Anda di halaman 1dari 11

 

Habitus:  Jurnal  Pendidikan,  Sosiologi  dan  Antropologi    


Vol.  2  No.2  September  2018  p.183-­‐194    
 
MENINGKATKAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG BAHAYA
PENYALAHGUNAAN NARKOBA DENGAN
PEER EDUCATION STRATEGY

Sigit Pranawa1, Sri Yuliani2,dan Rahesli Humsona3

Abstrak
Angka penyalah guna narkotika dan obat berbahaya (narkoba) di Surakarta mencapai
1,9% dari jumlah penduduk, mendekati angka nasional 2,2 %. Minimnya upaya preventif
untuk menanggulangi penyalahgunaan narkoba, menjadi salah satu sebabnya. Dari jumlah
itu, 22 % di antaranya adalah remaja yang sebagian besar adalah pelajar dan mahasiswa.
Melihat besarnya pengaruh membership group bagi remaja, dilakukan kegiatan pengabdian
Program Kemitraan Masyarakat (PKM) dengan strategi pendidikan sebaya (peer education
stategy) untuk meningkatkan pengetahuan remaja tentang bahaya penyelahgunaan narkoba.
Kelompok remaja yang dipilih adalah Forum Anak Surakarta (FAS), sebagai forum yang
strategis untuk promosi bahaya penyalahgunaan narkoba. FAS pernah mendapatkan
penyuluhan tentang kesehatan termasuk narkoba, namun yang secara khusus melibatkan
mereka sebagai peer educator belum pernah mereka ikuti. Kegiatan PKM diikuti oleh 15
anak yang merupakan pengurus dan anggota FAS. Kegiatan diawali dengan mengidentifikasi
pengetahuan FAS tentang narkoba. Selanjutnya memberikan pemahaman yang benar
mengenai jenis-jenis dan dampak narkoba , dan jaringan kejahatan narkoba. Selanjutnya
diberikan pemaparan tentang penguatan diri untuk menghindar dari bahaya narkoba, peran
peer educator, serta pelatihan sebagai peer educator dengan simulasi pendampingan dan
promosi tentang bahaya penyalahgunaan narkoba. Sarana pemaparan dan simulasi didukung
dengan power point, buku saku, jaringan internet, alat tulis dan gambar, kamera, video, yang
telah disiapkan oleh tim PKM. Sepanjang kegitan PKM, tim melakukan monitoring dan
evaluasi. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa pengetahuan anak-anak FAS tentang bahaya
penyalahgunaan narkoba telah meningkat, khususnya berkaitan dengan jenis-jenis narkoba
dan dampaknya, jaringan kejahatan narkoba, serta penguatan diri untuk menghindar dari
bahaya narkoba. Kemampuan sebagai peer educator dapat dipraktekkan dengan pendekatan
inovatif dengan menciptakan media kreatif : studi kasus melalui bermain peran, membuat
meme, poster, vlog dan menggubah lagu.

Kata Kunci : remaja, bahaya penyalahgunaan narkoba, peer education strategy, pendekatan
inovatif.

                                                                                                                         
1  Program Studi Pendidikan-Sosiologi Antropologi,FKIP,Universitas Sebelas Maret, (sigit_pranawa@staff.uns.ac.id)
2 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Universitas Sebelas Maret
3 Program Studi Sosiologi FISIP Universitas Sebelas Maret

183  
 
I. PENDAHULUAN PKM ini adalah upaya preventif

Menanganai masalah penyalahgunaan penyalahgunaan narkoba melalui PES dengan

narkoba diperlukan kerjasama dari pihak menggunakan pendekatan partisipatif dapat

pemerintah dan masyarakat. Ada lima bentuk mengembangkan kreativitas peserta sebagai

cara untuk menanggulangi penyalahgunaan peer educator bagi teman sebayanya untuk

narkoba, yaitu: promotif, preventif, kuratif, menjadi remaja bebas narkoba.

rehabilitatif, dan represif (Hanifah dan Melihat pentingnya jejaring sebagai

Unayah, 2011). Walaupun telah diketahui membership group bagi remaja, perlu

secara luas tentang bahaya dan resiko dilakukan intervensi pada tingkat ini. Peer

penyalahgunaan narkoba khususnya bagi education strategy (PES) dapat dipilih sebagai

kesehatan mental, pelayanan preventifnya upaya preventif untuk meningkatkan

masih tertinggal jauh dibandingkan kuratif. pengetahuan tentang bahaya penyalahgunaan

Sehingga kasus peredaran dan narkoba. Mereka yang telah meningkat

penyalahgunaan narkoba terus meningkat dari pengetahuannya dapat menjadi agen untuk

tahun ke tahun. Bahkan tingginya jumlah menyebarkan kepada teman sebayanya

penyalah guna Narkoba di Indonesia sudah (Pranawa dan Humsona, 2017). Program

menunjukkan kondisi darurat. Kemitraan Masyarakat (PKM) ini bermaksud

Publikasi tentang kegiatan pencegahan mengaplikasikan PES melalui Forum Anak

penyalahgunaan narkoba dengan pendekatan Surakarta (FAS). Selama ini FAS telah

partisipatif dilaporkan oleh Rahayu, dkk. berperan sebagai konselor bagi teman

Kegiatan yang menuntut peran aktif para sebayanya (Yuliani dan Humsona, 2017),

peserta selama kegiatan berlangsung, telah sehingga FAS dapat dimanfaatkan pula

mampu meningkatkan pengetahuan dan sebagai pervasion agent tentang bahaya

antusiasme mahasiswa Universitas Jambi penyalahgunaan narkoba.

(Rahayu, dkk, 2014). Sementara itu, FAS merupakan organisasi dengan

penyuluhan tentang pencegahan bahaya pengurus dan anggota berusia antara 12

narkoba untuk peserta pendidikan anak usia sampai dengan 18 tahun, namun mayoritas

dini (PAUD) yang melibatkan remaja sebagai berusia remaja antara 16 sampai dengan 18

pendamping, telah mampu meningkatkan tahun. Dalam susunan kepengurusan Forum

pengetahuan anak-anak perserta PAUD MI anak sudah ada seksi kesehatan, dan pernah

Yaspi Muneng Yogyakarta maupun remaja diberikan penyuluhan konvensional tentang

pendampingnya (Andriansyah dan penyalahgunaan narkoba. Belum ada kegiatan

Abdurrahman, 2013). State of the Art dari yang berkaitan dengan peningkatan
pengetahuan komprehensif tentang bahaya

  184  
 Habitus:  Jurnal  Pendidikan,  Sosiologi  dan  Antropologi    
Vol.  2  No.2  September  2018  p.183-­‐194    
 
penyalahgunaan narkoba, jaringan pengedar games yang menarik, serta diskusi intens
narkoba dan peningkatan ketahanan untuk mengenai permasalahan narkoba dengan
menghindarkan diri dari jerat narkoba. pembimbing dan peserta lain. Pada akhirnya
Kegiatan yang diadakan juga masih akan dikembangkan strategi perluasan. Akan
tergantung pendanaan dari pihak kelurahan dikembangkan kemampuan untuk memperluas
dan swasta. Dengan pendekatan inovatif yang pengetahuan kepada teman sebaya dengan
mengacu pada program aksi ICPD (2014), mempertahankan efektivitas dan efisiensi dari
maka akan membantu memenuhi kebutuhan pengalaman yang telah diperoleh.
kesehatan remaja sehingga dapat terhindar Tujuan umum dari PKM ini adalah
dari bahaya narkoba. Sebagai peer educator, meningkatnya persentase remaja yang
mereka bisa menjadi agen bagi teman memiliki pemahaman memadai tentang jenis-
sebayanya untuk membangun remaja bebas jenis narkoba, bahaya dan resiko
narkoba. penyalahgunaan narkoba, jaringan pengedar
PKM ini menawarkan cara preventif narkoba serta cara-cara menghindarinya.
melalui Peer Education Strategy dengan Sedang tujuan khusus yang ingin dicapai
pendekatan inovatif. Peer Educator adalah adalah meningkatnya kreativitas mitra selaku
anak yang mempunyai pengaruh positif Peer Educator dalam melakukan edukasi
terhadap teman-temannya untuk menimbulkan tentang bahaya narkoba bagi teman-teman
kepercayaan dan menghindari kecurigaan sebayanya agar menjadi remaja bebas
teman-temannya. Dari pengurus dan anggota narkoba.
yang tergabung dalam FAS, perlu dipilih Peer
Educator yang terlihat menonjol dan antusias 2. METODE PELAKSANAAN
terhadap kegiatan ini.
Metode pelaksanaan dibagi dalam 3
Pendekatan inovatif dalam program ini
aspek, aktivitas, metode dan standar output.
akan menggunakan media elektronik video
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
dengan film dan gambar yang menarik. Media
1) Identifikasi kebutuhan remaja berkaitan
video dipilih karena merupakan salah satu
pembentukan Peer Educator remaja bebas
media pendidikan yang efektif. Media
narkoba. Di sini akan ditelusuri mengenai
elektronik video bergerak dinamis,
profil remaja dalam Forum Anak
menggunakan kesan visual dan audio,
Surakarta. Dari profil yang muncul akan
sehingga dapat memaksimalkan penyerapan
dipilih 20 anak, yang memiliki kriteria
materi yang diberikan. Untuk memperdalam
menonjol dan antusias untuk mengikuti
pemahaman dilakukan demonstrasi dengan

185  
 
kegiatan untuk membentuk remaja bebas 5) Pendampingan dan evaluasi pada setiap
narkoba. tahap kegiatan, baik pada kegiatan yang
2) Identifikasi pengetahuan dan berkaitan dengan pengetahuan tentang
permasalahan berkaitan dengan narkoba narkoba maupun pengalaman sehari-hari
dari berbagai sisi : kesehatan, hukum, dari remaja yang menjadi Peer Educator.
sosial dan ekonomi (Sciortino, 1999): (1) Mereka kemudian melakukan praktek
jenis-jenis narkoba, (2) bahaya dan resiko menyampaikan edukasi terhadap teman
penyalahgunaan narkoba, (3) jaringan sebayanya. Hasil dari kegiatan PE
narkoba, (4) cara menghindar dari godaan kemudian dilaporkan pada pendamping
penyalahgunaan narkoba (5) menjadi peer dan dievaluasi.
educator untuk membangun remaja bebas
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
narkoba.
3) Focus Group Discussion (FGD) (Irwanto, Dalam rangka untuk membantu
2006; Krueger, 1994) yang diikuti oleh tim memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan
pengabdi, Pembina Forum anak, guru dan fisik dan mental, PKM ini dilakukan pada
aktivis Yayasan KAKAK untuk membahas pengurus dan anggota FAS. Mereka dapat
cara-cara yang akan disepakati bersama dipandang sebagai kelompok yang strategis
dalam memenuhi kebutuhan materi untuk untuk menularkan pengetahuannya. Dalam
membangun remaja bebas narkoba. kesempatan mengidentifikasi pengurus dan
4) Penyampaian materi dengan pendekatan anggota FAS, tim pengabdi mendapatkan
inovatif melalui penyuluhan, diskusi dan informasi bahwa FAS belum pernah
games. Diskusi dan tanya jawab mengenai mendapatkan pengetahuan khusus tentang
(1) cara-cara terhindar dari jaringan bahaya penyalahgunaan narkoba. Untuk itu,
narkoba, (2) terhindar dari bahaya dan kegiatan pelatihan FAS sebagai educator
resiko penyalahgunaan narkoba, (3) sangat penting, mengingat tingginya jumlah
terhindar dari praktik dan kekerasan yang penyalah guna narkoba yang masih berusia
berbahaya, (4) kontrol terhadap akses remaja di Surakarta. FAS sangat strategis
pelaporan kasus narkoba. Elemen-elemen untuk menyebarkan nilai-nilai hidup sehat
yang juga ditawarkan untuk disampaikan bebas narkoba.
antara lain adalah: (1) perlindungan Sesuai dengan tahap-tahap yang
sebagai pelapor kasus narkoba, dan (2) direncanakan, kegiatan PKM ini dilakukan
perlindungan dari praktik-praktik melalui 5 tahap. Memasuki bulan ke 5 dari
penyalahgunaan narkoba. jangka waktu keseluruhan 8 bulan, PKM ini
sudah menyelesaikan sampai tahap ke 4.

  186  
 Habitus:  Jurnal  Pendidikan,  Sosiologi  dan  Antropologi    
Vol.  2  No.2  September  2018  p.183-­‐194    
 
Untuk tahap terakhir yaitu pelaporan dan kebutuhan PE berkaitan dengan pengetahuan
publikasi sudah dijadwalkan akan dilakukan tentang narkoba.
pada bulan ke 6 dan 8. Tahap-tahap
2) Identifikasi Kebutuhan
pelaksanaan kegiatan PKM tersebut diawali
Untuk mengidentifikasi pengetahuan
dengan pembentukan Peer Educator dan
tentang narkoba dari anak-anak FAS,
diakhiri dengan penyusunan laporan kegiatan
dilakukan pre tes tertulis. Hal ini penting agar
seperti diuraikan di bawah ini.
materi yang disusun dan disampaikan sesuai
dengan kebutuhan anak-anak FAS. Hasil dari
1) Pembentukan Peer Educator (PE) dari
pre test kemudian diolah dan dianalisis oleh
Forum Anak Surakarta (FAS)
tim PKM dengan menyertakan Yayasan
Pembentukan PE diawali dengan
Kakak sebagai mitra yang akan turut serta
identifikasi pengurus dan anggota FAS.
menjadi nara sumber dalam pelatihan.
Setelah memastikan bahwa pengurus dan
anggota FAS belum pernah mendapatkan
3) Focus Group Discussion (FGD) untuk
pelatihan tentang bahya narkoba, maka tim
Menyepakati Materi Pelatihan
PKM menyerahkan kepada FAS untuk
Hasil pre test secara umum
memillih 15 anak yang akan dilatih sebagai
menunjukkan bahwa peer educator belum
PE. Akhirnya terbentuk PE yang memiliki
memiliki pengetahuan yang memadai tentang
rentang usia antara 15 – 18 tahun, dengan
narkoba. Mereka ada yang memiliki teman
jumlah laki-laki lebih banyak daripada
sekolah atau teman bermain yang pernah
perempuan. Mereka memiliki profil bervariasi
menyalah gunakan narkoba. Namun di anatara
dari latar belakang agama, lokasi rumah dan
teman ada semacam etika untuk tidak saling
sekolah.
mengganggu. Mereka tidak berani menegur
Kesulitan pertama yang dihadapi untuk
karena khawatir mendapat reaksi yang negatif.
mengadakan kegiatan pelatihan adalah
Dari hasil pre test ini kemudian
menentukan waktu. PE yang sudah terbentuk
disusun materi yang sesuai dengan kebutuhan
ternyata memiliki kegiatan yang beragam jenis
mereka. Materi pertama akan disampaikan
dan waktunya. Selain sekolah mereka juga
oleh ketua tim PKM yang mengulas tentang
adalah anak yang aktif. Setelah melalui
narkoba, jenis-jenis narkoba, ciri-ciri pecandu
komunikasi yang panjang akhirnya disepakati
narkoba dan bahaya penyalahgunaannya
untuk bertemu dalam 3 kegiatan. Kegiatan
secara rinci. Selain itu juga tentang jaringan
pertama bertujuan untuk mengetahui
peredaran di tingat lokal, nasional dan

187  
 
internasional. Selanjutnya dari mitra akan memaksimalkan penyerapan materi yang
memberikan pelatihan tentang cara-cara diberikan. Untuk memperdalam pemahaman
menghindar dari jerat narkoba. Materi dilakukan demonstrasi dengan games yang
selanjutnya adalah pelatihan dan simulasi peer menarik, serta diskusi intens mengenai
educator, untuk menjadi konselor dan advisor permasalahan narkoba dengan pembimbing
berkaitan dengan narkoba. dan peserta lain. Pada akhirnya dikembangkan
Sarana yang akan digunakan dalam strategi perluasan pengetahuan kepada teman
pelatihan adalah PPT, buku saku dan leaflet sebaya dengan mempertahankan efektivitas
tentang narkoba dan cara-cara menghindar dan efisiensi dari pengalaman yang telah
dari narkoba. Dengan sarana pendukung diperoleh.
diharapkan proses pelatihan lebih menarik, Kegiatan PKM dihadiri oleh 15
sehingga pesan yang disampaikan dapat lebih pengurus dan anggota FAS yang terdiri dari
jelas dan cepat diterima. Metode pelatihan perwakilan kelurahan-kelurahan yang ada di
akan menggunakan permainan untuk Surakarta. Acara dibagi dalam 2 sesi, diawali
mengundang partisipasi aktif dari peserta. dengan paparan tentang jenis-jenis narkoba,
4) Penyuluhan, diskusi, pelatihan, simulasi dan bahaya penyalahgunaan narkoba khususnya di
game kalangan remaja yang disampaikan oleh
PKM ini menawarkan cara preventif Ketua Tim PKM. Topik ini dimaksudkan
melalui Peer Education Strategy dengan untuk membuka wawasan peserta pelatihan
pendekatan inovatif. Peer Educator adalah tentang peta permasalahan dan jaringan
anak yang mempunyai pengaruh positif narkoba serta dampak penyalahgunaan bagi
terhadap teman-temannya untuk menimbulkan remaja. Sesi berikutnya diisi dengan praktek
kepercayaan dan menghindari kecurigaan atau simulasi menjadi peer educator untuk
teman-temannya. Dari pengurus dan anggota mencegah penyalahgunaan narkoba di
yang tergabung dalam FAS, perlu dipilih Peer kalangan remaja teman sebaya. Simulasi ini
Educator yang terlihat menonjol dan antusias dipandu oleh Noor Hidayah dari Yayasan
terhadap kegiatan ini. Kakak Surakarta yang telah berpengalaman
Pendekatan inovatif dalam program ini banyak dalam pelatihan penguatan kapasitas
menggunakan media elektronik video dengan anak.
film dan gambar yang menarik. Media video Pada sesi pertama dijelaskan beberapa
dipilih karena merupakan salah satu media materi yang telah dipersiapkan sebelumnya,
pendidikan yang efektif. Media elektronik namun pertanyaan-pertanyaan yang muncul
video bergerak dinamis, menggunakan kesan sangat variatif, misalnya tentang awal mula
visual dan audio, sehingga dapat sejarah munculnya narkoba, perkembangan

  188  
 Habitus:  Jurnal  Pendidikan,  Sosiologi  dan  Antropologi    
Vol.  2  No.2  September  2018  p.183-­‐194    
 
bahan-bahan yang saat ini dianggap sebagai Sesi kedua dibuka setelah istirahat 15
terlarang (maasuk daftar obat G), proses menit. Nara sumber dalam sesi ini adalah
seseorang tanpa disadari masuk ke dunia Noor Hidayah dari Yayasan Kakak sebagai
penggua zat narkoba, kelompok-kelompok mitra PKM. Nara sumber mengawali sesi
yang rentan menjadi pemakai baik dilihat dari kedua dengan dengan mengajak peserta
latar belakang keluarga, sosial, ekonomi, jenis menciptakan yel-yel untuk membangkitkan
semangat dan antusiasme peserta. Selanjutnya
nara sumber membagi peserta dalam beberapa
kelompok terdiri dari 2 atau 3 peserta,
kemudian mengajak peserta untuk
menciptakan ide-ide kreatif dalam rangka
penyadaran terhadap bahaya narkoba dan
pencegahannya. Dari proses pemberian tugas
terhadap kelompok selanjutnya muncul
beberapa ide kreatif untuk menyampaikan
pesan-pesan positif melalui berbagai media
termasuk media digital. Ide-ide tersebut yaitu:
profesi dan pendidikan, dan upaya-upaya yang a. Role play
dapat dilakukan oleh remaja untuk Di sini peserta berperan sebagai
menghindar dari jerat narkoba. penyalah guna narkoba yang ingin
sembuh namun mengalami kesulitan.
Peserta yang lain berperan sebagai
konselor tempat curhat. Dari
percakapan dalam drama itu, konselor
nampak memahami teman yang
memiliki masalah dan berusaha untuk
membantu dan menyarankan agar
bersedia untuk mengikuti program

Gamabar 1: Sesi Pertama Penjelasan rehabilitasi. Di sini nara sumber


tentang narkoba dan bahaya berhasil untuk mengajarkan pada
penyalahgunaanya
(sumber: dokumen peneliti) peserta agar dapat berperan sesuai
kapasitasnya. Peserta membantu
dengan memberikan masukan tentang

189  
 
institusi yang berkompeten untuk masalah.Tetapi narkoba bukan jalan
menangani kurban narkoba yaitu keluar untuk mengatasi masalah. Justru
lembaga rehabilitasi. narkoba dapat menghambat untuk
b. Vlog menemukan jalan dalam mengatasi
Peserta membuat vlog yang masalah. Peserta dengan suara yang
berisi ajakan untuk menghindari bagus dan kemampuan acapela,
narkoba dengan cara yang kocak mampu menghidupkan lagu menjadi
sesuai dengan usia remaja. Vlog juga menarik dan enak dinikmati.
menjelaskan tentang institusi yang e. Meme
dapat menangani kurban narkoba. Dalam waktu sekitar 20 menit,
Dengan konten yang khas remaja, kelompok pembuat meme dapat
diharapkan lebih menarik dan menampilkan karikatur yang lucu dan
mendorong remaja untuk menjauhi menarik. Dari meme yang
bnarkoba. lembaga yang dapat ditampilkan menunjukkan bahwa
kemudian dipost ke instagram dan peserta dapat menangkap materi dan
media sosial lain. mengekspresikan dalam karya yang
c. Poster dapat digunakan untuk kampanye anti
Kelompok lain menciptakan narkoba.
poster menarik tentang bahaya
narkoba. Di dalam poster digambarkan
tentang orang yang gagal meraih
mimpi besarnya karena mencoba-coba
narkoba dan akhirnya terjerat makin
jauh sebagai pengguna narkoba. Meski
begitu poster menggambarkan bahwa
masih ada harapan selama ada usaha
untuk mengakhiri kebersamaan dengan
narkoba
d. Lagu
Dalam waktu yang relatif
singkat ada pula kelompok yang
berhasil mengubah lirik lagu dengan
pesan-pesan agar menjauhi narkoba.
Bahwa setiap orang punya

  190  
 Habitus:  Jurnal  Pendidikan,  Sosiologi  dan  Antropologi    
Vol.  2  No.2  September  2018  p.183-­‐194    
 
Gambar2: Sesi Pelatihan, simulasi dan
game (sumber: dokumen peneliti)

Dari kegiatan itu terlihat bahwa anggota


FAS semakin sadar terhadap bahaya
penyalahgunaan naarkoba. Lebih dari itu
mereka menyadari perannya dan memahami
cara-cara yang bisa mereka lakukan untuk
membantu teman-teman sebayanya. Untuk itu
mereka juga dilatih melalui simulasi untuk
mengembangkan cara kreatif dan inovatif
serta tidak terkesan menggurui.
Dari kegiatan tersebut juga muncul
sikap untuk tidak tergoda nyoba-nyoba
narkoba. Mereka juga bersepakat untuk
menyebarkan hasil kegiatan tersebut dalam
lingkup yang lebih luas dengan kelompok-
kelompok strategis lain yang ada di masing-
masing kelurahan sebagai bentuk proteksi diri
dari godaan penyalahgunaan narkoba. FAS
akan menjadi mitra straategis dalam upaya
proteksi atau pencegahan pada anak-anak atau
kelompok yang lain, agar bebas dari narkoba.
Itulah yang dimasksud dengan Forum Anak
Surakarta sebagai Peer Education
Strategy.Apalagi di Kota Surakarta dengan
angka penyalahgunaan narkoba yang cukup
tinggi namun hingga saat ini belum memiliki
Gambar 3: Hasil karya peserta (sumber:
Badan Narkotika Nasional Kotamadya dokumen peneliti)
(BNNK) yang khusus menangani kasus-kasus
penyalahgunaan narkotika sebagai wakil dari 5) Pendampingan dan evaluasi
Untuk memperkuat kemampuan
Badan Narkotika Nasional Propinsi (BNNP),
peserta, maka nara sumber terus menjalin
serta Badan Narkotika Nasional (BNN).
komunikasi. Peserta difasilitasi untuk

191  
 
menghubungi narasumber jika menemukan sebaya, melalui kegiatan inovatif dan
masalah berkaitan dengan tema pelatihan yang partisipatif. Nara sumber membangkitkan
sudah diikuti. Namun sejauh ini peserta tidak kesadaran peserta terhadap bahaya narkoba
mengalami hambatan berarti. Hal ini karena dan pencegahannya. Dari proses pemberian
peserta sudah pernah mengikuti pelatihan tugas terhadap kelompok selanjutnya muncul
sebagai teman sebaya, meskipun untuk tema beberapa ide kreatif untuk menyampaikan
yang lain. pesan-pesan positif melalui berbagai media
4. PENUTUP termasuk media digital.
Kegiatan PKM dilakukan dalam 2 sesi, Melihat pentingnya jejaring sebagai
pertama penjelasan tentang narkoba, jenis- membership group bagi remaja, maka upaya
jenis dan dampak penyalahgunaanya serta prevetif dengan peer education strategy dapat
jeringan pengedar narkoba. Pertanyaan yang terus dikembangkan agar remaja bisa menjadi
muncul yang muncul sangat variatif, pervasion agent tentang bahaya
menunjukkan bahwa kegiatan ini sangat penyalahgunaan narkoba.
bermanfaat sebagai upaya menumbuhkan
kesadaran tentang bahaya penyaahgunaan
narkoba.
Sesi kedua memberikan ketrampilan
pada peserta sebagai konselor pendidik

DAFTAR PUSTAKA
Anhari, Ahmad. (2012). Upaya BNN dalam Pencegahan penyalahgunaan narkoba di Kalangan
Remaja.

BNN, (2008), Pusat Terapi & Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional Indonesia, Terapi Rehabiltasi
Komprehensif Bagi Pecandu Narkoba Dilihat Dari Sisi Psikososial.

____, (2015), Laporan Akhir Survei Nasional Perkembangan Penyalahguna Narkoba Tahun 2014.

____, (2015), Panti Rehabilitasi Narkoba Lido Bogor, https://jauhinarkoba.com/panti-rehabilitasi-


narkoba-lido-bogor/

Bourdieu, Pierre, (1977), Outline of a Theory of Practice. London: Cambridge, University Press.

Hanifah, Abu dan Nunung Unayah, 2011. Mencegah dan Menanggulangi Penyahgunaan Napza
Melalui Peran Serta Masyarakat. Informasi, Vol. 16 No. 01 Tahun 2013.
https://media.neliti.com/media/publications/52830-ID-mencegah-dan-menanggulangi-
penyalahgunaa.pdf

  192  
Hendro, Nugroho Prasetyo, (2014), Kualifikasi Penyalahguna, Pecandu dan Korban Penyalahgunaan
Narkotika dalam Implementasi UU No. 35 Tahun 2009 tentang
Narkotika.http://www.kompasiana.com/ hakamain.com/kualifikasi-penyalah guna-
pecandu- dan- korbanp-enyalahgunaan-narkotika-dalam-implementasi-uu-no-35-tahun-
2009-tentang narkotika_54f6eb1aa333114e708b462f.

Humas BNN, (2016). Panti Rehabilitasi Narkoba Lido Borgor. https://jauhinarkoba.com/ panti-
rehabilitasi-narkoba-lido-bogor/

Lestari, Martina Rosa Dwi, (2016), BNN: 22 Persen Pengguna Narkoba adalah Pejalar dan
Mahasiswa, NetralNews.com.http://www.netralnews.com/news/ pendidik
an/read/26672/bnn.22.persen.pengguna.narkoba.adalah.pejalar.dan.mahasiswa

Pranawa, Sigit dan Rahesli Humsona. 2017. Fenomena Merebaknya Napza dan Gaya Hidup Remaja.
Habitus: Jurnal Pendidikan, Sosiologi, dan Antropologi Volume I No. 01 Tahun 2017

Purnamasari, Deti Mega, (2016), Indonesia Darurat Narkoba. http://www.beritasatu.com/


nasional/371879-kepala-bnn-indonesia-darurat-narkoba.html.
Santosa, (2004), Balai Besar Rehabilitasi Lido, BNN, Jakarta.

  184  

Anda mungkin juga menyukai