Anda di halaman 1dari 51

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keluarga adalah unit terkecil dalam kehidupan masyarakat. Keluarga
merupakan sekumpulan dua orang atau lebih yang dihubungkan oleh ikatan
perkawinan, adopsi, hubungan darah, hidup dalam satu rumah tangga,
memiliki kedekatan emosional, dan berinteraksi satu sama lain yang lain yang
saling ketergantungan untuk menciptakan atau mempertahankan budaya,
meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial setiap
anggota dalam rangka mencapai tujuan bersama. Keluarga memiliki
keterkaitan yang erat dengan kesehatan setiap anggotanya (Jhonson dan
Leny, 2010).

Kesehatan merupakan kunci utama dalam melakukan berbagai kegiatan.


Kesehatan yang terganggu, akan menghambat setiap orang dalam
beraktivitas. Pemerintah berlomba-lomba mencanangkan berbagai program
guna meningkatkan taraf kesehatan masyarakat. Program tersebut dapat
berhasil berkat kerjasama lintas sektor. Salah satunya adalah sektor
kesehatan. Dalam ranah kesehatan, peran dokter, perawat dan tenaga
kesehatan lain tentu menjadi kunci utama. Perawat dituntut terampil dalam
memberikan asuhan keperawatan pada keluarga sehingga program dapat
berjalan dengan baik (Setiadi, 2008).

Asuhan keperawatan keluarga merupakan serangkaian proses yang diawali


dari pengkajian, analisa data, penentuan diagnosa, penentuan diagnosa
prioritas, perencanaan keperawatan serta implementasi dan evaluasi. Asuhan
keperawatan keluarga bersifat komprehensif, mencakup seluruh anggota
keluarga. Membantu dalam menyelesaikan permasalah keluarga dimulai dari
permasalahan fisik hingga masalah dalam tahap perkembangan keluarga
(Padila, 2012).
B. Tujuan
C. Manfaat
D. Sistematika penulisan

BAB ll
TINJAUAN TEORI
A. Perkembangan Keluarga

Perkembangan keluarga merupakan proses perubahan yang terjadi pada


sistem keluarga meliputi; perubahan pola interaksi dan hubungan antar anggota
keluarga disepanjang waktu. Perubahan ini terjadi melalui beberapa tahapan
atau kurun waktu tertentu. Pada setiap tahapan mempunyai tugas
perkembangan yang harus dipenuhi agar tahapan tersebut dapat dilalui dengan
sukses. Perawat perlu memahami setiap tahapan perkembangan keluarga serta
tugas tug pada setiap tahap yang melekat dalam pelaksanaan 5 fungsi dasar
keluargaas perkemabangannya. Hal ini penting mengingat tugas perawat dalam
mendeteksi adanya masalah keperawatan yang dilakukan terkait erat dengan
sifat masalah yaitu potensial atau aktual.

B. Tugas-tugas perkembangan keluarga


Tugas perkembangan keluarga merupakan tanggung jawab yang harus dicapai
oleh keluarga dalam setiap tahap perkembangannya sehingga dapat memenuhi
kebutuhan biologis, imperative budaya, dan aspirasi serta nilai-nilai keluarga.
Tugas perkembangan keluarga meliputi tugas-tugas spesifikpada setiap tahap
yang melekat dalam pelaksanaan 5 fungsi dasar keluarga yaitu :
a. Fungsi Afektif
Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga yang
merupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk
pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilan fungsi afektif tampak
pada kebahagiaan dan kegembiraan dari seluruh anggota keluarga.
Komponen yang perlu dipenuhi oleh keluarga dalam melaksanakan fungsi
afektif adalah (Friedman, M.M et al.,2010)
1. Saling mengasuh yaitu memberikan cinta kasih, kehangatan, saling

menerima, saling mendukung antar anggota keluarga.

2. Saling menghargai, bila anggota keluarga saling menghargai dan

mengakui keberadaan dan hak setiap anggota keluarga serta selalu

mempertahankan iklim positif maka fungsi afektif akan tercapai.

3. Ikatan dan identifikasi ikatan keluarga di mulai sejak pasangan

sepakat memulai hidup baru.

b. Fungsi Sosialisasi
Sosialisasi di mulai sejak manusia lahir. Keluarga merupakan tempat
individu untuk belajar bersosialisasi, misalnya anak yang baru lahir dia
akan menatap ayah, ibu dan orang-orang yang ada disekitarnya. Dalam
hal ini keluarga dapat Membina hubungan sosial pada anak,
Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat
perkembangan anak, dan Menaruh nilai-nilai budaya keluarga.
c. Fungsi Reproduksi
Fungsi reproduksi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber
daya manusia. Maka dengan ikatan suatu perkawinan yang sah, selain
untuk memenuhi kebutuhan biologis pada pasangan tujuan untuk
membentuk keluarga adalah meneruskan keturunan.
d. Fungsi Ekonomi
Merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh
anggota keluarga seperti memenuhi kebutuhan makan, pakaian, dan
tempat tinggal.
e. Fungsi Perawatan Kesehatan
Keluarga juga berperan untuk melaksanakan praktik asuhan keperawatan,
yaitu untuk mencegah gangguan kesehatan atau merawat anggota keluarga
yang sakit. Keluarga yang dapat melaksanakan tugas kesehatan berarti
sanggup menyelesaikan masalah kesehatan.
C. Perkembangan keluarga usia pertengahan
a. Definisi
Dewasa pertengahan merupakan usia sekitar 35-40 tahun &
berakhir sekitar 60-65 tahun (Schaie & Willis,1996 dlm Psikologi
Perkembangan). Dewasa Pertengahan adalah masa – menyesuaikan diri &
kesedaran bahawa ia bukan lagi muda & masa depannya tidak lagi
dipenuhi dengan kemungkinan-kemungkinan yg tidak terhadapi, hasilnya
membawa satu masa krisis, (Craig, 1976). Usia dewasa tengah (Middle
adulthood) disebut sebagai periode perkembangan yang dimulai kira-kira
35-45 tahun hingga memasuki usia 60an tahun. (Santrock, 1995)
Keluarga dewasa pertengahan merupakan salah satu tahap usia
pertengahan bagi orang tua, dimulai ketika anak terakhir meninggalkan
rumah dan berakhir pada saat pensiun atau kematian salah satu pasangan.
Tahap ini biasanya dimulai ketika orang tua memasuki usia 45-55 tahun
dan berakhir pada saat seorang pasangan pensiun, biasanya 16-18 tahun
kemudian. Biasanya pasangan suami istri dalam usia pertengahan
merupakan sebuah keluarga inti meskipun masih berinteraksi dengan
orangtua mereka yang lanjut usia dan anggota keluarga lain dari keluarga
asal mereka dan juga anggota keluarga dari hasil perkawinan
keturunannya.
Pasangan Postparental (pasangan yang anak-anaknya telah
meninggalkan rumah) biasanya tidak terisolasi lagi saat ini, semakin
banyak pasangan usia pertengahan hidup hingga menghabiskan seluruh
masa hidupnya dan menghabiskan sebagian masa hidupnya dalam fase
postparental, dengan hubungan ikatan keluarga hingga empat generasi,
yang merupakan hal yang biasa(Troll, 1971, dalam Friedman, 1988, hal
130).
Dari definisi tentang keluarga usia dewasa pertengahan diatas,
dapat ditarik kesimpulan bahwa keluarga usia dewasa pertengahan adalah
keluarga yang usianya 40-60 tahun, dimulai ketika anak terakhir
meninggalkan rumah dan berakhir pada saat pensiun atau kematian salah
satu pasangan didalam keluarga.

D. Upaya Meningkatkan Keluarga Bahagia Pada Usia Pertengahan


Sangat diperlukan pasangan suami istri agar mampu menjalani salah satu
periode perkawinan tersebut dengan sukses untuk kemudian menuju usia
lanjut, Cukup banyak pasangan yang merasakan ganjalan atau konflik, baik
pada usia dewasa maupun periode menjelang usia lanjut. Bila konflik itu
dibiarkan, katanya, kemungkinan besar pasangan itu menderita.
Konflik itu juga dapat mengakibatkan mereka stres hingga akhirnya
meninggal tanpa kebahagiaan. Dan  di usia pertengahan ini juga, sebagian
pasangan akan terus berjuang untuk mengatasi konflik mereka, tetapi sebagian
nya lagi akan tetap membiarkan terbengkalai tanpa penyelesaian hingga
meninggal. Inilah alasannya sehingga kita perlu mempelajari lebih mendalam
dan meluas mengenai perkembangan perkawinan, khususnya ditinjau dari
seksologi. Kita harapkan suami istri akan mampu menjalani periode ini dengan
sukses untuk menuju usia lanjut."
Ada banyak faktor yang diperlukan pasangan suami istri untuk
mendapatkan kebahagiaan pada usia pertengahan, salah satunya adalah faktor
fisik. Karena itu, tiap pasangan disarankan untuk memeriksakan kesehatannya
kepada dokter secara teratur sehingga ada keyakinan bahwa mereka tidak
mengalami gangguan penyakit, seperti jantung koroner, hipertensi, dan
diabetes melitus.
Pola hidup yang baik sesuai dengan aturan kesehatan dan kebahagiaan dan
penting untuk dilakukan. Psikoseksual, juga salah satu faktor penting untuk
mereka perhatikan karena pada usia menjelang lanjut, mereka sering jenuh
dalam hubungan suami istri.
"Ketertarikan yang dulu dirasakan besar belakangan menjadi dingin. Ini
penting dicari penyebabnya, apakah fisik, psikologis, atau seksual, hingga
kehangatan antara mereka berdua dapat dipulihkan."
E. Karakteristik Keluarga Dewasa Pertengahan
Tahun pertengahan meliputi perubahan-perubahan pada
penyesuaian perkawinan (seringkali lebih baik), pada distribusi kekuasaan
antara suami dan istri (lebih merata), dan pada peran (diferensi peran
perkawinan meningkat) (Leslie dan Korman, 1989, dalam Friedman 1988).
Pada tahun-tahun ini umumnya sulit dan berat, karena masalah-
masalah penuaan, hilangnya anak, dan adanya suatu perasaan dalam diri
mereka bahwa mereka gagal menjadi membesarkan anak dan usaha kerja.
Selanjutnya, tidak jelas apa yang terjadi dengan kepuasan perkawinan dan
keluarga melewati siklus-siklus kehidupan berkeluarga. Beberapa studi tentang
kepuasan perkawinan memperlihatkan bahwa kepuasan perkawinan menurun
tajam setelah perkawinan berlangsung dan terus menurun hingga tahun
pertengahan (Leslie dan Korman, 1989, dalam Friedman 1988).

