Permalink/DOI: http://dx.doi.org/10.21831/amp.v6i2.8467
Kinerja guru yang tinggi tidak dapat Peningkatan kinerja sekolah sangat
tercapai jika tidak disertai tidak adanya dipengaruhi oleh nilai-nilai budaya yang
ketaatan peraturan-peraturan yang berlaku dikembangkan dalam sekolah tersebut, di-
dalam melaksanakan pekerjaan. Hal ini mana nilai-nilai yang dikembangkan di se-
sesuai dengan pendapat yang dikemukakan kolah, tentunya tidak dapat dilepaskan dari
oleh Terry (1993, p. 43) bahwa disiplin kerja keberadaan sekolah itu sendiri sebagai or-
seorang guru dapat dilihat dari kepatuhan ganisasi pendidikan. Budaya sekolah ter-
guru terhadap peraturan yang berlaku di bentuk dari eratnya kegiatan akademik dan
sekolah. Dengan kata lain diperlukan ada- kesiswaan, kegiatan karya ilmiah yang ber-
nya disiplin kerja dalam suatu pekerjaan agam bagi guru, kegiatan silaturahmi kelu-
merupakan kehendak dan kesediaan guru arga besar sekolah, karyawisata, studi ban-
untuk memenuhi dan menaati peraturan- ding, dan diklat akan memacu guru untuk
peraturan yang berlaku baik yang terulis meningkatkan kinerjanya. Berdasarkan
maupun tidak tertulis. Disiplin kerja meru- uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa
pakan sikap mental yang senantiasa untuk kinerja guru dipengaruhi oleh sinergisnya
menaati segala peraturan dan ketentuan proses interaksi antara faktor-faktor yang
yang telah ditetapkan untuk tujuan ter- mempengaruhi kinerja guru yakni kepe-
tentu. Dengan disiplin kerja yang baik akan mimpinan, komitmen guru, disiplin kerja
lebih meningkatkan kinerja guru yang pada guru dan budaya sekolah.
akhirnya akan dapat meningkatkan mutu Komitmen guru dan disiplin kerja ju-
pendidikan. ga tampak masih kurang. Hal ini terlihat
Berdasarkan pengamatan di beberapa masih banyak guru yang datang terlambat
sekolah yang menjadi obyek penelitian, di- dan jam belajar kosong karena guru sedang
siplin kerja guru dalam melaksanakan tu- di luar sekolah. Selain itu budaya sekolah
gasnya belum sepenuhnya dilakukan de- juga relatif masih kurang baik. Hal ini dapat
ngan baik. Masih tertang mengajarnya ter- ditunjukkan oleh minat baca guru yang ma-
lambat dan malas mengajar. Meskipun sih rendah, minimnya guru dalam menulis
hanya sebagian kecil saja, tetapi hal ini tentu bahan ajar sehingga wawasan wawasan un-
akan mempengaruhi dan mengganggu pro- tuk melakukan pembenahan kualitas bahan
ses belajar mengajar di sekolah. Selain itu ajar dan pengayaan metode pendekatan
masih ada guru yang datang pada saat jam praktis pada proses belajar mengajar di se-
mengajar saja. kolah belum optimal. Budaya sekolah me-
Budaya sekolah sering disebut dengan rupakan ciri khas, karakter atau watak, dan
iklim kerja yang menggambarkan suasana citra sekolah tersebut di masyarakat luas.
hubungan kerja antara sesama guru, antara Oleh karena itu budaya sekolah yang positif
guru dengan kepala sekolah, antara guru perlu diimplementasikan sehingga produk-
dengan tenaga kependidikan lainnya serta tivitas sekolah akan meningkat dan pening-
antardinas merupakan wujud dari ling- katan tersebut akan berdampak pada pe-
kungan yang kondusif. Menurut Hasanah ningkatan mutu sekolah.
(2008, p. 12), budaya sekolah dapat digam- Berdasarkan uraian permasalahan di
barkan melalui sikap saling mendukung atas, maka dapat disimpulkan bahwa mutu
(supportive), tingkat persahabatan (collegial), sekolah SMK Negeri di Kabupaten Sleman
tingkat keintiman (intimate) serta kerja sama menjadi sebuah tanggungjawab yang besar
(cooperative). Kondisi yang terjadi atas ke- bagi guru untuk meningkatkan kinerjanya.
empat dimensi budaya sekolah tersebut ber- Kinerja guru merupakan barometer kualitas
potensi meningkatkan kinerja guru. Apa- layanan pendidikan di suatu penyelengga-
bila budaya sekolah dapat dikembangkan raan pendidikan. Kepemimpinan kepala
maka efektivitas dan produktivitas sekolah sekolah, komitmen guru, disiplin kerja guru
akan meningkat dan peningkatan tersebut dan budaya sekolah harus dapat meng-
akan berdampak pada peningkatan kinerja. upayakan peningkatan kinerja guru. Oleh
karena itu, kepemimpinan kepala sekolah,
Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan
Volume 6, No 2, September 2018
152 − Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan
komitmen guru, disiplin kerja guru dan sekolah(X4), kinerja guru (Y) menggunakan
budaya sekolah merupakan faktor yang angket tertutup (closed ended). Instrumen
berpengaruh dalam meningkatkan kinerja pengumpulan data pada tiap-tiap variabel
guru. diuraikan ke dalam indikator dan sub-
Berdasrakan uraian tersebut, peneliti- indikator masing-masing.
an ini bertujuan untuk mengetahui penga- Sebelum angket digunakan dengan
ruh Kepemimpinan Kepala Sekolah, Komit- sesungguhnya, terlebih dahulu dilakukan
men Guru, Disiplin Kerja Guru, dan Budaya uji coba kepada responden untuk menge-
Sekolah terhadap Kinerja Guru di SMK tahui tingkat validitas dan reliabilitas in-
Negeri Kabupaten Sleman Yogyakarta strumen. Pengujian validitas dilakukan de-
ngan validitas konstruk (construct validity).
Metode Penelitian Uji realibilitas instrumen kepada 30 respon-
Penelitian ini termasuk jenis peneliti- den untuk variabel kinerja guru, kepemim-
an korelasional yaitu suatu penelitian untuk pinan kepala sekolah, komitmen guru, di-
mengetahui hubungan dan tingkat hubung- siplin kerja, dan budaya sekolah adalah sbb:
an antara dua variabel atau lebih. Penelitian nilai Alpha (Cronbach’s) untuk variabel ki-
ini menggunakan pendekatan kuantitatif. nerja guru sebesar 0,926, variabel kepemim-
Penelitian dilaksanakan di SMK Ne- pinan kepala sekolah sebesar 0,936, variabel
geri yang berada di kabupaten Sleman komitmen guru sebesar 0,838, variabel di-
DIYyang meliputi: (1) SMKN 1 Cangkri- siplin kerja sebesar 0,800 dan variabel bu-
ngan, (2) SMKN 1 Depok, (3) SMKN 2 daya sekolah sebesar 0,838, karena nilai
Depok, (4) SMKN 1 Godean, (5) SMKN 2 tersebut lebih dari 0,600 maka instrumen
Godean, (6) SMKN 1 Kalasan, (7) SMKN 1 dalam penelitian ini dinyatakan reliabel.
Seyegan, dan (8) SMKN 1 Tempel. Pene- Data yang diperoleh dari lapangan
litian dilaksanakan selama 3 bulan mulai selanjutnya akan dianalisis menggunakan
bulan Januari sampai dengan bulan Maret analisis statistik yang terdiri dari analisis
2015. Populasi dalam penelitian ini adalah deskriptif dan analisis inferensial. Peneliti-
seluruh guru di SMK Negeri yang berada di an ini menggunakan statistik parametrik,
Kabupaten Sleman yang berjumlah 659 sehingga harus dilakukan uji prasyarat ana-
orang. Berikut data selengkapnya mengenai lisis. Uji prasyarat yang dilakukan meliputi:
populasi dalam penelitian ini. (1) Uji Formalities, (2) Uji Linieritas, (3) Uji
Teknik yang digunakan dalam me- Multikolinieritas, (4) Uji Autokorelasi dan
nentukan sampel pada penelitian ini adalah (5) Uji Heterokedastisitas.
dengan teknikrandom sampling, Variabel da- Pengujian hipotesis dalam penelitian
lam penelitian ini meliputi empat variabel ini yaitu: Hipotesis pertama, kedua, ketiga
bebas, yaitu kepemimpinan kepala sekolah dan keempat diuji dengan regresi sederha-
(X1), komitmen guru (X2),disiplin kerja guru na (hubungan satu variabel independen
(X3), dan budaya sekolah (X4) serta satu terhadap satu variabel dependen). Persama-
variabel terikat yaitu kinerja guru (Y). an garis regresi sederhananya dapat diru-
Pengumpulan data dalam penelitian muskan sebagai berikut:Y = a + b1X1; Y = a +
ini menggunakan kuesioner/angket dan b2X2; Y = a + b3X3; dan Y= a + b4X4 di mana
dokumentasi. Instrumen atau alat yang di- Y= kinerja guru X1 = kepemimpinan; X2=
gunakan dalam penelitian ini berupa kue- komitmen guru; X3= disiplin kerja guru;dan
sioner/angket. Kuesioner yang digunakan X4= budaya sekolah
untuk menyelidiki pendapat subjek menge- Hipotesis kelima diuji dengan meng-
nai suatu hal atau untuk mengungkapkan gunakan regresiberganda(hubungan antara
kepada responden menggunakan skala dua atau lebih variabel independen terha-
(rating scale). dap satu atau lebih variabel dependen).
Teknik pengumpulan data variabel Analisis dilanjutkan dengan menghitung
kepemimpinan kepala sekolah (X1), komit- persamaan regresinya, untuk memprediksi
met guru (X2), disiplin kerja (X3), budaya seberapa tinggi nilai variabel dependen bila
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Variabel butir pernyataan dan jumlah responden 242
Disiplin Kerja guru. Berdasarkan data budaya sekolah
No. Interval F Persentase yang diolah maka diperoleh skor tertinggi
1 62,6-65,7 4 1,65% sebesar 86,00 dan skor terendah sebesar
2 59,4-62,5 13 5,37% 43,00. Hasil analisis menunjukkan rerata
3 56,2-59,3 25 10,33% (mean) sebesar 61,92, median 62,00, modus
4 53,0-56,1 33 13,64% 63,00, varians sebesar 79.54, range sebesar
5 49,8-52,9 35 14,46% 43,00 dan standar deviasi sebesar 8,91.
6 46,6-49,7 47 19,42% Selanjutnya jumlah kelas dapat dihi-
7 43,4-46,5 43 17,77% tung dengan menggunakan rumus 1+ 3,3
8 40,2-43,3 26 10,74% log n, dimana n adalah subjek penelitian.
9 37,0-40,1 16 6,61%
Dari perhitungan diketahui bahwa n = 242
Jumlah 242 100,00%
sehingga diperoleh banyak kelas 1 + 3,3 log
(Sumber: Hasil olah data, 2015)
242 = 8,866 dibulatkan menjadi 9 kelas in-
terval. Rentang data dihitung dengan rumus
Penentuan kecenderungan variabel,
nilai maksimal – nilai minimal, sehingga di-
maka selanjutnya mencari nilai rata-rata
peroleh rentang data sebesar 86 – 43= 43.
ideal (Mi) dengan rumus Mi = ½ (Xmax +
Dengan diketahui rentang data maka dapat
Xmin), mencari standar deviasi ideal (SDi)
diperoleh panjang kelas sebesar 4.777 dibu-
dengan rumus Sdi = 1/6 (Xmax-Xmin). Berda-
latkan menjadi 4,8.
sarkan acuan norma di atas, mean variabel
disiplin kerja adalah 42,50, dan standar Tabel 7. Distribusi Frekuensi Variabel
deviasi ideal adalah 8,5. Dari perhitungan di Budaya Sekolah
atas dapat dikategorikan dalam 3 kelas
No.Interval F Persentase
yaitu baik, cukup dan kurang.
1 82,2-87,0 5 2,07%
Berdasarkan perhitungan tersebut da- 2 77,3-82,1 1 0,41%
pat dibuat tabel distribusi kecenderungan 3 72,4-77,2 25 10,33%
variabel disiplin kerja disajikan pada Tabel 4 67,5-72,3 35 14,46%
6. 5 62,6-67,4 54 22,31%
6 57,7-62,5 46 19,01%
Tabel 6. Kategorisasi Variabel Disiplin 7 52,8-57,6 39 16,12%
Kerja 8 47,9-52,7 20 8,26%
No Skor Frekuensi Persentase Kategori 9 43,0-47,8 17 7,02%
1 ≥ 51 97 40,1 Baik Jumlah 242 100,00%
2 34-50 145 59,9 Cukup (Sumber: Hasil olah data, 2015)
3 < 34 0 0 Kurang
242 100,0 Penentuan kecenderungan variabel,
(Sumber: Hasil olah data, 2015) maka selanjutnya mencari nilai rata-rata
ideal (Mi) dengan rumus Mi = ½ (Xmax +
Tabel 6 menunjukkan bahwa katego- Xmin), mencari standar deviasi ideal (SDi)
risasi disiplin kerja sebagian besar pada ka- dengan rumus Sdi = 1/6 (Xmax-Xmin). Berda-
tegori cukup sebanyak 145 guru (59,9%). sarkan acuan norma di atas, mean variabel
Sisanya berada pada kategori baik sebanyak budaya sekolah adalah 52.5, dan standar
97 guru (40,1%) dan pada kategori kurang deviasi ideal adalah 10,5. Dari perhitungan di
tidak ada. Dengan demikian dapat disim- atas dapat dikategorikan dalam 3 kelas yai-
pulkan bahwa kecenderungan disiplin kerja tu baik, cukup dan kurang.
guru di SMK Kabupaten Sleman pada kate- Berdasarkan perhitungan tersebut da-
gori cukup. pat dibuat tabel distribusi kecenderungan
variabel budaya sekolah sebagaimana di-
Variabel Budaya Sekolah
sajikan pada Tabel 8.
Data variabel budaya sekolah diper-
oleh melalui budaya sekolah dengan 21
asi dari variabel kinerja guru dapat di- asi dari variabel kinerja guru dapat dijelas-
jelaskan oleh variabel kepemimpinan kepa- kan oleh variabel komitmen guru sebesar
la sekolah sebesar 21,6,2%, sedangkan sisa- 15,8%, sedangkan sisanya sebesar (100-15,8
nya sebesar (100-21,6 = 78,4) atau 78,4% = 84,2) atau 84,2% dijelaskan oleh faktor
dijelaskan oleh faktor yang lain. yang lain.
Persaaan regresi yang diperoleh ada- Persamaan regresi yang diperoleh
lah sebagai berikut: adalah sebagai berikut:
Y= 52.511+0.465 X1 Y= 64.941+0.397X1
Koefisien regresi 0,465 menunjukkan Koefisien regresi 0,317 menunjukkan bahwa
bahwa setiap kepemimpinan kepala seko- setiap komitmen guru bertambah bertam-
lah bertambah bertambah 1 poin, maka ki- bah 1 poin, maka kinerja guru akan bertam-
nerja guru akan bertambah 0,465 poin. Se- bah 0,317 poin. Sedangkan untuk menguji
dangkan untuk menguji signifikansi kons- signifikansi konstanta dan setiap variabel
tanta dan setiap variabel independen diba- independen dibangun Hapotesis sebagai
ngun Hapotesis sebagai berikut: berikut:
Ho = Koefisien Regresi Tidak Signifikan Ho = Koefisien Regresi Tidak Signifikan
Ha = Koefisien Regresi Signifikan Ha = Koefisien Regresi Signifikan
Pengambilan keputusan berdasarkan Pengambilan keputusan berdasarkan
probabilitas, yaitu dengan cara melihat probabilitas, yaitu dengan cara melihat ko-
kolom signifikansi (Sig.) dan diperoleh hasil lom signifikansi (Sig.) dan diperoleh hasil
sebagai berikut: sebagai berikut:
Jika Sig. > 0,05 maka Ho diterima, Ha ditolak Jika Sig. > 0,05 maka Ho diterima, Ha ditolak
Jika Sig. < 0,05 maka Ho ditolak , Ha diterima Jika Sig. < 0,05 maka Ho ditolak , Ha diterima
Dari hasil pengolahan data diketahui Dari hasil pengolahan data diketahui
nilai tingkat signifikansi sebesar 0,000, kare- nilai tingkat signifikansi sebesar 0,000, kare-
na probabilitas/tingkat signifikansi ini lebih na probabilitas/tingkat signifikansi ini lebih
kecil daripada 0,05 (taraf signifikansi yang kecil daripada 0,05 (taraf signifikansi yang
dipergunakan), dengan demikian Ho dito- dipergunakan), dengan demikian Ho dito-
lak. Hal ini berarti bahwa model regresi ini lak. Hal ini berarti bahwa model regresi ini
dapat dipakai untuk memprediksi tingkat dapat dipakai untuk memprediksi tingkat
kinerja guru. Dengan kata lain: “Terdapat kinerja guru. Dengan kata lain: “Terdapat
pengaruh yang positif dan signifikan antara pengaruh yang positif dan signifikan antara
kepemimpinan kepala sekolah terhadap komitmen guru terhadap kinerja guru”.
kinerja guru”.
Uji Hipotesis 3
Uji Hipotesis 2
Hipotesis yang ketiga dalam peneliti-
Hipotesis yang kedua dalam peneliti- an ini adalah : “Terdapat pengaruh yang po-
an ini adalah : “Terdapat pengaruh yang po- sitif dan signifikan antara disiplin kerja gu-
sitif dan signifikan antara komitmen guru ru terhadap kinerja guru”. Untuk menguji
terhadap kinerja guru”. Untuk menguji hi- hipotesis tersebut maka digunakan analisis
potesis tersebut maka digunakan analisis regresi sederhana dan hasil pengolahan da-
regresi sederhana dan hasil pengolahan da- ta dapat dijelaskan hal-hal sebagai berikut :
ta dapat dijelaskan hal-hal sebagai berikut Angka R sebesar 0,465 menunjukkan
Angka R sebesar 0,397 menunjukkan bahwa terdapat korelasi/ hubungan antara
bahwa terdapat korelasi/ hubungan antara variabel kinerja guru dengan variabel inde-
variabel kinerja guru dengan variabel inde- pendennya yaitu disiplin kerja guru dan
pendennya yaitu komitmen guru dan dapat dapat dikatagorikan “cukup”.
dikatagorikan “cukup”. Angka R Square atau Koefisien Deter-
Angka R Square atau Koefisien Deter- minasi adalah sebesar positif 0,216 (berasal
minasi adalah sebesar positif 0,158 (berasal dari 0,465 x 0,465). Hal ini berati bahwa vari-
dari 0,397 x 0,397). Hal ini berati bahwa vari- asi dari variabel kinerja guru dapat dijelas-
Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan
Volume 6, No 2, September 2018
158 − Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan
kan oleh variabel disiplin kerja guru sebesar 24,7%, sedangkan sisanya sebesar (100-
21,6,2%, sedangkan sisanya sebesar (100- 24,7= 75,3) atau 75,3% dijelaskan oleh faktor
21,6 = 78,4) atau 78,4% dijelaskan oleh faktor yang lain.
yang lain. Persamaan regresi yang diperoleh
Persamaan regresi yang diperoleh adalah sebagai berikut:
adalah sebagai berikut: Y= 57.969+0.497X1
Y= -6.718+0.317 X1 Koefisien regresi 0.497 menunjukkan bahwa
Koefisien regresi 0,317 menunjukkan bahwa setiap budaya sekolah bertambah bertam-
setiap disiplin kerja guru bertambah ber- bah 1 poin, maka kinerja guru akan bertam-
tambah 1 poin, maka kinerja guru akan bah 0,497 poin. Dari hasil pengolahan data
bertambah 0,317 poin. Sedangkan untuk diketahui nilai tingkat signifikansi sebesar
menguji signifikansi konstanta dan setiap 0,000, karena probabilitas/tingkat signifi-
variabel independen dibangun Hapotesis kansi ini lebih kecil daripada 0,05 (taraf
sebagai berikut: signifikansi yang dipergunakan), dengan
Ho = Koefisien Regresi Tidak Signifikan demikian Ho ditolak. Hal ini berarti bahwa
Ha = Koefisien Regresi Signifikan model regresi ini dapat dipakai untuk mem-
Pengambilan keputusan berdasarkan prob- prediksi tingkat kinerja guru. Dengan kata
abilitas, yaitu dengan cara melihat kolom lain: “Terdapat pengaruh yang positif dan
signifikansi (Sig.) dan diperoleh hasil se- signifikan antara budaya sekolah terhadap
bagai berikut: kinerja guru”.
Jika Sig. > 0,05 maka Ho diterima, Ha ditolak
Jika Sig. < 0,05 maka Ho ditolak , Ha diterima Uji Hipotesis 5
Dari hasil pengolahan data diketahui Hipotesis yang kelima dalam peneli-
nilai tingkat signifikansi sebesar 0,000, kare- tian ini adalah : “Terdapat pengaruh yang
na probabilitas/tingkat signifikansi ini lebih positif dan signifikan antara kepemimpinan
kecil daripada 0,05 (taraf signifikansi yang kepala sekolah, komitmen guru, disiplin
dipergunakan), dengan demikian Ho dito- kerja guru dan budaya sekolah secara si-
lak. Hal ini berarti bahwa model regresi ini multan terhadap kinerja guru”. Untuk
dapat dipakai untuk memprediksi tingkat menguji hipotesis tersebut maka digunakan
kinerja guru. Dengan kata lain: “Terdapat analisis regresi berganda dan hasil peng-
pengaruh yang positif dan signifikan antara olahan data dapat dijelaskan hal-hal sebagai
disiplin kerja guru terhadap kinerja guru”. berikut:
Angka R sebesar 0.715 menunjukkan
Uji Hipotesis 4 bahwa terdapat korelasi/ hubungan antara
Hipotesis yang keempat dalam pene- variabel kinerja guru dengan semua varia-
litian ini adalah : “Terdapat pengaruh yang bel independennya yaitu kepemimpinan ke-
positif dan signifikan antara budaya seko- pala sekolah, komitmen guru, disiplin kerja
lah terhadap kinerja guru”. Untuk menguji guru dan budaya sekolah secara simulatan
hipotesis tersebut maka digunakan analisis (bersama-sama) dan dapat dikatagorikan
regresi sederhana dan hasil pengolahan d- “kuat”.
ata dapat dijelaskan hal-hal sebagai berikut: Angka R Square atau Koefisien Deter-
Angka R sebesar 0,497 menunjukkan minasi adalah sebesar positif 0.512 (berasal
bahwa terdapat korelasi/hubungan antara dari 0,715 x 0,715). Hal ini berati bahwa vari-
variabel kinerja guru dengan variabel inde- asi dari variabel kinerja guru dapat dijelas-
pendennya yaitu budaya sekolah dan dapat kan oleh variabel kepemimpinan kepala,
dikatagorikan “cukup”. komitmen guru, disiplin kerja guru dan bu-
Angka R Square atau Koefisien Deter- daya sekolah secara simulatan (bersama-
minasi adalah sebesar positif 0,247 (berasal sama) sebesar 51,2%, sedangkan sisanya se-
dari 0,497 x 0,497). Hal ini berati bahwa vari- besar (100-51,2 = 48,8) atau 48,8% dijelaskan
asi dari variabel kinerja guru dapat dijelas- oleh faktor yang lain.
kan oleh variabel budaya sekolah sebesar
Persamaan regresi yang diperoleh nyai sumbangan efektif sebesar 8,9%, disip-
adalah sebagai berikut: lin kerja sebesar 11,4% dan budaya sekolah
Y= -6.718+0.317 X1+0.225 X2 +0.265 sebesar 16,1%.
X3+0.323 X4 Selain diketahui besarnya sumbangan
Persamaan tersebut menunjukkan efektif untuk masing-masing variabel, hasil
bahwa nilai koefisien X1 sebesar 0.317 yang perhitungan juga menunjukkan besarnya
berarti kepemimpinan kepala sekolah (X1) sumbangan relatif untuk masing-masing
meningkat 1 poin maka kinerja guru (Y) variabel bebas. Variabel kepemimpinan ke-
akan meningkat 0.317 poin dengan asumsi pala sekolah sebesar 28.9%, komitmen guru
X2, X3, X4 tetap. Selanjutnya koefisien X2 sebesar 17,4%, disiplin kerja sebesar 22,3%
sebesar 0.225 yang berarti apabila nilai ko- dan budaya sekolah sebesar 31,4%.
mitmen guru (X2) meningkat 1 poin maka
pertambahan nilai pada kinerja guru (Y) Pembahasan
akan meningkat 0.225 dengan asumsi X1, Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah ter-
X3, X4 tetap. Koefisien X3 sebesar 0.265 hadap Kinerja Guru di SMK Kabupaten Sleman
yang berarti apabila nilai disiplin kerja guru Hasil penelitian ini menunjukkan
(X3) meningkat 1 poin maka pertambahan bahwa kepemimpinan kepala sekolah ber-
nilai pada kinerja guru (Y) akan meningkat pengaruh positif dan signifikan terhadap
0.265 dengan asumsi X1, X2, X4 tetap. Koefi- kinerja guru SMK Kabupaten Sleman. Hasil
sien X4 sebesar 0.323 yang berarti apabila penelitian ini sesuai dengan pendapat
nilai budaya sekolah (X4) meningkat 1 poin Mulyasa (2007, p. 140) bahwa salah satu
maka pertambahan nilai pada kinerja guru faktor yang mempengaruhi kinerja guru
(Y) akan meningkat 0.323 dengan asumsi adalah manajemen termasuk dalam hal ini
X1, X2, X3 tetap. kepemimpinan kepala sekolah. Hasil pene-
Dari hasil pengolahan data diketahui litian ini senada dengan hasil temuan dari
nilai tingkat signifikansi sebesar 0,000, kare- Munfangati & Widodo (2014, p. 230) yang
na probabilitas/tingkat signifikansi ini lebih menyatakan bahwa kinerja guru ditinjau
kecil daripada 0,05 (taraf signifikansi yang dari nilai kompetensi yang dilakukan oleh
dipergunakan), dengan demikian Ho dito- Kepala Sekolah menunjukkan pencapaian
lak. Hal ini berarti bahwa model regresi ini sebesar 80,25% yang berarti baik.
dapat dipakai untuk memprediksi tingkat Dengan demikian dapat diketahui
kinerja guru. Dengan kata lain: “Terdapat bahwa semakin baik kepemimpinan kepala
pengaruh yang positif dan signifikan antara sekolah, maka semakin baik pula kinerja
kepemimpinan kepala sekolah, komitmen guru. Begitu sebaliknya semakin kurang
guru, disiplin kerja dan budaya sekolah baik kepemimpinan kepala sekolah dalam
secara simultan terhadap kinerja guru” manajemen sekolah, maka semakin kurang
baik pula kinerja guru di SMK Kabupaten
Sumbangan Efektif dan Sumbangan Relatif
Sleman.
Berdasarkan hasil analisis regresi gan-
Pengaruh Komitmen Guru terhadap Kinerja
da dapat diketahui besarnya Sumbangan
Guru di SMK Kabupaten Sleman
Efektif (SE) dan Sumbangan Relatif (SR)
setiap variabel bebas (kepemimpinan kepa- Hasil penelitian ini menunjukkan
la sekolah, komitmen guru, disiplin kerja bahwa komitmen guru berpengaruh positif
dan budaya sekolah) terhadap variabel ter- dan signifikan terhadap kinerja guru di
ikat (kinerja guru). SMK Kabupaten Sleman. Hasil penelitian
Besarnya bobot sumbangan efektif ini sesuai dengan pendapat Hasibuan &
untuk masing masing variabel bebas dan Moedjiono (2006, p. 40) bahwa salah satu
variabel terikat pada penelitian ini adalah faktor yang mempengaruhi kinerja guru
sebagai berikut: Variabel kepemimpinan ke- dalam melaksanakan tugas mengajar yakni
pala sekolah mempunyai sumbangan efek- faktor perilaku guru. Faktor perilaku guru
tif sebesar 14.8%, komitmen guru mempu- sangat menentukan proses keberhasilan
Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan
Volume 6, No 2, September 2018
160 − Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan
kepala sekolah, dan lingkungan termasuk kut : variabel kepemimpinan kepala sekolah
budaya sekolah. Hasil penelitian ini juga mempunyai sumbangan efektif sebesar
sesuai dengan pendapat Hasibuan & 14,8%, komitmen guru mempunyai sum-
Moedjiono (2006, p.40) bahwa faktor yang bangan efektif sebesar 8,9%, disiplin kerja
mempengaruhi kinerja guru dalam melak- mempunyai sumbangan efektif sebesar
sanakan tugas mengajar dyakni faktor ling- 11,4% dan budaya sekolah mempunyai
kungan dan faktor perilaku guru. Faktor sumbangan efektif sebesar 16,1%.
lingkungan sangat mempengaruhi tugas Berdasarkan simpulan penelitian, ada
guru pada tahap sebelum pengajaran dan beberapa saran yang dapat disampaikan
dalam menyusun suatu pelajaran. Yang ter- yaitu sebagai berikut. Pertama, bagi pihak
masuk kedalam faktor lingkungan dianta- sekolah agar dapat menciptakan budaya se-
ranya budaya sekolah. Sementara faktor pe- kolah yang kondusif yang dapat mendu-
rilaku guru sangat menentukan proses ke- kung kinerja guru seperti menumbuhkan
berhasilan belajar siswa. Perilaku-perilaku kerja sama, rasa persahabatan, dan saling
yang harus dilaksanakan guru diantara de- mendukung dalam mencapai tujuan seko-
ngan kedisiplinan kerja guru dan komitmen lah. Kedua, bagi guru agar meningkatkan
guru pada sekolah. komitmen dan disiplin kerja seperti tepat
Dengan demikian dapat disimpulkan waktu ketika datang ke sekolah, patuh ter-
bahwa kepemimpinan sekolah, komitmen hadap peraturan yang berlaku di sekolah
guru, disiplin kerja dan budaya sekolah ber- dan loyal terhadap sekolah. Ketiga, bagi
pangaruh secara simultan terhadap kinerja peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini da-
guru di SMK Kabupaten Sleman. Semakin pat menjadi bahan pertimbangan dan dapat
baik kepemimpinan sekolah, komitmen gu- melanjutkan penelitian dengan meneliti
ru, disiplin kerja dan budaya sekolah, maka faktor-faktor lainnya yang mempengaruhi
semakin baik pula kinerja guru di SMK kinerja guru seperti faktor kompensasi dan
Kabupaten Sleman. faktor kreativitas guru.