Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

Pengantar ilmu ekonomi

Tentang:
tentang norma

Dosen:
ASLAN DERI ICHSANDI SH.MH

Disusun oleh:
MUHAMMAD HAFI PARDI/2013040065

JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS SYARIAH “C”
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI(UIN)
1441H/2020M

KATA PENGANTAR
Segala  puji  hanya  milik  Allah SWT.  Shalawat  dan  salam  selalu
tercurahkan kepada Rasulullah SAW.  Berkat  limpahan  dan rahmat-Nya penulis 
mampu  menyelesaikan  tugas  makalah ini guna memenuhi tugas  mata kuliah
Psikologi Sosial.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang
penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan
materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, sehingga
kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang Nilai dan
Norma-Norma Sosial, yang penulis sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai
sumber informasi, referensi, dan berita. Makalah ini di susun oleh penulis dengan
berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang
dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah
akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan
menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara. Penulis sadar bahwa makalah ini masih
banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu,  kepada  dosen 
pembimbing  penulis  meminta  masukannya  demi  perbaikan  pembuatan 
makalah  penulis  di  masa  yang  akan  datang dan mengharapkan kritik dan saran
dari para pembaca.
Payakumbuh,16 oktober 2020

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Nilai-nilai adalah perasaan-perasaan tentang apa yang diinginkan ataupun
yang tidak diinginkan, atau tentang apa yang boleh atau tidak boleh. Bidang yang
berhubungan dengan nilai adalah etika (penyelidikan nilai dalam tingkah laku
manusia) dan estetika (penyelidikan tentang nilai dan seni). Nilai dalam
masyarakat tercakup dalam adat kebiasaan dan tradisi yang secara tidak sadar
diterima dan dilaksanakan oleh anggota masyarakat. Norma merupakan aturan-
aturan dengan sanksi-sanksi yang dimaksudkan untuk mendorong bahkan menekan
pribadi, kelompok masyarakat untuk mencapai nilai-nilai sosial. Nilai dan norma
selalu berkaitan, walaupun demikian keduanya dapat di bedakan.
Manusia adalah makhluk sosial yang selalu berinteraksi dengan individu
lain.Untuk menjaga kelangsungan hidup bermasyarakat diperlukan aturan-aturan
yang akan terwujud dalam norma dan nilai. Setiap masyarakat memiliki
seperangkat nilai dan norma yang berbeda sesuaidengan karakteristik masyarakat
itu sendiri. Nilai dan norma tersebut akan dujunjung tinggi, diakui dan digunakan
sebagai dasar dalam melakukan interaksi dan tindakan sosialnya. Dalam kehidupan
sehari-hari manusia dalam berinteraksi dipandu oleh nilai-nilai dan dibatasi oleh
norma-norma dalam kehidupan sosial. Norma dan nilai pada awalnya lahir tidak
disengaja, karena kebutuhan manusia sebagai makluk sosial dan harus berinteraksi
dengan yang lain menuntut adanya suatu pedoman, pedoman itu lama kelamaan
norma-norma tersebut dibuat secara sadar. Nilai dan norma tersebut harus dijaga
kelestariannya oleh seluruh anggota masyakat agar masyarakat tidak kehilangan
pegangan dalam hidup bermasyarakat.
1.2  Rumusan Masalah
1.      Apakah pengertian Nilai?
2.      Bagaiamana fungsi dan jenis nilai sosial?
3.      Apakah pengertian Norma?
4.      Bagaimana fungsi, ciri-ciri dan macam-macam norma sosial?
5.      Apakah Perbedaan dan keterkaitan antara Nilai dengan Norma?

1.3  Tujuan Penulisan


1.      Untuk mengetahui Pengertian Nilai
2.      Untuk mengetahui apa itu fungsi dan jenis-jenis nilai sosial
3.      Untuk mengetahui pengertian Norma
4.      Untuk memahami bagaimana fungsi, cirri-ciri dan macam-macam norma
sosial
5.      Agar dapat memahami tentang perbedaan dan keterkaitan antara Nilai dengan
Norma Sosial
BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Nilai


Dalam kamus bahasa Indonesia, nilai adalah harga, angka kepandaian. Nilai
sosial adalah nilai yang dianut oleh suatu masyarakat, mengenai apa yang dianggap
baik dan apa yang dianggap buruk oleh masyarakat. Sebagai contoh,orang
menanggap menolong memiliki nilai baik, sedangkan mencuri bernilai buruk.
Nilai sebagai petunjuk umum yang telah berlangsung lama, yang
mengarahkan tingkah laku dan kepuasan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk
menentukan sesuatu itu dikatakan baik atau buruk, pantas atau tidak pantas harus
melalui proses menimbang. Hal ini tentu sangat dipengaruhi oleh kebudayaan yang
dianut masyarakat. tak heran apabila antara masyarakat yang satu dan masyarakat
yang lain terdapat perbedaan tata nilai. Contoh, masyarakat yang tinggal di
perkotaan lebih menyukai persaingan karena dalam persaingan akan muncul
pembaharuan-pembaharuan. Sementara pada masyarakat tradisional lebih
cenderung menghindari persaingan karena dalam persaingan akan mengganggu
keharmonisan dan tradisi yang turun-temurun.
Nilai adalah perasaan-perasaan tentang apa yang diinginkan ataupun yang
tidak diinginkan, atau tentang apa yang boleh atau tidak boleh. Bidang yang
berhubungan dengan nilai adalah etika (penyelidikan nilai dalam tingkah laku
manusia) dan estetika (penyelidikan tentang nilai dan seni). Nilai dalam
masyarakat tercakup dalam adat kebiasaan dan tradisi yang secara tidak sadar
diterima dan dilaksanakan oleh anggota masyarakat.
Nilai menurut Spranger adalah suatu tatanan yang dijadikan panduan oleh
individu untuk menimbang dan memilih alternatif keputusan dalam situasi sosial
tertentu. Dalam pandangan Spranger, kepribadian manusia terbentuk dan berakar
pada tatanan nilai-nilai kesejarahan. Meskipun menempatkan konteks sosial
sebagai dimensi nilai dalam kepribadian manusia, namun Spranger mengakui akan
kekuatan individual yang dikenal dengan istilah roh subjektif. Sementara itu,
kekuatan nilai-nilai kebudayaan merupakan roh objektif. Kekuatan individual atau
roh subjektif didudukkan dalam posisi primer karena nilai-nilai kebudayaan hanya
akan berkembang dan bertahan apabila didukung dan dihayati oleh individu.
Penerimaan nilai oleh manusia tidak dilakukan secara pasif melainkan secara
kreatif dan aktif. Dalam proses manusia menerima nilai ini terjadi hubungan
dialektis antara roh objektif dengan roh subjektif. Artinya, roh objekif akan
berkembang jika didukung oleh roh subjektif, sebaliknya roh objektif akan
berkembang dengan berpedoman kepada roh objektif yang diposisikan sebagai
cita-cita yang harus dicapai. Nilai merupakan sesuatu yang diyakini kebenarannya
dan mendorong orang untuk mewujudkannya.
Menurut Horrocks, Pengertian Nilai adalah sesuatu yang memungkinkan
individu atau kelompok sosial membuat keputusan mengenai apa yang ingin
dicapai atau sebagai sesuatu yang dibutuhkan. Secara dinamis, nilai dipelajari dari
produk sosial dan secara perlahan diinternalisasikan oleh individu serta diterima
sebagai milik bersama dengan kelompoknya. Nilai ialah standar konseptual yang
relatif stabil, dimana secara eksplisit maupun implisit membimbing individu dalam
menentukan tujuan yang ingin dicapai serta akitvitas dalam rangka memenuhi
kebutuhan psikologi.
Dari pengertian nilai yang dikemukakan para pakar di atas, dapat
disimpulkan bahwa Nilai adalah sesuatu yang dijadikan sebagai panduan dalam hal
mempertimbangkan keputusan yang akan diambil kemudian. Nilai merupakan
sesuatu yang bersifat abstrak, karena mencakup pemikiran dari seseorang.
Penilaian yang dilakukan oleh individu yang satu belum tentu sama dengan
individu yang satu.

Fungsi Dan Jenis Nilai Sosial


Fungsi nilai sosial adalah sebagai berikut :
1.      Memberikan seperangkat alat untuk menetapkan harga sosial dari suatu
kelompok.
2.      Mengarahkan masyarakat dalam berfikir dan bertingkah laku.
3.      Merupakan penentu akhir bagi manusia dalam memenuhi peranan sosialnya.
4.      Sebagai alat solidaritas bagi kelompok.
5.      Sebagai alat kontrol perilaku manusia.

Spranger menggolongkan nilai kedalam enam jenis. Adapun jenis nilai sosial,
antara lain :

1.    Nilai keilmuan merupakan salah satu dari macam-macam nilai yang mendasari
perbuatan seseorang atau sekelompok orang yang bekerja terutama atas dasar
pertimbangan rasional. Nilai keilmuan ini dipertentangkan dengan nilai agama.
2.    Nilai agama ialah salah satu dari macam-macam nilai yang mendasari
perbuatan seseorang atas dasar pertimbangan kepercayaan bahwa sesuatu itu
dipandang benar menurut ajaran agama.
3.    Nilai ekonomi adalah salah satu dari macam-macam nilai yang mendasari
perbuatan seseorang atau sekelompok orang atas dasar pertimbangan ada tidaknya
keuntungan finansial sebagai akibat dari perbuatannya itu. Nilai ekonomi ini
dikontraskan dengan nilai seni.
4.    Nilai Seni merupakan salah satu dari macam-macam nilai yang mendasar
perbuatan seseorang atau sekelompok orang atas dasar pertimbangan rasa
keindahan atau rasa seni yang terlepas dari berbagai pertimbangan material.
5.    Nilai Solidaritas ialah salah satu dari macam-macam nilai yang mendasari
perbuatan seseorang terhadap orang lain tanpa menghiraukan akibat yang mungkin
timbul terhadap dirinya sendiri, baik itu berupa keberuntungan maupun
ketidakberuntungan. Nilai solidaritas ini dikontraskan dengan nilai kuasa.
6.    Nilai Kuasa adalah salah satu dari macam-macam nilai yang mendasari
perbuatan seseorang atau sekelompok orang atas dasar pertimbangan baik
buruknya untuk kepentingan dirinya atau kelompoknya.
Sementara itu Notonagoro membagai nilai menjadi tiga macam, yaitu :
1.      Nilai material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi unsur jasmani manusia
2.      Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk
mengadakan kegiatan atau aktivitas.
3.      Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia,
yang meliputi :
a.       Nilai kebenaran atau kenyataan-kenyataan yang bersumber pada unsur
akal manusia (rasio, budi, cipta).
b.      Nilai keindahan yang bersumber pada rasa manusia (perasaan, estetis).
c.       Nilai kebaikan atau moral yang bersumber pada kehendak atau kemauan
manusia (karsa, etis).
d.      Nilai relegius yang merupakan nilai Ketuhanan, nilai kerohanian yang
tertinggi dan mutlak

Dari macam-macam nilai yang disebutkan di atas, nilai yang dominan pada
masyarakat tradisional adalah nilai solidaritas, nilai seni dan nilai agama. Nilai
yang dominan pada masyarakat modern ialah nilai keilmuan, nilai kuasa dan nilai
ekonomi. Sebagai konsekuensi dari proses pembangunan yang berlangsung secara
terus-menerus, yang memungkinkan terjadinya pergeseran nilai-nilai tersebut.
Pergeseran nilai keilmuan dan nilai ekonomi akan cenderung lebih cepat
dibandingkan dengan nilai-nilai lainnya jika menggunakan model dinamik-
interaktif. Ini merupakan konsekuensi dari kebijakan pembangunan yang
memberikan prioritas ada pembangunan ekonomi dan ditunjang oleh cepatnya
perkembangan ilmu dan teknologi.

2.2  Pengertian Norma


Kata " norma" dalam kamus besar bahasa Indonesia mengandung arti:
ukuran yang berlaku, peraturan. Dalam bahasa Latin kata "norma" memiliki arti
pertamanya adalah carpenter's square: siku-siku yang di pakai tukang kayu untuk
mengecek apakah benda yang di kerjakannya (meja, bangku, kursi, dan
sebagainya) sungguh - sungguh lurus. Bertolak dari pemahaman makna kata
tersebut kata "norma" dapat dikonotasikan maknanya sama dengan kata aturan atau
kaidah yang dipakai sebagai tolok ukur untuk menilai sesuatu.
Norma merupakan aturan-aturan dengan sanksi-sanksi yang dimaksudkan
untuk mendorong bahkan menekan pribadi, kelompok masyarakat untuk mencapai
nilai-nilai sosial. Nilai dan norma selalu berkaitan, walaupun demikian keduanya
dapat di bedakan.
Norma sosial adalah patokan perilaku dalam suatu kelompok masyarakat
tertentu. Norma sering juga disebut dengan peraturan sosial. Norma menyangkut
perilaku-perilaku yang pantas dilakukan dalam menjalani interaksi sosialnya.
Keberadaan norma dalam masyarakat bersifat memaksa individu atau suatu
kelompok agar bertindak sesuai dengan aturan sosial yang telah terbentuk. Pada
dasarnya, norma disusun agar hubungan di antara manusia dalam masyarakat dapat
berlangsung tertib sebagaimana yang diharapkan. Norma tidak boleh dilanggar.
Siapapun yang melanggar norma atau tidak bertingkah laku sesuai dengan
ketentuan yang tercantum dalam norma itu, akan memperoleh hukuman. Misalnya,
bagi siswa yang terlambat dihukum tidak boleh masuk kelas, bagi siswa yang
mencontek pada saat ulangan tidak boleh meneruskan ulangan. Norma merupakan
hasil buatan manusia sebagai makhluk sosial. Pada awalnya, aturan ini dibentuk
secara tidak sengaja. Lama-kelamaan norma-norma itu disusun atau dibentuk
secara sadar. Norma dalam masyarakat berisis tata tertib, aturan, dan petunjuk
standar perilaku yang pantas atau wajar. Norma merupakan aturan-aturan dengan
sanksi-sanksi yang dimaksudkan untuk mendorong bahkan menekan pribadi,
kelompok masyarakat untuk mencapai nilai-nilai sosial. Pengertian norma banyak
diutarakan oleh beberapa para ahli mengenai definisi pengertian norma. Macam-
macam pengertian norma menurut para ahli adalah sebagai beriku, Menurut John J.
Macionis  norma adalah aturan-aturan dan harapan-harapan masyarakat untuk
memandu perilaku anggota-anggotanya.
Menurut Robert Mz. Lawang Pengertian norma adalah gambaran mengenai
apa yang diinginkan baik dan pantas sehingga sejumlah angggapan yang baik dan
perlu dihargai sebagaimana mestinya.
Menurut Hans Kelsen, pengertian norma adalah perintah yang tidak personal
dan anonim. Pengertian norma menurut soerjono soekanto adalah suatu perangkat
agar hubungan antar masyarakat terjalin dengan baik. Pengertian norma menurut
Isworo Hadi Wiyono bahwa norma adalah peraturan atau petunjuk hidup yang
memberi ancar-ancar perbuatan mana yang boleh dijalankan dan perubatan mana
yang harus dihindari. Menurut Antony Gidden bahwa pengertian norma adalah
prinsip atau aturan konkret yang seharusnya diperhatikan oleh masyarakat.
Menurut Widjaja Norma adalah petunjuk tingkah laku yang harus dilakukan
dan tidak boleh dilakukan dalam hidup sehari-hari, berdasarkan suatu alasan
(motivasi) tertentu dengan disertai sanksi. Sanksi adalah ancaman/akibat yang akan
diterima apabil norma tidak dilakukan.
Norma merupakan aturan-aturan dengan sanksi-sanksi yang dimaksudkan
untuk mendorong bahkan menekan pribadi, kelompok masyarakat untuk mencapai
nilai-nilai sosial. Secara umum kita dapat membedakan norma menjadi dua norma
yaitu: norma khusus dan norma umum. Norma Khusus adalah aturan yang berlaku
dalam kegiatan atau kehidupan khusus, misalnya aturan olahraga, aturan
pendidikan, atau aturan sekolah dan sebagainya. Norma Umum adalah norma yang
bersifatumumatauuniversal.

2.3  Fungsi,Ciri Cirri Dan Macam Macam Norma


Dalam kehidupan masyarakat, norma memiliki beberapa fungsi atau
kegunaan, yaitu sebagai berikut
1.      Pedoman hidup yang berlaku bagi semua anggota masyarakat pada wilayah
tertentu.
2.      Memberikan stabilitas dan keteraturan dalam kehidupan bermasyarakat.
3.      Mengikat warga masyarakat, karena norma disertai dengan sanksi dan aturan
yang tegas bagi para pelanggarnya.
4.      Menciptakan kondisi dan suasana yang tertib dalam masyarakat.
5.      Adanya sanksi yang tegas akan memberikan efek jera kepada para
pelanggarnya, sehingga tidak ingin mengulangi perbuatannya melanggar norma.
Adapun ciri-ciri nilai sosial, antara lain :
Tidak semua hal yang baik dimata masyarakat dapat dianggap sebagai nilai
sosial.
      Merupakan hasil interaksi antar anggota masyarakat.
      Ditularkan diantara anggota-anggota masyarakat melalui pergaulan.
.      Terbentuknya melalui proses belajar yang panjang melalui sosialisasi.
      Nilai sebagai alat pemuas kebutuhan sosial.
    Nilai berbeda-beda antara kebudayaan yang satu dengan yang lain.
    Mempunyai efek yang berbeda terhadap individu.
     Memengaruhi perkembangan pribadi dalam masyarakat baik positif maupun
negatif.
     Hasil seleksi dari berbagai macam aspek kehidupan di dalam masyarakat.
  Nilai sosial merupakan konstruksi abstrak dalam pikiran orang yang tercipta
melalui interaksi sosial,
 Nilai sosial bukan bawaan lahir, melainkan dipelajari melalui proses sosialisasi,
dijadikan milik diri melalui internalisasi dan akan mempengaruhi tindakan-
tindakan penganutnya dalam kehidupan sehari-hari disadari atau tanpa disadari
lagi (enkulturasi),
  Nilai sosial memberikan kepuasan kepada penganutnya,
 Nilai sosial bersifat relative,
  Nilai sosial berkaitan satu dengan yang lain membentuk sistem nilai,
  Sistem nilai bervariasi antara satu kebudayaan dengan yang lain,
 Setiap nilai memiliki efek yang berbeda terhadap perorangan atau kelompok,
  Nilai sosial melibatkan unsur emosi dan kejiwaan, dan
.  Nilai sosial mempengaruhi perkembangan pribadi.
Norma-norma yang berlaku di masyarakat dapat diklasifikasikan menjadi
lima jenis, yaitu norma agama, norma kesusilaan, norma kesopanan, norma
kebiasaan, dan hukum.
1.      Norma agama bersumber dari ajaran agama. Nilai-nilai yang bersumber dari
ajaran agama bersifal absolut karena berasal dari Tuhan. Agama adalah suatu
keyakinan yang kebenarannya bersifat mutlak, tidak tergantung pada cara
berfikir dan cara merasa manusia. Ajaran agama berisi perintah, larangan dan
kebolehan yang disampaikan kepada umat manusia melalui Malaikat dan Rasul-
Nya. Sanksi dari norma agama berupa siksa di akhirat kelak.
Norma agama juga berisi aturan-aturan hidup yang berupa perintah-perintah
dan larangan-larangan, yang oleh pemeluknya diyakini bersumber dari Tuhan
Yang Maha Esa. Aturan-aturan itu tidak saja mengatur hubungan vertikal,
antara manusia dengan Tuhan (ibadah), tapi juga hubungan horisontal, antara
manusia dengan sesama manusia. Pada umumnya setiap pemeluk agama
menyakini bawa barang siapa yang mematuhi perintah-perintah Tuhan dan
menjauhi larangan-larangan Tuhan akan memperoleh pahala. Sebaliknya
barang siapa yang melanggarnya akan berdosa dan sebagai sanksinya, ia akan
memperoleh siksa. Sikap dan perbuatan yang menunjukkan kepatuhan untuk
menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya tersebut disebut taqwa.
Contoh dari moral agama adalah beribadah, dilarang berbohong, harus berbakti
pada orang tua, dan lain-lain.
2.      Norma kesusilaan adalah aturan hidup yang bersumber dari suara hati
manusia tentang mana perbuatan yang baik dan mana perbuatan tidak baik.
Norma kesusilaan mendorong manusia untuk memiliki akhlak mulia, dan
sebaliknya bagi manusia yang melanggar norma kesusilaan dapat menyeret
manusia melakukan perbuatan yang nista. Sanksi terhadap norma kesusilaan
berupa rasa penyesalan diri.
Norma kesusilaan adalah aturan-aturan hidup tentang tingkah laku yang baik
dan buruk, yang berupa “bisikan-bisikan” atau suara batin yang berasal dari hati
nurani manusia. Berdasar kodrat kemanusiaannya, hati nurani setiap manusia
“menyimpan” potensi nilai-nilai kesusilaan. Hal ini analog dengan hak-hak
asasi manusia yang dimiliki oleh setiap pribadi manusia karena kodrat
kemanusiaannya, sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Kuasa. Karena potensi
nilai-nilai kesusilaan itu tersimpan pada hati nurani setiap manusia (yang
berbudi), maka hati nurani manusia dapat disebut sebagai sumber norma
kesusilaan.
Contohnya adalah berlaku jujur, berbuat baik terhadap sesama, dan lain-
lain.
3.      Norma kesopanan adalah aturan hidup bermasyarakat yang landasannya
berupa kepatutan, kepantasan serta kebiasaan yang berlaku di masyarakat.
Norma kesopanan sering disebut juga dengan tata krama. Norma kesopanan
ditunjukkan kepada sikap lahiriah setiap anggota masyarakat demi ketertiban
dan suasana keakraban dalam pergaulan hidup bermasyarakat. Sanksi bagi yang
melanggar adalah celaan dari masyarakat.
Norma kesopanan adalah aturan hidup bermasyarakat tentang tingkah laku yang
baik dan tidak baik baik, patut dan tidak patut dilakukan, yang berlaku dalam
suatu lingkungan masyarakat atau komunitas tertentu. Norma ini biasanya
bersumber dari adat istiadat, budaya, atau nilai-nilai masyarakat. Ini sejalan
dengan pendapat Widjaja tentang moral dihubungkan dengan eika, yang
membicarakan tentang tata susila dan tata sopan santun. Tata sopan santun
mendorong berbuat baik, sekedar lahiriah saja, tidak bersumber dari hati nurani,
tapi sekedar menghargai menghargai orang lain dalam pergaulan.
Contohnya adalah maka tidak boleh sambil bicara, orang muda harus
menghormati orang yang lebih tua, dan lain-lain.
4.      Norma kebiasaan merupakan hasil dari perbuatan yang dilakukan secara
berulang-ulang dalam bentuk yang sama sehingga menjadi kebiasaan. Orang
yang tidak melakukan norma ini biasanya dianggap aneh oleh lingkungan
sekitarnya.
Contoh Kebiasaan melakukan “selametan” atau doa bagi anak yang baru
dilahirkan, Kegiatan mudik menjelang hari raya, acara memperingati arwah
orang yang sudah meninggal pada masyarakat Manggarai, Flores.
5.      Norma hukum adalah seperangkat peraturan yang dibuat oleh negara atau
badan yang berwenang. Norma hukum berisi perintah negara yang dilaksanakan
dan larangan-larangan yang tidak boleh dilakukan oleh warga negara. Sifat dari
norma ini adalah tegas dan memaksa. Sifat ”memaksa” dengan sanksinya yang
tegas inilah yang merupakan kelebihan dari norma hokum jika dibandingkan
dengan norma-norma yang lainnya.demi tegaknya hukum,negara mempunyai
lembaga beserta aparat-apratnya di bidang penegakan hukum seperti
polisi,jaksa,dan hakim. Bila seseorang melanggar hukum, ia akan menerima
sanksinya berupa hukuman misalnya hukuman mati, penjara, kurungan, dan
denda.
Norma hukum adalah aturan-aturan yang dibuat oleh lembaga negara yang
berwenang, yang mengikat dan bersifat memaksa, demi terwujudnya ketertiban
masyarakat. Sifat “memaksa” dengan sanksinya yang tegas dan nyata inilah yang
merupakan kelebihan norma hukum dibanding dengan ketiga norma yang lain.
Negara berkuasa untuk memaksakan aturan-aturan hukum guna dipatuhi dan
terhadap orang-orang yang bertindak melawan hukum diancam hukuman.
Ancaman hukuman itu dapat berupa hukuman bandan atau hukuman benda.
Hukuman bandan dapat berupa hukuman mati, hukuman penjara seumur hidup,
atau hukuman penjara sementara. Di samping itu masih dimungkinkan pula
dijatuhkannya hukuman tambahan, yakni pencabutan hak-hak tertentu, perampasan
barang-barang tertentu, dan pengumuman keputusan pengadilan. Demi tegaknya
hukum, negara memiliki aparat-aparat penegak hukum, seperti polisi, jaksa, dan
hakim. Sanksi yang tegas dan nyata, dengan berbagai bentuk hukuman seperti yang
telah dikemukakan itu, tidak dimiliki oleh ketiga norma yang lain. Sumber hukum
dalam arti materiil dapat berasal dari falsafah, pandangan hidup, ajaran agama,
nilai-nilai kesusilaam,adat istiadat, budaya, sejarah dan lain-lain. Dengan demikian
dapat saja suatu ketentuan norma hukum juga menjadi ketentuan norma-norma
yang lain.
Contohnya adalah mematuhi rambu lalu lintas, dilarang membunuh, dan lain-lain.
Norma serta nilai sosial dibentuk dan disepakati bersama. Tidak dapat
dimungkiri bahwa nilai dan norma dijadikan sebagai pelindung dari tindakan
deskruktif orang lain terhadap diri. Nilai dan norma sosial memiliki peranan yang
berarti bagi individu anggota suatu masyarakat maupun masyarakat secara
keseluruhan. Peran-peran tersebut antara lain:
1.      Sebagai petunjuk Arah (orientasi) bersikap dan bertindak.
2.      Sebagai pemandu dan pengontrol bagi sikap dan tindakan manusia.
3.      Sebagai pendorong sikap dan tindakan manusia.
4.      Sebagai benteng perlindungan bagi keberadaan masyarakat
5.      Sebagai alat pemersatu anggota masyarakat.
2.4  Pelanggaran Dan Solusi Nilai dan Norma Sosial
Menurut Robert M.Z. Lawang (1985), perilaku pelanggaran norma
dibedakan menjadi empat macam yaitu:
1.      Pelanggaran nilai dan norma yang dilihat dan dianggap sebagai kejahatan,
misalnya: pemukulan, pemerkosaan,penodongan, dan lain-lain.
2.      Pelanggaran nilai dan norma yang berupa penyimpangan seksual, yaitu
perzinahan, homoseksual, dan pelacuran.
3.      Bentuk-bentuk konsumsi yang sangat berlebihan, misalnya: alcohol, candu,
morfin, dan lain-lain.
4.      Gaya hidup yang lain dari yang lain, misalnya: penjudi profesional,geng-
geng dan lain-lain.

2.5 Perbedaan Dan Keterkaitan Antara Nilai Dan Norma


Nilai merupakan sikap dan perasaan-perasaan yang diperlihatkan oleh
individu, kelompok ataupun masyarakat secara keseluruhan tentang baik buruk,
benar salah, suka atau tidak dan sebagainya terhadap objek materiil maupun non
materiil sedangkan norma lebih merupakan aturan-aturan dengan sangsi-sangsi
yang dimaksudkan untuk mendorong bahkan menekan pribadi, kelompok atau
masyarakat untuk mencapai nilai-nilai sosial. Dengan kata lain nilai dan norma
bergandengan tangan dalam mendorong dan menekan anggota masyarakat untuk
memenuhu atau mencapai hal-hal yang dianggap baik dalam masyarakat.
BAB III
PENUTUP

2.1  Kesimpulan
Dalam kamus bahasa Indonesia, nilai adalah harga, angka kepandaian. Nilai
sosial adalah nilai yang dianut oleh suatu masyarakat, mengenai apa yang dianggap
baik dan apa yang dianggap buruk oleh masyarakat. Sebagai contoh,orang
menanggap menolong memiliki nilai baik, sedangkan mencuri bernilai buruk.
Norma sosial adalah patokan perilaku dalam suatu kelompok masyarakat
tertentu. Norma sering juga disebut dengan peraturan sosial. Norma menyangkut
perilaku-perilaku yang pantas dilakukan dalam menjalani interaksi sosialnya.
Keberadaan norma dalam masyarakat bersifat memaksa individu atau suatu
kelompok agar bertindak sesuai dengan aturan sosial yang telah terbentuk. Pada
dasarnya, norma disusun agar hubungan di antara manusia dalam masyarakat dapat
berlangsung tertib sebagaimana yang diharapkan. Norma tidak boleh dilanggar.
2.2  Saran
Adapun saran dari penulis adalah gunakanlah makalah ini dengan sebaik-
baiknya dan jadikanlah sebagi bahan referensi untuk makalah yang sejenis.
DAFTAR PUSTAKA

Asrori Mohammad dan Muhammad Ali. 2006, Psikologi Remaja,: PT Bumi


Aksara. Jakarta
Hakim, M. Arifin, 2001, Ilmu Budaya Dasar, Pusaka Satya, Bandung
http://siadenuriklas.blogspot.co.id/2012/10/makalah-nilai-sosial-dan-
norma-sosial.html?m=1 diunduh pada tanggal 2 Mei 2017 pukul 14.30 wib
Huky Wila. 1986. Pengantar Sosiologi. Usaha Nasional. Surabaya
Sujarwa. 2010. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar : Manusia dan Fenomena
Sosial. Pustaka Belajar. Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai