Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA

PASIEN DENGAN DEFISIST PERAWATAN DIRI DI RUMAH BERDAYA

PADA TANGGAL 08 s/d 14 FEBRUARI 2021

OLEH :

NI PUTU KARISMA DEVI

C1118012/ VA. Keperawatan

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATANBINA USADA BALI

TAHUN AJARAN 2021


1. Konsep Dasar Penyakit
a. Definisi
 Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhannya,kesehatan dan kesejateraan sesuai dengan kondisi
kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperatawan dirinya jika tidak dapat
melakukan keperawatan diri (Depkes, 2010)
 Defisit perawatan diri adalah kurangnya perawatan diri pada pasien dengan
gangguan jiwa terjadi akibat adanya perubahan proses pikir sehingga
kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri menurun. Kurang
perawatan diri terlihat dari ketidakmampuan merawat kebersihan diri
antaranya mandi, makan minum secara mandiri, berhias secara mandiri,
toileting (BAK/BAB) (Damaiyanti, 2012)
b. Etiologi
Menurut Depkes (2010), penyebab kurang perawatan diri adalah
 Faktor predisposisi

1) Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga
perkembangan inisiatif terganggu

2) Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan
perawatan diri.
3) Kemampuan realitas turun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang
menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk
perawatan diri.
4) Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri
lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan
dalam perawatan diri.
 Faktor presipitasi

Yang merupakan faktor presiptasi defisit perawatan diri adalah


kurang penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas,
lelah/lemah yang dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang
mampu melakukan perawatan diri.

 Menurut Depkes (2010) Faktor – faktor yang mempengaruhi personal


hygiene adalah:

1) Gambaran diri
Gambaran diri individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi
kebersihan diri misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga
individu tidak peduli dengan kebersihan dirinya.
2) Praktik Sosial
Pada anak – anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka
kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene.

3) Status Sosial Ekonomi


Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi,
sikat gigi, shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk
menyediakannya.

4) Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan
yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien
penderita diabetes mellitus ia harus menjaga kebersihan kakinya.

5) Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh
dimandikan
6) Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam
perawatan diri seperti penggunaan sabun, sampo dan lain – lain.

7) Kondisi fisik atau psikis


Pada keadaan tertentu / sakit kemampuan untuk merawat diri
berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya

 Dampak yang sering timbul pada maslah personal hygine

1) Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak
terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik,gangguan fisik
yang sering terjadi adalah: gangguan intleglitas kulit, gangguan
membrane mukosa mulut, infeksi mata dan telinga dan gangguan fisik
pada kuku

2) Dampak psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygine adalah
gangguan kebutuhan aman nyaman , kebutuhan cinta mencintai,
kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial
(Damaiyanti, 2012)
c. Proses Terjadinya Masalah/ Rentang Respon

Adatif maladaptif

Pola perawatan diri Kadang perawatan Tidak melakukan

seimbang diri kadang tidak perawatan diri pada saat

stres

1) Pola perawatan diri seimbang: saat pasien mendapatkan stressor dan mampu
ntuk berperilaku adatif maka pola perawatan yang dilakukan klien seimbang,
klien masih melakukan perawatan diri
2) Kadang melakukan perawatan diri kadang tidak: saat pasien mendapatan
stressor kadang-kadang pasien tidak menperhatikan perawatan dirinya
3) Tidak melakukan perawatan diri: klien mengatakan dia tidak perduli dan
tidak bisa melakukan perawatan saat stresso (Ade, 2011)

d. Klasifikasi
Menurut (Damaiyanti, 2012) jenis perawatan diri terdiri dari :

a. Defisit perawatan diri : mandi


Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan
mandi/beraktivitas perawatan diri sendiri

b. Defisit perawatan diri : berpakaian


Hambatan kemampuan untuk melakukan ata menyelesaikan aktivitas
berpakaian dan berhias untuk diri sendiri.
c. Defisit perawatan diri : makan
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas
sendiri

d. Defisit perawatan diri : eliminasi


Hambatn kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas
eliminasi sendiri.

e. Manifestasi Klinis/ Tanda Dan Gejala


Tanda dan gejala defisit dar menurut adalah (Damaiyanti, 2012) sebagai berikut:

