Tugas Makalah Kelompok HTE 1 Fix
Tugas Makalah Kelompok HTE 1 Fix
Anggota Kelompok 1 :
Fakultas Hukum
Universitas Andalas
2020
1
DAFTAR ISI
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang …………………………………………………………………… 4
B. Rumusan Masalah ……………………………………………………………… 4
C. Tujuan Pembahasan ……………………………………………………………… 4
BAB II
A. Konsepsi Umum Perlindungan Privasi Data dan/atau Informasi Pribadi ……5
B. Ketentuan Hukum Mengenai Perlindungan Privasi Data Pribadi di Beberapa
Negara……………………………………………………………………………….8
C. Perlindungan Data dan/atau Informasi Pribadi di Indonesia ………………… 12
D. Perlindungan Data dan/atau Informasi Pribadi di Internet ……………………16
E. Perlindungan Hukum Atas Privasi Data dan/atau Informasi Pribadi
di Internet …………………………………………………………………………..19
Penutup …………………………………………………………………………………………20
2
Kata Pengantar
Perkembangan teknologi saat ini berkembang dengan sangat pesat, yang menjadi
salah satu dampak globalisasi yang tidak dapat dihindari. Teknologi informasi telah
mempengaruhi cara berpikir manusia dan beraktivitas tanpa melihat latar belakang ras,
gender, usia, status dan keyakinan. Tidak dapat dipungkiri bahwa teknologi informasi
merupakan lokomotif yang dahsyat dalam mendorong transformasi sosial diseluruh dunia
dalam beberapa dasawarsa terakhir. Teknologi bukan lagi sesuatu yang asing di
Indonesia. Demikian juga, seorang pelajar atau mahasiswa akan kehilangan jati dirinya
bila dia tidak memiliki akses kepada internet
Kemajuan teknologi mempunyai dampak positif dan dampak negatif. Dampak
positif salah satunya memberikan kemudahan terutama dalam memperoleh informasi dan
komunikasi yang menyebabkan hubungan dunia menjadi tanpa batas. Sedangkan dampak
negatifnya, internet dapat membuka peluang terhadap terjadinya bentuk-bentuk kejahatan
diantaranya pencemaran nama baik, penipuan, pemalsuan dan lain-lain.
Dengan dibuatnya makalah ini, pemateri berharap agar pembaca dapat
menyiapkan diri atas perkembangan teknologi yang ada sehingga menghilangkan
perdebatan-perdebatan yang akan timbul, dan juga pemateri berharap agar makalah ini
dapat memperkaya pembaca dengan pemahaman baru dalam persoalan Transaksi
Elektronik/Telematika.
Kelompok 1
3
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Pada era globalisasi penggunaan media telekomunikasi dan teknologi informasi
menempati kedudukan yang penting dalam memudahkan proses transaksibisnis
secaraumumdanperdaganganbebas secarakhusus seperti telah diutarakan di atas. Selain
itu, Jack Febrian berpendapat : Evolusi teknologi telekomunikasi dan teknologi informasi
dimulai dari inovasi teknologi sistem informasi yang berbasis pada integrasi antara
teknologi komunikasi dengan teknologi komputer, yang disebut Interconnection
Networking atau disingkat dengan INTERNET, yang dapat diartikan sebagai global
network of computer networks atau sebuah jaringan komputerdalam skala global dan
mendunia.
Hadirnya teknologi komputer yang diproduksi untuk konsumsi masyarakat, dan
munculnya jaringan internet yang menghubungkan dunia tanpa mengenal batas-batas
negara bermaksud untuk mempermudah terpenuhinya segala aktivitas dan kebutuhan
manusia di dunia. Inovasi di bidang teknologi informasi diyakini akan membawa
keuntungan dan kemudahan dalam berbagai kepentingan yang besar bagi masyarakat dan
negara-negara di dunia.
B. Rumusan Masalah
1. Apa maksud dari Privasi?
2. Apa makna dari Perlindungan Data?
3. Apakah ada pengaturan tentang Perlindungan Data dan Privasi?
C. Tujuan Pembahasan
1. Memahami pengertian Privasi dan Perlindungan Data
2. Mengetahui pengaturan tentang Perlindungan Data Pribadi dan Privasi
3. Mengedukasi pembaca tentang konsep Perlindungan Data Pribadi dan Privasi
sebagaimana yang diatur dalam Undang-Undang .
4
BAB II
David Flaherty, Komisaris dari Perlindungan Data untuk British Columbia, juga
telah menyediakan daftar deskripsi tentang infromasi yang berhubungan dengan privasi
yaitu :
5
- the right to individuality autonomy;
- the right to be left alone;
- the right to a private life;
- the right to control infromation about oneself;
- the right to limit accessibility;
- the right to exclusive control of access to private realms;
- the right to minimize intrusiveness;
- the right to expect confidentiality;
- the right to enjoy solitude;
- the right to enjoy intimacy;
- the right to enjoy anonymity;
- the right to enjoy reserve; and
- the right to secrety.
Pada umumnya ada tiga aspek dari privasi yaitu privasi mnegenai pribadi
seseorang (Privacy of a Person’s Persona), privasi dari data tentang seseorang ( Privacy
of Data About a Person), dan privasi atas komunikasi seseorang (Privacy of a Person’s
Communications).
6
Hak privasi dapat juga mengikat pada informasi mengenai seseorang yang
dikumpulkan dan digunakan oleh orang lain. Termasuk di dalamnya sebagai
contoh, informasi tentang kebiasaan seseorang, catatan medis, agama dan
keanggotaan dalam partai politik, catatan pajak, data-data karyawan, catatan
asuransi, catatan tindak pidana dan lain sebagainya. Penyalahgunaan Informasi-
informasi yang dikumpulkan atas anggota suatu organisasi/Lembaga atau atas
pelanggan-pelanggan dari suatu perusahaan termasuk pelanggaran hak privasi
seseorang.
7
B. Ketentuan Hukum Mengenai Perlindungan Privasi Data Pribadi di
Beberapa Negara
Sejarah mencatat bahwa negara yang mengundangkan untuk pertama kalinya
undang-undang perlindungan data adalah negara bagian Hesse di Jerman yaitu pada
tahun 1970. Kemudian diikuti oleh Swedia pada tahun 1973 dan Amerika Serikat pada
tahun 1974 dan Inggris pada tahun 1984. Hingga kini kurang lebih ada 25 negara di
dunia yang telah mempunyai undang-undang mengenai privasi atau perlindungan data
dan/atau informasi, seperti Australia(Privacy Act 1988), Belgia pada tahun 1993,
Austria(Datenschutzgezets/Data protection Act), Belgia (1993), Canada (The Personal
Information Protection and Electronic Documents Act), Denmark, Finlandia, Jerman,
Hong Kong,Italia, Belanda (1989), Selandia Baru (1993 yang diamandemen tahun
1994), Amerika Serikat (Privacy Act 1974), Inggris (Data Protection Act 1984 yang
diganti dengan Data Protection Act 1998), dan lain-lain.
8
Eropa adalah tempat di mana pertama kalinya ada peraturan mengenai privasi dan
perlindungan data pribadi dalam undang-undang nasional dan sekarang menjadi yang
paling komprehensif dalam memberikan perlindungan terhadap privasi informasi di
dunia. Perlindungan ini adalah sebagai refleksi kesepakatan di antara negara-negara Uni
Eropa bahwa privasi merupakan hak asasi manusia yang sejajar dengan hak-hak asasi
lainnya.
9
B.2.b. Beberapa Pengertian
Dalam undang-undang ini, ditentukan beberapa pengertian sebagai berikut:
- Data adalah setiap informasi yang diproses melalui peralatan yang berfungsi secara
otomatis menanggapi instruksi-instruksi yang diberikan bagi tujuannya dan disimpan
dengan maksud untuk
dapat diproses. Data juga termasuk informasi yang merupakan bagian tertentu dari
catatan-catatan kesehatan, kerja sosial, pendidikan atau yang disimpan sebagai bagian
dari suatu sistem penyimpanan yang relevan. (Pasal 1 ayat (1))
- Data pribadi adalah data yang berhubungan dengan seorang individu yang hidup yang
dapat diidentifikasikan dari data atau dari data-data atau informasi yang dimiliki atau
akan dimiliki oleh data controller. (Pasal 1 ayat (1))
-Data sensitive adalah data pribadi yang terdiri dari informasi yang berhubungan dengan
ras, etnis, dari seorang individu, pendapat politiknya, keyakinan keagamaan,
keanggotaan serikat pekerja, kesehatan fisik dan mental, kehidupan seksual, keberatan-
keberatan oleh atau terhadap dirinya, proses peradilan dan hukuman akibat keberatan-
keberatan tersebut (Pasal2)
10
8. Data pribadi tidak boleh dikirim ke negara atau wilayah lain di luar Wilyah Ekonomi
Eropa kecuali jika negara atau wilayah tersebut menjamin dengan suatu tingkat
perlindungan terhadap hak-hak
dan kebebasan-kebebasan subyek data sehubungan dengan pemrosesan data pribadi.
B.2.e. Pengecualian-pengecualian
Ketentuan-ketentuan dalam undang-undang ini dikecualikan dari masalah
keamanan nasional, kejahatan, perpajakan, dan kesehatan, pendidikan dan kerja sosial.
11
pada umumnya melarang setiap agen pemerintah dari membuka setiap catatany a
berhubungan dengan seseorang tanpa persetujuan orang tersebut.
Informasi mengenai keuangan seseorang sekarang ini secara teratur (rutin)
dikumpulkan oleh banyak institusi-institusi keuangan. Termasuk di antaranya adalah
bank, perusahaan kartu kredit, asosiasi. Secara umum tidak ada satu pembatasan
mengenai penggunaan informasi-informasi tersebut. Namun, ada beberapa statuta yang
mengatur mengenai penggunaan informasi-informasi tertentu oleh pihak-pihak yang
tertentu pula.
12
2) Arsip Statis, yang tidak dipergunakan secara langsung untuk perencanaan,
penyelenggaraan kehidupan berbangsa pada umumnya maupun untuk
penyelenggaraan sehari-hari administrasi negara.
Selanjutnya dalam pasal 3 dinyatakan bahwa Tujuan Kearsipan ialah untuk
menjamin keselamatan bahan pertanggungjawaban nasional tentang perencanaan,
pelaksanaan dan penyelenggaraan kehidupan berbangsa serta untuk menyediakan bahan
pertanggungjawaban tersebut bagi kegiatan pemerintah.
Dengan adanya ketentuan bahwa arsip dapat dirupakan dalam “…bentuk corak apa
pun..”, maka dalam hal ini dapat termasuk pula data elektronik. Mengenai keamanan
data, UU tersebut mencantumkan anccaman pidana terhadap siapa sajayang memiliki
secara melawan hukum dan/atau menyimpan dan dengan sengaja memberitahukan hal-
hal tentang isi arsip tersebut kepada pihak ketiga yang tidak mengetahuinya.
13
lainnya dapat diartikan bahwa termasuk juga dalam dokumen-dokumen misalnya data
pelanggan, data karyawan yang tergolong dalam data dan/atau informasi pribadi.
14
Menurut Peraturan Pemerintah Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Telekomunikasi
yang merupakan peraturan pelaksana dari Undang-Undang No. 36 Tahun 1999 tentang
Telekomunikasi, Internet dimasukkan ke dalam jenis jasa multimedia, yang didefinisikan
sebagai penyelenggaraan jasa telekomunikasi yang menawarkan layanan berbasis
teknologi informasi. Hal tersebut menunjukkan bahwa pengaturan mengenai internet
termasuk di dalam hukum telekomunikasi.
Undang-Undang No. 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi yang baru mulai
berlaku pada tanggal 8 September 2000 mengatur beberapa hal yang berkenaan dengan
kerahasiaan informasi. Antara lain dalam pasal 22 dinyatakan bahwa setiap orang
dilarang melakukan perbuatan tanpa hak, tidak sah, atau manipulasi (a) akses ke jaringan
telekomunikasi; dan atau (b) akses ke jasa telekomunikasi; dan atau (c) akses ke jaringan
telekomunikasi khusus. Bagi pelanggar ketentuan tersebut diancam pidana penjara
maksimal 6 tahun dan/atau denda maksimal Rp 600 juta.
Undang-Undang Telekomunikasi ini juga mengatur kewajiban jasa telekomunikasi
untuk merahasiakan informasi yang dikirim dan atau diterima oleh pelanggan jasa
telekomunikasi melalui jaringan telekomunikasi dan atau jasa telekomunikasi yang
diselenggarakannya. Bagi yang melanggar diancam pidana penjara maksimal 2 tahun dan
atau denda maksimal Rp200 juta.
Namun, penyelenggara jasa telekomunikasi wajib merekam informasi yang
diperlukan untuk keperluan proses peradilan pidana atas permintaan tertulis Jaksa Agung
dan/atau Kepala Kepolisian Republik Indonesia untuk tindak pidana tertentu, yaitu tindak
pidana yang diancam dengan pidana penjara selama 5 tahun ke atas, seumur hidup atau
mati. Permintaan dapat juga diajukan oleh penyidik untuk tindak pidana tertentu sesuai
dengan undang-undang yang berlaku, seperti misalnya tindak pidana yang sesuai dengan
Undang-Undang Psikotropika, Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi dan sebagainya.
15
D. Perlindungan Data dan/atau Informasi Pribadi di Internet
16
Terkadang dalam menggunakan internet terdapat beberapa situs yang
mengharuskan mendaftarkan online agar bisa masuk ke situs tersebut atau bisa
berselancar bebas di internet , dan juga kebanyakan situs mengharuskan setiap
pengunjungnya untuk terlebih dahulu menjadi anggota dari situs tersebut.
Informasi yang dikumpulkan oleh situs kebanyakan memang berupa
informasi yang berhubungan erat dengan pengguna internet. tetapi meskipun
pengguna internet sewaktu mengisis formulir pendaftaran tidak memberikan
informasi yang benar, tetapi situs tetap saja dapat mengetahui ketertaikanya dalam
penggunaan fasilitas – fasilitas di situs tersebut. hal, inilah yang menyebabkan
para pengguna internet khawatir bahwa informasi – informasi tersebut akan
disalah gunakan untuk kepentingan pemasaran produk – produk tertentu yang
tidak dikehendakinya, ataupun untuk lain lain kepentingan.
c. Perdagangan Online ( Online Commerce)
Perdagangan online melalui internet yang telah memberikan banyak
keuntungan sesungguhnya juga telah meningkatkan ancaman terhadap masalah
privasi. Transaksi ini mengharuskan membuka beberapa informasi pribadi seperti
nama, alamat, dan nomor kartu kredit, yang dapat membahayakan pemilik data
tersebut. bagaimana pembeli bisa yakin bahwa pedagang tidak menyalahgunakan
identitas dan nomor kartu kreditnya di luar tujuan untuk memproses jual beli
tersebut. Menyadari berbahayanya membuka data mengenai nomor kartu kredit,
maka saat ini telah dimungkinkan adanya pihak ketiga sehingga data tersebut
tidak mungkin disabotase oelh pihak lain. tetapi pihak ketiga tersebut haruslah
dilindunggi undang undang, hal ini agar tidak adanya penyalahgunaan informasi
tersebut tanpa sepengetahuan dan persetujuan subyek informasi tersebut.
17
.catatan – catatan lainnya seperti catatan kelahiran, kematian perkawinan,
pendaftaran kendaraan bermotor dianggap sebagai informasi public yang dapat
diakses oleh public.
Pada dasarnya di internet terdapat data dana tau informasi pribadi yang tersedia
secara online yang dikumpulkan oleh pemerintah mau pun pihak swasta dalam hal ini
situs operator dengan tujuan tujuan tertentu. bagi pemerintah hal ini dilakukan dalam
rangka memberikan pelayanan public sedangkan oleh situs operator dalam rangka
meningkatkan pelayanan bagi situs pengunjung situs mereka.
Disamping itu ada alasan lain mengapa situs operator menginginkan informasi
pribadi pengunjungnya. informasi pribadi adalah suatu komoditas yang laku terjual,
penjualan dan perdagangan informasi pribadi telah berkembang menjadi industry
yang dapat menghasilkan jutaan dolar. sekarang ini perusahaan perusahaan secara
rutin membayar ribuan dolar untuk mendapatkan informasi pribadi mengenai
pelanggan perusahaan lain . informasi – informasi tersebut akan membantu mereka
dalam membuat strategis pemasaran sehingga dapat menguranggi biaya pemasaran
karena produk dapat langsunh ditawarkan kepada orang yang tepat berdasarkan
minat , kesukaan dan kepribadian mereka yang terungkap dalam informasi
pribadinya. Informasi – informasi tersebut bahkan telah dianggap sebagai asset
perusahaan yang dapat diperjualbelikan yang dapat memberikan pendapatan bagi
perusahaan.
18
E. Perlindungan Hukum Atas Privasi Data dan/atau Informasi Pribadi di
Internet
Secara khusus dalam sistem elektronik, ketentuan mengenai privasi dan data
pribadi dapat ditemukan dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik (“UU ITE”) sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik("UU 19/2016").
Kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan, penggunaan setiap
informasi melalui media elektronik yang menyangkut data pribadi seseorang harus
dilakukan atas persetujuan orang yang bersangkutan. Dalam pemanfaatan teknologi
informasi, perlindungan data pribadi merupakan salah satu bagian dari hak pribadi
(privacy rights).Setiap orang yang dilanggar haknya dapat mengajukan gugatan atas
kerugian yang ditimbulkan berdasarkan UU ITE dan perubahannya. Setiap penyelenggara
sistem elektronik wajib menghapus informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik
yang tidak relevan yang berada di bawah kendalinya atas permintaan orang yang
bersangkutan berdasarkan penetapan pengadilan. Setiap penyelenggara sistem elektronik
juga wajib menyediakan mekanisme penghapusan informasi elektronik dan/atau
dokumen elektronik yang sudah tidak relevan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
19
Penutup
20
DAFTAR PUSTAKA
Makarim. Edmon. 2004. Kompilasi Hukum Telematika. Edisi 1. Cetakan ke-2. Jakarta :
PT. Raja Grafindo Persada.
Barkatullah. Abdul Halim. 2017. Hukum Transaksi Elektronik di Indonesia. Cetakan ke-
1. Bandung : Penerbit Nusa Media
21