Anda di halaman 1dari 20

ANALISIS OPTIMALISASI POLA TANAM

PADA DAERAH IRIGASI WADUK KEULILING


KABUPATEN ACEH BESAR

Diajukan untuk melengkapi syarat penyelesaian


pendidikan Sarjana Teknik Sipil

MHD. TRI UTOMO


07 0404 042

IVAN INDRAWAN, ST, MT


NIP.19761205 200604 1 001

BIDANG STUDI TEKNIK SUMBER DAYA AIR


DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2014

i
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
Irigasi dimaksudkan untuk mendukung produktivitas usaha tani guna
meningkatkan produksi pertanian dalam rangka ketahanan pangan nasional dan
kesejahteraan masyarakat, khususnya petani yang diwujudkan melalui
keberlanjutan sistem irigasi. Setiap pekerjaan yang berhubungan dengan sumber
daya air, analisis hidrologi mutlak diperlukan untuk memperoleh gambaran
kondisi hidrologi suatu daerah serta mendukung pembuatan keputusan. Salah satu
parameter hidrologi yang penting dalam suatu pekerjaan terkait sumber daya air
adalah debit air.
Studi pendahuluan dilakukan dengan mengumpulkan referensi-referensi
yang akan digunakan sebagai dasar dalam penelitian. Mengumpulkan beberapa
literatur dari buku dan makalah yang berkenaan dengan studi, khususnya pola
tanam. Mengumpulkan data-data yang dipierlukan yaitu data sekunder. Data
sekunder merupakan data yang didapat dari instansi terkait, lembaga masyarakat,
dan pihak terkait yang berhubungan dengan pembahasan. Dalam mencari
besarnya kebutuhan air untuk irigasi tanaman, dilakukan analisa kebutuhan air
yang dipengaruhi oleh faktor pengolahan tanah, perkolasi, curah hujan efektif,
evapotranspirasi, efesiensi irigasi, dan koefisien tanaman.
Perhitungan curah hujan regional rata-rata digunakan metode Poligon
Thiessen dengan data curah hujan 10 tahun dari tiga stasiun penakar hujan.
Perhitungan evapotranspirasi dilakukan dengan metode Penmann dan nilai debit
inflow andalan diperoleh dengan perhitungan metode F.J. Mock.
Nilai curah hujan efektif dan evapotranspirasi dipakai untuk perhitungan
kebutuhan air irigasi dan perencanaan pola tanam. Analisa kebutuhan air irigasi
dilakukan dengan membuat 24 alternatif awal masa tanam dalam satu tahun, agar
dapat ditentukan awal masa tanam yang paling optimal.
Berdasarkan hasil analisa dengan menggunakan 24 alternatif pola tanam
didapat nilai NFR yang terkecil yaitu sebesar 2,71 mm/hari, dimana alternatif
yang digunakan adalah alternatif ke-20. Dengan awal Land Preparation pada
periode Oktober II. Nilai debit andalan maksimum didapat pada bulan Januari
sebesar 7,20 m3/det dan debit minimum andalan 0,97 m3/det pada bulan April.

Kata kunci : Analisis Optimalisasi Pola Tanam, Debit Andalan, Evapotranspirasi

i
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji syukur bagi allah SWT yang telah memberi

karunia kesehatan dan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan Tugas

Akhir ini. Shalawat dan salam ke atas Baginda Rasullah Muhammad SAW yang

telah memberi keteladanan tauhid, ikhtiar dan kerja keras sehingga menjadi

panutan dalam menjalankan setiap aktifitas kami sehari-hari, karena sungguh

suatu hal yang sangat sulit yang menguji ketekunan dan kesabaran untuk tidak

pantang menyerah dalam menyelesaikan penulisan ini.

Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan

studi pada Program Studi Stara Satu (S1) Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik

Universitas Sumatera Utara. Adapun judul skripsi yang diambil adalah:

“Analisis Optimalisasi Pola Tanam Pada Daerah Irigasi Waduk

Keuliling Kabupaten Aceh Besar NAD”

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini tidak

terlepas dari dukungan, bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena

itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada beberapa pihak yang berperan penting yaitu :

1. Bapak Ivan Indrawan, ST, MT selaku Dosen Pembimbing, yang telah banyak

memberikan bimbingan yang sangat bernilai dalam membantu penulis

menyelesaikan Tugas Akhir ini.

2. Bapak Ir. Terunajaya, M.Sc selaku Koordinator dibidang Air yang juga telah

banyak memberikan bimbingan yang sangat bernilai, masukan, dukungan

serta meluangkan waktu dalam membantu penulisan Tugas Akhir ini.

ii
Universitas Sumatera Utara
3. Bapak Prof. Dr. Ir. Bustami Syam, MSME selaku Dekan Fakultas Teknik

Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Prof. Dr. Ing. Johannes Tarigan selaku Ketua Departemen Teknik Sipil

Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

5. Bapak Ir. Syahrizal, MT selaku Sekretaris Departemen Teknik Sipil Fakultas

Teknik Universitas Sumatera Utara.

6. Bapak Ir. Terunajaya, M.Sc, Bapak Dr. Ir. Ahmad Perwira Mulia, M.Sc

selaku Dosen Pembanding, Emma Patricia Bangun. ST. M.Eng atas saran

dan masukan yang diberikan kepada penulis terhadap Tugas Akhir ini.

7. Ayahanda Surasmin S.Pd dan Ibunda Sariani S.Pd tercinta yang telah banyak

berkorban, memberikan motivasi hidup, semangat dan nasehat, saudara-

saudari tercinta: Ika Widiyasti, Evi Liliyanti, Siti Agustianti, Agil Septiohadi,

beserta keluarga besar yang selalu mendoakan dan mendukung penulis.

8. Bapak/Ibu seluruh staff pengajar Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik

Universitas Sumatera Utara.

9. Alm. Indah Purnama Sari yang selalu memberikan dukungan, semangat dan

doa kepada penulis dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.

10. Seluruh pegawai administrasi Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik

Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan bantuan selama ini

kepada penulis.

11. Kawan-kawan seperjuangan angkatan 2007, Alefya, Faiz, Dikin, Dean, Diva,

Aulia, Saki, Iqbal, Ghufran, Alfry, Tesa, Jora, Incen, Putri, Falah, Agung,

Andreas, Ruxel, Markus, Dicky, Ajo, Sam, Doan, Didi, Vina, Dina, Boy,

iii
Universitas Sumatera Utara
Dedi, serta teman-teman angkatan 2007 yang tidak dapat disebutkan

seluruhnya terima kasih atas semangat dan bantuannya selama ini.

12. Dan segenap pihak yang belum penulis sebut di sini atas jasa-jasanya dalam
mendukung dan membantu penulis dari segi apapun, sehingga Tugas Akhir

ini dapat diselesaikan dengan baik.

Mengingat adanya keterbatasan-keterbatasan yang penulis miliki, maka

penulis menyadari bahwa laporan Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna. Oleh

karena itu, segala saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca

diharapkan untuk penyempurnaan laporan Tugas Akhir ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga laporan Tugas

Akhir ini bermanfaat bagi para pembaca.

Medan, Desember 2013


Penulis,

M. Tri Utomo
07 0404 042

iv
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI

ABSTRAK .............................................................................................................. .i

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... v

DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................viii

DAFTAR TABEL ................................................................................................ ix

DAFTAR NOTASI .............................................................................................. xi

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1

1.1. Latar Belakang.......................................................................................... 1

1.2. Perumusan Masalah .................................................................................. 3

1.3. Pembatasan Masalah ................................................................................ 3

1.4. Tujuan ....................................................................................................... 4

1.5. Manfaat ..................................................................................................... 4

1.6. Sistematika Penulisan ............................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................6

