Anda di halaman 1dari 4

UPT PUSKESMAS HAJI PEMANGGILAN

KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

No. Dokumen : 440/ /A.KAK/P.1805013201/ /2020


PROGRAM Revisi :0
UKM Tgl Berlaku :
Halaman : 1/4

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


PEMERIKSAAN GARAM YODIUM

A. Pendahuluan
Dalam upaya mengatasi masalah yang terjadi di wilayah kerja UPT Puskesmas Haji
Pemanggilan yaitu masalah penggunaan garam yodium ditingkat rumah tangga dengan
pengadaan penyuluhan pada desa, dengan diadakan penyuluhan pada masyarakat di wilayah
kerja UPT Puskesmas Haji Pemanggilan dan pengambilan sampel bertujuan untuk
mengetahui berapa banyak masyarakat yang menggunakan garam beryodium dirumah.

Penyuluhan ini ditujukan kepada masyarakat untuk memberikan informasi tentang


manfaat penggunaan garam beryodium bagi keluarga dan juga untuk mencegah terjadinya
kejadian penyakit gondok di masyarakat.

B. Latar Belakang
Defisiensi yodium merupakan salah satu masalah gizi kurang yang masih dihadapi oleh
Pemerintah Indonesia. Defisiensi gizi ini dapat diderita orang pada setiap tahap kehidupan,
mulai dari masa prenatal sampai lansia. Akibat defisiensi yodium saat ini diketahui tidak
hanya pembesaran kelenjar tiroid, tetapi berpengaruh terhadap kualitas sumber daya manusia
mulai dari keguguran, lahir mati, cacat bawaan, kretinisme, hipotiroid hingga tumbuh
kembang termasuk perkembangan otak sehingga terjadi penurunan potensi tingkat
kecerdasan (Intelligence Quotient=IQ). Karena luasnya akibat dari defisiensi ini, defisiensi
yodium kemudian dikenal dengan istilah Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY).
(Djokomoeljanto, 2009).

Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) adalah sekumpulan gejala yang timbul
karena tubuh seseorang kekurangan unsur yodium secara terus – menerus dalam jangka
waktu lama. Ini terjadi akibat masih rendahnya cakupan konsumsi garam beryodium di
masyarakat dan belum optimalnya pergerakan masyarakat dan kampanye dalam
mengkonsumsi garam beryodium, serta dukungan regulasi yang belum memadai. Di
samping itu masalah lain belum rutinnya pelaksanaan pemantauan garam beryodium di
masyarakat secara terus – menerus. (Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat
Universitas Indonesia, 2007).
Penanggulangan masalah GAKY akan lebih efektif dan efisien apabila disertai pula
dengan upaya untuk menghasilkan produk garam beryodium yang bermutu yang sesuai
dengan persyaratan Standar Nasional Indonesia oleh para pengusaha industri garam. Sesuai
SNI nomor 01-3556-2000, garam beryodium adalah garam konsumsi yang mengandung
komponen utama NaCl 94,7%, air maksimal 5% dan Kalium Iodat (KIO3) mineral 30 ppm,
serta senyawa – senyawa lain sesuai persyaratan yang ditentukan. (Lindawati, 2006). Di
Indonesia terutama di daerah pedalaman dan pegunungan masih banyak masyarakat yang
mengkonsumsi garam yang tidak mengandung yodium. Padahal yodium sangat penting
untuk kebutuhan tubuh manusia. Syarat garam beryodium yang dapat memberikan manfaat
pada konsumen adalah yang mengandung yodium sebanyak >30 ppm, akan tetapi masih
banyak beredar garam beryodium. Garam beryodium adalah garam yang telah diperkaya
atau telah mengalami fortifikasi dengan KIO3 (Kalium Iodat) sebanyak 30 – 80 ppm. Dan
penambahan ini dikarenakan masih tingginya kejadian Gangguan Akibat Kekurangan
Yodium (GAKY) di Indonesia.

Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) merupakan masalah yang serius seperti
gondok, kretin atau kerdil dll. Perlu kita ketahui kekurangan unsur yodium dalam makanan
sehari-hari, dapat pula menurunkan tingkat kecerdasan seseorang. Akibat jangka panjang
jika kekurangan yodium mengakibatkan rendahnya kemampuan berpikir anak. Selain itu
rendahnya konsumsi yodium berdampak langsung terhadap menurunnya kualitas kesehatan
masyarakat yaitu menyebabkan kelahiran mati atau cacat bawaan pada bayi, anak dengan IQ
rendah, serta mempercapat penurunan fungsi tubuh seperti cepat pikun, tuli atau buta
sebelum usia tua. Berdasarkan hasil penelitian, orang yang tidak mengonsumsi garam
yodium, daya pikirnya akan mengalami penurunan 3,5 persen saat usia 12 tahun. Sejalan
dengan bertambahnya usia, 40 tahun ke atas penurunannya mulai tajam yakni 13
persen/tahun. Untuk antisipasi sejak dini yaitu dihimbau kepada masyarakat untuk
menggunakan garam beryodium, apalagi pada saat ini sangatlah mudah mendapatkan garam
beryodium.

C. Tujuan Umum dan Tujuan Khusus


1. Tujuan Umum
Diharapkan cakupan masyarakat yang menggunakan garam beryodium di wilayah kerja
UPT Puskesmas Haji Pemanggilan meningkat.

2. Tujuan Khusus
a. Masyarakat dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan Garam Beryodium.
b. Masyarakat dapat mengetahui pentingnya yodium bagi tubuh dan kesehatan.
c. Masyarakat terhindar dari penyakit gondok dan kekerdilan/stunting.
D. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan
1. Kegiatan Pokok
Diharapkan cakupan masyarakat yang menggunakan garam beryodium di wilayah kerja
UPT Puskesmas Haji Pemanggilan

2. Rincian Kegiatan
a. Tenaga Pelaksana Gizi menentukan sampel yang akan diperiksa kadar yodium
garamnya.
b. Tenaga Pelaksana Gizi melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang
pelaksanaan pemeriksaan garam.
c. Tenaga pelaksana melakukan pengetesan kadar yodium kepada sampel yang sudah
ada dengan cara meneteskan cairan iodinate test sebanyak 2-3 tetes pada sampel
garam
d. Garam dengan warna biru pekat/ ungu menandakan bahwa garam tersebut
mengandung kualitas iodium yang baik >30 ppm
Pelaksanaan kegiatan

E. Cara Melaksanakan Kegiatan


Kegiatan pemantauan garam beryodium dilakukan dengan cara sampling. Untuk membuat
sampling dengan cara mengumpulkan sampel garam dari masing-masing posyandu di
wilayah kerja puskesmas.

F. Sasaran
Sasaran pemantauan garam beryodium adalah garam yang dikonsumsi sehari-hari oleh
rumah tangga yang disampling.

G. Jadwal Pelaksanaan
Bulan Agustus Tahun 2020

H. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan


Evaluasi proses dilakukan pada saat kegiatan masih berjalan, untuk melihat kekurangan
yang ada dan agar dapat segera diatasi. Pelaporan kegiatan dilakukan setelah kegiatan selesai
dilakukan.

I. Penutup
Pelaksanaan Pemeriksaan Garam Beryodium ini akan lebih berhasil dengan cara kerjasama
yang baik antar Lintas Program dan Lintas Sektor.

Mengetahui,

Kepala UPT Puskesmas Pelaksana


Haji Pemanggilan

Cipto Maryono, SKM Rirind Chusnul Khasanah, S.Gz


NIP. 19770718 200604 1 009 NIP. 19920406 201903 2 008

Anda mungkin juga menyukai