a. Mandi/hygine
Klien mengalami ketidakmapuan dalam membersihkan badan, memperoleh
atau mendapatkan sumber air, mengatur suhu atau aliran air mandi,
mendapatkan perlengkapan mandi, mengerikan tubuh, serta masuk dan
keluar kamar mandi
b. Berpakaian
Klien mempunyai kelemahan dalam meletakan atau mengambil potongan
pakian, menangalkan pakaian, serta memperoleh atau menukar pakaian.
c. Makan
Klien mempunyai ketidak mampuan dalam menelan makanan,
mempersiapkan makanan, menangani perkakas, mengunyah makanan,
menggunakan alat tambahan, mendapat makanan, membuka container,
memanipulasi makanan dalam mulut, mengambil makanandari wadah lalu
memasukan ke mulut, melengkapi makanan,mencerna makanan menurut
cara yang diterima masyarakat, mengambil cangkir atau gelas, serta
mencerna cukup makanan dengan aman
d. Eliminasi
Klien memiliki kebatasan atau krtidakmampuan dalam mendapatkan
jamban atau kamar kecil atau bangkit dari jamban, memanipulasi pakaian
toileting, membersihkan diri setelah BAK/BAB dengan tepat, dan
menyiram toilet atau kamar kecil.

Menurut Depkes (2010) tanda dan gejala klien dengan defisit perawatan diri
adalah:

1) Fisik
a) Badan bau, pakaian kotor
b) Rambut dan kulit kotor
c) Kuku panjang dan kotor
d) Gigi kotor disertai mulut bau
e) Penampilan tidak rapi.
2) Psikologis
a) Malas, tidak ada inisiatif
b) Menarik diri, isolasi diri
c) Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina.
3) Social
a) Interaksi kurang
b) Kegiatan kurang
c) Tidak mampu berperilaku sesuai norma
d) Cara makan tidak teratur
e) BAK dan BAB di sembarang tempat, gosok gigi dan mandi tidak mampu
mandiri.
f. Pohon Masalah

g. Penatalaksanaan
1) Farmakologi
a Obat anti psikosis : Penozotin.
b Obat anti depresi : Amitripilin.
c Obat anti ansietas : Diasepam, bromozepam, clobozam.
d Obat insomnia : Phnebarbital.
2) Terapi
a Terapi Keluarga
Berfokus pada keluarga dimana keluarga membantu mengatasi masalah
klien dengan memberikan perhatian :
 Jangan memancing emosi klien.
 Libatkan klien dengan kegiatan yang berhubungan dengan keluarga.
 Berikan kesempatan klien mengemukakan pendapat.
 Dengarkan, bantu, dan anjurkan klien untuk mengemukakan masalah
yang dialaminya.
b Terapi Aktivitas Kelompok
Berfokus pada dukungan dan perkembangan, keterampilan sosial, atau
altivitas lainnya, dengan berdiskusi serta bermain untuk mengembalikan
keadaan klien karena masalah sebagian orang merupakan perasaan dan
tungkah laku pada orang lain. Ada 5 sesi yang harus dilakukan :
 Manfaat perawatan diri.
 Menjaga kebersihan diri.
 Tata cara makan dan minum.
 Tata cara eliminasi.
 5Tata cara berhias.
c Terapi Musik
Dengan musik klien bisa terhibur rileks, dan bermain untuk mengembalikan
kesadaran klien.
2. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
Menurut NANDA (2012) dalam Mukhripah Damaiyanti (2014) pengkajian
Defisit Perawatan Diri yaitu:
1) Komponen yang harus di perhatikan oleh seorang perawat dalam mengkaji
Defisit Perawatan Diri:
a) Kaji membran mukosa oral dan kebersihan tubuh setiap hari
b) Kaji kondisi kulit saat mandi
c) Bantu perawatan diri : mandi/hygiene: pantau kebersihan kuku sesuai
kemampuan perawatan diri pasien
d) Kaji tingkat energi dan toleransi terhadap aktivitas
e) Kaji kemampuan untuk mengunyah dan menelan
f) Kaji asupan terhadap keadekuatan asupan nutrisi
2) Data yang bisa ditemukan dalam Defisit Perawatan Diri:
a) Data Primer (Subjektif) :
1. Klien mengatakan dirinya malas mandi karena airnya dingin, atau di
RS tidak tersedia alat mandi
2. Klien mengatakan dirinya malas berdandan
3. Klien mengatakan ingin disuapi makan
4. Klien mengatakan jarang membersihkan alat kelaminnya setelah
BAK maupun BAB
b) Data Sekunder (Objektif):
1. Ketidakmampuan mandi/membersihkan diri ditandai dengan rambut
kotor, gigi kotor, kulit berdaki dan berbau, serta kuku panjang dan
kotor.
2. Ketidakmampuan berpakaian/berhias ditandai dengan rambut acak-
acakan, pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, tidak
bercukur (laki-laki), atau tidak berdandan (perempuan).
3. Ketidakmampuan makan secara mandiri ditandai dengan
ketidakmampuan mengambil makanan sendiri, makan berceceran,
dan makan tidak pada tempatnya
4. Ketidakmampuan BAB/BAK secara mandiri ditandai dengan
BAB/BAK tidak pada tempatnya, tidak membersihkan diri dengan
baik setelah BAB/BAK

b. Diagnosa Keperawatan
Menurut Heather (2015)
1) Defisit perawatan diri: mandi.
2) Defisit perawatan diri: berpakaian.
3) Defisit perawatan diri: makan.
4) Defisit perawatan diri: eliminasi.
c. Strategi Pelaksanaan

1 DEFISIT PA 1. Identifikasi masalah 1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi 1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi kegiatan latihan
PERAW SIE perawatan diri: kebersihan diri. Beri kegiatan kebersihan diri, perawatan diri:
ATAN N kebersihan diri, pujian. kebersihan berdandan dan kebersihan diri,
DIRI berdandan, 2. Jelaskan cara dan diri dan makan dan minum. berdandan, makan dan
makan/minum, alat untuk berdandan. Beri pujian. minum, BAB dan BAK.
BAB/BAK. berdandan. Beri pujian. 2. Jelaskan cara BAB Beri pujian.
2. Jelaskan pentingnya 3. Latih cara 2. Jelaskan dan BAK yang baik. 2. Latih kegiatan harian.
kebersihan diri. berdandan setelah cara dan alat 3. Latih BAB dan 3. Nilai kemampuan yang
3. Jelaskan cara dan kebersihan diri: makan dan BAK yang baik. telah mandiri.
alat kebersihan diri. sisiran, rias muka minum. 4. Masukkan pada 4. Nilai apakah perawatan
4. Latih cara menjaga untuk perempuan, 3. Latih cara jadual kegiatan diri telah baik
kebersihan sisiran, cukuran makan dan untuk latihan
diri:mandi dan ganti untuk pria. minum yang kebersihan diri,
pakaian, sikat gigi, 4. Masukkan pada baik. berdandan dan
cuci rambut, potong jadual kegiatan 4. Masukkan makan dan minum
kuku. untuk kebersihan pada jadual yang baik, BAB dan
diri dan berdandan kegiatan BAK.
5. Masukkan pada untuk
jadual kegiatan latihan
untuk latihan kebersihan
mandi, sikat gigi (2 diri,
kali per hari), cuci berdandan
rambut (2 kali per dan makan
minggu), potong dan minum
kuku (1 kali per yang baik.
minggu).
KE 1. Diskusikan 1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi 1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi kegiatan
LU masalah yang keluarga dalam kegiatan keluarga dalam keluarga dalam merawat/
AR dirasakan dalam merawat/ melatih keluarga merawat/ melatih melatih pasien kebersihan
GA merawat pasien. pasien kebersihan dalam pasien kebersihan diri, berdandan, makan
2. Jelaskan diri. Beri pujian. merawat/ diri, berdandan, dan minum, BAB dan
pengertian, tanda 2. Bimbing keluarga melatih makan dan minum. BAK. Beri pujian.
dan gejala, dan membantu pasien pasien Beri pujian. 2. Nilai kemampuan
proses terjadinya berdandan. kebersihan 2. Bimbing keluarga merawat pasien.
defisit perawatan 3. Anjurkan diri dan merawat BAB dan
membantu pasien BAK pasien.
diri (gunakan sesuai jadual dan berdandan. 3. Jelaskan follow up 3. Nilai kemampuan
booklet). memberi pujian. Beri pujian. ke PKM, tanda keluarga melakukan
3. Jelaskan cara 2. Bimbing kambuh, rujukan. kontrol ke PKM.
merawat defisit keluarga 4. Anjurkan
perawatan diri. membantu membantu pasien
4. Latih cara merawat makan dan sesuai jadual dan
kebersihan diri minum memberi pujian.
5. Anjurkan pasien.
membantu pasien 3. Anjurkan
sesuai jadual dan membantu
memberikan pujian. pasien
sesuai
jadual dan
memberi
pujian.
SETRATEGI PELAKSANAAN
DEFISIST PERAWATAN DIRI

SP PASIEN PERENCANAAN

SP 1 1. Identifikasi masalah perawatan diri: kebersihan diri,


berdandan, makan/minum, BAB/BAK
2. Jelaskan pentingnya kebersihan diri
3. Jalaskan cara dan alat kebersihan diri
4. Latih cara menjaga kebersihan diri: mandi dan ganti
pakaian, sikat gigi, cuci rambut, potong kuku
5. Masukan pada jadual kegiatan untuk latihan mandi,
sikat gigi (2 kali per hari), cuci rambut (2 kali per
minggu), potong kuku (satu
kali per minggu)
SP 2 1. Evaluasi kegiatan kebersihan diri. Beri pujian
2. Jelaskan cara dan alat untuk berdandan
3. Latih cara berdandan setelah kebersihan diri: sisiran,
rias muka untuk perempuan; sisiran, cukuran untuk pria
4. Masukkan pada jadual kegiatan untuk kebersihan diri
dan berdandan
SP 3 1. Evaluasi kegiatan kebersihan diri dan berdandan.
Beri pujian
2. Jelaskan cara dan alat makan dan minum
3. Latih cara makan dan minum yang baik
4. Masukkan pada jadual kegiatan untuk latihan
kebersihan diri, berdandan dan makan & minum yang
baik
SP 4 1. Evaluasi kegiatan kebersihan diri, berdandan,
makan & minum. Beri pujian
2. Jelaskan cara BAB dan BAK yang baik
3. Latih BAB dan BAK yang baik
4. Masukkan pada jadual kegiatan untuk latihan
kebersihan diri, berdandan, makan & minum dan
BAB&BAK
SP KELUARAGA PERENCANAAN

SP 1 1. Diskusikan masalah yg dirasakan dalam merawat


pasien
2. Jelaskan pengertian, tanda & gejala, dan proses
terjadinya defisit perawatan diri (gunakan booklet)
3. Jelaskan cara merawat defisit perawatan diri
4. Latih cara merawat : kebersihan diri
5. Anjurkan membantu pasien sesuai jadual dan
memberikan pujian
SP 2 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam
merawat/melatih pasien kebersihan diri. Beri pujian
2. Bimbing keluarga membantu pasien
berdandan
3. Anjurkan membantu pasien sesuai jadual dan
memberi pujian
SP 3 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat/melatih
pasien kebersihan diri dan berdandan. Beri pujian
2. Bimbing keluarga membantu makan &
minum pasien
3. Anjurkan membantu pasien sesuai jadual dan
berikan pujian
SP 4 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam
merawat/melatih pasien kebersihan diri,
berdandan, makan & minum. Beri pujian
2. Bimbing keluarga merawat BAB dan BAK
pasien
3. Jelaskan follow up ke PKM, tanda kambuh,
rujukan
4. Anjurkan membantu pasien sesuai jadual dan
memberikan pujian
d. Evaluasi

Tgl Dx. Kep Evaluasi


Sp. 1 Pasien Defisit S:
Perawatan Diri : Mandi
 Klien mau menjawab salam dan mengatakan
selamat pagi, dan nama lengkap.

 Klien mengatakan lebih segar setelah mandi

O:

 Klien mau berjabat tangan dengan perawat

 Klien terlihat bersih dan kulit bersih

A : SP 1 Pasien defisit perawatan diri : Mandi


tercapai

P : Lanjutkan SP 2 Pasien defisit perawatan diri :


Makan dan Minum

Tgl Dx. Kep Evaluasi


Sp. 2 Pasien Defisit S:
Perawatan Diri : Makan
 Klien mau menyebutkan manfaat makan dan
dan Minum
minum

O:

 Klien mau bertatap mata dengan perawat

 Klien terlihat makan dengan piring di meja makan


dan minum dengan gelas.
A : SP 2 Pasien defisit perawatan diri : Makan dan
Minun tercapai

P : Lanjutkan SP 3 Pasien defisit perawatan diri :


Toileting (BAB dan BAK).

Tgl Dx. Kep Evaluasi


Sp. 3 Pasien Defisit S:
Perawatan Diri :
 Klien dapat menyebutkan manfaat BAB dan BAK
Toileting (BAB dan
di toilet
BAK)
 Klien menyebutkan tata cara BAB dan BAK yang
baik dan benar.

O:

 Klien terlihat BAB dan BAK di toilet

 Klien membersihkan diri setelah BAK / BAB

A : SP 3 Pasien defisit perawatan diri : Toileting


teratasi

P : Lanjutkan SP 4 Pasien defisit perawatan diri :


Berpakaian dan berdandan

Tgl Dx. Kep Evaluasi


SP 1 Pasien deficit S:
perawatan diri :
 Klien dapat menyebutkan manfaat berpakaian dan
Berpakaian dan
berdandan
berdandan
O:

 Klien terlihat memakai pakaian nya sendiri

 Klien terlihat memakai bedak dan lipstik

A : SP 4 Pasien defisit perawatan diri : Berhias


teratasi

P : Lanjutkan SP Pasien Defisit Perawatan Diri


DAFTAR PUSTAKA

Damaiyanti. (2012). Asuhan keperawatan Jiwa. Bandung: PT Refika


Aditama.

Depkes, R. (2010). Keperawatan Jiwa : Teori dan Tindakan keperawatan


Jiwa.Jakarta: Depkes RI.

Herman ade. (2011). buku ajar asuhan keperawatan jiwa.


yogyakarta: nuha medika.

Keliat, B. A., dkk. (2011). Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas


: CMHN

(Basic Course).Yogyakarta: EGC.Kelliat, B., A, dkk. (2006). Proses


Keperawatan Kesehatan Jiwa :Edisi 2.
Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai