BIDANG HAM
A. Latar Belakang
Dasar Hukum Tugas dan Fungsi terkait dengan kegiatan yamng akan dilaksanakan yaitu :
- Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
- Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia;
- Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 28 Tahun
2014 Tentang Organisasi dan tata Kerja Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak
Asasi Manusia;
- Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 26 Tahun
2014 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak
Asasi Manusia;
- Peraturan Menteri Keuangan Nomor. 86/PMK.02/2017 tentang standar biaya keluaran
Tahun Anggaran 2018;
2. Gambaran Umum
Terkait dengan pembentukan Peraturan Daerah, maka prolegda juga berfungsi untuk
menetapkan skala prioritas penyusunan Peraturan Daerah untuk jangka panjang, menengah atau
jangka pendek sebagai pedoman bersama dalam pembentukan peraturan Daerah,
menyelenggarakan sinergi antar lembaga yang berwenang membentuk peraturan Daerah,
mempercepat proses pembentukan peraturan Daerah dengan menfokuskan kegiatan
penyusunan Rancangan Peraturan Daerah menurut skala prioritas yang ditetapkan, menjadikan
sarana pengendali kegiatan pembentukan Peraturan Daerah. Idealnya dengan prolegda tersebut
DPRD dan Pemerintah Daerah dapat menghasilkan Peraturan Daerah yang berkualitas, mampu
mengantarkan dan Mengawal tujuan suatu daerah. Jadi, fungsi Peraturan Daerah bukan hanya
untuk meningkatkan pendapatan daerah sebanyak – banyaknya, tetapi lebih pada kebijakan yang
dijadikan arah dan rambu – rambu / aturan main dalam melaksanakan pembangunan daerah.
Untuk mendukung terlaksananya kegiatan telahaan / rekomendasi Produk Hukum Daerah
Dari Prespektif HAM selama kurun waktu 2018 s/d 2019, maka Kantor Wilayah Kementerian
Hukum dan HAM Maluku akan melakukan kegiatan berupa Inventarisasi dan Identifikasi,
berbagai Peraturan daerah sangat membantu pembentukan Perda yang baik.
Penginventarisasian Peraturan Daerah dilakukan untuk mengetahui jenis – jenis Perda yang ada
dan sekaligus mengetahui materi muatan hak asasi manusia yang termuat di dalamnya.
Peraturan daerah menjadi salah satu instrument yang strategis untuk mewujudkan tujuan
desentralisasi. Sejak diberlakukannya desentralisasi di Indonesia, daerah – daerah memperoleh
kewenangan yang cukup luas untuk membentuk peraturan – peraturan daerah secara otonom,
baik yang berkaitan dengan kebijakan diskal maupun tatanan hidup masyarakat lokasl. Di sisi
lain, keberadaan perda juga merupakan implementasi system representasi dalam perumusan
kebijakan di tingkat pemerintah daerah. Penguatan makna representasi dalam perumusan
kebijakan di tingkat pemerintah daerah. Penguatan makna representasi melalui pengaturan
dalam UU Nomor 27/2009 tentang MPR, DPR, DPD, DAN DPRD memberi peluang kepada
daerah untuk lebih berperan dalam membentuk regulasi di tingkat lokal.
Namun dalam prakteknya, beragam permasalahan muncul dalam pelaksanaan kewenangan
pembentukan Perda. Benturan ketentuan perda dengan peraturan perundang – undangan kerap
terjadi. Bahkan beberapa kajian menyebutkan bahwa perda yang dihasilkan oleh Daerah
bertentangan dengan Hak Asasi Manusia. Kajian dalam hal pengawasan atau review peraturan
Daerah (Perda) semakin relevan di antara isu desentralisasi dan penguatan kewenangan
legislasi Daerah. Kegiatn kajian perda diharapkan dapat mendukung program legislasi daerah
(Prolegda) Provins/Kabupaten/Kota/ di wilayah Maluku.setelah dilakukan Inventarisai dan
Identifikasi Ranperda yang ada serta dilakukan telaah maka dibuatkan Rekomendasi utuk
disampaikan ke Direktorat Jenderal HAM di Jakarta.
B. Penerima Manfaat
Adapun Penerima manfaat dari pelaksanaan kegiatan – kegiatan ini antara lain :
1. Internal
Secara Internal, bagi Kanwil Kementerian Hukum dan HAM Maluku selaku Instansi
Vertikal yang memilki tugas, fungsi dan peranan terkait dengan pembentukan Peraturan
Perundang – Undangan sehingga dapat berkontribusi dalam meningkatkan kapasitas dan
kapabilitas produk Hukum Daerah di Maluku melalui kegiatan penyelenggaraan fasilitasi
pembentukan Hukum di Wilayah.
2. Eksternal
Pemerintah Daerah, baik di tingkat kabupaten/kota maupun Provinsi selaku pihak yang
mengusulkan pembentukan peraturan daerah, dapat menghasilkan produk hukum daerah yang
berkualitas, dapat berdayaguna untuk kepentingan Masyarakt
Bulan Pelaksanaan
Nama Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Inventarisasi
dan Identifikasi
Produk Hukum
Daerah
(Kab/Kota dan
Provinsi)
2. FGD Evaluasi
Produk Hukum
Daerah Kab/Kota
dari Perspektif
HAM
3. Telahaan dan
Rekomendasi
Produk Hukum
Daerah
E. Biaya (cost)