Politik
Politik
Dilihat dari sisi etimologi, kata politik berasal dari bahasa Yunani, yakni polis yang berarti
kota yang berstatus negara kota (city state).1 Dalam negarakota di zaman Yunani, orang
saling berinteraksi guna mencapai kesejahteraan (kebaikan, menurut Aristoteles) dalam
hidupnya. Politik yang berkembang di Yunani kala itu dapat ditafsirkan sebagai suatu proses
interaksi antara individu dengan individu lainnya demi mencapai kebaikan bersama.2
Definisi politik juga diberikan oleh ilmuwan politik lainnya, yaitu Andrew Heywood.
Menurut Andrey Heywood, politik adalah kegiatan suatu bangsa yang bertujuan untuk
membuat, mempertahankan, dan mengamandemen peraturan-peraturan umum yang mengatur
kehidupannya, yang berarti tidak dapat terlepas dari gejala konflik dan kerja sama. Dengan
definisi tersebut, Andrew Heywood secara tersirat mengungkap bahwa masyarakat politik
(polity) dalam proses interaksi pembuatan keputusan publik juga tidak lepas dari konflik
antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, maupun kelompok dengan
kelompok lainnya. Dengan kata lain, masingmasing kelompok saling mempengaruhi agar
suatu keputusan publik yang disepakati sesuai dengan kepentingan kelompok tertentu.
Politik adalah cara untuk mencapai sebuah kekuasaan, dan untuk mencapai suatu kekuasaan
bisa dengan cara salah satunya yaitu melalui partai politik namun partai politik berbeda
dengan organisasi lainnya. Di negara yang demokratis yang otoritarian partai politik berbeda
dengan asosiasi-asosiasi politik lainnya yang ada, karena partai politik adalah organisasi yang
berhubungan dengan kekuasaan melalui cara pemilihan yang demokratis.3
Menurut Miriam Budiardjo politik adalah suatu kelompok yang terorganisir yang anggota-
anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai dan cita-cita yang sama. Tujuan kelompok ini
ialah untuk memperoleh kekuasaan politik dan merebut kedudukan politik dengan cara
konstitusional untuk melaksanakan kebijaksanaan mereka.4
Politik sering disebut sebagai kekuasaan. Terkadang seorang penguasa harus memiliki
kemampuan memaksa dan mengendalikan orang lain karena manusia kadang-kadang tidak
mengerti akan batas-batas kepentingan pribadi yang sesungguhnya. Oleh sebab itu, tindakan
seorang pemimpin seringkali melebihi batas dan bahkan menyimpang dari garis kebenaran.
Dewasa ini sangat banyak dijumpai kekuasaan yang seharusnya digunakan untuk
1
Hidajat Imam. (Teori-Teori politik. Malang: Setara press, 2009). 2.
2
Basri Seta. Pengantar Ilmu Politik. (Jogjakarta: Indie Book Corner, 2011), 2.
3
Miftah Thoha, Birokrasi dan Politik Indonesia, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), 94.
4
Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,1991),160.
memperjuangkan kepentingan umum, tetapi disalahgunakan untuk kepentingan lain, bahkan
untuk kepentingan pribadi masing-masing pemimpin. Padahal hakikat pemerintahan yang
sesungguhnya ialah sebagai pemimpin rakyat yang mewakili dan memenuhi tuntutan
kebutuhan rakyatnya. Oleh sebab itu, politik harus diiringi dengan etika agar pemerintahan
dapat berjalan dengan baik.
Berbagai hambatan yang mewarnai pelaksanaan politik di Indonesia dan menjadi penyebab
bagi dinamika politik yang saat ini sedang terjadi di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh
berbagai faktor hambatan yang muncul, diantaranya yakni sebagai berikut:
5
Yudi Rusfiana & Ismail Nurdin. Dinamika Politik Kontemporer. (Bandung: Alfabeta, 2017), 83-86.
6
Ibid. 88-89.
dibuktikan dari mudahnya pemerintah dalam melaksanakan berbagai kesepahaman
antar negara yang justru seringkali malah menjadi kerugian bagi negara. Sikap mental
yang kuat untuk memperjuangkan kepentingan bangsa di dalam forum internasional
saat ini masih dirasa kurang manfaatnya bagi masyarakat Indonesia.
Berikutnya, sebagian besar oknum elit politik baik dalam pemerintahan pusat, daerah
tingkat I maupun tingkat II masih banyak yang berfokus pada mengejar kekayaan
pribadi dan kekuasaan kelompok dibandingkan dengan kepentingan rakyat. Akibatnya
kepercayaan rakyat berkurang dan partisipasi masyarakat dalam pemilihan umum
juga akan berkurang, hal ini juga berdampak pada perpolitikan domestik.7
7
Ibid. 91-92.