NIM: 06101281924024
MATA KULIAH: MAKROMOLEKUL DAN HASIL ALAM
KELAS: FKIP KIMIA INDRALAYA
1
Pencernaan karbohidrat dimulai dari dalam mulut oleh enzim dari air liur. Enzim
ini merupakan endo enzim α-1,4 glikosidik sehingga produk akhir enzim ini adalah
campuran dektrin an monosakarida. Polisakarida yang mempunyai glikosakarida ikatan
selain α-1,4 glikosidik, misalnya selulosa dengan ikatan β-1,4 glikosidik tidak akn
dipecah oleh enzim ini.Selanjutnya produk enzim ini akan disempurnakan pemecahannya
ketika memasuki lambung (dengan asam lambung) dan oleh enzim α-amilase dari usus
halus menjadi monomer-monomernya (Arbianto, 1998).
C. Metabolisme Antara Karbohidrat
Setelah proses penyerapan melalui dinding halus, sebagian besar monosakarida
diabawa oleh aliran darah ke hati. Didalam hati, monosakarida mengalami proses sintesis
menghasilkan glikogen, oksidasi menjadi CO2 dan H2O, atau dilepaskan untuk dibawa
dengan aliran darah ke bagian tubuh yang memerlukannya. Sebagian lain monosakarida
dibawa langsung ke sel jaringan organ tertentu dan mengalami proses metabolisme lebih
lanjut. Karena pengaruh berbagai faktor dan hormon insuln yang dihasilkan oleh kelenjar
pankreas, hati dapat mengatur kadar glukosa dalam darah. Bila kadar gukosa dalam
darah meningkatsebagai akibat naiknya proses pencernaan dan penyerapan karbohidrat,
sintesi glikogen, dari glukosa ke hati akan naik. Sebaliknya bila kadar glukosa menurun,
umpamanya akibat latihan olah raga, glikogen diuraikan menjadi glukosa untuk
selanjutnya mengalami proses katabolisme menghasilkan energi (dalam bentuk energi
kimia, ATP) yang dibutuhkan oleh kegiatan olahraga tersebut (Wirahadikusumah, 1985).
Penguraian dan pembentukan glukosa
Proses penguraian glukosa menjadi piruvat, alkohol, laktat, atau CO2 dan air
dapat berlangsung melalui beberapa jalan metabolisme, tergantung dari keadaan
lingkungan, keadaan dalam sel, atau macam jasadnya. Satu macam jasad hidup dapat
melakukan satu atau lebih jalur metabolisme penguraian glukosa tergantung pada
diperlukan atau tidaknya proses penguraian tersebut. Dalam hal ini tiap jasad hidup
mempunyai sistem kontrolnya sendiri.
Glikolisis
Glikolisis adalah proses katabolisme glukosa ( memiliki 6 atom karbon )
secara enzimatik melalui 10 tahap reaksi enzimatik, untuk menghasilkan 2
molekul piruvat ( memiliki 3 atom C) (Simorangkir, 2016).
Glikolisis merupakan suatu lintas pusat universal dari katabolisme glukosa,
tidak hanya di dalam hewan dan tumbuhan, tetapi juga di dalam banyak
mikroorganisme. Urutan reaksi glikolitik pada setiap spesies berbeda hanya
dalam cara pengaturan kecepatan reaksi, dan dalam jalur metabolik selanjutnya
dari piruvat yang terbentuk (Lehninger, 1982).
Dengan adanya oksigen (dalam suasana aerob), glikoslis berlangsung
menghasilkan piruvat, atau tanpa oksigen (glikolisis anaerob) menghasilkan
laktat. Berikut adalah tahap-tahap proses glikolisis :
Reaksi tahap pertamanya adalah pemasukan satu gugus fosfat kedalam
molekul glukosa menghasilkan glukosa 6-fosfat. Reaksi ini dikalisis oleh
glukokinase yang memerlukan ion Mg 2+ sebagai kofaktornya. Sedangkan gugus
fosfat dan energi yang diperlukannya didapat dari penguraian ATP menjadi ADP.
Gambar 2.1 Reaksi tahap pertama jalur glikolisis (Admin, 2016).
