DI SUSUN OLEH :
Kayu bukan hal yang asing di telinga kita. Kayu telah dimanfaatkan
untuk memenuhi kebutuhan manusia. Berbagai pemanfatannya telah
membantu kehidupan sehari-hari. Sebagai mahasiswa teknik sipil,kayu adalah
material yang umum dingunakan dalam konstruksi
bangunan.Sebagai bahan alam,terdapat kelebihan-kelebihan sendiri yang
dimiliki oleh kayu dan tidak dapat ditemukan pada material lain.Hal ini yang
menjadi nilia tersendiri untuk kayu dan menjadikan kayu sebagai pilihan
dalam struktural bangunan.Karena kayu masih Penggunaan kayu untuk suatu
tujuan tertentu tergantung dari siftsifat kayu yang bersangkutan dan
persyaratan teknis yang diperlukan,yang mengarah ke jenis kayu yang akan di
pilih.Misalkan : untuk konstruksi(yang harus kuat,keras,mempunyai keawetan
alam yang tinggi) dapat dipilih jati,balau,bungur,bangkirai dll.Untuk
lantai(yang harus bersifat keras,tahan asam,daya abrasi tinggi)dapat dipilih
jati,bungur dll.Berbagai macam jenis kayu yang ada dan secara teknis
mengguntungkan.Selain itu kayu memiliki nilai estetika tersendiri yang dapat
menjadi pertimbangan.
Oleh karena itu penting bagi kita untuk mempelajari lebih dalam
tentang karakteristik,sifat dan jenis kayu.Kita juga tak boleh mengabaikan
kelemahan-kelemahan yang dimiliki oleh kayu,sehingga kita dapat
memanfaatkan potensi kayu secara maksimal dalam berbagai
penggunaannya.Baik secara material maupun metode konstrusi,mengingat
kita berada dalam lingkup teknik sipil.Dengan mempelajarinya,nantinya dapat
membatu pemahaman tentang kayu pada mata kuliah yang bersangkutan
nantinya.
1.2 Tujuan
Makalah ini dibuat dengan tujuan:
1. Membantu memahami karakteristik,sifat dan jenis kayu
2. Membantu memahami tentang kayu dalam konstruksi bangunan
BAB II
PEMBAHASAN
2.2`STRUKTUR KAYU
Kayu sebagian besar terdiri dari sel-sel pembuluh yang sumbu
panjangnya sejajar dengan sumbu panjang batabg. Sel-sel ini tersusun atas
selulosa yang dan di ikat menjadi satu oleh bahan penyemen yang disebut
lignin. Arah sumbu panjang ini diacu sebagai arah serat kayu dan penting
untuk di kenal, karena sifat kayu yang sejajar serat sangat berbeda dengan
yang tegak lurus terhadap serat. Penampang pohon yang dipotong melintang
dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Kulit luar (outer bark) Bagian ini kering dan bersiat sebagai
pelindung
b. Kulit dalam (bast) Bagian ini lunak dan basah mengangkut bahan
makanan dari daun ke bagian dari tumbuhan.
c. Kambium Berada didalam kulit dalam. Bagian ini yang membuat sel-
sel kulit dan sel-sel kayu.
d. Kayu Gobal (sapwood) Biasanya berwarna keputih-putihan. Bagian
ini mengangkut air dan zat makanan dari tanah ke daun.
e. Kayu teras (heart wood) Bagian ini warnanya lebih gelap dari kayu
gubal.kayu teras sebelumnya adalah kayu gubal.perubahanya menjadi
kayu teras terjadi secara perlahan-lahan. Dibandingkan kayu gubal,
kayu teras umumnya lebih tahan terhadap serangan serangga, bubuk
kayu, jamur, dan sebagainya.
f. Hati ( pith) Bagian lingkaran kecil yang berada paling tengah dari
batang kayu.
g. Jari-jari teras (rays)
2.3 SIFAT KAYU
Pada dasarnya terdapat 2 (dua) sifat utama kayu yang dapat
dipergunakan untuk mengenal kayu, yaitu sifat fisik (disebut juga sifat kasar
atau sifat makroskopis) dan sifat struktur ( mikroskopis). Secara obyektif,
sifat struktur atau mikro dsiksoepbiust lejubgiha daspifaatt diandalkan dari
pada sifat fisik atau makroskopis dalam mengenal atau menentukan suatu
jenis kayu. Namun untuk mendapatkan hasil yang lebih dapat dipercaya, akan
lebih baik bila kedua sifat ini dapat dipergunakan secara bersama-sama,
karena sifat fisik akan mendukung sifat struktur dalam menentukan jenis.
Sifat fisik/kasar atau makroskopis adalah sifat yang dapat diketahui secara
jelas melalui panca indera, baik dengan penglihatan, pen-ciuman, perabaan
dan sebagainya tanpa menggunakan alat bantu. Sifat-sifat kayu yang termasuk
dalam sifat kasar antara lain adalah :
a. warna, umumnya yang digunakan adalah warna kayu teras,
b. tekstur, yaitu penampilan sifat struktur pada bidang lintang,
c. arah serat, yaitu arah umum dari sel-sel pembentuk kayu,
d. gambar, baik yang terlihat pada bidang radial maupun tangensial
e. berat, umumnya dengan menggunakan berat jenis
f. kesan raba, yaitu kesan yang diperoleh saat meraba kayu,
g. lingkaran tumbuh,
h. bau, dan sebagainya.
Sifat struktur/ mikroskopis adalah sifat yang dapat kita ketahui dengan
mempergunakan alat bantu, yaitu kaca pembesar (loupe) dengan pembesaran
10 kali. Sifat struktur yang diamati adalah :
a. Pori (vessel) adalah sel yang berbentuk pembuluh dengan arah
longitudinal. Dengan mempergunakan loupe, pada bidang lintang, pori
terlihat sebagai lubang-lubang beraturan maupun tidak, ukuran kecil
maupun besar. Pori dapat dibedakan berdasarkan penyebaran, susunan,
isi, ukuran, jumlah dan bidang perforasi).
b. Parenkim (Parenchyma) adalah sel yang berdinding tipis dengan
bentuk batu bata dengan arah longitudinal. Dengan mempergunakan
loupe, pada bidang lintang, parenkim (jaringan parenkim) terlihat
mempunyai warna yang lebih cerah disbanding dengan warna sel
sekelilingnya. Parenkim dapat dibedakan berdasarkan atas
hubungannya dengan pori, yaitu parenkim paratrakeal (berhubungan
dengan pori) dan apotrakeral (tidak berhubungan dengan pori).
c. Jari-jari (Rays) adalah parenkim dengan arah horizontal. Dengan
mempergunakan loupe, pada bidang lintang, jari-jari terlihat seperti
garis-garis yang sejajar dengan warna yang lebih cerah disbanding
warna sekelilingnya. Jari-jari dapat dibedakan berdasarkan ukuran
lebarnya dan keseragaman ukurannya.
d. Saluran interseluler adalah saluran yang berada di antara sel-sel kayu
yang berfungsi sebagai saluran khusus. Saluran interseluler ini tidak
selalu ada pada setiap jenis kayu, tetapi hanya terdapat pada jenis-jenis
tertentu, misalnya beberapa jenis kayu dalam family Dipterocarpaceae,
antara lain meranti (Shorea spp ), kapur (Dryobalanops spp ), keruing
(Dipterocarpus (Anisoptera spp ), dan sebagainya. Berdasarkan asrpaph
)n, yam, searsluarwana interseluler dibedakan atas saluran interseluler
aksial (arah longitudinal) dan saluran interseluler radial (arah sejajar
jari-jari). Pada bidang lintang, dengan mempergunakan loupe, pada
umumnya saluran interseluler aksial terlihat sebagai lubang-lubang
yang terletak diantara sel-sel kayu dengan ukuran yang jauh lebih kecil.
