net/publication/272238007
CITATIONS READS
0 1,674
3 authors, including:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Assessment of Geostrophic Flow Variability from Altimetry and Conventional Data View project
All content following this page was uploaded by Mochamad Iqbal Herwata Putra on 15 February 2015.
Abstrak
Studi pengaruh kesehatan terumbu karang terhadap kelimpahan dan biomassa ikan ekonomis dan ikan
herbivora di Taman Nasional Komodo, Kabupaten Manggarai Barat pada tahun 2013 dilakukan agar mendapatkan
gambaran kesehatan terumbu karang, kondisi perikanan ekonomis dan ikan herbivora yang merupakan indikator
kesehatan terumbu karang di kabupaten manggarai barat. Materi penelitian adalah karang, ikan ekonomis , ikan
herbivora, invertebrata, dan dampak kerusakan. Penelitian dilakukan di 16 titik yang meliputi 3 pulau besar yaitu pulau
komodo, rinca dan padar yang dipilih dengan metode stratified random sampling. Seleksi site juga memperhatikan
wilayah terumbu karang yang terbuka (exposed), dan terlindungi (sheltered). Metode pengambilan data substrat
dilakukan dengan menggunakan metode PIT sepanjang 150 meter dan estimasi tutupan sejajar garis pantai.
Pengambilan data ikan menggunakan metode transek sabuk (belt transect) sepanjang 150 meter sejajar garis pantai
dengan menghitung jumlah ikan yang ditemui dan estimasi panjang total ikan serta dilanjutkan dengan longswim.
Hasil Penelitian menunjukan terdapat 40 spesies ikan, tersusun dari 11 famili. Famili dengan kelimpahan terbanyak
untuk ikan ekonomis adalah Lutjanidae sebanyak 245 individu dan untuk ikan herbivora adalah Acanthuridae
sebanyak 160 individu. Biomassa dan kelimpahan ikan ekonomis tertinggi berada di site Bongkahan Batu
745,6740821 Biomass/ha (kg) dan kelimpahannya 2331,136364 Density/ha dengan komposisi substrat HCL 13 %,
SC 19,33 %, OT 45,67 %, RB 22 %, sedangkan untuk biomassa ikan herbivora tertinggi berada di site Pulau Kambing
277,3366697 Biomass/ha (kg) dengan komposisi substrat HCL 4,667 %, SC 4,333 %, OT 10,333 %, RB 80,667
%,dan kelimpahan ikan herbivora tertinggi berada di site Bongkahan Batu 1145 Density/ha. Biomassa dan
kelimpahan ikan ekonomis tertinggi di Bongkahan Batu di duga dipengaruhi keragaman komposisi substrat karena
spesies yang berlimpah adalah Lutjanus Kasmira yang termasuk kelompok omnivora sehingga makananya berlimpah,
sedangkan untuk biomassa dan kelimpahan ikan herbivora tertinggi di duga pengaruh melimpahnya alga yang
merupakan makanan ikan herbivor.
Kata Kunci : Kesehatan Terumbu Karang, Biomassa Ikan, Kelimpahan Ikan, Taman Nasional Komodo
pemekaran dari kabupaten Manggarai, Provinsi kemajuan ke arah pencapaian tujuan (Elzinga et
Banded coral shrimp 3,33 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Diadema urchin 6,67 9,00 5,67 0,67 2,00 2,00 50,67 1,67
Pencil urchin 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Tabel 1. Penutupan karang keras di 3 pulau Collector urchin 2,33 2,67 0,00 0,00 1,67 0,00 0,67 0,00
Sea cucumber 0,00 0,00 0,67 0,00 2,67 1,00 2,33 0,00
Keanekaragaman karang lunak dan biota Crown-of-thorns 0,00 0,00 0,00 0,00 0,33 0,00 0,00 0,00
Triton 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
bentik lainnya merupakan salah satu indikator Lobster 0,00 0,00 0,00 0,67 0,00 0,00 1,67 1,00
clam 0,33 0,00 0,67 0,67 0,00 0,67 0,33 0,33
kesehatan karang. Namun demikian, terlalu
mendominasinya kategori ini bisa jadi indikator
Tabel 2. Tabel kemunculan Invertebrata di
yang kurang bagus. karena karang lunak dan
semua site
biota bentik lain bisa menjadi kompetitor
Dari 16 site yang di monitoring kelimpahan
pertumbuhan karang keras hidup. Lokasi dengan
invertebrate terbanyak adalah di site Padar
tutupan karang lunak dan biota bentik lainnya
Selatan dimana terjadi blooming bulu babi
yang terlalu tinggi biasanya menjadi indikasi
(Diadema urchin) yang berjumlah 50,67 per-
degradasi atau suatu lokasi sedang mengalami
transek. Diadema urchin menjadi indicator
pemulihan.
tercemarnya suatu perairan diduga disebabkan
Secara keseluruhan dari monitoring 16
oleh aktivitas manusia baik secara kimia maupun
site, site padar kecil di dominasi oleh
fisis, seperti pembuangan sampah sembarangan.
pertumbuhan karang lunak (soft coral) yaitu 60%.
Pengaruhnya dapat dilihat pada rendahnya
Dapat di simpulkan disini bahwa site padar kecil
presentase tutupan karang hidup (hard coral life)
merupakan site yang paling besar melakukan
di Padar Selatan yang dikategorikan buruk
pemulihan lokasi. Apabila hal ini terus terjadi
(2,33%). Selain itu lobster dan sea cucumber juga
maka pertumbuhan karang keras akan kalah
ditemukan lumayan banyak di Padar selatan,
berkompetisi dan site padar kecil akan di
dengan jumlah masing – masing 2,33 dan 1,67
dominasi oleh pertumbuhan karang lunak
per-transek, merupakan indikasi yang bagus
sehingga kelimpahan ikan di site tersebut akan
untuk pemulihan terumbu.
kecil karena tidak ada tempat pelindungan untuk
Dari 16 site monitoring, dengan indeks
ikan.
kerusakan terparah dinilai dengan angka 3,
Berbeda dengan site yang sudah di
impact yang paling parah terdapat di pulau
dominasi oleh pertumbuhan karang keras yaitu
Kambing dengan tingkat kerusakan karang akibat
batu bolong, dengan pertumbuhan karang keras
jangkar (1,33), akibat penggunaan pukat yang
72,50% dengan banyaknya pertumbuhan karang
merusak (2,33), juga ditemukan sampah general
keras maka banyak pula tempat perlindungan
disekitar site (2), jaring nelayan (0,33), dan
bagi ikan karang.
ditemukan juga coral disease (0,67). Akibat
impact yang parah ini menyebabkan tutupan
karang hidup di pulau Kambing menjadi rendah
(4,67%). Meskipun begitu, dengan keberadaan
makroalgae yang melimpah menyebabkan
banyak ditemukan ikan herbivore 277,33
biomass/ha (kg).
Coral damage: Boat/Anchor 0,00 0,00 2,00 0,67 0,00 0,00 1,33 0,00
Coral damage: Dynamite 0,00 2,00 0,33 2,00 0,00 1,67 1,00 1,67
Coral damage: Other 0,00 0,33 0,00 0,00 0,00 0,00 1,33 0,00
Trash: Fish nets 0,00 0,33 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Gambar 5. Grafik suhu
Trash: General 0,67 1,67 0,00 0,67 0,00 0,00 0,00 0,00
Bleaching (% of coral population) 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Bleaching (% of colony) 0,00 0,00 0,00 0,00 0,33 0,00 1,00 0,00 Data suhu yang di ambil diambil di 16 site
Coral Disease (% of coral affected if yes) 0,00 0,33 2,00 2,00 0,00 2,00 0,00 2,33
monitoring yang memiliki tingkat suhu tertinggi di
Coral damage: Boat/Anchor 0,33 0,00 0,33 0,00 0,00 0,00 0,00 1,33
Coral damage: Dynamite 2,33 2,00 0,67 1,67 2,00 0,67 1,00 0,00
tatawa besar dan range suhu pada saat
Coral damage: Other 0,00 0,00 0,00 0,33 0,00 0,00 0,00 2,33
Trash: Fish nets 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,33 0,00 0,33
monitoring dilakukan berkisar 28 – 32 ˚C range
Trash: General 0,00 0,00 1,00 0,33 0,00 0,33 0,00 2,00
Bleaching (% of coral population) 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
suhu di taman nasional komodo ini masih bisa di
Bleaching (% of colony) 0,00 0,33 0,00 0,00 0,00 0,00 0,33 0,00
Coral Disease (% of coral affected if yes) 1,67 0,00 0,50 0,00 0,67 1,67 0,00 0,67
toleransi.
Untuk indeks impact yang paling rendah karang berkisar antara 26–34° C. Nontji (1987)
terdapat di Batu Bolong yaitu hanya mengalami menjelaskan bahwa pertumbuhan karang akan
bleaching (0,33). Dengan sehatnya terumbu mencapai puncaknya pada rentang suhu antara
karang, di Batu Bolong dapat ditemukan hewan – 25–30° C, namun pada keadaan ekstrem
hewan yang jarang terlihat seperti penyu yang tertentu, dapat ditoleransi sampai kisaran suhu
berukuran sekitar 1,2 meter sedang mencari 36° C walau harus dalam waktu yang singkat
Merujuk dari yang dikemukakan oleh .Sebagian besar site memiliki jumlah ikan
sutama (1986), kondisi kecerahan di site batu ekonomis yang sedikit dan cenderung berukuran
bolong yang memiliki kecerahan diatas 10 meter kecil yang diakibatkan aktifitas penangkapan
memiliki tutupan HCL (hard coral life) paling tinggi yang merusak dan kemungkinan menjadi
dengan nilai 72,50 %. penyebab utama. Hal ini diperparah dengan
rusaknya substrat yang menjadi habitat ikan
Gambar 9. Grafik total kelimpahan dan biomassa Dengan setengah lokasi terumbu karang
nutrien lain bagi ikan-ikan tersebut. Hasil analisa data dan pengkategorian
ikan fungsional karena herbivora memainkan keras hidup, persentase karang mati, dijumpai
peran yang sangat penting bagi kesehatan dan bahwa sebagian besar site berada dalam kondisi
daya pulih karang. Kehadiran ikan herbivora tutupan karang keras hidup dibawah 50 %.
penempelan bagi anakan dari alga epifit. Selain ekonomis tertinggi berada di site Bongkahan Batu
itu 2 dari 3 famili jenis ikan herbivora 745,6740821 Biomass/ha (kg) dan
kelimpahannya 2331,136364 Density/ha
sedangkan untuk biomassa ikan herbivora
tertinggi berada di site Pulau Kambing Ucapan Terimakasih
277,3366697 Biomass/ha (kg) dan kelimpahan
Penelitian ini tidak akan dapat berjalan
ikan herbivora tertinggi berada di site Bongkahan
tanpa dukungan penuh dari berbagai partner.
Batu 1145 Density/ha. Biomassa dan kelimpahan
Kami menyampaikan perhargaan
ikan ekonomis tertinggi di Bongkahan Batu di
setinggitingginya kepada Balai Taman nasional
duga dipengaruhi keragaman komposisi substrat
Komodo, Coral Triangle Center, Yayasan
karena spesies yang berlimpah adalah Lutjanus
Reefcheck Indonesia, WWF Indonesia, Dinas
Kasmira yang termasuk kelompok omnivora
Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Tengah,
sehingga makananya berlimpah, sedangkan
Dinas Pariwisata Kabupaten Manggarai Barat,
untuk biomassa dan kelimpahan ikan herbivora
Divemag, Dive indonesia.
tertinggi di duga pengaruh melimpahnya alga
yang merupakan makanan ikan herbivor.
PUSTAKA
Anton W, Purwanto, Gede R Wiadnyana, Barmawi, Peter J Mous.2006. Monitoring Kesehatan Karang
Taman Nasional Wakatobi. Versi 2.0.TNC-WWF Program Bersama Wakatobi.
Clark, S. &Edwards, A.J. 1999.An evaluation of artificial reef structures as tools for marine rehabilitation in
the Maldives.Aquatic Conservation: Marine Freshwater Ecosystems, 9 : 5-21 Harrington, L., Fabricius, K.,
De’ath, G., Negri, A.P., 2004. Recognition and selection of settlement substrata determine post-settlement
survival in corals. Ecology 85, 3428–3437.
Hayward DC, Hetherington S, Behm CA, Grasso LC, Forêt S, et al. 2011 Differential Gene Expression
at Coral Settlement and Metamorphosis - A Subtractive Hybridization Study. PLoS ONE 6(10): e26411.
doi:10.1371/journal.pone.0026411
Khaifin & Prabuning, D. 2012. Laporan Monitoring Kesehatan Terumbu Karang Flores Timur.
Kulbicki.M & Guillemot.N. 2005. A General Approach to Llength-Weight Relationship for New Caledonian
Lagoon Fishes. Cybium, 29(3): 235-252
Obura David, Marshall Paul, Setiasih Naneng, Grimsditch Gabriel. 2008. Draft Manual IUCN CCCR
Resilience assessment methodology: Resilience Assessment of coral reefs. IUCN – Climate Change and
Coral Reefs.
Wilson J.R & Green.A.2009. Metode Pemantauan Biologi untuk Menilai Kesehatan Terumbu Karang dan
Efektifitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Laut di Indonesia (terjemahan).Versi 1.0. Laporan TNC
Indonesia Marine Program No1/09. 46 hal