Anda di halaman 1dari 14

Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan

Volume 6, No 2, September 2018 (149-162)


Online: http://journal.uny.ac.id/index.php/jamp

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, KOMITMEN GURU, DISIPLIN


KERJA GURU, DAN BUDAYA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU SMK
Sidik Purwoko
SMA Bopkri I Yogyakarta
Jl. Wardhani No.2, Kotabaru, Gondokusuman, Yogyakarta, 55224, Indonesia
Corresponding Author. Email: sidik.purwoko@yahoo.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah,
Komitmen Guru, Disiplin Kerja Guru, dan Budaya Sekolah terhadap Kinerja Guru di SMK
Negeri Kabupaten Sleman Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional
dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
guru di SMK Negeri yang berada di Kabupaten Sleman yang berjumlah 659 orang. Penentuan
ukuran sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik random sampling dengan mengacu
table Krejcie dan Morgan. Uji coba instrumen menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas
Alpha Cronbach’s. Teknik analisis data menggunakan uji prasyarat analisis yang meliputi uji
normalitas, uji linieritas dan uji multikolinieritas. Pengujian hipotesis menggunakan analisis
regresi dengan tingkat signifikansi ditentukan sebesar 5%. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa: (1) terdapat pengaruh yang positif dan signifikan kepemimpinan kepala sekolah
terhadap kinerja guru; (2) terdapat pengaruh yang positif dan signifikan komitmen guru
terhadap kinerja guru; (3) terdapat pengaruh yang positif dan signifikan disiplin guru
terhadap kinerja guru sebesar; (4) terdapat pengaruh yang positif dan signifikan budaya
sekolah terhadap kinerja guru; (5) terdapat pengaruh yang positif dan signifikan kinerja
kepemimpinan, komitmen guru, disiplin kerja guru dan budaya sekolah secara simultan
terhadap kinerja guru.
Kata Kunci: kepemimpinan kepala sekolah, komitmen, disiplin kerja, budaya sekolah, kinerja guru

THE INFLUENCE OF PRINCIPAL’S LEADERSHIP, TEACHER’S COMMITMENT,


TEACHER’S WORK DISCIPLINE, AND SCHOOL CULTURE ON
VOCATIONAL HIGH SCHOOL TEACHER’S PERFORMANCE
Abstract
This research is aimed to know the influence of Principal’s Leadership, Teacher’s Commitment,
Teacher’s Work Discipline, and School Culture on Teacher’s Performance in SMK Negeri in Sleman
District. This research is a correlational design research that uses quantitative approach. Population in
this research includes all teachers in SMK Negeri in Sleman District with a total of 659 persons. The
sample measurement in this research applies random sampling technique by referring to Krejcie and
Morgan table. The instrument trial uses Alpha Cronbach’s validity test and reliability test. The method
of analyzing the data uses analysis precondition test which covers normality test, linearity test and
multicollinearity test. The hypothesis proposal uses regression analysis with significance level
determined by 5%. The results of this research indicate that: (1) there is a positive and significant
influence on the principal's leadership on teacher performance; (2) there is a positive and significant
influence on teacher's commitment to teacher performance; (3) there is a positive and significant
influence from teacher discipline on teacher performance as much; (4) there is a positive and significant
influence on school culture on teacher performance; (5) there is a positive and significant influence on
leadership performance, teacher commitment, teacher work discipline and school culture simultaneously
on teacher performance
Keywords: principal’s leadership, commitment, teacher’s work discipline, school culture, teacher’s
performance

Permalink/DOI: http://dx.doi.org/10.21831/amp.v6i2.8467

Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan


ISSN 2337-7895 (print) ISSN 2461-0550 (online)
150 − Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan

Pendahuluan garaannya serta tantangan ke dalam mau-


Salah satu permasalahan pendidikan pun ke luar. Tantangan substansi lebih ter-
yang dihadapi oleh Bangsa Indonesia saat arah kepada mutu pendidikan, sedangkan
ini ialah rendahnya mutu pendidikan pada tantangan penyelenggaraan lebih terarah
setiap jenjang dan satuan pendidikan, khu- kepada praktisi pendidikan dan penyeleng-
susnya pendidikan dasar dan menengah. garaan sistem pendidikan guru di Indo-
Direktur Pendidikan Badan Perencanaan nesia. Oleh sebab itu, kunci untuk mening-
dan Pembangunan Nasional (Bappenas) katkan daya saing Indonesia, dengan me-
mengatakan bahwa berdasarkan data Uni- ningkatkan kualitas pendidikan dan mela-
ted Nations Development Program (UNDP) kukan terobosan terbaru dalam sektor pen-
2011, Indeks tingkat pendidikan Indonesia didikan salah satunya dari sisi sumber daya
dinilai masih rendah yaitu 14,6%, berbeda manusianya.
dengan Singapura dan Malaysia yang su- Umtuk mewujudkan kinerja guru
dah mempunyai indeks tingkat pendidikan yang sesuai dengan harapan,maka dibutuh-
yang lebih baik yaitu 28%dan 33% (Syukro, kan seorang kepala sekolah yang profesio-
2013). Masih rendahnya kualitas pendidik- nal. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian
an di Indonesia, akan melemahkan daya yang dilakukan oleh Sudriyah & Liana
saing Indonesia dalam menghadapi masya- (2015, p. 3) yang menyatakan bahwa super-
rakat ekonomi Asean 2015. visi kepala sekolah berpengaruh positif dan
Dalam Peraturan Pemerintah Repub- signifikan terhadap kinerja guru. Oleh ka-
lik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang rena itu, kepala sekolah sebagai bagian dari
Guru (Presiden RI, 2008) disebutkan bahwa: sistem sekolah menduduki posisi strategis
“Guru adalah pendidik profesional dengan dalam mengarahkan dan mendukung akti-
tugas utama mendidik, mengajar, membim- vitas guru dalam pembelajaran siswa. Ke-
bing, mengarahkan, melatih, menilai dan pala sekolah sebagai pemimpin organisasi
mengevaluasi peserta didik pada pendidik- sekolah mempunyai peranan yang sangat
an anak usia dini jalur pendidikan formal, penting dalam rangka meningkatkan kiner-
pendidikan dasar, dan pendidikan mene- ja guru. Peran kepemimpinan kepala seko-
ngah”. Guru adalah kunci utama dalam sis- lah sangat dibutuhkan untuk mendukung
tem pendidikan, hal lain, dalam dunia pen- terciptanya kualitas kinerja guru yang pro-
didikan khususnya sekolah tidak banyak fesional di sekolah. Kepala sekolah berpe-
berarti apabila fungsi dasar pembelajaran ran sebagai seorang pemimpin yang memi-
yaitu interaksi guru dengan peserta didik liki visi ke masa depan yang jelas dan dapat
tidak berkualitas. Demikian pentingnya pe- mewujudkan serta mampu mendorong pro-
ran guru sehingga dapat disimpulkan bah- ses transformasi di sekolah.
wa peningkatan kualitas dan kinerja guru Menurut pendapat Hasibuan &
akan sangat berpengaruh terhadap kuali- Moedjiono (2006, p. 40) yang menyatakan
tas/mutu pendidikan. bahwa salah satu faktor yang mempeng-
Kinerja guru merupakan elemen si- aruhi kinerja guru dalam melaksanaan tu-
nergis yang harus dikembangkan untuk gas mengajar yakni faktor perilaku guru.
menghasilkan tenaga pendidik yang profe- Faktor perilaku guru sangat menentukan
sional dan mampu melahirkan proses pen- proses keberhasilan belajar siswa diantara-
didikan yang relevan dengan tuntutan situ- nya komitmen guru sebagai faktor intern
asi, kondisi dan kebutuhan masyarakat dari perilaku guru. Komitmen guru sangat
pengguna lulusan. Dengan kinerja guru penting bagi sekolah dan memilik efek po-
yang bermutu akan mampu menghasilkan sitif terhadap prestasi siswa di sekolah. De-
sumber daya manusia yang berkualitas, se- ngan demikian, komitmen seorang guru da-
hingga dapat meningkatkan mutu sekolah. pat mempengaruhi kinerja guru di sekolah
Menurut pendapat Djohar (2006, p. 3), dan secara langsung hal ini dapat mening-
pendidikan di Indonesia menghadapi tan- katkan prestasi belajar siswa di sekolah.
tangan baik substansi maupun penyeleng-

Volume 6, No 2, September 2018


Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah, Komitmen ... − 151
Sidik Purwoko, Lantip Diat Prasojo

Kinerja guru yang tinggi tidak dapat Peningkatan kinerja sekolah sangat
tercapai jika tidak disertai tidak adanya dipengaruhi oleh nilai-nilai budaya yang
ketaatan peraturan-peraturan yang berlaku dikembangkan dalam sekolah tersebut, di-
dalam melaksanakan pekerjaan. Hal ini mana nilai-nilai yang dikembangkan di se-
sesuai dengan pendapat yang dikemukakan kolah, tentunya tidak dapat dilepaskan dari
oleh Terry (1993, p. 43) bahwa disiplin kerja keberadaan sekolah itu sendiri sebagai or-
seorang guru dapat dilihat dari kepatuhan ganisasi pendidikan. Budaya sekolah ter-
guru terhadap peraturan yang berlaku di bentuk dari eratnya kegiatan akademik dan
sekolah. Dengan kata lain diperlukan ada- kesiswaan, kegiatan karya ilmiah yang ber-
nya disiplin kerja dalam suatu pekerjaan agam bagi guru, kegiatan silaturahmi kelu-
merupakan kehendak dan kesediaan guru arga besar sekolah, karyawisata, studi ban-
untuk memenuhi dan menaati peraturan- ding, dan diklat akan memacu guru untuk
peraturan yang berlaku baik yang terulis meningkatkan kinerjanya. Berdasarkan
maupun tidak tertulis. Disiplin kerja meru- uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa
pakan sikap mental yang senantiasa untuk kinerja guru dipengaruhi oleh sinergisnya
menaati segala peraturan dan ketentuan proses interaksi antara faktor-faktor yang
yang telah ditetapkan untuk tujuan ter- mempengaruhi kinerja guru yakni kepe-
tentu. Dengan disiplin kerja yang baik akan mimpinan, komitmen guru, disiplin kerja
lebih meningkatkan kinerja guru yang pada guru dan budaya sekolah.
akhirnya akan dapat meningkatkan mutu Komitmen guru dan disiplin kerja ju-
pendidikan. ga tampak masih kurang. Hal ini terlihat
Berdasarkan pengamatan di beberapa masih banyak guru yang datang terlambat
sekolah yang menjadi obyek penelitian, di- dan jam belajar kosong karena guru sedang
siplin kerja guru dalam melaksanakan tu- di luar sekolah. Selain itu budaya sekolah
gasnya belum sepenuhnya dilakukan de- juga relatif masih kurang baik. Hal ini dapat
ngan baik. Masih tertang mengajarnya ter- ditunjukkan oleh minat baca guru yang ma-
lambat dan malas mengajar. Meskipun sih rendah, minimnya guru dalam menulis
hanya sebagian kecil saja, tetapi hal ini tentu bahan ajar sehingga wawasan wawasan un-
akan mempengaruhi dan mengganggu pro- tuk melakukan pembenahan kualitas bahan
ses belajar mengajar di sekolah. Selain itu ajar dan pengayaan metode pendekatan
masih ada guru yang datang pada saat jam praktis pada proses belajar mengajar di se-
mengajar saja. kolah belum optimal. Budaya sekolah me-
Budaya sekolah sering disebut dengan rupakan ciri khas, karakter atau watak, dan
iklim kerja yang menggambarkan suasana citra sekolah tersebut di masyarakat luas.
hubungan kerja antara sesama guru, antara Oleh karena itu budaya sekolah yang positif
guru dengan kepala sekolah, antara guru perlu diimplementasikan sehingga produk-
dengan tenaga kependidikan lainnya serta tivitas sekolah akan meningkat dan pening-
antardinas merupakan wujud dari ling- katan tersebut akan berdampak pada pe-
kungan yang kondusif. Menurut Hasanah ningkatan mutu sekolah.
(2008, p. 12), budaya sekolah dapat digam- Berdasarkan uraian permasalahan di
barkan melalui sikap saling mendukung atas, maka dapat disimpulkan bahwa mutu
(supportive), tingkat persahabatan (collegial), sekolah SMK Negeri di Kabupaten Sleman
tingkat keintiman (intimate) serta kerja sama menjadi sebuah tanggungjawab yang besar
(cooperative). Kondisi yang terjadi atas ke- bagi guru untuk meningkatkan kinerjanya.
empat dimensi budaya sekolah tersebut ber- Kinerja guru merupakan barometer kualitas
potensi meningkatkan kinerja guru. Apa- layanan pendidikan di suatu penyelengga-
bila budaya sekolah dapat dikembangkan raan pendidikan. Kepemimpinan kepala
maka efektivitas dan produktivitas sekolah sekolah, komitmen guru, disiplin kerja guru
akan meningkat dan peningkatan tersebut dan budaya sekolah harus dapat meng-
akan berdampak pada peningkatan kinerja. upayakan peningkatan kinerja guru. Oleh
karena itu, kepemimpinan kepala sekolah,
Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan
Volume 6, No 2, September 2018
152 − Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan

komitmen guru, disiplin kerja guru dan sekolah(X4), kinerja guru (Y) menggunakan
budaya sekolah merupakan faktor yang angket tertutup (closed ended). Instrumen
berpengaruh dalam meningkatkan kinerja pengumpulan data pada tiap-tiap variabel
guru. diuraikan ke dalam indikator dan sub-
Berdasrakan uraian tersebut, peneliti- indikator masing-masing.
an ini bertujuan untuk mengetahui penga- Sebelum angket digunakan dengan
ruh Kepemimpinan Kepala Sekolah, Komit- sesungguhnya, terlebih dahulu dilakukan
men Guru, Disiplin Kerja Guru, dan Budaya uji coba kepada responden untuk menge-
Sekolah terhadap Kinerja Guru di SMK tahui tingkat validitas dan reliabilitas in-
Negeri Kabupaten Sleman Yogyakarta strumen. Pengujian validitas dilakukan de-
ngan validitas konstruk (construct validity).
Metode Penelitian Uji realibilitas instrumen kepada 30 respon-
Penelitian ini termasuk jenis peneliti- den untuk variabel kinerja guru, kepemim-
an korelasional yaitu suatu penelitian untuk pinan kepala sekolah, komitmen guru, di-
mengetahui hubungan dan tingkat hubung- siplin kerja, dan budaya sekolah adalah sbb:
an antara dua variabel atau lebih. Penelitian nilai Alpha (Cronbach’s) untuk variabel ki-
ini menggunakan pendekatan kuantitatif. nerja guru sebesar 0,926, variabel kepemim-
Penelitian dilaksanakan di SMK Ne- pinan kepala sekolah sebesar 0,936, variabel
geri yang berada di kabupaten Sleman komitmen guru sebesar 0,838, variabel di-
DIYyang meliputi: (1) SMKN 1 Cangkri- siplin kerja sebesar 0,800 dan variabel bu-
ngan, (2) SMKN 1 Depok, (3) SMKN 2 daya sekolah sebesar 0,838, karena nilai
Depok, (4) SMKN 1 Godean, (5) SMKN 2 tersebut lebih dari 0,600 maka instrumen
Godean, (6) SMKN 1 Kalasan, (7) SMKN 1 dalam penelitian ini dinyatakan reliabel.
Seyegan, dan (8) SMKN 1 Tempel. Pene- Data yang diperoleh dari lapangan
litian dilaksanakan selama 3 bulan mulai selanjutnya akan dianalisis menggunakan
bulan Januari sampai dengan bulan Maret analisis statistik yang terdiri dari analisis
2015. Populasi dalam penelitian ini adalah deskriptif dan analisis inferensial. Peneliti-
seluruh guru di SMK Negeri yang berada di an ini menggunakan statistik parametrik,
Kabupaten Sleman yang berjumlah 659 sehingga harus dilakukan uji prasyarat ana-
orang. Berikut data selengkapnya mengenai lisis. Uji prasyarat yang dilakukan meliputi:
populasi dalam penelitian ini. (1) Uji Formalities, (2) Uji Linieritas, (3) Uji
Teknik yang digunakan dalam me- Multikolinieritas, (4) Uji Autokorelasi dan
nentukan sampel pada penelitian ini adalah (5) Uji Heterokedastisitas.
dengan teknikrandom sampling, Variabel da- Pengujian hipotesis dalam penelitian
lam penelitian ini meliputi empat variabel ini yaitu: Hipotesis pertama, kedua, ketiga
bebas, yaitu kepemimpinan kepala sekolah dan keempat diuji dengan regresi sederha-
(X1), komitmen guru (X2),disiplin kerja guru na (hubungan satu variabel independen
(X3), dan budaya sekolah (X4) serta satu terhadap satu variabel dependen). Persama-
variabel terikat yaitu kinerja guru (Y). an garis regresi sederhananya dapat diru-
Pengumpulan data dalam penelitian muskan sebagai berikut:Y = a + b1X1; Y = a +
ini menggunakan kuesioner/angket dan b2X2; Y = a + b3X3; dan Y= a + b4X4 di mana
dokumentasi. Instrumen atau alat yang di- Y= kinerja guru X1 = kepemimpinan; X2=
gunakan dalam penelitian ini berupa kue- komitmen guru; X3= disiplin kerja guru;dan
sioner/angket. Kuesioner yang digunakan X4= budaya sekolah
untuk menyelidiki pendapat subjek menge- Hipotesis kelima diuji dengan meng-
nai suatu hal atau untuk mengungkapkan gunakan regresiberganda(hubungan antara
kepada responden menggunakan skala dua atau lebih variabel independen terha-
(rating scale). dap satu atau lebih variabel dependen).
Teknik pengumpulan data variabel Analisis dilanjutkan dengan menghitung
kepemimpinan kepala sekolah (X1), komit- persamaan regresinya, untuk memprediksi
met guru (X2), disiplin kerja (X3), budaya seberapa tinggi nilai variabel dependen bila

Volume 6, No 2, September 2018


Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah, Komitmen ... − 153
Sidik Purwoko, Lantip Diat Prasojo

nilai variabel independen dimanipulasi. log n, dimana n adalah subjek penelitian.


Persamaan garis regresi secara umum di- Dari perhitungan diketahui bahwa n = 242
rumuskan sebagai berikut: Y = a + b1X1+ sehingga diperoleh banyak kelas 1 + 3,3 log
b2X2 + b3X3+ b4X4dengan keterangan rumus: 242 = 8,8666 dibulatkan menjadi 9 kelas
Y = kinerja guru (variabel dependen); X1 = interval. Rentang data dihitung dengan ru-
kepemimpinan kepala sekolah (variabel mus nilai maksimal – nilai minimal, sehing-
independen); X2= komitmen guru (variabel ga diperoleh rentang data sebesar 120.00 –
independen); X3= disiplin kerja guru (va- 55.00=65,00. Dengan diketahui rentang data
riabel independen); X4= budaya sekolah maka dapat diperoleh panjang kelas sebesar
(variabel independen); a= konstanta; b1, b2, 7,2. Tabel distribusi frekuensi variabel kepe-
b3, b4= Koefisien. mimpinan kepala sekolah disajikan sebagai-
Sedangkan untuk menguji signifikan- mana Tabel 1.
si konstanta dan setiap variabel independen
dibangun Hapotesis sebagai berikut: Tabel 1. Distribusi Frekuensi Variabel
Ho = Koefisien Regresi Tidak Signifikan Kepemimpinan Kepala Sekolah
Ha = Koefisien Regresi Signifikan No. Interval F Persentase
Pengambilan keputusan berdasarkan pro- 1 113,4 – 120,6 45 18,60%
babilitas, yaitu dengan cara melihat kolom 2 106,1 – 113,3 47 19,42%
signifikansi (Sig.) dan diperoleh hasil se- 3 98,8 - 106 60 24,79%
bagai berikut: 4 91,5 – 98,7 39 16,12%
5 84,2 – 91,4 35 14,46%
Jika Sig. > 0,05 maka Ho diterima, Ha ditolak
6 76,9 – 84,1 9 3,72%
Jika Sig. < 0,05 maka Ho ditolak , Ha diterima
7 69.6 – 76,8 6 2,48%
8 62,3 – 69,5 0 0,00%
Hasil Penelitian dan Pembahasan 9 55 - 62.2 1 0,41%
Jumlah 242 100,00%
Deskripsi Hasil Penelitian
(Sumber: Hasil olah data, 2015)
Jawaban kuesioner yang telah dikum-
pulkan kemudian dianalisis untuk menge- Kemudian penentuan kecenderungan
tahui deskripsi kepemimpinan kepala seko- variabel setelah nilai minimum (Xmin) dan
lah, komitmen guru, disiplin kerja guru, nilai maksimum (Xmax) diketahui yaitu 30
budaya sekolah dan kinerja guru di SMK dan 120, maka selanjutnya mencari nilai
Kabupaten Sleman. Dalam hal ini analisis rata-rata ideal (Mi) dengan rumus Mi = ½
yang digunakan adalah analisis deskriptif. (Xmax+Xmin), mencari standar deviasi ideal
Data penilaian guru terhadap setiap varia- (SDi) dengan rumus Sdi = 1/6 (Xmax-Xmin).
bel penelitian adalah sebagai berikut. Berdasarkan acuan norma di atas, meanideal
variabel kepemimpinankepala sekolah ada-
Variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah lah 75. Standar deviasi ideal adalah 15. Dari
Data variabel kepemimpinankepala perhitungan di atas dapat dikategorikan
sekolah diperoleh melalui kuesioner varia- dalam 3 kelas yaitu baik, cukup dan kurang.
bel kepemimpinankepala sekolah dengan Berdasarkan perhitungan dapat dibuat ta-
30 butir pernyataan dan jumlah responden bel kategorisasi kecenderungan variabel ke-
242 guru. Berdasarkan data kepemimpinan pemimpinan kepala sekolah sebagai berikut.
kepala sekolah yang diolah maka diperoleh
skor tertinggi sebesar 120,00 dan skor te- Tabel 2. Kecenderungan Variabel
rendah sebesar 55.00. Hasil analisis me- KepemimpinanKepala Sekolah
nunjukkan rerata (mean) sebesar 101.76, No Skor Frekuensi Persentase Kategori
median 103,00, modus 120.00, varian sebe- 1 ≥ 90 209 86,4 Baik
sar 148,58, range sebesar 65,00 dan standar 2 60 - 89 32 13,2 Cukup
3 < 60 1 0,4 Kurang
deviasi sebesar 12,18.
Total 242 100,0
Selanjutnya jumlah kelas dapat dihi-
(Sumber: Hasil olah data, 2015)
tung dengan menggunakan rumus 1 + 3,3
Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan
Volume 6, No 2, September 2018
154 − Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan

Variabel Komitmen Guru atas dapat dikategorikan dalam 3 kelas yai-


tu baik, cukup dan kurang.
Data variabel komitmen guru diper-
Berdasarkan perhitungan tersebut da-
oleh melalui kuesioner komitmen guru de-
pat dibuat tabel distribusi kecenderungan,
ngan 9 butir pernyataan dan jumlah respon-
adapun distribusi kecenderungan variabel
den 242 guru. Berdasarkan data komitmen
komitmen guru disajikan pada Tabel 4.
guru yang diolah maka diperoleh skor ter-
tinggi sebesar 36,00 dan skor terendah sebe- Tabel 4. Kategorisasi Variabel Komitmen
sar 17.00. Hasil analisis menunjukkan rerata Guru
(mean) sebesar 26,08; median 26,00; modus
No Skor Frekuensi Persentase Kategori
27,00, varian sebesar 12,76, range sebesar 1 ≥ 27 110 45,5 Baik
19,00 dan standar deviasi sebesar 3,57. 2 18- 26 130 53,7 Cukup
Kemudian jumlah kelas dapat dihi- 3 < 18 2 0,8 Kurang
tung dengan menggunakan rumus 1+ 3.3 Total 242 100,0
log n, dimana n adalah subjek penelitian. (Sumber: Hasil olah data, 2015)
Dari perhitungan diketahui bahwa n = 242
sehingga diperoleh banyak kelas 1 + 3.3 log Berdasarkan Tabel 4 tersebut kecen-
242 = 8,8666 dibulatkan menjadi 9 kelas in- derungan komitmen guru pada kategori cu-
terval. Rentang data dihitung dengan rumus kup sebanyak 130 guru (53,7%). Selanjutnya
nilai maksimal – nilai minimal, sehingga di- pada kategori baik sebanyak 110 guru
peroleh rentang data sebesar 36,00 – 17,00 = (45,5%),dan pada kategori kurang sebanyak
19,00. Dengan diketahui rentang data maka 2 guru (0,8%). Dengan demikian kecende-
dapat diperoleh panjang kelas sebesar 2,111 rungan komitmen guru dalam kategori
dibulatkan menjadi 2,1. Berikut ini disajikan cukup.
tabel distribusi frekuensi variabel komitmen Variabel Disiplin Kerja
guru.
Data variabel disiplin kerja diperoleh
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Variabel melalui kuesioner disiplin kerja dengan 17
Komitmen Guru butir pernyataan dan jumlah responden 242
No. Interval F Persentase guru. Berdasarkan data maka diperoleh
1 34,6 - 36,7 2 0,83% skor tertinggi sebesar 65,00 dan skor teren-
2 32,4 - 34,5 9 3,72% dah sebesar 37,00. Hasil analisis menunjuk-
3 30,2 - 32,3 15 6,20% kan rerata (mean) sebesar 49,58, median
4 28,0 - 30,1 50 20,66% 49,00, modus 49,00, varians sebesar 41.34,
5 25,8 - 27,9 60 24,79% range sebesar 28.00 dan standar deviasi
6 23,6 - 25,7 52 21,49% sebesar 6,43. Selanjutnya jumlah kelas dapat
7 21,4 - 23,5 36 14,88%
dihitung dengan menggunakan rumus 1+
8 19,2 - 21,3 6 2,48%
3.3 log n, dimana n adalah subjek penelitian.
9 17,0 - 19,1 12 4,96%
Jumlah 242 100,00% Dari perhitungan diketahui bahwa n = 242
(Sumber: Hasil olah data, 2015)
sehingga diperoleh banyak kelas 1 + 3,3 log
2242 = 8,866 dibulatkan menjadi 9 kelas in-
Penentuan kecenderungan variabel, terval. Rentang data dihitung dengan rumus
setelah nilai minimum (Xmin) dan nilai nilai maksimal–nilai minimal, sehingga di-
maksimum (Xmax) diketahui yaitu 9 dan peroleh rentang data sebesar 65 – 37= 28.
36, maka selanjutnya mencari nilai rata-rata Dengan diketahui rentang data maka dapat
ideal (Mi) dengan rumus Mi = ½ (Xmax + diperoleh panjang kelas sebesar 3.111 dibu-
Xmin), mencari standar deviasi ideal (SDi) latkan menjadi 3.1. Distribusi frekuensi va-
dengan rumus Sdi = 1/6 (Xmax-Xmin). Ber- riabel disiplin kerja disajikan pada Tabel 5.
dasarkan acuan norma di atas, meanideal va-
riabel komitmen guru adalah 22,5. Standar
deviasi ideal adalah 4,5. Dari perhitungan di

Volume 6, No 2, September 2018


Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah, Komitmen ... − 155
Sidik Purwoko, Lantip Diat Prasojo

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Variabel butir pernyataan dan jumlah responden 242
Disiplin Kerja guru. Berdasarkan data budaya sekolah
No. Interval F Persentase yang diolah maka diperoleh skor tertinggi
1 62,6-65,7 4 1,65% sebesar 86,00 dan skor terendah sebesar
2 59,4-62,5 13 5,37% 43,00. Hasil analisis menunjukkan rerata
3 56,2-59,3 25 10,33% (mean) sebesar 61,92, median 62,00, modus
4 53,0-56,1 33 13,64% 63,00, varians sebesar 79.54, range sebesar
5 49,8-52,9 35 14,46% 43,00 dan standar deviasi sebesar 8,91.
6 46,6-49,7 47 19,42% Selanjutnya jumlah kelas dapat dihi-
7 43,4-46,5 43 17,77% tung dengan menggunakan rumus 1+ 3,3
8 40,2-43,3 26 10,74% log n, dimana n adalah subjek penelitian.
9 37,0-40,1 16 6,61%
Dari perhitungan diketahui bahwa n = 242
Jumlah 242 100,00%
sehingga diperoleh banyak kelas 1 + 3,3 log
(Sumber: Hasil olah data, 2015)
242 = 8,866 dibulatkan menjadi 9 kelas in-
terval. Rentang data dihitung dengan rumus
Penentuan kecenderungan variabel,
nilai maksimal – nilai minimal, sehingga di-
maka selanjutnya mencari nilai rata-rata
peroleh rentang data sebesar 86 – 43= 43.
ideal (Mi) dengan rumus Mi = ½ (Xmax +
Dengan diketahui rentang data maka dapat
Xmin), mencari standar deviasi ideal (SDi)
diperoleh panjang kelas sebesar 4.777 dibu-
dengan rumus Sdi = 1/6 (Xmax-Xmin). Berda-
latkan menjadi 4,8.
sarkan acuan norma di atas, mean variabel
disiplin kerja adalah 42,50, dan standar Tabel 7. Distribusi Frekuensi Variabel
deviasi ideal adalah 8,5. Dari perhitungan di Budaya Sekolah
atas dapat dikategorikan dalam 3 kelas
No.Interval F Persentase
yaitu baik, cukup dan kurang.
1 82,2-87,0 5 2,07%
Berdasarkan perhitungan tersebut da- 2 77,3-82,1 1 0,41%
pat dibuat tabel distribusi kecenderungan 3 72,4-77,2 25 10,33%
variabel disiplin kerja disajikan pada Tabel 4 67,5-72,3 35 14,46%
6. 5 62,6-67,4 54 22,31%
6 57,7-62,5 46 19,01%
Tabel 6. Kategorisasi Variabel Disiplin 7 52,8-57,6 39 16,12%
Kerja 8 47,9-52,7 20 8,26%
No Skor Frekuensi Persentase Kategori 9 43,0-47,8 17 7,02%
1 ≥ 51 97 40,1 Baik Jumlah 242 100,00%
2 34-50 145 59,9 Cukup (Sumber: Hasil olah data, 2015)
3 < 34 0 0 Kurang
242 100,0 Penentuan kecenderungan variabel,
(Sumber: Hasil olah data, 2015) maka selanjutnya mencari nilai rata-rata
ideal (Mi) dengan rumus Mi = ½ (Xmax +
Tabel 6 menunjukkan bahwa katego- Xmin), mencari standar deviasi ideal (SDi)
risasi disiplin kerja sebagian besar pada ka- dengan rumus Sdi = 1/6 (Xmax-Xmin). Berda-
tegori cukup sebanyak 145 guru (59,9%). sarkan acuan norma di atas, mean variabel
Sisanya berada pada kategori baik sebanyak budaya sekolah adalah 52.5, dan standar
97 guru (40,1%) dan pada kategori kurang deviasi ideal adalah 10,5. Dari perhitungan di
tidak ada. Dengan demikian dapat disim- atas dapat dikategorikan dalam 3 kelas yai-
pulkan bahwa kecenderungan disiplin kerja tu baik, cukup dan kurang.
guru di SMK Kabupaten Sleman pada kate- Berdasarkan perhitungan tersebut da-
gori cukup. pat dibuat tabel distribusi kecenderungan
variabel budaya sekolah sebagaimana di-
Variabel Budaya Sekolah
sajikan pada Tabel 8.
Data variabel budaya sekolah diper-
oleh melalui budaya sekolah dengan 21

Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan


Volume 6, No 2, September 2018
156 − Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan

Tabel 8. Kategorisasi Variabel Budaya Penentuan kecenderungan variabel,


Sekolah maka selanjutnya mencari nilai rata-rata
No Skor Frekuensi Persentase Kategori ideal (Mi) dengan rumus Mi = ½ (Xmax +
1 ≥ 63 120 49,6 Baik Xmin), mencari standar deviasi ideal (SDi)
2 42-62 122 50,4 Cukup dengan rumus Sdi = 1/6 (Xmax-Xmin). Berda-
3 < 42 0 0 Kurang sarkan acuan norma di atas, mean variabel
242 100,0 kinerja guru adalah 52,5, dan standar deviasi
(Sumber: Hasil olah data, 2015) ideal adalah 10,5. Dari perhitungan di atas
dapat dikategorikan dalam 3 kelas yaitu
Tabel 8 menunjukkan bahwa katego-
baik, cukup dan kurang.
risasi disiplin kerja sebagian besar pada ka-
Berdasarkan perhitungan tersebut da-
tegori baik sebanyak 120guru (49,6%). Sisa-
pat dibuat tabel distribusi kecenderungan
nya berada pada kategori cukup sebanyak
variabel kinerja guru sebagaimana disajikan
122 guru (50,4%) dan pada kategori kurang
pada Tabel 10.
tidak ada. Dengan demikian dapat disim-
pulkan bahwa kecenderungan budaya se- Tabel 10. Kategorisasi Variabel Kinerja
kolah di SMK Kabupaten Sleman pada Guru
kategori baik. No Skor Frekuensi Persentase Kategori
1 ≥ 63 158 65,3 Baik
Variabel Kinerja Guru
2 42-62 84 34,7 Cukup
Data variabel kinerja guru diperoleh 3 < 42 0 0 Kurang
melalui kinerja guru dengan 32 butir per- 242 100,0
nyataan dan jumlah responden 242 guru. (Sumber: Hasil olah data, 2015)
Berdasarkan data kinerja guru yang diolah
Tabel 10 menunjukkan bahwa kate-
maka diperoleh skor tertinggi sebesar
gorisasi kinerja guru sebagian besar pada
128,00 dan skor terendah sebesar 77.00. Ha-
kategori baik sebanyak 158 guru (65,3%).
sil analisis menunjukkan rerata (mean) se-
Sisanya berada pada kategori cukup seba-
besar 101,55, median 100,00, modus 96,00,
nyak 84 guru (34,7%) dan pada kategori ku-
varians sebesar 159,48, range sebesar 51,00
rang tidak ada. Dengan demikian dapat di-
dan standar deviasi sebesar 12,62. Rentang
simpulkan bahwa kecenderungan kinerja
data dihitung dengan rumus nilai maksimal
guru di SMK Kabupaten Sleman pada
– nilai minimal, sehingga diperoleh rentang
kategori baik.
data sebesar 128 – 77= 51. Dengan diketahui
rentang data maka dapat diperoleh panjang Uji Hipotesis 1
kelas sebesar 5.67 dibulatkan menjadi 5.7.
Berikut adalah tabel distribusi frekuensi Hipotesis yang pertama dalam pene-
variabel kinerja guru: litian ini adalah: “Terdapat pengaruh yang
positif dan signifikan antara kepemimpinan
Tabel 9. Distribusi Frekuensi Variabel kepala sekolah terhadap kinerja guru”. Un-
Kinerja Guru tuk menguji hipotesis tersebut maka digu-
No. Interval F Persentase nakan analisis regresi sederhana dan hasil
1 123,4-129,1 6 2,48% pengolahan data dapat dijelaskan hal-hal
2 117,6-123,3 23 9,50% sebagai berikut :
3 111,8-117,5 31 12,81% Angka R sebesar 0,465 menunjukkan
4 106,0-111,7 41 16,94% bahwa terdapat korelasi/ hubungan antara
5 100,2-105,9 19 7,85% variabel kinerja guru dengan variabel inde-
6 94,4-100,1 46 19,01% pendennya yaitu kepemimpinan kepala
7 88,6-94,3 34 14,05% sekolah dan dapat dikatagorikan “cukup”.
8 82,8-88,5 24 9,92% Angka R Square atau Koefisien Deter-
9 77,0-82,7 18 7,44%
minasi adalah sebesar positif 0,216 (berasal
Jumlah 242 100,00%
dari 0,465 x 0,465). Hal ini berati bahwa vari-
(Sumber: Hasil olah data, 2015)

Volume 6, No 2, September 2018


Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah, Komitmen ... − 157
Sidik Purwoko, Lantip Diat Prasojo

asi dari variabel kinerja guru dapat di- asi dari variabel kinerja guru dapat dijelas-
jelaskan oleh variabel kepemimpinan kepa- kan oleh variabel komitmen guru sebesar
la sekolah sebesar 21,6,2%, sedangkan sisa- 15,8%, sedangkan sisanya sebesar (100-15,8
nya sebesar (100-21,6 = 78,4) atau 78,4% = 84,2) atau 84,2% dijelaskan oleh faktor
dijelaskan oleh faktor yang lain. yang lain.
Persaaan regresi yang diperoleh ada- Persamaan regresi yang diperoleh
lah sebagai berikut: adalah sebagai berikut:
Y= 52.511+0.465 X1 Y= 64.941+0.397X1
Koefisien regresi 0,465 menunjukkan Koefisien regresi 0,317 menunjukkan bahwa
bahwa setiap kepemimpinan kepala seko- setiap komitmen guru bertambah bertam-
lah bertambah bertambah 1 poin, maka ki- bah 1 poin, maka kinerja guru akan bertam-
nerja guru akan bertambah 0,465 poin. Se- bah 0,317 poin. Sedangkan untuk menguji
dangkan untuk menguji signifikansi kons- signifikansi konstanta dan setiap variabel
tanta dan setiap variabel independen diba- independen dibangun Hapotesis sebagai
ngun Hapotesis sebagai berikut: berikut:
Ho = Koefisien Regresi Tidak Signifikan Ho = Koefisien Regresi Tidak Signifikan
Ha = Koefisien Regresi Signifikan Ha = Koefisien Regresi Signifikan
Pengambilan keputusan berdasarkan Pengambilan keputusan berdasarkan
probabilitas, yaitu dengan cara melihat probabilitas, yaitu dengan cara melihat ko-
kolom signifikansi (Sig.) dan diperoleh hasil lom signifikansi (Sig.) dan diperoleh hasil
sebagai berikut: sebagai berikut:
Jika Sig. > 0,05 maka Ho diterima, Ha ditolak Jika Sig. > 0,05 maka Ho diterima, Ha ditolak
Jika Sig. < 0,05 maka Ho ditolak , Ha diterima Jika Sig. < 0,05 maka Ho ditolak , Ha diterima
Dari hasil pengolahan data diketahui Dari hasil pengolahan data diketahui
nilai tingkat signifikansi sebesar 0,000, kare- nilai tingkat signifikansi sebesar 0,000, kare-
na probabilitas/tingkat signifikansi ini lebih na probabilitas/tingkat signifikansi ini lebih
kecil daripada 0,05 (taraf signifikansi yang kecil daripada 0,05 (taraf signifikansi yang
dipergunakan), dengan demikian Ho dito- dipergunakan), dengan demikian Ho dito-
lak. Hal ini berarti bahwa model regresi ini lak. Hal ini berarti bahwa model regresi ini
dapat dipakai untuk memprediksi tingkat dapat dipakai untuk memprediksi tingkat
kinerja guru. Dengan kata lain: “Terdapat kinerja guru. Dengan kata lain: “Terdapat
pengaruh yang positif dan signifikan antara pengaruh yang positif dan signifikan antara
kepemimpinan kepala sekolah terhadap komitmen guru terhadap kinerja guru”.
kinerja guru”.
Uji Hipotesis 3
Uji Hipotesis 2
Hipotesis yang ketiga dalam peneliti-
Hipotesis yang kedua dalam peneliti- an ini adalah : “Terdapat pengaruh yang po-
an ini adalah : “Terdapat pengaruh yang po- sitif dan signifikan antara disiplin kerja gu-
sitif dan signifikan antara komitmen guru ru terhadap kinerja guru”. Untuk menguji
terhadap kinerja guru”. Untuk menguji hi- hipotesis tersebut maka digunakan analisis
potesis tersebut maka digunakan analisis regresi sederhana dan hasil pengolahan da-
regresi sederhana dan hasil pengolahan da- ta dapat dijelaskan hal-hal sebagai berikut :
ta dapat dijelaskan hal-hal sebagai berikut Angka R sebesar 0,465 menunjukkan
Angka R sebesar 0,397 menunjukkan bahwa terdapat korelasi/ hubungan antara
bahwa terdapat korelasi/ hubungan antara variabel kinerja guru dengan variabel inde-
variabel kinerja guru dengan variabel inde- pendennya yaitu disiplin kerja guru dan
pendennya yaitu komitmen guru dan dapat dapat dikatagorikan “cukup”.
dikatagorikan “cukup”. Angka R Square atau Koefisien Deter-
Angka R Square atau Koefisien Deter- minasi adalah sebesar positif 0,216 (berasal
minasi adalah sebesar positif 0,158 (berasal dari 0,465 x 0,465). Hal ini berati bahwa vari-
dari 0,397 x 0,397). Hal ini berati bahwa vari- asi dari variabel kinerja guru dapat dijelas-
Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan
Volume 6, No 2, September 2018
158 − Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan

kan oleh variabel disiplin kerja guru sebesar 24,7%, sedangkan sisanya sebesar (100-
21,6,2%, sedangkan sisanya sebesar (100- 24,7= 75,3) atau 75,3% dijelaskan oleh faktor
21,6 = 78,4) atau 78,4% dijelaskan oleh faktor yang lain.
yang lain. Persamaan regresi yang diperoleh
Persamaan regresi yang diperoleh adalah sebagai berikut:
adalah sebagai berikut: Y= 57.969+0.497X1
Y= -6.718+0.317 X1 Koefisien regresi 0.497 menunjukkan bahwa
Koefisien regresi 0,317 menunjukkan bahwa setiap budaya sekolah bertambah bertam-
setiap disiplin kerja guru bertambah ber- bah 1 poin, maka kinerja guru akan bertam-
tambah 1 poin, maka kinerja guru akan bah 0,497 poin. Dari hasil pengolahan data
bertambah 0,317 poin. Sedangkan untuk diketahui nilai tingkat signifikansi sebesar
menguji signifikansi konstanta dan setiap 0,000, karena probabilitas/tingkat signifi-
variabel independen dibangun Hapotesis kansi ini lebih kecil daripada 0,05 (taraf
sebagai berikut: signifikansi yang dipergunakan), dengan
Ho = Koefisien Regresi Tidak Signifikan demikian Ho ditolak. Hal ini berarti bahwa
Ha = Koefisien Regresi Signifikan model regresi ini dapat dipakai untuk mem-
Pengambilan keputusan berdasarkan prob- prediksi tingkat kinerja guru. Dengan kata
abilitas, yaitu dengan cara melihat kolom lain: “Terdapat pengaruh yang positif dan
signifikansi (Sig.) dan diperoleh hasil se- signifikan antara budaya sekolah terhadap
bagai berikut: kinerja guru”.
Jika Sig. > 0,05 maka Ho diterima, Ha ditolak
Jika Sig. < 0,05 maka Ho ditolak , Ha diterima Uji Hipotesis 5
Dari hasil pengolahan data diketahui Hipotesis yang kelima dalam peneli-
nilai tingkat signifikansi sebesar 0,000, kare- tian ini adalah : “Terdapat pengaruh yang
na probabilitas/tingkat signifikansi ini lebih positif dan signifikan antara kepemimpinan
kecil daripada 0,05 (taraf signifikansi yang kepala sekolah, komitmen guru, disiplin
dipergunakan), dengan demikian Ho dito- kerja guru dan budaya sekolah secara si-
lak. Hal ini berarti bahwa model regresi ini multan terhadap kinerja guru”. Untuk
dapat dipakai untuk memprediksi tingkat menguji hipotesis tersebut maka digunakan
kinerja guru. Dengan kata lain: “Terdapat analisis regresi berganda dan hasil peng-
pengaruh yang positif dan signifikan antara olahan data dapat dijelaskan hal-hal sebagai
disiplin kerja guru terhadap kinerja guru”. berikut:
Angka R sebesar 0.715 menunjukkan
Uji Hipotesis 4 bahwa terdapat korelasi/ hubungan antara
Hipotesis yang keempat dalam pene- variabel kinerja guru dengan semua varia-
litian ini adalah : “Terdapat pengaruh yang bel independennya yaitu kepemimpinan ke-
positif dan signifikan antara budaya seko- pala sekolah, komitmen guru, disiplin kerja
lah terhadap kinerja guru”. Untuk menguji guru dan budaya sekolah secara simulatan
hipotesis tersebut maka digunakan analisis (bersama-sama) dan dapat dikatagorikan
regresi sederhana dan hasil pengolahan d- “kuat”.
ata dapat dijelaskan hal-hal sebagai berikut: Angka R Square atau Koefisien Deter-
Angka R sebesar 0,497 menunjukkan minasi adalah sebesar positif 0.512 (berasal
bahwa terdapat korelasi/hubungan antara dari 0,715 x 0,715). Hal ini berati bahwa vari-
variabel kinerja guru dengan variabel inde- asi dari variabel kinerja guru dapat dijelas-
pendennya yaitu budaya sekolah dan dapat kan oleh variabel kepemimpinan kepala,
dikatagorikan “cukup”. komitmen guru, disiplin kerja guru dan bu-
Angka R Square atau Koefisien Deter- daya sekolah secara simulatan (bersama-
minasi adalah sebesar positif 0,247 (berasal sama) sebesar 51,2%, sedangkan sisanya se-
dari 0,497 x 0,497). Hal ini berati bahwa vari- besar (100-51,2 = 48,8) atau 48,8% dijelaskan
asi dari variabel kinerja guru dapat dijelas- oleh faktor yang lain.
kan oleh variabel budaya sekolah sebesar

Volume 6, No 2, September 2018


Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah, Komitmen ... − 159
Sidik Purwoko, Lantip Diat Prasojo

Persamaan regresi yang diperoleh nyai sumbangan efektif sebesar 8,9%, disip-
adalah sebagai berikut: lin kerja sebesar 11,4% dan budaya sekolah
Y= -6.718+0.317 X1+0.225 X2 +0.265 sebesar 16,1%.
X3+0.323 X4 Selain diketahui besarnya sumbangan
Persamaan tersebut menunjukkan efektif untuk masing-masing variabel, hasil
bahwa nilai koefisien X1 sebesar 0.317 yang perhitungan juga menunjukkan besarnya
berarti kepemimpinan kepala sekolah (X1) sumbangan relatif untuk masing-masing
meningkat 1 poin maka kinerja guru (Y) variabel bebas. Variabel kepemimpinan ke-
akan meningkat 0.317 poin dengan asumsi pala sekolah sebesar 28.9%, komitmen guru
X2, X3, X4 tetap. Selanjutnya koefisien X2 sebesar 17,4%, disiplin kerja sebesar 22,3%
sebesar 0.225 yang berarti apabila nilai ko- dan budaya sekolah sebesar 31,4%.
mitmen guru (X2) meningkat 1 poin maka
pertambahan nilai pada kinerja guru (Y) Pembahasan
akan meningkat 0.225 dengan asumsi X1, Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah ter-
X3, X4 tetap. Koefisien X3 sebesar 0.265 hadap Kinerja Guru di SMK Kabupaten Sleman
yang berarti apabila nilai disiplin kerja guru Hasil penelitian ini menunjukkan
(X3) meningkat 1 poin maka pertambahan bahwa kepemimpinan kepala sekolah ber-
nilai pada kinerja guru (Y) akan meningkat pengaruh positif dan signifikan terhadap
0.265 dengan asumsi X1, X2, X4 tetap. Koefi- kinerja guru SMK Kabupaten Sleman. Hasil
sien X4 sebesar 0.323 yang berarti apabila penelitian ini sesuai dengan pendapat
nilai budaya sekolah (X4) meningkat 1 poin Mulyasa (2007, p. 140) bahwa salah satu
maka pertambahan nilai pada kinerja guru faktor yang mempengaruhi kinerja guru
(Y) akan meningkat 0.323 dengan asumsi adalah manajemen termasuk dalam hal ini
X1, X2, X3 tetap. kepemimpinan kepala sekolah. Hasil pene-
Dari hasil pengolahan data diketahui litian ini senada dengan hasil temuan dari
nilai tingkat signifikansi sebesar 0,000, kare- Munfangati & Widodo (2014, p. 230) yang
na probabilitas/tingkat signifikansi ini lebih menyatakan bahwa kinerja guru ditinjau
kecil daripada 0,05 (taraf signifikansi yang dari nilai kompetensi yang dilakukan oleh
dipergunakan), dengan demikian Ho dito- Kepala Sekolah menunjukkan pencapaian
lak. Hal ini berarti bahwa model regresi ini sebesar 80,25% yang berarti baik.
dapat dipakai untuk memprediksi tingkat Dengan demikian dapat diketahui
kinerja guru. Dengan kata lain: “Terdapat bahwa semakin baik kepemimpinan kepala
pengaruh yang positif dan signifikan antara sekolah, maka semakin baik pula kinerja
kepemimpinan kepala sekolah, komitmen guru. Begitu sebaliknya semakin kurang
guru, disiplin kerja dan budaya sekolah baik kepemimpinan kepala sekolah dalam
secara simultan terhadap kinerja guru” manajemen sekolah, maka semakin kurang
baik pula kinerja guru di SMK Kabupaten
Sumbangan Efektif dan Sumbangan Relatif
Sleman.
Berdasarkan hasil analisis regresi gan-
Pengaruh Komitmen Guru terhadap Kinerja
da dapat diketahui besarnya Sumbangan
Guru di SMK Kabupaten Sleman
Efektif (SE) dan Sumbangan Relatif (SR)
setiap variabel bebas (kepemimpinan kepa- Hasil penelitian ini menunjukkan
la sekolah, komitmen guru, disiplin kerja bahwa komitmen guru berpengaruh positif
dan budaya sekolah) terhadap variabel ter- dan signifikan terhadap kinerja guru di
ikat (kinerja guru). SMK Kabupaten Sleman. Hasil penelitian
Besarnya bobot sumbangan efektif ini sesuai dengan pendapat Hasibuan &
untuk masing masing variabel bebas dan Moedjiono (2006, p. 40) bahwa salah satu
variabel terikat pada penelitian ini adalah faktor yang mempengaruhi kinerja guru
sebagai berikut: Variabel kepemimpinan ke- dalam melaksanakan tugas mengajar yakni
pala sekolah mempunyai sumbangan efek- faktor perilaku guru. Faktor perilaku guru
tif sebesar 14.8%, komitmen guru mempu- sangat menentukan proses keberhasilan
Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan
Volume 6, No 2, September 2018
160 − Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan

belajar siswa diantaranya komitmen guru terhadapkinerja guru di SMK Kabupaten


sebagai faktor intern dari perilaku guru. Se- sleman. Hal ini dapat dibuktikan dengan
makin baik komitmen guru, maka semakin nilai signikansi sebesar 0,000 yang lebih ke-
baik pula kinerja guru. Sebaliknya semakin cil dari taraf signifikansi yang diperguna-
kurang baik komitmen guru, maka semakin kan sebesar 0,05. Hasil penelitian ini dikuat-
kurang baik pula kinerja guru di SMK kan dengan pendapat Mulyasa (2007, p. 140)
Kabupaten Sleman. bahwa salah satu faktor yang mempeng-
aruhi produktivitas kerja adalah lingkung-
Pengaruh Disiplin Kerja terhadap Kinerja Guru
di SMK Kabupaten Sleman an dan suasana kerja.
Budaya sekolah sering disebut dengan
Hasil penelitian ini menunjukan bah- iklim kerja yang menggambarkan suasana
wa disiplin kerja berpengaruh secara positif hubungan kerja antara sesama guru, antara
terhadap kinerja guru di SMK Kabupaten guru dengan kepala sekolah, antara guru
Sleman. Disiplin kerja merupakan hal yang dengan tenaga kependidikan lainnya serta
perlu dilakukan guru untuk mencapai ki- antardinas di lingkungannya merupakan
nerja yang lebih baik. Hal ini sesuai dengan wujud dari lingkungan yang kondusif. Me-
pendapat Kunandar (2007, p. 60) menjelas- nurut Hasanah (2008,p. 12), budaya sekolah
kan bahwa dalam menjalankan tugasnya se- dapat digambarkan melalui sikap saling
orang guru harus memiliki beberapa ke- mendukung (supportive), tingkat persaha-
mampuan diantaranya disiplin dalam men- batan (collegial), tingkat keintiman (intimate)
jalankan tugas. Hal ini juga diperkuat de- serta kerja sama (cooperative). Kondisi yang
ngan pendapat Mulyasa (2007, p. 136) bah- terjadi atas keempat dimensi budaya seko-
wa kinerja merupakan hasil atau keluaran lah tersebut berpotensi meningkatkan ki-
dari suatu proses. Apabila dalam proses nerja guru. Apabila budaya sekolah dapat
menjalankan tugas guru melakukan kedi- dikembangkan maka efektivitas dan pro-
siplinan kerja yang baik, maka hasil kinerja duktivitas sekolah akan meningkat dan pe-
juga akan menjadi baik. ningkatan tersebut akan berdampak pada
Disiplin kerja guru merupakan salah peningkatan kinerja.
satu tugas dari seorang guru. Kedisiplinan Dengan demikian semakin baik bu-
seorang guru dapat dilihat dari beberapa daya sekolah yang ada di lingkungan guru,
hal. Hal ini sebagaimana yang dikemuka- maka semakin baik pula kinerja guru. Se-
kan oleh Terry (1993) bahwa disiplin kerja baliknya, semakin kurang baik budaya se-
seorang guru dapat dilihat dari kepatuhan kolah maka semakin kurang baik pula ki-
guru terhadap peraturan yang berlaku di nerja guru di SMK Kabupaten Sleman.
sekolah, termasuk tepat waktu ketika da-
tang kesekolah dan tanggung jawab terha- Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah, Ko-
mitmen Guru, Disiplin Kerja dan Budaya Se-
dap tugasnya sebagai pelajar, belajar sesuai
kolah secara Simultan terhadap Kinerja Guru di
dengan metode belajar yang telah disepa-
SMK Kabupaten Sleman
kati bersama, pemeliharaan sarana dan per-
lengkapan belajar dengan baik. Berdasarkan hasil penelitian menun-
Dengan demikian dapat diketahui jukkan bahwa kepemimpinan kepala seko-
bahwa semakin baik disiplin kerja guru, lah, komitmen guru, disiplin kerja guru dan
maka semakin baik pula kinerja guru. budaya sekolah secara simultan berpenga-
Sebaliknya, semakin kurang disiplin kerja ruh signifikan terhadap kinerja guru di
guru maka semakin kurang pula kinerja SMK Kabupaten Sleman. Hal ini dibuktikan
guru di SMK Kabupaten Sleman. dengan nilai nilai signifikansi sebesar 0,000
yang berarti kurang dari 0,05 (0,000<0,05).
Pengaruh Budaya Sekolah terhadap Kinerja
Hasil penelitian ini sesuai dengan pen-
Guru di SMK Kabupaten Sleman
dapat Mulyasa (2007, p. 140) bahwa banyak
Hasil penelitian ini membuktikan faktor mempengaruhi kinerja diantaranya
bahwa budaya sekolah berpengaruh positif manajemen dalam hal ini kepemimpinan

Volume 6, No 2, September 2018


Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah, Komitmen ... − 161
Sidik Purwoko, Lantip Diat Prasojo

kepala sekolah, dan lingkungan termasuk kut : variabel kepemimpinan kepala sekolah
budaya sekolah. Hasil penelitian ini juga mempunyai sumbangan efektif sebesar
sesuai dengan pendapat Hasibuan & 14,8%, komitmen guru mempunyai sum-
Moedjiono (2006, p.40) bahwa faktor yang bangan efektif sebesar 8,9%, disiplin kerja
mempengaruhi kinerja guru dalam melak- mempunyai sumbangan efektif sebesar
sanakan tugas mengajar dyakni faktor ling- 11,4% dan budaya sekolah mempunyai
kungan dan faktor perilaku guru. Faktor sumbangan efektif sebesar 16,1%.
lingkungan sangat mempengaruhi tugas Berdasarkan simpulan penelitian, ada
guru pada tahap sebelum pengajaran dan beberapa saran yang dapat disampaikan
dalam menyusun suatu pelajaran. Yang ter- yaitu sebagai berikut. Pertama, bagi pihak
masuk kedalam faktor lingkungan dianta- sekolah agar dapat menciptakan budaya se-
ranya budaya sekolah. Sementara faktor pe- kolah yang kondusif yang dapat mendu-
rilaku guru sangat menentukan proses ke- kung kinerja guru seperti menumbuhkan
berhasilan belajar siswa. Perilaku-perilaku kerja sama, rasa persahabatan, dan saling
yang harus dilaksanakan guru diantara de- mendukung dalam mencapai tujuan seko-
ngan kedisiplinan kerja guru dan komitmen lah. Kedua, bagi guru agar meningkatkan
guru pada sekolah. komitmen dan disiplin kerja seperti tepat
Dengan demikian dapat disimpulkan waktu ketika datang ke sekolah, patuh ter-
bahwa kepemimpinan sekolah, komitmen hadap peraturan yang berlaku di sekolah
guru, disiplin kerja dan budaya sekolah ber- dan loyal terhadap sekolah. Ketiga, bagi
pangaruh secara simultan terhadap kinerja peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini da-
guru di SMK Kabupaten Sleman. Semakin pat menjadi bahan pertimbangan dan dapat
baik kepemimpinan sekolah, komitmen gu- melanjutkan penelitian dengan meneliti
ru, disiplin kerja dan budaya sekolah, maka faktor-faktor lainnya yang mempengaruhi
semakin baik pula kinerja guru di SMK kinerja guru seperti faktor kompensasi dan
Kabupaten Sleman. faktor kreativitas guru.

Simpulan Daftar Pustaka


Berdasarkan hasil penelitian dan Djohar. (2006). Guru, pendidikan dan
pembahasan maka dapat ditarik beberapa pembinaanya (penerapannya dalam
kesimpulan sebagai berikut: (1) terdapat pendidikan dan undang-undang guru).
pengaruh yang positif dan signifikan kepe- Yogyakarta: Grafika Indah.
mimpinan kepala sekolah terhadap kinerja
Hasanah, A. (2008). Produktivitas manajemen
guru; (2) terdapat pengaruh yang positif sekolah (studi kontribusi kepemimpinan
dan signifikan komitmen guru terhadap ki- kepala sekolah, budaya sekolah dan kinerja
nerja guru; (3) terdapat pengaruh yang posi- guru terhadap produktivitas sekolah
tif dan signifikan disiplin guru terhadap menengah pertama di kota Bandung).
kinerja guru sebesar; (4) terdapat pengaruh Disertasi, tidak dipublikasikan.
yang positif dan signifikan budaya sekolah Universitas Pendidikan Indonesia
terhadap kinerja guru; (5) terdapat penga- Bandung.
ruh yang positif dan signifikan kinerja ke-
pemimpinan, komitmen guru, disiplin kerja Hasibuan, & Moedjiono. (2006). Proses
guru dan budaya sekolah secara simultan belajar mengajar. Bandung: Remaja
terhadap kinerja guru. Rosdakarya.
Berdasarkan hasil analisis regresi gan- Kunandar. (2007). Guru profesional
da diketahui besarnya Sumbangan Efektif implementasi Kurikulum Tingkat Satuan
(SE) setiap variabel bebas terhadap variabel Pendidikan (KTSP) dan sukses dalam
terikat. Besarnya bobot sumbangan efektif sertifikasi guru. Jakarta: Raja Grafindo
untuk setiap variabel bebas dan variabel ter- Persada.
ikat pada penelitian ini adalah sebagai beri-
Mulyasa, E. (2007). Manajemen berbasis
Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan
Volume 6, No 2, September 2018
162 − Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan

sekolah konsep, strategi, dan moderasi oleh supervisi (studi kasus


implementasi. Bandung: Remaja pada guru SMA Negeri wilayah timur
Rosdakarya. di Kabupaten Pemalang). Jurnal
Manajemen Dan Bisnis Indonesia, 4(1),
Munfangati, R., & Widodo, P. (2014).
10–28.
Kinerja guru bahasa inggris
bersrtifikat pendidik di Kota Syukro, R. (2013, October). Kualitas
Yogyakarta. Jurnal Ling Tera, 1(2). pendidikan di Indonesia masih
rendah. Berita Satu. Retrieved from
Presiden RI. Peraturan Pemerintah RI
http://www.beritasatu.com/pendidi
Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru
kan/144143-kualitas-pendidikan-di-
(2008).
indonesia-masih-rendah.html
Sudriyah, & Liana, L. (2015). Pengaruh
motivasi kerja dan kompetensi Terry, G. R. (1993). Principles of management.
profesional terhadap kinerja guru di Illinois: Learning System Compani.

Volume 6, No 2, September 2018

Anda mungkin juga menyukai