Anda di halaman 1dari 14

NAMA: ARFINA JULIRA

NIM: 06101281924024
MATA KULIAH: MAKROMOLEKUL DAN HASIL ALAM
KELAS: FKIP KIMIA INDRALAYA

BIOSINTESIS DAN METABOLISME KARBOHIDRAT


A. Pengertian umum Metabolisme
Metabolisme adalah segala proses reaksi kimia yang terjadi didalam mahluk hidup,
mulai dari mahluk bersel satu yang sangat sederhana seperti bakter, protozoa, jamur,
tumbuhan, hewan, sampai kepada manusia, mahluk yang susunan tubuhnya sangat
kompleks. Didalam proses ini mahluk hidup mendapat, mengubah, dan memakai
senyawa kimia dari sekitarnya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya (Martin
dkk.,1983).
Metabolisme juga merupakan perubahan transpormasi kimia menjadi energy yang
terjadi diadalam tubuh. Banyaknya energi yang dibebaskan oleh proses katabolisme
makanan di dalam tubuh sama besar dengan jumlah yang dibebaskan diluar tubuh.
Energi yang dibebaskan oleh proses katabolisme dalam tubuh, mencerna dan
memetabolisme makanan, termoregulasi dan aktivitas fisik (Munawwarah, 2011).
Metabolisme meliputi proses sintesis (Anabolisme) dan proses penguraian
(katabolisme) senyawa atau komponen dalam sel mahluk hidup.Semua proses reaksi
metabolisme dikatalisis oleh enzim, termasuk reaksi sederhana seperti penguraian asam
karbonat menjadi air dan karbondioksida,dll. Hal lain yang penting dalam proses
metabolisme adalah peranannya dalam proses penawar racun atau detoksifikasi, yaitu
mekanisme reaksi pengubahan zat yang beracun menjadi senyawa yang tak beracun yang
dapat dikeluarkan dari tubuh.
Anabolisme dibedakan dari katabolisme dalam beberapa hal : anabolisme
merupakan proses sintesis molekul kimia kecil menjadi molekul besar, sedangkan
katabolisme adalah sebaliknya, yaitu proses penguraian molekul besar menjadi molekul
kecil; anabolisme merupakan reaksi reduksi, katabolisme adalah reaksi oksidasi; hasil
akhir dari anabolisme seringkali merupakan senyawa pemula untuk proses katabolisme.
Sebagian besar reaksi metabolisme terjadi didalam sel, oleh karena itu mekanisme masuk
dan keluarnya zat kimia melalui membran sel mempunyai arti penting dalam
mempertahankan keseimbangan energi dan materi didalam tubuh (Wirahadikusumah,
1985).
B. Pencernaan Karbohidrat
Makanan yang kita makan sehari-hari dipecah menjadi partikel-partikel kecil di
dalam saluran pencernaan untuk diabsorbsi dan ditransport ke berbagai sel-sel di dalam
tubuh. Sel-sel tubuh mentransformasi kedalam energi kimia dalam bentuk sederhana
yang dapat dipergunakan segera atau sebagai cadangan makanan (Mihardja, 2012).
Dalam tahap persiapan ini, reaksi reaksi yang tejadi merupakan proses
pencernaan diluar sel,dimana senyawa-senyawa kompleks (polimer) diubah oleh enzim
ekstra sel menjadi senyawa-senyawa lebih sederhana sehingga senyawa-senyawa
monomer tersebut dapat masuk kedalam sel melalui membran sitoplasma. Pada manusia,
reaksi-reaksi persiapan ini berlangsung pada sistem pencernaan.