2.1. Umum........................................................................................................... 6

2.2. Daerah Aliran Sungai ................................................................................... 9

2.3. Jaringan Irigasi ........................................................................................... 11

2.4. Analisa Hidrologi ....................................................................................... 14

2.4.1 Curah Hujan Rata – Rata Areal............................................................ 14

2.4.2 Debit Andalan ...................................................................................... 16

2.5.Ketersediaan Air ......................................................................................... 18

2.5.1 Metode Meteorogical Water Balance F.J Mock .................................. 18

2.6.Analisa Evapotranspirasi............................................................................. 21

v
Universitas Sumatera Utara
2.6.1 Evapotranspirasi Potensial ................................................................... 22

2.6.2 Evapotranspirasi Aktual ....................................................................... 22

2.7. Analisa Kebutuhan Air untuk Irigasi ......................................................... 23

2.7.1 Curah Hujan Efektif ............................................................................. 23

2.7.2 Efisiensi Irigasi .................................................................................... 24

2.7.3 Kebutuhan Air di Sawah ...................................................................... 25

2.7.4 Kebutuhan Air di Pintu Pengambilan .................................................. 26

2.7.5 Kebutuhan Penyiapan Lahan ............................................................... 26

2.7.6 Kebutuhan Air untuk Konsumtif Tanaman .......................................... 27

2.7.7 Perkolasi ............................................................................................... 28

2.8. Pergantian Lapisan Air.............................................................................. 29

2.9. Pola Tanam................................................................................................ 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN...............................................................31

3.1. Metodologi Penelitian ................................................................................ 31

3.2 Deskripsi Daerah Studi................................................................................32

3.2.1 Kondisi Topografi............................................................................... 33

321.2 Kondisi Iklim ..................................................................................... 33

3.2.3 Lokasi Studi ........................................................................................ 34

3.3. Uraian Tahapan Penelitian ......................................................................... 35

3.4 Analisis Hidrologi ....................................................................................... 35

3.4.1 Curah Hujan Efektif............................................................................ 35

3.4.2 Debit Andalan......................................................................................37

3.4.3 Analisa Evapotranspirasi.....................................................................38

3.4.4 Kebutuhan Air Irigasi..........................................................................38

vi
Universitas Sumatera Utara
3.4.5 Pengolahan Tanah, Penyiapan Lahan dan Koefisien Tanaman……...39

3.4.6 Efesiensi Irigasi...................................................................................39

3.4.7 Perencanaan Pola Tanam.....................................................................40

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN .........................................................44

