Keempat kebijakan tersebut tentu saja belum cukup untuk menghasilkan manusia
unggul melalui pendidikan. Hal krusial yang mendasar untuk segera dilakukan adalah
mewujudkan tersedianya guru Indonesia yang berdaya dan memberdayakan.
Guru Indonesia yang diharapkan tersebut mencirikan lima karakter yaitu berjiwa
nasionalisme Indonesia, bernalar, pembelajar, profesional, dan berorientasi pada
peserta didik. Berbagai kebijakan dan program sedang diupayakan untuk hal tersebut
dengan melibatkan berbagai pihak menjadi satu ekosistem pendidikan yang bergerak
dan bersinergi dalam satu pola pikir yang sama antara masyarakat, satuan pendidikan,
dan pemangku kebijakan.
Program tersebut dinamakan Pendidikan Guru Penggerak (PGP) yang sejatinya
mengembangkan pengalaman pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan guru
sebagai bagian dari Kebijakan Merdeka Belajar melalui pendidikan guru. Pedoman ini
disusun sebagai acuan implementasi agar program ini dapat berjalan dengan sebaik-
baiknya.
EKSPEKTASI
2. Menjadi guru yang profesional dan berkompetensi yang bisa melayani peserta didik
dengan maksimal
3. Mengajak guru dan teman sejawat untuk berpartisipasi aktif dalam meningkatkan
pembelajaran terhadap peserta didik
4. Mencetak peserta didik yang berkualitas yang akan menjadi penerus dimasa depan
sebagai generasi cendikia dan berkemampuan teknologi
1. mengembangkan diri dan guru lain dengan refleksi, berbagi, dan kolaborasi;
2. memiliki kematangan moral, emosional, dan spiritual untuk berperilaku sesuai
kode etik;
3. merencanakan, menjalankan, merefleksikan, dan mengevaluasi pembelajaran
yang berpusat pada peserta didik dengan melibatkan orang tua;
4. mengembangkan dan memimpin upaya mewujudkan visi satuan pendidikan yang
mengoptimalkan proses belajar peserta didik yang berpihak pada peserta didik
dan relevan dengan kebutuhan komunitas di sekitar satuan pendidikan; dan
5. berkolaborasi dengan orang tua peserta didik dan komunitas untuk
pengembangan satuan pendidikan dan kepemimpinan pembelajaran.
REFLEKSI FILOSOFI KI HAJAR DEWANTORO
Secara umum, profil kompetensi Guru Penggerak yang ingin dicapai dari modul ini
adalah:
Secara khusus, modul ini diharapkan dapat membantu Calon Guru Penggerak untuk
mampu:
Forum Diskusi:
Ruang kolaborasi
Refleksi Terbimbing
Demonstrasi kontekstual
CGP membuat karya (video pendek, komik, lagu, puisi, podcast dll) dalam
menjelaskan pemikiran filosofis Ki Hadjar Dewantara (KHD) dan mengunggahnya di
LMS.
Elaborasi pemahaman
CGP mengikuti sesi diskusi langsung dalam bentuk Konferensi Filosofi Pendidikan
KHD yang disampaikan oleh perwakilan Perguruan Taman Siswa serta praktik-
praktik baik beberapa sekolah lain untuk memperluas pemahaman mengenai
pemikiran filosofis KHD.
CGP melihat lagi seluruh materi yang sudah dipelajari dari pemikiran-pemikiran KHD
kemudian membuat hubungan antara materi-materi tersebut dan juga keterkaitannya
dengan praktik yang konkret bersama dengan murid dan rekan guru di sekolah asal.
Aksi nyata
CGP membuat membuat portofolio dari perubahan konkret di sekolah yang terdiri
dari dokumentasi foto/video dan tulisan refleksi. Waktu pelaksanaan rencana aksi
adalah 4 minggu sejak berakhirnya sesi Modul 1.1. Refleksi Filosofis Pendidikan Ki
Hadjar Dewantara.
Selanjutnya, Anda diminta untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tersedia di
bawah terkait pemikiran-pemikiran Ki Hadjar Dewantara (KHD). Anda diminta untuk
menuliskan jawaban minimum 100 kata dan maksimum 150 kata untuk setiap
pertanyaan.
Question #1
1
Response is required
Apa yang ada Anda ketahui tentang pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan dan
pengajaran?
Menurut pemikiran Ki Hadjar Dewantara tentang pendidikan dan pengajaran adalah:
1. Pendidikan dan pengajaran memiliki perbedaan dalam pemahaman arti dan tujuan
pendidikan.
3. Pengajaran merupakan proses Pendidikan dalam memberi ilmu atau berfaedah untuk
kecakapan hidup anak secara lahir dan batin. Sedangkan Pendidikan (opvoeding) memberi
tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar ia mampu mencapai
keselamatan dan kebahagiaan yang setinggitingginya baik sebagai seorang manusia maupun
sebagai anggota masyarakat.
4. Pendidikan dan pengajaran merupakan usaha persiapan dan persediaan untuk segala
kepentingan hidup manusia, baik dalam hidup bermasyarakat maupun hidup berbudaya
dalam arti yang seluas-luasnya. (Ki Hajar Dewantara, 2009)
Question #2
2
Response is required
Apa hubungan pemikiran KHD dengan konteks pendidikan Indonesia saat ini dan konteks
pendidikan di sekolah Anda?
Hubungan pemikiran Kihajar Dewantara dengan konteks pendidikan saat ini adalah konteks
pendidikan di sekolah adalah:
1. Seorang pendidik harus dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada
pada anak-anak, agar dapat memperbaiki perilakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya
kekuatan kodrat anak. Dalam hal ini seorang guru harus bisa menerapkan pendidikan karakter
terhadap siswa karena pendidikan karakter sangat utama dalam tumbuh kembang anak-anak.
2. Ki Hajar Dewantara mengibaratkan peran pendidik seperti seorang petani atau tukang
kebun. Anak-anak itu seperti biji tumbuhan yang disemai dan ditanam oleh pak tani atau pak
tukang kebun di lahan yang telah disediakan. Dalam hal ini seorang guru harus mampu
mendampingi, menuntun, dan mengarahkan peserta didik dalam belajar agar selalu terarah.
Karena secerdas apapun seorang siswa tanpa bimbingan dan arahan dari guru maka hasilnya
tidak akan maksimal. Jadi sebagai guru kita memberikan kebebasan belajar terhadap siswa
dengan tidak lepas peran guru sebagai fasilitator dan motivator bagi siswa.
3. Guru harus bersifat terbuka namun tetap waspada terhadap perubahan-perubahan yang
terjadi. Guru harus lebih kreatif dan inovatif untuk mengembangkan diri dan tidak hanya
meniru karya orang lain. Seorang guru bisa memanfaatkan berbagai media dan sumber
belajar yang menarik dan bervariasi dengan potensi-potensi yang tersedia di lingkungan
sekolah maupun nasional, dimana Indonesia juga memiliki potensi-potensi kultural yang
dapat dijadikan sebagai sumber belajar.
4. Seorang guru harus bisa melakukan pembaharuan yang terpadu dengan berprinsip bahwa
kepentingan siswa, baik untuk pribadinya maupun di masyarakat harus memperhatikan
kondisi lingkungan dan perkembangan zaman. Kita sebagai guru harus bisa memberi contoh
dan teladan yang baik bagi siswa dalam kehidupan di sekolah maupun di masyarakat yang
tidak bertentangan dengan sifat-sifat kemanusiaan.
5. Di era saat ini, pendidikan global menekankan pada kemampuan anak untuk memiliki
Keterampilan Abad 21 dengan melihat kodrat anak Indonesia sesungguhnya. Ki Hajar
Dewantara mengingatkan bahwa pengaruh dari luar tetap harus disaring dengan tetap
mengutamakan kearifan lokal budaya Indonesia. Maksudnya adalah muatan atau konten
pengetahuan yang diadopsi, sejatinya tidak bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan.
Pada era sekarang ini hendaknya guru harus mendidik anak-anak dengan cara yang sesuai
dengan tuntutan alam dan zamannya sendiri.
6. Budi pekerti merupakan hal yang sangat penting dalam pendidikan. Keluarga merupakan
tempat yang utama dan paling baik untuk melatih pendidikan sosial dan karakter baik bagi
seorang anak. Keluarga merupakan tempat bersemainya pendidikan yang sempurna bagi anak
untuk melatih kecerdasan budi-pekerti dan untuk mempersiapkan hidup anak dalam
bermasyarakat dibanding dengan pusat pendidikan lainnya. Namun di sekolah kami untuk
menanamkan pendidikan karakter adalah dengan melakukan pembiasaan misalnya
menanamkan 5S (Senyum, salam, sapa, sopan, santun), kegiatan salat berjamaah, bekerja
kelompok, kerja bakti mebersihkan lingkungan, melakukan bakti sosial, melaksanakan
Kurban, dll.
Question #3
3
Response is required
Apakah Anda merasa sudah melaksanakan pemikiran KHD dan memiliki kemerdekaan
dalam menjalankan aktivitas sebagai guru?
Sudah tetapi belum maksimal.
1. Sebagai seorang pendidik kita sudah memberikan contoh kepada anak dalam sikap dan
perbuatan sehari-hari di sekolah maupun lingkungan masyarakat.
2. Saya sudah memotivasi anak dalam belajar, bersikap, dan membantu membangun
karakter.
3. Sebagai seorang guru saya mengawasi, mengendalikan, dan mengarahkan peserta didik
agar lebih terarah untuk mencapai prestasi yang maksimal.
Question #4
4
Response is required
Setelah menjawab pertanyaan reflektif, Anda diminta untuk mengungkapkan Harapan dan
Ekspektasi Anda terkait dengan pembelajaran pada modul ini.
Apa saja harapan yang ingin Anda lihat pada diri Anda sebagai seorang pendidik setelah
mempelajari modul ini?
Harapan dan ekspektasi saya sebagai seorang pendidik setelah mempelajari Rrefleksi filosofi
Kihajar Dewantara adalah:
2. Mampu meberikan contoh dan teladan yang baik bagi peserta didik.
4. Mampu menjadi seorang guru yang bisa memotivasi, membimbing, dan mengarahkan
peserta didik dalam mencapai prestasinya
8. Melaksanakan Tugas dan tanggung jawab sebagai seorang pendidik dengan baik
Question #5
5
Response is required
Apa saja harapan yang ingin Anda lihat pada murid-murid Anda setelah mempelajari
modul ini?
Harapan dan ekspektasi saya terhadap peserta didik setelah mempelajari Rrefleksi filosofi
Kihajar Dewantara adalah:
2. Peserta didik mampu menjadi contoh dan teladan yang baik bagi peserta didik lainnya
4. Peserta didk termotivasi dengan bimbingan dan arahan peserta didik dalam mencapai
prestasinya
6. Peserta didik mampu menggunakan media dan sumber belajar yang bervariasi dengan
memanfaatkan lingkungan alam dengan baik yang diberikan guru
7. Peserta didik mampu mengikuti perkembangan dan perubahan yang ada di dunia
pendidikan
8. Peserta didik yang tanggung jawab dan semangat dalam melaksanakan tugas
Question #6
6
Response is required
Apa saja kegiatan, materi, manfaat yang Anda harapkan ada dalam modul ini?
Setelah mempelajari modul ini saya berharap dapat melaksanakan kegiatan yang mengarah pada
pemikiran Ki Hajar Dewantara dan bisa mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari di
lingkungan sekolah maupun masyarakat. Kegiatan yang saya harapkan dalam modul ini hendaknya
ada link video yang bisa peserta unduh untuk lebih mudah dipahami. Karena dalam waktu yang
singkat untuk melaksanakn litersi yang cukup banyak masih kesulitan. Materi yang saya dapat
setelah mempelajari modul ini adalah mengetahui tentang perbedaan arti pengajaran dan
pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara, Dasar-dasar pemikiran Ki Hajar Dewantara yang sudah saya
laksanakan dalam kehidupan sehari-hari namun belum maksimal. Setelah mempelajari modul ini
saya mempunyai harapan agar dalam modul ini diceritakan lebih lengkap lagi tentang profil Ki hajar
Dewantara, Sejarah taman siswa dan hal-hal yang terjadi di masa sekarang yang berhubungan
dengan pemikiran-pemikiran Ki Hajar Dewantara. Dalam Modul ini lebih banyak pertanyaan untuk
bahan diksusi. Harapannya di modul ini berisi khusus materi yang siap dipelajari.
Bagian yang paling menarik adalah saat lahirnya Taman Siswa. Karena cita-cita baru
menuju perubahan radikal dalam pendidikan sebagai gerbang emas kemerdekaan dan
kebebasan kebudayaan bangsa
Persamaan antara situasi pendidkan jaman kolonial dan pendidikan Indonesia saat ini
adalah:
Ki Hadjar menjelaskan bahwa tujuan pendidikan yaitu: "menuntun segala kodrat yang
ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang
setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Oleh
sebab itu, pendidik itu hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat
yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup
dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak”
Dalam menuntun laku dan pertumbuhan kodrat anak, KHD mengibaratkan peran
pendidik seperti seorang petani atau tukang kebun. Anak-anak itu seperti biji tumbuhan
yang disemai dan ditanam oleh pak tani atau pak tukang kebun di lahan yang telah
disediakan. Anak-anak itu bagaikan bulir-bulir jagung yang ditanam. Bila biji jagung
ditempatkan di tanah yang subur dengan mendapatkan sinar matahari dan pengairan
yang baik maka meskipun biji jagung adalah bibit jagung yang kurang baik (kurang
berkualitas) dapat tumbuh dengan baik karena perhatian dan perawatan dari pak
tani. Demikian sebaliknya, meskipun biji jagung itu disemai adalah bibit berkualitas baik
namun tumbuh di lahan yang gersang dan tidak mendapatkan pengairan dan cahaya
matahari serta ‘tangan dingin’ pak tani, maka biji jagung itu mungkin tumbuh namun
tidak akan optimal.
Dalam proses ‘menuntun’ anak diberi kebebasan namun pendidik sebagai ‘pamong’
dalam memberi tuntunan dan arahan agar anak tidak kehilangan arah dan
membahayakan dirinya. Seorang ‘pamong’ dapat memberikan ‘tuntunan’ agar anak
dapat menemukan kemerdekaannya dalam belajar.
KHD juga mengingatkan para pendidik untuk tetap terbuka namun tetap waspada
terhadap perubahan-perubahan yang terjadi, “waspadalah, carilah barang-barang
yang bermanfaat untuk kita, yang dapat menambah kekayaan kita dalam hal kultur
lahir atau batin. Jangan hanya meniru. Hendaknya barang baru tersebut
dilaraskan lebih dahulu”. KHD menggunakan ‘barang-barang’ sebagai simbol dari
tersedianya hal-hal yang dapat kita tiru, namun selalu menjadi pertimbangan bahwa
Indonesia juga memiliki potensi-potensi kultural yang dapat dijadikan sebagai sumber
belajar.
KHD mengelaborasi Pendidikan terkait kodrat alam dan kodrat zaman sebagai berikut
Budi Pekerti
Menurut KHD, budi pekerti, atau watak atau karakter merupakan perpaduan antara
gerak pikiran, perasaan dan kehendak atau kemauan sehingga menimbulkan tenaga.
Budi pekerti juga dapat diartikan sebagai perpaduan antara Cipta (kognitif), Karsa
(afektif) sehingga menciptakan Karya (psikomotor). Sedih merupakan perpaduan
harmonis antara cipta dan karsa demikian pula Bahagia.
Lebih lanjut KHD menjelaskan, keluarga menjadi tempat yang utama dan paling baik
untuk melatih pendidikan sosial dan karakter baik bagi seorang anak. Keluarga
merupakan tempat bersemainya pendidikan yang sempurna bagi anak untuk melatih
kecerdasan budi-pekerti (pembentukan watak individual). Keluarga juga menjadi ruang
untuk mempersiapkan hidup anak dalam bermasyarakat dibanding dengan pusat
pendidikan lainnya.
Alam keluarga menjadi ruang bagi anak untuk mendapatkan teladan, tuntunan,
pengajaran dari orang tua. Keluarga juga dapat menjadi tempat untuk berinteraksi sosial
antara kakak dan adik sehingga kemandirian dapat tercipta karena anak-anak saling
belajar antar satu dengan yang lain dalam menyelesaikan persoalan yang mereka
hadapi. Oleh sebab itu, Peran orang tua sebagai guru, penuntun dan pemberi teladan
menjadi sangat penting dalam pertumbuhan karakter baik anak.
1. Apakah intisari pemikiran KH Dewantara tentang pendidikan?
metode yang dipakai oleh Ki Hadjar Dewantara dalam mengajar berdasarkan urutan yang benar,
sehingga tidak ada penyesalan
1. Metode ngerti: Guru memberikan pengertian yang sebanyak-banyaknya kepada anak. Di
dalam pendidikan budi pekerti anak diberikan pengertian tentang baik dan buruk. Di
samping itu juga diajarkan tentang aturan yang berlaku dalam kehidupan masyarakat,
berbangsa dan bernegara serta beragama.
2. Metode ngrasa : berusaha semaksimal mungkin untuk memahami dan merasakan tentang
pengetahuan yang diperolehnya. anak didik untuk dapat memperhitungkan dan
membedakan antara yang benar dan yang salah.
3. Metode nglakoni: mengerjakan setiap tindakan, tanggung jawab telah dipikirkan akibatnya
berdasarkan pengetahuan yang telah didapatnya. Jika sudah mantap dengan tindakan yang
akan dilakukan hendaknya segera dilakukan jangan ditunda-tunda.
4. Dari konsep pemikiran KHD tersebut, mana yang sudah Anda terapkan?
dari konsep pemikiran khd tersebut saya sudah berusaha menerapkan konsep
pemikiran khd tersebut dalam pembelajaran di sekolah, di rumah,maupun di
masyarakat walaupun belum mencapai kesempurnaan sebagaimana yang
diharapkan ki hajar dewantara.