1
Pencernaan karbohidrat dimulai dari dalam mulut oleh enzim dari air liur. Enzim
ini merupakan endo enzim α-1,4 glikosidik sehingga produk akhir enzim ini adalah
campuran dektrin an monosakarida. Polisakarida yang mempunyai glikosakarida ikatan
selain α-1,4 glikosidik, misalnya selulosa dengan ikatan β-1,4 glikosidik tidak akn
dipecah oleh enzim ini.Selanjutnya produk enzim ini akan disempurnakan pemecahannya
ketika memasuki lambung (dengan asam lambung) dan oleh enzim α-amilase dari usus
halus menjadi monomer-monomernya (Arbianto, 1998).
C. Metabolisme Antara Karbohidrat
Setelah proses penyerapan melalui dinding halus, sebagian besar monosakarida
diabawa oleh aliran darah ke hati. Didalam hati, monosakarida mengalami proses sintesis
menghasilkan glikogen, oksidasi menjadi CO2 dan H2O, atau dilepaskan untuk dibawa
dengan aliran darah ke bagian tubuh yang memerlukannya. Sebagian lain monosakarida
dibawa langsung ke sel jaringan organ tertentu dan mengalami proses metabolisme lebih
lanjut. Karena pengaruh berbagai faktor dan hormon insuln yang dihasilkan oleh kelenjar
pankreas, hati dapat mengatur kadar glukosa dalam darah. Bila kadar gukosa dalam
darah meningkatsebagai akibat naiknya proses pencernaan dan penyerapan karbohidrat,
sintesi glikogen, dari glukosa ke hati akan naik. Sebaliknya bila kadar glukosa menurun,
umpamanya akibat latihan olah raga, glikogen diuraikan menjadi glukosa untuk
selanjutnya mengalami proses katabolisme menghasilkan energi (dalam bentuk energi
kimia, ATP) yang dibutuhkan oleh kegiatan olahraga tersebut (Wirahadikusumah, 1985).
 Penguraian dan pembentukan glukosa
Proses penguraian glukosa menjadi piruvat, alkohol, laktat, atau CO2 dan air
dapat berlangsung melalui beberapa jalan metabolisme, tergantung dari keadaan
lingkungan, keadaan dalam sel, atau macam jasadnya. Satu macam jasad hidup dapat
melakukan satu atau lebih jalur metabolisme penguraian glukosa tergantung pada
diperlukan atau tidaknya proses penguraian tersebut. Dalam hal ini tiap jasad hidup
mempunyai sistem kontrolnya sendiri.
 Glikolisis
Glikolisis adalah proses katabolisme glukosa ( memiliki 6 atom karbon )
secara enzimatik melalui 10 tahap reaksi enzimatik, untuk menghasilkan 2
molekul piruvat ( memiliki 3 atom C) (Simorangkir, 2016).
Glikolisis merupakan suatu lintas pusat universal dari katabolisme glukosa,
tidak hanya di dalam hewan dan tumbuhan, tetapi juga di dalam banyak
mikroorganisme. Urutan reaksi glikolitik pada setiap spesies berbeda hanya
dalam cara pengaturan kecepatan reaksi, dan dalam jalur metabolik selanjutnya
dari piruvat yang terbentuk (Lehninger, 1982).
Dengan adanya oksigen (dalam suasana aerob), glikoslis berlangsung
menghasilkan piruvat, atau tanpa oksigen (glikolisis anaerob) menghasilkan
laktat. Berikut adalah tahap-tahap proses glikolisis :
Reaksi tahap pertamanya adalah pemasukan satu gugus fosfat kedalam
molekul glukosa menghasilkan glukosa 6-fosfat. Reaksi ini dikalisis oleh
glukokinase yang memerlukan ion Mg 2+ sebagai kofaktornya. Sedangkan gugus
fosfat dan energi yang diperlukannya didapat dari penguraian ATP menjadi ADP.
Gambar 2.1 Reaksi tahap pertama jalur glikolisis (Admin, 2016).
Reaksi glikolisis tahap 2 merupakan isomerisasi glukosa 6-fosfat menjadi
fruktosa 6-fosfat, dikatalisis oleh fosfoheksoisomerisase yang juga mengkatalisis
kebalikannya. Dalam reaksi ini tidak terjadi penguraian maupun pembentukan
ATP

Gambar 2.2 Reaksi tahap kedua jalur glikolisis (Admin, 2016).


Reaksi tahap ketiga adalah memasukkan gugus fosfat dari ATP, dikatalisis
oleh fosfofruktokinase dengan ion Mg 2+sebagai kofaktornya menghasilkan 1,6-
difosfat

Gambar 2.3 Reaksi tahap ketiga jalur glikolisis (Admin, 2016).


Reaksi tahap keempat adalah pemecahan senyawa karbohidrat beratom
enam menjadi dua senyawa beratom tiga, gliserida 3-fosfat dan dihidroksiaseron
fosfat. Reaksi ini dikatalis oleh aldolase yang juga bekerja untuk reaksi
berkebalikannya. Selanjutnya terjadi isomerasi bolak balik antara kedua senyawa
beratom tiga ini dikatalisis oleh triosafosfat isomerase.
Reaksi tahap 5 ini,dihidroksiaseton fosfat diubah seluruhnya menjadi
gliseraldehida 3-fosfat sehingga kemungkinan hilangnya setengah dari energi
molekul glukosa dapat dicegah. Dapat dikatakan disini pemecahan satu molekul
fruktosa 1,6-difosfat menghasilkan dua molekul gliserldehida 3-fosfat.
Gambar 2.4 Reaksi tahap keempat dan lima jalur glikolisis (Admin, 2016).
Reaksi tahap keenam merupakan perubahan gliseraldehida 3-fosfat menjadi
asam 1,3-difosfogliserat, yang melibatkan reaksi pemasukan satu gugus fosfat
dari asam fosfat (bukan dari ATP), dan oksidasi molekul aldehida menghasilkan
asam karboksilat. Raksi oksidasi ini dikatalisis oleh gliseraldehida 3-fosfat
dehidrogenase dan dirangkaikan dengan reaksi reduksi pembentukan NADHdari
NAD+.

Gambar 2.5 Reaksi tahap keenam jalur glikolisis (Admin, 2016).

Reaksi tahap ketujuh dikatalisis oleh fosfogliserat kinase (dengan ion


magnesiumsebagai kofaktor), menghasilkan asam 3-fosfogliserat, reaksi tahap
keenam ini merupakan reaksi pertama yang menghasilkan energi. Tahap reaksi
sebelumnya memerlukan energi dan gugus fosfat dari penguraian ATP menjdi
ADP.

Gambar 2.6 Reaksi tahap ketujuh jalur glikolisis (Admin, 2016).

Reaksi tahap kedelapan adalah isomerisasi asam gliserat 3-fosfat menjadi


asam gliserat 2-fosfat, dikatalisis oleh fosfogliserat mutase
Gambar 2.7Reaksi tahap kedelapan jalur glikolisis (Admin, 2016).
Reaksi tahap kesembilan, enzim enolase melepaskan satu molekul H 2O dari
asam fosfoenol piruvat. Kedua enzim ini memerlukan adanya ion magnesium
(atau ion mangan) sebagai kofaktor.

Gambar 2.8Reaksi tahap kesepuluh proses glikolisis (Admin, 2016).

Reaksi tahap akhir glikolisis adalah pembentukan asam piruvat dari asam
fosfoenolpiruvat melalui senyawa antara asam enolpiruvat. Dalam reaksi yang
dikatalisis oleh piruvat kinase ini (dengan ion magnesium sebagai kofaktor)
gugus fosfat yang dilepaskan oleh fosfoenolpiruvat dipakai untuk mensintesis
ATP dari ADP. Perubahan enolpiruvat ke asam piruvat terjadi secara spontan

Gambar 2.9 Reaksi tahap kesepuluh jalur glikolisis (Admin, 2016).

Adapun Reaksi glokolisis tersebut dapat dirangkai sebagai berikut :


Gambar 2.10Rangkaian proses glikolisis secara lengkap(Admin, 2016).

 Glikolisis anaerob
Dalam keadaan tanpa oksigen respirasi terhenti karena proses pengangkutan
elektron yang diuraikan dengan fosfolisasi bersifat oksidasi melalui rantai pernafasan
yang menggunakan molekul oksigen sebagai penerima elektron terakhir, tidak
berjalan. Akibatnya, jalan metabolisme lingkar asam trikarboksilat (daur krebs) akan
terhenti pula sehingga piruvat tidak lagi masuk ke dalam daur krebs melainkan
dialihkan pemakaiannya yaitu diubah menjadi asam laktat oleh laktat dehidrogenase
dengan NADH yang dihasilkan oleh reaksi tahap kelima dalam glikolisis tidak
dipakai untuk membentuk ATP melainkan digunakan untuk reaksi reduksi 2 molekul
asa piruvat menjadi asam laktat. Jadi pada glikolisis anaerob ini energi yang
dihasilkan hanya 2 molekul ATP saja. Jumlah ini jauh lebih kecil jika dibandingkan
dengan energi yang dihasilkna oleh glikolisis aerob, yaitu 8 ATP.
Berikut adalah reaksi glikolisis anaerob yakni perubahan piruvat ke laktat dalam
proses fermentasi asam laktat.
Gambar 2.11 Reaksi perubahan piruvat menjadi asam laktat dalam proses fermentasi
asam laktat (Wirahadikusumah, 1985).

 Fermentasi Alkohol
Dalam beberapa jasad renik seperti ragi, glukosa dioksidasi menghasilkan etanol
dan CO2 dalam proses yang disebut fermentasi alkohol. Jalur metabolisme proses ini
sama dengan glikolisis sampai terbentuknya piruvat.Dua tahap reaksi enzim
berikutnya adalah reaksi perubahan asam piruvat menjadi asetaldehida, dan reaksi
reduksi asetaldehida menjadi alkohol. Dalam reaksi yang pertama piruvat
didekarboksilase diubah menjadi asetaldehida dan CO2oleh piruvat
dekarboksilase,suatu enzim yang tidak terdapat pada hewan.

Gambar 2.10 Reaksi keseluruhan fermentasi alkohol (Wirahadikusumah, 1985).


 Pernafasan atau respirasi
Respirasi adalah proses reaksi kimia yang terjadi bila sel menyerap oksigen,
menghasilkan CO2 dan air. Sumber karbon yang dipakai dalam proses ini tidak
khusus. Pernafasan dala arti yang lebih khusus adalah proses penguraian glukosa
dengan menggunakan oksigen, menghasilkan CO2, air, dan energi (dalam bentuk
energi kimia, ATP) yang melibatkan jalan metabolisme glikolisis, daur krebs, dan
fosforilasi bersifat oksidasi
Daur asam trikarboksilat atau daur asam sitrat :
Siklus asam sitrat (Siklus Krebs atau siklus asam trikarboksilat) merupakan
lints umum terakhir bagi oksidasi gugus asetil, tempat bertemunya molekul bahan
bakar organik sel, karbohidrat, asam lemak, dan asam amino, selama katabolisme
(Lehninger, 1990).

Gambar 2.11 Tahap – Tahap respirasi sel (Lehninger, 1990).

