Anda di halaman 1dari 9

DERMATITIS ATOPIK PADA ANAK

Nurelly N. Waspodo*, Junia Kirana**, Farida Tabri**, Faridha. S. Ilyas**


*Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia
**Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin

Abstrak
Dermatitis atopik adalah penyakit kulit kronik relaps yang terjadi umumnya pada anak
tapi dapat juga terjadi pada orang dewasa. Rash ditandai dengan papul yang gatal (umumnya
vesikel pada infant) yang menjadi ekskoriasi dan likenifikasi, dan khas terdapat pada daerah
fleksural. Etiologi dan patogenesis penyakit ini merupakan kompleks interaksi antara
suseptibilitas genetik yang menghasilkan defek barier kulit, defek pada sistem innate immunity,
dan meningkatkan respon imunologik alergen dan antigen mikroba.
Dilaporkan satu kasus dermatitis atopik, yang memberikan respon baik terhadap
pengobatan dengan kortikosteroid topikal dan antihistamin.
Kata kunci: Dermatitis Atopik, Kortikosteroid

PENDAHULUAN Prevalensi penyakit atopik seperti


Dermatitis atopik adalah penyakit kulit dermatitis atopik dan asma lebih meningkat
kronik relaps yang terjadi umumnya pada pada dekade terakhir, dan menjadikan alergi
anak-anak tapi dapat juga terjadi pada orang menjadi masalah yang serius. Berbagai
dewasa. Dermatitis atopik dibagi menjadi faktor bisa mencetuskan dermatitis atopik
tiga tahap: dermatitis atopik infantil, yang termasuk makanan, alergen musiman, kondisi
terjadi pada bayi baru lahir sampai dua tahun; lingkungan, bahan iritan, stres emosional dan
dermatitis atopik pada anak, usia 2 tahun paparan akibat pekerjaan.[8-11]
sampai 11 tahun; dan dermatitis atopik pada Dermatitis atopik sering terkait dengan
orang dewasa.[1-3] asma yang kejadiannya lebih tinggi pada
Etiologi dan patogenesis penyakit anak-anak dibandingkan dengan dewasa dan
ini merupakan kompleks interaksi antara secara signifikan tergantung pada lingkungan
suseptibilitas genetik yang menghasilkan sekitar dan terkait dengan alergi.[1, 2]
defek barier kulit, defek pada sistem innate
immunity, dan meningkatkan respon LAPORAN KASUS
imunologik alergen dan antigen mikroba. Seorang anak perempuan, usia 9 tahun
Terdapat komponen genetik yang kuat, tapi datang dengan keluhan gatal pada kedua siku
faktor lingkungan juga berperan.[1, 6, 7] tangan, lipat tangan, kedua lutut, lipat lutut
serta bokong sejak ±2 minggu yang lalu, gatal
yang dirasa disertai dengan kulit menjadi cukup, berat badan 20 kg, kesadaran kompos
kering, dan berwarna kehitaman, dimana mentis, nadi 80x/menit, pernafasan 20x/
awalnya ±1 bulan yang lalu rasa gatal yang menit, suhu 360. Status dermatologis pada
timbul dirasakan pada kedua siku tangan, regio fossa antekubiti bilateral, olecranon
semakin lama rasa gatal dirasakan pada area bilateral, patella, dan poplitea terdapat
kedua lipat tangan, kedua lutut, lipat kaki, serta effloresensi papul papul hiperpigmentasi,
bokong, sehingga pasien selalu menggaruk ekskoriasi, xerosis (Gbr. 1-4)
dan menimbulkan warna kemerahan sampai Pada pasien telah dilakukan
menjadi kehitaman. pemeriksaan prick test, dan didapat hasil
Ibu pasien mengatakan pasien sering negatif, dan rencana akan dilakukan
mengalami keluhan yang sama seperti ini pemeriksaan IgE serum total dan TEWL,
sejak±usia 5 bulan, namun semakin memberat namun orang tua pasien menolak, pada
sekitar 1 tahun ini, gatal dan kemerahan di pasien dilakukan penilaian berdasarkan
kulit hilang timbul, biasanya muncul keluhan kriteria Hanifin dan Rajka, dan didapat pada
setelah pasien berkeringat, mengkonsumsi pasien tiga kriteria mayor berupa pruritus,
ayam potong, telur dan makanan ringan. morfologi dan distribusi khas (keterlibatan
Riwayat penyakit asma pada keluarga fasial dan ekstensor pada bayi dan anak-
diakui ibu pasien (ibu pasien dan keluarga anak), kecenderungan terhadap dermatitis
pasien), riwayat keluarga sakit yang sama kronis atau kronis kambuhan, dan riwayat
diakui (pada kakak kandung pasien), riwayat atopik pada diri sendiri atau keluarga (asma,
pengobatan sebelumnya diakui ibu pasien, rinitis alergi, dermatitis atopik), kriteria
pasien pernah berobat ke dr spesialis kulit minor berupa xerosis, gatal saat berkeringat,
dan diberi obat minum (lupa nama obat), dan dan intoleransi makanan.
obat salep (salep hidrokortison) yang dioles Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan
dua kali sehari, ibu pasien mengatakan sempat fisik, dan pasien memenuhi kriteria Hannifin
membaik, tidak gatal. Ibu pasien mengatakan dan Rajka sehingga didiagnosis akhir dengan
pasien sering menggaruk kulitnya jika gatal Dermatitis Atopik, pada pasien ini diberikan
sampai menimbulkan luka. sirup cetirizine 5 mg/ml 2x1(jika gatal),
Pada pemeriksaan fisik keadaan umum mometason furoat cream 0, 01% dioleskan
pasien tampak sakit ringan, gizi tampak kesan dua kali sehari, dan emolien.
Gambar 1. Tampak ekskoriasi, xerosis pada regio Gambar 2. Tampak papul-papul hiperpigmentasi,
antekubiti bilateral xerosis, ekskoriasi pada regio olecranon bilateral

Gambar 3. Tampak papul-papul hiperpigmentasi, Gambar 4. Tampak xerosis, ekskoriasi, pada regio
xerosis, ekskoriasi, pada regio patella bilateral poplitea bilateral
Pada kontrol pertama hari kedelapan, pada regio gluteus, tampak effloresensi
tampak lesi baru pada kulit. Status papul-papul hiperpigmentasi, pustul, dan
dermatologis pada regio colli dekstra, tampak xerosis (gambar 6.). Pengobatan pada pasien
effloresensi plak likenifikasi, papul-papul diberikan kompres nacl 0, 9% satu hari
hiperpigmentasi (gambar 5), regio patella dua kali kompres selama 5-10 menit, sirup
bilateral, tampak effloresensi papul-papul cefadroxil 125 mg/5 ml 3x1, sirup cetirizine
hiperpigmentasi, pustul, xerosis, krusta 5 mg/ml 2x1 (jika gatal), mupirocin ointment
(gambar 7), pada regio poplitea bilateral, 5 gr dioles dua kali sehari (dioles pada daerah
tampak effloresensi plak likenifikasi, papul pustul), mometason furoat 0, 01% cream,
hiperpigmentasi, pustul, xerosis, dan krusta, serta emolien dioles pada tubuh yang kering.
Foto kontrol pertama

Gambar 5. Tampak plak Gambar 6. Tampak plak Gambar 7. Tampak papul


likenifikasi, papul-papul likenifikasi, papul-papul hierpigmentasi, pustul, krusta,
hiperpigmentasi, pustul, krusta, hiperpigmentasi, pustul, krusta, xerosispada regio patella bilateral
xerosis, dan ekskoriasi pada regio xerosis, dan ekskoriasi pada regio
colli dekstra gluteus dan poplitea bilateral

Foto kontrol kedua

Gambar 8. Sudah tidak tampak Gambar 9. Tampak plak Gambar 10. Sudah tidak tampak
lesi pada regio colli dekstra likenifikasi menipis, dan tidak lesi pada regio patella bilateral
ada pustul pada regio poplitea
bilateral
Pada kontrol kedua kelimabelas, sudah paling umum dan khas adalah inflamasi di
tidak ditemukan lesi, Status dermatologis daerah fleksural, lokasi predileksi, yaitu
pada regio colli dekstra, patella, dan poplitea fossa antekubiti dan poplitea adalah yang
sudah tidak ditemukan pustul, likenifikasi paling umum terkena, dengan leher, fleksural
menipis, dan keluhan gatal berkurang pergelangan tangan, dan pergelangan kaki
(gambar 8, 9, dan 10), Pengobatan pada pasien serta bokong dan lipatan paha, ini merupakan
sirup cefadroxil 125 mg/5ml dihentikan, daerah-daerah yang terutama mudah
sirup cetirizine 5mg/ml diberikan jika gatal, berkeringat.[2, 3, 12]
salep mupirocin ointment 5 gr dihentikan Status dermatologis pada regio colli
dan mometasone furoat 0, 01% cream dan dekstra, fossa antekubiti bilateral, poplitea,
emolien tetap diberikan. dan gluteus terdapat effloresensi papul-papul
hiperpigmentasi, ekskoriasi, xerosis, pada
PEMBAHASAN regio olecranon bilateral, patella bilateral
terdapat effloresensi papul-papul, ekskoriasi,
Pada kasus ini diagnosis dermatitiss
erosi, xerosis, plak-plak likenifikasi, serta
atopik ditegakkan berdasarkan anamnesis,
krusta. Sesuai kepustakaan pada fase
pemeriksaan fisik, dan berdasarkan kriteria
kanak-kanak, daerah fleksural adalah lokasi
Hanifin dan Rajka.
predileksi fossa antekubiti dan poplitea adalah
Dermatitis atopik pada kasus ini terjadi
yang paling umum terkena, dengan leher,
pada anak perempuan berusia 9 tahun,
fleksur pergelangan tangan dan pergelangan
menurut kepustakaan dermatitis atopik
kaki, dan bokong serta lipat paha juga terlibat,
adalah penyakit eksimatosa pruritik kronik
lesi-lesinya adalah bercak-bercak bersisik,
yang hampir selalu bermula di masa kanak-
eritematosa, pruritik, seringkali dipenuhi
kanak dan mengikuti perjalanan sembuh atau
eksudasi, krusta, dan ekskoriasi.[2, 4]
kambuh yang berlanjut sepanjang hidup.[1, 4]
Pada kasus terdapat riwayat penyakit
Pada anamnesis didapat adanya keluhan
asma yang diderita pada ibu pasien dan
gatal pada kedua siku tangan, lipat tangan,
keluarga pasien, serta terdapat riwayat
kedua lutut, lipat belakang kaki, serta bokong
penyakit yang sama pada kakak kandung
sejak ±2 minggu yang lalu SMRS. Gatal yang
pasien. Sesuai kepustakaan pada tahun
dirasa disertai dengan kulit menjadi kering
1916, Cooke dan Van der meer mengenali
dan berwarna kehitaman, awalnya ±1 bulan
bahwa alergi berlangsung dalam keluarga,
yang lalu rasa gatal yang timbul dirasakan
sejumlah penelitian menegaskan hubungan
pada kedua siku tangan, semakin lama
yang kuat dari penyakit atopik orang tua dan
rasa gatal dirasakan pada area kedua lipat
saudara pada anak-anak penderita dermatitis
tangan, kedua lutut, lipat kaki belakang, serta
atopik, sebuah penelitian prospektif telah
bokong, sehingga pasien selalu menggaruk
menunjukkan bahwa dermatitis atopik
dan menimbulkan warna kemerahan sampai
dan asma diwarisan melalui jalur gen yang
menjadi kehitaman. Sesuai kepustakaan
berbeda, sepertiga sampai dua pertiga pasien
pada fase kanak-kanak, yaitu umur 2-12
rawat inap dermatitis atopik memiliki riwayat
tahun penampilan dermatitis atopik yang
orang tua tunggal atau ganda terhadap atopik
dan ini bahkan lebih tinggi saat saudara dipicu oleh gatal, gatal bersifat paroksimal,
kandung dilibatkan, asma alergik atau rinitis garukan mengakibatkan likenifikasi dan
alergik pada orang tua adalah faktor minor dapat menyebabkan infeksi sekunder, pada
dalam pengembangan dermatitis atopik pada pasien atopik, sawar epidermal abnormal,
keturunannya, tujuh puluh persen pasien bahkan pada kulit yang tampaknya normal,
atopik memiliki riwayat keluarga dari satu peningkatan dalam TEWL berkolerasi dengan
atau lebih karakteristik atopik utama.[2-4, 13, 14] keparahan penyakit.[1, 2, 4, 15]
Pada pasien ini dilakukan pemeriksaan Pada pasien ini dilakukan penilaian
prick test dan didapatkan hasil negatif, berdasarkan kriteria Hannifin dan Rajka,
rencana pasien akan dilakukan pemeriksaan dan didapat pada pasien tiga kriteria mayor
IgE serum total dan TEWL, namun orang berupa pruritus, morfologi dan distribusi khas
tua pasien menolak. Menurut kepustakaan (keterlibatan fasial dan ekstensor pada bayi
kadar IgE meningkat dalam serum dari dan anak-anak), kecenderungan terhadap
sejumlah pasien penderita dermatitis atopik, dermatitis kronis atau kronis kambuhan,
tetapi 20% dari pasien dermatitis atopik dan riwayat atopik pada diri sendiri atau
memiliki kadar IgE serum normal dan tidak keluarga (asma, rinitis alergi, dermatitis
ada reaktifitas alergen, kadar IgE selalu atopik), kriteria minor berupa xerosis, gatal
berkolerasi dengan aktivitas penyakit, oleh saat berkeringat, dan intoleransi makanan.
karena itu meningkatnya kadar IgE serum Menurut kepustakaan pada tahun 1980,
hanya dapat dianggap mendukung bukti ke Hanifin dan Rajka untuk pertama kalinya
arah penyakit, IgE serum total jauh lebih menyusun kriteria standar untuk diagnosis
tinggi pada anak-anak yang secara bersamaan dermatitis atopik, dimana pada pasien harus
menderita penyakit respiratorik atopik, memiliki tiga kriteria mayor dan tiga kriteria
sebagian besar penderita dermatitis atopik minor.[1-4, 16]
memiliki riwayat pribadi atau keluarga Menurutkepustakaantujuanpengobatan
terhadaprinitis alergik atau asma dan antibodi terdiri dari berupaya untuk menghilangkan
IgE serum yang meningkat terhadap antigen inflamasi dan infeksi, mempertahankan dan
protein udara atau ingesti. Disfungsi sawar mengembalikan pembatas stratum korneum
epidermal ditandai dengan kulit kering dan dengan menggunakan emolien, penggunaan
bersisik (xerosis) yang mempengaruhi daerah emolien efektif untuk meningkatkan hidrasi
berlesi dan tidak berlesi, dan menyebabkan kulit, mengembalikan dan melindungi sawar
meningkatnya kehilangan air transepidermal stratum korneum yang dikombinasikan
(TEWL) yang khas, kulit kering adalah dengan terapi hidrasi, dan dapat mengurangi
gambaran penting dari keadaan atopik, kulit kebutuhan akan glukokortikoid topikal,
yang kering sensitif, mudah teriritasi oleh terapi emolien dan hidrasi kulit merupakan
stimulus eksternal dan menimbulkan gatal, terapi dermatitis atopik, menggunakan agen
gatal inilah yang memberikan dasar bagi antipruritik untuk mengurangi kerusakan
pengembangan berbagai pola dermatitis yang ditimbulkan oleh diri sendiri pada kulit
atopik, pruritus adalah gambaran yang yang terlibat, steroid topikal digunakan untuk
konstan dan sebagian besar perubahan kulit menekan inflamasi pada dermatitis atopik,
glukokortikosteroid topical merupakan terapi 4. Atopic Dermatitis, in Clinical Dermatology
yang penting, selama beberapa tahun risiko A Color Guide To Diagnosis And Therapy,
dari efek samping karena penggunaan steroid T. P. Habif, Editor 2010, Mosby Elsevier:
topicaldapatditekan dengan mengoptimalkan USA. p. 154-180.
aplikasi obat dan penggunaan preparat 5. Trace Element Levels in Children with
steroid yang baru dengan efek yang lebih Atopic Dermtitis. J Investig Allergol clin
baik dan efek samping yang lebih sedikit, Immunol, 2012. 22(5): p. 341-344.
seperti prednicarbate, mometasone furoat, 6. Novak, N., New insights into the
fluticarsone, dan metholprednisolon mechanism and management of allergic
aceponate, jika pengkrustaan atau pustulasi diseases: atopic dermatitis Journal
yang terlihat bersama infeksi maka antibiotik Compilation 2009. 64: p. 265-275.
harus diberikan, antibiotik oral lebih efektif
7. Turner, J. D. and R. A. Schwartz, Atopic
daripada antibiotik topikal untuk mengontrol
dermatitis A clinical challenge. Acta
infeksi. Pada pasien ini diterapi dengan sirup
Dermatoven APA, 2009. 15(2): p. 59-68.
cefadroxil 125 mg/5 ml sirup, sirup cetirizine
8. Bieber, T. and C. Bussmann, Atopic
5mg/ml 10 mg 2x1 (bila gatal), mometasone
Dermatitis, in Dermatology, J. P. Callen,
furoat 0, 01%, dan mupirocin ointment 5 gr.[1-
4, 17-19] et al., Editors. 2012, Elsevier Saunders:
USA. p. 203-217.
9. Buys, L. M. and P. D, Treatment Options
DAFTAR PUSTAKA
for Atopic Dermatitis American Academy
1. Leung, D. Y. M., L. F. Eichenfield, and M. of Family Physicians, 2009. 75: p. 523-
Boguniewicz, Atopic Dermatitis (Atopic 528.
Eczema), in Fitzpatrick’s Dermatology in
10. Campbell, D. E., Role of food allergy in
General Medicine, L. A. Goldsmith, et al.,
childhood atopic dermatitis. Paediatrics
Editors. 2012, Mc Graw Hill: New York.
and Child Health, 2011: p. 1058-1064.
p. 165-182.
11. Krakowski, A. C., L. F. Eichenfield, and
2. Krafchik, B. R., Dermatitis Atopik, in
M. A. Dohil, Management of Atopic
Pediatry Dermatology, B. R. Krafchik, et
Dermatitis in Pediatric Population.
al., Editors. 2010, Mosby Elsevier: USA.
American Academy of Pediatrics, 2008:
p. 851-878.
p. 812-824.
3. Atopic Dermatitis, Eczema, and
12. Thomas, J., Understanding Atopic
Noninfectious Immunodeficiency
dermatitis and its management in
Disorders, in Andrews’ Diseases of The
Children. e-Journal of the Indian Society
Skin Clinical Dermatology, W. D. James,
of Teledermatology, 2009. 1: p. 1-11.
T. G. Berger, and D. M. Elston, Editors.
2011, Elsevier Saunders: USA. p. 63-70.
13. Civelek, E., et al., Prevalence, Burden, and 17. Wahn, U., Diagnosis and treatment of
Risk Factor of Atopic Eczema in School atopic dermatitis in children and adults:
Children Aged 10-11 Years: A National European Academy of Allergology
Multicenter Study. J. Investic Allergol Clin and Clinical Immunology / American
Immunol, 2011. 2(4): p. 270-277. Academy of Allergy, Asthma and
14. Fuiano, N. and C. Incorvaia, Dissecting Immunology / PRACTALL Consensus
the Causes of Atopic Dermatitis in Report. The Journal of Allergy and
Children: Less Foods, More Mites. Clinical Immunology and Allergy 2009:
Allergology International, 2012. 61(2): p. 969-987.
p. 231-243. 18. Chow, W. -C., Management of Atopic
15. Lamberts, S. W. J., The Atopy Patch Test Eczema in Children. Medical Bulletin,
in the diagnostic work-up of pediatric 2009. 12(3): p. 13-15.
patients with atopic dermatitis in 19. Mohammad, S., The Efficacy of Using
Diagnostic Work-up and Treatment of Tacrolimus Ointment Children with
Severe and/ Refractory Atopic Dermatitis Atopic Dermatitis. webmedcentral,
S. W. J. Lamberts, Editor 2009, A. C. A 2012: p. 1-33.
Devillers: Netherlands. p. 25-51.
16. Nicol, N. H., Efficacy and Safety
Considerations in Topical Treatments
for Atopic Dermatitis Pediatric Nursing,
2011. 37(6): p. 295-301.

Anda mungkin juga menyukai