Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

PERPAJAKAN

“PAJAK PENGHASILAN PASAL 4 AYAT (2)”

Disusun oleh :

ANISA UTAMI PUTRI

SAIMAH

Kelas : A2R4

Kelompok : 6 (Enam)

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI BANTEN

Jl. Letnan Jidun No.7C Kepandean, Kota Serang


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia serta hidayah-Nya kepada kami semua sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini.

Makalah mengenai “Pajak Penghasilan Pasal 4 Ayat (2)” ini mengkaji tentang
pengertian PPh Pasal 4 Ayat 2 atau Pajak Pengahsilan Final, Objek PPh pasal 4 Ayat 2,
Mekanisme Pembayaran PPh Pasal 4 Ayat 2, dan Bagainmana Cara Mudah Menghitung
dan Setor PPh Final 0,5% . Makalah ini diajukan sebagai tugas “Perpajakan”. Makalah
ini juga disajikan dengan menggunakan bahasa yang sederhana agar lebih mudah untuk
memahami isinya. Kami berharap makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan
bermanfaat bagi kita semua.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan pembuatan makalah ini. Akhir kata, kami ucapkan terima kasih.

Serang, Februari 2019

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di Indonesia terdapat berbagai jenis macam pajak, salah satunya Pajak
Penghasilan (PPh), yang merupakan pajak terhutang atas dasar penghasilan yang
didapatkan, antara lain penghasilan dari pendapatan berupa gaji, penghasilan
dari laba usaha, penghasilan yang berupa hadiahm dan penghasilan yang berupa
pendapatan bunga.
Pajak bersifat memaksa terhadap seluruh warga negara atau wajib pajak
menaatinya. PPh yang terhutang dalam jangka waktu satu tahun haruslah
dilunasi oleh wajib pajak sesuai dengan peraturan perpajakan penghasilan yang
ada.
Pada makalah akan membahas mengenai PPh Pasa 4 ayat (2) UU yang
merupakan pajak penghasilan yang mengatur penghasilan dari transaksi
pengalihan harta berupa tanah dan atau bangunan, usaha jasa konstruksi, usaha
real estate, dan persewaan tanah dan atau bangunan dikenai pajak bersifat final
yang diatur dengan peraturan pemerintah. Namun fokus utama akan dibahas
mengenai PPh pasal 4 ayat (2) mengenai jasa konstruksi, karena sering kali
sering terdapat perbedaan persepsi antara pengenaan pajak pasal 4 ayat (2)
dengan pajak pasal 23. Adapun peraturan pemerintahan yang mengatur tentang
jasa kontruksi tersebut adalah pemerintahan nomor 51 tahun 2008.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan beberapa masalah, yaitu:
1. Apa pengertian PPh Pasal 4 Ayat 2?
2. Objek PPh pasal 4 Ayat 2
3. Mekanisme Pembayaran PPh Pasal 4 Ayat 2
4. Bagainmana Cara Mudah Menghitung dan Setor PPh Final 0,5%
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui apa saja mengenai pajak penghasilan pasal 4 ayat (2)
mengenai jasa konstruksi.
Untuk mengetahui perbedaan antara pajak penghasilan pasal 4 ayat (2) dengan
pajak penghasilan pasal 23.
BAB II
ISI

2.1 Pengertian PPh Pasal 4 Ayat 2


PPh Pasal 4 Ayat 2/PPh Final adalah pajak penghasilan atas jenis
penghasilan-penghasilan tertentu yang bersifat final dan tidak dapat
dikreditkan dengan Pajak Penghasilan terutang. 
Istilah final di sini berarti bahwa pemotongan pajaknya hanya sekali
dalam sebuah masa pajak dengan pertimbangan kemudahan,
kesederhanaan, kepastian, pengenaan pajak yang tepat waktu dan
pertimbangan lainnya.

3.1 Objek PPh Pasal 4 Ayat 2


Objek PPh pasal 4 ayat 2 (pajak penghasilan pasal 4 ayat 2)
dikenakan pada jenis tertentu dari penghasilan/pendapatan, berupa:
 Peredaran bruto (omset penjualan) sebuah usaha di bawah Rp.4,8
miliar dalam 1 tahun masa pajak;
 Bunga dari deposito dan jenis-jenis tabungan, bunga dari
obligasi dan obligasi negara, dan bunga dari tabungan yang
dibayarkan ole koperasi kepada anggota masing-masing;
 Hadiah berupa lotere/undian;
 Transaksi saham dan surat berharga lainnya, transaksi derivative
perdagangan di bursa, dan transaksi penjualan saham, atau
pengalihan ibu kota mitra perusahaan yang diterima oleh
perusahaan modal usaha;
 Transaksi atas peralihan asset dalam bentuk tanah dan/atau
bangunan, usaha jasa konstruksi, usaha realestate, dan sewa atas
tanah dan/atau bangunan; dan
 Pendapatan tertentu lainnya, sebagaimana diatur dalam atau
sesuai dengan peraturan pemerintah.

Ketika PPh pasal 4 ayat 2 ini dikenakan atas transaksi antara


perusahaan dan seorang individu, di mana perusahaan bertindak
sebagai penerima penghasilan tersebut, maka perushaan wajib
menyelesaikan pajak ini saja.

Sedangkan dalam kasus transaksi yang terjadi antara dua


perusahaan, maka pembayar harus mengumpulkan dan meyelesaikan
pajak, bukan penerima penghasilan.

2.3 Mekanisme Pembayaran PPh Pasal 4 Ayat 2


Bagi UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) yang
dijalankan wajib pajak badan maupun pribadi dengan peredaran bruto
atau omzet penjualan di bawah Rp.4,8 miliar

2.4 Cara Mudah Menghitung dan Setor PPh Final 0,5%


BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
 PPh Pasal 4 ayat 2 (Pajak Penghasilan Pasal 4 Ayat 2) dikenakan atas
beberapa jenis penghasilan dengan pemotongan yang bersifat final dan
tarif yang berbeda-beda untuk setiap jenis pajaknya. Oleh karena itu
Pajak Penghasilan Pasal 4 Aayat 2 ini disebut juga sebagai PPH Final.
 Salah satu objek PPh Pasal $ aayat 2 adalah omzet penjualan usaha (di
bawah Rp.4,8 miliar dalam 1 tahun), baik yang dimiliki wajib pajak
badan maupun pribadi. Tarifnya adalah 0,5% dari total omzet penjualan
perbulan.

Saran
Daftar Pustaka

Puspa, D. (n.d.). PPh Pasal 4 Ayat 2 (Pajak Penghasilan Pasal 4 Ayat 2). Retrieved February 18,
2019, from Pajak: https://www.online-pajak.com/pajak-penghasilan-pph-pasal-4-ayat-
2-a

Anda mungkin juga menyukai