Oleh Kelompok: 3
Nama : Nur Sodiq 1912000105
Euis Imana 1912000111
Dosen Pembimbing
Siti Marwah, S.Ag, M.Pd. I
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bimbingan dan Konseling, pada intinya merupakan bagian dari
komponen yang ada dalam sistem pendidikan di sekolah yang sangat
mempunyai peranan penting dalam menentukan dan membantu siswa
meraih cita-citanya secara optimal sesuai dengan apa yang telah mereka
miliki, baik potensi-potensi yang telah ada maupun prestasi yang telah
dicapainya atau justru sebaliknya terdapat masalah dalam diri individu
sehingga menyebabkan terjadinya penghambatan dalam meraih prestasi
secara optimal. Lantas bagaimana dengan Fungsi dan pendekatan
bimbingan dan konseling itu sendiri? Hal inilah yang kemudian kami
anggap menarik untuk dipelajari dan dikaji sebagai bagian dari
pembelajaran dalam makalah mata kuliah bimbingan dan konseling ini.
Sesuai dengan judul pembahasan, makalah ini sangat menarik untuk
pembaca yang ingin mengetahui apa dan bagaimana fungsi dan pendekatan
bimbigan dan konseling itu?
Sebagai calon guru, kita pun perlu mengetahui dan mempelajari
serta menguasai dan memahami fungsi dan pendekatan dalam proses
bimbingan dan konseling di sekolah terhadap siswa-siswi kita nanti, agar
mereka dapat terpasilitasi dalam mencapai prestasinya secara optimal dan
maksimal yang sesuai dengan apa yang telah mereka miliki mengenai
potensi-potensi pribadinya masing-masing.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu Fungsi Bimbingan Konseling?
2. Apa itu Pendekatan Bimbingan Konseling?
3. Apa Peran Guru dalam pelaksanaan Bimbingan Konseling di
sekolah?
3
4
C. TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui Apa itu Fungsi Bimbingan Konseling?
2. Mengetahui Apa itu Pendekatan Bimbingan Konseling?
3. Mengetahui Apa Peran Guru dalam pelaksanaan Bimbingan Konseling
di sekolah?
BAB II
PEMBAHASAN
1. Fungsi Pemahaman
Fungsi Pemahaman yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan
menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu
sesuai dengan kepentingan pengembangan peserta didik. Fungsi
Pemahaman ini meliputi :
a. Pemahaman tentang diri peserta didik, terutama oleh peserta
didik sendiri, orang tua, guru pada umumnya dan guru
bimbingan.
b. Pemahaman tentang lingkungan perserta didik, termasuk
didalamnya lingkungan keluarga dan sekolah terutama oleh
peserta didik sendiri, orang tua, guru pada umumnya dan guru
bimbingan.
1
Ismail Suardi Wekke, Peserta didik dan Guru Bimbingan Konseling dalam Pembelajaran
(Yogyakarta, Diandra Kreatif, 2018) Hal. 20
5
6
2. Fungsi Pencegahan
Bimbingan dan Konseling yang akan menghasilkan tercegah atau
terhindarnya peserta didik dari berbagai permasalahan yang
mungkin timbul yang akan dapat mengganggu, menghambat
ataupun menimbulkan kesulitan, kerugian-kerugian tertentu dalam
proses perkembangan.
3. Fungsi Pengentasan
Istilah Fungsi Pengentasan ini dipakai sebagai pengganti istilah
fungsi kuratif atau fungsi terapeutik dalam arti pengobatan atau
penyembuhan. Tidak dipakainya kedua istilah tersebut karena istilah
tersebut berorientasi bahwa peserta didik yang di bombing adalah
orang yang sakit, serta untuk mengganti istilah fungsi perbaikan
yang mempunyai konotasi bahwa para peserta yang dibimbing
adalah orang yang (tidak baik) atau (rusak).
Bimbingan dan Konseling berusaha membantu memecahkan
masalah-masalah yang di hadapi oleh peserta didik, baik dalam
sifatnya, jenisnya maupun bentuknya.3
2
Safrianus Haryanto Djehaut, Bimbingan Konseling di Sekolah (Yogyakarta, Absolute Media,
2011) Hal. 30
3
Ibid Hal. 31
7
5. Fungsi Advokasi
Fungsi Bimbingan dan Konseling yang akan menghasilkan
teradvokasi atau pembelaan terhadap peserta didik dalam rangka
upaya pengembangan secara optimal.4
1. Pendekatan Krisis
Pendekatan krisis adalah upaya bimbingan yang diarahkan kepada
individu yang mengalami krisis atau masalah. Bimbingan bertujuan
untuk mengatasi krisis atau masalah-masalah yang dialami individu.
Dalam pendekatan krisis ini, konselor menunggu klien yang datang,
selanjutnya mereka memberikan bantuan sesuai dengan masalah yang
dirasakan klien.
4
Ibid Hal. 32
8
2. Pendekatan Remedial
Pendekatan remedial adalah upaya bimbingan yang diarahkan kepada
individu yang mengalami kesulitan. Tujuan bimbingan adalah untuk
memperbaiki kesulitan-kesulitan yang dialami individu. Dalam
pendekatan ini konselor memfokuskan pada kelemahan-kelemahan
individu yang selanjutnya berupa untuk memperbaikinya.
3. Pendekatan Preventif
Pendekatan preventif adalah upaya bimbingan yang diarahkan untuk
mengantisipasi masalah-masalah umum individu dan mencoba
mencegah jangan sampai terjadi masalah tersebut pada individu.
Konselor berupaya untuk mengajarkan pengetahuan dan keterampilan
untuk mencegah masalah tersebut.
4. Pendekatan Perkembangan
Bimbingan dan konseling yang berkembang pada saat ini adalah
bimbingan dan konseling perkembangan. Visi bimbingan dan konseling
adalah edukatif, pengembangan, dan outreach. Edukatif karena titik
berat kepedulian bimbingan dn konseling terletak pada pencegahan dan
pengembangan, bukan pada korektif atau terapeutik, walaupun hal itu
tetap ada dalam kepedulian bimbingan dan konseling perkembangan.
Pengembangan, karena titik sentral tujuan bimbingan dan konseling
adalah perkembangan optimal dan strategi upaya pokoknya ialah
memberikan kemudahan perkembangan bagi individu melalui
perekayasaan lingkungan perkembangan. Outeach, karena target
populasi layanan bimbingan dan konseling tidak terbatas kepada
individu bermasalah dan dilakukan secara individual tetapi meliputi
ragam dimensi (masalah, target intervensi, setting, metode, lama waktu
layanan) dalam rentang yang cukup lebar. Teknik yang digunakan
dalam bimbingan dan konseling perkembangan adalah pembelajaran,
pertukaran informasi, bermain peran, tutorial dan konseling.
10
5. Pendekatan Psikologi
Pendekatan yang berupaya dengan memasuki kondisi psikologi klien,
baik itu kondisi psikologi individu ataupun social klien.
Dalam kegiatan pembelajaran pun peran guru sangat penting agar selalu
bisa bekerjasama dngan konselor demi tercapainya tujuan yang
diharapkan. Pelaksanaan tugas pokok guru dalam proses pembelajaran
tidak dapat dipisahlan dari kegiatan bimbingan, sebaliknya layanan
bimbingan di sekolah perlu dukungan atau bantuan guru. Ada beberapa
pertimbangan mengapa guru juga harus melakasanakan kegiatan
bimbingan dalam proses pembelajaran.
(1) Proses pembelajaran menjadi sangat efektif apabila bahan yang
dipelajari dikaitkan langsung dengan tujuan-tujuan pribadi siswa.
(2) Guru yang memahani siswa dan masalah-masalah yang dihadapinya
lebih peka terhadap hal-hal yang dapat memperlancar dan
mengganggu kelancaran kegiatan kelas.
Guru dapat memperhatikan perkembangan masalah atau kesulitan
siswa secara lebih nyata.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dalam hubungan ini bimbingan dan konseling berfungsi sebagai pemberi layanan
kepada peserta didik agar masing-masing peserta didik dapat berkembang secara
optimal sehingga menjadi pribadi yang utuh dan mandiri. Beberapa fungsi tersebut
antara lain: Fungsi Pemahaman, Fungsi Pencegahan (preventif), Fungsi
Pemeliharaan, Fungsi Pengembangan, Fungsi Penyaluran (distributive), Fungsi,
Penyesuaian diri (adjustive), Fungsi Penyesuaian Lembaga (Adaptive), dan Fungsi
Pengentasan.
13