Tanpa Judul
Tanpa Judul
61
62
B. Hasil Penelitian
Sampel penelitian ini adalah tikus putih jantan galur wistar (Rattus
pemberian FEA buah pare terhadap penurunan kadar glukosa darah tikus
serta ekspresi gen GLUT2 pada pankreas tikus. Kelompok 1 adalah kelompok
dengan pemberian Fraksi Etil Asetat Ekstrak buah pare 400 mg/kg BB.
darah setelah 24 jam perlakuan (kadar glukosa darah sewaktu > 200 mg/dl).
FEA buah pare pada kelompok 2. Penurunan kadar glukosa darah sewaktu
pada kelompok 2 terjadi setelah sehari pemberian FEA buah pare. Hal ini
1. Analisis Univariat
Whitney.
65
RERATA
113,938 mg/dl. Hal ini menandakan kadar glukosa darah pada kelompok
normal, serta kadar glukosa darah pada kelompok yang diberikan FEA
tikus setiap kelompok tidak terdistribusi normal dengan nilai p < 0,001
(p value ≥ 0,05).
66
2. Analisis Bivariat
buah pare (Kelompok 2). Data yang diperoleh dari hasil pengukuran
0,05).
Median
Kelompok Sampel (n) Nilai p
(minimal-maksimal)
1 12 182 (133,00-239,00)
0,000
2 12 86,5 (72,00-135,00)
kelompok diabetes yang diberi FEA buah pare (kelompok 2). Hal ini
3.35018
1,00000
0.92345
kelompok 3 (normal).
Median
Kelompok Sampel (n) Nilai p
(minimal-maksimal)
1 12 2,52 (0,0004-2,7520)
0,644
2 12 8,31 (0,0001-17,468)
69
C. Pembahasan
(Alam, 2015).
diabetes. Sebelum diinduksi STZ kadar glukosa darah tikus berada pada
Pada penelitian ini, diketahui bahwa fraksi etil asetat ekstrak buah
pare 400 mg/kg mampu menurunkan kadar glukosa darah tikus diabetes
setelah hari ke-4 pemberian fraksi etil asetat ekstrak buah pare 400
kaempferol yang berasal dari kelas flavonol dan isoscutellerein dari kelas
dengan STZ mengalami disfungsi sel beta pada kelompok model diabetes
melitus tipe 2.
dkk. (1992).
72
kelompok hewan uji. Pada gambar tersebut tampak ekspresi gen GLUT2
3,35 kali dibanding kelompok 3 (normal). Namun hasil uji statistik yang
bahwa terjadi penurunan ekspresi gen GLUT2 pada pankreas tikus yang
disebabkan oleh efek toksik dari STZ yang diinduksikan. Gugus gula
pada senyawa STZ akan membawa masuk STZ ke dalam sel beta
senyawa tersebut mampu merusak sel beta dengan efek toksik yang
dimiliki termasuk mengganggu GLUT2 yang ada pada sel beta pankreas
karena perbaikan pada sel beta pankreas akibat dari kandungan flavanoid
D. Keterbatasan Penelitian
hasil pengukuran.