Agama adalah sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan
kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan
manusia dan manusia serta lingkungannya. Sedangakan budaya adalah hasil akal pikiran
dan perilaku manusia. Suatu keyakinan adalah hal yang mutlak berdasarkan kepercayaan
manusia. Sedangkan ilmu pengetahuan merupakan hasil karya manusia berdasarkan
kenyataan. Namun tidak dapat dibantah baik agama atau budaya berpangkal dari adanya
manusia, tidak ada agama tanpa manusia dan karena budaya maka ada agama. Mengapa
sukar memisahkan agama dan budaya, karena itu agama tidak akan dianut umatnya tanpa
budaya.
BUDAYA AGAMA
Baik agama wahyu (samawi), seperti hindu, Kristen dan Islam, maupun agama budaya
(wad’I), seperti budha pada mulanya, dan berbagai ajaran keagamaan seperti tao, kong-
hu-chu, dan berbagai aliran paham keagamaan dan kepercayaan pada yang ghaib, yang
dianut masyarakat sederhana atau masyarakat sederhana atau masyarakat yang sudah
maju, memiliki budaya agama, yaitu hasil. Hasil pemikiran dan perilaku budaya yang
menyangkut keagamaan. Budaya masing-masing ada yang muncul dalam benak manusia
berdasarkan kehendak yang diwahyukan TUHAN kepada para nabi, dan ada yang
muncul dalam benak manusia berdasarkan emosi keagamaan peribadi manusia sendiri
1. TEORI TAYLOR
Sarjana yang diangap paling pertama kali mengemukakan pendapat bahwa asal mula dari
agama adalah animisme paham tentang jiwa atau roh adalah sarjana antopologi Inggris
E.B. Taylor dalam bukunya “Primitive Culture” mengapa manusia sederhana
menyadari tentang adanya jiwa atau roh, dikarenakan yang nampak dan dialami sebagai
berikut:
a. Peristiwa hidup dan mati
b. Bahwa adanya hidup karena adanya gerak, dan gerak itu terjadi karena adanya jiwa, dan
apabila jiwa itu lepas dari tubuh maka berarti mati dan tubuh tidak bergerak
c. Peristiwa mimpi
d. Bahwa ketika manusia itu tidur atau pingsan ia mengalami mimpi dimana tubuh itu diam
dan masih ada gerak (nafas), tetapi ia tidak sadar karena sebagian dari jiwanya terlepas
dan gentanyangan ketempat lain
Menurut Taylor kepercayaan manusia sederhana terhadap jiwa latin ; anima, didalam
sekitarnya itulah yang disebut animism yang merupakan asal mula agama, yang
kemudian dikembangkan menjadi Dynamisme. Polytheisme, dan akhirnya Menotheisme.
Dengan demikian animism itu adalah paham kepercayaan manusia tentang adanya jiwa
2. TEORI MARETT
Dikemukakan oleh R.R Marett seorang antropologi Inggris di dalam The Threshold of
Religion’ (1909). Berpendapat bahwa bagi masyarakat yang budayanya masih sangat
sederhana belum mungkin dapat berpikir dan menyadari tentang adanya “jiwa”, jadi
pokok pangkat dari perilaku keagamaan bukanlah kepercayaan terhadap roh-roh halus,
melainkan timbul karena perasaan rendah diri manusia terhadap berbagai gejala dan
peristiwa yang dialami manusia dalam hidupnya. Sehingga kekuatan itu bersifat
“supernatural”. Menurut Marett kepercayaan terhadap adanya yang supernatural sudah
ada sejak sebelum manusia menyadari adanya roh-roh halus (animisme). Karena itu teori
Marett ini sering dikatakan pula Prae-animesme
3. TOERI FRAZER
Mengemukakan juga pendapat tentang asal mula agama adalah J.G.Frazer dalam The
Golden Bough a Study in Magic and religion (1890) berpendapat bahwa manusia itu
dalam memecahkan berbagai masalah dalam hidupnya menggunakan akal dan sistem
pengetahuan. Akal manusia itu terbatas, semakin rendah budaya manusia semakin kecil
dan terbatas kemampuan akal pikiran dan pengetahuannya
Magic itu adalah tanggapan hidup berbagai masyarakat sejak jaman purba hingga
sekarang masih ada. Orang memperkirakan bahwa para ahli magic itu dengan mantera,
jimat dan upacara yang dilakukan dapat menguasai atau mempengaruhi alam sekitarnya.
Menurut Frazer pada mulanya manusia itu hanya mengunakan magic untuk mengatasi
masalah yang berada diluar batas kemampuan akalnya. Ternyata dengan magic tidak
berhasil, maka mulailah percaya bahwa alam semesta ini didiami oleh para makhluk
halus yang lebih berkuasa dari padanya lalu timbullah agama (religi)
4. TEORI SCHIMIDT
Sarjana Austria W.Schmidt (1921) mengemukakan teori tentang asal mula agama
dalam “Die Uroffenbarung als Antang der Offenbarungen Gonttles”. Berbeda dengan
Taylor, Schmindt mengemukakan bahwa “Monotheisme” kepercayaan terhadap adanya
satu TUHAN. Sesungguhnya kepercayaan terhadap adanya satu TUHAN bukanlah
penemuan baru tetapi juga sudah tua. Pendapat ini sebenarnya berasal dari pendapat ahli
sastra Inggris A.Lang, dalam kesusasteraan rakyat dari berbagai bangsa di dunia dalam
bentuk dongeng yang melukiskan adanya tokoh dewa tunggal
5. TEORI DUHKHEIM
Seorang sarjana filsafat dan sosiologi bangsa Prancis mengemukakan teori tentang asal
mula agama dalam “Les forms elementaires de la vie religieuse” (1912). Seperti halnya
dengan Marett yang mengemukakan kritiknya terhadap teori Tylor, demikian pula
Durkheim berpendapat bahwa pada masyarakat yang masih sederhana tingkat budayanya
belum mungkin dapat menyadari dan memahami tentang jiwa yang berada dalam tubuh
manusia yang hidup dan jiwa yang sudah lepas dari tubuh menjadi roh-roh halus dari
orang yang sudah mati