F. Masalah Yang Biasa Ditemukan Oleh Keluarga Usia Pertengahan


Menurut fridman (1998, hal 132) pada fase ini, masalah kesehatan yang
dapat terjadi pada keluarga dewasa pertengahan yaitu :
a. Kebutuhan promosi kesehatan, istirahat yang tidak cukup, kegiatan waktu
luang dan tidur yang kurang, nutrisi yang tidak baik, program olahraga
yang tidak teratur, pengurangan berat badan hingga berat badan yang
optimum, berhenti merokok, berhenti atau mengurangi penggunaan
alkohol, pemeriksaan skrining kesehatan preventif.
b. Masalah-masalah hubungan perkawinan.
c. Komunikasi dan hubungan dengan anak-anak, ipar, dan cucu, dan orang
tua yang berusian lanjut.
d. Masalah yang berhubungan dengan perawatan : membantu perawatan
orang tua yang lanjut usia atau tidak mampu merawat diri.
e. Tugas Perkembangan
Usia pertengahan yang merupakan usia rata-rata dimana para orang tua
melepaskan anak mereka yang terakhir ditandai sebagai masa kehidupan
yang “terperangkap” yaitu terperangkap antara tuntutan kaum kaum muda
dan terperangkap antara dunia kerja dan tuntutan yang bersaing dan
keterlibatan keluarga, dimana seringkali tampaknya tidak mungkin
memenuhi tuntutan-tuntutan dari kedua bidang tersebut.
G. Tugas Pekembangan Usia Pertengahan
a. Pertahankan kesehatan individu dan pasangan usia pertengahan
Dalam masa ini upaya untuk melaksanakan gaya hidup sehat
menjadi lebih menonjol bagi pasangan, meskipun kenyataanya bahwa
mungkin mereka telah melakukan kebiasaan-kebiasaan yang sifatnya
merusak diri selama 45-64 tahun. Meskipun dapat dianjurkan sekarang,
karena “lebih baik sekarang dari pada tidak pernah” adalah selalu benar,
agaknya terlalu terlambat untuk mengembalikan begitu banyak perubahan-
perubahan fisiologis yang telah terjadi, seperti tekanan darah tinggi akibat
kurangnya olahraga, stress yang berkepanjangan, menurunnya kapasitas
vital akibat merokok.
Motivasi utama orang usia pertengahan untuk memperbaiki gaya
hidup mereka adalah karena adanya perasaan rentan terhadap penyakit
yang dibangkitkan bila seorang teman atau anggota keluarga mengalami
serangan jantung, stroke, atau kanker. Selain takut, keyakinan bahwa
pemeriksaan yang teratur dan kebiasaan hidup yang sehat merupakan cara-
cara yang efektif untuk mengurangi kerentanan terhadap berbagai penyakit
juga merupakan kekuatan pendorong yang ampuh. Penyakit hati, kanker
dan stroke merupakan dua pertiga dari semua penyebab kematian antara
usia 46 hingga 64 tahun dan sebagai penyebab kamatian urutan ke empat.
b. Hubungan serasi dan memuaskan dengan anak-anaknya dan sebayanya
Dengan menerima dan menyambut cucu-cucu mereka kedalam
keluarga dan meningkatkan hubungan antar generasi, tugas perkembangan
ini mendatangkan penghargaan yang tinggi (Duvall, 1977 dalam friedman,
1988, hal 131). Tugas perkembangan ini memungkinkan pasangan usia
pertengahan terus merasa seperti sebuah keluarga dan mendatangkan
kebahagiaan yang berasal dari posisi sebagai kakek-nenek tanpa tanggung
jawab sebagai orang tua selama 24 jam. Karena umur harapan hidup
meningkat, menjadi seorang kakek-nenek secara khusus terjadi pada tahap
siklus kehidupan ini (Sprey dan Matthews, 1982, dalam Friedman, 1988,
hal 132). Kakek nenek memberikan dukungan besar kepada anak dan cucu
mereka pada saat-saat krisis dan membantu anak-anak mereka melalui
pemberian dorongan dan dukungan(Bengston dan Robertson, 1985, dalam
Friendman, 1988, hal 132).
Peran yang lebih probelamatik adalah yang berhubungan dengan
dan membantu orang tua lansia dan kadang-kadang anggota keluarga besar
lain yang lebih tua. Delapan puluh enam persen pasangan usia pertengahan
minimal memiliki satu orang tua masih hidup(hagestad, 1988, dalam
Friedman, 1988, hal 132). Jadi, tanggung jawab memberi perawatan bagi
orang tua lansia yang lemah dan sakit-sakitan merupakan pengalaman
yang tidak asing. Banyak wanita yang merasa berada dalam “himpitan
generasi” dalam upaya mereka mengimbangi kebutuhan-kebutuhan orang
tua mereka yang berusia lanju, anak-anak, dan cucu-cucu mereka.
Berbagai peran antar generasi kelihatannya lebih bersifat ekslusif
dikalangan minoritas seperti keluarga-keluarga Asia dan Amerika Latin.
c. Meningkatkan keakraban pasangan atau hubungan perkawinan
Sekarang perkembangan tersebut benar-benar sendirian setelah
bertahun-bertahun dikelilingi oleh anggota keluarga dan hubungan-
hubungan. Meskipun muncul sebagai sambutan kelegahan, bagi kebanyak
pasangan merupakan pengalaman yang menyulitkan untuk berhubungan
satu sama lain sebagai pasangan menikah dari pada sebagai orang tua.
Wright dan Leahey (1984, dalam Friedman, 1988, hal 132) melukiskan
tugas perkembangan ini sebagai “reinvestasi identitas pasangan dengan
perkembangan keinginan independen yang terjadi secara bersamaan.
Keseimbangan dependensi-indepedensi antara pasangan perlu diuji
kembali, seperti keinginan independen lebih besar dan juga perhatian satu
sama lain yang penuh arti.
Bagi pasangan yang mengalami masalah, tekanan hidup yang
menurun dalam tahun-tahun postparental tidak mendatangkan
kebahagiaan perkawinan, melainkan menimbulkan “kebohongan”.
Menurut Kerckhoff (1976, dalam Friedman, 1988, hal 132), para konselor
perkawinan telah lama mengamati bahwa ketika timbul perselisihan dalam
perkawinan selama tahun-tahun pertengahan, seringkali berkaitan dengan
jemunya ikatan, bukan karena kualitas traumatiknya. Karakteristik umum
dari masa ini, berkaitan dengan kepuasan diri sendiri dan berada dalam
kebahagiaan yang membosankan.
Tugas – tugas perkembagan itu tadi pada dasarnya merupakan
tuntutan atau harapan sosio – kultural dimana manusia itu hidup dalam
masyarakat kita sejak dulu hingga kini tetap memiliki harapan sesuai
diatas bagian penentu sebagai orang dewasa pertengahan. Khusus
mengenai hidup berkeluarga dalam masa usia pertengahan terdapat dua hal
pokok yang mendorong terciptanya hubungan  hidup berkeluarga.
kebutuhan individu pada suatu pihak dan tugas perkembangan pada lain
pihak. Pemanduan antara keduanya menimbulkan energi yang
membangkitkan gerak bagi individu orang dewasa untuk bersatu dalam
satu jalinan hubungan berkeluarga
Tugas – tugas perkembagan itu tadi pada dasarnya merupakan
tuntutan atau harapan sosio – kultural dimana manusia itu hidup dalam
masyarakat kita sejak dulu hingga kini tetap memiliki harapan sesuai
diatas bagian penentu sebagai orang dewasa pertengahan. Khusus
mengenai hidup berkeluarga dalam masa usia pertengahan terdapat dua hal
pokok yang mendorong terciptanya hubungan  hidup berkeluarga.
kebutuhan individu pada suatu pihak dan tugas perkembangan pada lain
pihak. Pemanduan antara keduanya menimbulkan energi yang
membangkitkan gerak bagi individu orang dewasa untuk bersatu dalam
satu jalinan hubungan berkeluarga.
H. Asuhan keperawatan keluarga pada tahap perkembangan anak usia
remaja secara teoritis
1. Pengkajian
Perawat melakukan pengkajian keperawatan menggunakan formulir yang
dapat digunakan pada semua tahap perkembangan keluarga (Suprajitno,
2004).

2. Diagnosa keperawatan
Daftar masalah yang dapat terjadi pada keluarga dengan tahap
perkembangan anak usia remaja (Suprajitno, 2004):
a. Prilaku mencari pertolongan
b. Perubahan pemeliharaan kesehatan
c. Resiko terhadap penularan penyakit
d. Perubahan dalam proses keluarga
e. Komunikasi keluarga disfungsional
f. Ketidakefektifan penatalaksanaan aturan terapeutik/pengobatan keluarga
Penyusunan prioritas keperawatan keluarga berdasarkan skor
tertinggi dan disusun secara berurutan sampai skor terendah.

3. Perencanaan keperawatan keluarga


Rencana tindakan keperawatan terhadap keluarga, meliputi kegiatan-
kegiatan yang bertujuan sebagai berikut (Suprajitno, 2004):
a. Keluarga mampumengenal masalah
b. Keluarga mampu memutuskan untuk merawat
c. Meningkatkan atau memperbaiki kesehatan
d. Keluarga mampu merawat anggota keluarga untuk meningkatkan atau
memperbaiki kesehatan
e. Keluarga mampu memodifikasi lingkungan; dan keluarga mampu
memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan.

I. Peran perawat
Melaksanaan perawatan dan konsultasi yang terkait dengan upaya
peningkatan kesehatan misalnya : kebutuhan istirahat yang cukup, aktivitas
ringan sesuai kemampuan, nutrisi yang baik, berat badan yang sesuai
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
a. Pengkajian
Data umum:
1. Nama keluarga (kk) : Tn. H
2. Umur : 57 tahun
3. Suku : Lembak
4. Pendidikan : SD
5. Perkerjaan : Pensiun
6. Alamat : Desa Durian Demang Bengkulu Tengah
7. Komposisi Keluarga
No Nama L/P Umur Hub. Perkerjaan Pendidikan
Klg
1 Tn. H L 57 Suami Tidak SD
berkerja
2 Ny . T P 52 Istri IRT SD

Genogram:
  Keterangan:
8. Type Keluarga
Jenis Type Keluarga : keluarga “The nuclear family”Masalah Yang terjadi
dengan tipe tersebut : Keluarga mengatakan sering merasa sakit –sakitan
dan merasa kesepian karena hanya tinggal suami isteri.
9. Suku Bangsa
Asal Suku Bangsa : Tn. H bersuku lembak dan Ny. T bersuku melayu.
Mereka bisa menerima satu sama lain meskipun berbeda suku. Bahasa
yang dominan yang mereka gunakan sehari-hari dirumah adalah bahasa
lembak
10. Agama Dan Kepercayaan Yang Mempengaruhi Kesehatan
Seluruh keluarga Tn. H beragama Islam. Kegiatan ibadah keagamaan
keluarga Tn. H yaitu sholat 5 waktu dan puasa. Menurut keluarga Tn. H,
agama berperan penting dalam kehidupan mereka, bahkan dalam hal
kesehatan. Ketika ada anggota keluarga yang sedang sakit, keluarga juga
selalu mendoakan untuk kesembuhan anggota keluarga yang sedang sakit
tersebut.
11. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Di keluarga Tn. H Anggota yang keluarga yang mencari nafkah :
Dahulunya Tn. H, yang berkerja sebagai kuli bangunan,penghasilan tidak
ada. Upaya lain Rp. 2.000.000,00 – Rp. 2.500.000. Ny. T mengatakan
bahwa dirinya merasa cukup dengan penghasilan suaminya saat ini.
12. Aktivitas Rekreasi Keluarga
Keluarga mengatakan hanya dirumah, karena biasanya kalau libur anak
dan cucunya berkunjung kerumahnya. Tetapi kadang – kadang juga pergi
jalan kerumah anak dan keluarga.

b. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga


1. Tahap perkembangan keluarga saat ini : disini keluarga termasuk dalam
tahap perkembangan usia dewasa pertengahan, dan anak – anak mereka
sudah pada meninggalkan mereka dari rumah.
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalanya :
memepertahankan kesehatan, karena keluarga cemas ketika salah satunya
sakit.
3. Riwayat kesehatan keluarga inti
Ny. T mengatakan pernah mengalami sakit usus buntu dan sekarang sudah
dioperasi. Tn. H mengatakan selama ini megalami sesak napas, dan
kadang –kadang sering kambuh.
4. Riwayat penyakit keturunan
Menurut keluarga tidak ada keluarga yang memilki riwayat sakit yang
sama dengan mereka.
5. Riwayat kesehatan masing – masing anggota keluarga
No Nama BB Umur Keadaan kesehatan Imunisasi Masalah Tindakan yang telah dilakukan
( Bcg/polio kesehatan
/
DPT/HB/campa
k
1 Tn. A 85 57 -       Tn. H biasanya - Gangguan pola Menembus obat yang telah
kg kalau cuaca dingin nafas direspkan dokter karena Tn. H
asmanya kambuh mengatakan sudah
dan hanya minum ketergantungan obat.
obat yang telah
diresepkan dokter.
-       Jika tidak minum
obat juga klien
mengatakan
asmanya akan
kambuh.
-       Tn. H juga
mengatakan bahwa
matanya sudah
mulai kabur, tidak
bisa melihat barang
dengan jarak yang
jauh.
2 Ny. T 65 52 -Ny. T mengatakan -Nyeri perut dan Melakukan operasi dirumah
kg bahwa dia pernah minum obat yang sakit negeri.
mengalami usus di beli diapotik
buntu dan sudah -Pusing
dioperasi.

-Klien mengatakan
bahwa tekanan
darahnya turun
naik.

a. Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan : Menurut Tn. H dan Ny. T jika dirinya sakit biasanya berobat di
puskesmas.
6. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya :
Tn. H : Klien mengatakan bahwa sudah 7 tahun klien merasakan sakit asma dan 2 tahun terakhir penglihatan sudah mulai
kabur.
Ny. T : klien mengatakan bahwa dahulunya sakit usus buntu dan sudah dioperasi dan klien mengatakan biasanya klien
merasakan nyeri pada perut dan minum obat yang dibelikan anaknya diapotek, klien mengatakan jika klien sakit biasa, dirinya
hanya berobat kepuskesmas.