Berikut ini adalah tahap-tahap siklus asam sitrat,yang terdiri dari 8 tahapan :
 Pembentukan asam sitrat
Reaksi pertama siklus krebs adalah kondensasi asetil Ko-A dengan
oksalasetat membentuk sitrat, dikatalisis oleh sitrat sintase. Pada reaksi ini,
karbon metil gugus asetil dari asetil Ko-A berkondensasi dengan gugus
karbonil pada okasloasetat: secara serentak ikatan tioester dipecahkan untuk
membebaskan koenzim A bebas ( Simorangkir, 2016).
 Sitrat diubah menjadi isositrat melalui sis-Akonitat
Enzim akonitase mengkatalisis pengubahan dapat balik sitrat menjadi isositrat,
melalui pembentukan senyawa antara asam trikarboksilat sis-akonitat yang
biasanya tidak terdisosiasi dari sisi aktif enzim. Akonitase mengkatalisis
penambahan H2O secara dapat balik kepada ikatan ganda pada sis-akonitat
yang terikat oleh enzim dalam dua cara yang berbeda, yang satu menuju ke
pembentukan sitrat, dan yang lain ke pembentukan isositrat
 Isositrat mengalami dehidrogenasi menghasilkan α-ketoglutarat dan CO2
Pada tahap ini, isositrat terhidrogenasi menjadi α-ketoglutarat dan CO2oleh
isositratdehidrogenase. Terdapat dua jenis isositrat dehidrogenase, yang satu
memerlukan NAD+ sebagai penerima elektron, dan yang lain NADP+ yang
lainnya. Reaksi keseluruhan yang dikatalisis oleh kedua isositrat
dehidrogenase selain perbedaan diatas, bersifat sama.
 α-ketoglutarat Dioksidasi menjadi suksinat dan CO2
Pada tahap ini, α-ketoglutarat mengalami dekarbosilasi oksidatif, membentuk
suksinil-KoA dan CO2 oleh kerja kompleks α-ketoglutarat dehidrogenase,
yang mengkatalisis reaksi
 Pengubahan suksinil Ko-A menjadi subsinat
Suksinil Ko-A, produk dari tahap sebelumnya merupakan senyawa berenergi
tinggi. Seperti asetil Ko-A, suksinil Ko-A. Didalam sel, suksinil Ko-A tidak
kehilangan gugus Ko-A nya melalui hidrolisis sederhana, yang akan
membuang energi bebas. Sebaliknya suksinil Ko-A melangsungkan reaksi
berkaitan yang menyimpan energi, yaitu pemecahan ikatan tioester yang
terjadi bersamaan dengan fosforilasi guanosin difosfat (GDP) menjadi
guanosin trifosfat (GTP)
 Dehidrogenasi Suksinat menjadi fumarat
Suksinat yang dibentuk dari suksinil Ko-A didehidrogenasi menjadi funarat
oleh suatu flavo-protein suksinat dehidrogenasi yang mengandung flavin
adenin dinukleotida yang terikat secara kovalen
 Fumarat terhidrasi membentuk malat
Hidrasi dapat balik fumarat menjadi L-malat, dikatalisis oleh fumarat
hidratase. Enzim ini yang lebih umum disebut fumarase.
 Malat mengalami dehidrogenasi membentuk oksaloasetat
Pada reaksi terakhir siklus asam sitrat, L-malat dehidrogenase yang mengikat
NAD, yang terdapat didalam matriks mitokondria, mengkatalisis
dehidrogenase L-malat menjadi oksaloasetat. ( Lehninger, 1990)
 Glukoneogenesis
Pada dasarnya glukoneogenesis ialah sintesis glukosa dari senyawa yang bukan
karbohidrat, misalnya asam laktat dan beberapa asam amino. Proses glukoneogenesis
berlangsung terutama di hati, dan diubah menjadi glukosa kembali melalui
serangkaian reaksi dalam proses yaoitu glukoneogenesis

Gambar 2.12 Rangkaian reaksi glukoneogenesis (Djakani, 2013).


Glukoneogenesis terkait dengan banyak enzim yang sama dengan glikolisis,

tetapi glukoneogenesis bukan kebalikan dari proses glikolisiskarena terdapat tiga


tahap reaksi dalam glikolisis yang tidak reversibel, artinya perlu enzim lain untuk
kebalikannnya, yaitu glukokinase, fosfofruktokinase, dan piruvatkinase. Glukagon
meransang glukoneogenesis dengan meransang enzim-enzim tersebut terutama
fosfoenol piruvat karboksikinase. Biosintesis enzim-enzim tersebut juga dipengaruhi
oleh insulin dan hormon glukokortiroid. Defek enzim glikoneogenesis menimbulkan
hipoglikemia dan asidosis laktat.
Enam ikatam fosfat berenergi tinggi digunakan untuk pembentukan glukosa
dalam reaksi ini. Hubungan antara glikoneogenesis dengan jalur gliokitik dapat
diperlihatkan pada Gambar 2.12 tersebut.
Glukokortikoid disekresikan oleh korteks adrenal dan juga disintesis di
jaringan adiposa tanpa diregulasi. Hormon ini bekerja dengan meningkatkan
glukoneogenesis melalui peningkatan katabolisme asam amino di hati akibat induksi
pada aminotransferase (dan enzim lain, misalnya triptofan dioksigenase) serta enzim-
enzim kunci pada glukoneogenesis. Hal ini menunjukkan mengapa resistensi insulin
sering dijumpai pada obesitas (Djakani dkk.,2013).
1. Pembentukan Glikogen (Glikogenesis) dan penguraian glikogen (Glikogenolis)
Sintesis dan pemecahan glikogen tidak hanya merupakan pembalikan
serangkaian reaksi. Masing-masing proses merupakan suatu jalan metabolisme yang
sama sekali terpisah dan dikatalisis oleh enzim- enzim yang berlainan. Pembentukan
glikogen terjadi pada hampir setiap jaringan tubuh, tetapi terutama dalam hati dan
otot. Pada manusia, hati mengandung sebanyak 6% berat basahnya sebagai glikogen
bila dianalisis segera setelah makan banyak karbohidrat. Setelah 12-18 jam puasa, hati
hampir tidak mengandung glikogen. Glikogen otot jarang meningkat lebih dari 1%
dan hanya berkurang dengan bermakna setelah kerja keras yang berlangsung lama.
Fungsi glikogen otot bertindak ebgai sumber unit-unit heksosa untuk glikolisis dalam
otot itu sendiri. Glikogen hati sebagian vbesar berurusan dengan ekspor unit-unit
heksosa untuk mempertahankan glukosa darah, khususnya diantara waktu makan.
 Glikogenesis
Pada saat orang berpuasa atau sedang melakukan aktivitas (latihan olahraga,
bekerja dll.) yang berlebihan akan menyebabkan turunnya kadar glukosa dalam darah
menjadi 60 mg/100 ml darah. Keadaan ini (kadar gula darah turun) akan memacu hati
untuk membebaskan glukosa dari pemecahan glikogen yang disebut proses
glikogenesis. Glikogenesis diransang oleh hormon glukagon dan andrenalin (Baret
dkk.,1986)
Mekanisme reaksi glikogenesis,gugus fosfat dan energi yang diperlukan dalam
reaksi pembentukan glukosa 6-fosfat dari glukosa diberikan oleh ATP yang berperan
sebagai senyawa kimia berenergi tinggi, sedang enzim yang mengkatalisisnya adalah
glukokinase. Selanjutnya, dengan fosfoglukomutase, glukosa 6-fosfat mengalami
reaksi isomerisasi menjadi 1 glukosa 1-fosfat.
Glukosa 1-fosfat bereaksi dengan uridin trifosfat (UTP), dikatalisis oleh glukosa
1-fosfat uridil transferase menghasilkan uridin difosfat glukosa (UDP-glukosa) dan
pirofosfat (PPi). Pada tahap terakhir glikogenesis terjadi reaksi kondensasi antara
UDP-glukosa dengan unit glukosa nomor satu dalam rantai glikogen primer
menghasilkan rantai glikogen baru dengan tambahan satu unit glukosa. Dalam reaksi
yang dikatalisis oleh glikogen sintase ini, terjadi ikatan α( 1-4) glikosida baru antara
glukosa yang dilepaskan dari UDP-glukosa dengan unit glukosa nomor satu pada
rantai glikogen primer (Wirahadikusumah, 1985)..
 Glikogenolisis
Deretan reaksi hidrolisis glikogen menjadi glukosa merupakan proses
katabolisme cadangan sumber energi. Enzim utama yaitu glikogen fosforilase,
memecah ikatan 1-4 glikogen. Selanjutnya, enzim transferase akan memindahkan tiga
residu glukosil dari cabang terluar ke cabang lain. Pemindahan ini menyebabkan titik
cabang 1-6 terpapar. Ikatan 1-6 akan diputus oleh debranching enzyme ( amino 1-6
glukosidase). Transferase dan debranching enzyme akan mengubah struktur
bercabang glikogen menjadi lurus, yang membuka jalan untuk pemecahan selanjutnya
oleh fosforilase dan menghasilkan glukosa 1 fosfat. Glukosa 1 fosfat secepatnya
diubah menjadi glukosa 6 fosfat di hepar dan ginjal. Glukosa 6 fosfate mengeluarkan
fosfat dari glukosa 6 fosfat sehingga glukosa berdifusi dari sel ke darah yang
berakibat kenaikan gula darah (Djakani dkk., 2013).

D. Organ-Organ yang terlibat dalam metabolisme karbohidrat


1. Hati
Hati (Hepar/liver) merupakan organ homeostatik yang berperan dalam menjaga
kadar gula darah (KDG) agar tetap berada pada posisi serasi dan
seimbang(hemeostatis). Glukosa (juga fruktosa dan galaktosa) dalam darah masuk
lewat vena porta hepatica, sinusoid, kemudian sel hati, selanjutnya oleh sel hati akan
diubah menjadi glikogen (Glikogenesis). Selain itu hati juga berfungsi sebagai berikut
ini :
 Sintesi protein dan degradasi serta pembentukan urea dari nitrogen
 Sintesis, penyimpanan dan penggunaan lipid
 Pembentukan empedu untuk digesti lemak
 Inaktivasi senyawa kimia, detoksifikasi racun oleh sel retikuloendothelial (SER)
 Absorpsi dan penyimpanan zat anti-anemik yang penting untuk pematangan
(maturasi) eritosit
2. Pankreas
Pankreas merupakan organ yang memiliki kemampuan sebagai eksokrin
maupun endokrin. Bagian endokrin kelenjar pankreas yakni bagian pulau langerhans
tersusun atas sel α dan sel β yang berperan menghasilkan hormon yang mengontrol
metabolisme karbohidrat, yaitu :
 Glukagon, disekresikan oleh sel α pankreas, berperan sebagai faktor hiperglikemik
artinya sebagai faktor yang menyebabkan meningkatnya kadar glukosa darah
 Insulin, disekresikan oleh sel β pankreas, merupakan faktor hipoglikemik artinya
sebagai faktor yang menyebabkan penurunan kadar glukosa darah. Insulin
berperan untuk meningkatkan sintesis glikogen.
3. Medulla adrenal
Tersusun atas sel kormafin yang berperan menghasilkan hormon epinerfrin
(andrenalin) atau disebut juga katekolamin. Sekresi epinerfin diransang oleh saraf
simpatis sebagai respon terhadap turunnya kadar glukosa darah. Epinerfin berperan
meningkatkan kadar glukosa darah dan asma laktat karena meransang glikogenesis
pada hati dan otot sehingga terjadi hiperglikemik. Mekanismenya sebagai berikut:
 Glukosa dibebaskan dari timbunan (cadangan) glikogen melalui mekanisme
glikogenolisis di hati
 Sekresi inslin dihambat
 Penurunan kadar gula darah secara langsung meransang saraf sympatis yang
menginervasi medulla andrenal untuk mensikresikan epinerfin
 Epinerfin akan meningkatkan glikogenolisis pada otot dan hati sehingga
meningkatkan kadar gula darah
 Apabila kebutuhan glukosa telah tercapai, maka akan terjadi hiperglikemi,
kemudian akan terjadi glikogenesis, sekresi insulin meningkat dan sekresi
epinerfin terhambat
4. Kelenjar tiroid (thyroid)
Kelenjar tiroid mensekresikan hormon tiroksin yang berperan untuk
menungkatkna metabolisme teruama oksidasi seluler (Baret dkk., 1986).

SUMBER : https://www.academia.edu/33454323/METABOLISME_KARBOHIDRAT
FUNGSI KARBOHIDRAT

·         Karbohidrat memiliki beberapa peran penting dalam tubuh manusia,antara lain adalah
 Sebagai sumber energi utama.Pada beberapa organ tubuh utama,seperti otak,lensa
mata dan sel saraf,sumber energi yang diperlukan adalah glukosa,dan tidak dapat
digantikan oleh sumber energi lainnya.Dalam proses respirasi,setiap 1 gram
glukosa akan menghasilkan 4,1 kalori,
 Berperan penting dalam proses metanolisme,menjaga keseimbangan asam dan basa
dalam tubuh, dan pembentuk struktur sel,jaringan,serta organ tubuh,
  Membantu proses pencernaan makanan dalam prose pencernaan,
 Membantu penyerapan kalsium.
 Merupakan pembentuk senyawa lainnya,misalnya sebagai asam lemak sebagai
penyusun lemak dan asam amino sebagai penyusun protein.
 Sebagai komponen penyusun gen dalam inti sel yang amat penting dalam
pewarisan sifat.Gen terdiri dari asam deoksiribunukleat (DNA) dan asam
ribonukleat (RNA) yang merupakan karbohidrat beratom C lima.
 Merupakan senyawa yang membantu proses berlangsungnya buang air
besar.selulosa merupakan polisakarida yang sulit dicerna,tetapi keberadaannya dala
sisa pencernaan dapat mencegah konstipasi(sembelit)

SUMBER: https://www.academia.edu/9618257/FUNGSI_KARBOHIDRAT

Anda mungkin juga menyukai