e. Saluran getah adalah saluran yang berada dalam batang kayu, dan
bentuknya seperti lensa. Saluran getah ini tidak selalu dijumpai
pada setiap jenis kayu, tapi hanya terdapat pada kayu-kayu
tertentu, misalnya jelutung (Dyera spp.)
f. Tanda kerinyut adalah penampilan ujung jari-jari yang bertingkat
tingkat dan biasanya terlihat pada bidang tangensial. Tanda kerinyut
juga tidak selalu dijumpai pada setiap jenis kayu, tapi hanya pada jenis-
jenis tertentu seperti kempas (Koompasia malaccensis ) dan
sonokembang (Pterocarpus indicus ).
g. Gelam tersisip atau kulit tersisip adalah kulit yang berada di antara
kayu, yang terbentuk sebagai akibat kesalahan kambium dalam
membentuk kulit. Gelam tersisip juga tidak selalu ada pada setiap jenis
kayu. Jenis-jenis kayu yang sering memiliki gelam tersisip adalah karas
(Aquilaria spp ), jati (Tectona grandis ) dan api-api (Avicennia spp ).
Terdapat perbedaan yang mendasar antara sifat struktur kayu daun lebar
dan sifat struktur kayu daun jarum. Kayu-kayu daun jarum tidak
mempunyai pori-pori kayu seperti halnya kayu-kayu daun lebar.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pada dasarnya terdapat 2 (dua) sifat utama kayu yang dapat dipergunakan
untuk mengenal kayu, yaitu sifat fisik (disebut juga sifat kasar atau sifat
makroskopis) dan sifat struktur ( disebut juga sifat mikroskopis). Secara
obyektif, sifat struktur atau mikroskopis lebih dapat diandalkan dari pada sifat
fisik atau makroskopis dalam mengenal atau menentukan suatu jenis kayu.
Namun untuk mendapatkan hasil yang lebih dapat dipercaya, akan lebih baik
bila kedua sifat ini dapat dipergunakan secara bersama-sama, karena sifat
fisik akan mendukung sifat struktur dalam menentukan jenis. Kegiatan untuk
menentukan suatu jenis kayu, secara teknis menjadi sangat penting dalam
rangka menentukan rencana penggunaannya, serta untuk kepentingan
transaksi jual-beli atau perdagangan kayu. Secara teoritis, metoda
pengenalan/penentuan/identifikasi jenis kayu mudah dipelajari sebagai suatu
pengetahuan. Namun demikian, keterampilan teknis
pengenalan/penentuan/identifikasi jenis kayu hanya akan diperoleh melalui
proses latihan yang rutin, berulang-ulang dan terus menerus. Kelengkapan
koleksi kayu akan sangat membantu proses peningkatan kemampuan dan
ketrampilan dalam pengenalan jenis kayu.
3.2 Saran
Kayu memiliki sifat dekoratif menarik karena memiliki corak yang indah
pada bidang tangensialnya,oleh karena itu cocok untuk tujuan dekoratif,
selain itu beberapa jenis kayu juga memiliki kemampuan untuk dipergunakan
dalam bidang konstruksi bangunan.
DAFTAR PUSTAKA
Bodig, J. and B.A. Jayne. 1982. Mechanics of Wood andWood
Composites. Van Nostrand Reinhold Company. New York, Toronto, London,
Melborne.
Haygreen, J.G. dan J.L. Bowyer. 1986. Hasil Hutan dan Ilmu Kayu.
(terjemahan). Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Pandit, I.K.N. 2002. Anatomi Kayu : Pengantar Sifat Kayu Sebagai Bahan
Baku. Yayasan Penerbit Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Www. Astudio. Id.or.id
www.wikipedia bahasa indonesia.ensiklopedia bebas.co.id.