c. Pengkajian Lingkungan
1. Karakteristik rumah
Rumah yang ditinggali Tn. H sekeluarga adalah rumah pribadi, luas rumah : 7 x 12 meter, type rumah : sederhana Jumlah dan
ratio kamar/ruangan : 4 buah kamar tidur, ventilasi/jendela : Ada 10 ventilasi yang terdapat di dalam rumah, pemanfaatan
ruangan : Ruang tamu, ruang tengah/ keluarga, dapur, wc/toilet, 4 Kamar tidur, septic tank : ada, letak dibelakang rumah
berjarak 1 meter dari rumah, sumber air minum : air hujan yang dimasak dan air galon, kamar Mandi/ WC : memiliki satu wc
dan sekaligus kamar mandi, sampah limbah RT : dibuang ditempat pembuangan sampah sejauh 100 meter, kebersihan
lingkungan : keadaan kebersihan lingkungan bersih karena kelurga mengatakan jika tidak ada aktifitas selalu membersihan
samping rumah., keadaan didalam rumah : rumah Tn. H tampak bersih dan rapi, keadaan diluar rumah : Halaman rumah Tn.
H juga bersih dan rapi terbukti tidak ada sampah yang berserakan, dipinggir rumah klien juga terdapat sumur yang kecil dan
sudah disemen rapi.
2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Kebiasaan : setiap minggu Ny. T melakukan pengajian dengan tetanga, aturan/kesepakatan : apabila ada orang baru atau tamu
yang menginap wajib lapor RT / RW, budaya : didalam satu jalu klien semua suku ada dan kebanyakan orang melayu.
3. Mobilitas geografis keluarga
klien mengatakan dia hanya dirumah saja tetapi biasanya jika ingin pergi, keluarga berkunjung kerumah anak dan
keluarganya.
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
keluarga mengatakan tiap bulan klien ada melakukan kegiatan arisan keluarga dan pengajian dengan tetanga.
5. System pendukung keluarga
Saat ini dalam keluarga ada maslah dalam kesehatan, hubungan satu anggota keluarga dengan yang lainnya cukup baik dan
sudah terbiasa saling pengertian.

d. Struktur Keluarga
1. Pola/cara komunikasi keluarga : Menurut Ny. T dalam keluarganya berkomunikasi biasa menggunakan bahasa melayu.
2. Struktur kekuatan keluarga : Dalam pengambilan keputusan keluarga Tn. H dan Ny. T selalu memutuskan secara bersama-
sama dan memilih yang terbaik. Perbedaan-perbedaan pendapat yang ada selalu bisa di atasi jika mereka bicara dengan baik-
baik.
3. Struktur peran ( peran masing – masing anggota keluarga ) : Dalam keluarga Tn. H sebagai kepala keluarga berkewajiban
memipin keluarga dan dibantu Ny. T.
4. Nilai dan norma keluarga : Sebagai bagian dari masyarakat jawa dan beragama islam keluarga memiliki nilai-nilai dan norma
yang dianut seperti sopan santun terhadap suami terhadap isteri. Selama ini dirinya dan suaminya makan bersama setiap hari
dari sarapan sampai makan malam.

e. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Afektif : klien mengatakan selama ini klien antara suami istri saling tolong menolong dan saling pengertian dan selalu
komunikasi kepada anak –anak mereka.
2. Fungsi sosialisasi : klien mengatakan sampai sejauh ini baik dan hubungan dengan keluarga besarnya mau pun kecil baik –
baik saja. Hubungan keluarga dengan orang lain pun baik, terutama tetangga-tetangga terdekat.
3. Fungsi perawatan kesehatan
a. Menurut keluarga, masalah kesehatan yang sering dihadapinya yaitu asma dan pusing dan persiapan tuanya.
b. Apa yang dilakukan keluarga dalam menghadapi masalah kesehatan yang sedang dialami : klien mengatakan sejauh ini
dirinya hanya berbicara dengan anak dan antar suami isteri dan minum obat.
c. Kemana keluarga meminta pertolongan apabila ada anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan : Ke puskesmas.
d. Tindakan apa yang dilakukan keluarga untuk mencegah timbulnya masalah kesehatan : klien mengatakan biasanya
keluarga hanya makan teratur dan olahraga yaitu jalan pagi setiap hari minggu.
4. Fungsi reproduksi
a. Perencanaan jumlah anak : tidak ingin mempunyai anak lagi
b. Akseptor : tidak
5. Keterangan lain : Ny. T mengatakan sejak dilakukan operasi sejak 10 tahun yang lalu Ny. T tidak mengalami menstruasi lagi.
1. Fungsi ekonomi
ni dahulunya tidak ada kendala karena kebutuhan tiap bulan diberi anak – anaknya.

F. Stress Dan Koping Keluarga


1. Stressor jangka pendek : klien mengatakan merasa kesepian karena dahulunya terasa ramai dirumah tetapi sekarang hanya
tinggal berdua saja.
2. Sressor jangka panjang : keluarga mengatakan cemas dengan keadaan suami karena tidak bisa putus obat.
3. Respons keluarga terhadap stressor : jika terdapat masalah selalu diselesaikan dengan anak –anak juga.
4. Strategi koping : klien mengatakan itu memang waktu yang tepat, dimana anak sudah menikah dan membangun rumah tangga
sendiri.
5. Strategi adaptasi disfungsional : tidak ada.

G. Keadaaan Gizi Keluarga


Pemenuhan gizi : biasanya Ny. T selalu masak, masakan kesukaan suaminya yaitu masakan bersantan dan bening.
Upaya lain : kadang –kadang juga klien mengatakan anaknya membawakan makan seperti sayur-sayuran dan lauk pauk.
H. Harapan Keluarga
1. Terhadap masalah kesehatan : klien mengatakan mungkin ini masalah yang didapatkan dimasakan lanjut usia.
2. Terhadap petugas kesehatan yang ada : klien mengatakan agar mahasiswa yang datang bisa berbagi pengetahuan.

I. Pemeriksaan Fisik
No Pemeriksaan Nama Anggota Keluarga
Ny. N
Fisik
1 Keadaan Umum
BB 85 kg
TB 165 cm
2 Kepala :
Rambut Hitam tampak ubun
disela – sela rambut dan
agak keriting. .
Mata Konjungtiva pink,
sclera pucat.penglihatan
agak mulai menurun.

sinusitis (-),
Hidung polip (-), penciuman
baik.

Mulut Mulut bersih, mukosa


lembab, lidah bersih,
gigi sudah rapuh.

Telinga Pendengaran baik.


3 Leher
JVP Tidak ada pembesaran
vena jugularis.

Kelenjar Tiroid Tidak ada


pembengkakan.
4 Dada
Mamae
      Inspeksi Tidak ada
pembengkakan, simetris
antara kiri dan kanan.
      Palpasi Tidak ada
pembengkakan.
Paru
      Inspeksi Saat bernafas
menggunakan otot
bantuan pernafasan.

      Palpasi Tidak simetris


penurunan antara kiri
dan kanan

      Perkusi Terdengar bunyi dalnes.

Bunyi nafas ronchi,


      Auskultasi
RR normal
Jantung Letak normal. Dan
      Palpasi ukuran normal.
Ictus cordis normal
      Perkusi yaitu ics 5 dan 6.
Irama teratur, suara

      Auskultasi tambahan tidak ada


TD : 140/90 mmHg
5 Abdomen
      Inspeksi Simetris, warna normal,
asites (-)
      Palpasi Tidak ada nyeri tekan,
tidak ada benjolan

      Auskultasi Bising usus (+)

      Perkusi Organ pada abdomen


normal
6 Genetalia -
7 Eksremitas atas
dan bawah
      Inspeksi Berfungsi dengan baik
      Perkusi Reflek patella lemah.
Klien mengatakan
kadang – kadang klien
mengatakan terasa
lemah jika akan
berjalan.

