Bab I
Bab I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
metabolisme kronis yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai
diakibatkan oleh gangguan produksi insulin oleh sel beta Langerhans kelenjar
tidak dapat dijelaskan sebabnya, disertai keluhan lain berupa kesemutan, mata
dunia mencapai 425 juta pada tahun 2017 dan diperkirakan mengalami
peningkatan 48% pada tahun 2045 sebanyak 629 juta jiwa. Di Asia Tenggara
peningkatan 84% pada tahun 2045 sebanyak 151 juta jiwa. Indonesia
DM berusia antara 20-79 tahun sebanyak 10,3 juta jiwa. Berdasarkan hasil
berdasarkan diagnosis dokter pada usia 55-64 tahun mencapai 6,3% dan pada
1
2
sedangkan pada DM tipe 2 tubuh tidak dapat merespon insulin dengan normal
(Ndraha, 2014).
Pengaturan kadar glukosa darah oleh insulin yang disintesis oleh sel β
pulau Langerhans berasal dari pro insulin. Pro insulin disintesis dalam elemen
dan lipid, adalah hormon peptida yang disintesis oleh seel-sel β pulau
insulin juga diatur oleh beberapa faktor seperti glucagon-like peptide-1 (GLP-
1) dan asam lemak bebas (FFA). Dalam sirkulasi, insulin menstabilkan kadar
berbagai jaringan dan menekan produksi glukosa hati (HGP). Hal ini juga
3
dkk., 2011).
fungsi seperti insulin dan dapat dibagi menjadi IGF-1 dan IGF-2. Sekitar 75%
IGF-1 yang beredar dalam sirkulasi disintesis oleh organ hati untuk
menjalankan fungsi endokrin dan sekitar 25% IGF-1 yang disintesis dalam
tulang, tulang rawan, sistem saraf pusat, ginjal, ovarium dan prekursor sel
eritroid melakukan fungsi autokrin dan parakrin (Wahab dkk, 2015). Sintesis
IGF-1 dirangsang oleh nutrisi dan growth hormon (GH) di hati dan jaringan
lain. IGF-1 dalam plasma dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti jenis
kelamin, usia, status gizi, dan adanya penyakit kronik (Jian-Bo, dkk., 2004).
dalam hati sehingga meningkatkan kerja insulin di dalam hati. IGF-1 dapat
(Aguirre, dkk., 2016). Hal ini karena IGF-1 mampu menginduksi ekspresi gen
4
2016).
diabetes melitus (OAD) dan insulin tetapi karena mahalnya biaya pengobatan
pengobatan. Oleh karena itu, perlu dikembangkan obat herbal yang efektif
murah dan aman. Salah satu jenis tanaman yang banyak digunakan sebagai
herbal adalah buah pare (Momordica charantia L.) yang telah familiar di
relatif murah. Pare telah banyak dimanfaatkan sebagai anti diabetes di wilayah
sebagai anti asam urat dan dapat menurunkan glukosa darah pada hewan uji
(Parawansah dkk., 2017). Kandungan kimia buah pare yang berkhasiat dalam
momordisin memiliki fungsi seperti insulin (Patel, dkk., 2012; Joseph dan Jini,
mineral, dan anti oksidan (Joseph dan Jini, 2013). Pada penelitian yang
dilakukan oleh Zamzani dkk. (2017) didapatkan bahwa hasil dari fraksi etil
hiperglikemik pada DM tipe 2. Senyawa ini bekerja pada sel terget seperti
menstimulasi sel beta pankreas. Hal ini dikarenakan ekstrak buah pare
(Alam, 2015).
terhadap sel kanker adrenokortikal. Ekstrak buah pare memberikan efek yang
2011). Penelitian terkait peranan buah pare terhadap IGF-1 masih belum
dieskplorasi lebih jauh. Oleh karena itu, peneliti tertarik melakukan penelitian
untuk melihat ekspresi gen Insulin-like Growth Factor 1 pada hati tikus
diabetes yang diberikan fraksi etil asetat ekstrak buah pare (Momordica
B. Rumusan Masalah
1. Apakah terdapat perbedaan tingkat ekspresi gen IGF-1 pada hati tikus
diabetes yang diberi fraksi etil asetat ekstrak buah pare dan tikus sehat
2. Apakah terdapat perbedaan tingkat ekspresi gen IGF-1 pada hati tikus
diabetes yang diberi fraksi etil asetat ekstrak buah pare dan tikus diabetes
C. Tujuan penelitian
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui ekspresi gen IGF-1 pada hati tikus diabetes yang
2. Tujuan khusus
diabetes yang diberi fraksi etil asetat ekstrak buah pare dan tikus sehat
diabetes yang diberi fraksi etil asetat ekstrak buah pare dan tikus
D. Manfaat penelitian
1. Manfaat teoretis
pengobatan medis
komplementer
2. Manfaat aplikatif