Reaksi glikolisis tahap 2 merupakan isomerisasi glukosa 6-fosfat menjadi
fruktosa 6-fosfat, dikatalisis oleh fosfoheksoisomerisase yang juga mengkatalisis
kebalikannya. Dalam reaksi ini tidak terjadi penguraian maupun pembentukan
ATP
Reaksi tahap akhir glikolisis adalah pembentukan asam piruvat dari asam
fosfoenolpiruvat melalui senyawa antara asam enolpiruvat. Dalam reaksi yang
dikatalisis oleh piruvat kinase ini (dengan ion magnesium sebagai kofaktor)
gugus fosfat yang dilepaskan oleh fosfoenolpiruvat dipakai untuk mensintesis
ATP dari ADP. Perubahan enolpiruvat ke asam piruvat terjadi secara spontan
Glikolisis anaerob
Dalam keadaan tanpa oksigen respirasi terhenti karena proses pengangkutan
elektron yang diuraikan dengan fosfolisasi bersifat oksidasi melalui rantai pernafasan
yang menggunakan molekul oksigen sebagai penerima elektron terakhir, tidak
berjalan. Akibatnya, jalan metabolisme lingkar asam trikarboksilat (daur krebs) akan
terhenti pula sehingga piruvat tidak lagi masuk ke dalam daur krebs melainkan
dialihkan pemakaiannya yaitu diubah menjadi asam laktat oleh laktat dehidrogenase
dengan NADH yang dihasilkan oleh reaksi tahap kelima dalam glikolisis tidak
dipakai untuk membentuk ATP melainkan digunakan untuk reaksi reduksi 2 molekul
asa piruvat menjadi asam laktat. Jadi pada glikolisis anaerob ini energi yang
dihasilkan hanya 2 molekul ATP saja. Jumlah ini jauh lebih kecil jika dibandingkan
dengan energi yang dihasilkna oleh glikolisis aerob, yaitu 8 ATP.
Berikut adalah reaksi glikolisis anaerob yakni perubahan piruvat ke laktat dalam
proses fermentasi asam laktat.
Gambar 2.11 Reaksi perubahan piruvat menjadi asam laktat dalam proses fermentasi
asam laktat (Wirahadikusumah, 1985).
Fermentasi Alkohol
Dalam beberapa jasad renik seperti ragi, glukosa dioksidasi menghasilkan etanol
dan CO2 dalam proses yang disebut fermentasi alkohol. Jalur metabolisme proses ini
sama dengan glikolisis sampai terbentuknya piruvat.Dua tahap reaksi enzim
berikutnya adalah reaksi perubahan asam piruvat menjadi asetaldehida, dan reaksi
reduksi asetaldehida menjadi alkohol. Dalam reaksi yang pertama piruvat
didekarboksilase diubah menjadi asetaldehida dan CO2oleh piruvat
dekarboksilase,suatu enzim yang tidak terdapat pada hewan.
Berikut ini adalah tahap-tahap siklus asam sitrat,yang terdiri dari 8 tahapan :
Pembentukan asam sitrat
Reaksi pertama siklus krebs adalah kondensasi asetil Ko-A dengan
oksalasetat membentuk sitrat, dikatalisis oleh sitrat sintase. Pada reaksi ini,
karbon metil gugus asetil dari asetil Ko-A berkondensasi dengan gugus
karbonil pada okasloasetat: secara serentak ikatan tioester dipecahkan untuk
membebaskan koenzim A bebas ( Simorangkir, 2016).
Sitrat diubah menjadi isositrat melalui sis-Akonitat
Enzim akonitase mengkatalisis pengubahan dapat balik sitrat menjadi isositrat,
melalui pembentukan senyawa antara asam trikarboksilat sis-akonitat yang
biasanya tidak terdisosiasi dari sisi aktif enzim. Akonitase mengkatalisis
penambahan H2O secara dapat balik kepada ikatan ganda pada sis-akonitat
yang terikat oleh enzim dalam dua cara yang berbeda, yang satu menuju ke
pembentukan sitrat, dan yang lain ke pembentukan isositrat
Isositrat mengalami dehidrogenasi menghasilkan α-ketoglutarat dan CO2
Pada tahap ini, isositrat terhidrogenasi menjadi α-ketoglutarat dan CO2oleh
isositratdehidrogenase. Terdapat dua jenis isositrat dehidrogenase, yang satu
memerlukan NAD+ sebagai penerima elektron, dan yang lain NADP+ yang
lainnya. Reaksi keseluruhan yang dikatalisis oleh kedua isositrat
dehidrogenase selain perbedaan diatas, bersifat sama.
