Etika Profesi
Etika Profesi
Perangkat nilai tersebut antara lain: kejujuran, integritas, mematuhi janji, loyalitas, keadilan, kepeulian
kepaa orang lain, menghargai orang lain, menjadi warga yang bertanggung jawab, mencapai yang terbaik,
ketanggunggugatan
Perilaku tidak etis: perilaku yang berbeda dari yang harus dilakukan. Alasannya adalah
Dilema etika: situasi yang dihaapi seseorang di mana keputusan mengenai perilaku yang layak harus dibuat.
Alasan yang mendasari diperlukannya perilaku profesional yang tinggi pada setiap profesi adalah
kebutuhan akan kepercayaan publik terhadap kualitas jasa yang diberikan profesi, terlepas dari yang
dilakukan secara perorangan.
Cara akuntan publik mewujudkan perilaku profesional antara lain dengan adanya pernyataan standar
auditing yang berlaku umum, pengendalian mutu, peer review, BAPEPAM, pembentukan divisi dalam kantor
akuntan publik, dan pendidikan profesi berkelanjutan, serta Kode Etik Akuntan Indonesia yang ditetapkan
oleh IAI.
1. Prinsip-prinsip, yaitu standar ideal dari perilaku etis yang dapat dicapai dalam terminologi filosofi.
Terdiri dari: tanggung jawab, kepentingan masyarakat, integritas, objektivitas & independensi,
keseksamaan, lingkup & sifat jasa.
2. Peraturan perilaku, standar minimum perilaku etis yang ditetapkan sebagai peraturan khusus dan
merupakan keharusan.
3. Interpretasi, bukan merupakan keharusan, namun harus dipahami.
4. Ketetapan etika, penjelasan dan jawaban yang diterbitkan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan
peraturan perilaku yang iajukan oleh para praktisi dan lainnya yang tertarik paa persyaratan etika,
bukan merupakan keharusan, namun harus dipahami.
Komite kode etik IAI telah merumuskan enam pernyataan etika profesi yang disahkan kongres IAI bulan
September 1994 berdasarkan kesepakatan komite yang beranggotakan unsur-unsur akuntan publik, akuntan
manajemen, akuntan pemerintah, dan akuntan pendidik. Pernyataan tersebut antara lain:
Penyebab utama tuntutan hukum terhadap KAP adalah kurangnya pemahaman pemakai laporan keuangan
tentang perbedaan antara kesalahan usaha, kesalahan audit, dan risiko audit
# Kesalahan usaha, terjadi jika perusahaan tidak mampu membayar kewajibannya atau tidak dapat
memenuhi harapan para pemegang saham karena keadaan ekonomi atau keadaan usaha.
# Kesalahan audit, terjadi jika auditor mengeluarkan pendapat yang salah karena gagal memenuhi syarat
- syarat GAAS.
# Risiko audit, terjadi jika auditor menyimpulkan laporan keuangan secara wajar sedangkan
kenyataannya laporan tersebut salah saji material .
Konsep kehati-hatian (prudent person) menjelaskan bahwa auditor hanya menjamin itikad baik dan integritas
dan bertanggung jawab atas kecerobohan, itikad buruk dan ketidak jujuran dan auditor terbebas dari kerugian
akibat kekeliruan dalam pertimbangan.
Kewajiban terhadap klien timbul karena kegagalan untuk melaksanakan tugas audit sesuai waktu yang
disepakati, pembatalan dari suatu proses audit yang tidak bertanggung jawab, gagal menemukan
kecurangan, dan pelanggaran kerahasiaan oleh akuntan publik. Apabila terdapat tuntutan auditor dapat
mengajukan pembelaan yaitu :
# Tidak adanya kewajiban melaksanakan pelayanan, dalam hal ini tidak dinyatakan dalam klausul.
# Tidak ada kelalaian dalam pelaksanaan kerja, KAP mengklaim telah mengikuti GAAS .
# Kelalaian kontribusi terjadi jika tindakan klien yang menyebabkan kerugian menjadi dasar bagi
kerugian atau mempengaruhi audit sehingga auditor tidak bisa menemukan sebab dari kerugian
yang terjadi.
# Ketiadaan hubungan timbal balik, antara pelanggaran auditor terhadap standar kesungguhan
dengan kerugian yang dialami klien
AICPA dan profesi mengurangi resiko terkena sanksi hukum dengan beberapa aktivitas khusus berikut.
Akuntan public dapat mengambil beberapa langkah berikut untuk menghindari sanksi hukum