4.1. Analisa Curah Hujan .............................................................................. 44

4.2. Curah Hujan Efektif ............................................................................... 47

4.3. Analisa Evapotranspirasi ........................................................................ 48

4.4. Penyiapan Lahan dan Koefisien Tanaman ............................................. 54

4.5. Analisa Kebutuhan Air Irigasi ................................................................ 57

4.6. Perhitungan Debit Andalan .................................................................... 83

4.6.1. Perhitungan Metode Empiris Debit Andalan Sungai....................83

4.7 Pola Tanam .............................................................................................. 85

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN....………………………………………86

5.1. Kesimpulan . ……………………………………………………………86

5.2. Saran …………………………………………………………………....86

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………… ..88

LAMPIRAN

vii
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
Irigasi dimaksudkan untuk mendukung produktivitas usaha tani guna
meningkatkan produksi pertanian dalam rangka ketahanan pangan nasional dan
kesejahteraan masyarakat, khususnya petani yang diwujudkan melalui
keberlanjutan sistem irigasi. Setiap pekerjaan yang berhubungan dengan sumber
daya air, analisis hidrologi mutlak diperlukan untuk memperoleh gambaran
kondisi hidrologi suatu daerah serta mendukung pembuatan keputusan. Salah satu
parameter hidrologi yang penting dalam suatu pekerjaan terkait sumber daya air
adalah debit air.
Studi pendahuluan dilakukan dengan mengumpulkan referensi-referensi
yang akan digunakan sebagai dasar dalam penelitian. Mengumpulkan beberapa
literatur dari buku dan makalah yang berkenaan dengan studi, khususnya pola
tanam. Mengumpulkan data-data yang dipierlukan yaitu data sekunder. Data
sekunder merupakan data yang didapat dari instansi terkait, lembaga masyarakat,
dan pihak terkait yang berhubungan dengan pembahasan. Dalam mencari
besarnya kebutuhan air untuk irigasi tanaman, dilakukan analisa kebutuhan air
yang dipengaruhi oleh faktor pengolahan tanah, perkolasi, curah hujan efektif,
evapotranspirasi, efesiensi irigasi, dan koefisien tanaman.
Perhitungan curah hujan regional rata-rata digunakan metode Poligon
Thiessen dengan data curah hujan 10 tahun dari tiga stasiun penakar hujan.
Perhitungan evapotranspirasi dilakukan dengan metode Penmann dan nilai debit
inflow andalan diperoleh dengan perhitungan metode F.J. Mock.
Nilai curah hujan efektif dan evapotranspirasi dipakai untuk perhitungan
kebutuhan air irigasi dan perencanaan pola tanam. Analisa kebutuhan air irigasi
dilakukan dengan membuat 24 alternatif awal masa tanam dalam satu tahun, agar
dapat ditentukan awal masa tanam yang paling optimal.
Berdasarkan hasil analisa dengan menggunakan 24 alternatif pola tanam
didapat nilai NFR yang terkecil yaitu sebesar 2,71 mm/hari, dimana alternatif
yang digunakan adalah alternatif ke-20. Dengan awal Land Preparation pada
periode Oktober II. Nilai debit andalan maksimum didapat pada bulan Januari
sebesar 7,20 m3/det dan debit minimum andalan 0,97 m3/det pada bulan April.

Kata kunci : Analisis Optimalisasi Pola Tanam, Debit Andalan, Evapotranspirasi

i
Universitas Sumatera Utara
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Umum

Irigasi adalah usaha penyediaan dan pengaturan air untuk menunjang

pertanian yang jenisnya meliputi irigasi permukaan, irigasi rawa, irigasi air bawah

tanah, irigasi pompa, dan irigasi tambak. Irigasi dimaksudkan untuk mendukung

produktivitas usaha tani guna meningkatkan produksi pertanian dalam rangka

ketahanan pangan nasional dan kesejahteraan masyarakat, khususnya petani, yang

diwujudkan melalui keberlanjutan sistem irigasi.

Irigasi berarti mengalirkan air secara buatan dari sumber air yang tersedia

kepada sebidang lahan untuk memenuhi kebutuhan tanaman. Dengan demikian

tujuan irigasi adalah mengalirkan air secara teratur sesuai kebutuhan tanaman

pada saat persedian air tanah tidak mencukupi untuk mendukung pertumbuhan

tanaman, sehingga tanaman bisa tumbuh secara normal. Pemberian air irigasi

yang efisien selai dipengaruhi oleh tata cara aplikasi, juga ditentukan olek

kebutuhan air guna mencapai kondisi air tersedia yang dibutuhkan tanaman.

Air memiliki karakteristik unik dibandingkan dengan sumber daya alam

lainnya. Air bersifat sumber daya yang terbarukan dan dinamis. Artinya sumber

utama air yakni hujan akan selalu datang sesuai dengan waktu atau musimnya

sepanjang tahun yang mengikuti siklus keseimbangan dan dikenal dengan siklus

hidrologi.

1
Universitas Sumatera Utara
Sejalan dengan pesatnya pembangunan di berbagai macam sektor, maka

pemenuhan air berdasarkan ruang, waktu, jumlah, dan mutu akan semakin

meningkat. Penyediaan air baku, air minum, air irigasi, air keperluan industri, dan

untuk keperluan lainnya merupakan suatu komponen penting dalam pengelolaan

sumber daya air.

Penyediaan air untuk kebutuhan irigasi sangatlah penting bagi terciptanya

program swasembada pangan yang baik. Ketersediaan air sepanjang tahun untuk

mengairi sawah sangat diperlukan dalam pemenuhan logstik pangan setiap

tahunnya. Para petani sangat bergantung pada ketersediaan air dmana pada musim

kemarau sering terjadi kekeringan sehingga para petani tidak bisa bercocok tanam

dengan maksimal.

Irigasi Waduk Keuliling yang terletak di Kecamatan Cot Glie, Kabupaten

Aceh Besar Nanggroe Aceh Darussalam merupakan salah satu waduk yang

mempunyai fungsi sebagai penyedia air untuk kebutuhan irigasi, meningkatkan

keamanan terhadap banjir, mendukung program swasembada pangan dan

peningkatkan produksi tani, meningkatkan pendapatan daerah, menciptakan

lapangan kerja di kawasan Waduk Keuliling, meningkatkan penyediaan air baku

untuk kebutuhan pada masa mendatang serta pelestarian lingkungan dan

pariwisata.

Agar kebutuhan-kebutuhan tersebut terpenuhi, maka jumlah air yang

dikeluarkan harus sesuai dengan ketersediaan air yang tersedia, sehingga

diperlukan suatu pedoman pengoperasian air waduk yang optimal dengan harapan

2
Universitas Sumatera Utara
manfaat yang maksimal. Untuk itu bisa didekati dengan melakukan optimasi dan

simulasi pada waduk

Selain hal tersebut di atas, Waduk Keuliling juga dalam pengoperasiannya

belum maksimal terutama untuk kebutuhan irigasi. Adapun jumlah areal

persawahan yang dapat diari oleh Waduk Keuliling seluas 4.790,5 Ha.

1.2 Perumusan Masalah

Permasalahan yang dibahas dalam Analisis Optimalisasi Pola Tanam pada

Daerah Irigasi Waduk Keuliling adalah :

• Berapa besar kebutuhan air irigasi pada Daerah Irigasi Keuliling?

• Apakah debit andalan Waduk Keuliling yang ada mampu memenuhi

kebutuhan daerah layanan irigasi?

• Bagaimana optimasi pembagian air Waduk Keuliling untuk peningkatan

produksi pertanian dengan perencanaan pola tata tanam yang ada?

1.3 Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang ditulis di atas, maka

permasalahan penelitian studi Analisis Optimalisasi Pola Tanam Pada Daerah

Irigasi Waduk Keuliling yang akan dilakukan dibatasi mencakup hal-hal sebagai

berikut, yaitu:

• Hanya menghitung daerah irigasi Waduk Keuliling dengan daerah layanan

seluas 4.790,5 Ha.

• Studi ini mencakup perhitungan debit andalan hasil pengoperasian waduk

Keuliling dan perhitungan luas daerah layanan yang dilayani.

3
Universitas Sumatera Utara
• Menghitung kebutuhan air irigasi terhadap pola tata tanam.

1.4 Tujuan

• Untuk mengetahui besar debit andalan yang tersedia untuk irigasi

• Menghitung besarnya kebutuhan air irigasi

• Untuk mengetahui pola tanam terbaik untuk daerah irigasi tersebut

1.5 Manfaat

• Sebagai aplikasi dari ilmu yang diperoleh dari bangku perkuliahan dengan

cara mempraktikkannya langsung di lapangan. Kemudian dari hasil Tugas

Akhir ini, pihak akademi akan dapat menjadikan sebagai dokumentasi

sehingga menambah perbendaharaan perpustakaan akademi.

• Sebagai sumbangan pemikiran secara ilmiah bagi masyarakat.

4
Universitas Sumatera Utara
1.6. Sistematika Penulisan

Rancangan sistematika penulisan secara keseluruhan pada penelitian ini

terdiri dari 5 bab, yang mana uraian masing – masing bab adalah sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan

Bab ini berisi latar belakang pekerjaan, tujuan, data umum dan lingkup

pekerjaan yang dilaksanakan serta sistematika penulisan laporan penelitian.

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab ini mencakup segala hal yang dapat dijadikan sebagai dasar

pengambilan tema penelitian, penentuan langkah pelaksanaan dan metode

penganalisaan yang diambil dari beberapa pustaka yang ada yang memiliki tema

sesuai dengan tema penelitian ini.

Bab III Metodologi

Bab ini menguraikan tentang metode yang akan digunakan dan rencana

kerja dari penelitian serta mendeskripsikan lokasi penelitian.

Bab IV Analisa Data dan Pembahasan

Bab ini merupakan analisa tentang permasalahan, evaluasi, dan

perhitungan terhadap masalah yang ada di lokasi penelitian.

Bab V Kesimpulan dan Saran

Merupakan kesimpulan dari butir-butir kesimpulan hasil analisa dan

pembahasan yang telah dilakukan. Kesimpulan juga disertai dengan rekomendasi

saran yang ditujukan untuk penelitian selanjutnya atau untuk penerapan hasil

penelitian di lapangan

5
Universitas Sumatera Utara
Bab II BAB II

Bab III TINJAUAN PUSTAKA

Bab IV 2. 1 Umum

Hidrologi adalah suatu ilmu tentang kehadiran dan gerakan air di alam. Pada

prinsipnya, jumlah air di alam ini tetap dan mengikuti suatu aliran yang

dinamakan “siklus hidrologi’’. Siklus Hidrologi adalah suatu proses yang

berkaitan, dimana air diangkut dari lautan ke atmosfer (udara), ke darat dan

kembali lagi ke laut,seperti digambarkan pada Gambar 2.1.

WS = Rnet - SS

hujan (R)
transpirasi

inf evaporasi
iltr
as
i

m.a.t perkolasi

aliran pe
rmukaan (DR
O)
kandungan air
tanah (V)

aliran air tanah (BF)

dVt = Vt - Vt-1 RO = BF + DRO Q = 0.0116 . Ro . A/H

sumber : Google Earth

Hujan yang jatuh ke bumi baik langsung menjadi aliran maupun tidak langsung

yaitu melalui vegetasi atau media lainnnya akan membentuk siklus aliran air

mulai dari tempat yang tinggi menuju ke tempat yang rendah baik di permukaan

tanah maupun di dalam tanah yang berakhir di laut.

Secara gravitasi air mengalir dari daerah yang tinggi ke daerah yang rendah, dari

pegunungan ke lembah, lalu ke daerah yang lebih rendah, sampai ke daerah

6
Universitas Sumatera Utara
pantai dan akhirnya akan bermuara ke laut. Aliran air ini disebut aliran

permukaan tanah karena bergerak di atas muka tanah. Aliran ini biasanya akan

memasuki daerah tangkapan atau daerah aliran menuju kesistem jaringan sungai,

sistem danau atau waduk. Air hujan sebagian mengalir meresap kedalam tanah

atau yang sering disebut dengan infiltrasi, dan bergerak terus kebawah. Air hujan

yang jatuh ke bumi sebagian menguap dan membentuk uap air. Sebagian lagi

mengalir masuk ke dalam tanah.

Air tanah adalah air yang bergerak di dalam tanah yang terdapat di dalam ruang-

ruang antara butir tanah dan di dalam retak-retak dari batuan disebut air celah

(fissure water). Aliran air tanah dapat dibedakan menjadi aliran tanah dangkal,

aliran tanah antara dan aliran dasar (base flow). Disebut aliran dasar karena aliran

ini merupakan aliran yang mengisi sistem jaringan sungai. Hal ini dapat dilihat

pada musim kemarau, ketika hujan tidak turun untuk beberapa waktu, pada suatu

sistem sungai tertentu aliran masih tetap dan berkesinambungan.

