Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENGANTAR PERPAJAKAN
Nama Kelompok :
PENDAHULUAN…………………………………………………………………………………….1
BAB II …………………………………………………………………………………………………2
PEMBAHASAN ………………………………………………………………………………………2
3.1. KESIMPULAN………………………………………………………………………………10
3.2. SARAN………………………………………………………………………………………10
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………………11
BAB I
PENDAHULUAN
Dewasa ini, banyak dikalangan masyarakat kita yang belum mengetahui persis apa itu SPT. Hal ini
dimungkinkan karena latar belakang pendidikan masyarakat yang masih rendah, sehingga tidak
banyak dari mereka yang tidak tahu apa itu SPT. Jadi dengan adanya penulisan makalah ini, semoga
menjadi pedoman bagi masyarakat untuk mengetahui SPT dan memberikan manfaat yang besar bagi
masyarakat yang belum memahami SPT.
3. Apa sajakah yang menjadi fungsi dari Surat Pemberitahuan (SPT)?
4. Apa saja yang menjadi proses pelaporan SPT dan Pembayaran SPT?
7. Apa sajakah yang termasuk kedalam sanksi dalam pelaksanaan SPT?
PEMBAHASAN
Surat Pemberitahuan (SPT) adalah surat yang oleh Wajib pajak digunakan untuk melaporkan
penghitungan dan atau pembayaran pajak, objek pajak dan atau bukan objek pajak dan atau harta dan
kewajiban, menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
Undang-Undang Nomor 28 TAHUN 2007 Tentang Perubahan Ketiga Atas Undang-Undang Nomor 6
TAHUN 1983.
SE Dirjen Pajak No. SE - 04/PJ.33/1998 tanggal 30 April 1998 tentang Perpanjangan Jangka Waktu
Penyampaian SPT Tahunnan Pajak Penghasilan.
Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP - 518/PJ./2000 tanggal 4 Desember 2000 tentang
Penyampaian Surat Pemberitahuan Selain Melalui Kantor Pos.
Keputusan Dirjen Pajak Nomor KEP - 517/PJ./2000 tanggal 4 Desember 2000 tentang Tempat
Pengambilan Surat Pemberitahuan.
Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor SE - 01/PJ.9/2000 tanggal 24 April 2000 tentang pelaksanaan
pelaporan menggunakan Media Elektronik.
Keputusan Menteri Keuangan Indonesia Nomor 533/KMK.04/2000 tanggal 22 Desember 2000
tentang penyelenggaraan Pembukuan Dalam Bahasa Asing Dan Mata uang selain Rupiah Serta
Penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan.
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 82/KMK.03/2003 tanggal 28 Februari 2003 tentang Perubahan
Atas Keputusan Menteri Keuangan Nomor 536/KMK.04/2000' 536/KMK.04/2000 tentang Tata Cara
Penerimaan dan Pengolahan Surat Pemberitahuan.
Sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan penghitungan jumlah PPN dan
PPnBM yang sebenarnya terutang dan untuk melaporkan tentang :
3. Pemotong/Pemungut Pajak
Sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan pajak yang dipotong atau dipungut
dan disetorkan.
2.4. PROSES PELAPORAN/PENYAMPAIAN DAN PEMBAYARAN SURAT
PEMBERITAHUAN (SPT)
Setelah Wajib Pajak mendapatkan NPWP, kemudian melakukan pembayaran pajak, kewajiban
selanjutnya yang harus dilaksanakan adalah melaporkannya ke Kantor Pelayanan Pajak tempat
kedudukan Wajib Pajak tersebut. Hal-hal yang berkaitan dengan pelaporan Wajib Pajak dapat diakses
melalui website Direktorat Jenderal Pajak http://www.pajak.go.id dengan mengklik Petunjuk “3M”
Melapor.
Kewajban melaporkan penghitungan dan/atau pembayaran pajak, objek pajak dan/atau bukan objek
pajak, dan/atau harta dan kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan dalam SPT tercantum dalam Pasal 3 ayat 1 UU KUP yang berbunyi sbb: “Setiap WP
wajib mengisi SPT dengan benar, lengkap, dan jelas, dalam bahasa Indonesia dengan menggunakan
huruf Latin, angka Arab, satuan mata uang Rupiah, dan menandatangani serta menyampaikannya ke
kantor DJP tempat WP terdaftar atau dikukuhkan atau tempat lain yang ditetapkan oleh Dirjen Pajak.”
a. Yang dimaksud dengan benar, lengkap, dan jelas dalam mengisi SPT adalah :
benar adalah benar dalam perhitungan, termasuk benar dalam penerapan ketentuan peraturan UU
Pajak, dalam penulisan, dan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya;
b. Lengkap adalah memuat semua unsur-unsur yang berkaitan dengan objek pajak dan unsur-unsur
lain yang harus dilaporkan dalam SPT; dan
c. Jelas melaporkan asal-usul / sumber objek pajak dan unsur lain yg hrs diisikan dlm SPT.SPT yg
telah diisi dgn benar, lengkap, dan jelas tersebut wajib disampaikan ke kantor DJP tempat WP
terdaftar atau dikukuhkan atau tempat lain yang ditetapkan oleh DJP, dan kewajiban penyampaian
SPT oleh Pemotong atau Pemungut Pajak dilakukan untuk setiap Masa Pajak.
Penyampaian SPT Tahunan secara langsung ini dilakukan tidak dalam amplop atau kemasan.
3. Melalui Perusahaan Jasa Ekspedisi atau Kurir dengan Bukti Pengiriman ke KPP tempat WP
terdaftar
Penyampaian SPT melalui Jasa Ekspedisi atau kurir dimasukkan ke dalam amplop tertutup
yang telah ditempel Lembar Informasi yang berisi data tentang:
1. Nama WP
2. NPWP
3. Tahun Pajak
4. Status SPT (Nihil/KB/LB)
5. Jenis SPT (Normal/Pembetulan)
6. Perubahan Data (ada/Tidak Ada)
7. No Telepon
8. Pernyataan
9. Tanda Tangan WP
4. E-Filing melalui website DJP (www.pajak.go.id) atau jasa Penyedia ASP
Kita mengisi sendiri melalui media elektronik secara online ke website DJP.
Menurut yang di poskan oleh Henry Truman 26 November 2012 Ketentuan Umum Perpajakan, cara
pembayaran SPT adalah:
Menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP) melalui bank persepsi atau kantor pos persepsi. SSP itu
adalah formulir bukti pembayaran ( jika di bank kita mengenalnya sebagai slip) yang terdiri atas 5
rangkap kertas. Untuk memperolehnya dapat anda unduh di www.pajak.go.id di menu download
-lainnya. Bank biasanya meminta SSP yang berkarbon, jika WP mencetak dari website informasikan
untuk membawa kertas karbon sendiri. Ada pun bank persepsi adalah bank yang ditunjuk oleh
pemerintah untuk menerima pembayaran pajak. Berikut ini adalah ketentuan jika membayar dengan
menggunakan SSP.
Bank persepsi: SSP lembar ke-1 dan ke-3 yang didalamnya sudah tertera NTPN (Nomor Transaksi
Penerimaan Negara) dan NTB (Nomor Transaksi Bank).
SSP baru dianggap sah jika sudah tercantum NTPN dan NTB (Pasal 2 ayat (5) PER 148/PJ/2007).
tetapi utk beberapa Bank terkadang validasi NTPN diberikan di lembaran tersendiri yang terpisah dari
SSP.
Untuk WP yang membayar PPh pasal 25, maka SSP yang didalamnya sudah tertera NTPN tersebut
dianggap sebagai pelaporan SPT Masa PPh Pasal 25, sehingga WP tidak perlu lagi melaporkan SSP
yang sudah diterakan NTPN tsb ke KPP tempat WP terdaftar. (Pasal 4 ayat (1) PER 22/PJ/2008).
Kantor Pos Persepsi : SSP lembar ke-1 dan ke-3 yang yang didalamnya sudah tertera NTPN (Nomor
Transaksi Penerimaan Negara) dan NTP (Nomor Transaksi Pos) (Pasal 2 ayat (5) PER 148/PJ/2007).
Untuk WP yang membayar PPh pasal 25, maka SSP yang didalamnya sudah tertera NTPN tersebut
dianggap sebagai pelaporan SPT Masa PPh Pasal 25, sehingga WP tidak perlu lagi melaporkan SSP
yang sudah diterakan NTPN tsb ke KPP tempat WP terdaftar. (Pasal 4 ayat (1) PER 22/PJ/2008).
Menurut yang di poskan oleh Haris dalam blognya pada tanggal 28 Apr 2011 Pukul 14:01 WIB Untuk
membayar seperti bisa melalui pos, atau bank persepsi yang telah ditunjuk oleh KPP biasanya kalau
untuk SPT massa menggunakan SSP bila dia pekerja bebas dibayar setiap bulan, dan untuk wp
bekerja sebagai pegewai tetap akan dibayarkan oleh pemberi kerja tiap bulan dan WP OP hanya
menghitung, membayar dan menyetorkan spt tahunan aja, dan untuk denda keterlambatan dikenakan
sanksi untuk wp sebesar Rp1.000.000,-.
Jenis Surat Pemberitahuan dilihat dari periode pelaporan terdiri dari Surat Pemberitahuan Tahunan
dan Surat Pemberitahuan Masa.
Bentuk Surat Pemberitahuan dilihat dari fisik Surat Pemberitahuan terdiri dari formulir
kertas(hardcopy) dan e-SPT.
Sanksi bagi WP yang tidak menyampaikan/tidak melaksanakan SPT, dapat berupa sanksi administrasi
ataupun sanksi pidana. Sanksi administrasi dapat berupa denda sebagaimana diatur dalam Pasal 7 UU
KUP atau berupa kenaikan sebagaimana diatur dalam Pasal 13 ayat 3 UU KUP. Sanksi pidana dapat
berupa kurungan atas tindak pidana kealpaan sebagaimana diatur dalam Pasal 38 UU KUP ataupun
penjara atas tindak pidana kesengajaan sebagaimana diatur dalam Pasal 39 UU KUP.
Yang dimaksud dengan WP lain tersebut pada huruf h berdasarkan PMK No. 186/PMK.03/2007
adalah WP yg tidak dapat menyampaikan SPT dalam jangka waktu yg telah ditentukan karena
keadaan antara lain :
a. kerusuhan massal;
b. kebakaran;
c. ledakan bom atau aksi terorisme;
d. perang antar suku; atau
e. kegagalan sistem komputer administrasi penerimaan negara atau perpajakan.
Penetapan WP tersebut dilakukan dengan Keputusan Dirjen Pajak.
Yang dimaksud dengan perbuatan yang pertama kali sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13A
adalah “WP yang karena kealpaannya tidak menyampaikan SPT atau menyampaikan SPT, tetapi
isinya tidak benar atau tidak lengkap, atau melampirkan keterangan yang isinya tidak benar
sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara, tidak dikenai sanksi pidana
apabila kealpaan tersebut pertama kali dilakukan oleh WP dan WP tersebut wajib melunasi
kekurangan pembayaran jumlah pajak yang terutang beserta sanksi administrasi berupa kenaikan
sebesar 200 % dari jumlah pajak yg kurang dibayar yang ditetapkan melalui penerbitan SKP KB”.
3.1. KESIMPULAN
1. Surat Pemberitahuan adalah surat yang oleh Wajib pajak digunakan untuk melaporkan
penghitungan dan atau pembayaran pajak, objek pajak dan atau bukan objek pajak dan atau harta
dan kewajiban, menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
2. Dasar hukum SPT sesuai dengan Keputusan Dirjen Pajak, Undang-undang KUP dan Keputusan
dari Menteri Keuangan.
3. Fungsi SPTditujukan pada 3 subjek, yaitu Wajib Pajak PPh, Pengusaha Kena Pajak dan
Pemotong/Pemungut Pajak.
4. Tata cara pelaporan/penyampaian SPT menyangkut dengan Ketentuan Tentang Penyampaian SPT
dan Penyampaian SPT melalui Elekttronik (e-SPT) yang dalam hal ini penyampaian SPT melalui
elektronik (e-SPT) dapat dilakukan dengan Secara langsung, Melalui Pos dengan Bukti
Pengiriman Surat ke KPP tempat WP terdaftar, Melalui Perusahaan Jasa Ekspedisi atau Kurir
dengan Bukti Pengiriman ke KPP tempat WP terdaftar dan juga E-Filling melalui website DJP
(www.pajak.go.id) atau jasa Penyedia ASP.
5. Jenis SPT ada dua macam, yaitu SPT Tahunan dan SPT Masa.
6. Dalam SPT dikenal dua bentuk SPT yaitu Formulir Kertas (hardcopy) dan e-SPT.
7. Adapun sanksi dalam pelaksanaan SPT adalah Surat teguran atas SPT yang tidak disampaikan,
Sanksi administrasi berupa denda, Sanksi administrasi berupa kenaikan, Sanksi pidana kurungan
dan Sanksi pidana penjara.
3.2. SARAN
1. Sebaikanya dilakukan sosialisasi yang lebih efektif dalam hal pemberitahuan karena tidak sedikit
juga WP yang tidak mengetahui tentang SPT tersebut.
2. Menyiapkan Drop Box lebih banyak lagi pada tempat-tempat umum yang strategis beserta
petugas penerima dan penelitiannya untuk memudahkan penyampaian dan sebagai bentuk
pelayanan kepada WP.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/SPT
http://www.pajak.go.id
http://sicentol.wordpress.com/2007/11/02/tata-cara-pelaporan-spt/
http://pelayanan-pajak.blogspot.com/2013/01/bagaimana-cara-menyampaikan-spt-tahunan.html
pelayanan-pajak.blogspot.com/2009/04/surat-pemberitahuan-spt.html
http://aviantara.wordpress.com/
http://mhs.blog.ui.ac.id/henry.truman/2012/11/26/tata-cara-pembayaran-pajak/
http://www.ortax.org/ortax/?mod=forum&page=show&idtopik=22830
http://www.kaskus.co.id/thread/51a70f718127cfee35000014/ask-bgmna-cara-membuat-pembayaran-
spt-paypall
http://armodasworld.blogspot.com/2012/05/pengertian-spt-dan-spp-lengkap.html
http://ibiitaxcentre.wordpress.com/spt/