Anda di halaman 1dari 3

Obat bebas

- Definisi : obat yang dapat diperoleh secara bebas yakni tanpa resep dokter dan
dapat ditebus di apotek, toko obat, atau took biasa.
- Simbol : lingkaran dengan diameter tertentu dan berwarna hijau dengan garis tepi
hitam.

- Ketentuan :
- Contoh obat : Paracetamol, Antasida, Oralit, Vitamin, ..

Obat bebas terbatas = Daftar W = Daftar P


- Definisi : obat yang dapat diperoleh tanpa resep dokter namun hanya dapat dibeli di
apotek dan toko obat yang terdaftar.
- Simbol : lingkaran berwarna biru tua dengan garis tepi hitam.

- Ketentuan :
 Oabat-obat dalam daftar P hanya boleh dijual dalam kemasan asli pabrik
pembuatnya.
 Waktu penyerahan obat-obat tersebut pada wadahnya harus ada tanda
peringatan, berupa etiket khusus yang tercetak sesuai dengan Ketentuan
Kementrian Kesehatan (tanda P) seperti yang diuraikan diatas.
- Contoh obat :
 P1 : Awas ! Obat Keras ! Baca aturan pakainya. (Antimo)
 P2 : Awas ! Obat Keras ! Hanya untuk kumur. Jangan ditelan. (Gargarisma
Kan)
 P3 : Awas ! Obat Keras ! Hanya untuk bagian luar badan. (Tinctura Jodii)
 P4 : Awas ! Obat Keras ! Hanya untuk dibakar. (Sigaret asma)
 P5 : Awas ! Obat Keras ! Tidak boleh ditelan. (Sulfanilamide steril 5 gram)
 Lainnya : Ibuprofen, CTM.

Obat wajib Apotek


- Definisi : Obat keras yang dapat diserahkan oleh Apoteker kepada pasien di Apotek
tanpa resep dokter.
- Simbol :
- Ketentuan :
- Contoh obat :

Obat Keras = Daftar G


- Definisi : Obat beracun yang mempunyai khasiat mengobati, menguatkan,
mendesinfektan dan lain-lain dalam tubuh manusia baik yang tidak dijual bebas dan
hanya dapat ditebus jika ada resep dokter.
- Simbol : Terdapat huruf K dalam lingkaran merah dengan garis tepi hitam.

- Ketentuan :
 Obat daftar G hanya boleh diserahkan kepada seseorang dengan resep dokter.
 Resep tidak boleh diulang.
 Semua obat baru yang belum dikenal dimasukkan dalam daftar G.
 Obat daftar G mempunyai Dosis Maximalis (D.M), yaitu dosis tertinggi yang
masih aman untuk penderita dewasa. Namun jika dosis obat melebihi D.Mnya,
maka harus diberik tanda seru (!) dibelakang dosis obat dan diberi paraf oleh
dokternya.
- Contoh obat : Procaine (analgesic), Adrenaline, semua antibiotic salah satunya
Siprofloksasin, semua preparat hormone salah satunya Insulin, Pyramidon

Obat Psikotropika
- Definisi : Zat atau obat baik atau alamiah atau sintetis yang bukan Narkotika, bersifat
psikoaktif melalui pengaruh selektif pada Susunan Saraf Pusat (SSP) yang
menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan perilaku.
- Simbol :
- Ketentuan :
 Psikotropika Golongan I : Hanya Digunakan dengan tujuan Imu pengetahuan
 Psikotropika Golongan II : Boleh direspkan tetapi harus disadari bahwa dapat
menyebabkan ketergantungan yang besar.
 Psikotropika Golongan III : Boleh direspkan tetapi harus disadari bahwa dapat
menyebabkan ketergantungan yang besar.
 Psikotropika Golongan IV : Boleh direspkan karena paling sedikit
menyebabkan ketergantungan.
 Hanya boleh dengan resep dokter.
 Resep tidak boleh di ulang, tiap kali harus ada resep baru.
 Resep narkotika yang berupa obat suntik, jumlah ampul yang diminta angka
harus dilengkapi dengan tulisan untuk menghindarkan pemalsuan. Beberapa
Narkotika seperti Cocaine, Heroine, Cannabis tidak diresepkan lagi karena
terlalu berbahaya. Namun Morphine masih boleh digunakan terutama sebagai
obat palliatif pad apasien dengan penyakit yang sangat membuat nyeri sperti
pada kanker terminal.
 Apotek yang menerima atau membuat resep yang mengandung semua jenis
Narkotika wajib melaporkan ke Kantor Wilayah Kesehatan tentang jumlah,
macam obat yang diberikan, atau pengeluaran tiap bulan.
 Sisa dari tiap jenis bahan pada akhir bulan juga dilaporkan.
- Contoh obat :
 Psikotropika Golongan I : Psilocybin
 Psikotropika Golongan II : Amphetamine
 Psikotropika Golongan III : Pentobarbital
 Psikotropika Golongan IV : Diazepam, Meprobamate

Obat Narkotika
- Definisi : Golongan obat yang mempengaruhi Susunan Saraf Pusat (SSP).
- Simbol :
- Ketentuan :
 Narkotika Golongan I : Hanya untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan
tidak dalam terapi.
 Narkotika Golongan II : Dapat digunakan dalam terapi tetapi mempunyai
potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan.
 Narkotika Golongan III : Banyak digunakan dalam terapi karena potensi
mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan.
 Hanya boleh dengan resep dokter.
 Resep tidak boleh di ulang, tiap kali harus ada resep baru.
 Resep narkotika yang berupa obat suntik, jumlah ampul yang diminta angka
harus dilengkapi dengan tulisan untuk menghindarkan pemalsuan. Beberapa
Narkotika seperti Cocaine, Heroine, Cannabis tidak diresepkan lagi karena
terlalu berbahaya. Namun Morphine masih boleh digunakan terutama sebagai
obat palliatif pad apasien dengan penyakit yang sangat membuat nyeri sperti
pada kanker terminal.
 Apotek yang menerima atau membuat resep yang mengandung semua jenis
Narkotika wajib melaporkan ke Kantor Wilayah Kesehatan tentang jumlah,
macam obat yang diberikan, atau pengeluaran tiap bulan.
 Sisa dari tiap jenis bahan pada akhir bulan juga dilaporkan.
- Contoh obat :
 Narkotika Golongan I : Cocaine, Tetrahydrocannabitol, Heroin
 Narkotika Golongan II : Fentanil, Morphine
 Narkotika Golongan III : Codeine, Ethylmorphine

Anda mungkin juga menyukai