J. Tipologi Masalah Kesehatan


N DAFTAR MASALAH KESEHATAN
O
1 ANCAMAN :
§  Resiko kesepian
§  Ketidakefetifan manajemen kesehatan diri.
2 KURANG/TIDAK SEHAT :
§  Ganggauan pola nafas
3 DIFISIT
-
K. Daftar Masalah Pengkajiaan Khusus Berdasarkan 5 Tugas Skeluarga Dengan Diagnosa Kefektifan Manajemen
Kesehatan Diri.

N KRITERIA PENGKAJIAN
O
1 Mengenal Masalah §  Keluarga belum bisa mengenal masalah.
“ klien mengatakan bahwa klien ingin
mengatasi penyakit agar suami tidak
tergantung dengan obat.
2 Mengambil Klien belum bisa mengambil keputusan
Keputusan yang tepat tetapi jika klien sakit anak datang dengan
membawa obat.
3 Merawat anggota Jika Tn. H sakit istri klien meminta bantuan
keluarga yang sakit atau pertolongan dengan tetangga.
ataupun punya
masalah
4 Memodifikasi Klien masih belum bisa mengubah
lingkungan atau
memodifikasi lingkungan.
5 Memanfaatkan sarana Klien mengatakan belum mengetahui
kesehatan pemanfaatan sarana kesehatan yang ada.

L. Daftar Masalah Pengkajian Khusus Berdasarkan 5 Tugas Keluarga Dengan Diagnosa ketidakefektifan Pola Nafas
N KRITERIA PENGKAJIAN
O
1 Mengenal Masalah §  Ny N, sudah mengenal masalah.
Dengan klien mengatakan bahwa dia tidak
bisa kalau tidak minum obat.
Klien juga mengatakan bahwa masalah ini
dirasakan sejak 10 tahun yang lalu, waktu
masuk rumah sakit, rontgen tidak ada
masalah, cuma ada penyempitan saluran
nafas.
Klien mengatakan sejak sakit dia sudah
berhenti merokok.
2 Mengambil §  Ny N mengatakan bahwa dirinya tidak bisa
Keputusan yang tepat putus minum obat.
§  Jadinya biasanya isteri selalu mengingatkan.
3 Merawat anggota
§  Tn H selalu menemani Ny N, jika sakit dan
keluarga yang sakit mengurut –urut dada Ny N
ataupun punya
masalah
4 Memodifikasi §  Menciptakan lingkungan yang bersih karena
lingkungan Ny N juga alergi terhadap debu.
5 Memanfaatkan sarana
§  Jika sakit klien pergi kepuskesmas dengan
kesehatan menggunakan JAMKESMAS.

M. Daftar Masalah Pengkajiaan Khusus Berdasarkan 5 Tugas Keluarga Dengan Diagnosa Resiko Kesepian
N KRITERIA PENGKAJIAN
O
1 Mengenal Masalah §  keluarga sudah bisa mengenal masalah
Keluarga mengatakan biasanya merasa
kesepian, keluarga meengatakan menelpon
atau melihat foto –foto anaknya.,
2 Mengambil §  keluarga bermusyawarah untuk berkunjung
Keputusan yang tepat kerumah anak cucu terdekat.
3 Merawat anggota§  Klien mengatakan biasanya kesepian kita
keluarga yang sakit saling bercerita.
ataupun punya
masalah
4 Memodifikasi §  Keluarga kadang – kadang merasa kesiapan
lingkungan karena hanya diam berdua saja dirumah.
§  Keluarga memasang foto anak- anak dan
cucunya diruangan tamu dan kamarnya.
5 Memanfaatkan sarana§  -
kesehatan

N. Daftar Masalah
N DATA PROBLEM ETIOLOGI
O
1. Ds : Kurang pengetahuan Keefektifan
         Keluaraga Manajemen
mengatakan bahwa Kesehatan Diri.
dirinya kurang bisa
dalam mengatasi
masalah kesehatan
yang dialaminya.
Do:
·      Keluarga tampak
binggung ketika
ditanya.
2.Ds : Kurang mengenal Gangguan pola
         Klien masalah nafas
mengatakan bahwa
biasanya kalau
kehabisan obat klien
merasakan sesak
dan ketika terkena
debu juga.
Do :
         Klien tampak
terenggah –
terenggah
.
3. Kurang mengetahui Resiko kesepian
         Klien tugas perkembangan
mengatakan merasa dewasa pertengahan
kesepian sejak
ditinggalkan oleh
anak-anaknya.
Do:
         Klien tampak
sedih ketika dikaji.

O. Skoring
1. Keefektifan manajemen kesehatan diri b.d kurang pengetahuan
KRITERIA S BOBOT Pembenaran
K
O
R
SIFAT MASALAH 2/3 Sifat masalah ini termasuk
o   Tidak sehat 3 ancaman karena jika tidak
o   Ancaman kesehatan 2 diberi pengetahuan keluarga
o   Krisis atau keadaan tidak tahu dan tetap minum
sejahtera 1 obat tiap hari dan kita tahu
efek yang terjadi akibat
terlalu banyak minum obat
streroid.
KEMUNGKINAN 1 Masalah tersebut mungkin
MASALAH DAPAT hanya sebagian dapat diubah
DIUBAH karena melihat kondisi
o   Dengan Mudah 2 keluarga yang ketergantungan
o   Hanya Sebagian 1 dengan obat.
o   Tidak dapat 0
PONTISIAL 1 Potensial masalah dapat
MASALAH DAPAT dicegah cukup, karena
DICEGAH keluarga mengatakan bahwa
o   Tinggi 3 keluarga ingin sembuh dari
o   Cukup 2 sakit.
o   Rendah 1
MENONJOLNYA 1 Masalah ini merupakan
MASALAH masalah berat, sehingga harus
o   Masalah berat, harus 2 ditangi, sehingga keluarga
segera ditangani tidak terlalu ketergantungan
o   Ada masalah, tapi tidak dengan obat.
perlu segera ditangani
o   Masalah tidak dirasakan 1

0
2/3 + 1/2+ 2/3+1 =2 1/3
2. Ketidakmampuan koping keluarga b.d kurang mengenal masalah
KRITERIA SKOR BOBOT Pembenaran
SIFAT MASALAH 1 Sifat masalah
o   Tidak sehat 3 ini sudah
o   Ancaman kesehatan 2 tidak sehat
o   Krisis atau keadaan sejahtera 1 karena
melihat
kondisi klien.
KEMUNGKINAN MASALAH 2 Kemungkinan
DAPAT DIUBAH masalah
o   Dengan Mudah 2 dapat diubah
o   Hanya Sebagian 1 hanya
o   Tidak dapat 0 sebagian
karena
masalah ini
sudah terlalu
berat.
PONTISIAL MASALAH 1 Potensial
DAPAT DICEGAH masalah
o   Tinggi 3 dapat dicegah
o   Cukup 2 cukup, karena
o   Rendah 1 kemungkinan
hanya
tergantung
kondisi klin
MENONJOLNYA MASALAH 1 Masalah ini
o   Masalah berat, harus segera 2 berat dan
ditangani harus segera
o   Ada masalah, tapi tidak perlu 1 ditangani,
segera ditangani karena agar
o   Masalah tidak dirasakan 0 tidak
menimbulkan
komplikasi
yang lebih
berat.
1+1+2/3+1 =3 2/3
3. Resiko Kesepian b.d Kurang mengetahui tugas perkembangan dewasa pertengahan
KRITERIA SKOR BOBOT Pembenaran
SIFAT MASALAH 1 Sifat
o   Tidak sehat 3 masalah ini
o   Ancaman kesehatan 2 merupakan
o   Krisis atau keadaan sejahtera 1 krisis
karena
kelurga
masih bisa
mengatasi
masalah
tersebut.
KEMUNGKINAN MASALAH 2 Karena
DAPAT DIUBAH menurut
o   Dengan Mudah 2 pengkajian
o   Hanya Sebagian 1 yang kami
o   Tidak dapat 0 lakukan
keluarga
mengatakan
bahwa
mungkin
memang
waktunya
“kami
hidup
berdua
lagi.”
PONTISIAL MASALAH 1 Karena
DAPAT DICEGAH tindakan
o   Tinggi 3 masalah
o   Cukup 2 yang
o   Rendah 1 dihadapi
keluarga
wajar,
mungkin
beradaptasi
dengan
keadaan.
MENONJOLNYA MASALAH 1 Masalah ini
o   Masalah berat, harus segera 2 tidak perlu
ditangani ditangani
o   Ada masalah, tapi tidak perlu 1 karena klien
segera ditangani baru
o   Masalah tidak dirasakan 0 merasakan
hal tersebut.
2/3 +2+2/3+1/2 = 3 5/6s

P. Diagnosa Keperawatan Keluarga Perioritas


1. penurunan koping keluarga b.d Kurang mengenal masalah
2. Keefektifan Manejemen Diri b.d kurang pengetahuan
3. Resiko Kesepian b.d Kurang mengetahui tugas perkembangan dewasa pertengahan
Q. Intervensi Keperawatan

A. Intervensi keperawatan
NO DATA DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI
Data pendukung kode diagnosa Kode NOC kod NIC
masalah e
1 DS : 0007 Ketidakmampuan 2600 Keluarga mampu 5240 Keluarga mampu
- Ny. I mengatakan 3 koping keluarga b.d mengenal masalah mengenal masalah:
urusan anaknya kurang merngenal tentang: konseling
lebih banyak masalah Koping keluarga :
diserahkan kepada Setelah dilakukan tindakan 1. Bantu pasien
ibunya keperawatan selama 2x untuk
- Ny. I mengatakan kunjungan diharapkan menyelesaikan
An. P lebih suka teratasi dengan kriteria: masalah dengan
menghabiskan 26000 - Menghadapi cara yang
waktunya didalam 3 masalah keluarga konstruktif
kamar dari pada - Mengelola masalah 2. Dukung pasien
berkumpul 26005 keluarga mengidentifikasi
dengan keluarga - Melibatkan anggota diskripsi yang
- Ny. I mengatakan 26000 keluarga dalam realistic terhadap
Tn. M memang 6 pengambilan adanya perubahan
agak keras untuk keputusan dalam peran
mendidik anak- - Mengungkapkan 3. Beriukan
anaknya perasaan dan emosi penilaian
- An. P mengakui secara terbuka mengenai
tidak pernah diantara anggota pemahaman psein
menceritakan keluarga terhadap proses
masalah yang penyakit
dihadapinya pada 4. Berikan penilaian
orang tua dan diskusikan
- An. P mengatakan respon alternative
kadang terhadap situasi
percakapan yang ada
dengan orang tua 5. Dukung sikap
akan berakhir pasien terkait
dengan dengan harapan
ketegangan yan g realistic
- An. P mengatakan sebagai upaya
lebih suka untuk mengatasi
menceritakan perasaan
masalahnya ketidakberdayaan
kepada teman-
temannya
debandingkan 2602 Keluarga mampu 7110 Keluarga mampu
kepada orang tua memutuskan untuk memutuskan untuk
ataupun merawat, meningkatkan merawat, meningkatkan
keluarganya yang atau memperbaiki atau memperbaiki
lain. kesehatan: kesehatan:
Dukungan keluarga Peningkatan keterlibatan
DO : selama perawatan keluarga : konseling
- Tn. M sibuk
bekerja dan Setelah dilakukan tindakan 1. Dukung
jarang keperawatan selama 2x pergantian
menyempatkan kunjungan diharapkan kebiasaan yang
berbicara kepada teratasi dengan kriteria: tidak diinginkan
anaknya. 26090 - Anggota keluarga dengan kebiasaan
1 mengungkapkan yang diinginkan
keinginan untuk 2. Dukung
mendukung anggota keterampilan baru
keluarga yang sakit 3. Bangun hubungan
- Anggota keluarga terapetik yang
26090 mengekspresikan didasarkan saling
2 perasaan dan emosi percaya dan
sebagai kepedulian saling
kepada anggota menghormat.
keluarga yang sakit
- Anggota keluarga
memberikan
26090 dorongan kepada
7 anggota keluarga
yang sakit
2608 Keluarga mampu merawat 8340 Peningkatan ketahanan
anggota keluarga untuk
meningkatkan atau 1. Dorong dukungan
memperbaiki kesehatan: keluarga
Ketahanan keluarga : 2. Dorong
perkembangan dan
Setelah dilakukan tindakan kepatuhan rutinitas
keperawatan selama 2x dan tradisi keluarga
kunjungan diharapkan 3. Fasilitasi anggota
teratasi dengan kriteria: keluarga
26080 - Mendukung
9 anggota keluarga
- Melindungi anggota
26081 keluarga
2 - Mempertahankan
rutinitas keluarga
26081 seperti biasa
8 - Mendukung
individualitas dan
kemandirian
26082 diantara anggota
0 keluarag

2602 Keluarga mampu 5520 Dukungan pengambilan


memodifikasi lingkungan keputusan
Fungsi Keluarga 1. Fasilitasi
Setelah dilakukan tindakan pengambilan
keperawatan selama 2x keputusan
kunjungan diharapkan kalaboratoratif
teratasi dengan kriteria: 2. Berikan informasi
26020 - Bersosialisasi permintaan pasien
1 dengan anggota 3. Bantu pasien
keluarga identifikasi
- Mengatur perilaku keuntungan dan
26020 anggota keluarga kerugian dari setiap
3 - Melibatkan anggota alternative
keluarga dalam
26021 pemecahan masalah
3

20130 Keluarga mampu 7400 Keluarga mampu


1 memanfaatkan fasilitas memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan: pelayanan kesehatan
Keseimbangam gaya Panduan sistem
hidup pelayanan kesehatan
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 2x 1. Informasikan pasien
kunjungan diharapkan mengenai perbedaan
teratasi dengan kriteria: berbagai jenis
- Mengenali fasilitas pelayanan
20130 kebutuhan untuk kesehatan dengan
7 mengimbangkan tepat
aktivitas hidup 2. Informasikan pasien
- Mencari informasi mengenai cara
stetragi untuk mengakses layanan
20130 aktivitas hidup yang emergensi melalui
2 seimbang telepon dan layanan
- Mengevaluasi area kendaraan
yang di presefsikan 3. Berikan informasi
ketidak seimbangan tentang cara
20130 dalam gaya hidup mendapatkan
7 peralatan
4. Dorong
pasien/keluarga untuk
bertanya mengenai
layanan dan biaya
layanan kesehatan
R. IMPLEMENTASI
NO TANGGAL/JAM IMPLEMENTASI EVALUASI TTD
1 23 September 2020 Melakukan edukasi koping keluarga S: LS
14.00 WIB pada tahap usia pertengahan - Ny. N mengatakan sudah
mengerti cara menyelesaikan
penyakit yang diderita oleh
dirinya
- Ny. N masih merasa cemas
pada anaknya
O:
- Ny. N tampak mengangguk
saat dijelaskan
- Ny. I masih bertanya-tanya
tentang perilaku anaknya
A:
- Masalah belum teratasi
P:
- Memberitahu kepada keluarga
bagaimana cara mengatasi
penyakit yang diderita Ny.N
2 24 September 2020 Memberitahu kepada keluarga S: LS
13.30 WIB bagaimana dukungan keluarga - Ny. N mengatakan sudah bisa
mengurangi rasa sakit sesak
yang dideritanya
O:
- Ny. N memperhatikan saat
diajak diskusi
A:
- Masalah teratasi
P:
- Intervensi dihentikan

Tentukan bagaimana perilaku


keluarga untuk membuat hubungan S:
keluarga untuk saling percaya dan - Ny.Ndan Tn.Hmengatakan
saling mrnghormati sudah mengerti tentang apa
yang telah disampaikan
O:
- Tn.H dan Ny.Ntampak
mengangguk saat diajak
berdiskusi
A:
- Masalah teratasi
P:
- Intervensi dihentikan
NO Tanggal/jam Evaluasi TTD
1 23 September S:
2020 - Ny. N mengatakan sudah
14.00 WIB mengerti cara mengatasi
penyakit
O:
- Ny. N tampak mengangguk saat
dijelaskan
A:
- Masalah sudah teratasi
P:
- Memberitahu kepada keluarga
cara mengatasi penaykit
-
2 24 September S:
2020 - Ny. N mengatakan sudah bisa
13.30 WIB mengurangi rasa cemas
O:
- Ny. N dan memperhatikan saat
diajak diskusi
A:
- Masalah teratasi
P:
- Intervensi dihentikan

3 24 September
2020 S:
13.30 WIB - Ny.N dan Tn.H mengatakan
sudah mengerti tentang apa yang
telah disampaikan
O:
- Tn.H dan Ny.N. P tampak
mengangguk saat diajak
berdiskusi
A:
- Masalah teratasi
P:
- Intervensi dihentikan
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Keluarga adalah bagian terkecil dari masyarakat. Selain itu keluarga juga
mempunyai tahap perkembangan salah satunya keluarga dengan anak dewasa
pertengahan. Kondisi keluarga usia dewasa pertengahan berkisar antara usia
40-60 tahun dan anak terakhirnya telah meninggalkan rumah atau sudah
menikah. Tugas yang harus terpenuhi pada keluarga dengan usia ini adalah
mampu menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan,
mempertahankan hubungan-hubungan yang memuaskan dan penuh arti dengan
para orangtua lansia dan anak-anak, memperkokoh hubungan perkawinan.
Peran perawat keluarga dengan anak usia dewasa pertengahan adalah
pelayanan kesehatan yang ditujukan pada keluarga sebagai suatu inti pelayanan
untuk mewujudkan keluarga sehat serta membantu keluarga untuk
menyelesaikan masalah kesehatan dengan cara meningkatkan kesanggupan
keluarga melakukan fungsi dan tugas perawatan kesehatan keluarga. Selain itu
peran atau tugas perawat yang lain ialah sebagai pendidik, coordinator,
pelaksanaan, pengawas kesehatan, konsultan, kolaborasi, fasilitator, penemu
kasus, modifikasi lingkungan.

L. Saran
1. Perawat
Perawat dalam memberikan asuhan keperawatan, hal pertama yang harus
dilakukan adalah membangun hubungan saling percaya dengan didasarkan
sifat empati bukan simpati, dan mengetahu tugas perkembangan keluarga
khususnya keluarga dengan anak usia dewasa pertengahan.
2. Puskesmas
Tenaga kesehatan khususnya pekerja puskesmas mampu
mengaplikasikannya kepada masyarakat terutama pada keluarga dengan
anak usia dewasa pertengahan.
3. Keluarga
Keluarga memahami tugas perkembangan khususnya pada keluarga
dengan usia dewasa pertengahan dan mampu mengaplikasikannya
terhadap keluarganya.
DAFTAR PUSTAKA

Mubarak, wahit iqbal. 2009. Ilmu Keperawatan Komunitas Buku 1. Jakarta :


EGC
Mubarak, wahit iqbal. 2009. Ilmu Keperawatan Komunitas Buku 2. Jakarta :
EGC
Setiawati, santun. 2008. Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta : Trans info
media
M. Friedman, marilyn. 1998. Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai