Anda di halaman 1dari 20

Abstrak

PEMANFAATAN KOTORAN TERNAK


SEBAGAI SUMBER PUPUK ORGANIK UNTUK MENINGKATKAN
PRODUKSI TANAMAN

Latar Belakang : Daur-ulang limbah ternak berperan dalam mencegah terjadinya pencemaran
lingkungan dan secara bersamaan juga meningkatkan produksi tanaman. Kotoran ternak
mempunyai nilai pupuk (padat dan cair) yang tinggi dan mudah terdekomposisi. Penggunaan
pupuk organik dapat mengurangi pencemaran lingkungan. Penulisan makalah ini bertujuan
untuk mengetahui peningkatan produksi tanaman yang diberi pupuk organik, Mengetahui proses
kandang.
Metode : kotoran ternak terlebih dahulu diolah dengan mencampurkan bahan bahan lain
hingga ph ny sesuai dengan tanah dan juga dapat menyuburkan tanah. Kemudian kotoran
ternak yang telah menjadi pupuk kandang tersebut diberikan kepada tumbuhan untuk
mendapatkan hasil manfaatnya.
Hasil : selain tanah menjadi subur karena unsur hara yang dimiliki oleh pupuk
kandang,pupuk kandang juga dapat menghasilkan peningkatan terhadap produksi tanaman.
Hingga hasil tanaman yang akan di panen lebih tinggi dengan menggunakan pupuk kandang.
Kesimpulan : pupuk kandang dapat meningkatkan hasil panen tanaman lebih baik daripada
tanaman yang tidak menggunakan pupuk kandang.

Kata kunci : limbah ternak,pupuk kandang,unsur hara.

~1~
PEMANFAATAN KOTORAN TERNAK
SEBAGAI SUMBER PUPUK ORGANIK UNTUK MENINGKATKAN
PRODUKSI TANAMAN

BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah

Daur-ulang limbah ternak berperanan dalam mencegah terjadinya pencemaran


lingkungan, dan secara bersamaan juga meningkatkan produksi tanaman. Suatu hal yang cukup
nyata bahwa limbah ternak yang cukup banyak dapat diubah menjadi pupuk organik yang
berharga murah. Kotoran ternak mempunyai nilai pupuk (padat dan cair) yang tinggi dan mudah
terdekomposisi. Cara tradisional yang umum dilaksanakan untuk meningkatkan kandungan
bahan organik tanah, adalah menambahkan bahan yang belum matang dalam bentuk pupuk
kandang, kompos atau bahan tanaman seperti pupuk hijau. Penggunaan pupuk organik sebagai
sumber hara tanaman merupakan praktek pertanian yang sudah lama dilaksanakan oleh petani di
wilayah tropika Asia, terutama di tanah sawah.

Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari sisa-sisa tanaman,hewan atau manusia seperti
pupuk kandang, pupuk hijau, dan kompos baik yang berbentuk cair maupun padat. Pupuk
organik bersifat bulky dengan kandungan hara makro danmikro rendah sehingga perlu diberikan
dalam jumlah banyak. Manfaat utama pupuk organik adalah dapat memperbaiki kesuburan
kimia, fisik dan biologis tanah, selain sebagai sumber hara bagi tanaman.Pupuk organik dapat
dibuat dari berbagai jenis bahan, antara lain sisapanen (jerami, brangkasan, tongkol,jagung,
bagas tebu, sabut kelapa), serbuk gergaji, kotoran hewan, limbah media jamur, limbah pasar,
limbah rumah tangga dan limbah pabrik, serta pupuk hijau. Karena bahan dasar pembuatan
pupuk organic bervariasi, kualitas pupuk yang dihasilkan juga beragam sesuai dengan kualitas
bahan asalnya. Pemakaian pupuk organik terus meningkat dari tahun ke tahun sehingga perlu ada
regulasi atau peraturan mengenai persyaratan yang harus dipenuhi oleh pupuk organic agar

~2~
memberikan manfaat maksimal bagi pertumbuhan tanaman dan tetap menjaga kelestarian
lingkungan.

Pupuk organik dapat diaplikasikan dalam bentuk bahan segar atau kompos. Pemakaian pupuk
organic segar memerlukan jumlah yang banyak, sulit dalam penempatannya, serta waktu
dekomposisinya relatif lama. Namun dalam beberapa hal, cara ini justru sangat bermanfaat untuk
konservasi tanah dan air yaitu sebagai mulsa penutup tanah. Pupuk organik yang telah
dikomposkan relatif lebih kecil volumenya dan mempunyai kematangan tertentu sehingga
sumber hara mudah tersedia bagi tanaman.

Pembuatan pupuk organik dengan cara dikomposkan banyak dilakukan oleh industri skala besar
karena minimnya tenaga kerja di pedesaan. Hanya sedikit petani yang dapat memproduksi
kompos untuk memenuhi kebutuhannya. Sebagian petani membeli kompos dari pabrik lokal atau
impor. Pengomposan antara lain bertujuan untuk menghasilkan pupuk organic dengan porositas,
kepadatan serta kandungan air tertentu, menyederhanakan komponen bahan dasar yang mudah
didekomposisi, membunuh patogen seperti E. coli dan Salmonella, serta memineralisasi hara
untuk pertumbuhan tanaman.

Akhir-akhir ini, dengan maraknya produk pertanian organik, perhatian petani terhadap pupuk
organic semakin meningkat. Permintaan produk atau pangan organic terutama sayuran dan buah-
buahan organik cenderung meningkat. Oleh karena itu pemanfaatan pupuk organic baik berupa
kompos, pupuk kandang atau bentuk lainnya perlu didukung dan dipromosikan lebih intensif.

Penggunaan pupuk kandang sudah cukup lama di identikkan dengan keberhasilan program
pemupukan dan pertanian berkelanjutan. Hal ini tidak hanya karena mampu memasok bahan
organik, tetapi karena berasosiasi dengan tanaman pakan, yang pada umumnya meningkatkan
perlindungan dan konservasi tanah. Kondisi ekonomi yang cukup berat bagi petani disatu pihak
dan usaha mempertahankan dan meningkatkan kesuburan tanah di pihak lain. mengharuskan
petani mempertimbangkan kembali semua bentuk pembenah organik yang tersedia setempat,
seperti pupuk kandang, residu tanaman dan pupuk hijau. Sebelum kita memanfaatkan pupuk
kandang di lahan pertanian, maka diperlukan pengkajian yang cukup mendalam tentang
kebiasaan petani terhadap pupuk kandang yang dimiliki, karena masalah teknis dan sosial petani

~3~
sering mengharnbat program yang telah disusun, baik untuk jangka pendek maupun jangka
panjang.

Fungsi biologis bahan organic adalah sebagai sumber energi dan makanan mikroorganisme tanah
sehingga dapat meningkatkan aktivitas mikroorganisme tanah yang sangat bermanfaat dalam
penyediaan hara tanaman. Dengan demikian pemberian pupuk organik pada akhirnya akan
meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman.

Penggunaan pupuk organik dapat mengurangi pencemaran lingkungan karena bahan-bahan


organic tersebut tidak dibuang sembarangan yang dapat mengotori lingkungan terutama badan
perairan umum. Penggunaan bahan organik sebagai pupuk merupakan upaya penciptaan siklus
unsur hara yang sangat bermanfaat dalam mengoptimalkan pemakaian sumber daya alam yang
terbarukan. Bahan organic juga dapat mengurangi unsur hara yang bersifat racun bagi tanaman
serta dapat digunakan untuk mereklamasi lahan bekas tambang dan lahan yang tercemar.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar lahan pertanian di Indonesia, baik lahan
kering maupun lahan sawah, mempunyai kandungan bahan organik tanah yang rendah (<2%).
Oleh karena itu penggunaan bahan organic untuk memperbaiki produktivitas lahan perlu
digalakkan. Oleh karena itu penulis mengangkat judul “ PEMANFAATAN KOTORAN TERNAK

SEBAGAI SUMBER PUPUK ORGANIK UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI TANAMA ”

sebagai judul makalah penulis.

2. Rumusan Masalah

1. .Apakah pemberian kotoran ternak dapat meningkatkan produksi tanaman?


2. Bagaimanakah cara pengolahan kotoran ternak agar dapat menghasilkan hasil
maksimum.?
3. Berapakah takaran atau dosis penggunaan pupuk kandang?

~4~
3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui peningkatan produksi tanaman yang diberi pupuk organik.


2. Mengetahui proses pengolahan limbah kotoran ternak.
3. Mengetahui takaran atau dosis penggunaan pupuk kandang

3. Manfaat
1) Bagi Masyarakat
 Dapat menjadi rintisan kegiatan system pengelolaan limbah ternak yang
berdaya guna
 penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam menambah pengetahuan
masyarakat dan mendorong pemanfaatan kotoran ternak .

2) Bagi Kesehatan Sosial


untuk menanggulangi pencemaran lingkungan karena bahan-bahan organic
tersebut tidak dibuang sembarangan yang dapat mengotori lingkungan terutama
badan perairan umum.

~5~
BAB II
Tinjauan Pustaka
A. Pupuk Organik
Dikatakan pupuk organik karena berasal dari pupuk pelapukan sisa-sisa makhluk
hidup, seperti tanaman, hewan, manusia dan kotoran hewan. Pupuk organik merupakn
pupuk lengkap, artinya mengandung unsur makro dan mikro tetapi jumlahnya sedikit.

Keunggulan pupuk organik:

1. Berfungsi sebagai granulator, dapat memperbaiki struktur tanah.


2. Daya serap tanah terhadap air dapat mengikat air lebih banyak.
3. Mengaktifkan jasad renik untuk menguraikannya sehingga unsur hara dalam tanah
dapat terserap oleh tanaman.
4. Merupakan sumber makanan bagi tanaman.
5. Sumber unsur N, P dan S

Jenis Pupuk Organik


1. Kotoran kerbau, babi dan sapi, berupa kotoran padat dan cair (air kencing)
2. Kompos. merupakan hasil pelapukan dari berbagai bahan yang berasal makhluk
hidup, seperti dedaunan, cabang tanaman, kotoran hewan dan sampah. Proses
pembuatannya dapat dipercepat dengan bantuan manusia.
3. Humus. Merupakan pelapukan tanaman atau hewan yang terjadi secara alami.
4. Pupuk Hijau. Merupakan pupuk yang berasal dari tanaman atau tanaman muda
yang dibenamkan di dalam tanah.
5. Pupuk burung atau guano. Adalah pupuk yang berasal dari kotoran unggas liar
dan kelelawar, yang terkenal berasal dari kotoran kelelawar.

B.  Pupuk Anorganik
Adalah pupuk yang berasal dari bahan kimia. Mempunyai kandungan unsur hara
umumnya tinggi. Pupuk anorganik buatan pabrik mempunyai sifat :

1. Kadar unsur hara tinggi

~6~
2. Daya mengisap dan melepaskan air tinggi sehingga harus diletakkan di tempat
tertutup
3. Mudah larut dalam air, sehingga mudah diserap oleh tanaman
4. Umumnya mempunyai kadar kemasaman tinggi
5. Bekerja cepat sehingga dapat dilihat pengaruhnya

Keunggulan pupuk anorganik

1. Kandungan hara dibuat secara tepat


2. Pemberiannya disesuaikan dengan kebutuhan tanaman
3. Mudah dijumpai, tersedia dalam jumlah banyak
4. Mudah diangkut sehingga menghemat ongkos dan praktis
5. Menghemat waktu dan beberapa jenis dapat diaplikasikan

Jenis Pupuk
Pupuk anorganik dapat digolongkan menjadi dua berdasarkan kandungannya yaitu pupuk
tunggal dan pupuk majemuk.

1. Pupuk tunggal

Jika hanya mengandung satu unsur hara terpakai. Misal pupuk urea dan ZA untuk
nitrogen. Pupuk DS dan TSP hanya mengandung Fosfor, sedangkan KCL dan ZK hanya
mengandung kalium

2. Pupuk majemuk

Mengandung lebih dari satu unsur hara. Umumnya unsur hara yang dikandungnya
hanya mikro dan makro saja. Misalnya pupuk Mutiara 16-16-16 (N 16%, P 16%, K 16
%). Rustika Yellow (N 15, P 15, K 15).

3. Pupuk lengkap

Dalam satu pupuk mengandung unsur hara makro dan mikro. Umumnya bersifat
instan karena dapat secara langsung digunakan oleh tanaman. Contoh : Bayfolan,
Complesal, Wuxal

~7~
KEGUNAAN UNSUR NITROGEN FOSPOR DAN KALIUM
Nitrogen
-   Merangsang pertumbuhan tanaman, terutama batang, cabang dan daun.

-   Berguna dalam pertumbuhan hijau daun, protein, lemak, senyawa organik lainnya.

Fospor
-   Merangsang akar, khususnya akar benih dan tanaman muda

-   Mempercepat pembungaan serta pemasakan biji dan buah

Kalium
-   Memperkuat tubuh tanaman agar tidak roboh serta bunga dan buah tidak mudah gugur.

~8~
BAB III
PEMBAHASAN
A. Kotoran ternak dapat meningkatkan produksi tanaman

Apabila kita mempunyai pupuk kandang yang berasal dari usaha tani kita sendiri
tanpa harus membeli, maka harus kita manfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk
pupuk yang dikombinasikan dengan pupuk kimia. Pupuk organik pada umumnya
lebih bermanfaat sebagai bahan pembenah tanah. Pada umumnya bahan-bahan ini
mengandung N, P, dan K dalam jumlah yang rendah, tetapi dapat memasok unsur hara
mikro esensial. Sebagai bahan pembenah tanah bahan organik dan pupuk kandang
mempunyai kontribusi dalam mencegah erosi, pengerakan tanah, dan retakan tanah.
Di samping itu, mampu meningkatkan kemampuan tanah, memperbaiki struktur dan
pengatusan tanah. Nilai pupuk kandang, tidak hanya ditentukan berdasarkan pasokan
bahan organik tetapi besarnya pasokan nitrogen. Nitrogen yang dilepaskan oleh
aktivitas mikroorganisme kemudian dimanfaatkan oleh tanaman. Pupuk kandang,
mempunyai pengaruh yang baik terhadap sifat fisik dan kimia tanah. Penggunaan
pupuk kandang untuk mempertahankan kesuburan tanah. Bahan organik juga
memacu pertumbuhan dan perkembangan bakteri dan biota tanah lainnya. Nitrogen
dan unsur hara lainnya yang dikandung bahan organik di lepaskan secara perlahan-
lahan. Dengan demikian pemberian yang berkesinambungan membantu dalam
membangun tanah, terutama dalam jangka panjang.

Meskipun mengandung unsure hara yang rendah, bahan organik penting dalam:

 menyediakan hara makro dan mikro seperti Zn, Cu, Mo, Co, Ca, Mg, dan Si,
 meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK) tanah, serta
 dapat bereaksi dengan ion logam untuk membentuk senyawa kompleks, sehingga
ion logam yang meracuni tanaman atau menghambat penyediaan hara seperti Al, Fe
dan Mn dapat dikurangi.

~9~
Berdasarkan analisis biaya dan pendapatan dari integrasi usaha sapi dan padi mampu
meningkatkan pendapatan petani hingga 100% apabila dibandingkan dengan pola
tanam padi tanpa ternak, sekitar 40% dari hasil tersebut berasal dari pupuk organik
yang diperoleh dari ternak sapi (Diwyanto dan Hariyanto 2002). Demikian halnya
dengan penelitian-penelitian lainnya di berbagai tempat dan agroekosistim
menunjukkan bahwa pada umumnya integrasi ternak dan tanaman, baik itu tanaman
pangan, tanaman perkebunan maupun tanaman industri memberikan nilai tambah
yang cukup tinggi (Diwyanto et al. 2001; Diwyanto dan Handiwirawan 2004; Utomo
et al. 2007) melaporkan bahwa selain pendapatan meningkat hingga 119%, dan juga
produktivitas lahan meningkat.

Penggunaan kompos pada lahan pertanian akan mendukung kelestarian lingkungan


sekaligus mewujudkan “organic farming“ yang berdaya saing tinggi (Badan Litbang
Pertanian 2000).

HASIL PEMBERIAN PUPUK KANDANG TERHADAP TANAMAN KACANG

Jumlah polong yoyal. Dari hasil perlakuan pupuk kandang terhadap jumlah polong
total menunjukkan perberbedaan nyata, dengan jumlah polong total tertinggi pada
perlakuan P4 (pupuk kandang kotoran kambing).

Dari hasil pengamatan dapat diketahui bahwa perlakuan pemberian pupuk kandang
mampu memperbaiki struktur tanah sehingga mempermudah ginofor (bakal
buah), masuk ke dalam tanah. Hal ini sesuai dengan pendapat Sumarno (1987: 11)
yang menyatakan bahwa ginofor yang masuk ke dalam tanah dapat membentuk
polong sempurna. Rata-rata jumlah polong total dapat dilihat pada Tabel 1

~ 10 ~
Tabel 1: Rata-rata jumlah polong total tanaman kacang tanah.

Ulangan Jenis pupuk

P1 P2 P3 P4

1 20,4 18,2 15,7 23,2

2 16,2 15,45 15,9 16,7

3 16,4 16 18,3 21,25

Rerata 18,733 19,967 18,133 26,633

DMRT a a a b
5%

Jumlah polong isi penuh. Tidak semua polong dapat terisi penuh. Hal ini antara lain
disebabkan oleh ketersediaan hara di dalam tanah. Untuk pembentukan biji dan
kesempurnaan biji dipengaruhi oleh unsur Ca dan P. Diketahui bahwa pupuk kandang
disamping menyumbangkan unsur hara juga dapat membentuk khelat, yaitu reaksi
antara kation logam (Fe, Cu, Mn, Co, dan Al) dengan asam-asam organik sebagai hasil
sampingan dari mikroorganisme tanah. Terbentuknya khelat dapat mengurangi
kelarutan logam-logam tersebut, dan melepaskan unsur P dan Ca yang diperlukan
untuk pembentukan polong (Hakim,1986).

Dari pengamatan terlihat bahwa perlakuan pupuk kandang meningkatkan jumlah


polong berisi penuh. Pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa perlakuan pupuk kandang
memberikan pengaruh beda nyata terhadap jumlah polong berisi penuh dengan
jumlah tertinggi pada perlakuan P4 (pupuk kandang kotoran kambing), yaitu 20,100.

Tabel 2: Rata-rata jumlah polong berisi penuh

Ulangan Jenis pupuk

~ 11 ~
P1 P2 P3 P4

1 17,4 17,8 13,8 20,8

2 17,8 14,3 16,4 18

3 12,4 14,8 18,2 21,5

Rerata 15,867 15,633 16,133 20,1

DMRT
a a a B
5%

Tabel 3: Rata-rata biomasa brangkasan kering tanaman dalam gram

Ulangan Jenis pupuk

P1 P2 P3 P4

1 26,6 26,16 20,64 32,02

2 22,16 20,2 20,3 27,42

3 23,5 20,54 20,6 19,83

Rerata 23,92 22,467 22,467 26,423

DMRT Ab a a B
5%

Berat kering brangkasan. Perlakuan pupuk kandang memberikan pengaruh beda


sangat nyata pada brangkasan kering tajuk tanaman kacang tanah, dan tertinggi pada
perlakuan P4.

Pemberian pupuk kandang mampu meningkatkan berat brangkasan kering tanaman


kacang tanah. Hal ini sesuai pendapat Basroh (1982), bahwa pupuk kandang mampu
meningkatkan kesuburan tanah, memperbaiki struktur tanah dengan
pemantapan agregat tanah, aerasi , dan daya menahan air, serta kapasitas

~ 12 ~
tukar kation. Struktur tanah yang baik menjadikan perakaran berkembang dengan
baik sehingga semakin luas bidang serapan terhadap unsur hara. Kelancaran proses
penyerapan unsur hara oleh tanaman terutama difusi tergantung dari persediaan air
tanah yang behubungan erat dengan kapasitas menahan air oleh tanah (Hakim, 1986).
Seluruh komponen tersebut mampu memacu proses fotosintesis secara optimal.

Hasil sintesis oleh daun digunakan untuk membentuk penyusun tubuh tanaman ,
yaitu asam-asam amino, profirin, karbohidrat, nukleotida, lipid dan enzim.Dengan
demikian akan mempengaruhi berat kering tanaman (Prawiranata, 1981).

Tabel 4: Rata-rata biomasa brangkasan kering akar dalam gram

Jenis pupuk
Ulangan
P1 P2 P3 P4

1 1,66 1,28 1,48 2,02

2 1,14 1,3 1,22 1,28

3 1,06 1,42 1,58 1,38

Rerata 1,287 1,333 1,26 1,56

DMRT A a a B
5%

Menurut Sutrisno (1989) berbagai hasil pertanian dari Ghana menunjukkan bahwa
unsur N, P, K yang imbanglah yang ternyata menguntungkan, yaitu dengan
perbandingan 10:1:11. Dari perbandingan tersebut dapat dilihat bahwa perbandingan
antara unsur N dan K adalah 10:11. Sesuai dengan Sutrisno, Rismunandar (1981)
menyatakan bahwa pupuk kandang kotoran kambing menyumbangkan unsur
N=2,77%, unsur P = 1,28%, dan unsur K = 2,88%, maka bisa dilihat perbandingan
unsur N dan K adalah 2,77 : 2,88 atau mendekati pebandingan 10:11. Jadi unsur
tersebut sudah seimbang sehingga memberikan hasil yang baik. Sedangkan pupuk
kandang kotoran ayam menyumbangkan unsur N = 4% dan unsur K = 1,9% atau 2 : 1,

~ 13 ~
berarti perbandingan antara N dan K tidak seimbang. Dari uraian diatas dapat
disimpulkan bahwa pupuk kandang kambing memberikan hasil yang lebih baik dari
kotoran ayam.

Menurut Rismunandar (1981) sumbangan unsur pada pupuk kandang kotoran


kambing adalah 2,77% N; 1,78% P; dan 2,88% K; pupuk kandang kotoran sapi adalah
0,7% N; 0,3% P; dan 0,65% K, serta pupuk kandang kotoran kuda adalah 0,7% N;
0,34% P; dan 0,62% K. Dari data di atas maka pupuk kandang kotoran kambing paling
besar mengandung unsur N, P, dan K. Dari data pada Tabel 4 diduga memberikan
pertumbuhan dan produksi kacang yang paling besar dibandingkan dengan pupuk
kandang kotoran sapi dan pupuk kandang kotoran kuda.

B. Cara pengolahan kotoran ternak menjadi pupuk organik

Sebetulnya tidak mudah memanfaatkan kotoran ternak sebagai pupuk kandang tanpa
mengandung limbah yang lain karena bersifat ruah dan mudah rusak. Menyebar
pupuk kandang ke lahan pertanian mengurangi kehilangan hara yang dikandung
pupuk kandang. Cara terbaik untuk mengelola pupuk kandang adalah melindungi dari
terik matahari langsung atau terkena air hujan sampai pupuk tersebut digunakan. Ada
empat sistem yang umum dilakukan untuk menangani pupuk kandang:
a. Mengumpulkan pupuk kandang segar setiap hari dan ditaburkan langsung di lahan.
b. Disimpan dalam lubang atau ditimbun dan dihindarkan dari terik matahari
langsung dengan diberi pelindung/penutup. Biarkan pupuk kandang tersebut
mengalami proses fermentasi sebelum digunakan.
c. Pupuk cair disimpan dalam kondisi aerob dan dilakukan perlakuan tertentu
sebelum digunakan.
d. Pupuk cair disimpan secara anaerob dan dilakukan perlakuan tertentu sebelum
digunakan.

Tujuan penggunaan superfosfat adalah untuk meningkatkan kualitas pupuk kandang,


yakni:

~ 14 ~
1. menekan kehilangan nitrogen dalam bentuk amoniak;
2. meningkatkan kandungan fosfat pupuk kandang dan membuat pupuk dengan
kandungan hara berimbang;
3. meningkatkan efisiensi penggunaan fosfat oleh tanaman, karena pada umumnya
koloid tanah mengikat kuat fosfat yang diberikan dalam bentuk pupuk.

 Penggunaan Pupuk Kandang Segar Setiap Hari

Kotoran ternak dari kandang dibersihkan kemudian dikumpulkan di tempat


penimbunan, dicampur atau diperkaya dengan pupuk fosfat, kemudian disebar di
lahan. Cara terbaik untuk menghindarkan terjadinya kehilangan akibat proses
dekomposisi dan volatilisasi, adalah meningkatkan kualitas hara pupuk kandang yang
akan digunakan.

Penggunaan pupuk kandang segar secara langsung ke tanaman selalu tidak


menguntungkan dan menimbulkan masalah karena kandungan, gulma, organisme
penyebab penyakit dan senyawa toksik yang kemungkinan dikandung ekskresi.
Penggunaan pupuk kandang segar kemungkinan besar timbul panas selama proses
dekomposisi dan juga tanaman kekurangan unsur tertentu.
Terlepas dari masalah polusi, proses fermentasi kemungkinan dihasilkan bahan
pupuk yang lebih baik daripada bahan yang segar.

 Komposisi Pupuk Kandang

Limbah yang berasal dari kandang ternak jumlahnya cukup banyak terutama di desa-
desa yang, masih memanfaatkan ternak sebagai tenaga mengolah atau ternak sebagai
salah satu usaha meningkatkan kegiatan pertanian secara terpadu. Limbah ternak
tersebut ada yang dimanfaatkan untuk pupuk kandang, tetapi ada juga yang dibakar.
Bahan-bahan ini semua cukup potensial sebagai sumber hara untuk campuran residu
tanaman pada saat pengomposan.

~ 15 ~
Salah satu faktor kritis yang perlu dipahami dalam proses pengomposan adalah
kandungan nitrogen dan nisbah C/N dan bahan dasar yang dikomposkan. Kencing
ternak merupakan Limbah, akan tetapi dengan teknik konservasi yang sederhana
kandungan hara dalam kencing dapat dimanfaatkan sebagai pupuk.

C. Dosis penggunaan pupuk organik

Takaran atau dosis penggunaan pupuk kandang sangat bervariasi, tergantung pada:
jenis tanaman, tanah, musim, dan jenis pupuk kandang.

1.   Lahan Tambak Udang


Sebelum pemberian pupuk organik Kompos sebaiknya, lahan tambak tersebut dicuci bersih
terlebih dahulu,setelah pencucian dan dibiarkan kering sampai dengan satu minggu.  Pada
hari ketujuh lalu taburkan pupuk organik kompos 1,5 s/d 2 ton/Ha. dan biarkan lagi selama 3
(tiga) hari baru pada hari keempat di isi air setinggi 10 s/d 20 cm, lalu biarkan tambak
tersebut (direndam) selama satu minggu. Setelah itu masukkan lagi air sesuai dengan
standard tambak udang dan bersamaan dengan itu pula bibit ditebar.

2.   Tanaman Padi
Pupuk Kompos Organik diberikan pada saat pengolahan tanah, atau pada saat melakukan
bajak I (satu). Lalu biarkan dalam rendaman selama  -/+ 5 hari.  Setelah 5 hari lakukan bajak
2 (dua) dengan cara memutus larikan awal dimana proses pencampuran sudah terjadi pada
saat dilakukan pembalikan I (bajak 1). Kemudian gunakan garu untuk meratakannya, setelah
tanah terbentuk dan rata, lakukan kembali perendaman selama 5 hari sebelum bibit padi
ditanam.  Dosis penggunaannya  1,5 s/d 2 ton kompos/Ha.

3.   Tanaman Jagung
Untuk jenis tanaman ini sebaiknya diberikan sebagai pupuk dasar atau sebagai penutup pada
saat penanaman dengan dosis yang diperlukan adalah 50 gr /lubang bibit,atau 2,5 s/d 3 ton
kompos/Ha. Pupuk starternya diberikan disekitar tanaman pada saat umur 15 hari setelah
Tanam. Ditugal sedalam 5 cm dan jaraknya 10 cm dari tanaman.

~ 16 ~
4.   Kacang Tanah
Ditabur pada larikan lahan atau untuk penutup benih pada saat tanam,sedangkan dosis yang
dianjurkan adalah 50 gram/lubang tanaman,2,5 s/d 3 ton kompos/Ha. Untuk mendapatkan
hasil yang optimal sebaiknya  dicampur dengan tanah dan biarkan 1 minggu pengairan lalu
diolah sampai menjadi gembur. Barulah bibit ditanam.

5.   Tanaman Cabe
Ditabur pada larikan lahan,atau ditanam +/- 5 cm dari lubang tanaman,bisa juga dicampur
dengan tanah pada saat pengolahan lahan. Dalam hal ini tetap dianjurkan menggunakan
pupuk An Organik ( NPK ) tetapi dosisnya lebih rendah dari sebelum menggunakan kompos
sedangkan toleransi aplikasinya 75% Pupuk Kompos untuk pupuk dasar dan 25% untuk
kocor,menggunakan pupuk Kimia.

6.   Bawang Merah/Putih
Sebelum dilakukan penaburan kompos sebaiknya tanah dicangkul terlebih dahulu hingga
menjadi remah,lalu jadikan bentuk bedengan sesuai yang diinginkan,kemudian kompos
ditabur diatas tanah sampai benar – benar rata selama satu minggu, sebelum penanaman 
bedengan tersebut disiram,kalau ada dengan air limbah kotoran ternak atau air septi tank. 
Sedangkan dosis yang dianjurkan adalah 1,5 – 2 ton /Ha.

7.   Tanaman Tomat dan Sejenisnya.


Ditabur diatas lahan yang sudah dijadikan gulutan (gundukan) dengan dosis 10 kg /5 m2 atau
dibuatkan lubang berbentuk cincin dengan lebar galian 10 cm dan dalam 10 cm disekitar
lubang tanaman. Untuk pemberian pupuk starternya sebaiknya dikocor secukupnya. Hindari
Penggunaan pupuk kimia yang berlebihan.

8.   Tanaman Semangka

~ 17 ~
Pada umumnya petani semangka banyak yang menggunakan mulsa dari plastik dan tanah
yang hendak ditanami dijadikan gulutan terlebih dahulu yang lebarnya 1,5 s/d 2 m, mengenai
panjangnya tergantung dari lahan yang ada.  Untuk pemberian pupuk Organik Kompos
disamping dicampur dengan tanah sebanyak 75% juga dijadikan sebagai penutup bibit
setelah ditanam sebanyak 25%.Dosisnya antara 1,5 s/d 2 ton/Ha. Untuk pemberian pupuk An
Organiknya sebaiknya dikurangi 50 % dari biasanya dan berikan dengan cara dikocor.

9.  Tanaman Kentang
Taburkan kompos sebanyak 2 s/d 2.5 ton/Ha,kemudian campur atau lahan tersebut diolah
sampai benar benar bercampur dengan komposnya dan menjadi gembur ,lalu biarkan selama
5 (hari) dan lakukan penanaman setelah hari ke 6 (enam).

10.  Tanaman Kubis/Wortel
Untuk Jenis Tanaman ini membutuhkan tanah lempung berpasir,gembur dan tidak
berair,adapun Ph. yang dibutuhkan sekitar 6,5. Sedangkan ketinggiannya adalah antara –
1000 s/d 1.500 m dpl. (diatas permukaan laut)
Dosis penggunaannya 2 s/d 2.5 ton/Ha, caranya sama dengan tanaman kentang

BAB IV

~ 18 ~
PENUTUP

Kesimpulan

 Penggunaan pupuk organik dapat meningkatkan produktifitas tanaman.


 Pengelolahan pupuk kandang yang terbaik adalah dengan cara menghindari terik
matahari langsuung dan air hujan sampai pupuk kandang siap digunakan.
 Takaran atau dosis penggunaan pupuk kandang sangat bervariasi, tergantung pada:
jenis tanaman, tanah, musim, dan jenis pupuk kandang.

Saran

 Diperlukan penelitian lebih lanjut tentang bagaimanan cara pengolahan pupuk kandang.

 Perlu melakukan penelitian lebih lanjut mengenai pemberian takan pupuk kandang
terhadap tanaman.

~ 19 ~
Daftar pustaka

KUSNADI, U. 2004. Kontribusi ternak dalam meningkatkan pendapatan petani di lahan


marginal Kabupaten Tangerang, Propinsi Banten. J. Pengembangan Peternakan Tropis
Special Edition Oktober 2004. Seminar Nasional Ruminansia Buku 3.

KUSNADI, U., S. ISKANDAR and M. SABRANI, 1993. Research methodology for crop
animal systems in hilly areas of Indonesia. Crop- Animal Interaction Proc. of an
International Workshop Held at Khon Koen, Thailand.

SABRANI, M, B. SUDARYANTO, A. PRABOWO, A.TIKUPADANG dan A.


SUPARYANTO. 1992.Dampak integrasi ternak dalam usahataniterhadap pendapatan.
Pros. Agro–Industri Peternakan di Pedesaan. Balai Penelitian Ternak, Puslitbang
Peternakan, Bogor.

SOEHADJI. 1992. Usaha peternakan sekarang dan dimasa depan. Pros. Agro-Industri
Peternakan di Pedesaan. Balai Penelitian Ternak,Puslitbang Peternakan, Bogor.

SOEHARTO. P.R., SUDI NURTINI dan TARYADI, 1981.Masalah ternak kerbau dan
mekanisasi pertanian. Pros. Seminar Penelitian Peternakan. Puslitbang Peternakan,
Bogor.hlm. 161–168.

TRIWULANNINGSIH, E. 2004. Laporan Hasil Penelitian Breeding dan Reproduksi Ternak


Kerbau di Indonesia. Balai Penelitian Ternak Bogor.

WIRYOSUHANTO. 1980. Peternakan kerbau di Indonesia. Direktorat Jenderal Peternakan,


Jakarta.

~ 20 ~

Anda mungkin juga menyukai