Anda di halaman 1dari 9

APLIKASI DAN PERHITUNGAN BALOK – T

TUGAS HARIAN

diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Teknik Jembatan yang
diampu oleh Dr. Sudjani, M. Pd.

Oleh :
Dilivio Raymans Ramadhan
NIM. 1804463

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN


DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2020
Data Perencanaan :
Bentang jembatan = 20 m
Muatan = Kelas I
Lebar jembatan = Lebar jalan = 10 m
Lebar trotoar =1m
Beban lalu lintas = Peraturan Muatan no. 12 /1970 Bina Marga
Lantai kendaraan = Beton f’c 25 Mpa, Baja U39 (fy= 400 Mpa)
Balok melintang = Beton f’c 25 Mpa, Baja U39, (fy= 400 Mpa)
Balok memanjang = Beton fc 25 Mpa, Baja U39, (fy= 400 Mpa)
Begel = U24
Mutu baja profil = B37
Ukuran Balok induk = 40 x 120 cm
Jarak balok melintang =3m
BJ aspal = 2 t/m3
BJ beton = 2,4 t/m3
Tebal slab beton = 20 cm
Tebal perkerasan jalan = 5 cm
Beban roda = 10 ton
Harga pipa baja = Rp 12.000,00 /kg
Harga besi beton = Rp 17.000,00 /kg
Harga beton segar = Rp 600.000,00 /m3
Harga aspal = Rp 1.000.000,00 /ton
Harga begesting dan schaffolding = Rp 6.000.000,00 /m3

Diminta :
1. Merencanakan jembatan – jembatan dengan gambar, denah, potongan dan
penjelasan lengkap
2. Harga konstruksi atap lengkap
1. Perencanaan Struktur Atas

Gambar 1. Sistem Lantai Kendaraan

a. Pembebanan
Diketahui :
Berat Jenis Air = 1 t/m3
Berat Jenis Aspal = 2 t/m3
Berat Jenis Beton = 2,4 t/m3
1) Beban Mati (Dead Load)
- Berat air hujan (3cm) = 0,03 . 1,2 . 1 = 0,036 t/m
- Berat aspal (tebal 10 cm) = 0,1 . 1,2 . 2 = 0,24 t/m
- Berat slab beton (tebal 20 cm) = 0,2 . 1,2 . 2,4= 0,576 t/m
qdl1 = 0,852 t/m
Berat trotoar dan sandaran :
- Berat air hujan ( 3cm ) = 0,03 . 1,2 . 1 = 0,036 t/m
- Berat sendiri plat beton = 0,2 . 1,2 . 2,4 – 0,1 . 0,6 . 2,4 = 0,3096 t/m
- Berat tegel dan spesi (5cm) = 0,05 . 1,2 . 2,2 = 0,132 t/m
- Berat tiang sandaran dan besi= 0,12 . 0,16 . 2,4 + 0,0517 = 0,0978 t/m
qdl2 = 0,5754 t/m

Menurut SK Menteri PU No. 378/KPTS/1987 tentang Pedoman


Perencanaan Jembatan Jalan Raya pasal 4.1 maka beban lantai kendaraan
adalah sebagai berikut :
qdl = qdl1 + 1/L . 2qdl2
= 0,852 + 1/8 . (2 . 0,5754)
= 0,9958 t/m
2) Beban Hidup (Live Load)
Beban hidup yang diperhitungkan pada lantai kendaraan adalah
beban T (PPPJJR pasal 1.2.3. halaman 5). Beban T adalah beban yang
merupakan kendaraan truk yang mempunyai beban roda ganda sebesar
10 ton. Penyebaran gaya akan menurut sudut 45o sebagai berikut :

Gambar 2. Penyebaran Pembebanan Roda


Gaya 10
P = = = 18,518 t/m2
Luas 0,9 .0,6
ql = P . 1
= 18,518 . 1 = 18,518 t/m

b. Analisa Mekanika Lantai Kendaraan


Pelat lantai merupakan plat menerus satu arah dengan koefisien momen
sebagai berikut (Pasal13.2 Halaman 120)

Gambar 3. Koefisien Distribusi Momen Lantai Kendaraan


Mo adalah momen yang timbul dengan anggapan perletakan sendi rol,
besarnya Mo dicari sebagai berikut :
1) Beban Mati
qdl = 0,9958 t/m
Mdl = 1/8 . qdl . lx2
= 1/8 . 0,9958 . 22
= 0,4979 t.m
2) Beban Hidup
Ditinjau dari kondisi pembebanan yang mungkin terjadi,
selanjutnya dipilih momen maksimum dari kondisi pembebanan
tersebut :
a) Kondisi saat 1 roda berada pada plat

Gambar 4. Kondisi saat 1 roda berada pada plat

RA . 2 = (ql . 1,1)(0,5 . 1,1 . + 0,35)


RA . 2 = (18,518 . 1,1)(1)
RA = 10,1849 ton
Mmax = RA . 0,8 – (q . 0,45)(0,5 . 0,55)
= 10,1849 . 0,8 – (18,518 . 0,55)(0,5 . 0,55)
= 5,3470 t.m
b) Kondisi saat 2 roda berada pada plat

Gambar 5. Kondisi saat 2 roda berada pada plat


RA . 2 = (q . 0,52)(0,5 . 0,52) + (q . 0,52)(0,5 . 0,52 + 1,18)
RA . 2 = (18,353 . 0,52)(0,5 . 0,52) + (18,353 . 0,52) (1,44)
RA = 8,1849 ton
Mmax = RA . 1 – (q . 0,52)(0,5 . 0,52 + 0,38)
= 8,1849 . 0,8 – (18,353 . 0,52)(0,5 . 0,52 + 0,38)
= 2,0221 t.m
Diambil yang terbesar, yaitu 3,4746 t.m
Mo = 1,2 . Mdl + 2 . Mll
= 1,2 . 0,42675 + 2 . 5,3470
= 9,0673 t.m
Sehingga berdasarkan koefisien momen maka diperoleh momen sebagai
berikut :
- Momen Tumpuan
M1 = M6 = -1/3 . 9,0673 = - 3,0224 t.m
M2 = M3 = M4 = M5 = -2/3 . 9,0673 = - 6,0448 t.m
- Momen Lapangan
M12 = M56 = 3/4 . 9,0673 = 6,8004 t.m
M23 = M34 = M45 = 5/8 . 9,0673 = 5,6670 t.m

c. Penulangan Lantai Kendaraan


Dipakai :
f’c 25 MPa β = 0,85
Mutu baja tulangan U39 fy = 400 MPa
b = 1000 mm d = 180 mm
h = 400 mm d’ = 20 mm

1,4 1,4
ρ Min = = = 0,0035
fy 400
0,85 .0,85 . f ' c 600
ρb = .
fy 600 . fy
0,85 .0,85 . 25 600
= .
400 600. 400
= 0,0271
ρ Max = 0,75 . ρb
= 0,75 . 0,0271
= 0,0203
1) Tulangan Tumpuan
Mu = 6,0448 t.m = 6,0448 . 107 N.mm
Mu 6,0448 .107
Mn = = = 7,556 . 107 N.mm
0,8 0,8
Mn 7,556 . 107
Rn = = = 2,332 N/mm2
b . d 2 1000. 1802
fy 400
m = = = 18,823
0,85 . f ' c 0,85 .25

1 2 .m . Rn
ρ perlu =
m
1 1
√ 400
1 2 .18,823 . 2,332
=
18,823
1 1
√ 400
= 0,0248
ρ perlu < ρmax → tulangan tunggal, dipakai ρ = 0,0248
As= ρperlu . b . d
= 0,0248 . 1000 . 180
= 4464 mm2
As
Jumlah tulangan (n) = = 2,7501 → 5 buah
0,25 . π .20 2
b 1000
Jarak tulangan = = = 200 mm
n 5
Dipakai tulangan pokok = D16 – 200 → As = 1005,3097 mm2
Tulangan pembagi menurut PBI pasal 9.1.3 halaman 90:
As = 10% . 1005,3097
= 201,0619 mm2
As
Jumlah tulangan (n) = = 1,515 → 2 buah
0,25 . π .13 2
b 1000
Jarak tulangan = = = 500 mm
n 2
Dipakai tulangan pembagi = D13 – 500 → As = 265,4646 mm2

2) Tulangan Lapangan
Mu = 6,8004 t.m = 6,8004 . 107 N.mm
Mu 6 , 8004 .10 7
Mn = = = 8,5005 . 107 N.mm
0,8 0,8
Mn 8,5005 .107
Rn = = = 2,623 N/mm2
b . d 2 1000 .1802
fy 400
m = = = 18,823
0,85 . f ' c 0,85 .25
1 2 .m . Rn
ρ perlu =
m
1 1
√ 400
1 2 .18,823 . 2,623
=
18,823
1 1
√ 400
= 0,0070
ρ perlu < ρmax → tulangan tunggal, dipakai ρ = 0,0070
As= ρperlu . b . d
= 0,0070 . 1000 . 180
= 1260 mm2
As
Jumlah tulangan (n) = 2 = 4,0107 → 5 buah
0,25 . π .20
b 1000
Jarak tulangan = = = 200 mm
n 5
Dipakai tulangan pokok = D16 – 200 → As = 1005,3097 mm2
Tulangan pembagi menurut PBI pasal 9.1.3 halaman 90:
As = 10% . 1005,3097
= 201,0619 mm2
As
Jumlah tulangan (n) = = 1,515 → 2 buah
0,25 . π .13 2
b 1000
Jarak tulangan = = = 500 mm
n 2
Dipakai tulangan pembagi = D13 – 500 → As = 265,4646 mm2
Gambar 6. Sketsa Penulangan Lantai Kendaraan

Anda mungkin juga menyukai