. Masalah yang
dihadapi yaitu apabila ada kasus yang berkaitan diwilayah kerja puskesmas,
sehingga sering tidak terkontrol dan ini akan menyebar sehingga menimbulkan
banyak kasus.
31
a. Pemberantasan Penyakit Menular (P2M)
Tujuan :
Sasaran :
- Semua Masyarakat.
Tujuan :
Sasaran :
tahun ke atas
2) Kesehatan Olahraga
3) Kesehatan kerja
32
5) Kesehatan jiwa
6) Pengobatan tradisional
tahun 2020 adalah hipertensi. Hal ini berkaitan karena tingginya jumlah lansia
(lanjut usia) yang berisiko tinggi terhadap kenaikan tekanan darah & penyakit
33
9. Vitamin B komplek 16.523
10. Ibuprofen 200mg 16.123
jenis obat analgesik. Hal ini tidak sebanding dengan laporan penyakit terbanyak
apotek luar. Selain itu, kasus hipertensi di Puskesmas S. Parman juga banyak yang
dirujuk ke fasilitas kesehatan lanjutan untuk mendapatkan terapi lebih lanjut dari
BPJS Umum
Dari
data di atas
dapat
26156
14475
6871
34
1704
2018 2020
disimpulkan jumlah kunjungan pasien di Puskesman S. Parman pada tahun 2020
menurun drastis dari tahun sebelumnya. Hal ini kemungkinan besar diakibatkan
ke puskesmas.
Kekuatan :
masing
rutin
dijangkau.
35
Tersedianya dana dari APBD, BOK, JKN, Dinkes Kota Banjarmasin, dan
pengobatan.
Tersedianya obat-obatan yang cukup memadai dari Dinkes Kota dan JKN.
LCD
Kelemahan :
36
Tidak ada dokter untuk memberikan pelayanan di Puskesmas Pembantu
setiap hari.
Saat ada UKM terkadang kekurangan petugas karena kegiatan yang satu
gawat darurat.
rutin.
Kesempatan:
Ancaman:
37
Jumlah penduduk wilayah kerja Puskesmas S.Parman termasuk padat, dan
penyakit jika tidak diawasi dan dikelola dengan baik seperti pasar.
38
OPPORTUNITY SO WO
1. Lokasi wilayah
1. Merencanakan 1. Menambah tenaga
puskesmas S. Parman
penyebaran petugas kerja dalam bidang
cukup strategis terletak
kesehatan lingkungan kesehatan
di tengah dan dapat di
dalam kegiaan lingkungan, bisa
jangkau oleh
pendataan, dan berupa pekerja
transportasi darat
penyuluhan kontrak untuk
sehingga memudahkan
berdasarkan wilayah memudahkan
pendataan, pembinaan
penduduk. (S2,O1) pendataan,
dan penyuluhan
2. Memanfaatkan pustu, pembinaan dan
mengenai kesehatan
pusling, dn posyandu penyuluhan
lingkungan
sebagai tempat mengenai kesehatan
2. Mem
melaksanakan lingkungan. (O1,W1)
iliki kader- kader
pembinaan kesehatan 2. Para kader dapat
kesehatan, dokter
lingkungan dipergunakan untuk
cilik, dokter remaja,
masyarakat. (S1,01) membantu dalam
dan guru pembina
UKS di wilayah kerja pencapaian program
Puskesmas S. kesehatan lingkungan
Parman. yang masih belum
tecapai. Khususnya
pengawasaan TTU
dan pengawasan
pestisida yang belum
tercapai. (W2,O2)
THREAT ST WT
1. Lingkungan 1. Tenaga kesehatan 1. Bekerjasama dengan
Puskesmas S. melakukan penyuluhan program promosi
Parman adalah rawa- disesuaikan dengan kesehatan agar dapat
rawa, saat air pasang tingkat pendidikan memberikan
hampir seluruh masyarakat tentang penyuluhan lebih
wilayah digenangi penggunaan air bersih. sering mengenai
air, sehingga saat menggunakan fasilitas penggunaan air bersih
musim hujan transfortasi yang di terutama bagi warga
berisiko terjadi miliki puskesmas (S1, yang rumahnya
banjir. S2,T1,T3) berada di daerah rawa
2. Kelurahan S. 2. Tenaga kesehatan dan pinngiran sungai.
Parman termasuk dapat melakukan (W1, T1,T3)
dalam kategori kerja sama lintas 2. Bekerjasama dengan
sangat padat. Hal ini sektoral seperti tenaga kesehatan
sangat berdampak PDAM untuk lainnya untuk
kepada tingkat mencari solusi bagi memberikan edukasi
sanitasi, tingkat masyarakat yang mengenai sanitasi
kesehatan dan
39
penyebaran penyakit tinggal di daerah dan penyebaran serta
di wilayah rawa yang sulit untuk pencegahan penyakit
Puskesmas S. mendapatkan sumber kepada setiap pasien
Parman. air bersih. (S2,T3) yang datang untuk
3. Wilayah kerja berobat ke fasilitas
puskesmas S.Parman kesehatan.
berbatasan dengan (W1,W2,T1,T2)
sungai sehingga
mayoritas penduduk
masih banyak yang
menggunakan air
sungai untuk
keperluan sehari-
hari
40
BAB IV
PENUTUP
Banjarmasin Tengah dengan alamat Jl.Antasan Kecil Barat no.22, dengan wilayah
kerja sebanyak 2 kelurahan yaitu yaitu kelurahan Pasar Lama dan kelurahan
Antasan Besar dengan luas wilayah 2,70 km2. Dari data terakhir diketahui jumlah
unit yang telah melaksanakan program tersebut. Hasil kegiatan pada umumnya
dapat dilaksanakan dengan baik. Hal ini dapat tercapai karena upaya dari petugas
kesehatan yang ditunjang dengan sarana dan prasarana puskesmas yang cukup
tidak menular seperti hipertensi sedangkan penyakit kedua adalah penyakit lansia.
dilakukan agar dapat memberikan pelayanan kesehatan yang lebih baik lagi.
41
DAFTAR PUSTAKA
tentang Puskesmas.
tentang Puskesmas.
42
LAMPIRAN
43
Puskesmas S.Parman (Tampak Depan)
Lantai Dasar
44
Loket Apotek IGD
45
Poli Lansia Poli KIA Laboratorium
Poli ISPA
46
Lantai 2
Poli Umum
Poli Imunisasi
Dapur
dan toilet
47
Poli
Lantai 3
48
Mushola Poli PKPR Bank Data
49