α-ketoglutarat Dioksidasi menjadi suksinat dan CO2
Pada tahap ini, α-ketoglutarat mengalami dekarbosilasi oksidatif, membentuk
suksinil-KoA dan CO2 oleh kerja kompleks α-ketoglutarat dehidrogenase,
yang mengkatalisis reaksi
Pengubahan suksinil Ko-A menjadi subsinat
Suksinil Ko-A, produk dari tahap sebelumnya merupakan senyawa berenergi
tinggi. Seperti asetil Ko-A, suksinil Ko-A. Didalam sel, suksinil Ko-A tidak
kehilangan gugus Ko-A nya melalui hidrolisis sederhana, yang akan
membuang energi bebas. Sebaliknya suksinil Ko-A melangsungkan reaksi
berkaitan yang menyimpan energi, yaitu pemecahan ikatan tioester yang
terjadi bersamaan dengan fosforilasi guanosin difosfat (GDP) menjadi
guanosin trifosfat (GTP)
Dehidrogenasi Suksinat menjadi fumarat
Suksinat yang dibentuk dari suksinil Ko-A didehidrogenasi menjadi funarat
oleh suatu flavo-protein suksinat dehidrogenasi yang mengandung flavin
adenin dinukleotida yang terikat secara kovalen
Fumarat terhidrasi membentuk malat
Hidrasi dapat balik fumarat menjadi L-malat, dikatalisis oleh fumarat
hidratase. Enzim ini yang lebih umum disebut fumarase.
Malat mengalami dehidrogenasi membentuk oksaloasetat
Pada reaksi terakhir siklus asam sitrat, L-malat dehidrogenase yang mengikat
NAD, yang terdapat didalam matriks mitokondria, mengkatalisis
dehidrogenase L-malat menjadi oksaloasetat. ( Lehninger, 1990)
Glukoneogenesis
Pada dasarnya glukoneogenesis ialah sintesis glukosa dari senyawa yang bukan
karbohidrat, misalnya asam laktat dan beberapa asam amino. Proses glukoneogenesis
berlangsung terutama di hati, dan diubah menjadi glukosa kembali melalui
serangkaian reaksi dalam proses yaoitu glukoneogenesis
SUMBER : https://www.academia.edu/33454323/METABOLISME_KARBOHIDRAT
FUNGSI KARBOHIDRAT
· Karbohidrat memiliki beberapa peran penting dalam tubuh manusia,antara lain adalah
Sebagai sumber energi utama.Pada beberapa organ tubuh utama,seperti otak,lensa
mata dan sel saraf,sumber energi yang diperlukan adalah glukosa,dan tidak dapat
digantikan oleh sumber energi lainnya.Dalam proses respirasi,setiap 1 gram
glukosa akan menghasilkan 4,1 kalori,
Berperan penting dalam proses metanolisme,menjaga keseimbangan asam dan basa
dalam tubuh, dan pembentuk struktur sel,jaringan,serta organ tubuh,
Membantu proses pencernaan makanan dalam prose pencernaan,
Membantu penyerapan kalsium.
Merupakan pembentuk senyawa lainnya,misalnya sebagai asam lemak sebagai
penyusun lemak dan asam amino sebagai penyusun protein.
Sebagai komponen penyusun gen dalam inti sel yang amat penting dalam
pewarisan sifat.Gen terdiri dari asam deoksiribunukleat (DNA) dan asam
ribonukleat (RNA) yang merupakan karbohidrat beratom C lima.
Merupakan senyawa yang membantu proses berlangsungnya buang air
besar.selulosa merupakan polisakarida yang sulit dicerna,tetapi keberadaannya dala
sisa pencernaan dapat mencegah konstipasi(sembelit)
SUMBER: https://www.academia.edu/9618257/FUNGSI_KARBOHIDRAT