Anda di halaman 1dari 12

METODE KERJA WATERSPRAY SYSTEM

TAHUN 2020

1
PT. FATIHA ALAM SEMESTA
METODE WATERSPRAY SYSTEM
DAFTAR ISI

METODE KERJA WATER SPRAY SYSTEM

A. Piping Work ……………………………………………………………………………………... 3


B. Welder Test ……………………………………………………………………………………... 3
C. Material ……………………………………………………………………………………... 4
D. Pekerjaan Kontruksi ……………………………………………………………………………………... 4
E. Spesifikasi ……………………………………………………………………………………... 5
F. Cara Memotong Pipa ……………………………………………………………………………………... 5
G. Bidang yang akan di las ……………………………………………………………………………………... 5
H. Cara Menyusun Sambungan ……………………………………………………………………………………... 6
I. Pengelasan ……………………………………………………………………………………... 6
J. Pre-Pabrikasi ……………………………………………………………………………………... 7
K. Pengecatan ……………………………………………………………………………………... 7
L. Keamanan ……………………………………………………………………………………... 7
M. Hydrostatic Test ……………………………………………………………………………………... 9
a. Program Test ……………………………………………………………………………………... 9
b. Persiapan Test ……………………………………………………………………………………... 9
c. Pelaksanaan Pengujian Dengan Hydrostatic ……………………………………………………... 10
d. Pressure Test ……………………………………………………………………………………... 11
e. Record .……………………………………………………………………………………... 11
f. Flushing .……………………………………………………………………………………... 12

2
PT. FATIHA ALAM SEMESTA
METODE WATERSPRAY SYSTEM
METODE KERJA WATER SPRAY SYSTEM

A. PIPING WORK
PEKERJAAN PERSIAPAN

Penyelidikan terhadap hal-hal yang berkaitan dengan lokasi pekerjaan, problem yang mungkin timbul, selama
pengadaan bahan/material, pengaruh cuaca/musim selama konstruksi, keadaan tanah, peraturan-peraturan
yang berlaku. Survey langsung di lokasi pekerjaan sebagai persyaratan design engineering dan pembuatan
gambar-gambar konstruksi. Pembuatan dan Persetujuan Construction Drawing berdasarkan basic design dan
standard yang telah dipersiapkan oleh Client. Kontraktor akan melakukan Inspeksi dan Verifikasi bersama-sama
pihak Client terhadap Material yang disupply sebelum dilaksanakan pekerjaan. Kontraktor akan membuat
kantor sementara sebagai pusat sentralisasi laporan kerja dan tempat koordinasi selama pelaksanaan
pekerjaan. Reqruitment tenaga kerja non skill dari lokasi sekitar kerja dengan tidak menutup kemungkinan
penerimaan tenaga skill lokal jika ada. Hal ini dilakukan untuk memberikan kesempatan kerja dan pendekatan
dengan penduduk sekitar sehingga tidak menimbulkan kesenjangan sosial atau menekan timbulnya masalah.
Pembuatan ijin-ijin kerja dan ijin masuk baik untuk tenaga kerja, peralatan maupun material dengan pihak
terkait. Penyediaan Transportasi selama pekerjaan berjalan. Pembuatan format-format laporan sebagai bahan
pendukung data dalam meeting koordinasi, progress dari seluruh tahapan pekerjaan mulai dari engineering
hingga selesainya pekerjaan konstruksi. Melakukan Koordinasi antara Tim Pelaksana dengan Pengawas
Lapangan, untuk selanjutnya dibuatkan Rencana Kerja Lapangan. Stand-up Metting akan diadakan setiap
minggu dengan dihadiri pengawas lapangan JO sebagai langkah koordinasi kerja

B. WELDING TEST

- Dalam hal ini Welder Training akan dilaksanakan sebelum suatu pekerjaan dilakukan pengelasan. Welder
Training dilaksanakan sekurang-kurangnya 1 minggu sampai kondisi juru las itu yakin dalam meghadapi
welder test yang akan dilaksanakan oleh pemborong atau Client.

3
PT. FATIHA ALAM SEMESTA
METODE WATERSPRAY SYSTEM
- Welder Training disini bisa juga dilakukan untuk menghadapi pelaksanaan WPS/PQR.
- WPS/PQR didalam pelaksanaan pekerjaan pengelasan harus sudah ada disyahkan oleh DIRJEN Minyak dan
Gas Bumi lebih dulu baru pelaksanaan pekerjaan pengelasan dilapangan diijinkan/laksanakan. Kondisi juru
las diusahakan prima untuk menghadapi WQT (Welder Qualification Test). Dalam pelaksanaan WPS/PQR
yang perlu digaris bawahi adalah dalam uji terhadap spesification bahan yang telah ditentukan dari Client.
- WQT hanya dilaksanakan untuk welder yang sertifikatnya sudah tidak berlaku, bagi yang masih berlaku
cukup dengan Production Test.
- Bila Simizhu-HK telah memiliki WPS/PQR sesuai dengan spesifikasi material yang ada, maka kami akan
memakai sebagai referensi teknis pelaksanaan pekerjaan.

C. MATERIAL

- Procurement Material termasuk pengadaan Equipment disesuaikan dengan Project Schedule.


- Kontraktor akan mengusahakan cara-cara penyimpanan dari material-material sebaik-baiknya seperti
fitting, valve, pipa dan sebagainya dilapangan.
- Material-material yang disimpan tersebut hendaknya di letakan secara baik, diberi landasan-landasan kayu
atau benda lain sedemikian rupa sehingga aman terhadap kerusakan, dan kotor oleh tanah.
- Pipa dan Fitings yang dipakai harus memenuhi persyaratan fisik dan komposisi kimia sesuai ASTM A.283
Grade C atau SS.400, Revisi terakhir. Hanya baja-baja dari “open hearth” atau “electric furnace” yang akan
dipakai.

D. PEKERJAAN KONSTRUKSI

Spesifikasi ini merupakan persyaratan-persyaratan pekerjaan konstruksi dan inspeksi untuk sistem pemipaan.
Kode dan standard yang dipakai sebagai referensi untuk fabrikasi dan pemasangan semua sistem pemipaan dan
perlengkapannya harus sesuai dengan peraturan-peraturan yang disebutkan didalam :

- ANSI : American National Standard Institute Code for Pressure Piping.


- ASME : American Society of Mechanical Engineers Boiler and Pressure Vessel Code, yaitu sebagai berikut :

4
PT. FATIHA ALAM SEMESTA
METODE WATERSPRAY SYSTEM
E. SPESIFIKASI

Bahan-bahan pipa harus sesuai dengan klarifikasi pipa yang ditunjukkan didalam diagram pipa dan instrument.
Bahan-bahan pipa tersebut ialah :

- Black steel pipe ASTM A.53 Grade B sch 40 atau yang sejenis.

F. CARA PEMOTONGAN PIPA

Pemotongan pipa harus dilaksanakan dengan memperhatikan bahan pipa, gambar pipa dan cara-cara
pemotongan : Jika perlu agar dipersiapkan gambar sket. Pemberian tanda pada pipa yang sudah terpasang harus
dengan menggunakan kapur atau cat khusus. Pemotongan pipa baja karbon harus dilakukan dengan
menggunakan High Speed Cutting Machine dan atau Oxygen Cutting Equipment. Jika menggunakan High Speed
Cutting Machine, maka pipa harus dijaga agar tidak rusak, misalnya retak atau bentuk lingkaran berubah karena
terlampau kuatnya ikatan dari jack. Pemotongan dengan Oxygent Cutting Equipment harus dilakukan tepat
pada garis tanda dan dengan memutar pipa secara manual. Sistem sambungan pada cabang pipa harus
dilakukan sebagai berikut : Bentuk ujung dari branch pipe yang dilaksanakan pada main pipe harus disesuaikan
dengan diameter luar dari main pipe. Bentuk ujung dari branch pipe yang dilaksanakan pada main pipe harus
diberi tanda. Cara membuat lubang untuk branch pipe yang harus dibuat pada main pipe, harus
menggunakan Oxygent Cutting Equipment atau bor. Lubang untuk boss pada main pipe harus dibor. Ukuran
mata bor harus sama dengan diameter dalam dari boss. Sesudah pemotongan, semua slag yang timbul harus
dibersihkan. Pemotongan yang tidak baik harus diratakan. Jika Kontraktor akan memotong pipa yang sudah
terpasang maka harus disaksikan oleh Pemilik Proyek.

G. PERSIAPAN UNTUK BIDANG PERMUKAAN YANG AKAN DILAS

Bidang permukaan untuk butt-welding harus dihaluskan dengan menggunakan gerinda. Untuk membuat bevel
boleh digunakan gas oxygen cutting tool. Jika menggunakan Manual Cutting, maka bidang permukaan potongan
harus digerinda. Tetapi jika menggunakan automatic atau semi automatic cutting machine, maka bidang
permukaan potongannya harus dikikir untuk bidang potong yang tidak harus diratakan. Sesudah bidang-bidang

5
PT. FATIHA ALAM SEMESTA
METODE WATERSPRAY SYSTEM
permukaan ini selesai dikerjakan, maka pipa harus dipersiapkan sedemikian rupa hingga diameter dalamnya
bisa distel dengan garis sumbu peralatan-peralatan mekanis. Jika ukuran diameter pipa bagian dalam tidak rata,
maka harus diratakan. Bidang permukaan untuk butt-welding ini harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum
didalam “Welding Procedure Qualification Test Specification” (WPS) atau ANSI B. 36.10. Bidang permukaan yang
akan dilas ini harus bersih dan bebas karat, scale atau bahan-bahan lain yang akan merusak hasil las. Untuk
pengelasan pipa-pipa yang mempunyai tebal tidak sama, maka root faces antara kedua ujungnya harus sama.
Untuk beda ketebalan yang besar, maka bagian dalamnya untuk penyediaan harus ditrim. Root opening dari
sambungan harus sesuai dengan “Welding Procedure Qualification Test Specification” (WPS).

H. CARA-CARA MENYUSUN SAMBUNGAN

Penyambungan harus dilakukan dengan menggunakan jigs dan tack welded. Bidang permukaan komponen-
komponen yang akan dilas harus didekatkan satu sama lain. Jika akan menyambung pipa atau komponen-
komponen pipa, maka jigs harus ditempatkan dan dilas sedekat mungkin dengan bevel. Setelah girth
welded selesai, maka welding marks pada komponen harus segera dibuang jika terjadi notch maka harus
digerinda sampai halus, dilas kembali dan diratakan, hingga ukuran semula dapat dipertahankan. Kawat las yang
digunakan untuk tack weld dan production weld harus sesuai dengan yang ada didalam WPS 7 PQR. Jika tebal
pipa kurang dari 4/16”, maka penyambungan dapat diklakukan tanpa menggunakan jigs.

I. PENGELASAN

Semua tukang las yang dipekerjakan dalam proyek ini harus lulus test sesuai dengan Tata Cara Pengelasan dan
Pengkwalifikasi Tukang Las, yang dapat dilihat pada bagian lain dan merupakan satu kesatuan dari pekerjaan
ini. Semua cat, karet , kotoran , scale yang akan mempengaruhi hasil lasan harus dibuang. Pipa-pipa yang akan
disambung satu sama lain harus distel dan diberi spasi (jarak) dengan teliti = 3 mm. Root bead pass harus
dilakukan secara penuh melingkari keliling pipa dan harus dibersihkan terhadap adanya Scale, Coating, Slag, dan
lain-lain. Hal ini harus dikerjakan sebelum bead berikutnya dilaksanakan. Jika hari hujan atau cuaca buruk, maka
pengelasan harus dilindungi sedemikian rupa dan harus diperhatikan agar lasan tidak mengalami perubahan
suhu secara mendadak. Jika menurut perkiraan Pemilik Proyek, keadaan cuaca tidak baik untuk pengelasan,

6
PT. FATIHA ALAM SEMESTA
METODE WATERSPRAY SYSTEM
maka pekerjaan harus dihentikan. Bidang permukaan hasil lasan harus tidak menunjukan adanya Coarse ripple,
Grooves, Overlaps, Abrupt ridges, Valleyes. Kondisi permukaan dari hasil lasan harus memungkinkan
untuk interpretasi radiography secara benar atau untuk melaksanakan non Destructif test. Undercuts tidak
boleh melebihi 1/32” ( 0,8 mm ) dan tidak boleh menyebabkan tercapainya tebal minimum. Jika permukaan
hasil las perlu penggerindaan, maka agar diperhatikan jangan sampai mengurangi ukuran atau menyebabkan
berkurangnya ukuran tebal pipa dari tebal minimumnya. Semua cacat pada lasan yang perlu direparasi harus
dihilangkan dengan cara yang sesuai, yaitu seperti dengan menggunakan Flame atau Arc gauging, Grinding
chipping atau Machining. Prosedur untuk mereparasi lasan sama dengan prosedur waktu mengelas mula-mula,
walaupun ukuran dan contournya berbeda. Cara-cara pemeriksaan dan batasa-batasan lainnya yang
diberlakukan untuk lasan. yang diperbaiki ini, sama dengan las-lasan aslinya.

J. PRE-FABRIKASI

Sebelum menggunakan prefabrikasi, maka piping block-nya harus ditentukan sesuai dengan petunjuk-petunjuk
dari Pemilik Proyek. Piping block harus didasarkan atas berat dan bentuknya, sehingga mudah untuk diangkut
dan diangkat atau dipasang tanpa mengalami kesulitan. Pelaksanaan prefabrikasi harus
menggunakan Tapsquare atau carpenter’s square, level, spacer, dan lain-lain untuk mendapatkan presisi.
Penyetelan Flange; Penyetelan flanges terhadap pipa harus memperhatikan orientasi lubang-lubang baut dan
lubang-lubang baut yang terletak pada garis horizontal. Sebelum fabrikasi Flanges yang harus dipasang langsung
pada equipment nozzle atau pada valve yang dipasang langsung pada equipment nozzle, lubang-lubang bautnya
harus disesuaikan dengan lubang baut yang terdapat pada equipment nozzle flange. Untuk mencegah timbulnya
perubahan posisi akibat pengelasan, jika perlu di pakai reinforcement. Pipe block harus difabrikasi secara
lengkap tanpa meninggalkan adanya sambungan-sambungan atau boss yang belum dilas. Pipa block yang
sudah selesai difabrikasi bagian dalamnya harus di flush atau furged dengan air atau udara sampai bersih.
Sesudah dibersihkan, pipe block harus ditutup dengan Tap yang sesuai agar kotoran-kotoran atau air tidak
masuk kedalamnya.

7
PT. FATIHA ALAM SEMESTA
METODE WATERSPRAY SYSTEM
K. PENGECATAN

Pengecatan dikerjakan sesuai dengan spesifikasi yang telah disetujui. Pemborong akan menyediakan semua
material, pengawas dan pekerja yang berpengalaman dalam bidang pengecatan. Metarial cat yang tiba di Site
harus dalam keadaan baik, tertutup rapat menurut aslinya, merek dan nomor/macam warna dan cat tidak boleh
dibuka jika belum siap untuk dipakai. Dalam penyimpanan dan pemakaian temperatur harus dijaga diatas 35° F.
Pencampuran/Pengadukan bahan harus mengikuti petunjuk pabrik pembuatnya. Pekerjaan Pencampuran
dilakukan sewaktu siap melakukan pekerjaan pengecatan, agar tidak merubah mutu hasil pengecatan yang
disebabkan karena persiapan pemakaian cat terlalu lama. Usahakan seluruh permukaan yang akan dicat
terbebas dari kotoran dan karat-karat. Setiap lapis pengecatan diusahakan mempunyai ketebalan yang merata
tidak berpori, arah gerakan melengkung atau melingkar. Jika ada permukaan yang akan disempurnakan, harus
ditunggu hingga lapisan dalam keadaan kering. Tidak diperbolehkan dilakukan pengecatan jika temperatur
permukaan besi dibawah 50° F, dan ketebalan relatif diatas 85%. Hasil pengecatan kering dari setiap lapisan
pengecatan akan diukur ketebalannya dengan alat non destructive film thickness gauge, demikian juga dengan
ketebalan totalnya, untuk menjamin hasilnya sesuai spesifikasi. Waktu Pengeringan diantara lapisan adalah 24
jam pada temperature 70° F. Setelah lapisan pengecatan paling atas selesai, diperlukan waktu pengeringan
minimum 3 (tiga) hari sebelum dioperasikan.

L. KEAMANAN PELAKSANAAN PEKERJAAN

Kontraktor akan melengkapi semua keperluan perangkat keamanan untuk pelaksanaan sesuai dengan
spesifikasi pekerjaan mekanikal umunya. Perangkat keamanan yang dibutuhkan PPE standard antara lain, Safety
helmet, Safety shoes, safety body hardness, masker, safety Glasess, penutup telinga, dll. Pekerja-pekerja yang
melakukan pekerjaan di dalam ruang tertutup agar menggunakan safety hardness dan pekerjaan-pekerjaan
tersebut jangan melalui pekerjaannya selama masih ada orang lain di daerah tersebut. Tempat untuk istirahat,
supaya disediakan pada daerah-darah yang telah ditentukan.

8
PT. FATIHA ALAM SEMESTA
METODE WATERSPRAY SYSTEM
M. PROSEDUR HYDROSTATIC TEST

Prosedur ini menjelaskan cara-cara kebutuhan dasar untuk melakukan pengujian dengan tekanan atau
Hydrostatic Test terhadap pipa diluar maupun didalam pada pekerjaan Piping work. Kode dan standard yang
digunakan adalah edisi terakhir, kecuali yang telah ditentukan lain di prosedur ini, tetap sebagai bagian dari
prosedur ini. Semua pengujian Hydrostatic Test ini akan dikerjakan menurut standard sebagai berikut :

- API Standard 1104 Standard for Pipe lines and Related facilities.
- ANSI American National Standard Institute

a. Program Test

Uji tekan pada pipa yang dapat dilaksanakan apabila :

- Pekerjaan konstruksi jalur pipa telah selesai seluruhnya.


- Hasil NDT, Flushing telah dinyatakan baik dan diterima oleh Client.
- Setelah dilaksanakan Hydrotest dan dinyatakan baik akan dilanjutkan dengan pekerjaan Isolasi.
- Prosedur pengujian yang diajukan oleh kontraktor sudah disetujui oleh Client.
- Air yang dipakai adalah air tawar / air bersih, yang ditest kadar pH nya min. 6, Chemical Inhibitor akan
ditambahkan bila perlu.

b. Persiapan Test

Sebelum dilakukan pengujian, terlebih dahulu pipa yang akan diuji harus dalam keadaan bersih. Semua
sambungan-sambungan dengan peralatan lain harus dilepas. Pada pelaksanaan Hydrostatic Test ini jika
terdapat katup / valve yang tidak digunakan untuk pengetesan harus dilepas dan diganti dengan temporary
spool:

9
PT. FATIHA ALAM SEMESTA
METODE WATERSPRAY SYSTEM
Adapun urutan pekerjaan yang akan dilaksanakan antara lain :

- Pembersihan bagian dalam pipa dengan menggunakan angin / udara dari compressor minimal 265 Cfm.
- Pengisian pipa dengan air bersih / tawar yang telah disetujui oleh Client.
- Menaikkan tekanan sesuai dengan spesifikasi.
- Peralatan (Instrument) untuk mencatat data-data selama Hydrostatic Test dilaksanakan.
- Equipment / peralatan yang harus disiapkan seperti :

- Water Filling Pump

- Pressure Raising Pump

- Air Compressor

- Pressure & Temperatur Chart Recorder

- Pressure Gauge

- Thermometer ( untuk pengukuran temperatur udara luar )

- Dead Weight Tester (DWT)

Khusus untuk item no. 4, 5 ,6 & 7 telah dikalibrasi dan memenuhi sertifikasi kalibrasi. Pelaksanaan pengujian
juga didasarkan pada kekuatan jenis material pipa yang telah disetujui dan besarnya tekanan pengujian adalah
1,5 x design pressure atau yang telah di sepakati.

c. Pelaksanaan Pengujian Dengan Hydrostatic

Sebelum dilakukan pengetesan yang diperiksa jalur pipa yang akan di test, apakah sudah selesai sesuai yang
direncanakan. Area dimana jalur pipa yang Akan di test harus diberi tanda atau batas yang jelas dan hanya
petugas yang berwenang yang boleh masuk daerah tersebut. Pompa air akan dipakai untuk mengisi air kedalam
pipa dengan jumlah yang cukup. Air yang dipergunakan adalah air tawar ( air bersih ) yang telah di test kadar PH

10
PT. FATIHA ALAM SEMESTA
METODE WATERSPRAY SYSTEM
nya dan sudah disetujui oleh Client. Kecepatan air pengisian lebih kecil dari 1 M³ / detik Tekanan uji / Pressure
Test ditentukan sebagai berikut :

- 1,5 x Design Pressure, atau


- 1,5 x Max. Operating Pressure.

d. Pressure Test dan Waktu Test

Pelaksanaan test dilakukan secara bertahap sebagai berikut:

- 130 % x Pressure Test ditahan selama 15 menit


- 50 % x Pressure Test ditahan selama 15 menit
- 100 % x Pressure Test ditahan selama 4 Jam.

Nilai Tekanan pada kedua pressure gauge dicatat setiap interval 30 menit, pada saat holding time selama 4 jam.
Selama Pressure Test, agar dilakukan pemeriksaan kemungkinan adanya kebocoran pada sambungan-
sambungan antara lain sambungan pipa, Flange to flange, Blind flange dan lain-lain. Dalam pengetesan
digunakan minimal 1 ( satu ) Pressure Gauge ( Telah dikalibrasi dengan range Pressure Gauge 1.5 sampai
maximum 2 x Pressure test. Bila terjadi kebocoran maka tekanan didalam pipa harus dikeluarkan secara
bertahap sampai titik Atmosphere, selanjutnya dilakukan perbaikan pada kebocoran tersebut. Sesudah
perbaikan dilakukan, pengujian diulangi lagi mulai butir 5.7 dan 5.8 sampai pengujian baik dan diterima oleh
Client.

e. Record

Data-data pengetesan / Hydrostatic Test tercantum informasi sebagai berikut :

- Tanggal Test
- Line test of pipe
- Tekanan uji / Pressure Test
- Temperature Test

11
PT. FATIHA ALAM SEMESTA
METODE WATERSPRAY SYSTEM
- Waktu test
- Media yang dipakai
- Pressure gauge yang dipakai
- Temperature gauge yang dipakai
- Pelaksanaan pengetesan
- Pelaksanaan pengetesan
- Disaksikan oleh Client.

f. Flusing (Pengeluaran Air)

Sesudah pengujian Hydrostatic Test selesai dilakukan dan disetujui oleh USER secara baik, maka air akan
dikeluarkan dari dalam pipa dan didorong oleh udara dengan memakai air compressor Cap. 390 Cfm. Air akan
dikeluarkan melalui pipa sementara dan ditempatkan pada tempat yang diijinkan/disetujui oleh Client. Ujung
pipa yang mana didalamnya mengandung air yang akan dikeluarkan di tutup dengan karton ( kertas tebal ), agar
pada saat penekanan oleh compressor dapat menghasilkan pembersihan yang baik. Air yang akan dikeluarkan
akan disambungkan dengan drain yang dilengkapi dengan alat penampung air. Sistem pengeluaran air ini akan
diatur dilapangan sesuai dengan petunjuk dan instruksi pengawas Client.

g. Keselamatan Kerja

Uji tekan harus dilaksanakan oleh kontraktor dan disaksikan oleh Client. Semua peralatan pengetesan /
pengujian seperti water pump, Pressure Indicator, Temperature Indicator, Recorder dan lain-lain harus
ditempatkan di suatu tempat/area yang sama, selama kondisi memungkinkan untuk memudahkan memonitor
pelaksanaan pengetesan. Selama pengetesan berlangsung harus selalu dimonitor oleh petugas yang ditugaskan
untuk pengetesan tersebut. Menggunakan kelengkapan keselamatan kerja bagi pekerja yang terlibat langsung.

12
PT. FATIHA ALAM SEMESTA
METODE WATERSPRAY SYSTEM

Anda mungkin juga menyukai