Anda di halaman 1dari 13

1

JURNAL MAHASISWA
PERIODE WISUDA SEPTEMBER 2015

HUBUNGAN SIKAP BELAJAR DENGAN HASIL


BELAJAR MATA PELAJARAN ALAT UKUR
KELAS X TEKNIK KENDARAAN RINGAN
DI SMK NEGERI 1 PADANG

Oleh :
Afriyoska Rati (2008.06342)
Drs. Martias, M.Pd
Drs. Darman, M.Pd

JURUSAN TEKNIK OTOMOTIF


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2015
1

LEMBAR PENGESAHAN JURNAL

Jurnal dengan judul “Hubungan Sikap Belajar dengan Hasil Belajar Mata
Pelajaran Alat Ukur Kelas X Teknik Kendaraan Ringan di SMK Negeri 1
Padang” ini disusun berdasarkan skripsi mahasiswa atas nama Afriyoska Rati
(2008.06342) dan telah diperiksa / disetujui oleh dosen pembimbing.

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Martias, M.Pd Drs. Darman, M.Pd


NIP: 19640801 199203 1 NIP: 19501201 197903 1
003 001
1
Hubungan Sikap Belajar dengan Hasil Belajar Mata Pelajaran Alat Ukur
Kelas X Teknik Kendaraan Ringan
di SMK Negeri 1 Padang

Martias 1, Darman 2), Afriyoska Rati3)

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan sikap belajar dan hasil belajar siswa
serta hubungan sikap terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran alat ukur kelas X
teknik kendaraan ringan di SMK Negeri 1 Padang. Jenis penelitian ini adalah penelitian
deskriptif kuantitatif dengan pendekatan korelasional. Populasi dalam penelitian ini adalah
sebanyak 95 orang siswa. Sampel diambil menggunakan rumus slovin didapatkan sampel
sebanyak 50 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan angket, sedangkan teknik
analisis data dalam penelitian ini adalah deskripsi data, pengujian persyaratan analisis dan
pengujian hipotesis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Sikap belajar terlihat secara
umum siswa mempunyai tingkat minat yang cukup yaitu sebesar 62.3%. 2) Hasil belajar mata
pelajaran alat ukur terlihat secara umum siswa memperoleh hasil belajar yang cukup
sebanyak 73%. 3) Hasil hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini Ha diterima, Ho ditolak
karena terdapat hubungan yang positif dan berarti antara sikap belajar dengan hasil belajar
mata pelajaran pemasangan Instalasi listrik penerangan dan tenaga r hitung > r tabel
(0,769>0,279).

Kata Kunci: Sikap Belajar, Hasil Belajar

ABSTRACK

The purpose of this study is to describe the attitude of learning and student learning
outcomes and the relationship attitude toward student learning outcomes in subjects
measuring instrument light vehicle engineering class X in SMK Negeri 1 Padang. This research
is a descriptive study with a quantitative correlation approach. The population in this study
were as many as 95 students. Samples were taken using the formula slovin obtained a sample
of 50 people. The technique of collecting data using questionnaires, while data analysis
techniques in this study is a description of the data, the testing requirements analysis and
hypothesis testing. The results showed that 1) The attitude of the general student learning
have seen considerable interest level that is equal to 62.3%. 2) The results of study subjects
measuring tools generally seen students gain sufficient learning outcomes as much as 73%. 3)
The results of the hypothesis proposed in this study received Ha, Ho rejected because there is
a positive and significant relationship between the attitude of learning with the learning
outcomes of subjects mounting electrical installation lighting and energy count r> r table
(0.769> 0.279).

