Anda di halaman 1dari 5

Nama : I Gede Ngurah Rama Putra Wijaya

NIM : 1904551088

Kelas : B-Reguler Pagi

TUGAS MINGGUAN HUKUM TATA NEGARA

Pemerintahan Daerah

Pemerintah daerah ini merujuk pada otoritas administratif di suatu daerah yang lebih
kecil dari sebuah negara dimana negara Indonesia merupakan sebuah negara yang wilayahnya
terbagi atas daerah-daerah Provinsi. Daerah provinsi itu dibagi lagi atas daerah Kabupaten dan
daerah Kota. Setiap daerah provinsi, daerah kabupaten, dan daerah kota mempunyai
pemerintahan daerah yang diatur dengan undang-undang Menurut Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, Pemerintah daerah merupakan kepala daerah sebagai
unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan
yang menjadi kewenangan daerah otonom. Sedangkan Pemerintahan Daerah
adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-
luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud
dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Setiap pemerintah daerah dipimpin oleh Kepala Daerah yang dipilih secara demokratis. 
Gubernur, Bupati, dan Walikota masing-masing sebagai Kepala Pemerintah Daerah Provinsi,
Kabupaten dan Kota. Kepala daerah dibantu oleh satu orang wakil kepala daerah, untuk
provinsi disebut wakil Gubernur, untuk kabupaten disebut wakil bupati dan untuk kota disebut
wakil wali kota. Kepala dan wakil kepala daerah memiliki tugas, wewenang dan kewajiban
serta larangan. Kepala daerah juga mempunyai kewajiban untuk memberikan laporan
penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada Pemerintah, dan memberikan laporan keterangan
pertanggungjawaban kepada DPRD, serta menginformasikan laporan penyelenggaraan
pemerintahan daerah kepada masyarakat.
Gubernur yang karena jabatannya berkedudukan juga sebagai wakil pemerintah pusat di
wilayah provinsi yang bersangkutan, dalam pengertian untuk menjembatani dan memperpendek
rentang kendali pelaksanaan tugas dan fungsi Pemerintah termasuk dalam pembinaan dan
pengawasan terhadap penyelenggaraan urusan pemerintahan pada strata pemerintahan kabupaten
dan kota.Dalam kedudukannya sebagai wakil pemerintah pusat sebagaimana dimaksud,
Gubernur bertanggung jawab kepada Presiden. 

Pasal 18 UUDNRI 1945

Pasal 18 Ayat (1) UUD 1945 yang berbunyi “Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi
atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-
tiap provinsi, kabupaten, dan kota itu mempunyai Pemerintahan daerah, yang diatur dengan
Undang-Undang”, artinya negara Indonesia terdiri dari beberapa provinsi, kabupaten dan kota
sedangkan Pemerintahnya terdiri dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah daerah. Daerah provinsi,
Kabuapten/Kota merupakan daerah yang otonom, yaitu suatu masyarakat hukum yang
mempunyai batas wilayah tertentu yang berhak, berwenang dan berkewajiban mengatur dan
mengurus rumah tangganya sendiri.

Pada pasal 18 ayat (2) UUD 1945 yang berbunyi “Pemerintah daerah provinsi, daerah
kabupaten, dan kota mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi
dan tugas perbantuan.” Dalam rangka penyelenggaraan hubungan kewenangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah daerah, dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang
Pemerintahan Daerah tepatnya Pasal 10 ditegaskan Pemerintah Daerah menyelenggarakan
urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya, kecuali urusan pemerintahan yang oleh
Undang-Undang ini ditentukan menjadi urusan Pemerintah Pusat. Pemberian otonomi luas
kepada daerah diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui
peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan peran serta masyarakat. Di samping itu melalui
otonomi luas, daerah diharapkan mampu meningkatkan daya saing dengan memperhatikan
prinsip-prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan dan kekhususan serta potensi dan
keanekaragaman daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pemerintah Daerah diberi kewenangan untuk membentuk Perda untuk membantu proses
dalam pelaksanaan Pemerintahan di daerah. Sesuai ketentuan Pasal 14 Undang-Undang Nomor
12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan perundang-undangan yaitu, “materi muatan
Peraturan Daerah provinsi dan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota berisi materi muatan dalam
rangka penyelenggaraan otonomi daerah dan tugas pembantuan dan menampung kondisi khusus
daerah dan/ atau penjabaran lebih lanjut peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi.”

Pengawasan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah dilaksanakan oleh Pemerintah


Pusat yang meliputi :

1. Pengawasan atas pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah;


2. Pengawasan terhadap Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah.

Pengawasan yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat terkait dengan penyelenggaraan urusan
pemerintahan meliputi pengawasan atas pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah dan
pengawasan terhadap produk hukum daerah. Pengawasan terhadap Perda dapat berupa evaluasi
dan klarifikasi.

Khusus pada pada Peraturan Daerah Kabupaten/Kota yang menjadi peraturan yang terendah
dalam hirarki peraturan perundang-undangan, menurut Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011
Tentang Pembentukan Peraturan perundang-undangan, selain itu juga Peraturan Daerah
Kabupaten/Kota juga paling banyak di Indonesia jika ditinjau dari banyaknya Kabupaten/Kota di
Indonesia menjadi peraturan yang mendapat perhatian lebih dari Pemerintah Pusat dikarenakan
Peraturan Daerah Kabupaten/Kota yang menjadi peraturan yang langsung dampaknya langsung
pada masyarakat. Selain itu Peraturan Daerah Kabupaten/Kota amatlah bervariatif tergantung
dengan iklim daerah dan Pemerintahan pada Kabupaten/Kota di Indonesia, hal itu membuat
Peraturan Daerah Kabupaten/Kota rentan banyak kesalahan dan bertentangan dengan peraturan
perundangan yang lebih tinggi.

Kenyataan yang terjadi dan merupakan sejarah bagi negara Indonesia, banyaknya Perda
yang dibatalkan. Kemendagri juga mencatat dalam 10 tahun yaitu dari tahun 2002 hingga tahun
2014 jumlah pembatalan Perda berjumlah 710 (tujuh ratus sepuluh) Peraturan Daerah. Hal
tersebut juga menunjukan masih banyak Perda yang belum berkualitas dan bertentangan dengan
perundang-undangan yang lebih tinggi.

Pembatalan suatu Perda merupakan akibat dari pengujian terhadap Peraturan Daerah. Dalam
pembatalan Perda tersebut dilakukan oleh lembaga eksekutif atau yudikatif. Lembaga eksekutif
dalam hal ini Pemerintah sebagaimana dimaksud adalah Pemerintah. Sedangkan lembaga
yudikatif dalam hal ini dilakukan oleh Mahkamah Agung sesuai konstitusi Negara Republik
Indonesia.

Pengujian Peraturan Daerah oleh Pemerintah Pusat yang dalam hal ini dilakukan oleh
Menteri Dalam Negeri inilah yang dikenal dengan istilah executive review.
Pengertian executive review adalah segala bentuk produk hukum pihak eksekutif diuji oleh
kelembagaan dan kewenangan yang bersifat hirarkis. Dalam konteks ini yang diperkenalkan
dalam istilah “control internal” yang dilakukan oleh pihak sendiri terhadap produk yang
dikeluarkan baik yang berbentuk pengaturan (regeling), maupun keputusan (beschikking).

Dapat dilihat bahwa proses executive review pada Peraturan Daerah amatlah penting untuk
meningkatkan kualitas Peraturan Daerah karena dengan adanya rasa tanggung jawab yang lebih
oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah untuk membuat Peraturan
Daerah yang berkualiatas agar tidak dibatalkan oleh Pemerintah yang dalam hal ini Pemerintah
Pusat. Selain itu Peraturan Daerah Kabupaten/Kota mesti mendapatkan perhatian yang lebih
dalam proses executive review dikarenakan dampak Perda tersebut langsung terhadap masyarkat
serta banyak dan bervariatifnya Perda Kabupaten/Kota cenderung meningkatkan kesalahan
dalam muatan Perda tersebut.

 Pendapat dan Kesimpulan

Pemerintah daerah ini merujuk pada otoritas administratif di suatu daerah yang lebih kecil dari
sebuah negara dimana negara Indonesia merupakan sebuah negara yang wilayahnya terbagi
atas daerah-daerah Provinsi. Daerah provinsi itu dibagi lagi atas daerah Kabupaten dan daerah
Kota.

Pasal 18 Ayat (1) UUD 1945 yang berbunyi “Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi
atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-
tiap provinsi, kabupaten, dan kota itu mempunyai Pemerintahan daerah, yang diatur dengan
Undang-Undang”, artinya negara Indonesia terdiri dari beberapa provinsi, kabupaten dan kota
sedangkan Pemerintahnya terdiri dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah daerah
Pertanyaan :

1. Apa yang menjadi latar belakang penerapan otonomi daerah di Indonesia ?


2. Apa yang membedakan konsep otonomi daerah di NKRI dengan Konsep negara
federal?
3. Apakah pemberian otonomi khusus akan mengingkari keadilan untuk daerah lainnya?

Anda mungkin juga menyukai