Anda di halaman 1dari 13

JURNAL KEDOKTERAN YARSI 28 (2): 051-063 (2020)

Komplikasi Kronik Aspirasi Benda Asing pada


Saluran Napas Bawah

Chronic Complication of Foreign Body Aspiration in


Lower Airway

Yandra Darusman, Oea Khairsyaf, Russilawati


Bagian Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi, Fakultas Kedokteran
Universitas Andalas, Padang

KATA KUNCI Benda asing, Komplikasi, Kronik, Atelektasis


KEYWORDS Foreign body, Complication, Cronic, Ateletaksis

ABSTRAK Aspirasi benda asing pada saluran napas bawah adalah


kegawatdaruratan yang menyebabkan kematian. Terdapat lebih
kurang 3000 kematian seetiap tahunnya akibat aspirasi benda
asing di Amerika Serikat. Terdapat 14 kasus aspirasi benda
asing di RSUP Persahabatan yang dilakukan tindakan
bronkoskopi pada tahun 2000-2005. Penyebab tersering adalah
aspirasi jarum pentul 36,7%, kacang 21,21% dan gigi palsu
9,09%. Komplikasi yang terjadi karena aspirasi benda asing
diantaranya pneumonia, efusi pleura, ateletaksi, abses dan
hemoptisis. Seorang laki-laki 16 tahun datang dengan keluhan
utama batuk produktif disertai dengan darah sejak 7 hari
sebelum masuk rumah sakit. Tidak ada keluhan respirasi lain
dan keluhan sistemik. Riwayat tertelan paku mading 3 bulan
yang lalu, tapi tidak pernah memeriksakan diri ke dokter.
Tanda-tanda vital normal. Fremitus melemah dan suara ronki
di paru kanan bawah. Rontgen toraks AP-Lateral menunjukkan
gambaran ateletaksis di lobus medius dan inferior paru kanan,
terdapat corpus alienum di hilus kanan. CT scan toraks
menunjukkan gambaran ateletaksis dan cospus alienum.
Pasien didagnosis dengan ateletaksis ec corpus alienum dengan
diagnosis banding abses paru. Corpus alienum dikeluarkan
dengan tindakan bronkoskopi serat lentur. Tampak gambaran
bronkoskopi pada rontgen toraks post bronkoskopi. Pasien
diterapi dengan antibiotic dan obat anti perdarahan. Dari kasus
ini dapat disimpulkan bahwa komplikasi kronik aspirasi benda
asing pada saluran napas bawah diantraanya ateletaksis, abses
paru dan bronkiektasi. Usia muda mempengaruhi prognosis
baik, karena gejala sisa tidak ditemukan pada kasus ini.

51
KOMPLIKASI KRONIK ASPIRASI BENDA ASING PADA SALURAN NAPAS BAWAH

ABSTRACT Aspiration of foreign bodies in the lower airway is an emergency


condition causes death. In the United States approximately
3000 people die each year due to aspiration of foreign bodies.
There were 14 cases of foreign body aspiration in Persahabatan
Hospital were performed bronchoscopy in 2000-2005. The most
common causes were needles 36.37%, nuts 21.21%, and
dentures 9.09%. The complications due to foreign bodies
aspiration could be pneumonia, pleural effusion, pulmonary
atelectasis, abscess and hemoptysis. A man 16 years old
attended with chief complaint is productive cough with blood
strict since 7 days ago. There were not others respiratory and
systemic complains. History of drawing pin aspiration 3
months ago, but he never checked it to the doctor. Vital signs
were normal. Weakened fremitus and crakles in right lower
lung. Chest x ray AP-Lateral showed ateletacsis in medius and
inferior lobe of right lung, and there was corpus alienum sign
in right hilum. Thorax CT scan showed pneumonia pattern
with ateletacsis and corpus alienum. Patient was diagnosed as
right lung ateletacsis caused by corpus alienum with differential
diagnosis was right lung Lung abscess. Fiber optic
bronchoscopy was performed to remove a corpus alienum. Chest
x-ray post bronchoscopy showed right lung bronchiectasis.
Patient was treated with antibiotics and hemostatic drugs and
discharge after 17 days hospitalization without any respiratory
complaints. From this case could be concluded that chronic
complications of foreign body aspiration in the lower airway
could be atelectasis, lung abscess and bronchiectasis. The young
age affects good prognosis, because sequelae were not found in
this case.

PENDAHULUAN

Benda asing di saluran napas berdasarkan letaknya masing-masing


atau dikenal dengan aspirasi benda adalah; hipofaring 5%, laring/trakea
asing merupakan keadaan emergensi 12%, dan bronkus sebanyak 83%.
yang memerlukan penanganan segera. Kebanyakan kasus aspirasi benda asing
Keterlambatan penanganan dapat terjadi pada anak usia <15 tahun; sekitar
meningkatkan terjadinya komplikasi 75% aspirasi benda asing terjadi pada
akut maupun kronik bahkan kematian anak usia 1–3 tahun. Rasio laki-laki
(Saki N et al., 2009). Di Amerika Serikat banding wanita adalah 1,4:1 (Murray
lebih kurang 3000 orang meninggal se AD, 2006).
tiap tahunnya akibat aspirasi benda Correspondence:
Yandra Darusman, Bagian Pulmonologi dan
asing (Nagendran T, 1999). Secara Kedokteran Respirasi, Fakultas Kedokteran Universitas
statistik, persentase aspirasi benda asing Andalas, Padang
Email: usmankuchiki@gmail.com

52
YANDRA DARUSMAN, OEA KHAIRSYAF, RUSSILAWATI

Saat aspirasi terjadi, benda asing Setiap benda asing di saluran


masuk melalui rima glotis yang sedang napas merupakan hal serius jika
terbuka, sehingga masuk ke dalam menyebabkan sumbatan jalan napas
trakea dan bronkus. Pada orang dewasa akut, baik total atau sebagian. Pada
benda asing cenderung tersangkut pada beberapa kasus tidak memberikan
bronkus utama kanan karena lebih gejala khas sehingga dapat
segaris lurus dengan trakea dan posisi memperlambat diagnosis maupun
karina yang lebih besar. Sampai umur penanganan. Diagnosis benda asing
15 tahun sudut yang dibentuk bronkus trakeobronkial dapat ditegakkan
dengan trakea antara kiri dan kanan dengan anamnesis riwayat tersedak
hampir sama, sehingga pada anak-anak, makanan, sesak napas, pemeriksaan
frekuensi lokasi tersangkut benda asing radiologis dan dipastikan dengan
hampir sama kejadian antara bronkus bronkoskopi (Nagendran T, 1999).
utama kiri dan kanan. Lokasi tersangkut
benda asing juga dipengaruhi posisi KASUS
saat terjadi aspirasi (Fitri F et al., 2011).
Iskandar pada laporannya di bagian Seorang pasien laki-laki berusia
THT FKUI/RS Cipto Mangunkusomo 16 tahun rujukan RS Ibnu Sina
selama 4 tahun dari Januari 1990- Payakumbuh pada tanggal 6 Februari
Desember 1993 mendapatkan 70 kasus 2017, datang dengan keluhan utama
aspirasi benda asing di traktus batuk darah sejak 1 minggu sebelum
trakeobronkial. Lokasi benda asing masuk rumah sakit. Batuk darah lengket
tersering (62,86%) di bronkus utama didahak dan bersifat hilang timbul,
kanan (Iskandar N, 1994). kemudian pasien dilakukan foto toraks
Di Indonesia tahun 2000-2005, pada tanggal 2 Februari 2017 dirawat
khususnya di RS Persahabatan angka selma 5 hari kemudian dirujuk ke RSUP
kejadian aspirasi benda asing pada Dr. M. Djamil Padang untuk
dewasa dan anak yang dilakukan penatalaksanaan lebih lanjut. Pada
tindakan bronkoskopi adalah 14 kasus awalnya pasien terhirup paku mading 4
(0,5% dari seluruh tindakan bulan yang lalu, namun pasien tidak
bronkoskopi). Kasus aspirasi terbanyak berobat ke dokter. Sesak napas sejak 1
akibat jarum pentul 36,37%, kacang bulan yang lalu, tidak menciut, sesak
21,21%, gigi palsu 9,09% (Arief N, 2005). napas meningkat jika beraktifitas berat
Gejala aspirasi benda asing terbagi atau batuk.
dalam 3 fase yaitu fase awal, fase Batuk meningkat sejak 1 minggu
asimptomatik dan fase komplikasi. yang lalu. Batuk berdahak warna putih
Gejala komplikasi akibat benda asing kekuningan dan kental. Batuk-batuk
dapat berupa pneumonia, efusi pleura, sudah dirasakan sejak 4 bulan yang lalu
atelektasis paru, abses dan hemoptisis dan bersifat hilang timbul. Nyeri dada
(Novialdi et al., 2015). Pada penelitian kanan sejak 4 bulan yang lalu, tidak
yang dilakukan Chun-Hua dkk, menjalar, bersifat hilang timbul,
komplikasi dari aspirasi benda asing meningkat ketika batuk. Nyeri muncul
adalah pneumonitis obstruktif 26%, sejak pasien terhirup paku mading.
atelektasis 12%, abses paru 7%, Demam tidak ada, riwayat demam 1
bronkiektasis 5% (Chung HC, 1997). minggu yang lalu, tidak tinggi, tidak
menggigil, bersifat hilang timbul.
Keringat malam tidak ada. Penurunan

53
KOMPLIKASI KRONIK ASPIRASI BENDA ASING PADA SALURAN NAPAS BAWAH

nafsu makan sejak 1 bulan yang lalu, pembedaran kelenjar kelenjar getah
penurunan berat badan sejak 1 bulan bening.
yang lalu, tapi pasien tidak tahu berapa Pemeriksaan dada, pada inspeksi
kg. Riwayat minum obat anti asimetris kanan lebih flat dari kiri
tuberkulosis sebelumnya tidak ada (statis), pergerakan kanan tertinggal
begitu juga dalam keluarga. Pasien dari kiri (dinamis). Pada palpasi
seorang siswa kelas 2 sekolah menegah fremitus kanan melemah dari kiri.
atas dan tidak merokok. Pemeriksaan perkusi tidak dilakukan
Batuk meningkat sejak 1 minggu karena pasien batuk darah. Auskultasi
yang lalu. Batuk berdahak warna putih ditemukan paru kanan dari atas sampai
kekuningan dan kental. Batuk-batuk dengan ruang intercosta (RIC) IV suara
sudah dirasakan sejak 4 bulan yang lalu nafas bronkovesikuler, rhonkhi positif,
dan bersifat hilang timbul. Nyeri dada tidak ada wheezing, kebawah suara
kanan sejak 4 bulan yang lalu, tidak napas melemah sampai dengan
menjalar, bersifat hilang timbul, menghilang. Pada paru kiri ditemukan
meningkat ketika batuk. Nyeri muncul suara napas bronkovesikuler rhonki
sejak pasien terhirup paku mading. positif, tidak ada wheezing.
Demam tidak ada, riwayat demam 1 Pada pemeriksaan laboratorium
minggu yang lalu, tidak tinggi, tidak didapatkan hasil hemoglobin 12,4gr/dl,
menggigil, bersifat hilang timbul. leukosit 17.810/mm3, hematokrit 39%,
Keringat malam tidak ada. Penurunan trombosit 608.000/mm3, gula darah
nafsu makan sejak 1 bulan yang lalu, sewaktu 96mg/dl, ureum 23mg/dl,
penurunan berat badan sejak 1 bulan kretinin 0,7mg/dl, total protein 7,5g/dl,
yang lalu, tapi pasien tidak tahu berapa albumin 3,0g/dl, globulin 4,5g/dl.
kg. Riwayat minum obat anti Kesan laboratorium dalam batas
tuberkulosis sebelumnya tidak ada normal.
begitu juga dalam keluarga. Pasien Saat pasien datang ke IGD RS
seorang siswa kelas 2 sekolah menegah Ibnu Sina Payakumbuh dilakukan
atas dan tidak merokok. pemeriksaan foto thorak dan
Pada pemeriksaan umum, didapatkan foto sentris dan simetris,
kesadaran komposmentis kooperatif, densitas sedang, tampak gambaran
keadaan umum sedang. Keadaan gizi perselubungan relatif homogen dengan
sedang dengan tinggi badan 160cm dan penyemitan sela iga dan tampak corpus
berat badan 50kg. Tekanan darah alienum pada paru kanan, tampak
110/70mmHg, nadi 84x/menit, infiltrat di perihiler paru kiri dan kanan.
pernapasan 24x/menit, suhu 37,5oC. Kesan atelektasis, korpus alienum paru
Pemeriksaan fisik ditemukan kanan dan pneumonia. Saat pasien tiba
konjungtiva tidak anemis, sklera tidak di RSUP Dr. M. Djamil Padang pasien
ikterik. Pada pasien tidak ditemukan dilakukan foto lateral tanggal 6 Februari
2017 (Gambar 1).

54
YANDRA DARUSMAN, OEA KHAIRSYAF, RUSSILAWATI

Gambar 1. Foto toraks antero lateral (RS Ibnu Sina Payakumbuh) dan lateral
(RSUP DR M. Djamil Padang) sebelum bronkoskopi rigid

Pasien didiagnosis kerja dengan tranexamat 3x500mg tablet, vitamin K


atelektasis dekstra ec korpus alienum 3x1 tablet, vitamin C 3x1 tablet. Selama
dengan hemaptoe+community acquired rawatan pasien direncanakan untuk
pneumonia (CAP)+Suspek TB paru. pemeriksaan bronkoskopi rigid dengan
Diagnosis banding abses paru dekstra ec anestesi umum, kultur sputum dan
corpus alienum dengan hemaptoe + sensitiviti kuman banal, BTA (basil
community acquired pneumon tahan asam) sputum 3 kali dan CT scan
CAP)+TB paru. Pasien diberi terapi thorak. Hasil BTA sputum 3 kali negatif.
IVFD NaCL 0,9% 12 jam/kolf, injeksi Hasil CT Scan toraks pneumonia di
ceftriaxone 1x2 gr (skin test), infus segmen 7, 8, 9, 10 dan pleura efusi dextra
Levofloxacin 1x750mg, infus ec corpus alienum (Gambar 2).
metronidazole 3x500mg, asam

Gambar 2. CT Scan Thorak sebelum bronkoskopi rigid

55
KOMPLIKASI KRONIK ASPIRASI BENDA ASING PADA SALURAN NAPAS BAWAH

Hari rawatan ke 14 pasien dikeluarkan karena ketika ditarik


dilakukan bronkoskopi dengan anestesi korpus alienum terlepas dan posisi
umum hari ini di ruang operasi. Hasil sukar dilihat ditambah kondisi pasien
bronkoskopi dengan anestesi umum dengan desaturasi. Prosedur
tampak korpus alienum (paku mading) dihentikan, kondisi pasien setelah
di bronkus lobus bawah paru kanan. bronkoskopi dengan anestesi umum
Prosedur dilakukan selama lebih stabil. Pasien direncanakan foto toraks
kurang 1 jam 30 menit. Pada awal PA (Gambar 3) dan pasien dianjurkan
prosedur pasien stabil korpus alienum bronkoskopi fiber optik dengan anestesi
terlihat melalui bronkoskopi, namun lokal.
korpus alienum tidak berhasil

Gambar 3. Foto toraks setelah bronkoskopi rigid

Hari rawatan ke 15 batuk darah persiapan bronkoskopi fiber optik


ada lengket didahak minimal, sesak dengan anestesi lokal. Hasil foto toraks
napas tidak ada, demam tidak ada, pasien pada tanggal 02 Maret 2017
batuk dahak kadang-kadang, nyeri didapatkan foto sentris, tidak simetris,
dada dan nyeri menelan kadang- densitas sedang, tampak korpus
kadang. Keadaan umum pasien sedang, alienum di lobus bawah paru kanan dan
tekanan darah 110/70mmHg, frekuensi tampak gambaran honey comb
nadi 82x/menit, frekuensi napas appearance di lobus bawah paru kanan.
19x/menit, suhu 36,7oC. Pada Kesan korpus alienum dan
pemeriksaan auskultasi dada kanan atas bronkiektasis paru kanan. Pasien
sampai dengan RIC IV bronkovesikuler direncanakan bronkoskopi fiber optik
rhonki tidak ada, wheezing tidak ada, dengan anestesi lokal dengan
suara napas bawah melemah, kiri suara menggunakan forsep aligator pada hari
napas bronkovesikuler, rhonki tidak rawatan ke 16. Hasil pemeriksaan
ada, wheezing tidak ada. Pasien foto bronkoskopi adalah korpus alienum di
toraks PA, konsul jantung untuk lobus bawah paru kanan (Gambar 4).

56
YANDRA DARUSMAN, OEA KHAIRSYAF, RUSSILAWATI

Selama prosedur dilakukan pasien 130/80mmHg, frekuensi nadi


stabil dan korpus alienum berhasil 99x/menit, frekuensi napas 22x/menit,
dikeluarkan (Gambar 5). Kondisi pasien suhu 36,6oC. Pada pemeriksaan
setelah bronkoskopi batuk darah tidak auskultasi dada kanan atas sampai
ada, sesak napas tidak ada, demam dengan RIC IV bronkovesikuler rhonki
tidak ada, ada, batuk dahak kadang- ada dibasal, wheezing tidak ada, kiri
kadang, nyeri dada tidak ada. Keadaan suara napas bronkovesikuler, rhonki
umum pasien sedang, tekanan darah tidak ada, wheezing tidak ada.

Gambar 4. Bronkoskopi fiber optik dengan forcep alligator

Hari rawatan ke 17 batuk darah bronkoskopi fiber optik pengeluaran


tidak ada, sesak napas tidak ada, benda asing.
demam tidak ada, batuk kadang- Hasil rontgen foto thorak post
kadang dahak tidak ada, nyeri dada bronkoskopi pengeluaran korpus
tidak ada. Keadaan umum pasien baik, alienum, foto sentris, simetris, densitas
tekanan darah 110/80mmHg, frekuensi keras, tampak honey comb appearance
nadi 89x/menit, frekuensi napas di lobus bawah paru kanan. Kesan
19x/menit, suhu 36,8oC. Pada bronkiektasis paru kanan (Gambar 6).
pemeriksaan auskultasi dada kanan atas Pasien dibolehkan pulang dengan
sampai dengan RIC IV bronkovesikuler diagnosis bronkiektasis ec. korpus
rhonki ada dibasal minimal, wheezing alienum pada hari rawatan ke 18. Pasien
tidak ada, kiri suara napas dianjurkan untuk kontrol poli paru dan
bronkovesikuler, rhonki tidak ada, akan direncanakan CT Scan toraks
wheezing tidak ada. Pasien setelah bronkoskopi fiber optik
direncanakan foto toraks PA setelah pengeluaran benda asing.

57
KOMPLIKASI KRONIK ASPIRASI BENDA ASING PADA SALURAN NAPAS BAWAH

Gambar 5. Benda asing yang berhasil dikeluarkan

Pasien kontrol poli paru RSUP wheezing tidak ada. Pasien dilakukan
Dr. Djamil Padang dengan kondisi pemeriksaan CT scan toraks setelah
pasien batuk darah tidak ada, sesak bronkoskopi fiber optik pengeluaran
napas tidak ada, demam tidak ada, benda asing. Hasil CT scan toraks
batuk tidak ada, nyeri dada tidak ada. dengan kesan bronkiektasis terinfeksi
Pada pemeriksaan auskultasi dada paru kanan (Gambar 7). Pasien
kanan atas sampai dengan RIC IV ditegakkan diagnosis akhir
bronkovesikuler rhonki ada dibasal bronkiektasis dekstra ec korpus
minimal, wheezing tidak ada, kiri suara alienum. Pasien dianjurkan kontrol bila
napas bronkovesikuler, rhonki ada, ada keluhan.

Gambar 6. Foto toraks setelah benda asing dikeluarkan

58
YANDRA DARUSMAN, OEA KHAIRSYAF, RUSSILAWATI

DISKUSI teraspirasi dikarenakan bronkus utama


kanan lebih vertikal dibanding bronkus
Pada kasus ini terjadi aspirasi utama kiri (Manish VJ et al., 2016).
benda asing anorganik tajam dengan Pasien telah dilakukan
lokasi pada bronkus kanan. Jenis benda anamnesis didapatkan batuk darah
asing yang terinhalasi bisa bermacam- sejak 1 minggu yang lalu, lengket
macam bentuk, benda asing organik didahak. Pasien mengaku awalnya
lebih sering ditemukan dari pada benda terhirup paku mading sejak 4 bulan
asing anorganik. Tingkat keparahan, yang lalu namun tidak pernah
tanda dan gejala dari aspirasi benda mendapatkan penanganan medis.
asing tergantung kepada tempat, Keluhan pasien tersebut sesuai dengan
ukuran, komposisi dan lama nya benda kepustakaan bahwa batuk darah dapat
asing berada di saluran napas (Manish ditemukan pada pasien aspirasi benda
VJ et al., 2016). Salah MT dkk pada asing yang telah masuk ke dalam fase
penelitiannya mendapatkan presentase komplikasi (Warshawsky ME. 2004).
lokasi benda asing yaitu hipofaring Keluhan pasien yang lain adalah batuk-
(5%), laring/trakea (12%) dan yang batuk yang sudah dirasakan pasien sela
tersering di bronkus (83%). Bronkus selama 4 bulan sejak terhirup paku
utama kanan merupakan terbanyak mading. Gejala ini juga sesuai dengan
yaitu (43%), bronkus utama kiri (24%), kepustakaan bahwa gejala yang
segmen bronkus kanan (22%) dan tersering dari aspirasi benda asing
segmen bronkus kiri (11%) (Salah MT et adalah batuk sebanyak 68,3%. Penderita
al., 2007). Bronkus utama kanan dengan benda asing di bronkus
merupakan tempat yang paling sering umumnya datang pada fase
tersangkut oleh benda asing bila asimptomatik.

Gambar 7. CT Scan toraks setelah bronkoskopi fiber optik dengan forsep alligator

59
KOMPLIKASI KRONIK ASPIRASI BENDA ASING PADA SALURAN NAPAS BAWAH

Pada fase ini keadaan umum benda asing dapat ditemukan gambaran
penderita masih baik dan foto toraks benda asing yang radio-opak dan sering
belum memperlihatkan kelainan. Pada didapatkan adanya gambaran infeksi
fase pulmonum, benda asing di bronkus paru, udara yang terperangkap dan
utama atau cabang-cabangnya akan atelektasis pada aspirasi benda asing
menimbulkan gejala batuk yang lama. lama. Sekitar 24% pasien yang
Pneumonia merupakan salah satu dilakukan pemeriksaan radiologi tidak
komplikasi akibat benda asing untuk menunjukkan kelainan paru walupun
waktu yang lama, pada pasien ini juga sudah dilakukan bronkoskopi
ditemukan gejala batuk meningkat sejak (Merchant SN et al., 1984). Pada kasus
1 minggu yang lalu, batuk berdahak benda asing paku ini mudah
warna putih kekuningan dan kental didiagnosis dengan menggunakan
(Doody DP, 2004). rontgen foto torak karena benda asing
Pemeriksaan fisik pada pasien ini berasal dari logam sehingga gambaran
yaitu kesadaran komposmentis radiologi berupa gambaran radio-opak.
kooperatif, keadaan umum sedang, Pasien ini didiagnosis kerja
tekanan darah 110/70mmHg, nadi dengan atelektasis dekstra dikarenakan
84x/menit, pernapasan 24x/menit, korpus alienum dengan hemaptoe
suhu 37,5oC. Pemeriksaan dada, pada disertai community acquired
inspeksi asimetris kanan lebih flat dari pneumonia (CAP) dan Suspek TB paru.
kiri (statis), pergerakan kanan tertinggal Diagnosis banding abses paru dekstra
dari kiri (dinamis). Pada palpasi dikarenakan korpus alienum dengan
fremitus kanan melemah dari kiri. hemaptoe serta community acquired
Pemeriksaan perkusi tidak dilakukan pneumonia (CAP) dan TB paru. Pasien
karena pasien batuk darah. Auskultasi diberi terapi kombinasi 3 antibiotik
ditemukan paru kanan dari atas sampai selain anti perdarahan dikarenakan
dengan RIC IV suara napas komplikasi dari aspirasi benda asing
bronkovesikuler, rhonkhi positif, tidak dapat berupa pneumonia juga abses
ada wheezing, kebawah suara napas paru sering dengan mix infection, hal ini
melemah sampai dengan menghilang. sesuai dengan anamnesis, pemeriksaan
Pada paru kiri ditemukan suara napas fisik dan pemeriksaan rontgen foto
bronkovesikuler rhonkhi positif, tidak thorak. Selama rawatan pasien
ada wheezing. Pasien telah dilakukan direncanakan untuk pemeriksaan
pemeriksaan foto toraks tampak bronkoskopi rigid dengan anestesi
gambaran perselubungan relatif umum, kultur sputum dan sensitivitas
homogen dengan penyemitan sela iga kuman, BTA sputum dan CT scan
dan tampak korpus alienum pada paru toraks. BTA sputum dilakukan karena
kanan, tampak infiltrat di perihiler paru pasien didiagnosis dengan suspek tb
kiri dan kanan. Kesan atelektasis, paru, sedangkan hasil BTA sputum
korpus alienum paru kanan dan pada pasien ini adalah negatif. Hasil
pneumonia. pemeriksaan kultur sputum dan
Diagnosis aspirasi benda asing sensitivitas kuman pada pasien ini
selain berdasarkan anamnesis dan adalah ditemukan jenis bakteri
pemeriksaan fisik dibutuhkan juga Staphylococcus aureus dan telah diberi
pemeriksaan radiologi. Pada terapi antibiotik yang sesuai dengan
pemeriksaan radiologi kasus aspirasi hasil kultur.

60
YANDRA DARUSMAN, OEA KHAIRSYAF, RUSSILAWATI

Pasien juga telah dikonsulkan ke rigid dengan anestesi umum namun


bagian bedah thorak untuk benda asing tidak berhasil dikeluarkan
kemungkinan thorakotomi apabila dan kondisi pasien tidak
bronkoskopi rigid dengan anestesi memungkinkan dilakukan prosedur
umum gagal mengeluarkan benda asing lebih lama lagi dikarenakan penurunan
yang teraspirasi. Advis dari bagian saturasi. Pasien juga tidak jadi
bedah adalah anjuran CT Scan toraks dilakukan thorakotomi. Tindakan
bila thorakotomi akhirnya dilakukan. bedah pada kasus aspirasi benda asing
Pasien telah dilakukan pemeriksaan CT jarang dilakukan, namun bila
Scan toraks sebelum dibronkoskopi bronkoskopi rigid dengan anestesi
dengan hasil pneumonia di segmen 7, 8, umum gagal dilakukan tindakan
9, 10 dan pleura efusi dextra dan korpus pembedahan dipertimbangkan untuk
alienum. Hasil CT Scan toraks setelah dilakukan. Pasien ini terdapat aspirasi
bronkoskopi dengan kesan benda asing yang lama juga dengan
bronkiektasis terinfeksi paru kanan. Hal hemaptoe dan atelektasi yang mana
ini sesuai dengan kepustakaan bahwa merupakan komplikasi kronik dari
komplikasi akibat benda asing, dapat aspirasi benda asing merupakan
berupa empisema obstruktif, indikasi dilakukan tindakan
pneumonia, bronkiektasis, atelektasis, pembedahan (Manish VJ et al., 2016).
abses paru dan hemoptisis Pasien tetap dilakukan tindakan invasif
(Warshawsky ME, 2004). Bronkiektasis yang lebih aman yaitu dengan
merupakan komplikasi kronik yang bronkoskopi fleksibel fiber optik
paling penting dari aspirasi benda asing dengan menggunakan forsep aligator
dan memungkinkan diperlukan dengan anestesi lokal. Penilitian
penanganan operasi pada beberapa Athanassiadi dkk mendapatkan bahwa
kasus dengan hemaptoe dan infeksi 36% pasien dilakukan tindakan
yang sering berulang. Lokasi torakotomi dikarenakan benda asing
bronkiektasis lebih sering terlokalisir yang berpindah terlalu jauh kedalam
dibandingkan proses difus. bronkus atau penggunaan bronkoskopi
Bronkiektasis dapat terbentuk dalam rigid yang gagal dalam mengeluarkan
beberapa tahun setelah aspirasi benda benda asing (Athanassiadi K et al., 2000).
asing. Meskipun hanya operasi yang Pada penelitian lain yang dilakukan
merupakan terapi kuratif pada oleh Konrad dkk menyatakan bahwa
bronkiektasis, beberapa literatur tindakan torakotomi dilakukan setelah
melaporkan bahwa bronkiektasis dan prosedur bronkoskopi fleksibel fiber
atau dilatasi bronkus sekunder optik gagal mengeluarkan aspirasi
dikarenakan aspirasi benda asing benda asing (Konrad P et al., 2011).
mengalami resolusi setelah beberapa Saat dilakukan prosedur
lama tindakan pengeluaran benda asing bronkoskopi rigid pasien juga
dilakukan (Oner D et al., 2002). mengalami penurunan saturasi oksigen.
Bronkoskopi rigid dengan Menurut Lukomsky (Mangape et al.,
anestesi umum merupakan standar 1987) bahwa komplikasi tindakan
baku emas untuk mengeluarkan benda bronkoskopi terbagi dua: Komplikasi
asing di trakeobronkial dengan aman minor berupa perlukaan mukosa faring,
(Zhang Y, and Zhang Z, 2001). Pada laringitis akut, hipoksia, perdarahan
pasien ini telah dilakukan bronkoskopi sedang dan demam; Komplikasi mayor

61
KOMPLIKASI KRONIK ASPIRASI BENDA ASING PADA SALURAN NAPAS BAWAH

berupa tension pneumothorak, hemaptoe, bronkiektasis, infeksi saluran


perdarahan hebat, hipoksia berat napas (pneumonia akut atau berulang,
sampai kegagalan jantung. Sedangkan abses paru) merupakan gejala klinis
menurut Cassol dkk komplikasi akibat yang paling banyak ditemukan.
tindakan bronkoskopi terbagi menjadi Tindakan pembedahan dilakukan bila
dua, yaitu: Komplikasi minor, seperti seluruh tindakan lebih kurang invasif
adanya desaturasi oksigen dan; telah dilakukan.
Komplikasi mayor seperti
laringospasme dengan desaturasi, KEPUSTAKAAN
laringospasme dengan bradikardi,
laringobronkospasme dengan Athanassiadi K et al., 2000. Management
bradikardi dan pneumotorak bilateral. of foreign bodies in the
Rontgen foto torak ulang pascaoperasi tracheobronchial tree in adults: a 10-
perlu dilakukan untuk menilai jaringan year experience. Eur J Surg. 166: 920-
submukosa longgar pada daerah 923.
subglotis yang dapat memberikan Cassol V et al., 2003. Foreign Body in
reaksi terhadap trauma kecil (Cassol V et Children’s Airways. J.Pneumologia.
al., 2003). Pasien telah dilakukan foto 29:1-10.
rontgen thorak post bronkoskopi untuk Doody DP. 2004. Foreign body aspiration.
evaluasi dengan kesan bronkiektasis In Grillo HC editors. Surgery of the
paru kanan bawah. trachea and bronchi. London: BC
Saat pasien dipulangkan, Decker Inc,p 707-17.
Fitri F, Pulungan MR 2011. Ekstraksi benda
diperlukan evaluasi malaui CT scan
asing (kacang tanah) di bronkus
toraks post bronkoskopi untuk menilai dengan bronkoskop kaku. Majalah
lebih dalam apakah terdapat komplikasi Kedokteran Andalas. 35(1): 68-80.
post bronkoskopi setelah benda asing Iskandar N 1994. Ingested and inhaled
dikeluarkan. Pasien telah dilakukan CT foreign bodies. In Dr. Cipto
scan toraks post bronkoskopi dari Poli Mangunkusumo Hospital, Jakarta,
Paru RSUP Dr M. Djamil Padang Indonesia. Med J ORLI. 25: 311-8.
dengan kesan bronkiektasis terinfeksi Konrad P et al., 2011. Foreign bodies in the
paru kanan. tracheobronchial tree in adults.
Kardiochirurgia i Torakochirurgia
KESIMPULAN Polska. 8 (2): 220–224.
Mangape D and Asbudi 1987. Bronkoskopi
kaku. Dalam: Lokakarya Endoskopi,
Timbulnya komplikasi aspirasi
Ujungpandang. Desember.
benda asing pada saluran nafas Manish VJ et al., 2016. Late Presentation
tergantung pada jenis, ukuran, bentuk of Bronchial Foreign Body inYoung
dan posisi benda asing pada saluran Adult: A Case Report. Scientific
nafas. Waktu munculnya komplikasi Research Publishing J. 5: 302-7.
tergantung dari derajat atau tipe Merchant SN et al., 1984. Foreign bodies in
obstruksi yang ditimbulkan oleh benda the bronchi (a 10 year review of 132
asing teraspirasi. Tipe obstruksi total cases). J of Postgraduate Med. 30
dari benda asing terhadap lumen (4):219-23.
saluran napas menyebabkan kolapsnya Murray AD 2006. Foreign bodies of airway.
jaringan paru (atelektasis). Pada pasien [Online]. 2006. [Cited 2017 Maret
aspirasi benda asing yang kronik, 18].Available at http://emedicine.

62
YANDRA DARUSMAN, OEA KHAIRSYAF, RUSSILAWATI

medscape.com/article/872498- infancy: A 20-year experience. Int J Med


overview. Sci 2009; 6: 322-8.
Nagendran T 1999. Management of foreign Salah MT et al., 2007. Delayed diagnosis of
bodies in the emergency departement. foreign body aspiration in children.
Hospital Phisician. 9: 27-40. Sudanese Journal of Public Health. 2
Novialdi, Fitri F, Subroto H 2015. Aspirasi (1):48-50.
benda asing paku dengan komplikasi Warshawsky ME 2004. Foreign Body
atelektasis paru dan aspirasi benda Aspiration. Diakses dari:
asing jarum pentul tanpa komplikasi. www.emedicine.com/article/298940.
Jurnal Kesehatan Andalas. 4(2): 626-38. Zhang, Y. and Zhang, Z 2001. Management
Oner D et al., 2002. Foreign body aspiration: of Irregular Shaped Airway Foreign
clinical utility of flexible bronchoscopy. Body in Children. Chinese Journal of
Postgrad Med J. 78: 399–403 Otorhinolaryngology. 36, 231-234.
Saki N, Nikakhlagh S, Rahim F, Abshirini H
2009. Foreign body aspiration in

63

Anda mungkin juga menyukai