Keywords: Attitudes Learning, Learning Outcomes

Jurusan Teknik Otomotif FT UNP


Jln. Prof. Dr. Hamka air Tawar Padang 25131 Indonesia
Afriyoskarati@gmail.com
Pendahuluan pendidikan, diantaranya tentang
Pendidikan Nasional otonomi daerah yang secara
berfungsi mengembangkan langsung berpengaruh terhadap
kemampuan serta membentuk perencanaan, pelaksanaan dan
watak peradaban bangsa yang evaluasi pendidikan. Bila
bermartabat dalam rangka sebelumnya pengelolaan
memcerdaskan kehidupan bangsa, pendidikan merupakan wewenang
bertujuan untuk mengembangkan pusat maka dengan berlakunya
potensi siswa agar menjadi otonomi daerah tersebut
manusia yang beriman dan kewenangannya berada pada
bertakwa kepada Tuhan Yang pemerintah daerah, kota atau
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, kabupaten. Untuk mewujudkannya
berilmu, cakap, kreatif, mandiri diperlukan perubahan yang cukup
dan menjadi warga negara yang mendasar dalam Sistem
demokratis dan bertanggung Pendidikan Nasional yang
jawab. Pendidikan merupakan dipandang oleh berbagai pihak
unsur terpenting yang dapat tidak mampu memberikan bekal
meninggikan derajat seseorang. serta tidak dapat mempersiapkan
Menurut Sagala (2010:22) peserta didik untuk bersaing
“pendidikan adalah usaha sadar dengan bangsa-bangsa lain di
dan bertujuan untuk dunia. Perubahan mendasar
mengembangkan kualitas tersebut berkaitan dengan
manusia(1)” Artinya, semakin tinggi kurikulum yang dengan sendirinya
pendidikan seseorang, maka menuntut perubahan pada
semakin banyak pula pengalaman komponen-komponen pendidikan
dan ilmu yang diperolehnya. lain. Upaya tersebut dilakukan
Proses pendidikan sudah tentu tak pemerintah untuk mengatasi
dapat dipisahkan dengan semua masalah pendidikan di Indonesia
upaya yang harus dilakukan untuk yang berat, terutama berkaitan
mengembangkan sumber daya dengan mutu pendidikan.
manusia yang berkualitas. Sumber Peraturan Pemerintah
daya manusia yang berkualitas No.29 Tahun 1990 tentang
salah satunya dapat dilihat dari Pendidikan Menengah, yaitu:
adanya peningkatan mutu Pendidikan Menengah yang
pendidikan. mengutamakan pengembangan
Pendidikan sekolah yang kemampuan siswa untuk
penting dalam upaya pelaksanaan jenis pekerjaan
meningkatkan kualitas manusia, tertentu. Dari definisi di atas dapat
baik dalam kemampuan sosial, disimpulkan Pendidikan Kejuruan
spiritual, intelektual maupun adalah Pendidikan yang
kemampuan profesional, karena mempersiapkan perserta didiknya
manusia merupakan kekuatan untuk memasuki lapangan kerja.
utama pembangunan. Pemerintah Tujuan Pendidikan Kejuruan
telah melakukan upaya Rupert Evans (1980) merumuskan
penyempurnaan sistem pendidikan kejuruan bertujuan

1
2

untuk (1) Memenuhi kebutuhan memiliki pengetahuan sesuai


masyarakat akan tenaga kerja, (2) dengan bidang ilmu yang diajarkan
Meningkatkan pilihan pendidikan maupun dalam bidang
bagi setiap individu, (3) keterampilan dan sikap. Oleh
Mendorong motivasi untuk belajar karena itu guru merupakan unsur
terus. utama dalam keberhasilan anak
Dalam Peraturan didik dalam proses belajar
Pemerintah No.29 Tahun 1990 mengajar.
merumuskan bahwa Pendidikan Hasil belajar merupakan
Menengah Kejuruan komulatif dari beberapa aspek
mengutamakan penyiapan siswa yang pada dasarnya telah
untuk memasuki lapangan kerja dilakukan oleh setiap anak didik,
serta mengembangkan sikap baik di sekolah maupun diluar
profesional. Sekolah menengah sekolah. Para ahli mengemukakan
kejuruan (SMK) sebagai bentuk bahwa banyak faktor yang ikut
satuan pendidikan kejuruan mempengaruhi keberhasilan
sebagaimana ditegaskan dalam seseorang dalam belajar, salah
penjelasan Pasal 15 UU satunya adalah sikap dan
SISDIKNAS, merupakan kebiasaan belajar. Sikap adalah
pendidikan menengah yang kesiapan pada seseorang/siswa
mempersiapkan peserta didik untuk bertindak secara tertentu
terutama untuk bekerja dalam terhadap suatu
bidang tertentu. Dapat objek/pembelajaran, kebiasaan
disimpulkan bahwa Tujuan belajar adalah cara untuk berbuat
Pendidikan Kejuruan adalah dan bertindak yang dilakukan oleh
mempersiapkan perserta didik siswa dalam belajar, baik di
sebagai calon tenaga kerja dan sekolah maupun di luar sekolah.
mengembangkan eksistensi Sikap dalam belajar diduga ikut
peserta didik, untuk kepentingan menentukan keberhasilan siswa
peserta didik, masyarakat, bangsa dalam belajar.
dan negara. Siswa yang memiliki sikap
Sekolah Menengah belajar yang positif cenderung
Kejuruan (SMK) Negeri 1 Padang akan mengikuti proses belajar
merupakan salah satu lembaga dengan baik. Sementara itu
pendidikan formal di kota Padang penyelenggara pendidikan di
yang akan menghasilkan lulusan sekolah-sekolah pada umumnya
yang berkualitas dan dibutuhkan ditujukan pada para siswa yang
bekerja baik di dunia usaha atau berkemampuan rata-rata, sehingga
dunia industri. Proses pengajaran siswa yang berkemampuan lebih
merupakan suatu aktifitas dalam atau kemampuan kurang
mengaplikasikan pengetahuan terabaikan. Dengan demikian
ilmiah yang bertujuan untuk siswa-siswa yang berkategori
menciptakan proses pembelajaran diluar rata-rata tidak mendapat
yang kondusif. Dalam hal ini kesempatan yang memadai. Hasil
seorang guru dituntut untuk belajar siswa itu ditenntukan oleh
3

