Anda di halaman 1dari 27

MENGIDENTIFIKASI ILMU BAHAN BANGUNAN

A.    Pengertian Bangunan


Yang dimaksud dengan bangunan adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari hal-hal
yang berhubungan dengan perencanaan dan pelaksanaan pembuatan maupun perbaikan
bangunan. Dalam penyelenggaraan bangunan diusahakan ekonomis dan memenuhi
persyaratan tentang bahan, konstruksi maupun pelaksanaannya.
Suatu benda dapat dikatakan sebagai bangunan bila benda tersebut merupakan hasil
karya orang dengan tujuan untuk kepentingan tertentu dari seseorang atau lebih dan benda itu
tidak dapat dipindakan, kecuali dengan cara dibongkar.
Adapun tujuan bangunan tersebut didirikan antara lain:
1.      Bangunan rumah tinggal dibuat orang untuk kepentingan tempat tinggal dalam arti yang luas.
Untuk masa sekarang tidak hanya sekedar tempat berlindung atau berteduh tetapi sebagai
tempat pembinaan keluarga.
2.      Kantor dibuat untuk pelayanan masyarakat, sedangkan jembatan dan bendungan dibuat orang
untuk tujuan prasarana kemakmuran rakyat. Kesemua hal di atas disebut dengan bangunan
karena tidak dapat dengan mudah dipindahkan mengingat berat kecuali bila dibongkar. Oleh
karena rumah, bendung, jalan raya atau jembatan dibuat dengan tujuan tertentu dan tidak
dapat dipindakan, maka benda – benda itu disebut bangunan.
3.      Lemari dibuat orang juga mempunyai tujuan anatara lain untuk menyimpan barang, bangku
untuk tempat duduk, tetapi bendabenda ini mudah dipindahkan ke tempat lain, untuk itu
benda-benda disini tidak dapat dikatakan bangunan.
Mengingat ruang lingkup ilmu bangunan itu cukup luas, maka disini akan dibahas hanya ilmu
bangunan gedung.
Ilmu bangunan gedung adalah ilmu pengetahuan yang digunakan untuk perencanaan,
pelaksanaan dan perbaikan bangunan – bangunan gedung.
B.     Fungsi Pokok Pembuatan Bangunan
Fungsi pembuatan bangunan yang terpenting ialah agar setiap bangunan kuat, dan tidak
mudah rusak, sehat untuk ditempati, di samping biayanya relatif murah. Untuk mendapatkan
bangunan kuat dan murah tidak perlu konstruksinya terlalu berlebihan. Bila demikian tidak
sesuai dengan tujuan dan merupakan pemborosan. Konstruksi bangunan harus diperhitungkan
secara teliti berdasarkan syarat-syarat bangunan termasuk perhitungan yang menunjang
misalnya mekanika teknik. Keawetan suatu
Bangunan yang dimaksud di atas meliputi:
a.       Bangunan merupakan hasil karya orang yang mempunyai tujuan tertentu untuk kepentingan
perorangan maupun untuk umum.
b.      Bangunan yang bersifat penambahan atau perubahan dan telah ada menjadi sesuatu yang lain
/ berbeda, tetapi juga dengan tujuan tertentu dan untuk kepentingan perorangan maupun
untuk umum.
Dalam pembuatannya bagunan tidak cukup hanya satu orang pekerja saja, tetapi kadang-
kadang memerlukan ratusan sampai ribuan pekerja tergantung besar kecilnya bangunan yang
dibuat.
C.    Jenis – jenis Bangunan
Bangunan sebagai suatu benda hasil karya orang umumnya besar dan mempunyai
bobot yang tinggi serta dikerjakan oleh banyak orang mengingat banyaknya macam
bangunan dalam bidang teknik, maka dapat dibedakan menjadi Jenis- jenis bangunan sebagai
berikut:
a.       Bangunan teknik sipil kering, antara lain meliputi: bangunan rumah, gedung-gedung.
monumen, pabrik, gereja, masjid dan sebagainya.
b.      Bangunan teknik sipil basah, antara lain meliputi: bendungan, bangunan irigasi, saluran air,
dermaga pelabuhan, turap-turap, jembatan dan sebagainya.
Untuk sekarang jenis bangunan dibedakan menjadi 3 bagian besar yang dikelola oleh
Direktorat Jenderal meliputi Bangunan Gedung, Bangunan Air, dan Jalan Jembatan.
Jenis bahan yang digunakan dalam bangunan dapat berupa kayu, bata, beton atau
baja. Bahkan dewasa ini bahan bangunan yang digunakan sudah berkembang antara lain dari
bahan aluminium atau plastik. bangunan juga tergantung bahan bangunan yang digunakan,
pelaksanaan dalam pembuatan dan juga perawatannya.
Di samping hal tersebut di atas faktor lain yang berpengaruh dan perlu mendapatkan
perhatian adalah air tanah, gempa bumi, angin dan sebagainya.

D.    Bagian-bagian Bangunan Gedung


Setiap bangunan adalah merupakan susunann suatu yang terdiri dari komponen – komponen
yang saling berhubungan satu sama lain, untuk mendapatkan konstruksi yang stabil. menurut
susunannya pembagian bangunan gedung dibagi menjadi:
1.      Bangunan bawah yaitu bagian-bagian yang terletak di bawah muka lantai yang ada dalam
tanah, seperti balok beton (sloof) dan pondasi (pondamen).
Bangunan bawah ini dimaksudkan untuk menahan seluruh berat bangunan yang berada
diatasnya termasuk berat pondasi itu sendiri dan berat tanah yang langsung diatas pondasi.
Dengan demikian pondasi mempunyai hubungan langsung dengan dasar tanah keras
dibawahnya. Karena pondasi harus memikul beratnya sendiri dan berat bangunan bagian atas,
maka konstruksi pondasi harus memenuhi syarat- syarat sebagai berikut :
a.       Konstruksi pondasi harus terletak diatas lapisan tanah keras yang tidak mengandung humus.
b.      Konstruksi pondasi harus mempunyai ukuran yang sesuai, sehingga tanah cukup kuat
menahan beban. Untuk bangunan sederhana dasar pondasi harus terletak pada kedalaman 60-
80 cm dibawah muka tanah.
c.       Konstruksi pondasi harus cukup kuat, sehingga tidak akan pecah karena muatan yang bekerja
pada pondasi. Dan untuk bangunan – bangunan yang berat harus dihitung secara cermat
dengan ilmu pondasi.
2.      Bagian atas yaitu bagian bangunan yang terletak di atas permukaan lantai seperti tembok,
kolom, jendela, ring balok dan rangka atap. Beserta bagian- bagiannya. 
ilmu bahan bangunan : Semen

A.   Pengertian Semen


Semen adalah suatu jenis bahan yang memiliki sifat adhesif dan kohesif yang
memungkinkan melekatnya fragmen-fragmen mineral lain menjadi suatu massa yang padat.
Pengertian ini dapat diterapkan untuk banyak jenis bahan semen yang biasa digunakan
untuk konstruksi beton untuk bangunan. Secara kimia semen dicampur dengan air untuk
dapat membentuk massa yang mengeras, semen semacam ini disebut semen hidrolis atau
sering disebut juga semen portland.

Massa jenis semen yang diisyaratkan oleh ASTM adalah 3,15 gr/cm3, pada
kenyataannya massa jenis semen yang diproduksi berkisar antara 3,03 gr/cm3 sampai 3,25
gr/cm3. Variasi ini akan berpengaruh proporsi campuran semen dalam campuran. Pengujian
massa jenis ini dapat dilakukan menggunakan Le Chatelier Flask menurut standar ASTM C
348-97.

B.   Komposisi Bahan Baku Semen

      Batu gamping

Batu gamping dengan kadar CaCO3 antara 80%-85% sangat baik sebagai bahan

baku semen karena lebih mudah digiling untuk menjadi homogen.Batu gamping sebagai
bahan baku utama semen harus memenuhi syarat kimiawi tertentu :

1. CaO = 49% - 55%


2. Al2O3 + Fe2O3 = 5% - 12%

3. SiO2 = 1% - 15%

4. MgO = < 5%
Faktor kejenuhan batu gamping yang baik yaitu lebih dari 1,02 dan tidak boleh
kurang dari 0,66. Faktor kejenuhan (Fk) dihitung dengan memakai persamaan sebagai
berikut :
Faktor kejenuhan (Fk) =
(% CaO) + 0,7 (% SiO2)
2,8(%SiO2)+1,2(%Al2O3)+0,65(%Fe2O3)

      Batu lempung


Batu lempung yang akan dipakai sebagai bahan baku semen sebaiknya mempunyai
kadar SiO2 lebih besar dari 70% dan Al2O3 lebih kecil dari 10%. Kedua unsur pembentuk

batu lempung ini berfungsi sebai bahan pengoreksi. Jika kadar Fe2O3 dalam batu lempung

lebih kecil dari 10% maka perlu memakai bahan pengoreksi yaitu berupa pasir besi.
      Gipsum
Gipsum (CaSO4 2H2O) dipergunakan sebagai bahan tambahan (additve material)

pada pembuatan semen portland dengan jumlah antara 4%-6%. Fungsi gipsum disini
sebagai redater, yaitu bahan yang dapat mengendalikan waktu pengerasan semen dan juga
untuk menentukan kualitas semen. Komposisi kimia gipsum untuk bahan baku semen
portland disyaratkan sebagai berikut :
1. CaO = 30% - 35%
(sekitar 2/3 dari berat minimum SO3)

2. SO3 = 40% - 45%

3. H2O = 15% - 25%

4. Garam Mg dan Na = 0,1 %


5. Hilang pijar = 9%
6. Ukuran partikel = 95% (-14 mesh)
      Pasir kuarsa
Dalam industri semen pasir kuarsa dipakai sebagai bahan koreksi bersama pasir
besi, pyrite, bauxite, laterit atau kaolin. Komposisi kimia yang disyaratkan adalah sebagai
berikut :
1. Kadar SiO2 = 95 % - 99 %

2. Kadar Al2O3 = 3 % - 4 %

3. Kadar Fe2O3 = 0 % - 1 %

      Pasir besi


Pasir besi termasuk pada bahan korektif bersama pasirkuarsa. Untuk bahan baku
semen portland komposisi pasir besi harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
1. SiO2 = 30% - 45%

2. Fe2O3 = 20% - 35%

3. TiO2 = 1% - 3%

4. CaO = 7% - 10%
5. H2O = 0% - 1%

C.   Jenis Semen


1. Semen Abu atau semen Portland adalah bubuk/bulk berwarna abu kebiru-biruan, dibentuk
dari bahan utama batu kapur/gamping berkadar kalsium tinggi yang diolah dalam tanur yang
bersuhu dan bertekanan tinggi Semen ini biasa digunakan sebagai perekat untuk
memplester. Semen ini berdasarkan prosentase kandungan penyusunannya terdiri dari 5
tipe, yaitu tipe I sampai tipe V.
2. Semen Putih (gray cement) adalah semen yang lebih murni dari semen abu dan digunakan
untuk pekerjaan penyelesaian (finishing), seperti sebagai filler atau pengisi. Semen jenis ini
dibuat dari bahan utama kalsit (calcite) limestone murni.
3. Oil Well Cement atau semen sumur minyak adalah semen khusus yang digunakan dalam
proses pengeboran minyak bumi atau gas alam, baik di darat maupun di lepas pantai.
4. Mixed & Fly Ash Cement adalah campuran semen abu dengan Pozzolan buatan (fly ash).
Pozzolan buatan (fly ash) merupakan hasil sampingan dari pembakaran batubara yang
mengandung amorphous silica, aluminium oksida, besi oksida dan oksida lainnya dalam
variasi jumlah. Semen ini digunakan sebagai campuran untuk membuat beton, sehingga
menjadi lebih keras.
Jenis semen SNI

Jenis semen

No.SNI Nama

SNI 15-0129-2004 Semen portland putih

SNI 15-0302-2004 Semen portland pozolan / Portland Pozzolan Cement (PPC)

SNI 15-2049-2004 Semen portland / Ordinary Portland Cement (OPC)

SNI 15-3500-2004 Semen portland campur

SNI 15-3758-2004 Semen masonry

SNI 15-7064-2004 Semen portland komposit

Pabrik Semen Di Indonesia dengan mutu Internasional


      PT.Indocement Tunggal Prakarsa (Semen Tigaroda)
      PT.Semen Baturaja Persero (Semen Baturaja)
      PT.Semen Padang (Semen Padang)
      PT.Semen Gresik (Semen Gresik)
      PT.Semen Bosowa (Semen Bosowa)
      PT.Semen Andalas (Semen Andalas)
      PT.Holcim Indonesia
      PT.Semen Tonasa (Semen Tonasa)
      PT.Semen Kupang (Semen Kupang)
D. 
Proses produksi semen
Proses pembuatan semen dapat dibedakan menurut :
1.    Proses basah
Pada proses basah semua bahan baku yang ada dicampur dengan air, dihancurkan
dan diuapkan kemudian dibakar dengan menggunakan bahan bakar minyak, bakar (bunker
crude oil). Proses ini jarang digunakan karena masalah keterbatasan energi BBM.
2.    Proses kering
Pada proses kering digunakan teknik penggilingan dan blending kemudian dibakar
dengan bahan bakar batubara. Proses ini meliputi lima tahap pengelolaan yaitu :
1. Proses pengeringan dan penggilingan bahan baku di rotary dryer dan roller meal.
2. Proses pencampuran (homogenizing raw meal) untuk mendapatkan campuran yang
homogen.
3. Proses pembakaran raw meal untuk menghasilkan terak (clinker : bahan setengah jadi yang
dibutuhkan untuk pembuatan semen).
4. Proses pendinginan terak.
5. Proses penggilingan akhir di mana clinker dan gypsum digiling dengan cement
mill.

Dari proses pembuatan semen di atas akan terjadi penguapan karena pembakaran
dengan suhu mencapai 900 derajat Celcius sehingga menghasilkan : residu (sisa) yang tak
larut, sulfur trioksida, silika yang larut, besi dan alumunium oksida, oksida besi, kalsium,
magnesium, alkali, fosfor, dan kapur bebas.
Secara singkat, proses dari pembuatan semen ini adalah semua bahan mentah
dicampurkan, bahan-bahan mentah ini harus bebas debu. Debu yang dihasilkan dari bahan
mentah ini akan ditangkap oleh penangkap debu, agar debu-debu tersebut tidak mencemari
udara. Bahan-bahan ditampung. Setelah ditampung, bahan-bahan ini kemudian dimasukkan
ke dalam suspensi preheater. Suspensi preheater ini berfungsi untuk memanaskan dengan
cara menyemprotkan udara panas. Kemudian bahan-bahan dimasukkan ke dalam rotary kiln
(oven besar yang berputar) dan dibakar pada suhu ± 1400º C sehingga menghasilkan
butiran-butiran kecil berwarna hitam yang disebut clinker (bahan setengah jadi). Clinker
kemudian ditampung di dalam clinker silo. Dari clinker silo kemudian dimasuk ke dalam
semen mill. Semen mill ini adalah suatu tempat dimana terjadi proses pencampuran dengan
gipsum. Setelah dari semen mill, masuk ke dalam semen silo. Tahap akhir dari proses
pembuatan semen ini adalah pengepakan, yang selanjutnya semen akan di distribusikan ke
pasaran.
E.    DAMPAK INDUSTRI SEMEN TERHADAP LINGKUNGAN
Berdasarkan bahan baku dan bahan bakar yang digunakan serta proses produksi,
industri semen menyebabkan dampak lingkungan sebagai berikut :
a) Lahan
Penurunan kualitas kesuburan tanah akibat penambangan tanah liat. Perubahan
tata-guna tanah akibat kegiatan penebangan dan penyerapan lahan serta pembangunan
fasilitas lainnya, menyebabkan penurunan kapasitas air tanah yang pada akhirnya akan
berpengaruh pada kuantitas air sungai di sekitarnya. Hal ini akan menyebabkan keimbangan
lingkungan setempat.
b) air
Kualitas air menurun akibat limbah cair dari pabrik dalam bentuk minyak dan sisa air
dari kegiatan penambangan. Menimbulkan lahan kritis yang mudah terkena erosi dan
pendangkalan dasar sungai, yang pada akhirnya akan menimbulkan banjir pada musim
hujan.
Kuantitas air atau debit air menjadi berkurang karena hilangnya vegetasi pada suatu
lahan akan mengakibatkan penyerapan air hujan oleh tanah di tempat itu berkurang,
sehingga persediaan air tanah menipis. Sungai menjadi kering pada musim kemarau dan
banjir pada musim hujan karena tanah tidak mampu lagi menyerap air.
c) Udara
Debu yang dihasilkan pada waktu pengadaan bahan baku dan selama proses
pembakaran dan debu yang dihasilkan selama pengangkutan bahan baku ke pabrik dan
bahan jadi ke luar pabrik, termasuk pengantongannya. Debu yang secara visual terlihat di
kawasan pabrik dalam bentuk kabut dan kepulan debu menimbulkan pencemaran udara
serius. Suhu udara di sekitar pabrik naik. Gas yang dihasilkan oleh pembakaran bahan
bakar minyak bumi dan batu bara, berupa gas CO, CO2, SO2 dan gas lainnya yang
mengandung hidrokarbon dan belerang.
1.    Semen Portland
a.  Pengertian
Semen portland ialah semen hidrolis yang dihasilkan dengan cara menghaluskan
klinker yang terdiri dari silikat-silikat kalsium yang bersifat hidrolis dan gips sebagai bahan
pembantu.Semen portland merupakan bahan ikat yang sangat penting dan banyak
digunakan dalam pembangunan fisik bangunan.
Fungsi semen ialah untuk bereaksi dengan air sedangkan pasta semen berfungsi
untuk merekatkan butir-butir agregat agar terjadi suatu massa yang homogen/padat, selain
itu pasta semen juga untuk mengisi ronga-ronga diantara butir-butir agregat.
b.  Sejarah
Semen pertama kali ditemukan di zaman Kerajaan Romawi, tepatnya di Pozzuoli,
dekat teluk Napoli, Italia. Bubuk itu lantas dinamai pozzuolana. Meski sempat populer di
zamannya, nenek moyang semen made in Napoli ini tak berumur panjang. Menyusul
runtuhnya Kerajaan Romawi, sekitar abad pertengahan (tahun 1100 - 1500 M) resep
ramuan pozzuolana sempat menghilang dari peredaran. Sebelum semen yang kita kenal
ditemukan, adukan perekat pada bangunan di buat dari kapur padam, pozolan dan agregat
(campuran ini sering disebut semen alam).Campuran perekat tersebut tidaklah terlalu kuat,
tapi tergantung pula pada sifat pozolan yang di gunakan sebagai bahan perekat. Pozolan
adalah bahan yang terbentuk oleh debu dari letusan gunung berapi. Kapur hidrolis pertama
kali ditemukan oleh seorang sarjana sipil yang bernama Jon Smeaton pada tahun 1756.
Pada saat itu ia bertugas untuk merehabilitasi menara api yang terletak di Eddystone. Ia
mencoba menggabungkan kapur padam dan tanah liat. Kemudian campuran itu ia bakar.
Setelah mengeras, bongkahan campuran tersebut di tumbuk hingga menjadi tepung. Yang
mana tepung tesebut dapat digunakan kembali dan dapat mengeras di dalam air. Mulai dari
percobaan inilah sifat-sifat kapur hidrolis mulai di kenal. Namun perkembangan bahan yang
ia temukan masihlah lambat dibandingkan campuran kapur padam biasa.

Jhon Smeaton

Pada tahun 1796 penemuan ini kembali dikembangkan oleh James Parker dari
Norhfleed, Inggris. Ia mengembangkan campuran yang telah ditemukan oleh Jon,
perbedaan dari campuran yang di temukan Jon, batu kapur yang digunakan James sebagai
capuran adalah batu kapur yang mengandung lempung. Sedangkan teknik yang di
gunakannya sama dengan yang di lakukan Jon.
Pada tahun 1800 produk yang dikembangkan James berkembang pesat, sehingga
produknya di beri nama semen roman. Namun perkembangan tersebut hanya bertahan
hingga tahun 1850. Di Inggris tukang batu yang bernama Joseph Aspdin dari kota Leeds,
mencampurkan kapur padam dengan tanah liat, kemudian ia bentuk jadi gumpalan. Lalu di
bakar dengan suhu kalsinasi (suhu dimana kapur dapat meleleh) dan setelah itu di tumbuk
hingga menjadi tepung. Ketika bahan campuran tersebut mengeras, warna dari bahan
berubah menjadi abu-abu. Warna tersebut menyerupai bebatuan di wilayah Portland, maka
Joseph memberi nama hasil temuannya sebagai Semen Portland. Tanggal 21 october 1824,
semen Portland Joseph mendapat hak paten dari raja Inggris. Walau pun demikian ia tetap
merahasiakan bahan campuran yang ia temukan, dan ia tidak memproduksinya secara
masal. Setelah ia wafat, pengembangan dan pemasaran secara masal semen ini di teruskan
oleh anaknya yang bernama William Joseph di Jerman. Tahun 1877 jerman melakukan
penilitian lebih lanjut terhadap semen Portland, hingga membentuk asosiasi pengusaha dan
ahli semen. 30 tahun kemudian asosiasi tersebut menyebar hingga ke Inggris dan di Inggris
Standard dari semen dibuat.

c.  Cara Pembuatan Semen Portland


Semen Portland dibuat dengan melalui beberapa langkah, sehingga sangat halus dan
memiliki sifat adhesive maupun kohesif. Semen diperoleh dengan membakar secara
bersamaan suatu campuran dari Calcereous (yang mengandung kalsium karbonat atau batu
gamping) dan argillaceous (yang mengandung alumina) dengan perbandingan tertentu.
Secara mudahnya langkah-langkah pembuatannya:
1.    Kandungan semen portland berupa kapur, silica dan alumina, sebagai bahan dasar
2.    Ketiga bahan dasar tadi dicampur dan dibakar dengan suhu 1550°C dan menjadi klinker
3.    Kemudian dikeluarkan, didinginkan dan dihaluskan sampai halus seperti bubuk
4.    Biasanya ditambah gips atau kalsium sulfat (CaSO4) kira-kira 2 sampai 4 persen sebagai
bahan pengontrol waktu pengikatan
5.    Kemudian dimasukkan kedalam kantong dengan berat masing-masing kantong 40 Kg atau
50 Kg untuk segera dipasarkan.
d.  Sifat-Sifat Semen Portland
      susunan kimia

OKSIDA PERSEN

Kapur (CaO) 60 – 65

Silika (SiO2) 17 – 25

Alumina (Al2O3) 3–8

Besi (Fe2O3) 0,5 – 6

Magnesium (MgO) 0,5 – 4

Sulfur (SO3) 1–2

Soda/Potash (Ma2O + 2O) 0,5 – 1

Walaupun komplek, namun pada dasarnya dapat disebutkan 4 senyawa yang paling
penting keempat senyawa tersebut ialah :
Trikalsium silikat (C3S) atau 3CaO.SiO2
Dikalsium silikat (C2S) atau 2CaO.SiO2
Trikalsium aluminat (C3A) atau 3CaO.Al2O3
Tetrakalsium aluminofert (C4AF) atau 4CaO.Al2O3.Fe2O3.
1)  hidrasi semen
Proses Hidrasi berlangsung bilamana semen bersentuhan air dengan arah dari luar
ke dalam, maksudnya hasil hidrasi mengendap dibagian luar dan inti semen yang belum
terhidrasi di bagian dalam secara bertahap terhidrasi sehingga volumenya mengecil. Proses
permulaan Hidrasi tersebut berlangsung lambat, antara 2-5 jam yang disebut (periode
induksi atau aktif) sebelum mengalami percepatan setelah kulit permukaan pecah. Pada
tahap hidrasi berikutnya, pasta semen menjadi gel (butirannya sangat halus hasil hidrasi,
memiliki luas permukaan yang amat besar)
2)  kekuatan pasta semen dan jumlah air yang dipakai
Kekuatan pasta semen yang telah mengeras tergantung pada jumlah air yang dipakai
waktu proses Hidrasi berlangsung. Pada dasarnya jumlah air yang diperlukan oleh proses
hidrasi hanya kira-kira 25 persen dari berat semennya, penambahan jumlah air akan
mengurangi kekuatan setelah mengeras. Akan tetapi, kelebihan air (pelumas) tersebut juga
akan mengakibatkan pasta berpori lebih banyak.
3)  sifat fisik semen
Semen portland yang dipakai untuk beton harus mempunyai kualitas tertentu yang
telah ditetapkan agar dapat berfungsi secara efektif, pemeriksaan secara berkala perlu
dilakukan baik yang masih berbentuk bubuk kering maupun pasta semen yang sudah keras,
juga betonnya yang dibuat dari semen tersebut.ada sifat-sifat semen yang penting, yaitu;
a)  kehalusan butiran
Reaksi antara semen dan air dimulai dari permukaan butir-butir semen, sehingga
semakin luas permukaan butir-butir semen (dari berat semen yang sama) maka makin cepat
proses hidrasinya. Secara umum, semen yang berbutir halus meningkatkan kohesi beton
segar (fresh concrete) dan dapat pula mengurangi bleeding, akan tetapi menambah
kecenderungan beton untuk menyusut lebih banyak dan mempermudah terjadinya retak
susut.
b)  Waktu ikatan
Semen jika dicampur dengan air membentuk gel yang secara bertahap menjadi
kurang plastis, dan akhirnya menjadi keras. Pada proses ini tahap pertama dicapai ketika
pasta semen cukup kaku untuk menahan suatu tekanan. Waktu untuk mencapai tahap ini
disebut waktu ikatan. Waktu ikatan terbagi 2 yaitu;
a.    Waktu ikatan awal ialah waktu dari saat pencampuran semen dan air sampai saat
kehilangan sifat keplastisannya.
b.    Waktu ikatan akhir ialah waktu mencapai pastanya menjadi masa yang keras.
Pada semen portland biasa, waktu ikatan awal tidak boleh kurang dari 60 menit dan
waktu ikatan akhir tidak boleh lebih dari 480 menit (8 jam)
e.Jenis-Jenis Semen Portland
Perbedaan komposisi kimia semen yang dilakukan dengan cara mengubah
persentase 4 komponen utama semen dapat menghasilkan beberapa jenis semen sesuai
dengan tujuan pemakaiannya.Sesuai dengan tujuan pemakaiannya, semen portland di
Indonesia dibagi menjadi 5 jenis, yaitu:
a.    Jenis I : Untuk konstruksi pada umumnya, dimana tidak diminta persyaratan khusus
seperti yang disyaratkan pada jenis-jenis sebelumnya.
b.    Jenis II : Unutk konstruksi umumnya terutama sekali bila disyaratkan agak tahan
terhadap sulfat dan panas hidrasi yang sedang.
c.    Jenis III : Untuk konstruksi-konstruksi yang menuntut persyaratan kekuatan awal tinggi.
d.    Jenis IV : Unutk konstruksi-konstruksi yang persyaratannya panas hidrasi yang rendah.
e.    Jenis V : Unutk konstruksi-konstruksi yang menuntut persyaratan sangat tahan
terhadap sulfat.
f. Sifat Pozzolan
Menurut Neville (1998), sifat pozzolan adalah sifat yang dimiliki bahan-bahan yang
mengandung senyawa silika dan alumina. Sebenarnya bahan tersebut tidak memiliki sifat
seperti semen. Namun apabila bahan tersebut digiling hingga halus dan dicampur dengan
klinker di finish mill untuk membentuk semen dan kemudian semen tersebut bereaksi
dengan air maka akan membentuk senyawa CSH dan CAH. Sehingga bahan pozzolan
tersebut akan mempunyai sifat seperti semen. Reaksinya yaitu senyawa silika dan alumina
akan mengikat senyawa Ca(OH)2 untuk membentuk senyawa CSH dan CAH :

C3S + H2O ==> CSH dan Ca(OH)2

C2S + H2O ==> CSH dan Ca(OH)2

Ca(OH)2 + H2O + SiO2 ==> CSH

Ca(OH)2 + H2O + Al2O3 ==> CAH

Bahan pozzolan terbagi menjadi 2 yaitu pozzolan alam dan pozzolan buatan. Bahan
pozzolan alam contohnya yaitu trass, sedangkan bahan pozzolan buatan contohnya yaitu fly
ash.

g.    Persyaratan Semen Portland


Semen portland standar harus memenuhi persyaratan kimia maupun fisika, hal
tersebut dapat dijabarkan dalam bentuk tabel, seperti:
PERSYARATAN KIMIA SEMEN PORTLAND

JENIS SEMEN PORTLAND


URAIAN
I II III IV V

       Magnesium Oksida 5,0 5,0 5,0 5,0

Mgo Maks. % Berat

       Belerang Trioksida,


3,0 3,0 3,5 2,3
So3 Maks. %Berat:
3,5 - 4,5 -

a.    Bila C3 A 8% 3,0 3,0 3,0 3,0

b.    Bila C3 A 8%

1,5 1,5 1,5 1,5

       Hilang Pijar Maks. % Berat


0,6 0,6 0,6 0,6

       Bagian Tidak Larut Maks. %Berat

- - - -
35

       Alkali Sebagai Nao2, Maks. % Berat


*) - - - -
45

- 8 15 5
       Trikalsium Silikat, C3s, Maks. % 7
Berat **)

       Dikalsium Siliat C2s, Mn. % Berat **


- - - - 20

       Tetrakalsium

       Aluminat, C3a, Ma. % Berat **)


- 58 - - -
       Tetrakalsium Aluminoferit
Ditambah 2x Trikalsium Aluminat
(C4AF + 2C3AF) atau kadar larutan
padat (C4AF + C2AF), maks. % berat
**)

       Jumlah Trikalsium Silikat dan


Trikalsium Aluminat (C3S + C3A),
maks. % berat

Persyaratan fisika semen portland

JENIS SEMEN PORTLAND


URAIAN
I II III IV V

       Kehalusan sisa diatas ayakan


0,09mm maks. % berat dengan alat
Blaine, luas permukaan tiap satuan
berat semen, min m2/g 10 10 10 10 10

       Waktu pengikatan dengan alat


Vicat: *)
280 280 280 280 280
awal, min. Menit

akhir, min. Jam

60 60 60 60 60
       Waktu pengikatan dengan alat
Gillmore: *) 8 8 8 8 8

awal, min.
Menit akhir, min. Jam

       Kekekalan :

Pemuaian dalam Otoklaf % maks 10 10 10 10 10

       Kekuatan tekan, min. Kgf/cm2


untuk umur uji:
0,8 0,8 0,8 0,8 0,8
1 hari

1 + 2 hari

1 + 6 hari

1 + 27 hari

- - 125 - -

12 100 250 - 85
       Pengkatan semen (false set) 200 175 - 70 150
penetrasi akhir, % maks
- - - 175 210

       Panas Hidrasi, maks. Kal/g 7hari 50 50 50 50 50


28 hari

- 70 - 60 -

       Pemuaian karena sulfat **) 14 hari, - 80 - 70 -


% maks.

- - - - 0,045

Keterangan:
*) bila tidak ditentukan, maka yang berlaku adalah penentuan memakai alat
Vicat.
**) bila syarat ini diminta, maka syarat C4AE + C2F tidak perlu dilakukan
2.    Semen Portland Pozolan
Semen portland pozolan adalah suatu semen hidrolis yang terdiri dari campuran yang
homogen antara semen Portland dengan pozolan halus, yang di produksi dengan
menggiling klinker semen portland dan pozolan bersama-sama, atau mencampur secara
merata bubuk semen portland dengan bubuk pozolan, atau gabungan antara menggiling
dan mencampur, dimana kadar pozolan 6 % sampai dengan 40 % massa semen portland
pozolan.
Pozolan adalah bahan yang mengandung silika atau senyawanya dan alumina, yang
tidak mempunyai sifat mengikat seperti semen, akan tetapi dalam bentuknya yang halus dan
dengan adanya air, senyawa tersebut akan bereaksi secara kimia dengan kalsium
hidroksida pada suhu kamar membentuk senyawa yang mempunyai sifat seperti semen.
1.    Jenis dan penggunaan
1)    Jenis IP-U yaitu semen portland pozolan yang dapat dipergunakan untuk semua tujuan
pembuatan adukan beton.
2)    Jenis IP-K yaitu semen portland pozolan yang dapat dipergunakan untuk semua tujuan
pembuatan adukan beton, semen untuk tahan sulfat sedang dan panas hidrasi sedang.
3)    Jenis P-U yaitu semen portland pozolan yang dapat dipergunakan untuk pembuatan beton
dimana tidak disyaratkan kekuatan awal yang tinggi.
4)    Jenis P-K yaitu semen porland pozolan yang dapat dipergunakan untuk pembuatan beton
dimana tidak disyaratkan kekuatan awal yang tinggi, serta untuk tahan sulfat sedang dan
panas hidrasi rendah
2.    Syarat mutu
1)    Persyaratan kimia dan fisika semen portland pozolan jenis IP-U dan IP-K harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
  
2)  Syarat kimia dan fisika semen portland pozolan jenis P-U dan P-K harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
 3.    Cara uji
   Uji kimia
Pengujian magnesium oksida, sulfur trioksida dan hilang pijar.
   Uji fisika
Pengujian kehalusan dengan alat blaine atau turbidimeter, pengikatan dengan jarum vicat,
kekekalan bentuk dengan autoclave, kuat tekan, panas hidrasi dan kandungan udara
mortar.
   Syarat lulus uji
Semen portland pozolan dinyatakan tidak lulus uji apabila:
a) Semen gagal memenuhi salah satu syarat mutu seperti yang dicantumkan pada
butir 5.
b) Semen gagal memenuhi salah satu syarat mutu seperti yang dicantumkan pada
butir 5 setelah dilakukan uji ulang.
c) Kekurangan berat lebih dari 2% dari berat yang dicantumkan, baik dalam setiap
kemasan maupun berat rata-rata dari setiap kemasan maupun berat rata-rata dari setiap
pengiriman yang diwakili oleh penimbangan 50 kemasan yang diambil secara acak.
CATATAN : Uji ulang dapat dilakukan pada sisa semen didalam penyimpanan pada
silo yang akan dikirim selama periode lebih dari 6 bulan.
4.    Pengemasan
Semen portland pozolan dapat diperdagangkan dalam bentuk curah maupun
kemasan.Apabila tidak ada ketentuan lain, semen dikemas dalam kantong dengan berat
netto 40 kg untuk setiap kantong. Untuk semen curah, kontainer atau wadah harus kedap air
yang dibuat sedemikian rupa sehingga bagian dalam mudah diperiksa. Kontainer atau
wadah harus dilengkapi dengan alat penyalur untuk mengeluarkan semen.
5.    Syarat penandaan
Pada kemasan sekurang-kurangnya dicantumkan nama:
a) Tulisan ”Semen portland pozolan”.
b) Kode dan jenis.
c) Merk/tanda dagang.
d) Nama perusahaan.
e) Berat netto.
Untuk semen portland pozolan curah, penandaan dicantumkan pada dokumen
pengiriman.
6.    Penyimpanan dan transportasi
a) Semen ketika disimpan maupun di transportasikan harus dijaga sedemikian rupa
sehingga mudah untuk dilakukan inspeksi dan identifikasi.
b) Semen curah disimpan dalam bangunan/penyimpanan yang kedap terhadap
cuaca
sehingga akan melindungi semen dari kelembaban dan menghindari terjadinya
penggumpalan semen pada saat penyimpanan dan transportasi.
c) Penyimpanan maupun transportasi semen dalam kantong dilakukan sedemikian
rupa
sehingga terhindar dari pengaruh cuaca.

3.    Semen Pozolan Kapur


a.  Pengertian
Semen prozolan kapur adalah suatu bahan pengikat hidrolis yang dibuat dengan
Menggiling bersama suatu bahan pozolan dengan kapur padam atau yang dibuat dengan
mengaduk secara cermat dan merata suatu bahan pozolan halus dengan kapur padam.
Kapur pardam : adalah hasil pemadaman kapur- tohor( kapur tohor adalah kapur
tohor yang telah bersenyawa dengan air dan membentuk suatu hidrat ) .

b.  Tujuan penggunaan


Semen pozolan kapur dapat dipakai untuk adukan,plesteran dan beton dengan mutu
setinggi-tingginya.
c.  Cara pembuatan
1.  Bahan baku
olan
      bahan pozolan yang dipakai dalam pembuatan semen pozolan kapur dapat berupa bahan
pozolan alam seperti tras atau bahan pozolan buatan seperti semen merah.
      Bahan pozolan yang dipakai dalam pembuatan semen pozolan kapur harus memenuhi
syarat –syarat peraturan trass dan semen merah Indonesia NI-20
b.  Kapur padam
      Kapur padam yang dipakai dalam pembuatan semen pozolan kapur harus memenuhi syarat
–syarat Peraturan kapur sebagai bahan bangunan Indonesia (NI-7)
      Dalam pembuatan semen pozolan kapur dapat ditambahkan bahan-bahan lain sepanjang
tidak mengurangi mutunya
2.  Cara pembuatan
Semen pozolan kapur harus dibuat dengan mengiling atau mengaduk bahan pozolan
halus atau kapur padam.perbandingan bahan-bahan baku dalam pembuatan semen
pozolan kapur tergantung dari sifat masing-masing bahan bakunya.
d.    Syarat mutu

  
e.    Cara penyimpanan
semen pozolan kapur harus disimpan atau ditimbun didalam gudang yang tahan
pengaruh cuaca dan terlindungi dari basah yang dapat mengakibatkan kerusakan mutu.
f.     Syarat penandaan
Jika semen pozolan kapur diperdagangkan dalam bungkusan,pembungkus harus
diberikan tanda-tanda yang jelas,sehingga mudah terlihat oleh setiap orang,mengenai pabrik
yang membuatnya,nama semen pozolan kapur,keterangan-keterangan tentang
penggunaanya serta berat bersih dari isinya dalam satuan Kg.

Diposkan oleh zulfahmi tedc di 21.59

Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook

Label: ilmu bahan bangunan 1, metode penelitian, proposal peneltian

Tidak ada komentar:

Poskan Komentar
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Popular Posts

metode penelitian 3 : LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

PENGERTIAN TEORI Teori adalah alur logika atau penalaran yang merupakan seperangkat
konsep, definisi, dan proposisi yang disusun   secar...

ilmu bahan bangunan : Semen

A.    Pengertian Semen Semen adalah suatu jenis bahan yang memiliki sifat adhesi...

 RAB : PROSES PEMBUATAN RAB (ESTIMASI BIAYA)

A. UMUM Pembiayaan pembangunan bangunan gedung Negara digolongkan kepada


pembiayaan   pembangunan untuk pekerjaan standar ( yang ada...
 lembar kerja membuat kuda-kuda setengah bentang

1.   Tujuan a.     Tujuan umum Mahasiswa diharapkan dapat mengidentifikasi dan memahami


macam-macam konstruksi kuda-kuda, bagian kud...

 lembar kerja : membuat kusen jendela

1.   Tujuan a. Tujuan umum Di jaman sekarang ini kayu masih menjadi bahan baku yang
masih banyak digunakan sebagai bahan untuk konst...

Follow Us on Facebook

Blog Archive

 ▼  2012 (23)
o ►  Desember (2)
o ▼  November (21)
 bahasa indonesia : Dari Ejaan van Ophuijsen Hingga...
 struktur baja : batang tekan
 RAB : PROSES PEMBUATAN RAB (ESTIMASI BIAYA)
 bahasa indonesia : ciri tulisan narasi
 bahasa indonesia : BATASAN, CIRI DAN JENIS KARANGA...
 bahasa indonesia : Batasan Kosa Kata dan Diksi
 bahasa indonesia : bahasa surat
 metode penelitian 3 : LANDASAN TEORI, KERANGKA BER...
 PERHITUNGAN BEARING CAPACITY DAN PONDASI
 ILMU BAHAN BANGUNAN : BAMBU SEBAGAI TIANG PANCANG
 ilmu bahan bangunan : Semen
 lembar kerja : membuat daun jendela
 lembar kerja : membuat kusen jendela
 lembar kerja membuat kuda-kuda setengah bentang
 teori metode penelitian 2
 teori metode penelitian 1
 tinjauan umum struktur baja
 PENGERTIAN ISI-ISI PROPOSAL
 kesimpulan dan saran tentang irigasi
 contoh perencanaan irigasi
 pengertian irigasi

Followers

apa sih teknik sipil itu

sedikit catatan

ass.wr.wb.

bagi yang sudah melihat ataupun mendownload isi dari pada blog ini di mohon untuk
mengklik iklan yang ada pada blog y...(^_^)
terima kasih..

zemungudh....!!!

Translate
Select Language ▼

Labels

 bahasa indonesia
 ilmu bahan bangunan 1
 konstruksi kayu
 mekanika tanah dan pondasi
 metode penelitian
 perencanaan irigasi
 proposal peneltian
 RAB
 struktur baja

Mengenai Saya

zulfahmi tedc

Lihat profil lengkapku

iklan anda

pengunjung

Langganan
Pos

Komentar
Follower
Subscribe
s
Total Pageviews

35,423

Anda mungkin juga menyukai