Anda di halaman 1dari 5

1.

Pengartian Ekonomi Pertanian

Ekonomi Pertanian merupakan suatu ilmu yang mempelajari dan membahas serta menganalisis
pertanian secara ekonomi atau ilmu ekonomi yang diterapkan dalam pertanian.Ilmu Ekonomi Pertanian
merupakan bagian dari ilmu ekonomi yang mempelajari fenomena-fenomena dan persoalan-persoalan
yang berhubungan dengan pertanian baik secara mikro maupun makro. Ilmu Ekonomi Pertanian
mempunyai hubungan yang erat dengan ilmu-ilmu yang lainnya seperti ilmu sosiologi, geografi, politik,
hukum, dan lain-lainnya. Ekonomi Pertanian merupakan gabungan dari ilmu ekonomi dengan ilmu
pertanian yang didalamnya tercakup analisis ekonomi dari proses (teknis) produksi dan hubungan-
hubungan sosial dalam produksi pertanian, hubungan antar faktor produksi, dan hubungan antar faktor
produksi dan produksi itu sendiri. Analisis juga diterapkan sesudah proses produksi, antara lain mengkaji
hubungan antara produksi dengan kebutuhan yang sangat erat kaitannya dengan harga dan
pendapatan. Ilmu ekonomi pertanian mempunyai berperanan dalam proses pembangunan dan sebagai
pemacu pertumbuhan ekonomi suatu negara. Dalam analisisnya, ekonomi pertanian membutuhkan
alat-alat analisis yang dapat diperoleh dalam ilmu statistika, matematika, ekonometrika, dan ilmu logika.

Masalah Pertanian di Indonesia


20 Januari 2014 pukul 2:51

“INDONESIA MAKMUR RAYA BERKEADILAN”

Masalah Pertanian di Indonesia - Meski transfromasi


struktur ekonomi yang semakin mengantarkan Indonesia
dewasa ini menujukkan gejala menuju negera industri , tapi
tidaklah salah bila kita masih menggap bahwa Indonesia
masih sebagai bagian dari negara agraris.

Setidaknya, ada dua alasan mengapa negeri ini masih dianggap sebagai negara agraris atau
negara pertanian. Pertama, sektor pertanian masih menjadi salah satu leading sector dalam
ekonomi Indonesia, ditunjukkan oleh pangsanya yang masih cukup tinggi terhadap pembentukan
produk domestik bruto (PDB). Alasan kedua, sebagian besar, yakni sekitar 33 persen (42,47
juta), penduduk usia 15 tahun ke atas yang bekerja menggantungkan hidupnya (bekerja) di sektor
pertanian.

Walau Indonesia merupakan negara pertanian, tetapi sejauh ini masih banyak berbagai hal
masalah pertanian di Indonesia yang membuat sektor pertanian tersebut belum berkembang
sepertihalnya pertanian di negara-negara lain.

Apa sebenarnya masalah pertandian di Indonesia yang paling pelik dan sejauh ini belum
ditangani secara serius oleh pihak-pihak terkait?

Masalah Pertanian di Indonesia

Sistem atau cara pertanian di Indonesia masih didominasi oleh sistem pertanian masa lalu, yaitu
sistem pertanian yang mempunyai banyak kelemahan diantaranya adalah:

1. Skala kecil,

2. Modal yang terbatas,

3. Penggunaan teknologi yang masih sederhana,

4. Sangat dipengaruhi oleh musim,

5. Wilayah pasarnya lokal,

6. Umumnya berusaha dengan tenaga kerja keluarga sehingga menyebabkan terjadinya involusi
pertanian (pengangguran tersembunyi),

7. Akses terhadap kredit, teknologi dan pasar sangat rendah,

8. Pasar komoditi pertanian yang sifatnya mono/oligopsoni yang dikuasai oleh pedagang-
pedagang besar sehingga terjadi eksploitasi harga yang merugikan petani,

9. Pembaruan agraria (konversi lahan pertanian menjadi lahan non pertanian) yang semakin tidak
terkendali

10. Kurangnya penyediaan benih bermutu bagi petani,

11. Kelangkaan pupuk pada saat musim tanam datang,

12. Swasembada beras yang tidak meningkatkan kesejahteraan petani dan kasus-kasus
pelanggaran Hak Asasi Petani.

Solusi Mengatasi Masalah Pertanian di Indonesia

Dari ke 12 hal masalah pertanian di Indonesia yang sudah dipaparkan diatas, maka berikut akan
dipaparkan bagaimana cara mengatasi masalah pertanian tersebut dimasa yang akan datang.

1. Optimalisasi program pertanian organik secara menyeluruh di Indonesia serta menuntut


pemanfaatan lahan tidur untuk pertanian yang produktif dan ramah lingkungan.
2. Regulasi konversi lahan dengan ditetapkannya kawasan lahan abadi yang eksistensinya
dilindungi oleh undang-undang.

3. Penguatan sistem kelembagaan tani dan pendidikan kepada petani, berupa program insentif
usaha tani, program perbankan pertanian, pengembangan pasar dan jaringan pemasaran yang
berpihak kepada petani, serta pengembangan industrialisasi yang berbasis pertanian/pedesaan,
dan mempermudah akses-akses terhadap sumber-sumber informasi IPTEK.

4. Indonesia harus mampu keluar dari WTO dan segala bentuk perdagangan bebas dunia pada
tahun 2014.

5. Perbaikan infrastruktur pertanian dan peningkatan teknologi tepat guna yang berwawasan pada
konteks kearifan lokal serta pemanfaatan secara maksimal hasil-hasil penelitian ilmuwan lokal.

6. Mewujudkan kedaulatan pangan di Indonesia.

7. Peningkatan mutu dan kesejahteraan penyuluh pertanian.

8. Membuat dan memberlakukan Undang-Undang perlindungan atas Hak Asasi Petani.

9. Memposisikan pejabat dan petugas di setiap instansi maupun institusi pertanian dan
perkebunan sesuai dengan bidang keilmuannya masing-masing.

10. Mewujudkan segera reforma agraria.

11. Perimbangan muatan informasi yang berkaitan dengan dunia pertanian serta penyusunan
konsep jam tayang khusus untuk publikasi dunia pertanian di seluruh media massa yang ada.

12. Bimbingan lanjutan bagi lulusan bidang pertanian yang terintegrasi melalui penumbuhan
wirausahawan dalam bidang pertanian (inkubator bisnis) berupa pelatihan dan pemagangan
(retoling) yang berorientasi life skill, entrepreneurial skill dan kemandirian berusaha, program
pendidikan dan pelatihan bagi generasi muda melalui kegiatan magang ke negara-negara dimana
sektor pertaniannya telah berkembang maju, peningkatan mutu penyelenggaraan pendidikan
menengah dan pendidikan tinggi pertanian, pengembangan program studi bidang pertanian yang
mampu menarik generasi muda, serta program-program lain yang bertujuan untuk menggali
potensi, minat, dan bakat generasi muda di bidang pertanian serta melahirkan generasi muda
yang mempunyai sikap ilmiah, professional, kreatif, dan kepedulian sosial yang tinggi demi
kemajuan pertanian Indonesia, seperti olimpiade pertanian, gerakan cinta pertanian pada anak,

agriyouth camp, dan lain-lain.

13. Membrantas mafia-mafia pertanian.

14. Melibatkan mahasiswa dalam program pembangunan pertanian melalui pelaksanaan


bimbingan massal pertanian, peningkatan daya saing mahasiswa dalam kewirausahaan serta dana
pendampingan untuk program–program kemahasiswaan. 
15. Gunakan produk Dari PT Natural Nusantara..secara teratur untuk meningkatkan
kuantitas,kualitas produksitifitas komuditas pertanian dan perkebunan

Faktor-Faktor Produksi
Faktor-faktor Produksi
Kegiatan produksi tentunya memerlukan unsur-unsur yang dapat digunakan dalam proses produksi
  yang disebut faktor produksi. Faktor produksi yang bisa digunakan dalam proses produksi terdiri
atas sumberdaya alam, tenaga kerja mansuia, modal dan kewirausahaan.

a. Sumberdaya Alam
   

Sumberdaya alam adalah segala sesuatu yang disediakan oleh alam yang dapat dimanfaatkan
manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Sumberdaya alam di sini meliputi segala sesuatu yang
ada di dalam bumi, seperti:
 
– Tanah, tumbuhan, hewan.
– Udara, sinar matahari, hujan.
– Bahan tambang, dan lain sebagainya.

Faktor produksi sumberdaya alam merupakan faktor produksi asli karena telah tersedia di alam
 
langsung.

Coba Anda lihat di sekitar lingkungan tempat tinggalmu, faktor-faktor produksi sumberdaya alam
 
apa saja yang ada, dan dapat digunakan untuk produksi apa!

b. Sumberdaya Manusia (Tenaga Kerja Manusia)


Tenaga kerja manusia adalah segala kegiatan manusia baik jasmani maupun rohani yang dicurahkan
 
dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa maupun faedah suatu barang.

  Tenaga kerja manusia dapat diklasifikasikan menurut tingkatannya (kualitasnya) yang terbagi atas:

a). Tenaga kerja terdidik (skilled labour), adalah tenaga kerja yang memperoleh pendidikan baik
formal maupun non formal.
Contoh: guru, dokter, pengacara, akuntan, psikologi, peneliti.

b).  Tenaga kerja terlatih (trained labour), adalah tenaga kerja yang memperoleh keahlian
berdasarkan latihan dan pengalaman.
 
Contoh: montir, tukang kayu, tukang ukir, sopir, teknisi.

c) Tenaga kerja tak terdidik dan tak terlatih (unskilled and untrained labour), adalah tenaga kerja
yang mengandalkan kekuatan jasmani daripada rohani.
Contoh: tenaga kuli pikul, tukang sapu, pemulung, buruh tani.

 
  Dari klasifikasi tenaga kerja di atas, coba Anda klasifikasi tenaga kerja yang mana paling banyak di
daerah Anda.

c. Sumberdaya Modal
  Modal menurut pengertian ekonomi adalah barang atau hasil produksi yang digunakan untuk
menghasilkan produk lebih lanjut. Misalkan orang membuat jala untuk mencari ikan. Dalam hal ini
jala merupakan barang modal, karena jala merupakan hasil produksi yang digunakan untuk
menghasilkan produk lain (ikan). Di dalam proses produksi, modal dapat berupa peralatan-
peralatan dan bahan-bahan.

  Modal dapat dibedakan menurut:

1) Kegunaan dalam proses produksi.

a) Modal tetap adalah barang-barang modal yang dapat digunakan berkali-kali dalam
  proses produksi.
Contoh: gedung, mesin-mesin pabrik.

b) Modal lancar adalah barang-barang modal yang habis sekali pakai dalam proses
  produksi.
Contoh: bahan baku, bahan pembantu.
  2) Bentuk Modal

a) Modal konkret (nyata) adalah modal yang dapat dilihat secara nyata dalam proses
  produksi.
Contoh: mesin, bahan baku, gedung pabrik.

b) Modal abstrak (tidak nyata) adalah modal yang tidak dapat dilihat tetapi mempunyai
  nilai dalam perusahaan.
Contoh: nama baik perusahaan dan merek produk.

 
d. Sumberdaya Pengusaha
Sumberdaya ini disebut juga kewirausahaan. Pengusaha berperan mengatur dan
  mengkombinasikan faktor-faktor produksi dalam rangka meningkatkan kegunaan barang atau jasa
secara efektif dan efisien.

Pengusaha berkaitan dengan managemen. Sebagai pemicu proses produksi, pengusaha perlu
memiliki kemampuan yang dapat diandalkan. Untuk mengatur dan mengkombinasikan faktor-
 
faktor produksi, pengusaha harus mempunyai kemampuan merencanakan, mengorganisasikan,
mengarahkan dan mengendalikan usaha.

Anda mungkin juga menyukai