Anda di halaman 1dari 7

A journal of my life in Quarantine

“Aplikasi pupuk kompos media tanam super organik pada pembudidayaan tanaman bawang putih”

Biology Experimental 2020

Brigita Vianney Siregar

191134259

Brigitavianney8@gmail.com

Abstrak. Bawang putih mengandung zat-zat yang dapat membunuh kuman-kuman penyakit,
antibiotika dan anti virus influenza (Wibowo, 1994). Pada pertumbuhan bawang putih tidak
hanya ditentukan dari kualitas bawangnya, tetapi juga dilihat dari segi pupuk atau tanah,
kelembapan suhu, cuaca dan juga jarak dari setiap siungnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
memberikan informasi mengenai pembudidayaan bawang putih dengan media tanam pupuk
kompos super organik dan untuk melestarikan lingkungan sekitar. Karakteristik dari daun bawang
putih yaitu : berbentuk pipih dan berwarna hijau menyerupai pita memanjang disertai pada bagian
tepinya rata ujungnya runcing dan panjang sekitar 60 cm dan lebar sekitar 1,5 cm. Kemudian batang
bersifat semu memiliki warna hijau dan bagian paling bawah nampak bersiung – suing dan
bergabung menjadi umbi besar berwarna putih. Bawang putih ini termasuk ke dalam tanaman
herbal yang bersifat semusim saja dan memiliki ketinggian sekitar 50 s/d 60 cm dan memiliki akar
serabut. Adapun metode yang digunakan adalah ring placement.

Kata kunci : bawang putih, media tanam pupuk kompos super organik, dan ring placement.

Pendahuluan

Bawang putih sendiri memiliki pertumbuhan yang mirip dengan bawang merah. Para ahli meyakini
bahwa bawang putih awalnya berasal dari Rusia, sebelum pada akhirnya menyebar ke wilayah Asia,
Mediterania dan Eropa. Pada umumnya umbi bawang putih dimanfaatkan untuk bumbu masakan
dan sebagian kecil untuk bahan obat-obatan. Bawang putih mengandung zat-zat yang dapat
membunuh kuman-kuman penyakit, antibiotika dan anti virus influenza (Wibowo, 1994). Pada
pertumbuhan bawang putih tidak hanya ditentukan dari kualitas bawangnya, tetapi juga dilihat dari
segi pupuk atau tanah, kelembapan suhu, cuaca dan juga jarak dari setiap siungnya.

Ring placement adalah metode tanam dimana pupuk ditaburkan di antara larikan tanaman
kemudian ditutup kembali dengan tanah. Ring placement umumnya digunakan untuk tanaman
tahunan dengan ditaburkan melingkari tanaman dengan jarak tegak lurus daun terjauh (tajuk daun).
Cara ini dapat dilakukan apabila jarak tanaman tidak rapat, kesuburan tanah rendah dan
perkembangan akar tanaman yang sedikit. Pupuk yang digunakan adalah pupuk kompos.

Pupuk kompos merupakan salah satu pupuk organik yang dibuat dengan cara menguraikan sisa-sisa
tanaman dan hewan dengan bantuan organisme hidup. Untuk membuat pupuk kompos diperlukan
bahan baku berupa material organik dan organisme pengurai. Organisme pengurainya bisa berupa
mikroorganisme ataupun makroorganisme. Pada pembudidayaan bawang putih di rumah, Media
tanam super organik yang mengandung pupuk kandang, sekam bakar, dan cocopiet merupakan jenis
pupuk kompos yang tidak mengandung zat kimia sehingga baik jika digunakan sebagai dasar dari
tanaman apapun.

Tinjauan Pustaka

Sentra bawang putih di Indonesia umumnya terkonsentrasi di Pulau Jawa. Berdasarkan survey
eksplorasi, sekitar 72 persen daerah penanaman bawang putih terdapat di Jawa (Buurma 1991).
Oleh sebab itu, tanaman ini tumbuh sangat baik di dataran pulau Jawa. Arus globalisasi juga
merupakan bentuk kendala lain bagi pengembangan bawang putih yang berkaitan dengan kopetisi
antara tingkat harga bawang putih domestik dengan luar negeri (pasar dunia) dengan mulai
dihapuskannya proteksionisme (tariff maupun non-tariff barrier) (Bunasor dan Aminah 1991). Oleh
sebab itu, bawang putih alangkah baiknya jika tidak hanya bisa diproduksi oleh komoditi pangan
saja, tetapi pihak rumah tangga konsumen juga bisa membudidayakannya untuk mengurangi jumlah
pemasokan bawang putih dari luar negeri. Untuk mencapai tujuan tersebut, beberapa usaha yang
perlu ditempuh antara lain; intensifikasi (penggunaan bibit unggul, pengolahan tanah yang
memadai, pemupukan berimbang), ekstensifikasi ke daerah-daerah potensi dan modifikasi
lingkungan tumbuh kurang optimal dengan memasukkan varietas unggul, pengairan dan drainase,
pengendalian hama dan penyakit serta gulma serta mengefisienkan faktor-faktor produksi yang
digunakan (Asandhi dan Gunadi, 1985; Hilman dan Noordiyati 1988).

Syarat-syarat lain yang penting adalah udara sejuk dan kering tanaman pada fase pembentukan.
Waktu yang paling tepat untuk penanaman bawang putih adalah bulan Mei sampai dengan Juli.
Derajat kemasaman tanah (pH) yang paling disukai adalah 6,5-7,5, sedangkan apabila pH>6,5 maka
tanah harus dikapur. Tanaman bawang putih kurang baik ditanam pada musim penghujan karena
kondisi tanah terlalu basah, temperatur tinggi sehingga mempersulit pembentukan siung. Kualitas
(mutu) bibit erat kaitannya dengan pemupukan pada saat proses produksi. Pemupukan dengan
unsur mikro CuSO4 (20 ppm) dan campuran 20 ppm ZnSO4 + 10 ppm H3BO3 + 5 ppm Amonium Mo
dapat meningkatkan kekerasan umbi bibit (Gunadi dkk. 1988). Unsur mikro diperlukan sebagai
katalisator proses biokimia tanam. Cu berperan dalam peningkatan klorofil daun dan Zn berperan
dalam pembentukan hormon IAA secara alami yang mampu mentranslokasikan karbohidrat dari
daun ke bagian umbi. Dengan mekanisme pengisian umbi ini kadar bahan padat terlarut di bagian
umbi menjadi lebih banyak sehingga mutu umbi yang dihasilkan lebih baik. Bila pH tanah kurang dari
6 perlu diberi kapur 1-2 ton/ha dan diaplikasikan 14 hari sampai 1 bulan sebelum tanam (Suwandi
1991).

Penggunaan pupuk pada bawang putih terdiri dari pupuk organik dan pupuk anorganik (buatan).
Pupuk organik dalam bentuk pupuk kandang ayam dengan dosis 10-20 ton/ha umumnya diberikan
pada saat tanam dengan cara disebar dan diaduk hingga merata. Dosis pupuk anorganik yang
dianjurkan adalah 200 kg N ha-1, 180 kg P2O5 ha-1, 60 kg K2O ha-2 dan 142 kg S ha-1 (Hilman dan
Suwandi 1992; Asandhi dan Gunadi, 1985). Tidak seperti sistem penanaman dengan cara bedengan,
penanaman bawang putih dengan sistem complongan (lubang) pada lahan andosol marginal
memerlukan pupuk kandang ayam cukup tinggi (1 kg/ lubang tanam). Tiap lubang tanam terdiri dari
9 tanaman bawang putih. Pupuk buatan terdiri dari TSP dengan dosis 60 kg P2O5, campuran pupuk
urea dan ZA (amonium sulfat) 240 kg masing-masing 1/3 dosis pada umur 15, 30 dan 45 hari setelah
tanam. Praktek penanaman bawang putih secara complongan dapat dijumpai di daerah Kajoran
Magelang, Jawa Tengah. Cara pemberian air dapat dilakukan dengan penyiraman atau
penggenangan (Subhan dkk. 1989). Ciri bawang putih yang siap panen adalah sekitar 50% daun telah
menguning atau kering dan tangkai batang keras.

Metode Penelitian

Pembudidayaan tanaman bawang putih ini menggunakan metode “ring placement” dan
menggunakan media tanam pot dengan pupuk kompos super organik. Sumber data pembudidayaan
ini berasal dari buku elektronik, artikel, situs internet lainnya, dan orang tua. Pembudidayaan
dilakukan dengan cara menanam pada pot di halaman rumah, pengamatan dan perawatan setiap
hari serta foto-foto kegiatan yang dilakukan. Observasi ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana
aplikasi pupuk kompos media tanam super organik terhadap pertumbuhan bawang putih.
Selanjutnya adalah terjun langsung menanam tumbuhan di halaman rumah dengan perbandingan 3 :
4 :2 : 3 (3 sekop pupuk, 4 siung bawang putih, 2 sekop pupuk, 3 tetes air).

Hasil dan Pembahasan

Perumahan Kutabumi, Tangerang merupakan perumahan kota dimana banyak sekali perumahan
dan bangunan di sekeliling. Pada pekarangan rumah tidak terdapat lahan, sehingga budidaya
tanaman bawang putih dilakukan menggunakan media pot dan pupuk media tanam super organik.

Dari proses penanaman selama 5 hari, menggunakan pupuk kompos media tanam super organik. Di
dapatkan data sebagai berikut :

Hari Ukuran Keterangan


Kamis, 28 Mei 2020 (hari ke 1) 0 Penanaman 4 siung bawang putih
Jumat, 29 Mei 2020 (hari ke 2) 0 Belum tumbuh
Sabtu, 30 Mei 2020 (hari ke 3) 0 Belum tumbuh
Minggu, 31 Mei 2020 (hari ke 4) 0 Belum tumbuh
Senin, 1 Juni 2020 (hari ke 5) 0 Belum tumbuh

Waktu yang paling tepat untuk penanaman bawang putih adalah bulan Mei sampai dengan Juli. Saya
menanam pada akhir mei hingga Juni. Derajat kemasaman tanah (pH) yang paling disukai adalah 6,5-
7,5, sedangkan apabila pH>6,5 maka tanah harus dikapur. Tanaman bawang putih kurang baik
ditanam pada musim penghujan karena kondisi tanah terlalu basah, temperatur tinggi sehingga
mempersulit pembentukan siung. Kualitas (mutu) bibit erat kaitannya dengan pemupukan pada saat
proses produksi. Pemupukan dengan unsur mikro CuSO4 (20 ppm) dan campuran 20 ppm ZnSO4 +
10 ppm H3BO3 + 5 ppm Amonium Mo dapat meningkatkan kekerasan umbi bibit (Gunadi dkk. 1988).

Hal Pertama yang saya lakukan adalah menanam 4 siung bawang putih menggunakan metode “ring
placement” yaitu menanam dengan pola melingkar (3 sekop pupuk). Kedua, memberikan pupuk
kembali sebanyak 2 sekop. Ketiga, menyiramnya dengan 3 tetes air menggunakan tangan supaya
tidak terlalu basah. Keempat, menaruh pot di halaman rumah untuk bisa mendapatkan cahaya
matahari. Secara rutin setiap hari pada sore hari, saya menyiramnya dengan 3 tetes air dan
menyebarkannya ke seluruh pupuk dan bawang. Tetapi Dalam waktu 5 hari tidak tumbuh,
dikarenakan pada umumnya bawang putih membutuhkan kurang lebih 10 hari untuk bisa tumbuh.
Adapun faktor lain, yaitu cuaca yang tidak menentu. Pada perumahan kutabumi seringkali terjadi
hujan pada malam hari yang mengakibatkan kondisi tanah pada tanaman terlalu basah sehingga
temperatur udara juga tinggi mempersulit pertumbuhan bawang putih. Ciri-ciri bawang putih yang
siap panen adalah sekitar 50% daun telah menguning atau kering dan tangkai batang keras.

Penutup

Bawang putih sendiri memiliki pertumbuhan yang mirip dengan bawang merah. Para ahli meyakini
bahwa bawang putih awalnya berasal dari Rusia, sebelum pada akhirnya menyebar ke wilayah Asia,
Mediterania dan Eropa. Pada umumnya umbi bawang putih dimanfaatkan untuk bumbu masakan
dan sebagian kecil untuk bahan obat-obatan. Dalam menanam bawang putih menggunakan metode
“ring placement” yaitu metode tanam dimana pupuk ditaburkan di antara larikan tanaman dan
kemudian ditutup kembali dengan tanah. Cara ini dapat dilakukan apabila jarak tanaman tidak rapat,
kesuburan tanah rendah dan perkembangan akar tanaman yang sedikit. Pupuk yang digunakan
adalah pupuk kompos.

Pembudidayaan dilakukan dengan cara wawancara secara intensif dan mendalam (in-depth-
interview) yang memfokuskan pada bagaimana pikiran dan tindakan atau kegiatan responden pada
saat menanam di lingkungan perumahan. Data yang terkumpul berupa hasil wawancara (verbatim),
catatan lapangan dari observasi serta foto-foto kegiatan yang dilakukan. Observasi ini dilakukan
untuk mengetahui bagaimana aplikasi pupuk kompos media tanam super organik terhadap
pertumbuhan bawang putih. Selanjutnya adalah terjun langsung menanam tumbuhan di halaman
rumah dengan perbandingan 3 : 4 :2 : 3 (3 sekop pupuk, 4 siung bawang putih, 2 sekop pupuk, 3
tetes air).

Hari Pertama yang saya lakukan:

1. Menanam 4 siung bawang putih menggunakan metode “ring placement” yaitu menanam
dengan pola melingkar (3 sekop pupuk).
2. Memberikan pupuk kembali sebanyak 2 sekop.
3. Menyiramnya dengan 3 tetes air menggunakan tangan supaya tidak terlalu basah.
4. Menaruh pot di halaman rumah untuk bisa mendapatkan cahaya matahari.

Hari kedua sampai kelima

Secara rutin setiap hari pada sore hari, menyiramnya dengan 3 tetes air dan menyebarkannya ke
seluruh pupuk dan bawang.

Tetapi Dalam waktu 5 hari tidak tumbuh, dikarenakan pada umumnya bawang putih membutuhkan
kurang lebih 10 hari untuk bisa tumbuh. Adapun faktor lain, yaitu cuaca yang tidak menentu. Pada
perumahan kutabumi seringkali terjadi hujan sehingga tanah pada tanaman terlalu basah sehingga
temperatur udara juga tinggi dan mempersulit pertumbuhan bawang putih. Ciri-ciri bawang putih
yang siap panen adalah sekitar 50% daun telah menguning atau kering dan tangkai batang keras.
Daftar Pustaka :

Agrotek. Klasifikasi dan morfologi tanaman bawang putih.


https://agrotek.id/klasifikasi-dan-morfologi-tanaman-bawang-putih/

Argo, Gema. 2018. Pengaruh Jarak Tanam dan Pupuk Kompos pada Pertumbuhan dan Hasil Tanaman
Bawang Merah
file:///C:/Users/user/Downloads/891-Article%20Text-3639-3-10-20190122.pdf (di publikasikan
tanggal 31 Desember 2018)

Wahyudi, Anung. 2014. Aplikasi Pupuk Organik dan Anorganik dalam Budidaya Bawang Putih
Varietas Lumbu Hijau
https://www.researchgate.net/publication/321288991_Aplikasi_Pupuk_Organik_dan_Anorganik_da
lam_Budidaya_Bawang_Putih_Varietas_Lumbu_Hijau (di publikasikan Mei 2014)

CCRC Farmasi UGM. 2014. Bawang Putih


https://ccrc.farmasi.ugm.ac.id/?page_id=441 (di publikasikan tahun 2014)

squirtlesquadsociety. 2020. Penjelasan Morfologi dan Klarifikasi Tanaman Bawang Putih


https://squirtlesquadsociety.com/penjelasan-morfologi-dan-klasifikasi-tanaman-bawang-putih/ (di
publikasikan tanggal 25 Januari 2020)

Pioneer. Berbagai Cara Pemupukan Tanaman Budidaya


https://www.pioneer.com/web/site/indonesia/Berbagai-Cara-Pemupukan-Tanaman-Budidaya

wicahyo, Haris. 2020. Petunjuk Teknis Membuat Media Tanam Pot


https://daunku.com/membuat-media-tanam-pot/ (dipublikasikan tanggal 23 Februari 2020)

Sandrakirana Ratih, Lilia Fauzia, Ericha Nurfitria Alami, Lina Aisyawati, Diding Rahmawati, Wahyu
Handayati, Irma Susanti, Baswarsiati. 2018. Panduan Budidaya Bawang Putih
http://jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/04/BAWANG-PUTIH-3.pdf (di
publikasikan 2018)
Lampiran

Dokumentasi

Mengambil pupuk ( 3 sekop) dan memasukkannya ke dalam


pot

Memasukkan bawang putih ke dalam pupuk ( 4 siung)

Memasukkan pupuk ( 2 sekop)


Menyiram pupuk ( 3 tetes air) setiap hari

Anda mungkin juga menyukai