Pada retensi atau tempat penyimpanan, air akan menetap untuk beberapa waktu.

Retensi dapat berupa retensi alam seperti darah-daerah cekungan, danau tempat-

tempat yang rendah, maupun retensi buatan seperti tampungan, sumur, embung,

waduk dll.

Sebagian air yang tersimpan sebagai air tanah (groundwater) yang akan keluar ke

permukaan tanah sebagai limpasan, yakni limpasan permukaan (surface runoff),

aliran dalam tanah (interflow) dan limpasan air tanah (groundwater runoff) yang

terkumpul di sungai yang akhirnya akan mengalir ke laut kembali terjadi

penguapan dan begitu seterusnya mengikuti siklus hidrologi.

7
Universitas Sumatera Utara
Penyimpanan air tanah besarnya tergantung dari kondisi geologi setempat dan

waktu. Kondisi tata guna lahan juga berpengaruh terhadap tampungan air tanah,

misalnya lahan hutan yang beralih fungsi mejadi daerah pemukiman dan curah

hujan daerah tersebut.

Hujan jatuh ke bumi baik secara langsung maupun melalui media misalnya

melalui tanaman, masuk ke tanah begitu juga hujan yang terinfiltrasi. Sedangkan

air yang tidak terinfiltrasi yang merupakan limpasan mengalir ke tempat yang

lebih rendah, mengalir ke danau dan tertampung. Dan hujan yang langsung jatuh

di atas sebuah danau (reservoir) air hujan (presipitasi) yang langsung jatuh diatas

danau menjadi tampungan langsung. Air yang tertahan di danau akan mengalir

melalui sistem jaringan sungai, permukaan tanah dan merembes melalui tanah.

Dalam hal ini air yang tertampung di danau adalah inflow sedangkan yang

mengalir atau merembes adalah outflow. Gambar 2.1 menunjukkan proses yang

dijelaskan di atas.

Bentuk persaman neraca air suatu danau atau reservoir:

Perolehan (inflow) = Kehilangan (outflow). ................................................... ....(2.1)

Qi + Qg + P - ΔS = Qo + SQ + Eo .................................................................. ....(2.2)

Qin – Qout = ΔS .............................................................................................. ....(2.3)

dimana:

Qi = masukan air/ direct run-off (inflow)


Qg = base flow (inflow)
Qo = outflow
P = presipitasi
SQ = perembesan
Eo = evaporasi air permukaan bebas
ΔS = perubahan dalam cadangan
t1 = muka air setelah kehilangan
t2 = muka air sebelum kehilangan

8
Universitas Sumatera Utara
Gambar. 2.1. Parameter Neraca Air

Akibat panas matahari air dipermukaan bumi juga akan berubah wujud menjadi

gas/uap dalam proses evaporasi dan bila melalui tanaman disebut transpirasi. Air

akan di ambil oleh tanaman melalui akar-akarnya yang dipakai untuk kebutuhan

hidup dari tanaman tersebut, lalu air di dalam tanaman juga akan keluar berupa

uap akibat energi panas matahari. Proses pengambilan air oleh akar tanaman

kemudian terjadinya penguapan dari dalam tanaman disebut transpirasi.

Evaporasi yang lain dapat terjadi pada sistem sungai, embung, reservoir, waduk

maupun air laut yang merupakan sumber air terbesar. Walaupun laut adalah

tempat dengan sumber air terbesar namun tidak bisa langsung di manfaatkan

sebagai sumber kehidupan karena mengandung garam atau air asin (salt water).

2.2 Daerah Aliran Sungai

Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan unit hidrologi dasar. Bila kita

memandang suatu sistem yang mengalir yang dapat diterapkan pada suatu daerah

aliran sungai, maka akan nampak struktur sistem dari daerah ini adalah daerah

aliran sungai yang merupakan lahan total dan permukaan air yang di batasi oleh

suatu batas air, topografi dan dengan salah satu cara memberikan sumbangan

9
Universitas Sumatera Utara
terhadap debit sungai pada suatu daerah. Daerah aliran sungai merupakan dasar

pengelolaan untuk sumber daya air. Gabungan beberapa DAS menjadi Satuan

Wilayah Sungai.

Dalam mempelajari ekosistem DAS, dapat diklasifikasikan menjadi daerah hulu,

tengah dan hilir. DAS bagian hulu dicirikan sebagai daerah konservasi, DAS

bagian hilir merupakan daerah pemanfaatan. DAS bagian hulu mempunyai arti

penting terutama dari segi perlindungan fungsi tata air, karena itu setiap terjadinya

kegiatan di daerah hulu akan menimbulkan dampak di daerah hilir dalam bentuk

perubahan fluktuasi debit dan transport sedimen serta material terlarut dalam

sistem aliran airnya. Dengan kata lain ekosistem DAS, bagian hulu mempunyai

fungsi perlindungan terhadap keseluruhan DAS. Perlindungan ini antara lain dari

segi fungsi tata air, dan oleh karenanya pengelolaan DAS hulu seringkali menjadi

fokus perhatian mengingat dalam suatu DAS, bagian hulu dan hilir mempunyai

keterkaitan biofisik melalui siklus hidrologi.

Dalam rangka memberikan gambaran keterkaitan secara menyeluruh dalam

pengelolaan DAS, terlebih dahulu diperlukan batasan-batasan mengenai DAS

berdasarkan fungsi, yaitu DAS bagian hulu didasarkan pada fungsi konservasi

yang dikelola untuk mempertahankan kondisi lingkungan DAS agar tidak

terdegradasi, yang antara lain dapat diindikasikan dari kondisi tutupan vegetasi

lahan DAS, kualitas air, kemampuan menyimpan air dan curah hujan.

DAS bagian tengah didasarkan pada fungsi pemanfaatan air sungai yang dikelola

untuk dapat memberikan manfaat bagi kepentingan sosial dan ekonomi, yang

antara lain dapat diindikasikan dari kuantitas air, kualitas air, kemampuan

10
Universitas Sumatera Utara
menyalurkan air, dan ketinggian muka air tanah, serta terkait pada prasarana

pengairan seperti pengelolaan sungai, waduk, dan danau.

DAS bagian hilir didasarkan pada fungsi pemanfaatan air sungai yang dikelola

untuk dapat memberikan manfaat bagi kepentingan sosial dan ekonomi, yang

diindikasikan melalui kuantitas dan kualitas air, kemampuan menyalurkan air,

ketinggian curah hujan, dan terkait untuk kebutuhan pertanian, air bersih, serta

pengelolaan air limbah.

Kebutuhan akan air bagi kehidupan manusia secara langsung atau tidak langsung

makin meningkat. Untuk meningkatkan ketersediaan air permukaan perlu ada

tindakan yaitu dengan memperbaiki kondisi Daerah Aliran Sungai (DAS) yang

sudah memburuk menjadi hijau kembali dengan membuat storage di permukaan

dalam bentuk waduk.

2.3 Jaringan Irigasi

Irigasi atau pengairan adalah suatu usaha untuk memberikan air guna keperluan

pertanian yang dilakukan dengan tertib dan teratur untuk daerah pertanian yang

membutuhkannya dan kemudian air itu dipergunakan secara tertib dan teratur dan

dibuang kesaluran pembuangan. Istilah irigasi diartikan suatu bidang pembinaan

atas air dari sumber – sumber air, termasuk kekayaan alam hewani yang

terkandung didalamnya, baik yang alamiah maupun yang diusahakan manusia.

Pengairan selanjutnya diartikan sebagai pemanfaatan serta pengaturan air dan

sumber – sumber air yang meliputi irigasi, pengembangan daerah rawa,

pengendalian banjir, serta usaha perbaikan sungai, waduk dan pengaturan

penyediaan air minum, air perkotaan dan air industri.

11
Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai