Latar Belakang : Daur-ulang limbah ternak berperan dalam mencegah terjadinya pencemaran
lingkungan dan secara bersamaan juga meningkatkan produksi tanaman. Kotoran ternak
mempunyai nilai pupuk (padat dan cair) yang tinggi dan mudah terdekomposisi. Penggunaan
pupuk organik dapat mengurangi pencemaran lingkungan. Penulisan makalah ini bertujuan
untuk mengetahui peningkatan produksi tanaman yang diberi pupuk organik, Mengetahui proses
kandang.
Metode : kotoran ternak terlebih dahulu diolah dengan mencampurkan bahan bahan lain
hingga ph ny sesuai dengan tanah dan juga dapat menyuburkan tanah. Kemudian kotoran
ternak yang telah menjadi pupuk kandang tersebut diberikan kepada tumbuhan untuk
mendapatkan hasil manfaatnya.
Hasil : selain tanah menjadi subur karena unsur hara yang dimiliki oleh pupuk
kandang,pupuk kandang juga dapat menghasilkan peningkatan terhadap produksi tanaman.
Hingga hasil tanaman yang akan di panen lebih tinggi dengan menggunakan pupuk kandang.
Kesimpulan : pupuk kandang dapat meningkatkan hasil panen tanaman lebih baik daripada
tanaman yang tidak menggunakan pupuk kandang.
~1~
PEMANFAATAN KOTORAN TERNAK
SEBAGAI SUMBER PUPUK ORGANIK UNTUK MENINGKATKAN
PRODUKSI TANAMAN
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari sisa-sisa tanaman,hewan atau manusia seperti
pupuk kandang, pupuk hijau, dan kompos baik yang berbentuk cair maupun padat. Pupuk
organik bersifat bulky dengan kandungan hara makro danmikro rendah sehingga perlu diberikan
dalam jumlah banyak. Manfaat utama pupuk organik adalah dapat memperbaiki kesuburan
kimia, fisik dan biologis tanah, selain sebagai sumber hara bagi tanaman.Pupuk organik dapat
dibuat dari berbagai jenis bahan, antara lain sisapanen (jerami, brangkasan, tongkol,jagung,
bagas tebu, sabut kelapa), serbuk gergaji, kotoran hewan, limbah media jamur, limbah pasar,
limbah rumah tangga dan limbah pabrik, serta pupuk hijau. Karena bahan dasar pembuatan
pupuk organic bervariasi, kualitas pupuk yang dihasilkan juga beragam sesuai dengan kualitas
bahan asalnya. Pemakaian pupuk organik terus meningkat dari tahun ke tahun sehingga perlu ada
regulasi atau peraturan mengenai persyaratan yang harus dipenuhi oleh pupuk organic agar
~2~
memberikan manfaat maksimal bagi pertumbuhan tanaman dan tetap menjaga kelestarian
lingkungan.
Pupuk organik dapat diaplikasikan dalam bentuk bahan segar atau kompos. Pemakaian pupuk
organic segar memerlukan jumlah yang banyak, sulit dalam penempatannya, serta waktu
dekomposisinya relatif lama. Namun dalam beberapa hal, cara ini justru sangat bermanfaat untuk
konservasi tanah dan air yaitu sebagai mulsa penutup tanah. Pupuk organik yang telah
dikomposkan relatif lebih kecil volumenya dan mempunyai kematangan tertentu sehingga
sumber hara mudah tersedia bagi tanaman.
Pembuatan pupuk organik dengan cara dikomposkan banyak dilakukan oleh industri skala besar
karena minimnya tenaga kerja di pedesaan. Hanya sedikit petani yang dapat memproduksi
kompos untuk memenuhi kebutuhannya. Sebagian petani membeli kompos dari pabrik lokal atau
impor. Pengomposan antara lain bertujuan untuk menghasilkan pupuk organic dengan porositas,
kepadatan serta kandungan air tertentu, menyederhanakan komponen bahan dasar yang mudah
didekomposisi, membunuh patogen seperti E. coli dan Salmonella, serta memineralisasi hara
untuk pertumbuhan tanaman.
Akhir-akhir ini, dengan maraknya produk pertanian organik, perhatian petani terhadap pupuk
organic semakin meningkat. Permintaan produk atau pangan organic terutama sayuran dan buah-
buahan organik cenderung meningkat. Oleh karena itu pemanfaatan pupuk organic baik berupa
kompos, pupuk kandang atau bentuk lainnya perlu didukung dan dipromosikan lebih intensif.
Penggunaan pupuk kandang sudah cukup lama di identikkan dengan keberhasilan program
pemupukan dan pertanian berkelanjutan. Hal ini tidak hanya karena mampu memasok bahan
organik, tetapi karena berasosiasi dengan tanaman pakan, yang pada umumnya meningkatkan
perlindungan dan konservasi tanah. Kondisi ekonomi yang cukup berat bagi petani disatu pihak
dan usaha mempertahankan dan meningkatkan kesuburan tanah di pihak lain. mengharuskan
petani mempertimbangkan kembali semua bentuk pembenah organik yang tersedia setempat,
seperti pupuk kandang, residu tanaman dan pupuk hijau. Sebelum kita memanfaatkan pupuk
kandang di lahan pertanian, maka diperlukan pengkajian yang cukup mendalam tentang
kebiasaan petani terhadap pupuk kandang yang dimiliki, karena masalah teknis dan sosial petani
~3~
sering mengharnbat program yang telah disusun, baik untuk jangka pendek maupun jangka
panjang.
Fungsi biologis bahan organic adalah sebagai sumber energi dan makanan mikroorganisme tanah
sehingga dapat meningkatkan aktivitas mikroorganisme tanah yang sangat bermanfaat dalam
penyediaan hara tanaman. Dengan demikian pemberian pupuk organik pada akhirnya akan
meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar lahan pertanian di Indonesia, baik lahan
kering maupun lahan sawah, mempunyai kandungan bahan organik tanah yang rendah (<2%).
Oleh karena itu penggunaan bahan organic untuk memperbaiki produktivitas lahan perlu
digalakkan. Oleh karena itu penulis mengangkat judul “ PEMANFAATAN KOTORAN TERNAK
2. Rumusan Masalah
~4~
3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
3. Manfaat
1) Bagi Masyarakat
Dapat menjadi rintisan kegiatan system pengelolaan limbah ternak yang
berdaya guna
penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam menambah pengetahuan
masyarakat dan mendorong pemanfaatan kotoran ternak .
~5~
BAB II
Tinjauan Pustaka
A. Pupuk Organik
Dikatakan pupuk organik karena berasal dari pupuk pelapukan sisa-sisa makhluk
hidup, seperti tanaman, hewan, manusia dan kotoran hewan. Pupuk organik merupakn
pupuk lengkap, artinya mengandung unsur makro dan mikro tetapi jumlahnya sedikit.
B. Pupuk Anorganik
Adalah pupuk yang berasal dari bahan kimia. Mempunyai kandungan unsur hara
umumnya tinggi. Pupuk anorganik buatan pabrik mempunyai sifat :
~6~
2. Daya mengisap dan melepaskan air tinggi sehingga harus diletakkan di tempat
tertutup
3. Mudah larut dalam air, sehingga mudah diserap oleh tanaman
4. Umumnya mempunyai kadar kemasaman tinggi
5. Bekerja cepat sehingga dapat dilihat pengaruhnya
Jenis Pupuk
Pupuk anorganik dapat digolongkan menjadi dua berdasarkan kandungannya yaitu pupuk
tunggal dan pupuk majemuk.
1. Pupuk tunggal
Jika hanya mengandung satu unsur hara terpakai. Misal pupuk urea dan ZA untuk
nitrogen. Pupuk DS dan TSP hanya mengandung Fosfor, sedangkan KCL dan ZK hanya
mengandung kalium
2. Pupuk majemuk
Mengandung lebih dari satu unsur hara. Umumnya unsur hara yang dikandungnya
hanya mikro dan makro saja. Misalnya pupuk Mutiara 16-16-16 (N 16%, P 16%, K 16
%). Rustika Yellow (N 15, P 15, K 15).
3. Pupuk lengkap
Dalam satu pupuk mengandung unsur hara makro dan mikro. Umumnya bersifat
instan karena dapat secara langsung digunakan oleh tanaman. Contoh : Bayfolan,
Complesal, Wuxal
~7~
KEGUNAAN UNSUR NITROGEN FOSPOR DAN KALIUM
Nitrogen
- Merangsang pertumbuhan tanaman, terutama batang, cabang dan daun.
- Berguna dalam pertumbuhan hijau daun, protein, lemak, senyawa organik lainnya.
Fospor
- Merangsang akar, khususnya akar benih dan tanaman muda
Kalium
- Memperkuat tubuh tanaman agar tidak roboh serta bunga dan buah tidak mudah gugur.
~8~
BAB III
PEMBAHASAN
A. Kotoran ternak dapat meningkatkan produksi tanaman
Apabila kita mempunyai pupuk kandang yang berasal dari usaha tani kita sendiri
tanpa harus membeli, maka harus kita manfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk
pupuk yang dikombinasikan dengan pupuk kimia. Pupuk organik pada umumnya
lebih bermanfaat sebagai bahan pembenah tanah. Pada umumnya bahan-bahan ini
mengandung N, P, dan K dalam jumlah yang rendah, tetapi dapat memasok unsur hara
mikro esensial. Sebagai bahan pembenah tanah bahan organik dan pupuk kandang
mempunyai kontribusi dalam mencegah erosi, pengerakan tanah, dan retakan tanah.
Di samping itu, mampu meningkatkan kemampuan tanah, memperbaiki struktur dan
pengatusan tanah. Nilai pupuk kandang, tidak hanya ditentukan berdasarkan pasokan
bahan organik tetapi besarnya pasokan nitrogen. Nitrogen yang dilepaskan oleh
aktivitas mikroorganisme kemudian dimanfaatkan oleh tanaman. Pupuk kandang,
mempunyai pengaruh yang baik terhadap sifat fisik dan kimia tanah. Penggunaan
pupuk kandang untuk mempertahankan kesuburan tanah. Bahan organik juga
memacu pertumbuhan dan perkembangan bakteri dan biota tanah lainnya. Nitrogen
dan unsur hara lainnya yang dikandung bahan organik di lepaskan secara perlahan-
lahan. Dengan demikian pemberian yang berkesinambungan membantu dalam
membangun tanah, terutama dalam jangka panjang.
Meskipun mengandung unsure hara yang rendah, bahan organik penting dalam:
menyediakan hara makro dan mikro seperti Zn, Cu, Mo, Co, Ca, Mg, dan Si,
meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK) tanah, serta
dapat bereaksi dengan ion logam untuk membentuk senyawa kompleks, sehingga
ion logam yang meracuni tanaman atau menghambat penyediaan hara seperti Al, Fe
dan Mn dapat dikurangi.
~9~
Berdasarkan analisis biaya dan pendapatan dari integrasi usaha sapi dan padi mampu
meningkatkan pendapatan petani hingga 100% apabila dibandingkan dengan pola
tanam padi tanpa ternak, sekitar 40% dari hasil tersebut berasal dari pupuk organik
yang diperoleh dari ternak sapi (Diwyanto dan Hariyanto 2002). Demikian halnya
dengan penelitian-penelitian lainnya di berbagai tempat dan agroekosistim
menunjukkan bahwa pada umumnya integrasi ternak dan tanaman, baik itu tanaman
pangan, tanaman perkebunan maupun tanaman industri memberikan nilai tambah
yang cukup tinggi (Diwyanto et al. 2001; Diwyanto dan Handiwirawan 2004; Utomo
et al. 2007) melaporkan bahwa selain pendapatan meningkat hingga 119%, dan juga
produktivitas lahan meningkat.
Jumlah polong yoyal. Dari hasil perlakuan pupuk kandang terhadap jumlah polong
total menunjukkan perberbedaan nyata, dengan jumlah polong total tertinggi pada
perlakuan P4 (pupuk kandang kotoran kambing).
Dari hasil pengamatan dapat diketahui bahwa perlakuan pemberian pupuk kandang
mampu memperbaiki struktur tanah sehingga mempermudah ginofor (bakal
buah), masuk ke dalam tanah. Hal ini sesuai dengan pendapat Sumarno (1987: 11)
yang menyatakan bahwa ginofor yang masuk ke dalam tanah dapat membentuk
polong sempurna. Rata-rata jumlah polong total dapat dilihat pada Tabel 1
~ 10 ~
Tabel 1: Rata-rata jumlah polong total tanaman kacang tanah.
P1 P2 P3 P4
DMRT a a a b
5%
Jumlah polong isi penuh. Tidak semua polong dapat terisi penuh. Hal ini antara lain
disebabkan oleh ketersediaan hara di dalam tanah. Untuk pembentukan biji dan
kesempurnaan biji dipengaruhi oleh unsur Ca dan P. Diketahui bahwa pupuk kandang
disamping menyumbangkan unsur hara juga dapat membentuk khelat, yaitu reaksi
antara kation logam (Fe, Cu, Mn, Co, dan Al) dengan asam-asam organik sebagai hasil
sampingan dari mikroorganisme tanah. Terbentuknya khelat dapat mengurangi
kelarutan logam-logam tersebut, dan melepaskan unsur P dan Ca yang diperlukan
untuk pembentukan polong (Hakim,1986).
~ 11 ~
P1 P2 P3 P4
DMRT
a a a B
5%
P1 P2 P3 P4
DMRT Ab a a B
5%
~ 12 ~
tukar kation. Struktur tanah yang baik menjadikan perakaran berkembang dengan
baik sehingga semakin luas bidang serapan terhadap unsur hara. Kelancaran proses
penyerapan unsur hara oleh tanaman terutama difusi tergantung dari persediaan air
tanah yang behubungan erat dengan kapasitas menahan air oleh tanah (Hakim, 1986).
Seluruh komponen tersebut mampu memacu proses fotosintesis secara optimal.
Hasil sintesis oleh daun digunakan untuk membentuk penyusun tubuh tanaman ,
yaitu asam-asam amino, profirin, karbohidrat, nukleotida, lipid dan enzim.Dengan
demikian akan mempengaruhi berat kering tanaman (Prawiranata, 1981).
Jenis pupuk
Ulangan
P1 P2 P3 P4
DMRT A a a B
5%
Menurut Sutrisno (1989) berbagai hasil pertanian dari Ghana menunjukkan bahwa
unsur N, P, K yang imbanglah yang ternyata menguntungkan, yaitu dengan
perbandingan 10:1:11. Dari perbandingan tersebut dapat dilihat bahwa perbandingan
antara unsur N dan K adalah 10:11. Sesuai dengan Sutrisno, Rismunandar (1981)
menyatakan bahwa pupuk kandang kotoran kambing menyumbangkan unsur
N=2,77%, unsur P = 1,28%, dan unsur K = 2,88%, maka bisa dilihat perbandingan
unsur N dan K adalah 2,77 : 2,88 atau mendekati pebandingan 10:11. Jadi unsur
tersebut sudah seimbang sehingga memberikan hasil yang baik. Sedangkan pupuk
kandang kotoran ayam menyumbangkan unsur N = 4% dan unsur K = 1,9% atau 2 : 1,
~ 13 ~
berarti perbandingan antara N dan K tidak seimbang. Dari uraian diatas dapat
disimpulkan bahwa pupuk kandang kambing memberikan hasil yang lebih baik dari
kotoran ayam.
Sebetulnya tidak mudah memanfaatkan kotoran ternak sebagai pupuk kandang tanpa
mengandung limbah yang lain karena bersifat ruah dan mudah rusak. Menyebar
pupuk kandang ke lahan pertanian mengurangi kehilangan hara yang dikandung
pupuk kandang. Cara terbaik untuk mengelola pupuk kandang adalah melindungi dari
terik matahari langsung atau terkena air hujan sampai pupuk tersebut digunakan. Ada
empat sistem yang umum dilakukan untuk menangani pupuk kandang:
a. Mengumpulkan pupuk kandang segar setiap hari dan ditaburkan langsung di lahan.
b. Disimpan dalam lubang atau ditimbun dan dihindarkan dari terik matahari
langsung dengan diberi pelindung/penutup. Biarkan pupuk kandang tersebut
mengalami proses fermentasi sebelum digunakan.
c. Pupuk cair disimpan dalam kondisi aerob dan dilakukan perlakuan tertentu
sebelum digunakan.
d. Pupuk cair disimpan secara anaerob dan dilakukan perlakuan tertentu sebelum
digunakan.
~ 14 ~
1. menekan kehilangan nitrogen dalam bentuk amoniak;
2. meningkatkan kandungan fosfat pupuk kandang dan membuat pupuk dengan
kandungan hara berimbang;
3. meningkatkan efisiensi penggunaan fosfat oleh tanaman, karena pada umumnya
koloid tanah mengikat kuat fosfat yang diberikan dalam bentuk pupuk.
Limbah yang berasal dari kandang ternak jumlahnya cukup banyak terutama di desa-
desa yang, masih memanfaatkan ternak sebagai tenaga mengolah atau ternak sebagai
salah satu usaha meningkatkan kegiatan pertanian secara terpadu. Limbah ternak
tersebut ada yang dimanfaatkan untuk pupuk kandang, tetapi ada juga yang dibakar.
Bahan-bahan ini semua cukup potensial sebagai sumber hara untuk campuran residu
tanaman pada saat pengomposan.
~ 15 ~
Salah satu faktor kritis yang perlu dipahami dalam proses pengomposan adalah
kandungan nitrogen dan nisbah C/N dan bahan dasar yang dikomposkan. Kencing
ternak merupakan Limbah, akan tetapi dengan teknik konservasi yang sederhana
kandungan hara dalam kencing dapat dimanfaatkan sebagai pupuk.
Takaran atau dosis penggunaan pupuk kandang sangat bervariasi, tergantung pada:
jenis tanaman, tanah, musim, dan jenis pupuk kandang.
2. Tanaman Padi
Pupuk Kompos Organik diberikan pada saat pengolahan tanah, atau pada saat melakukan
bajak I (satu). Lalu biarkan dalam rendaman selama -/+ 5 hari. Setelah 5 hari lakukan bajak
2 (dua) dengan cara memutus larikan awal dimana proses pencampuran sudah terjadi pada
saat dilakukan pembalikan I (bajak 1). Kemudian gunakan garu untuk meratakannya, setelah
tanah terbentuk dan rata, lakukan kembali perendaman selama 5 hari sebelum bibit padi
ditanam. Dosis penggunaannya 1,5 s/d 2 ton kompos/Ha.
3. Tanaman Jagung
Untuk jenis tanaman ini sebaiknya diberikan sebagai pupuk dasar atau sebagai penutup pada
saat penanaman dengan dosis yang diperlukan adalah 50 gr /lubang bibit,atau 2,5 s/d 3 ton
kompos/Ha. Pupuk starternya diberikan disekitar tanaman pada saat umur 15 hari setelah
Tanam. Ditugal sedalam 5 cm dan jaraknya 10 cm dari tanaman.
~ 16 ~
4. Kacang Tanah
Ditabur pada larikan lahan atau untuk penutup benih pada saat tanam,sedangkan dosis yang
dianjurkan adalah 50 gram/lubang tanaman,2,5 s/d 3 ton kompos/Ha. Untuk mendapatkan
hasil yang optimal sebaiknya dicampur dengan tanah dan biarkan 1 minggu pengairan lalu
diolah sampai menjadi gembur. Barulah bibit ditanam.
5. Tanaman Cabe
Ditabur pada larikan lahan,atau ditanam +/- 5 cm dari lubang tanaman,bisa juga dicampur
dengan tanah pada saat pengolahan lahan. Dalam hal ini tetap dianjurkan menggunakan
pupuk An Organik ( NPK ) tetapi dosisnya lebih rendah dari sebelum menggunakan kompos
sedangkan toleransi aplikasinya 75% Pupuk Kompos untuk pupuk dasar dan 25% untuk
kocor,menggunakan pupuk Kimia.
6. Bawang Merah/Putih
Sebelum dilakukan penaburan kompos sebaiknya tanah dicangkul terlebih dahulu hingga
menjadi remah,lalu jadikan bentuk bedengan sesuai yang diinginkan,kemudian kompos
ditabur diatas tanah sampai benar – benar rata selama satu minggu, sebelum penanaman
bedengan tersebut disiram,kalau ada dengan air limbah kotoran ternak atau air septi tank.
Sedangkan dosis yang dianjurkan adalah 1,5 – 2 ton /Ha.
8. Tanaman Semangka
~ 17 ~
Pada umumnya petani semangka banyak yang menggunakan mulsa dari plastik dan tanah
yang hendak ditanami dijadikan gulutan terlebih dahulu yang lebarnya 1,5 s/d 2 m, mengenai
panjangnya tergantung dari lahan yang ada. Untuk pemberian pupuk Organik Kompos
disamping dicampur dengan tanah sebanyak 75% juga dijadikan sebagai penutup bibit
setelah ditanam sebanyak 25%.Dosisnya antara 1,5 s/d 2 ton/Ha. Untuk pemberian pupuk An
Organiknya sebaiknya dikurangi 50 % dari biasanya dan berikan dengan cara dikocor.
9. Tanaman Kentang
Taburkan kompos sebanyak 2 s/d 2.5 ton/Ha,kemudian campur atau lahan tersebut diolah
sampai benar benar bercampur dengan komposnya dan menjadi gembur ,lalu biarkan selama
5 (hari) dan lakukan penanaman setelah hari ke 6 (enam).
10. Tanaman Kubis/Wortel
Untuk Jenis Tanaman ini membutuhkan tanah lempung berpasir,gembur dan tidak
berair,adapun Ph. yang dibutuhkan sekitar 6,5. Sedangkan ketinggiannya adalah antara –
1000 s/d 1.500 m dpl. (diatas permukaan laut)
Dosis penggunaannya 2 s/d 2.5 ton/Ha, caranya sama dengan tanaman kentang
BAB IV
~ 18 ~
PENUTUP
Kesimpulan
Saran
Diperlukan penelitian lebih lanjut tentang bagaimanan cara pengolahan pupuk kandang.
Perlu melakukan penelitian lebih lanjut mengenai pemberian takan pupuk kandang
terhadap tanaman.
~ 19 ~
Daftar pustaka
KUSNADI, U., S. ISKANDAR and M. SABRANI, 1993. Research methodology for crop
animal systems in hilly areas of Indonesia. Crop- Animal Interaction Proc. of an
International Workshop Held at Khon Koen, Thailand.
SOEHADJI. 1992. Usaha peternakan sekarang dan dimasa depan. Pros. Agro-Industri
Peternakan di Pedesaan. Balai Penelitian Ternak,Puslitbang Peternakan, Bogor.
SOEHARTO. P.R., SUDI NURTINI dan TARYADI, 1981.Masalah ternak kerbau dan
mekanisasi pertanian. Pros. Seminar Penelitian Peternakan. Puslitbang Peternakan,
Bogor.hlm. 161–168.
~ 20 ~