Laporan PKM Fix 2003 Jilid
Laporan PKM Fix 2003 Jilid
i
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PROGRAM INTERVENSI GIZI MASYARAKAT (PIGM) PUSKESMAS
KABUPATEN MAMUJU
KELOMPOK III
TUTI HASTUTI
PO.76.3.04.17.1.033
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui
Ketua Jurusan Gizi
Yudianti, SKM,MPH
Nip: 197202071996032 002
iii
KATA PENGANTAR
dengan sabar membimbing saya sehingga laporan ini bisa selesai tepat
pada waktunya.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................. i
KATA PENGANTAR........................................................................... iv
DAFTAR ISI......................................................................................... v
DAFTAR TABEL................................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 1
B. Tujuan............................................................................................. 2
C. Lokasi ............................................................................................. 2
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
1
PKL, atau praktek lapangan tidak dapat dilaksanakan sesuai
dengan tuntutan kurikulum. Peraturan pemerintah tidak
memperbolehkan melakukan kegiatan lapangan yang melibatkan
banyak orang, maupun secara perorangan (wajib tinggal dirumah).
Memperhatikan beberapa hal diatas, serta keputusan Direktur
Poltekkes Kemenkes Mamuju Prodi D-III Gizi mengambil kebijakan
bahwa untuk pelaksanaan PKL Puskesmas mahasiswa
melaksanakan secara mandiri dirumah masing-masing, dengan
mengerjakan kasus yang telah dibuat oleh panitia dan pembimbing.
Kasus disesuaikan dengan kondisi lapangan termasuk jenis-jenis
kegiatan dan pelaporan gizi dipuskesmas baik dalam gedung
maupun diluar gedung.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melakukan penilaian, mengevaluasi dan
melakukan intervensi maslah gizi diwilayah kerja puskesmas,
serta melakukan pengolahan dan analisa data kegiatan gizi
didalam dan diluar gedung puskesmas.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu mengolah data SKDN
b. Mahasiswa mampu menilai Liputan Program Gizi (K/S)
c. Mahasiswa mampu menilai tingkat pertumbuhan Balita (N/D)
d. Mahasiswa mampu melakukan penilaian tingkat
kelangsungan program (N/S)
e. Mahasiswa mampu melakukan analisa data gizi di
puskesmas
f. Mahasiswa mampu menentukan besarnya masalah gizi
berdasarkan data gizi dipuskesmas
C. Lokasi
Kecamatan Tommo
2
BAB II
HASIL PKL
Desa S K D N
3
2. Liputan program gizi (K/S)
A 43.33
B 42.52
C 71.09
D 50
E 46,04
F 46,36
PKM 48.68
PERSENTASE K/S
80 71,09
70
60 50
46,04 46,36 48,68
50 42,52 43,33
40
30
20
10
0
K/S
4
Gambar 1. Diagram persentase K/S Puskesmas C
3. Tingkat pertumbuhan balita (N/D)
Desa D N N/D
(%)
PERSENTASE N/D
68,83
70
58,82 61,39
56,65 57,56 58,29
60
50 45,53
40
30
20
10
0
N/D%
5
Gambar 2. Diagram persentase N/D puskesmas C
4. Penilaian tingkat kelangsungan program (N/S)
PERSENTASE N/S
35 31,25
30
25 23,06
20,7 20,94
20 16,83
14,17
15
10
5 2,91
0
N/S
6
Gambar 3. Diagram persentase N/S Puskesmas C
7
PERSENTASE D/S
60 53,12
50
40,72
40 33,73 35,92
31,11 33,29
29,24
30
20
10
0
D/S
JUMLAH RATA-RATA 722 352 259 151 49,90 58,13 21,49 36,87
8
Data sekunder 2020
7. Masalah gizi
A 224 1 9 214 0
B 316 3 9 304 0
C 272 1 8 263 0
D 259 0 7 252 0
E 238 2 7 229 0
F 247 2 11 234 0
9
yang masuk kategori gizi buruk sebanyak 1 orang, gizi kurang 9
orang, dan gizi baik sebanyak 214 orang. Persentase masalah
gizi didesa A adalah
a) . Gizi buruk =1/224x100%=0.04%
b) . Gizi kurang =9/224x100%=4.01%
c) . Gizi baik =214/224x100%=95.53%
d) . Gizi lebih =-
Untuk desa B jumlah balita yang ditimbang /diukur sebanyak
316 orang, dari jumlah tersebut yang masuk kategori gizi buruk
sebanyak 3 orang, gizi kurang 9 orang, dan gizi baik sebanyak
304 orang. Persentase masalah gizi didesa B adalah
a). Gizi buruk =3/316x100%=0.04%
b). Gizi kurang =9/316x100%=2.84%
c). Gizi baik =304/316x100%=96.20
d). Gizi lebih =-
Untuk desa C jumlah balita yang ditimbang /diukur sebanyak
272 orang, dari jumlah tersebut yang masuk kategori gizi buruk
sebanyak 1 orang, gizi kurang 8 orang, dan gizi baik sebanyak
263 orang. Persentase masalah gizi didesa C adalah
a). Gizi buruk =1/272x100%=0.36%
b). Gizi kurang=8/272x100%=2.94%
c). Gizi baik =263/272x100%=96.69%
d). Gizi lebih =-
Untuk desa D jumlah balita yang ditimbang /diukur sebanyak
259 orang, dari jumlah tersebut yang masuk kategori gizi kurang
7 orang, dan gizi baik sebanyak 252 orang. Persentase masalah
gizi didesa D adalah
a). Gizi buruk =-
b). Gizi kurang =7/259x100%=2.70%
c). Gizi baik =252/259x100%=97,30%
d). Gizi lebih =-
10
Untuk desa E jumlah balita yang ditimbang /diukur sebanyak
238 orang, dari jumlah tersebut yang masuk kategori gizi kurang
7 orang, kategori gizi buruk 2 orang dan gizi baik sebanyak 229
orang. Persentase masalah gizi didesa E adalah
a). Gizi buruk =2/238X100%=0.84%
b). Gizi kurang =7/238x100%=2.94%
c). Gizi baik =229/238x100%=96.22%
d). Gizi lebih =-
Untuk desa F jumlah balita yang ditimbang /diukur sebanyak
247 orang, dari jumlah tersebut yang masuk kategori gizi kurang
11 orang,kategori gizi buruk 2 orang dan gizi baik sebanyak 234
orang. Persentase masalah gizi didesa F adalah
a). Gizi buruk =2/247X100%=0.84%
b). Gizi kurang =11/247x100%=4.45%
c). Gizi baik =234/247x100%=94.74%
d). Gizi lebih =-
Untuk wilayah puskesmas c jumlah balita yang ditimbang
/diukur sebanyak 1556 orang, dari jumlah tersebut yang masuk
kategori gizi kurang 51 orang,kategori gizi buruk sebanyak 9
orang dan gizi baik sebanyak 1496 orang. Persentase masalah
gizi dipuskesmas C adalah
a). Gizi buruk =9/1556X100%=0.57%
b). Gizi kurang =51/1556x100%=3,28%
c). Gizi baik =1496/1556x100%=96,14%
d). Gizi lebih =-
Persentase cakupan masalah gizi puskesmas C adalah sebagai
berikut
11
4,5
4,0
4,0
3,5
2,8 2,9 2,9
3,0 2,7
2,5
2,0
1,5
0,8
1,0
0,4
0,5
0,0 0,0 0,0
0,0
GIZI BURUK GIZI KURANG
12
Data sekunder 2020
20,00
0,00
SANGAT PENDEK PENDEK
Gambar 6. Persentase status gizi balita menurut indeks TB/U atau PB/U
13
Pada tabel 9 dapat dilihat masalah gizi yang ada diwilayah
kerja puskesmas C. Indikator BB/U untuk wilayah kerja puskesmas
C sangat kurus sebanyak 24 orang, kurus sebanyak 74 orang dan
gemuk sebanyak 26 orang. Gambar diagram persentase
berdasarkan indeks BB/TB dapat dilihat dibawah ini
INDEKS BB/TB
7 6,2 6,07
6 5,3
4,76
5 4,2 4,2
4
2,8
3 2,2
1,8 2,02
2 1,5 1,54
1,2
1 0,42
0
SANGAT KURUS KURUS
C. Pembahasan
1. Cakupan program
Balita merupakan kelompok yang menunjukkan
pertumbuhan yang pesat. Berdasarkan hal tersebut maka
sangat diperlukan perhatian yang optimal terhadap status gizi
anak pada saat itu. Status gizi dapat dipengaruhi oleh makan,
penyakit infeksi, dan lingkungan yang tidak bersih. Data sasaran
balita diwilayah kerja puskesmas C dari seluruh posyandu yang
ada sebanyak 4332 orang, yang terdaftar dan memiliki KMS
sebanyak 2109 orang, jumlah seluruh balita yang ditimbang
sebanyak 1556 orang dan jumlah balita yang pada saat
penimbangan naik sebanyak 907 orang. Dari data SKDN diatas
yang diolah dari seluruh balita 0-59 bulan hanya sebagian yang
terdaftar dan memiliki KMS dan datang melakukan
14
penimbangan, sedangkan dari seluruh balita yang ada di
wilayah kerja puskesmas C yang penimbangannya naik hanya
beberapa saja, dapat dilihat pada tabel 1 diatas.
a). Liputan Program Gizi (K/S)
K/S adalah indikator yang menggambarkan jangkauan
atau liputan program. Indikator ini dihitung dengan cara
membandingkan jumlah balita yang dapat di posyandu dan
memiliki KMS dengan jumlah balita yang ada di wilayah
posyandu tersebut dikalikan 100%.
Cakupan program K/S masih sangat rendah untuk
wilayah puskesmas C yaitu sebesar 48.68%.
b). Tingkat Pertumbuhan Balita (N/D)
N/D adalah memberikan gambaran tingkat keberhasilan
program dalam kegiatan UPGK di posyandu. Indikator ini lebih
spesifik dibanding dengan indikator lainnya sehingga dapat
digunakan sebagai gambaran dasar gizi balita
Besarnya cakupan pertumbuhan balita adalah besarnya
persentase N/D pada setiap wilayah desa dipuskesmas C.
Untuk cakupan N/D diwilayah puskesmas C masih ada empat
desa yang persentase N/D sangat rendah, dan dua nya lagi
hampir mencapai target. Jadi persentase tingkat pertumbuhan
balita diwilayah Puskesmas C sebesar 58.29%.
c). Tingkat Kelangsungan Program (N/S)
N/S adalah memberikan gambaran tentang tingkat
keberhasilan program di posyandu, indikator ini menunjukkan
balita yang ditimbang dan naik berat badannya.
Penilaian tingkat kelangsungan program atau N/S pada
wilayah kerja puskesmas C masih jauh dibawah target, cakupan
N/S masih sangat rendah bila dibandingkan dengan standar
target. Total tingkat kelangsungan program di wilayah kerja
Puskesmas C sebesar 20.94%.
15
d). Tingkat partisipasi masyarakat terhadap program gizi (D/S)
D/S adalah indikator yang menggambarkan tingkat
partisipasi masyarakat dalam kegiatan di posyandu. Partisipasi
masyarakat diukur dengan menilai jumlah balita yang mengikuti
penimbangan (D) dibandingkan dengan jumlah balita yang
terdaftar di wilayah kerja.
Tingkat partisipasi masyarakat terhadap program gizi
yang berada diwilayah kerja puskesmas C masih rendah,
cakupan untuk D/S di Puskesmas C sangat rendah, jika dilihat
untuk perdesanya ada beberapa desa persentase D/S kurang
dari lima puluh persen, masih jauh dari target yang diinginkan.
Cakupan persentase D/S untuk Puskesmas C sebesar 35.92%.
2. Masalah Gizi
a). Berdasarkan Indeks BB/U
Pengukuran status gizi dengan indikator berat badan
menurut umur (BB/U) merupakan salah satu indeks
antropometri yang memberikan gambaran massa
tubuh seseorang. Massa tubuh sangat sensitif terhadap
perubahan yang mendadak seperti terkena penyakit infeksi,
menurunnya nafsu makan atau menurunnya jumlah makanan
yang dikonsumsi.
Masalah gizi yang berada di wilayah Puskesmas C
untuk indikator BB/U kurang dari 5% ini berarti masalah
kasus gizi buruk, gizi kurang ataupun gizi lebih hanya sedikit.
Dari 1.556 balita yang datang melakukan penimbangan
hanya 60 balita yang mengalami masalah gizi.
b). Berdasarkan Indeks TB/U dan PB/U
Indek TB/U dan PB/U untuk wilayah kerja Puskesmas
C dengan indikator sangat pendek, pendek dan normal,
masalah gizi yang didapat adalah masalah gizi stunting,
dapat dilihat pada persentase tabel 8 diatas. Cakupan
16
persentase untuk wilayah kerja Puskesmas C, anak sangat
pendek 110 anak (7.07%), dan pendek 354 anak (22.75%).
c). Indeks BB/TB
Pengukuran ini yang umumnya digunakan untuk
mengelompokkan status gizi anak. Berdasarkan BB/TB
dengan indikator sangat kurus, kurus, dan normal. Dari 1.556
balita yang datang yang melakukan penimbangan 1.432
balita diantaranya normal selebihnya mengalami masalah
kurus, sangat kurus dan obesitas. Cakupan persentase
indeks BB/TB untuk wilayah kerja Puskesmas C anak sangat
kurus sebanyak 24 anak (1.5%), kurus 74 anak (4.8%) dan
gemuk 26 anak (1.7%).
17
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil dan pembahasan diatas diperoleh beberapa
kesimpulan yaitu :
1. Pencapaian program K/S untuk wilayah kerja Puskesmas C
belum sepenuhnya memenuhi target yaitu sebesar 48.68%.
2. Pencapaian program N/D wilayah kerja Puskesmas C dari
semua desa sebesar 58.29%.
3. Pencapaian program N/D wilayah kerja Puskesmas C dari
semua desa sebesar 58.29%.
4. Penilaian program N/S diwilayah kerja puskesmas C masih
sangat rendah, cakupannya sebesar 20.94%.
5. Program gizi D/S untuk wilayah kerja puskesmas C, dimana
tingkat partisipasi masyarakat terhadap program gizi untuk
keseluruhan desa 35.92%.
6. Masalah gizi untuk wilayah Puskesmas C adalah masalah
gizi stunting.
B. Saran .
Masyarakat harus lebih memiliki kesadaran dan ikut
berpartisipasi untuk kelancaran program gizi di desa–desa
wilayah kerja puskesmas. Sehingga semua program memenuhi
target yang telah ditetapkan.
18
DAFTAR PUSTAKA
19