Anda di halaman 1dari 2

 CAHAYA

Rangkaian reaksi fotosintesis dapat dibagi menjadi dua bagian utama, yaitu reaksi
terang dan reaksi gelap. Pada proses reaksi terang, pigmen klorofil menyerap lebih banyak
cahaya terlihat pada warna biru (400-450 nm) dan merah (650-700 nm) dibandingkan
hijau (500-600 nm). Fotosintesis akan menghasilkan lebih banyak energi pada gelombang
cahaya dengan panjang gelombang tertentu. Hal ini karena panjang gelombang yang
pendek menyimpan lebih banyak energi. Tumbuhan memiliki dua jenis pigmen yang
berfungsi aktif sebagai pusat reaksi atau fotosistem yaitu fotosistem II dan fotosistem I.
Fotosistem II terdiri dari molekul klorofil yang menyerap cahaya dengan panjang
gelombang 680 nm, sedangkan fotosistem I 700 nm (Pertamawati, 2010).
Proses fotosintesis akan optimal apabila daun yang menjadi tempat utama proses
fotosintesis berlangsung semakin banyak jumlahnya dan semakin besar ukurannya, adanya
sinar yang lebih tinggi intensitasnya lebih baik daripada sinar dengan intensitas yang lebih
rendah. Intensitas cahaya yang rendah saat musim hujan, berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan produksi tanaman. Tanaman dengan kondisi kekurangan cahaya
berakibat terganggunya metabolisme, sehingga menyebabkan menurunnya laju
fotosintesis dan sintesis karbohidrat. Selain itu, intensitas cahaya yang tinggi saat musim
kemarau dapat menurunkan kadar klorofil daun. Daun menjadi hijau kekuningan,
akibatnya laju penyerapan cahaya rendah dan fotosintesis rendah. Pengurangan kadar
klorofil sejalan dengan pengurangan kandungan fotoasimilat, ditunjukkan dengan
menurunnya bahan kering. Salah satu cara untuk meningkatkan pertumbuhan dan produksi
tanaman, yaitu dengan mengatur intensitas cahaya yang tepat. Intensitas cahaya yang
sesuai berpengaruh terhadap aktivitas fotosintesis tanaman. Pemberian naungan
merupakan salah satu upaya pengaturan intensitas matahari yang sampai ke tanaman.
Intensitas matahari yang optimal akan berpengaruh positif terhadap proses fotosintesis,
yang pada akhirnya akan menghasilkan produktivitas yang tinggi (Anni, 2013).
Fotoperiodisitas (panjang hari) merupakan perbandingan antara lamanya waktu
siang dan malam hari. Terdapat dua kelompok tanaman yang dipengaruhi oleh
fotoperiodisitas, yaitu kelompok tanaman hari panjang di mana tanaman yang memasuki
fase generatif memerlukan panjang hari penyinaran lebih dari 12 jam dan kelompok
tanaman hari pendek, dimana tanaman yang memasuki fase generatif memerlukan panjang
penyinaran kurang dari 12 jam. Kekurangan cahaya memiliki pengaruh yang langsung
terhadap proses-proses fisiologi. Bila cahaya kurang, proses respirasi dan fotosintesisnya
tidak dapat terlaksana dengan baik, maka akan menghambat proses pembentukan akar,
sehingga pertumbuhan tidak kontinu pada seluruh bagian tanaman. Selain itu
berkurangnya efisiensi fotosintesis dapat menyebabkan laju penyerapan unsur hara rendah,
karena antara fotosintesis dan penyerapan hara memiliki hubungan yang erat. Makin tinggi
laju fotosintesis, maka penyerapan hara juga makin meningkat (Pertamawati, 2010).

 CO2 LINGKUNGAN
Gas CO2 adalah sumber karbon utama bagi pertumbuhan tanaman. Konsentrasi
CO2 di atmosfir saat ini belum optimal sehingga penambahan CO2 pada tanaman di dalam
industri pertanian di dalam rumah kaca ialah kegiatan normal untuk meningkatkan
pertumbuhan tanaman . Pengaruh fisiologis utama dari kenaikan CO2 ialah meningkatnya
laju assimilasi di dalam daun. Semakin banyak karbon dioksida di udara, semakin banyak
jumlah bahan yang dapat digunakan tumbuhan untuk melangsungkan fotosintesis. Jika
kadar CO2 dalam sel rendah (misalnya karena meningkatnya penyinaran dan suhu
sehingga laju produksi oksigen sangat tinggi dan stomata menutup), maka fotosintesis
akan menurun (Sutoyo, 2015).

Sutoyo. 2011. MASALAH DAN PERANAN CO2 PADA PRODUKSI TANAMAN. J.


Buana Sains Vol 11 (1): 83-90.
Pertamawati. 2010. PENGARUH FOTOSINTESIS TERHADAP PERTUMBUHAN
TANAMAN KENTANG (SOLANUM TUBEROSUM L.) DALAM LINGKUNGAN
FOTOAUTOTROF SECARA INVITRO. J. Sains dan Teknologi Indonesia Vol. 12 (1):
31-37.
Anni, I.A., Endang S., dan Sri H. 2013. PENGARUH NAUNGAN TERHADAP
PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN BAWANG DAUN (Allium
fistulosum L.) DI BANDUNGAN, JAWA TENGAH. J. Biologi Vol. 2 (3): 31-400.

Anda mungkin juga menyukai