Anda di halaman 1dari 5

Analisis Sistem Berjalan

Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetika Majelis Permusyawaratan


Ulama Aceh merupakan sebuah badan otonom dari MPU Aceh yang bertanggungjawab
dalam hal pemastian kehalalan produk suatu perusahaan yang mengedarkan hasil produknya
baik dari dan keluar Aceh sesuai dengan amanah Qanun Aceh Nomor 8 tahun 2016 tentang
Sistem Jaminan Produk Halal. Halal berarti boleh, pada kasus makanan, kebanyakan
makanan termasuk halal kecuali secara khusus disebutkan dalam Al Qur’an atau Hadits.
Sistem Jaminan Halal merupakan suatu sistem manajemen yang disusun, diterapkan dan
dipelihara oleh perusahaan pemegang sertifikat halal untuk menjaga kesinambungan proses
produksi halal sesuai dengan ketentuan LPPOM MPU Aceh.LPPOM MPU Aceh memiliki
tugas pokok dan fungsi diantaranya:

a. LPPOM MPU Aceh berwenang mengeluarkan Sertifikat Halal (SH) Kepada pelaku usaha
dan atau badan usaha yang telah dinyatakan lulus sertifikasi;
b. LPPOM MPU Melakukan pelatihan dan pengembangan dalam penyelenggaraan Sistem
Jaminan Halal (SJH);
c. LPPOM MPU Melakukan sosialisasi pentingnya produk halal kepada masyarakat dan
pelaku usaha;
d. LPPOM MPU Melakukan pembinaan dan pengawasan kepada masyarakat dan pelaku
usaha terhadap penyelenggaraan produk halal;
e. LPPOM MPU Mendorong lembaga atau institusi terkait untuk melakukan sosialisasi
produk halal;
f. LPPOM MPU Melakukan pelatihan dan pengembangan auditor halal.

Adapun sistem berjalan pada Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan


Kosmetika Majelis Permusyawaratan Ulama Aceh didasrkan pada standar operasional
prosedur sertifikasi halal. Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah dokumen yang berisi
serangkaian instruksi tertulis yang dibakukan mengenai berbagai proses penyelenggaraan
administrasi yang berisi tata cara melakukan pekerjaan, waktu pelaksanaan, tempat
penyelenggaraan dan aktor yang berperan dalam kegiatan. Sebagai suatu aturan, regulasi, dan
kebijakan yang secara terus menerus menjamin perilaku yang benar bagi seluruh karyawan
maka SOP sangat tepat diterapkan pada aktivitas administrasi yang relatif bersifat rutin,
berulang serta menghendaki adanya keputusan yang terprogram guna melayani
pelanggannya.
A. Permohonan Sertifikasi
Sebelum dilakukan proses sertifikasi, pemohon perlu terlebih dahulu mengisi
dan mengajukan permohonan sertifikasi halal ke LPPOM MPU Aceh. Berkas-berkas
yang wajib dilampirkan diantaranya:
1) Permohonan Sertifikasi
Pemohon harus mengisi format permohonan resmi yang telah disediakan oleh
LPPOM MPU Aceh.
2) Manual Sistem Jaminan Halal (SJH)
SJH adalah suatu sistem manajemen yang disusun, diterapkan dan dipelihara oleh
perusahaan pemegang sertifikat halal untuk menjaga kesinambungan proses produksi
halal sesuai dengan ketentuan LPPOM MPU Aceh. Manual SJH ini diisi oleh
perusahaan pemohon dan harus diimplementasikan pada setiap alur dan pasca proses
produksi sebagai bukti komitmen perusahaan.
3) Daftar Bahan Baku Yang Digunakan
Pemohon wajib mengisi format daftar bahan baku dari produk yang akan disertifikasi
tanpa ada satu bahan pun yang ditutup tutupi dan auditor LPPOM MPU wajib
merahasiakan daftar ini sesuai dengan kode etik yang berlaku.
4) Matriks Bahan Baku Untuk Setiap Jenis Produk
Pemohon wajib mengisi format matriks bahan baku untuk setiap jenis produk yang
akan disertifikasi tanpa ada satu bahan pun yang ditutup tutupi dan auditor LPPOM
MPU wajib merahasiakan daftar ini sesuai dengan kode etik yang berlaku.
5) Alur Proses Produksi
Pemohon wajib menginformasikan alur proses produksi yang digunakan dalam
menghasilkan produk yang akan disertifikasi.
6) Surat Pernyataan Fasilitas Produksi Bebas Dari Unsur Haram
Pemohon wajib mengisi surat pernyataan ini sebagai bukti komitmen untuk tidak
menggunakan bahan-bahan dan semua fasilitas produksi yang terkait dengan aktifitas
haram.
7) Surat Pengangkatan Auditor Internal
Pemohon wajib mengisi surat pernyataan akan mengangkat Auditor Internal sebagai
bukti komitmen untuk tidak menjamin aktifitas produksi yang halal
B. Audit Halal
Salah satu tugas penting LPPOM MPU Aceh adalah melaksanakan audit halal
terhadap perusahaan yang bermohon untuk diaudit kepada LPPOM MPU Aceh. Audit
adalah suatu pemeriksaan independen, sistematis dan fungsional untuk menentukan
apakah aktivitas dan luarannya sesuai dengan tujuan yang direncanakan. Audit produk
adalah audit yang dilakukan terhadap produk dengan melalui pemeriksaan proses
produksi, fasilitas dan bahan-bahan yang digunakan dalam produksi produk tersebut.
Audit SJH adalah audit yang dilakukan terhadap implementasi SJH pada perusahaan
pemegang sertifikat halal. Setelah semua kelengkapan permohonan dipenuhi, tahapan
selanjutnya adalah melakukan kegiatan audit. Tahapan yang dapat dilakukan
diantaranya:
1) Audit administrasi (Audit on Desk).
Kegiatan ini berlangsung paling lama 2 (dua) hari setelah perusahaan
melengkapi semua berkas permohonannya.
• Audit ini dilakukan sebelum ke lokasi produksi dengan cara memeriksa kelengkapan
dokumen permohonan terutama daftar bahan dan matriks bahan serta alur proses
produksi untuk menentukan “titik kritis” kehalalan.
• Audit on Desk ini dilakukan oleh semua auditor terutama auditor yang ditunjuk
melakukan audit ke lokasi (audit on site);
• Melakukan komunikasi intensif antara auditor dengan pemohon sertifikasi sebelum
audit ke lokasi (materi komunikasi mengenai kesiapan pemenuhan persyaratan
teknis perusahaan);
• Menyiapkan kelengkapan-kelengkapan lain yang harus dibawa.

2) Audit langsung ke lokasi (Audit on Site).


Audit on site diawali dengan pemberitahuan kepada perusahaan mengenai
waktu kunjungan audit. Pemberitahuan kunjungan ini paling lama 2 (dua) minggu
setelah permohonan dilengkapi oleh perusahaan. Audit ini dilakukan langsung ke
lokasi produksi dengan membawa semua kelengkapan dokumen permohonan.
Tahapan tahapan yang dapat dilakukan adalah:
• Membuka proses audit dengan perkenalan tim auditor, memberikan bimbingan dan
pengarahan (tausiyah) di hadapan manajemen perusahaan mengenai pentingnya
sertifikasi halal.
• Memeriksa kesesuaian daftar bahan (bahan utama, bahan tambahan dan bahan
penolong) dengan kondisi nyata di lapangan.
• Memeriksa apakah bahan yang digunakan memiliki sertifikat halal (logo halal) yang
dikeluarkan oleh LPPOM MUI di seluruh Indonesia.
• Jika bahan tidak sesuai dan atau tidak memiliki sertifikat halal (logo halal) maka
disarankan untuk mengganti dengan bahan yang sudah memiliki sertifikat halal
LPPOM MUI seluruh Indonesia.
• Memeriksa titik kritis bahan dan alur proses produksi yang sudah diketahui ketika
audit on desk secara komprehensif.
• Jika dibutuhkan, auditor mengambil sampel untuk diuji di laboratorium.
• Jika terdapat ketidaksesuaian pada audit on site, maka auditor harus mencatat semua
ketidaksesuaian dalam format saran/rekomendasi (audit memorandum) dan
dibacakan pada waktu audit akan berakhir. Perusahaan harus membubuhkan tanda
tangan sebagai bentuk persetujuan akan saran/rekomendasi yang diberikan serta
kesiapan perusahaan untuk memenuhi saran/rekomendasi ini. Saran/rekomendasi ini
dibuat dalam 2 (dua) rangkap, 1 (satu) rangkap untuk perusahaan, rangkap lainnya
untuk auditor.
• Setelah proses audit, auditor yang ditunjuk harus membuat laporan tertulis sesuai
fakta yang diperoleh, laporan ini sebagai bahan untuk rapat auditor.
• Auditor melakukan komunikasi dengan perusahaan mengenai tindak lanjut dan
perkembangan realisasi isi audit memorandum 1 (satu) minggu setelah audit selesai.
• Perusahaan yang sudah berhak mendapatkan sertifikat halal (SH) berdasarkan hasil
audit yang komprehensif dan sudah direkomendasikan oleh komisi fatwa akan
mendapat Sertifikat Halal paling lama 4 (empat) minggu setelah audit selesai
dilakukan.

C. Pengujian Laboratorium
Ketika melakukan audit langsung ke lokasi (Audit on Site) jika dibutuhkan,
maka auditor mengambil sampel untuk diuji di laboratorium LPPOM MPU Aceh. Hal
ini dilakukan guna mengetahui apakah sampel tersebut memenuhi syarat mutu
kehalalan suatu pangan.
Laboratorium di LPPOM MPU Aceh terdiri dari :
1. Laboratorium Pangan
- Uji kandungan Formalin dengan metode kualitatif
- Uji kandungan Boraks dengan metode kualitatif
- Uji Pewarna makanan dengan menggunakan metode kualitatif
- Uji kandungan babi dengan metode kualitatif
2. Laboratorium Mikrobiologi
- Uji E Coliform (EC) dengan metode kuantitatif/EC Compact Dry
- Uji Total Colony (TC) dengan metode kuantitatif/TC Compact Dry
- Uji Salmonella (SL) dengan metode kuantitatif/SL Compact Dry
3. Laboratorium Instrumen
- Uji kadar air dengan metode kualitatif/Gravimetri
- Uji kadar abu dengan metode kualitatif/Gravimetri
4. Laboratorium kulit
- Uji Jenis Kulit dengan Metode Kualitatif

Sampel masuk akan diterima dan dicatat oleh petugas sebelum dilakuakan proses
pengujian, selanjutkan dilakukan proses pengujian sampel oleh analis/petugas
berdsarkan kebutuhan uji. Hasil pengujian/pemeriksaan sampel dicatat dan selanjutnya
akan dibuat laporan hasil pengujian yang akan diserahkan kepada atasan.

Anda mungkin juga menyukai