Anda di halaman 1dari 12

MAKANAN YANG SEHAT DAN BERGIZI MENURUT AL-QURAN

Makalah

Tugas ini ditulis Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Pada Mata Kuliah
Pendidikan Agama Islam

Dosen Pengampu :
Aden Sudarman, S.Ag., M.Pd.I
Oleh :

Amelia Putri Cahyaningtyas (030720091)

Nuniah Ashari (030720109)

Wulan Fajar (030720119)

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


INSTITUT

MEDIKA Drg. SUHERMAN TAHUN 2020

Jl. Industri Pasir Gombong Jl. Jababeka Raya, Pasirgombong, Kec.


Cikarang Utara, Bekasi, Jawa Barat 17530
Telp. (021) 89111110 (Hunting) Fax. (021) 8905196 E-mail: info@imds.ac.idWebsite:
www.imds.ac.id

2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Makanan yang Sehat
dan Bergizi Menurut Al Qur'an”. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas Dosen pada mata kuliahPendidikan Agama Islam. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang bagaimana makanan yang sehat menurut
Al-Qur’an.
Kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Aden Sudarman, S.Ag., M.Pd.I selaku
Dosen Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Cikarang, 21 Desember 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………............................i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………..................ii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………..1
1. LATAR BELAKANG ……………………...................................................................1
2. RUMUSAN MASALAH……………………………………………………………...1
3. TUJUAN PENELITIAN………………………………………………………………1
BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………………………………..2
1. MAKANAN HIGIENIS DAN
BERGIZI………………………………………………………………………………2
2. MAKANAN HIGIENIS DAN BERGIZI DALAM PERSPEKTIF AGAMA
ISLAM…………………………………………………………………………………
2
3. ZAT DAN RUH MAKANAN HIGIENIS BERGIZI...................................................4
4. CONTOH MAKANAN BERGIZI YANG TERPAUT DALAM AL-QUR’AN……..5
BAB III PENUTUP …………………………………………………………………………..7
1. KESIMPULAN
………………………………………………………………………………………...7
2. SARAN…………………………………………………………………………..........7

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Al-Qur‟an merupakan karunia teragung yang diberikan Allah kepada kaum
muslim. Secara harfiah, Al-Qur‟an merupakan “bacaan yang sempurna”. Tiada
bacaan seperti Al-Qur‟an yang dipelajari bukan hanya susunan redaksi dan pemilihan
kosakatanya, tetapi juga kandungan yang tersurat, tersirat bahkan sampai kepada
kesan yang ditimbulkannya. Al-Qur‟an memperkenalkan dirinya sebagai hudan li an-
na>s (petunjuk bagi umat manusia) pada umumnya dan orang-orang yang bertaqwa
pada khususnya.
Islam memandang bahwa makanan merupakan salah satu faktor yang sangat
penting dalam kehidupan manusia. Karena makanan mempunyai pengaruh yang besar
terhadap perkembangan jasmani dan rohani manusia. Maka dari itu di dalam ajaran
Islam banyak peraturan yang berkaitan dengan makanan dari mulai mengatur etika
makan, mengatur idealitas kuantitas makanan di perut, bahkan yang terpenting adalah
mengatur makanan yang halal dan haram untuk dimakan.
Halal dan haram bagi seorang muslim merupakan suatu prinsip yang harus
dijaga dengan baik, karena menjauhi keharaman merupakan kewajiban bagi semua
orang Islam. Selain itu halal dan haram bukan hanya menyangkut hubungan antar
manusia saja tapi juga hubungan dengan Allah. Seorang muslim tidak dibenarkan
mengkonsumsi suatu makanan sebelum ia tahu benar akan kehalalannya.
Mengkonsumsi yang haram, atau yang belum diketahui kehalalannya akan berakibat
buruk baik di dunia maupun di akhirat. Jadi masalah ini mengandung dimensi duniawi
dan sekaligus ukhrawi. Disamping itu al-Qur‟an juga mensyaratkan makanan itu
dengan sifat ta>yyiban.
Dengan melihat fenomena sekarang, berbagai produk makanan dan minuman
bermunculan dengan banyak variasi untuk bersaing dipasaran, untuk memenuhi
kebutuhan konsumen yang serba praktis dan tidak melupakan kelezatan dalam
makanan tersebut. Hal tersebut yang melatarbelakangi para produsen dalam
mengembangkan produknya, sehingga tak jarang sebagian produsen merasa perlu
menambahkan baik pewarna sebagai penarik perhatian konsumen, pengawet,
penyedap dan bahkan pemanis buatan yang semua itu berasal dari bahan kimia yang
dirasa cukup murah dan mudah didapat di pasaran. Penambahan zat tersebut
dipandang perlu untuk mengembangkan mutu dari produk makanan.
Melihat fenomena tersebut, dengan banyak muncul makanan “halal” dan
“instan” yang terus berkembang seiring dengan kebutuhan manusia, yang secara
langsung maupun tak langsung memberikan dampak dalam tubuh manusia, penulis
merasa tertarik menelaah lebih dalam terkait makna ayat halal ṯayyiban, mengingat
Al-Qur‟an merupakan kitab yang telah berlabelkan sahih likulli zaman wa makan dan
kitab pedoman bagi pemeluknya.
Dalam Al-Qur‟an ditemukan bahwa perintah makan disebutkan sebanyak 27
kali dalam berbagai konteks dan arti, apabila berbicara tentang makanan yang
dimakan (objek perintah tersebut), selalu menekankan salah satu dari dua sifat h}ala>l
(boleh) dan ta>yyib (baik). Bahkan ditemukan empat ayat yang menggabungkan
kedua sifat-sifat tersebut, yaitu Q.S. al-Ma>idah/5 : 88; al-Baqarah/2 : 168; al-
Anfa>l/8: 69; dan an-Nah}l/16 : 114.
Menjaga kesehatan tubuh sangat penting bagi berlangsungnya kehidupan,
apalagi di era pandemi Covid-19 ini. Mempertahankan kondisi tubuh sehat
merupakan bagian dari ibadah, baik dari sisi menjalankan sunah agar terhindar dari

1
sebaran virus corona dan memenuhi kebutuhan tubuh agar sehat dan kuat tidak mudah
tertular virus serta kuat dalam menjalankan ibadah kepada Allah SWT. Allah
mencintai mukmin yang kuat daripada mukmin yang lemah. Selain itu bagian dari
wujud rasa syukur kita kepada Allah yang telah memberikan karunia kenikmatan
tubuh yang sehat sehingga wajib kita jaga dan rawat.
Merawat tubuh agar sehat bisa dengan berbagai cara, seperti menjaga
kebersihan, olahraga, istirahat cukup, tidak stres, makan makanan yang halal dan
thoyyib. Cara-cara tersebut sudah dianjurkan Allah SWT, misalnya dalam hal
menjaga kebersihan, kita telah diperintahkan Allah SWT pada Qur’an Surat Al
Muddatsir : 4-5 “Dan pakaianmu bersihkanlah dan perbuatan dosa tinggalkanlah”.
Rosulullah juga memberikan contoh bahwa beliau setiap pagi hari bersiwak untuk
menjaga kebersihan dan kesehatan mulut dan gigi. Olahraga adalah aktifitas yang
dianjurkan bagi kesehatan. Tidak stres identik dengan jiwa yang tenang yang terdapat
pada hati yang tenang, bisa dengan mengingat Allah hati akan menjadi tenang.
Menjaga kesehatan tubuh dengan mengkonsumsi makan dan minum yang
halal dan thoyyib merupakan sebuah kewajiban bagi setiap muslim. Makanan yang
halal dan thoyyib artinya makanan dan minuman yang diizinkan untuk dikonsumsi
menurut Islam, menurut jenis makanan dan cara memperolehnya. Halal dalam
pemahaman fuqaha adalah halal dari segi zatnya dan prosesnya. Disebut thoyyib juga
jika makanan tersebut aman, baik, dan tidak menimbulkan masalah apapun jika
dikonsumsi, baik jangka pendek maupun jangka panjang dan dapat memberi manfaat
bagi tubuh. Sesuai dengan firman Allah SWT : “Wahai manusia! Makanlah dari
(makanan) yang halal dan baik yang terdapat di bumi…”(QS. Al Baqarah, 2:168).
Adapun ketentuan makan dan minum yang cukup juga dijelaskan dalam Al Qur’an
Surat Al A’raf ayat 31: “…makan dan minumlah dan janganlah berlebih-lebihan.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan…” artinya
makan dan minum yang cukup, dijelaskan untuk tidak berlebihan.

2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana makna halal makanan menurut Al-Qur’an?
2. Bagaimana menjaga kesehatan tubuh dengan mengkonsumsi makanan yang sehat
dan bergizi menurut Al-Qur’an?
3. Bagaimana cara membedakan makanan yang sehat dan bergizi menurut Al-
Qur’an?

3. Tujuan
1. Mengetahui makna halal makanan yang tepat menurut Al-Qur’an.
2. Mengetahui cara menjaga kesehatan tubuh dengan mengkonsumsi makanan yang
sehat dan bergizi menurut Al-Qur’an.
3. Mengetahui cara membedakan makanan yang sehat dan bergizi menurut Al-
Qur’an.

2
BAB II
ISI

1. Makanan Higienis Dan Bergizi


Makanan secara keilmuan dan kesehatan tidak memandang apakah makanan tersebut
halal atau tidak, sebab yang dijadikan sebagai tolak ukurnya ialah unsur gizi dari
bahan makanan dan produk makanan. Apabila suatu bahan makanan memiliki unsur
gizi yang baik dan di dalamnya mengandung bahan mineral makro dan mikro seperti
karbohidrat, protein, lemak, dan vitamin yang dapat mendukung kinerja tubuh lebih
baik, serta terbukti secara klinis, maka makanan tesrebut sehat dan baik untuk
dikonsumsi tanpa melihat asal dari makanan dan bagaimana cara memperolehnya
(Maftuhah, 2014: 390).
Makanan higienis merupakan makanan yang tidak mengandung racun yang
membahayakan kesehatan dan tidak mengandung kuman penyakit. Sedangkan
makanan bergizi adalah makanan yang megandung unsur gizi yang lengkap, yaitu
terdiri atas karbohidrat, protein, mineral, lemak, vitamin, dan air (Hanifa N. dan
Luthfeni Hanifa, 2006: 56).Adapun zat gizi ialah unsur yang ada pada makanan yang
dapat memberikan kemashlahatan bagi kesehatan tubuh manusia. Kandungan gizi dari
masing-masing bahan makanan berbeda-beda. Perbedaan ini dapat berupa kandungan
jenis zat gizi yang ada dalam makanan, atau mengacu dari segi jumlah zat gizi
makanan. Setiap zat gizi memiliki fungsi masing-masing dan tidak dapat berdiri
sendiri dalam membangun tubuh serta dalam menjalankan proses metabolisme badan.
Almatsier berpendapat bahwa zat gizi ialah ikatan kimia (karbohidrat, protein,
mineral, lemak, vitamin, dan air) yang dibutuhkan oleh tubuh untuk melakukan
fungsinya sebagai sumber energi yang bermanfaat untuk menggerakkan tubuh dan
proses metabolisme. Ia juga berfungsi sebagai pembentuk sel-sel pada jaringan tubuh
manusia dan memelihara jaringan tersebut, serta mengatur seluruh proses kehidupan.
Kunci dalam mengontrol pertumbunhan mikroba pada produk makanan adalah
dengan memperhatikan kehigienisan dalam penanganan makanan. Munculnya kasus-
kasus keracunan makanan sebagaian besar disebabkan oleh makanan yang tidak
higienis dan tidak memadainya kondisi sanitasi makanan. Implementasi konsep
higienis yang baik dapat meminimalisir dan memutuskan rantai infeksi terhadap
makanan (Winiati P. Rahayu dkk.,2011: 135).
2. Makanan Higienis Dan Bergizi Dalam Perspektif Agama Islam
Dalam pandangan Agama Islam, terma makanan higienis dan bergizi dekat dengan
istilah makanan makanan yang halal dan thayyib. Untuk itu, penulis terlebih dahulu
paparkan terminologi halal dan thayyib. Halal berasal dari kata halla yang berati tidak
terikat atau lepas. Hal ini dapat dimaknai bahwa sesuatu yang dikatakan halal adalah
ketika ia terlepas dari ikatan bahaya, baik bahaya duniawi maupun bahaya ukhrawi.
Selain itu, kata halal juga mengandung arti boleh. Dalam etimologi hukum, halal
mencakup segala sesuatu yang dibolehkan oleh agama, baik kebolehan yang bersifat
mubah (boleh), kebolehan yang bersifat makruh (anjuran untuk ditinggalkan),
maupun kebolehan yang bersifat sunnah (anjuran untuk dilakukan) (M. Quraish
Shihab, 2011: 136).
Halal merupakan suatu pembolehan hukum yang diperoleh melalui penghancuran
simpul permasalahan yang dilarang, dan syariat memerintahkan untuk melakukannya
(Yusuf Qardhawi, 1997: 15).

3
Sedangkan kata thayyib, secara etimologis artinya baik, lezat, sehat, utama dan
menentramkan. Dalam konteks ilmu gizi, maksudnya ialah makanan yang tidak kotor
dari segi zatnya, tidak tercampur najis dan tidak rusak (kadaluarsa). Dengan kata lain
bahwa makanan thayyib ialah makanan yang mengundang selera orang yang
mengkonsumsinya, dan tidak mendatangkan kemadhorotan bagi fisik dan akalnya (M.
Quraish Shihab, 2011: 375-376).
Thoyyib juga menunjukkan kepada sesuatu makanan yang terhindar dari penyakit,
kotoran dan merujuk kepada makanan yang mengandung kemanfaatan bagi tubuh,
agama serta dihalalkan oleh Allah Swt (Hani Manshur Almazeedi, tt: 11).Dalam al
Qur’an istilah thoyyib dihubungkan dengan perintah untuk memakan yang halal.
Bertolak dari dua definisi di atas maka makanan halalan thayyiba dapat diartikan
sebagai makanan yang baik, sehat, lezat, terhindar dari bahaya penyakit, kotoran
(najis) dan zat terlarang sehingga hukum syariat memperbolehkan bahkan
menganjurkan untuk mengkonsumsinya karena mengandung unsur kemanfaatan dan
keutamaan bagi tubuh
3. Zat dan Ruh Makanan Higienis Bergizi
Kajian tentang Higienis dan unsur gizi makanan tidak bisa dipisahkan dengan kajian
tentang kehalalan dan kethayyiban suatu makanan.Halal merujuk kepada ruh
makanan sedangkan thoyyib merujuk kepada zat makanan. Ruh makanan berkaitan
dengan hal-hal di luar zat makanan yang berkorelasi dengan makanan tersebut yang
dihubungkan dengan kebaradaan Allah Swt.
Substansi dari ruh makanan adalah menghubungkan makanan dengan Sang Pencipta
sebagai media ma’rifat, mengagungkan dan berkhidmat kepadaNya. Hal tersebut
bisa diejawantahkan dengan memaknai asal-muasal makanan itu adalah karunia
Allah Swt., dari mana makanan tersebut didapat (sesuai aturan Allah tidak), dan
untuk apa makanan tersebut digunakan (untuk berkhidmat kepada Nya atau bukan)
(Nurjannah, 2006: 148). Ketika dikaitkan dengan ajaran islam, inti sari dari ruh
makanan adalah tauhid (mengesakan Allah) dan ma’rifatullah (memahami
keberadaan dan kebesaran Allah)
Sedangkan zat makanan berkaitan dengan unsur fisik makanan yang memenuhi
kriteria thayyib (baik) menurut ilmu gizi dan kesehatan. Contohnya buah, ketika
bagian buah yang terdiri atas kulit, biji, dan daging itu mengandung zat yang
dibutuhkan oleh kesehatan tubuh, tidak ada kuman, tidak ada bakteri, tidak busuk,
tidak ada bibit penyakit, dan tidak tercemar maka buah ini dikatakan thayyib (baik)
(Departemen Agama RI., 2003: 9-13).
Makanan halal ialah makanan yang tidak dilarang dalam al-Qur’an dan sunnah serta
syariat membolehkannya untuk dikonsumsi. Makanan halal merupakan makanan
yang didapatkan dengan metode yang halal, yaitu dengan cara-cara yang dibolehkan
dan diridhai oleh Allah Swt. Kalau ada makanan yang baik namun diperoleh dengan
cara yang tidak halal maka makanan ini bukan termasuk ke dalam kategori yang baik
bagi kaum muslimin.
Makanan halal adalah makan yang memenuhi tiga kriteria halal. Pertama, halal
dzatnya merujuk kepada bahan dasar makanan itu tidak mengandung unsur yang
dilarang. Kedua, halal dari cara memperolehnya maksudnya adalah rizki yang
digunakan untuk memperoleh makanan tersebut dari perkerjaan yang dibolehkan
dan tidak diharamkan. Ketiga, halal dari cara pengolahannya. Hal ini berarti bahwa
dalam proses pengolahan makanan tidak menggunakan unsur zat yang diharamkan
oleh agama (Maftuhah, 2014: 377).

4
Halal sendiri tediri dari empat kategori, yaitu makruh. mubah, sunnah, dan wajib.
Klasifikasi di atas secara tersirat mengandung maksud bahwa tidak semua makanan
yang halal itu wajib dikonsumsi, akan tetapi harus disesuaikan dengan situasi dan
kondisi, karena setiap individu mempunyai keunikan dan karakteristik masing-masing
(M. Quraish Shihab,2011: 457).
Sebagaimana penulis jelaskan di atas bahwa, makanan higienis dan bergizi
merupakan makanan yang mengandung unsur gizi yang dibutuhkan bagi kesehatan
tubuh manusia serta memenuhi prinsip-prinsip higieni dan sanitasi sehingga di dalam
makanan tersebut tidak mengandung racun atau kuman penyakit yang
membahayakan bagi kesehatan.
Sehingga dapat dikatakan bahwa makanan higienis dan bergizi dalam perspektif ilmu
kesehatan itu baru sebatas mengkaji wilayah ke-thayyib-an makanan belum sampai
ke wilayah kehalalan makanan. Sedangkan konsep makanan higienis dan bergizi
dalam pandangan Agama Islam tidak hanya mencakup ke wilayah kajian makanan
dari segi unsur dan zat pembentuk makanan akan tetapi sampai kepada wilayah
kajian ruh makanan.
4. Contoh Makanan Bergizi yang Terpaut dalam AL-Qur’an
 Nasi
Allah berfirman, “…kami tumbuhkan biji-bijian” (QS. Abasa : 27). Nasi
terbuat dari beras yang merupakan biji-bijian hasil bumi, selain beras ada
gandum, jagung, dan lainnya. Di Indonesia beras adalah makan pokok.
 Daging Hewan
Allah berfirman, “Dan Dia telah menciptakan binatang ternak (unta, sapi,
kerbau, domba, kambing) untuk kamu; padanya ada (bulu) yang
menghangatkan dan berbagai-bagai manfaat, dan sebagainya kamu
makan” (QS. An Nahl:5). Agar tubuh sehat, konsumsi jenis makanan
daging yang kaya akan protein hewani. Lemak yang terdapat didalamnya
mengandung zat besi, fosfor, vitamin B, C, bagian hati kaya vitamin A dan
zat besi.
 Daging ikan
Allah berfirman, Dan Dialah, Allah yang menundukkan lautan (untukmu),
agar kamu dapat memakan daripadanya daging yang segar (ikan), ...” (QS.
An Nahl:14). Ikan merupakan bahan makanan yang paling baik bagi
manusia. Kelebihannya mengandung kadar protein tinggi, minyak ikan
kaya akan vitamin A&B, ikan merupakan sumber paling baik bagi
kalsium.
 Buah Kurma
Allah berfirman, “Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu
tanam-tanaman, zaitun, kurma, anggur, dan segala macam buah-buahan.
Sesungguhnya yang demkian itu benar-benar ada tanda (Kekuasaan Allah)
bagi kaum yang memikirkan” (QS. An Nahl : 11). Nilai gizi buah kurma
meliputi; gula sekitar 70-78% zat gula yang mudah diserap dan dicerna
dalam tubuh, 2% protein, 2-3% lemak, mineral, vitamin A, D, B1, B2. 100
gram buah kurma mengandung : 40-72 mlg fosfor, 65-71 mlg kalsium, 65
mlg magnesium, 2-4 mlg zat besi, 0,9 mlg sodium, 790 potasium, 65 mlg
sulfat, 283 mlg khlorine, dan 3 mlg khlor. 1 kg kurma mengandung 3470
kalori.
 Buah Zaitun

5
Allah berfirman, “Dan pohon kayu yang keluar dari Thursina (pohon
zaitun), yang menghasilkan minyak, dan pemakan makanan bagi orang-
orang yang makan” (QS.Al Mu’minuun:20). “Dan kebun-kebun anggur,
dan (Kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak
serupa”. (QS. Al An’am : 99). Buah zaitun adalah bahan makanan yang
mengandung lemak yang tinggi, protein yang cukup, garam kapur, zat
besi, fosfat, vitamin A,B, B Komplek. Buah ini diambil minyaknya yaitu
jenis minyak nabati paling baik kualitasnya, nilai gizi yang tinggi, kalori
yang besar, lemak tidak jenuh.
 Buah Pisang
Allah berfirman, “Berada diantara pohon bidara yang tidak berduri dan
pohon pisang yang bersusun-susun buahnya” (QS. Al Waqi’ah : 28-29).
Buah pisang kandungan gulanya tinggi, energi besar, mineral, kalsium,
fosfor, tembaga, besi, vitamin C, B komplek, A, D, dan sebagainya.
 Buah Anggur
Allah berfirman; “anggur dan sayuran” (QS. Abasa: 28). mengandung
glukosa tinggi, jika fermentasi menghasilkan gula anggur kalori tinggi.
 Sayuran
Sayuran juga disebut dalam firman-Nya. Kandungan sayuran yang
mengandung banyak vitamin dibutuhkan bagi tubuh.
 Susu yang dihasilkan Hewan
Allah berfirman, “Dan sesungguhnya pada binatang ternak terdapat
pelajaran bagi kamu. Kami memberimu minum dari apa yang berada
dalam perutnya (berupa) susu…” (QS. An-Nahl : 66). Susu merupakan
makanan yang sempurna, murni, lengkap kandungannya, warna putih, rasa
manis dan kandungannya kaya akan asam amino yang pokok, mineral
seperti fosfor, tembaga, kapur, zat besi, vitamin A, B, D.
 Selain jenis makanan tersebut tubuh membutuhkan unsur air dengan
minum minuman halal yang cukup. Mari hidup sehat dengan konsumsi
makanan bergizi demi menjaga karunia nikmat sehat. Semoga bermanfaat.
(Fa)
 Madu
Jenis madu memiliki manfaat yang beragam. Hal ini sudah diisyaratkan
dalam Al-Qur’an. Allah berfirman dalam Q.S. An Nahl ayat 69.

‫فَٓا ٌء‬X‫ ِه ِش‬X‫ونُهۥُ فِي‬X َ ٰ X‫ف أَ ْل‬X ِ ‫ثُ َّم ُكلِى ِمن ُكلِّ ٱلثَّ َم ٰ َر‬
ٌ Xِ‫ َرابٌ ُّم ْختَل‬X‫ا َش‬XXَ‫ت فَٱ ْسلُ ِكى ُسب َُل َرب ِِّك ُذلُاًل ۚ يَ ْخ ُر ُج ِم ۢن بُطُونِه‬
َّ ِّ ً
َ‫ك َل َءايَة لقَوْ ٍم يَتَفَكرُون‬ ٰ
َ ِ‫اس ۗ إِ َّن فِى َذل‬ َّ ِّ
ِ ‫للن‬

"Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah


jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu ke
luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya
terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada
yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi
orang-orang yang memikirkan." (An Nahl : 69)

6
BAB III
Penutup

1. Kesimpulan
Makanan higienis dan bergizi adalah makanan yang mengandung unsur gizi yang
dibutuhkan bagi kesehatan tubuh manusia serta memenuhi prinsip-prinsip higieni dan
sanitasi sehingga di dalam makanan tersebut tidak mengandung racun atau kuman
penyakit yang membahayakan kesehatan.
Makanan higienis dan bergizi dalam pandangan ilmu kesehatan itu baru sebatas
mengkaji wilayah ke-thayyib-an makanan belum sampai ke wilayah kehalalan
makanan. Sedangkan konsep makanan higienis dan bergizi dalam perspektifAgama
Islam tidak hanya mencakup ke wilayah kajian makanan dari segi unsur dan zat
pembentuk makanan akan tetapi sampai kepada wilayah kajian ruh makanan
2. Saran
Sebaiknya makan-makan lah yang sehat dan bergizi menurut al-qur’an dengan
memakan itu kondisi fisik tubuh akan lebih terjamin, juga dengan mengkonsumsi
makanan bergizi dapat menurununkan risiko dari beberapa penyakit.

7
DAFTAR PUSTAKA
https://fk.uii.ac.id/tubuh-sehat-dengan-makanan-bergizi-sesuai-ajaran-islam/
https://www.islampos.com/66277-66277/
http://repo.iain-tulungagung.ac.id/11489/4/BAB%/201.pdf
https://kalam.sindonews.com/read/90650/72/pola-makanan-sehat-menurut-al-quran-dan-
hadis-1-1593904078?showpage=all

Anda mungkin juga menyukai