A. Fisiologi Oksigenasi
Oksigen masuk ke saluran pernapasan melalui hidung dan mulut. Oksigen kemudian
diedarkan melalui saluran pernapasan (faring, trakea, dan bronkus) ke alveolus, yang
merupakan pundi-pundi udara yang dikelilingi pembuluh kapiler. Pembuluh kapiler
merupakan pembuluh darah kecil dengan dinding halus yang mempermudah pergantian gas.
Pergantian gas dimulai ketika oksigen yang dihirup masuk melalui dinding kapiler yang
dikelilingi alveolus dan dibawa oleh sel-sel darah yang bersirkulasi di dalam pembuluh
kapiler. Oksigen yang dibawa sel-sel darah melalui dinding kapiler diedarkan ke jantung
lalu dipompa ke seluruh tubuh melalui aorta. Aorta bercabang menjadi arteri-arteri kecil dan
bahkan arteriol yang lebih kecil, pada akhirnya menjadi pembuluh kapiler. Dinding kapiler
yang tipis membiarkan terjadinya difusi oksigen ke dalam sel-sel dalam berbagai jaringan
tubuh (Vaughans, 2013).
3. Faktor Lingkungan
Beberapa variable di lingkungan memengaruhi kemampuan seseorang untuk memenuhi
kebutuhan oksigennya. Polutan dan allergen di udara (missal serbuk sari, kabut asap, zat
kimia beracun) dan juga asap rokok sekunder dapat merusak jaringan paru-paru dan
mengarah pada dampak jangka panjang seperti kanker paru dan pulmonary. Dataran
tinggi juga dapat mengganggu oksigenasi karena terjadi penurunan jumlah oksigen di
udara.
4. Makanan
Kandungan makanan dan juga jumlah makanan yang dicerna dapat menyebabkan
masalah yang secara langsung memengaruhi oksigenasi.
5. Gaya Hidup
Bagaimana seseorang memilih cara hidupnya juga dapat berkontribusi pada gangguan
oksigenasi. Gaya hidup seperti obesitas, merokok, obat dan kecanduan alcohol.
6. Gangguan Kesehatan
Gangguan kesehatan secara langsung terkait dengan fungus pernapasan dan
kardiovaskuler dan juga dapat terkait dengan fungsi tubuh lain yang berpotensi
memengaruhi oksigenasi (Gangguan kesehatan seperti Pneumonia, penyakit arteri
koroner, COPD, COLD).
C. Pola Pernapasan Normal
2. Intervensi
a) Mengurangi atau menghilangkan respons alergik
b) Menawarkan program berhenti merokok
c) Mengelola dispnea dengan intervensi mandiri dan kolaboratif (pemosisian,
medikasi)
d) Memelihara jalan napas terbuka dengan intervensi mandiri dan kolaboratif (missal
batuk, cairan, mengatur kelembaban, pengkabutan, fisioterapi dada, drainase
postural, penyedotan, pemosisan, spirometri insentif, perawatan saluran buatan