Anda di halaman 1dari 4

8 Prinsip Dasar Etika Profesi Akuntan

Sebagai salah satu profesi yang sangat penting dalam dunia ekonomi, wajib hukumnya
memahami kode etik untuk menjaga mutu dan kepercayaan para pengguna jasa. Kode
etik profesi akuntan terdapat pada etika profesi akuntansi yang mengatur kaidah serta
norma dalam lingkup profesional. Etika profesi akuntansi yaitu suatu ilmu yang
membahas perilaku atau perbuatan baik dan buruk manusia sejauh yang dapat
dipahami oleh pikiran manusia terhadap pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan
penguasaan terhadap suatu pengetahuan khusus sebagai akuntan.

Seperti yang disebutkan, etika ini mengatur bagaimana seorang akuntan


melakukan pekerjaannya. Tanpa kode etik, seorang akuntan dapat saja langsung
diberhentikan. Dalam profesi akuntansi, skandal yang bertentangan dengan kode etik
merupakan masalah besar. Itulah sebabnya Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI)
mengeluarkan kode etik yang harus dipatuhi oleh akuntan. Terdapat delapan prinsip
dasar etika profesi akuntansi yang harus dipahami oleh setiap akuntan yang
menjalankan pekerjaannya.

1) Perilaku Profesional

Setiap anggota harus berperilaku konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan
menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi. Kewajiban untuk menjauhi
tingkah laku yang dapat mendiskreditkan profesi harus dipenuhi sebagai perwujudan
tanggung jawabnya kepada penerima jasa, pihak ketiga, anggota yang lain, staf,
pemberi kerja dan masyarakat umum. Dalam upaya memasarkan dan
mempromosikan diri dan pekerjaan, akuntan profesional sangat tidak dianjurkan
mencemarkan nama baik profesi. Akuntan wajib mempunyai sikap jujur dan dapat
dipercaya.
2) Tanggung Jawab Profesi
Seorang akuntan dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional,
harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional terhadap
semua kegiatan yang dilaksanakannya. Anggota memiliki tanggung jawab kepada
pemakai jasa mereka dan tanggung jawab untuk bekerja sama dengan sesama
anggota demi mengembangkan profesi akuntansi serta memelihara kepercayaan
masyarakat. Semua usaha tersebut diperlukan untuk memelihara dan meningkatkan
tradisi profesi.

3) Standar Tehnis
Setiap kegiatan harus mengikuti standar teknis dan standar profesional yang
relevan. Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-hati, akuntan berkewajiban
untuk melaksanakan penugasan dari penerima jasa, selama penugasan tersebut
sejalan dengan prinsip integritas dan objektivitas. Standar teknis dan standar
professional yang harus ditaati anggota adalah standar yang dikeluarkan oleh Ikatan
Akuntan Indonesia. Internasional Federation of Accountants, badan pengatur dan
pengaturan perundang-undangan yang relevan.

4) Kepentingan Publik
Anggota akuntan profesional berkewajiban untuk bertindak dalam rangka pelayanan
kepada publik, menghormati kepercayaan publik serta menunjukkan sikap
profesionalisme. Salah satu ciri dari profesi adalah penerimaan tanggung jawab
kepada publik. Profesi akuntan juga memegang peranan penting di masyarakat. Arti
publik dari profesi akuntan meliputi klien, pemerintah, pemberi kredit dan pegawai.
Investor, dunia bisnis dan pihak-pihak yang bergantung kepada integritas dan
objektivitas akuntan dalam memelihara berjalannya fungsi bisnis dengan tertib. Oleh
karena itu, seorang akuntan harus selalu bertindak sesuai dengan koridor pelayanan
publik untuk menjaga kepercayaan mereka.
5) Integritas
Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota harus
memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan integritas setinggi mungkin.
Integritas mengharuskan seorang anggota untuk bersikap jujur dan berterus terang
tanpa harus mengorbankan rahasia penerima jasa. Pelayanan dan kepercayaan
publik tidak boleh dikalahkan oleh keuntungan pribadi. Integritas dapat menerima
kesalahan yang tidak disengaja dan perbedaan pendapat yang jujur, tetapi tidak
menerima kecurangan atau peniadaan prinsip.

6) Kerahasian

Mengingat akuntan adalah profesi yang berhubungan langsung dengan data


keuangan, maka sudah sepatutnya harus mampu memegang prinsip kerahasiaan.
Prinsip kerahasiaan mengharuskan setiap akuntan untuk tidak melakukan hal berikut
ini:

a. Mengungkapkan informasi rahasia yang diperolehnya dari hubungan profesional


dan hubungan bisnis pada pihak di luar kantor akuntan atau organisasi tempat
akuntan bekerja tanpa diberikan kewenangan yang memadai dan spesifik,
terkecuali jika mempunyai hak dan kewajiban secara hukum atau profesional
untuk mengungkapkan kerahasiaan tersebut.
b. Menggunakan informasi rahasia untuk keuntungan pribadi atau pihak ketiga.
Informasi yang diperoleh baik melalui hubungan profesional maupun hubungan
bisnis.

7) Objektivitas

Setiap anggota harus menjaga objektivitasnya dan bebas dari benturan kepentingan
dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya. Objektivitas adalah suatu kualitas yang
memberikan nilai atas jasa yang diberikan anggota. Prinsip objektivitas
mengharuskan anggota bersikap adil, tidak memihak, jujur secara intelektual, tidak
berprasangka serta bebas dari benturan kepentingan atau di bawah pengaruh pihak
lain.

8) Kompetensi dan kehati-hatian Profesional

Kompetensi adalah salah satu penjamin mutu dan kualitas layanan dari seorang
profesional di bidang jasa. Prinsip kompetensi dan kehati-hatian professional
mengharuskan setiap anggota akuntan untuk:

1. Memelihara pengetahuan dan keahlian profesional yang dibutuhkan untuk


menjamin pemberi kerja (klien menerima layanan yang profesional dan
kompeten.)
2. Bertindak tekun dan cermat sesuai teknis dan profesional yang berlaku ketika
memberikan jasa profesional.

Etika profesi dalam bidang akuntansi sangat perlu diperhatikan oleh setiap
akuntan untuk menghindari  hal-hal yang tidak diinginkan. Hal ini dilakukan untuk
memenuhi tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang akuntan yang profesional.
Dengan memahami etika profesi dengan baik, maka akuntan seharusnya dapat bekerja
dengan maksimal, salah satunya dengan membuat laporan keuangan yang terperinci.

Anda mungkin juga menyukai