Anda di halaman 1dari 6

KERANGKA ACUAN KERJA / TERM OF REFERENCE (TOR)

TELAAHAN / REKOMENDASI RACANGAN PRODUK HUKUM


DAERAH DARI PERSPEKTIF
Di WILAYAH PROINSI MALUKU
TAHUN ANGGARAN 2020

BIDANG HAM

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM R.I


KANTOR WILAYAH MALUKU
KERANGKA ACUAN KERJA/TERM OF REFERENCE (TOR)
TELAHAAN / REKOMENDASI PRODUK HUKUM DAERAH-DAERAH PERSPEKTIF HAM
KANWIL MALUKU TAHUN ANGGARAN 2020

Kementerian Negara/Lembaga : Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI

Unit Eselon I : Direktorat Jenderal Hak Asasi Manusia RI

Program : Telaah dan Rekomendasi Produk Hukum Daerah

Hasil : Mengakomodir nilai dan prinsip HAM untuk


memberikan Perlindungan,Pemenuhan dan
Penghormatan HAM bagi semua masyarakat
Unit Eselon II : Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Maluku
Indikator Kinerja Kegiatan : Presentase (%) Jumlah Telaah/Rekomendasi Produk
Hukum Daerah dari Perspektif HAM

Kegiatan : 1. Iventarisasi dan Identifikasi Rancangan Produk


Hukum Daerah.
2. FGD Evaluasi Rancangan Produk Hukum
Daerah.
3. Telaah dan Rekomendasi Rancangan Produk
Hukum Daerah
Jenis Keluaran / Output : Kegiatan Telahaan / Rekomendasi Produk Hukum
Daerah dari Perspektif HAM

Volume Keluaran (Output) : 3 (tiga) Kegiatan

Satuan Keluaran : Laporan

A. Latar Belakang

1. Dasar Hukum Tugas Fungsi/Kebijakan :

Dasar Hukum Tugas dan Fungsi terkait dengan kegiatan yamng akan dilaksanakan yaitu :
- Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
- Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia;
- Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 28 Tahun
2014 Tentang Organisasi dan tata Kerja Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak
Asasi Manusia;
- Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 26 Tahun
2014 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak
Asasi Manusia;
- Peraturan Menteri Keuangan Nomor. 86/PMK.02/2017 tentang standar biaya keluaran
Tahun Anggaran 2018;

2. Gambaran Umum

Peraturan Daerah berfungsi sebagai instrument kebijakan untuk melaksanakan otonomi


daerah dan tugas pembantuan pemerintah pusat ke daerah sebagaimana diatur dalam ketentuan
yang berlaku dalam mewujudkan Pembangunan Nasional artinya Peraturan Daerah tidak boleh
bertentangan dengan peraturan yang lebih tinggi dan juga sebagai alat pembangunan dalam
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk mewujudkan suatu peraturan perundang –
undangan yang berlaku maka diperlukan pedoman materi muatan hak asasi manusia dalam
melakukan pengharmonisasian terhadap rancangan peraturan daerah, sehingga tidak terjadi
tumpang tindih dengan peraturan yang lain dan memenuhi kebutuhan masyarakat dalam suatu
daerah. Dengan demikian bidang HAM akan menyelenggarakan kegiatan “Telahaan /
Rekomendasi Produk Hukum Daerah dari Perspektif HAM” untuk menelaah produk hukum
daerah dari sisi HAM dan kemudian dibuatkan rekomendasi kepada Direktorat Jenderal HAM
Kementerian Hukum dan HAM RI. Kegiatan yang dilaksanakan mempunyai output kegiatan yang
jelas, terarah, terukur, dan akuntabel.

a. Inventarisasi dan Identifikasi Produk Hukum Daerah (Kab/Kota dan Provinsi)

Terkait dengan pembentukan Peraturan Daerah, maka prolegda juga berfungsi untuk
menetapkan skala prioritas penyusunan Peraturan Daerah untuk jangka panjang, menengah atau
jangka pendek sebagai pedoman bersama dalam pembentukan peraturan Daerah,
menyelenggarakan sinergi antar lembaga yang berwenang membentuk peraturan Daerah,
mempercepat proses pembentukan peraturan Daerah dengan menfokuskan kegiatan
penyusunan Rancangan Peraturan Daerah menurut skala prioritas yang ditetapkan, menjadikan
sarana pengendali kegiatan pembentukan Peraturan Daerah. Idealnya dengan prolegda tersebut
DPRD dan Pemerintah Daerah dapat menghasilkan Peraturan Daerah yang berkualitas, mampu
mengantarkan dan Mengawal tujuan suatu daerah. Jadi, fungsi Peraturan Daerah bukan hanya
untuk meningkatkan pendapatan daerah sebanyak – banyaknya, tetapi lebih pada kebijakan yang
dijadikan arah dan rambu – rambu / aturan main dalam melaksanakan pembangunan daerah.
Untuk mendukung terlaksananya kegiatan telahaan / rekomendasi Produk Hukum Daerah
Dari Prespektif HAM selama kurun waktu 2018 s/d 2019, maka Kantor Wilayah Kementerian
Hukum dan HAM Maluku akan melakukan kegiatan berupa Inventarisasi dan Identifikasi,
berbagai Peraturan daerah sangat membantu pembentukan Perda yang baik.
Penginventarisasian Peraturan Daerah dilakukan untuk mengetahui jenis – jenis Perda yang ada
dan sekaligus mengetahui materi muatan hak asasi manusia yang termuat di dalamnya.

b. FGD Evaluasi Produk Hukum Daerah Kab/Kota dari Prespektif HAM

Harmonisasi terhadap Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) merupakan upaya untuk


menyelaraskan, menyesuaian, memantapkan dan membulatkan konsepsi suatu Raperda dengan
berbagai kepentingan yang ada dengan peraturan perundang – undangan lain, baik yang lebih
tinggi, sederajat, maupun yang lebih rendah,dan hal – hal lain di luar peraturan perundang –
undangan, sehingga tersusun secara sitematis, tidak sa;ing bertentangan atau tumpang tindih.
Untuk itu harmonisasi Peraturan Daerah mulai dilakukan pada saat konsep suatu raperda dibuat.
Dengan dilakukan pengharmoinisasian Raperda maka akan dihasilkan suatu Peraturan daerah
yang baik dan merupakan bagian integral yang utuh dari keseluruhan system peraturan
perundang – undangan,untuk itulah Kantor wilayah Kementerian Hukum dan Ham melaksankan
Kegiatan Focus Group Discusion dengan Jumlah peserta 25 orang dan 2 orang Narasumber.

c. Telahaan dan Rekomendasi Produksi Hukum Daerah;

Peraturan daerah menjadi salah satu instrument yang strategis untuk mewujudkan tujuan
desentralisasi. Sejak diberlakukannya desentralisasi di Indonesia, daerah – daerah memperoleh
kewenangan yang cukup luas untuk membentuk peraturan – peraturan daerah secara otonom,
baik yang berkaitan dengan kebijakan diskal maupun tatanan hidup masyarakat lokasl. Di sisi
lain, keberadaan perda juga merupakan implementasi system representasi dalam perumusan
kebijakan di tingkat pemerintah daerah. Penguatan makna representasi dalam perumusan
kebijakan di tingkat pemerintah daerah. Penguatan makna representasi melalui pengaturan
dalam UU Nomor 27/2009 tentang MPR, DPR, DPD, DAN DPRD memberi peluang kepada
daerah untuk lebih berperan dalam membentuk regulasi di tingkat lokal.
Namun dalam prakteknya, beragam permasalahan muncul dalam pelaksanaan kewenangan
pembentukan Perda. Benturan ketentuan perda dengan peraturan perundang – undangan kerap
terjadi. Bahkan beberapa kajian menyebutkan bahwa perda yang dihasilkan oleh Daerah
bertentangan dengan Hak Asasi Manusia. Kajian dalam hal pengawasan atau review peraturan
Daerah (Perda) semakin relevan di antara isu desentralisasi dan penguatan kewenangan
legislasi Daerah. Kegiatn kajian perda diharapkan dapat mendukung program legislasi daerah
(Prolegda) Provins/Kabupaten/Kota/ di wilayah Maluku.setelah dilakukan Inventarisai dan
Identifikasi Ranperda yang ada serta dilakukan telaah maka dibuatkan Rekomendasi utuk
disampaikan ke Direktorat Jenderal HAM di Jakarta.

B. Penerima Manfaat

Adapun Penerima manfaat dari pelaksanaan kegiatan – kegiatan ini antara lain :

1. Internal
Secara Internal, bagi Kanwil Kementerian Hukum dan HAM Maluku selaku Instansi
Vertikal yang memilki tugas, fungsi dan peranan terkait dengan pembentukan Peraturan
Perundang – Undangan sehingga dapat berkontribusi dalam meningkatkan kapasitas dan
kapabilitas produk Hukum Daerah di Maluku melalui kegiatan penyelenggaraan fasilitasi
pembentukan Hukum di Wilayah.

2. Eksternal
Pemerintah Daerah, baik di tingkat kabupaten/kota maupun Provinsi selaku pihak yang
mengusulkan pembentukan peraturan daerah, dapat menghasilkan produk hukum daerah yang
berkualitas, dapat berdayaguna untuk kepentingan Masyarakt

C. Strategi Pencapaian Keluaran

1. Metode Pelaksanaan Kegiatan


a. Inventarisasi dan Identifikasi Produk Hukum Daerah (Kab/Kota dan Provinsi) Kegiatan
Inventarisasi, klasifikasi, dan pemetaan peraturan daerah/rancangan peraturan
daerah dilakukan dengan metode pengumpulan/penginventarisasian Perda/Raperda
dari Provinsi/Kabupaten Kota.
b. FGD Evaluasi Produk Hukum Daerah Kab/Kota dari perspektif HAM.
c. Tersusunnya database elektronik perundang – undangan di daerah. Kegiatan
Telahaan dan rekomendasi Produk Hukum daerah dari prespektif HAM Kanwil
Maluku Tahun 2018.
D. Waktu Pelaksanaan Kegiatan dapat digambarkan dalam Matrik berikut

Bulan Pelaksanaan
Nama Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Inventarisasi
dan Identifikasi
Produk Hukum
Daerah
(Kab/Kota dan
Provinsi)
2. FGD Evaluasi
Produk Hukum
Daerah Kab/Kota
dari Perspektif
HAM
3. Telahaan dan
Rekomendasi
Produk Hukum
Daerah

E. Biaya (cost)

Pembiayaan yang diperlukan untuk kegiatan Penyelengaraan Telahaan / Rekomendasi


Produk Huku Daerah dari Perspektif HAM Kanwil Maluku dibebankan pada DIPA Kantor
Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Maluku Tahun Anggaran 2017 dengan rincian
Anggaran Biaya (RAB) sebagaimana terlampir.
Demikian KAK/TOR ini dibuat sebagai acuan dalam Kegiatan Telahaan / Rekomendasi
Produk Hukum Daerah dari Perspektif HAM Kanwil Maluku, dengan harapan dapat
dilaksanakan dengan baik dan diperoleh hasil yang optimal.

Ambon, 14,Januari 2020

Mengetahui Kepala Bidang HAM


Kepala Divisi Pelayanan Hukum dan HAM

Max Wambrauw, S.H, M.H. Christina Hisky, S.Sos, S.H.


NIP. 19710915 199712 1 001 NIP. 19650906 198903 2 001

Anda mungkin juga menyukai