berbagai faktor, seperti tugas atau pekerjaan rumah yang


professional seorang guru, dibuat oleh siswa, kebanyakan
fasilitas, keuangan dan lain-lain diselesaikan dengan menyalin dari
yang berkenaan dengan proses temannya. Kurangnya
belajar mengajar. Namun yang kemandirian siswa dalam belajar,
sangat berperan dan menentukan seperti mengulang-ngulang
sekali adalah kesadaran dari siswa pelajaran pada saat waktu
itu sendiri terhadap proses belajar senggang sehingga banyak lupa
mengajar tersebut. terhadap pelajaran yang telah
Berdasarkan observasi diberikan ujian berlangsung, siswa
pada tanggal 10 Desember 2013 masih sering melakukan
dilakukan wawancara dengan guru kecerungan-kecurangan. Dalam
yang bersangkutan tentang sikap kegiatan pratikum di workshop,
siswa dalam belajar. Dari hasil siswa kurang serius dan kurang
wawancara tersebut, penulis mengindahkan tata tertib atau
mendapatkan informasi awal ketentuan-ketentuan yang telah
tentang disiplin siswa dalam ditetapkan.
belajar bahwa kebanyakan siswa Berdasarkan hasil belajar
mempunyai disiplin dalam belajar siswa mata pelajaran alat ukur
kurang. Ini terbukti dengan masih kelas X OTOA dengan jumlah siswa
banyaknya siswa melakukan sebanyak 32 orang siswa yang
pelanggaran terhadap peraturan- tuntas sebanyak 9 orang (28.1%)
peraturan yang telah ditetapkan siswa yang belum tuntas sebanyak
antara lain : 23 orang (71.9%). Siswa kelas X
Disisi lain tergambar OTOB jumlah siswa 32 orang siswa
kecenderungan siswa menunjukan yang tuntas sebanyak 8 orang
sikap acuh tidak acuh dan (25%) dan siswa yang belum
kurangnya rasa ingin tahu tuntas 24 orang (75%). Siswa kelas
terhadap materi pelajaran yang X OTOc jumlah siswa sebanyak 31
diberikan. Kurangnya disiplin orang tuntas 11 orang (35.4%) dan
siswa terhadap peraturan sekolah, siswa yang belum tuntas sebanyak
sehingga Sering siswa terlambat 20 orang (64.5%). Berdasarkan
datang ke sekolah pada waktu data di atas tergambar bahwa hasil
yang ditetapkan dan siswa keluar belajar siswa masih banyak yang di
ketika jam pelajaran berlangsung, bawah rata-rata dalam hal ini
walaupun bukan untuk suatu masih banyak siswa yang belum
keperluan yang sangat penting. tuntas dalam pembelajaran.
Ketika pelajaran berlangsung, Faktor-faktor yang
siswa masih melakukan kegiatan- mempengaruhi hasil belajar
kegiatan yang menyimpang dari menurut Djaali (2008:101) yaitu
kegiatan belajar mengajar. “Dalam proses belajar banyak
Kurangnya ketekunan faktor yang mempengaruhinya,
siswa dalam belajar dan seringkali antara lain motivasi, sikap, minat,
menemui kesulitan dalam kebiasaan belajar, dan konsep
memahami pelajaran dan tugas- diri(2)”. Jadi seandainya sikap dan
4

kebiasaan itu tidak dilatih dan dalam interaksi dengan


dikembangkan sedini mungkin lingkungan(4)”. Hal serupa yang
dalam pendidikan, maka tujuan diungkapkan oleh Oemar
pendidikan dan pengajaran akan (2004”24) “belajar adalah proses
sulit dicapai. perubahan tingkah laku melalui
Faktor lain yang interaksi antara individu dengan
mempengaruhi hasil belajar siswa lingkungan. Proses dalam hal ini
adalah sikap. Sikap merupakan merupakan kegiatan yang
sesuatu yang dipelajari, dan sikap berlangsung secara
menentukan bagaimana individu berkesinambungan dan terpadu
bereaksi terhadap situasi serta seara keseluruhan mewarnai dan
menentukan apa yang dicari memberikan karakteristik
individu dalam kehidupan. Pada terhadap belajar mengajar(5)”.
umumnya rumusan-rumusan Evaluasi hasil belajar dapat
mengenai sikap mempunyai diartikan sebagai suatu proses
persamaan unsur, yaitu adanya yang sistematis dalam
kesedian untuk berespon terhadap memberikan pertimbangan
situasi. Rumusan di atas mengenai arti hasil belajar. Pada
menyatakan bahwa sikap prinsipnya, tujuan akhir dari suatu
mengandung tiga komponen , yaitu proses pembelajaran adalah untuk
komponen kognitif, komponen mendapatkan hasil belajar yang
afektif, dan komponen tingkah baik dan memuaskan. Hasil belajar
laku. Menurut Sudjana, (2007:25) merupakan interpretasi dari suatu
“Sikap selalu berkenaan dengan prestasi yang dicapai oleh
suatu objek, dan sikap terhadap seoarang pelajar setelah mengikuti
objek ini disertai dengan perasaan proses belajar mengajar. Dengan
positif atau negatif(3)”. adanya kegiatan proses belajar
Berdasarkan hal tersebut, yang diikuti oleh siswa,
perlu penelitian untuk mengetahui diharapkan siswa mengalami
hubungan sikap belajar dengan perubahan tingkah laku dari tidak
hasil belajar mata pelajaran alat tahu menjadi tahu. Menurut
ukur kelas X teknik kendaraan Arikunto (2008:75) Belajar yang
ringan di SMK Negeri 1 Padang. merupakan aktifitas sadar yang
Proses belajar dan dilakukan oleh individu baik yang
pembelajaran merupakan menginginkan perubahan tingkah
serangkaian kegiatan yang sangat laku pada diri individu berupa
kompleks dan tidak terpisah pengetahuan, keterampilan,
antara satu dengan yang lain. maupun perubahan sikap,
Slameto (2010:78) mengung- sehingga hal ini dapat membentuk
kapkan “belajar adalah suatu individu tersebut dalam
usaha yang dilakukan individu menyesuaikan diri dengan
untuk memperoleh suatu lingkungannya(6)”.
perubahan tingkah laku yang baru Menurut Slameto (2010:
secara keseluruhan, sebagai hasil 13) mengemukakan bahwa “Hasil
pengalaman individu itu sendiri belajar merupakan suatu proses
5

untuk memperoleh motivasi dalam mengembangkan konsep “sikap


pengetahuan, keterampilan, belajar melalui dua komponen,
kebiasaan dan tingkah laku serta yaitu Teacher Approval (TA) dan
penguasaan pengetahuan atau Education Acceptance (EA). TA
keterampilan diperoleh dari suatu berhubungan dengan pandangan
pembelajaran(7)”. Dalam hal ini siswa terhadap guru-guru, tingkah
belajar dimaksudkan sebagai suatu laku mereka di kelas, dan cara
upaya merangsang siswa untuk mengajar(10)”. Adapun Education
ikut aktif dalam menggali Acceptance terdiri atas
pengetahuan yang dirangkum guru penerimaan dan penolakan siswa
dalam sajian materi terhadap tujuan yang akan dicapai,
pembelajarannya. materi yang disajikan, praktik,
Trow (dalam Djaali, tugas, dan prasyarat yang di
2008:114) “mengemukakan bahwa tetapkan sekolah. Sikap belajar
sikap adalah suatu kesiapan siswa akan berwujud dalam
mental atau emosional dalam bentuk perasaan senang atau tidak
beberapa jenis tindakan pada senang, setuju atau tidak setuju,
situasi yang tepat(8)”. Seseorang suka atau tidak suka terhadap hal-
dikatakan memiliki sikap positif hal tersebut. Sikap seperti itu akan
terhadap suatu objek apabila ia berpengaruh terhadap proses dan
suka, atau memiliki sikap negatif hasil belajar yang dicapainya.
apabila ia tidak suka atau sikapnya
tidak ada (unfavorable). Objek Metode Penelitian
disini meliputi simbol, kata-kata, Penelitian ini adalah
slogan, orang, lembaga, ide dan penelitian Deskritif Kuantitatif
sebagainya. dengan pendekatan Korelasional.
Harlen (dalam Djaali, Menurut Sugiyono (2006:30)
2008:144) mengemukan bahwa “penelitian deskritif kuantitatif
“sikap merupakan kesiapan atau bertujuan untuk mengetahui nilai
kecenderungan seseorang untuk variabel mandiri, baik satu
bertindak dalam menghadapi variabel atau lebih (indpenden)
suatu objek attau situasi tertentu, tanpa membuat perbandingan atau
jadi di sini sikap yang terpenting menghubungkan antara variabel
apabila di ikuti oleh objeknya. satu dengan variabel yang lain(11)”.
Sikap bukan tindakan nyata (overt Penelitian ini dilakukan dengan
behavior) melainkan masih mengumpulkan data pada suatu
bersifat tertutup (cover behavior) kejadian yang telah berlangsung.
menurut cardo(9)”. Dengan metode ini didapatkan
Berdasarkan hal-hal yang data yang memberikan keterangan
dikemukakan di atas, sikap belajar atau gambaran dan objek yang
dapat diartikan sebagai diteliti. Penelitian ini bertujuan
kecenderungan perilaku seseorang untuk mengetahui hubungan
tatkala ia mempelajari hal-hal yang antara sikap belajar (X) dengan
bersifat akademik. Bown dan hasil belajar (Y) siswa SMK N 1
Holtzman (dalam Djaali, 2008:115) Padang.
6

Menurut Sugiyono Data dalam penelitian ini


(2012:80) “populasi adalah adalah data primer dan data
wilayah generalisasi yang terdiri skunder. Data primer merupakan
atas obyek/subyek yang data yang diperoleh langsung dari
mempunyai kualitas dan objek penelitian, yaitu data yang
karakteristik tertentu yang diperoleh dari responden dengan
ditetapkan oleh peneliti untuk mengajukan angket kepada siswa
dipelajari dan kemudian ditarik kelas X Teknik Otomotif SMK
kesimpulan(12)”. Seiring dengan itu Negeri 1 Padang. Sedangkan data
Arikunto (2010:173) mengemuk- sekunder adalah nilai akhir (nilai
akan bahwa “populasi adalah semester) yang ada pada guru
keseluruhan subyek penelitian(13)”. yang mengajar mata pelajaran
Jadi populasi bukan hanya tersebut. Cara pengumpulan data
orang, tetapi juga objek dan benda- dalam penelitian ini adalah dengan
benda alam yang lain. Populasi dua cara yaitu dengan
juga bukan sekedar jumlah yang menggunakan angket/kuesioner
ada pada objek/subjek yang dan dokumentasi. Angket
dipelajari, tetapi meliputi seluruh digunakan untuk mengumpulkan
karakteristik yang dimiliki oleh data dari variabel bebas yaitu
subjek atau objek itu. Populasi hubungan Sikap siswa sedangkan
dalam penelitian ini adalah seluruh dokumentasi adalah untuk
siswa kelas X bidang keahlian memperoleh data hasil belajar
Otomotif di SMK N 1 Padang yang siswa.
mengikuti mata pelajaran alat ukur Penyusunan instrumen
pada tahun ajaran 2012/2013. yang berbentuk angket dilakukan
Jumlah populasi dalam penelitian melalui pembuatan item-item
ini adalah sebanyak 95 orang pernyataan berdasarkan pada
siswa. indikator-indikator sikap belajar
Pengambilan sampel yang (Variabel X). Jumlah item
masih dapat ditolerir atau pernyataan saat diuji cobakan
diinginkan dalam penelitian ini sebanyak 40 butir. Pada Tabel 4
10%. Dalam penelitian ini N = 95 berikut ini dapat dilihat indikator-
dengan e = 10% Jadi jumlah indikator dalam penyusunan
sampel dalam penelitian ini instrumen penelitian.
sebanyak 49.71 orang dibulatkan Hasil analisis uji coba
menjadi 50 orang yang tersebar di instrument di peroleh rhitung >
kelas X jurusan teknik otomotif rtabel. Hasil uji coba
SMKN 1 Padang. Agar setiap kelas menggambarkan bahwa kuisioner
(subpopulasi) terwakili, maka yang telah diujicobakan kepada 30
penarikan sampel menggunakan orang responden di luar sampel
teknik Proportional Random didapatkan variabel sikap dari 40
Sampling digunakan untuk butir, gugur 2 yaitu butir 20 dan
memperoleh sampel yang butir 38 dan butir yang valid 38.
representatif, Jadi jumlah sampel Data dalam penelitian ini
sebesar 50 responden (siswa). dikumpulkan melalui intrumen
7

yang harus dijawab oleh b. Interval Hasil Belajar Alat


responden. Instrumen yang Ukur
digunakan dalam pengumpulan Hasil penelitian
data adalah instrumen yang telah menggambarkan bahwa nilai hasil
dinyatakan valid dan realiabel. belajar siswa pada mata pelajaran
Data penelitian ini dikumpulkan alat ukur yang paling banyak
dari siswa kelas X Jurusan Teknik berada pada interval 67-71
Otomotif SMKN 1 Padang yang sebanyak 14 orang dan interval
berjumlah 50 orang. Teknik sedikit antara 87-91 sebanyak 1
analisis data data dalam penelitian orang dengan tingkat capaian
ini adalah deskripsi data, 73,2% termasuk kategori cukup
pengujian persyaratan analisis dan Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
uji hipotesis. pada Grafik di bawah ini:
15 14
12
Temuan Penelitian dan
10
Pembahasan 10 8
1. Deskripsi Data
a. Interval Sikap Belajar Siswa
5 3
Diketahui bahwa nilai sikap 2
1
belajar (X) dengan mean 109.06
median 115,00, modus 115 0
59 64 69 74 79 84 89
standar deviasi 19.30 nilai 1
Skor Tengah Kelas Interval

minimum 75 dan nilai maksimum


140, sikap belajar siswa dengan Gambar 2. Hasil Belajar Siswa
tingkat capaian responden sebesar
62.62% termasuk kategori cukup. 2. Pengujian persyaratan
Menggambarkan bahwa nilai sikap analisis
belajar siswa terdapat 10 orang a. Uji Normalitas Data
siswa memperoleh nilai 86-95 dan Hasil uji normalitas data
interval nilai terendah antara 136- dapat dilihat pada rangkuman
143 Sebanyak 3 orang. Untuk lebih Tabel berikut ini:
jelasnya dapat dilihat pada grafik Tabel 1. Rangkuman Uji
di bawah ini. Normalitas Variabel X dan Y
15
Variabe Chiquadrat
10 l X hitung X2 tabel Ketera
2
10 9 9 9
7 ngan
5 3 3
X 4,0 11,00 Norm
al
0
80 90 100 110 120
1
130 138
Dari Tabel di atas dapat
Skor Tengah Kelas Interval
dilihat bahwa skor Asymp
Gambar 1. Grafik Sikap Belajar Siswa signifikan untuk variabel X sebesar
4,0 dan variabel Y sebesar
sedangkan skor chiquadrat Tabel
8

yang dianut adalah 11,00. hubungan positif terhadap hasil


Berdasarkan landasan belajar mata pelajaran mata
pengambilan keputusan di atas, pelajaran alat ukur siswa kelas X
kedua variabel dalam penelitian ini Teknik Kendaraan Ringan di SMK
sebarannya membentuk distribusi Negeri 1 Padang (Y) sebesar
normal. 0,286. dan sebaliknya apabila ada
penurunan hasil belajar mata
b. UJi Linieritas pelajaran mata pelajaran alat ukur
Analisis regresi linear siswa kelas X Teknik Kendaraan
digunakan untuk merumuskan Ringan di SMK Negeri 1 Padang
sikap belajar siswa pada mata diprediksi sikap belajar siswa akan
pelajaran alat ukur kelas X teknik mengalami penurunan sebesar
kendaraan ringan di SMK Negeri 1 0,286.
Padang . Variabel sikap belajar (X)
tersebut diduga mempunyai 3. Uji Hipotesis
hubungan dengan hasil belajar. Keterkaitan antara kedua
Dengan menggunakan rumus yang variabel ini dihitung dengan rumus
dicari secara manual diperoleh koefisien korelasi product Moment
persamaan regresi sebagai berikut: (r) menggunakan exel kemudian
Y = 42,070+ 0,286X harga r hitung = 0,796 ini
a = 42,070 dibandingkan dengan r tabel.
b = 0,286 Ternyata rhitung > rtabel
Sikap belajar siswa (X) 0,796>0,279 Sedangkan rtabel pada
terhadap hasil belajar mata taraf signifikan 95% dan standar
pelajaran alat ukur siswa kelas X kesalahan 5% derajat kebebasan N
Teknik Kendaraan Ringan di SMK = 50 didapatkan rhitung = 0,796
Negeri 1 Padang dapat dengan demikian hipotesis yang
diinterprestasikan sebagai berikut: berbunyi terdapat hubungan yang
a) Nilai konstanta sebesar 42,07 positif dan berarti antara sikap
berarti apabila tidak ada variabel belajar dengan hasil belajar mata
independen sikap belajar siswa pelajaran alat ukur siswa kelas X
(X), maka hasil belajar mata Teknik Kendaraan Ringan di SMK
pelajaran mata pelajaran alat ukur Negeri 1 Padang. Hal ini berarti
siswa kelas X Teknik Kendaraan hipotesis yang diajukan Ho ditolak
Ringan di SMK Negeri 1 Padang (Y) dan Ha diterima.
akan bernilai negatif sebesar Berdasarkan hasil analisis
42.07. b) Koefisien regresi sikap data dapat disimpulkan bahwa
belajar siswa (X) sebesar 0,286 terdapat hubungan yang signifikan
Parameter hubungan positif sikapbelajar siswa sebesar 0,796.
terhadap hasil belajar mata hal ini jika sikap siswa di
pelajaran alat ukur kelas X Teknik tingkatkan maka dapat
Kendaraan Ringan di SMK Negeri I menciptakan hasil belajar yang
Padang Ini berarti apabila ada lebih optimal sehingga sesuai
kenaikan 1 satuan sikap belajar dengan yang diharapkan.
siswa (X) akan mempunyai
9

Olah data primer yang teori yang dikemukakan di dalam


dilakukan secara manual dan kajian teori bahwa. Sikap
program exel diketahui besarnya berhubungan dengan gaya gerak
r2 Square sebesar 0,796 Hal ini yang mendorong seseorang untuk
berarti 63.3% variabel dependen menghadapi atau berurusan
yaitu hasil belajar mata pelajaran dengan orang, benda, kegiatan,
alat ukur siswa kelas X Teknik pengalaman yang dirangsang oleh
Kendaraan Ringan di SMK Negeri 1 kegiatan itu sendiri. Jadi,
Padang oleh Variabel sikap belajar sikapdapat diekspresikan melalui
(X). Sedangkan sisanya (100% - pernyataan yang menunjukkan
63.3% = 36.7%) dipengaruhi oleh bahwa siswa lebih menyukai suatu
faktor lain yang tidak diteliti. hal dari pada hal lainnya, dapat
pula dimanifestasikan melalui
Pembahasan partisipasi dalam suatu aktivitas.
Hasil penelitian ini Abu Ahmadi dan Widodo
menunjukan bahwa terdapat Supriyono (2004:138)
hubungan antara sikap belajar berpendapat bahwa: “Prestasi
siswa dengan hasil belajar mata belajar yang dicapai seseorang
pelajaran pemasangan instalasi merupakan hasil interaksi
listrik penerangan dan tenaga berbagai faktor yang
karena r hitung > r tabel (0,796 > mempengaruhinya baik dari dalam
0,279) Rangkaian analisis data diri (faktor internal) maupun dari
menunjukan bahwa faktor sikap luar diri (factor eksternal)
belajar memberikan sumbangan individu(14)”. Faktor-faktor
terhadap hasil belajar mata tersebut tidak berdiri sendiri tapi
pelajaran mata pelajaran alat ukur saling berinteraksi secara langsung
siswa kelas X Teknik Kendaraan ataupun tidak langsung dalam
Ringan di SMK Negeri 1 Padang mencapai prestasi belajar.”
memberikan sumbangan sebesar Dengan demikian dapat
63.3%. Hal ini menggambarkan disimpulkan bahwa ada banyak
bahwa hasil belajar mata pelajaran faktor yang mempengaruhi
alat ukur 63.3% ditentukan oleh prestasi belajar. Secara garis besar
faktor sikap belajar, sedangkan faktor tersebut digolongkan
sisanya 36.7% dipengaruhi oleh menjadi dua yaitu faktor intern
faktor lain yang ikut memberikan dan ekstern. Faktor- faktor
sumbangan terhadap keberhasilan tersebut tidak berdiri sendiri tapi
belajar siswa saling berinteraksi secara langsung
Oleh karena itu semakin ataupun tidak langsung dalam
baik sikap belajar siswa, maka mencapai hasil belajar.
semakin baik juga hasil belajar
yang diperolehnya. Sebaliknya D. Kesimpulan dan Saran
semakin berkurang sikap belajar Berdasarkan hasil
siswa maka diduga akan semakin penelitian dapat disimpulkan
rendah hasil belajar yang sebagai berikut: 1) Variabel sikap
dinginkan. Hal ini sesuai dengan belajar terlihat secara umum siswa
10

mempunyai tingkat minat yang Daftar Rujukan


cukup yaitu sebesar 62.3%. 2)
Variabel hasil belajar mata (6), (13), Arikunto, S. 2010.
pelajaran alat ukur terlihat secara Prosedur Penelitian. Jakarta:
umum siswa memperoleh hasil Rineka Cipta.
belajar yang cukup sebanyak 73%.
3) Hasil hipotesis yang diajukan (2), (8), (9), (10), Djaali dan Pudji
dalam penelitian ini Ha diterima, Muljono. 2008. Pengukuran dalam
Ho ditolak karena terdapat Bidang Pendidikan. Jakarta:
hubungan yang positif dan berarti Grasindo
antara sikap belajar dengan hasil
belajar mata pelajaran (5), Hamalik, Oemar. 2004.
pemasangan Instalasi listrik Psikologi Belajar dan Mengajar
penerangan dan tenaga r hitung > r :Bandung: Sinar Baru
tabel (0,769>0,279).
Saran yang dapat (1) Sagala, Syaiful. 2010. Konsep
dikemukakan dalam penelitian ini dan Makna Pembelajaran.
adalah sebagai berikut: 1) Bandung: Alfabeta
Diharapkan bagi guru mata alat
untuk dapat meningkatkan sikap (4), (7) Slameto. 2010. Belajar dan
siswa dan lebih giat lagi untuk bisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi.
menciptakan sikap siswa dalam Jakarta: PT. Rineka.
menerima materi yang diajarkan,
dan menciptakan media (11), (12) Sugiyono. 2006.
pembelajaran. 2) Bagi kepala Statistika Untuk Penelitian.
sekolah, dapat sebagai bahan Cetakan Ketujuh, Bandung: CV.
masukan dalam meningkatkan Alfabeta.
sikapsiswa dan untuk
meningkatkan hasil belajar dengan (3) Sudjana. 2008. Penilaian Hasil
cara melengkapi sarana dan Proses Belajar Mengajar. Jakarta:
prasarana pembelajaran. 3) Bagi Rineka Cipta.
peneliti sendiri sebagai calon guru
agar mengetahui hubungan sikap (14) Widodo, Supriyono, 2004.
terhadap hasil belajar. 4) Sebagai Psikologi Belajar. PT. Rineka Cipta,
salah satu syarat untuk Jakarta.
menyelesaikan perkuliahan
jenjang Strata Satu (S1) di
Universitas Negeri Padang

Anda mungkin juga menyukai