Kontroversi
Pada November 2016, ia membela Ahok dengan mengatakan bahwa Ahok tidak melakukan
penistaan agama. Pandangannya ini melawan pendapat mayoritas tokoh Islam lainnya
termasuk Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang telah memfatwakan bahwa Ahok melakukan
penistaan agama islam dan para ulama.
"Sekiranya saya telah membaca secara utuh pernyataan Ahok di Pulau Pramuka, Kepulauan
Seribu yang menghebohkan itu, dalam fatwa itu jelas dituduhkan bahwa Ahok telah menghina
al-Qur'an dan menghina ulama sehingga harus diproses secara hukum, semua berdasarkan
Fatwa MUI yang tidak teliti itu, semestinya MUI sebagai lembaga menjaga martabatnya melalui
fatwa-fatwa yang benar-benar dipertimbangkan secara jernih, cerdas, dan bertanggung jawab,
fatwa atau pandangan agama itu benar, shahih, jelas atau sama seperti apa yang disampaikan
ahli agama, jadi jangan percaya sama orang. Kan bisa aja dalam hati kecil bapak ibu ga bisa pilih
saya, karena dibohongin pakai Surat Al-Maidah 51 macem-macem itu. Itu hak bapak ibu ya.
Perhatikan, apa terdapat penghinaan Al-Qur'an? Hanya otak sakit saja yang kesimpulan begitu,
yang dikritik Ahok adalah mereka yang menggunakan ayat itu untuk membohongi masyarakat
agar tidak memilih dirinya, apakah kita mau mengorbankan kepentingan bangsa dan negara itu
akibat fatwa yang tidak cermat itu? Atau apakah seorang Ahok begitu ditakuti di negeri ini,
sehingga harus dilawan dengan demo besar-besaran? Jangan jadi manusia dan bangsa kerdil,
untuk kepentingan klarfiikasi atas legalitas pendapat keagamaan atau fatwa tentang adanya
dugaan kasus penistaan atau penistaan agama yang dilakukan oleh saudara petahana Basuki
Purnama."
Pendidikan
Karya tulis