Anda di halaman 1dari 11

MATERI

BUDIDAYA IKAN CUPANG


OLEH : ERIYANTI WAHID, S.PI, M.SI

 KLASIFIKASI IKAN CUPANG


Taksonomi atau klasifikasi ikan cupang menurut Rainboth (1996), yaitu :
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Classis : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Familia : Osphronemidae
Genus : Betta, Macropodus, Malpulutta, Parasphromenus, Polycanthus,
Pseudosphromenus
Spesies : Betta spp

 MORFOLOGI
Ikan cupang (Betta splendens R) terkenal karena sifatnya yang agresif dan
kebiasaan hidupnya berkelahi dengan sesama jenis, sehingga dinamakan fighting fish.
Warna tubuh ikan ini berwarna-warni, sehingga menjadi daya tarik para penggemar dan
penghobi untuk mengoleksinya.
Jenis jenis ikan cupang
Ikan cupang mempunyai banyak corak warna yang indah. Hal inilah yang
menyebabkan ikan cupang banyak diminati mulai dari kalangan anak-anak hingga orang
dewasa juga tidak luput dari pesonanya.
Ikan cupang ada yang berukuran besar ada juga yang ukuran standar. Ada yang
hanya memiliki satu warna ada juga yang memiliki sangat banyak warna. Ada yang
ekornya berbentuk setengah lingkaran, sayap kupu dan berbentuk seperti sisir.
Dikarenakan ikan cupang memiliki banyak karakteristik maka ikan cupang dibagi menjadi
3 golongan umum berdasarkan bentuk ekornya :
1. Crowntail
2. Plakat
3. Halfmoon
a. Ikan cupang crowntail
Ikan cupang crowntail atau yang biasa dusebut dengan serit adalah ikan cupang yang
memiliki bentuk ekor yang unik seperti sisir. Ekornya yang seperti sisir menarik minat
penghobi ikan cupang. Yang menariknya dari ikan serit ini adalah ikan asli dari Indonesia.
Ikan ini banyak permintaan dari penghobi ikan cupang dari luar negeri.
Contoh gambar;

b. Ikan cupang plakat


Ikan cupang plakat adalah ikan yang berasal dari negara Thailand. Dalam Bahasa Thai
plakat artinya “aduan”. Ikan ini biasanya dijadikan ikan aduan atau ikan tarung. Ciri-ciri
khas yang dimiliki ikan ini adalah memilki ekor yang pendek. Ikan dari jenis ini yang paling
agresif di antara jenisnya ikan cupang plakat jenis bagan. Ikan plakat bagan ini, biasanya
dilatih untuk kontes tarung. Ikan cupang bagan pada umumnya berwarna hitam dengan
gigi-gigi tajam yang mampu untuk merobek insang lawan tarungnya.
Contoh gambar;
c. Ikan cupang halfmoon
Ikan cupang halfmoon merupakan ikan cupang yang sangat popular. Popularitasnya
didapat karena memiliki ekor yang sangat indah. Bentuk ekornya setengah lingkaran. Oleh
karena itu, ikan ini disebut halfmoon yang artinya sterngah bulan. Ikan cupang halfmoon
dipelihara para penghobi ikan cupang untuk hiasan dan jarang sekali dijadikan sebagai
ikan aduan. Karena bentuk ekornya yang besar, menyebabkan ikan cupang halfmoon sulit
untuk bertarung
Contoh gambar;

 HABITAT CUPANG
Habitat merupakan tempat hidup dimana cupang beraktivitas dan bereproduksi
selama hidupnya. Di alam, cupang ditemukan di daerah beriklim tropis dan hidup di
sunga, rawa, dan persawahan, serta perairan dangkal lainnya. Habitat cupang di alam
yang tenang dan teduh akan mudah ditemui serta di daerah yang banyak ditumbuhi
pepohonan. Karakteristik perairan yaitu Ph 6,5 – 7,5, kesadahan air berkisar 5 – 12
Dh, dan suhu air 24 – 30 oC.
Ikan cupang memiliki alat pernapasan tambahan yang disebut dengan labirin.
Dengan adanya labirin, ikan cupang dapat mengambil dan menyimpan oksigen lebih
banyak. Oleh sebab itu, ikan ini mampu hidup di perairan yang relative tenang dan
miskin oksigen sekalipun.
 PERILAKU CUPANG
a. Perilaku makan
Secara umum, ikan mempunyai dua pola dalam mencari pakan. Yaitu aktif mencari
pakan pada siang hari (diurnal) dan malam hari (nocturnal. Sementara cupang
sendiri termasuk tipe diurnal, yaitu aktif mencari pakan mulai dari matahari terbit
hingga matahari tenggelam.
Ikan cupang termasuk kelompok ikan karnivora, yaitu memakan binatang hidup.
Hal itu terlihat dari bentuk giginya yang runcing (bergerigi). Adapun jenis pakan
yang biasa disantap ikan ini yaitu larva, serangga air, jentik nyamuk, ataupun
cacing sutera.

b. Perilaku mempertahankan wilayah


Ikan cupang cenderung mendominasi ruang tempat habitatnya tinggal. Oleh sebab
itu, cupang jantan akan berusaha mengusir cupang jantan lain yang memasuki
wilayahnya. Sikap agresif ikan cupang ini hanya ditujukan pada sesama jenisnya.
Ikan cupang jantan cenderung bisa berdamai dengan ikan jenis lainnya.
c. Perilaku memijah
Proses pemijahan dilakukan dengan jalan salah satu pasangan menarik perhatian
lawan jenisnya. Dalam kasus ini, cupang jantan merupakan pihak yang melakukan
aksi menarik perhatian tersebut. Cupang jantan akan berlagak memamerkan
“ketampanannya” di depan sang bertina sambil mengembangkan sirip-siripnya.
Dengan keindahan warna tubuhnya pula. Cupang jantan akan mendekati sang
betina dan berputar-putar.
Setelah sang betina tertarik, cupang jantan akan menelikung tubuh betina.
Sementara cupang betina membiarkan tubuhnya melayang dalam “dekapan” sang
jantan. Jika selesai memijah cupang jantan akan melepaskan tubuh betina. Dari
tubuh betina pun akan terlihat telur yang keluar dan berjatuhan di ke dasar media
pemeliharaan. Selanjutnya tugas cupang jantanlah yang merawat telur hingga
menetas.

Terdapat 2 tipe pemijahan ikan cupang yaitu bubble nest breed dan mouth
breeder. Keduanya terdapat perbedaan prinsip dalam hal menetaskan telur.
a. Bubble nest breed
Secara alami, cupang jantan yang siap memijah pada tipe ini akan terlihat
membuat sarang busa. Sarang busa yang dibuat berbentuk gelembung-
gelembung kecil udara yang ditempatkan sang jantan di permukaan air.
Biasanya, sarang busa ini ditempelkan pada dedaunan atau tanaman air.
Setelah selesai membuat sarang busa, cupang jantan akan menggiring cupang
betina untuk melakukan perkawinan di bawah sarang busa yang telah dibuat.
Cupang jantan akan menangkan telur yang berjatuhan dan menyimpan dalam
mulutnya. Selanjutnya, telur tersebut disembunyikan ke sarang busa agar
melekat. Telur yang jatuh akan diambil dan disembunyikan kembali hingga
benar-benar melakat.
Sejak saat itu, cupang jantan akan dengan setia menjaga telurnya dari
gangguan ikan lain. Selain itu, sang jantan akan mengipasi telur dengan sirip-
siripnya agar suplai oksigen untuk telur tetap terjaga. Selama itu pula, induk
jantan akan merenovasi sarang busa yang rusak dengan membuat sarang
baru.
Setelah menetas, anak cupang akan tetap berada dalam sarang busa sampai
mereka mampu menembus atau melepaskan diri dari sarangnya. Jika telah
terlepas, anak cupang sudah mampu menghirup oksigen langsung dari udara.
Adapun jenis ikan cupang yang termasuk dalam bubble nest breed yaitu Betta
akarensis, betta coccina, betta bellica, betta tasyaee, betta smaragdina, betta
imbellis, dan betta splendens.
b. Mouth brooder
Pada kelompok ini, cupang jantan akan memunguti telur yang sudah terbuahi
dan memasukkan serta mengeraminya dalam mulut hingga menetas. Selama
mengerami telur tersebut, cupang jantan berpuasa dan menghindari kontak
fisik dengan jantan lain.
Setelah menetas, anak cupang akan dikeluarkan dari mulut induk jantan ke
permukaan air. Selanjutnya, induk jantan akan tetap melindungi anaknya
dengan cara memasukkan kembali anaknya ke dalam mulut jika ada bahaya.
Hal tersebut dilakukan hingga anak cupang berumur satu minggu dan bisa
mencari makan sendiri.
Selanjutnya, induk jantan tidak lagi melindungi anaknya dengan cara
memasukka ke dalam mulut, tetapi sekedar barjaga-jaga di dekatnya. Hal
tersebut dilakukan karena ukuran anak cupang yang sudah mulai membesar.
Beberapa jenis cupang yang berkembang biak dengan cara ini di antaranya
betta pugnax, betta taeniata, betta macrostoma, betta unimaculata, betta picta,
betta anabantoides, betta edithae, dan betta foerschi.
TEKNIK BUDIDAYA IKAN CUPANG

 WADAH PEMELIHARAAN
Pada umumnya wadah pemeliharaannya adalah bak semen atau akuarium yang
ukurannya tidak perlu besar yaitu cukup 1 x 2 m atau akuarium 100 x 40 x 50 cm, sedang
wadah perkawinannya lebih kecil dari wadah pembesaran, yang bisa digunakan antara
lain : baskom, akuarium kecil atau ember dapat dipakai untuk memijahkan ikan.
 PEMIJAHAN IKAN CUPANG
Umumnya ikan cupang termasuk kelompok ikan yang membuat gelembung udara
pada saat ingin kawin. Untuk itu diperlukan tanaman air agar cupang dapat menempelkan
gelembung udaranya. Tanaman ini dapat berupa tanaman air yang berdaun lebar seperti
eceng gondok (Eihornia crassipes) dan kiambang (Pistia stratiotes). Setelah itu cupang
dapat dimasukkan ke dalam bak pemijahan. Bila memang sudah siap kawin, cupang
jantan akan segera menempelkan gelembung udara ke daun. Cupang betina dapat
dimasukkan apabila gelembung udara sudah cukup banyak. Cupang jantan yang sedang
mencari pasangan akan segera menghampiri betina. Lalu betina akan diajak untuk
mendekati gelembung udara, dipeluk sehingga keduanya menempel dan tak bergerak.
Beberapa saat kemudian, telur keluar dari tubuh betina dan segera dibuahi oleh induk
jantan. Telur – telur tersebut ditangkap oleh mulut cupang jantan, lalu ditempelkan di
gelembung udara. Penempelan dilakukan dengan cara menyemburkan telur tersebut dari
mulutnya (Perkasa, 2001).

Pemijahan di mulai dengan wadah dan air yang sudah siap, lalu kita masukan
daun ketapang. Biarkan daun ini mengapung, tujuannya untuk tempat menempelkan
busa dan tempat telur ikan. Setelah itu masukan induk jantan, waktu pemasukan induk
jantan kedalam wadah pemijahan sebaiknya pagi hari, karena suhu air masih dingin.
Biarkan induk jantan selama 1 hari gunanya untuk induk jantan mengenal
lingkungannya.Keesokan harinya, masukan toples induk betina kedalam wadah
pemijahan tujuannya untuk saling mengenal dulu dan untuk memasukan toples induk
betina juga sebaiknya pagi hari dan diamkan selama 1 hari. Ini berguna untuk melihat
apakah induk jantan memang benar benar siap untuk memijah (Sitanggang, 2010).

Menurut Lingga dan Susanto (2003), bila induk jantan memang siap memijah,
maka esok hari kita akan melihat busa yang sudah di buat oleh induk jantan. Semakin
banyak busa yang di buat menunjukan memang induk jantan sudah siap, ketika itu
barulah kita melepas induk betina kedalam wadah. Pelepasan induk betina sebaiknya
pada pagi hari, apabila kedua induk memang siap dan baik, maka keesokan hari atau
paling lambat 2 hari setelah pemijahan kita akan menemukan busa yang di buat induk
jantan sudah berisi telur ikan. Apabila telur ikan sudah banyak sebaiknya induk betina
segera di angkat supaya induk betina tidak memakan telurnya, sedangkan induk jantan
masih kita biarkan untuk mengeram dan memelihara telurnya.
 PERKEMBANGAN TELUR
Setelah telur ikan terlihat, maka dalam jangka waktu 24 jam telur akan menetas
menjadi burayak. Selama 1 minggu burayak masih tidak membutuhkan makanan, karena
mereka masih memiliki persedian makanan di tubuhnya dan pada hari ketiga ketika
persediaan makanan sudah habis, maka peranan induk jantan sangat vital karena induk
jantan yang memberikan makanan kepada burayak ini dengan cara di masukan kedalam
mulutnya, lalu setelah beberapa saat induk jantan akan memuntahkan kembali burayak
itu keluar. Selama 1 minggu kita harus teratur memberikan makanan berupa cuk (jentik
nyamuk) kepada induk jantan, gunanya agar induk jantan mempunyai persediaan
makanan untuk burayak tersebut, bisa juga di berikan pelet khusus untuk ikan cupang
(Sitanggang, 2010).
Menurut Huda (2011), hari ke 5 setelah burayak menetas sudah bisa di lihat
perkembangannya, untuk itu harus di bantu dengan cara memberikan kuning telur yang
sudah matang lalu di keringkan dan setelah kering di berikan kepada burayak dan pada
hari ke 6 kita sudah bisa memberikan kutu air yang di saring kedalam wadah ini, karena
beberapa burayak sudah cukup besar dan dapat memakan kutu air yang di saring. Hari
ke 8 induk jantan sudah bisa di angkat dan di pisahkan kedalam toples tersendiri.
Sedangkan burayak yang berumur 8 hari cukup kita beri makan kutu air yang di saring,
sampai berumur 1 bulan dan apabila pertumbuhannya pesat bisa di berikan anak cuk
(jentik nyamuk) dan cacing sutra secara terbatas serta apabila perkembangan kurang
pesat maka makanannya harus tetap kutu air.
Setelah umur 1 bulan burayak sudah dapat di pindahkan kedalam wadah yang
lebih besar supaya perkembangganya lebih pesat dari segi makanan sudah bisa di
kombinasi antara kutu air, cuk, cacing sutra dan pelet. Setelah burayak berumur 2 - 2,5
bulan, maka sudah dapat di pisahkan dan di pilah mana yang jantan dan betina. Untuk
jantan harus di beri wadah tersendiri dan untuk betina masih bisa di campur sesama
betina, apabila setelah di seleksi ternyata cupang betina yang dominan maka dapat kita
simpulkan salah satu dari induk tersebut kurang baik kualitasnya. Sebaiknya induk betina
itu tidak di pijahkan kembali. Apabila baik, maka induk jantan sudah dapat di pijahkan
kembali 3 minggu setelah di angkat dari tempat pemijahan (Huda, 2011).
 PAKAN INDUK DAN LARVA
Meskipun cupang dewasa mau menerima makanan kering dan mati, namun untuk
memperoleh pertumbuhan maksimal dan warna yang cantik sebaiknya ikan-ikan cupang ini
hanya di beri makanan hidup. Makanan hidup seperti cacing sutera, jentik-jentik nyamuk dan
kutu air sangat di sukai oleh ikan-ikan cupang (Iskandar, 2004).
Menurut Perkasa (2001), bahan pakan alami bagi cupang hias di peroleh dari alam.
Bahan pakan tersebut di berikan dalam keadaan hidup tanpa melalui proses terlebih dahulu.
Memperoleh pakan alami tidak sulit dan relatif murah. Sarana untuk mendapatkan pakan
alami hanya dengan alat sederhana.
 MANAJEMEN KULALITAS AIR
Faktor penting dalam budidaya ikan cupang adalah kualitas air yang digunakan
dalam budidaya. Kualitas air harus selalu terjaga kebersihannya dan terhindar dari zat-
zat beracun, seperti amoniak, limbah pabrik, detergen, dan lain-lain. Ikan akan tumbuh
optimal jika kualitas airnya baik. Air pada akuarium atau pada wadah pematangan gonad
sebaiknya diganti setiap 3 hari, serta ikan cupang direndam selama 1 jam dengan air
yang telah dicampur garam dapur dan obat khusus cupang yang banyak dijual di pasar
ikan dengan dosis secukupnya. Hal tersebut untuk menjaga ikan cupang dari serangan
jamur atau penyakit lainnya (Indriani dkk, 1991).
Cara lain unntk menjaga kualitas air tetap baik adalah dengan cara memasukan
eceng gondok dalam kolam pembesaran, yang berfungsi untuk menyerap racun di sekitar
air tersebut dan sekaligus menjadi tempat berteduh bagi burayak/benih cupang. Jangan
terlalu banyak memberikan eceng gondok karena eceng gondok dapat menyerap oksigen
di dalam air. Eceng gondok yang terlalu banyak dapat menyebabkan kematian bagi
burayak karena kekurangan kadar oksigen di dalam air (Perkasa, 2001).

 PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT


Menurut Kordi (2004), penyakit pada ikan cupang secara fisik banyak di sebabkan
oleh microorganisme,cendawan, bakteri dan virus! yang di pengaruhi oleh sanitasi air,
dimana tempat ikan cupang itu hidup, kurang higienis dan kurang di perhatikan, atau di
sebabkan oleh faktor alam seperti perubahan iklim yang berpengaruh pada perubahan
suhu air, sehingga mempengaruhi tumbuh kembangnya cendawan, bakteri,dan virus.
Oleh sebab itu kualitas air untuk ikan cupang ini harus tetap dijaga. Penyakit fisik tersebut
antara lain busung/sisik nanas, salak, atau hydrops, menceret atau berak putih
disebabkan oleh virus salmonella sp., valvet/fin rot, yang disebabkan oleh bakteri oodium
pillularis, serta borok/ luka yang terinfeksi yang di sebabkan oleh kutu ikanargullus indicus
dan lernea cyprinacea.
Penyakit pada ikan cupang non fisik tidak disebabkan oleh microorganisme, tapi
disebabkan oleh kurang hati-hati dalam perawatan ikan cupang yang menyebabkan
mental dan fisik ikan cupang menjadi sakit, dan cacat dan dapat berakibat menurunnya
kesehatan ikan cupang tersebut, sirip kurang mengembang, kurang gairah, tidak nafsu
makan,bacul (hilang keberanian/ mental) menggigit sirip sendiri, jelas terlihat tidak sehat
(Kordi, 2004). Bila terserang white spot,cendawan/jamur gejala awalnya adalah berenang
ikan cupang seperti tersentak-sentak atau menabrakan badannya ke media dinding
aquarium /wadah, bila tidak cepat di tanggulangi badan ikan cupang akan cepat di
tumbuhi bintik-bintik putih lebih kecil dari telur ikan. Hal ini bila sudah parah, bila tidak
cepat di tanggulangi dapat menyebabkan ikan cupang malasberaktifitas,sirip tidak
mengembang, dan menghilangkan nafsu makan dari ikan tersebut. Penanggulangan nya
dapat dengan diberikan anti white spot, blitz-icth/fish mate yang mengandung bahan aktif
metil biru (methiline blue) dan dimetil amino triphenyl methanol, super icth , blitz icth/obat
biru/ anti white spot dilarutkan dengan air dan di campur garam ikan dengan dosis di
sesuaikan dengan stadium penyakitnya. Dengan merendam ikan cupang yang sakit
kedalam larutan tersebut diatas selama kurang lebih 5 jam, kemudian angkat dan rendam
kembali kedalam larutan yang sama.

Anda mungkin juga menyukai